Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

LAPORAN INVESTIGASI BIAYA PARKIR

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi

Dosen Pengampu

Rosalina, S.Kep., M.Kes Dan Gipta galih widodo S.kp,Ns,M.kep,Sp.KMB

Disusun oleh :

Alravido maruf 010115A008


Dana Dewintasary 010115A026
Fitriah 010115A044
Idia Indar Anggraeni 010115A056
Krisna Wardani 010115A065
Laras Atika 010115A067

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya yang berlimpah penulis mampu menyelesaikan laporan hasil
investigasi ini dengan judul Investigasi Biaya Parkir

Laporan investigasi yang tersusun ini adalah hasil maksimal yang dapat
penulis sajikan. Penulis mengetahui laporan investigasi ini masih jauh dari
sempurna, karena penulis menyadari bahwa penulis masih kurang
berpengetahuan dalam menyajikan laporan investigasi baik dari segi penyusunan,
pengolahan, maupun bahasa. Untuk menyempurnakan laporan ini penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dalam
penulisan laporan selanjutnya bisa lebih baik.

Dalam rangka menyusun laporan ini penulis sampaikan ucapan terima


kasih kepada pihak yang telah membantu, dengan semangat yang tinggi serta
keinginan yang keras akhirnya penulis dapat mengatasi kesulitan-kesulitan dan
terwujudlah laporan yang sederhana ini, semoga dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Amin

Ungaran, 13 Desember 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Mengutip biaya di luar atau lebih dari yang ditentukan adalah
pungutan liar (pungli). Pungli adalah salah satu bentuk penyakit kronis dan
endemis yang disebut korupsi di masyarakat kita. Disebut kronis karena
sudah menjadi penyakit menahun, sehingga seolah menjadi suatu
kewajaran. Disebut endemis karena dilakukan bukan oleh pejabat politik
maupun pemerintahan dalam skala milyaran bahkan trilyunan tapi juga
dilakukan oleh rakyat kecil termasuk tukang parkir. Korupsi melalui
pungli di tempat parkir tidak kalah dengan pungli oleh para pejabat
pemerintah maupun pejabat politik di srang-sarang korupsi. Meski hanya
dengan skala dan nominal kecil, pungli oleh rakyat kecil ini sama
menyengsarakannya dengan korupsi oleh koruptor kelas kakap.
Terdapat dualisme pemahaman parkir yang dijadikan legitimasi
oleh para tukang parkir. Di satu sisi sebagai retribusi parkir yang artinya
tukang parkir sebagai pengumpul pajak parkir pemerintah, parkir jenis ini
biasanya dipungut di jalan-jalan besar. Di sisi lain sebagai penjaga
keamanan kendaraan. Tetapi dua hal tersebut sering menjadi sumber
kecurangan. Kecurangan dalam kategori pertama diantaranya adalah:
tukang parkir mengutip ongkos lebih tinggi, menggunakan karcis bekas,
bahkan tanpa karcis sama sekali. Kecurangan dalam kategori kedua adalah
tukang parkir yang hanya mengutip uang parkir, dan tidak menjalankan
fungsi mengamankan.
2. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan laporan dan investigasi ini adalah untuk
mengetahui tindakan korupsi yang dilakukan oleh salah satu tukang parkir
yang melakukan penipuan dan pengutipan biaya parkir. Dengan metode
wawancara langsung pada narasumber dan investigasi tukang parkir.

BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI
Korupsi dari bahasa latin yaitu corruption yang berarti kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian. Korupsi adalah perilaku yang merugikan
orang lain untuk kepentingan diri sendiri.
2. BENTUK KORUPSI
a. Kerugian keuangan negara
Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada.
b. Pemerasan
Meminta atau menerima pekerjaan atau penyerahan barang, seolah-
olah merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal
tersebut bukan merupakan utang, dengan maksud menguntungkan diri
sendiri.
c. Penggelapan dalam jabatan
Menjalankan suatu tugas jabatan secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat
berharga yang disimpan karena jabatannya.
d. Perbuatan curang
Ketika menjalankan tugas, meminta atau menerima atau memotong
pembayaran.
e. Suap menyuap
Memberi atau menjanjikan sesuatu pada seseorang dengan maksud
supaya berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya.

3. INVESTIGASI BIAYA PARKIR


A. Definisi
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang
bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara
hukum dilarang untuk parkir. Setiap pengendara bermotor memliliki
kecenderungan untuk mencari tempat untuk memarkir kendaraannya
sedekat mungkin dengan tempat kegiatan atau aktifitasnya. Sehingga
tempat-tempat terjadinya suatu kegiatan misalnya seperti tempat
kawasan pariwisata diperlukan areal parkir. Pembangunan sejumlah
gedung atau tempat-tempat kegiatan umum sering kali tidak
menyediakan areal parkir yang cukup sehingga berakibat penggunaan
sebagian lebar badan jalan untuk parkir kendaraan (Warpani, 1990).
Menurut Pedoman Perencanaan dan Pengoperesian Fasilitas
Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1998 parkir adalah
keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara.
Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang
berhenti pada tempat- tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan
rambu ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan
menaikkan dan menurunkan orang atau barang. PP No.43 tahun 1993
menjelaskan definisi parkir adalah suatu keadaan dimana kendaraan
tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu atau tidak bersifat
sementara.
B. Undang Undang Peraturan Daerah (Terlampir)
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Parkir Swasta, Tempat Khusus Parkir dan Retribusi
Tempat Khusus Parkir

