DISUSUN OLEH:
1. Theny Tirta
2. Arrijalu Bahrul Huda
3. Arfian ditya setya permana
4. Kunti Hanifah Fitrianingrum
5. Theky Desi Indriastuti
6. Rika siti fatmawati
7. Dian Fatmasari
Puji kami syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt., yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada kita semua sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktunya. Tugas ini kami buat
untuk melatih kami agar dapat membuat makalah yang baik dan benar. Karena
hasil yang memuaskan membutuhkan kerja keras dan bersungguh-sungguh. Kami
sadar apabila di dalam maklah ini masih banyak kesalahan penulisan dan tanda
baca yang jauh dari harapan dosen pembimbing. Namun sebagai awal
pembelajaran dan penambah semangat belajar tidak ada salahnya jika kami
mengucapkan rasa syukur dan hamdalah.
Terima kasih kepada dosen telah mempercayai kami untuk mengerjakan tugas
ini. Kesalahan yang ada di dalam makalah ini bukanlah disengaja namun karena
kekhilafan, kelupaan dan kurang ketelitian kami dalam mengerjakannya. Kami
telah berusaha dan semaksimal mungkin untuk memberikan makalah ini
selengkap-lengkapnya. Kami telah berusaha dan semaksimal mungkin untuk
memberikan makalah ini selengkap -lengkapnya dan sebaik-baiknya. Saya harap
dosen dan teman-teman dapat menerima makalah dari kami ini.. Demikian, saya
harap makalah ini berguna untuk dapat menambah ilmu dan referensi teman-
teman sekalian.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi pada masa reformasi jauh lebih menyebar, massif dan kasusnya
sangat banyak. Sedangkan korupsi pada masa Orde Baru lebih terkendali
karena korupsi menjadi bagian dari korupsi Soeharto. Sentralisasi ini
menjadikan teori korupsi waralaba. Sedangkan desentrali sasi, setiap orang
memanfaatkan waktu dan jabatan untuk mengeruk keuntungan sebanyak-
banyaknya. Hal ini terjadi di tingkatan pusat dan daerah di semua lembaga
tinggi negara.4 Sekiranya dikaitkan dengan pergeseran pemaknaan tindak
pidana korupsi dari kejahatan biasa menjadi kejahatan luar biasa.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian korupsi
Pada dasarnya tidak ada definisi tunggal tentang korupsi. Korupsi bisa
berarti menggunakan jabatan untuk keuntungan pribadi. Jabatan adalah
kedudukan kepercayaan. Korupsi bisa berarti memungut uang bagi layanan yang
sudah seharusnya diberikan, atau menggunakan wewenang untuk mencapai tujuan
yang tidak sah
Menurut Kamus Oxford, korupsi adalah perilaku tidak jujur atau ilegal,
terutama dilakukan orang yang berwenang. Arti lain korupsi adalah tindakan atau
efek dari membuat seseorang berubah dari standar perilaku moral menjadi tidak
bermoral.
Korupsi juga diartikan sebagai tindakan setiap orang yang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi. Juga
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara.
2. Penyebab Korupsi
d) Teori Willingness and Opportunity Menurut teori ini korupsi bisa terjadi
bila ada kesempatan akibat kelemahan sistem atau kurangnya pengawasan dan
keinginan yang didorong karena kebutuhan atau keserakahan.
e) Teori Cost Benefit Model Teori ini menyatakan bahwa korupsi terjadi jika
manfaat korupsi yang didapat atau dirasakan lebih besar dari biaya atau risikonya.
4. PenjualanTanahKasDesa(Bengkok)16.
5. Penyewaan Tanah Kas Desa (TKD) yang bukan haknya, misalnya, TKD
untuk perumahan.
Menurut Gunnar Myrdal menjelaskan bahwa daya rusak korupsi sebagai berikut:
Buku
Klitgaard Robert, et.al, Corrupt Cities: Apractical Guide to Cure and Prevention,
Oakland, California: Institute for Contemporary Studies and World Bank Institute,
2000.