C. Langkah-langkah investigasi
1. Metode
a. Wawancara langsung pada narasumber
2. Waktu
- Hari : Minggu, Selasa
- Tanggal : 11, 13 Desember 2016
- Jam : 9.00 WIB, 16.00 WIB
3. Lokasi : 1.Alun-alun Kalirejo Ungaran
2.Swalayan Luwes

4. Alat investigasi : kamera, Hp, kendaraan

5. Tahapan Investigasi :

a. Persiapan
- Rencana investigasi, sebelum melaksanakan investigasi di
lapangan membutuhkan perencanaan terlebih dahulu
sehingga proses lebih terarah.
- Alat dan bahan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
- Peninjauan lokasi yang sudah ditentukan ketika membuat
rencana investigasi.
b. Pengamanan lokasi kejadian
Dalam pengamanan 2 lokasi kejadian terdapat pemantauan
cctv dan lokasi lainnya tidak terdapat pemantauan cctv
sehingga dalam pengambilan video secara diam-diam dan
terang-terangan.
c. Survey dan recognition
Survey di masing-masing tempat dan dilakukan wawancara
pada pihak yang bersangkutan.

d. Pengumpulan data
Kegiatan investigasi di lapangan dengan tujuan mendapatkan
data yang dibutuhkan sesuai dengan perencanaan yang sudah
dibuat.
e. Dokumentasi dan kejadian
Pendokumentasian dilakukan dalam bentuk pengambilan video
dan gambar.
f. Pembatasan komunikasi
Pemberian informasi mengenai hasil investigasi dibatasi hanya
untuk pihak-pihak tertentu saja.
g. Pencarian bukti
Pencarian bukti dilakukan dengan pengambilan gambar dan
video sehingga bukti tidak mudah hilang.
h. Pemeliharaan
Bukti dan hasil investigasi akan disimpan didalam dokumen
dan tempat yang aman.
i. Pemeriksaan
Pengecekan kembali hasil investigasi dan data yang sudah
diperoleh apakah sudah seuai dengan perencanaan
j. Analisis
Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan diberbagai
tempat, Kecurangan dilakukan bukan sepenuhnya kesalahan
petugas parkir tapi dari manajemen kantor masing-masing.
Kecurangan parkir juga dilakukan oleh pekerjanya sendiri
yang dimana pelayanan tersebut tidak bernaung dalam sebuah
instansi atau yang disebut parkir liar.
1. Parkir yang tidak bernaung dalam sebuah instansi
UUD 1945 nomer 2 tahun 2004 seri C dalam BAB
V tentang pelayanan pasal 5 bahwa penyelenggara parkir
menyediakan fasilitas parkir berupa karcis parkir, tetapi
hasil investigasi menampilkan bahwa pelayanan parkir
yang diberikan tanpa adanya karcis/bukti parkir.
Berdasarkan UUD 1945 nomer 2 tahun 2004 seri C
dalam BAB X tentang struktur dan besarnya tarif retribusi
pasal 14 bahwa kendaraan bermotor roda dua Rp 500.00,
tetapi hasil investigasi menampilkan bahwa biaya parkir
yang di terapkan mencapai Rp 2000,00 untuk kendaraan
roda dua.
2. Parkir yang bernaung di instansi
Penerapan tarif parkir bagi yang bernaung di
instansi juga terlibat dalam kecurangan biaya dimana tarif
parkir yang di dapatkan dari hasil investigasi mengatakan
bahwa biaya parkir yang diterapkan mencapai 2000.00 per
motor roda dua, tetapi UUD nomer 2 tahun 2004 seri C
dalam BAB X tentang struktur dan besarnya tarif retribusi
pasal 14 bahwa tarif parkir roda dua 500,00.
Untuk penggunaan karcis parkir perusahan telah
menggunakannya sesuai dengan UUD yang telah ada.
k. Penyajian
Penyajian hasil investigasi akan dipresentasikan di kelas.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari hasil investigasi yang dilakukan terdapat beberapa bukti
bahwa kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan belum
dijalankan sepenuhnya, bahkan terungkap bahwa penyelewengan terhadap
undang-undang semakin banyak dan belum ada tindak lanjut dari pihak
yang berwajib.

2. SARAN
Seharusnya pemerintah menegakkan peraturan perpakiran yang
sudah ditetapkan dan dengan tegas memberlakukan sanksi bagi setiap
pelanggaran. Maraknya pungli perpakiran patut ditengarai adanya
pembiaran oleh pemerintah daerah baik melalui sistematika birokasi
maupun lasan kekurangan sumberdaya penegak aturan atau karena alasan
membiarkan orang mencari nafkah. Pada dasarnya permasalahan ini perlu
para pemangku kepentingan menjunjung tinggi peraturan perpakiran yang
sudah disepakati.
LAMPIRAN
BUKTI KARCIS

Anda mungkin juga menyukai