Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wajib Pancasila
Dosen Pengampu : DR. Nove Hidajati, M.Kes.drh

Oleh :

052011133001 Dhea Anggraini


052011133002 Savina Nida Nursabila Sukma
052011133004 Fatia Hilyatunnisa
052011133009 Amanda Amelia Istiqomatullaily
052011133013 Mawar Ayu Setyo Ningrum
052011133025 Syabrina Jihan Nazihah
052011133048 Devy Andarini
052011133055 Umi Lailatul Nur Fadillah
052011133056 Fandistria Fauqo Nuril Al Youfin

KELAS A
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020

i
ii
Kata Pengantar

Pujisyukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu pengetahuan” dengan baik dan tepat waktu ditengah kondisi pandemi
ini. Tanpa pertolongan-Nya, kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana
mestinya. Segala pengetahuan dan rejeki yang Ia berikan membuat kami dapat mencapai
ketitik ini walaupun berada di daerah dengan jarak yang jauh. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada orang tua kami yang selalu mendukung kami dan saudara hingga teman-
teman kami yang membantu kami disaat kami kesulitan. Serta peran dari dosen kami Bu Dr.
Nove Hidajati, M.Kes. Drh. yang memberikan kamimodul hingga isi dari makalah ini dapat
terselesaikan sebagaimana kami harapkan.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi
pengetahuan dasar atau menambah wawasan bagi yang memanfaatkannya. Tidak lupa bahwa
kami hanya manusia biasa yang selalu melakukan kesalahan sehingga kami sangat terbuka
kepada pembaca untuk meberikan saran, kritik, dan usulan agar dapat memperbaiki atau
menambah isi makalah ini menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Kami minta maaf
sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang termuat dalam makalah ini.

Kami harap pembaca dapat mengerti isi dari makalah ini dan dapat memahami hingga
dapat bermanfaat bagi pembaca sendiri. Kami harap makalah ini tidak hanya sebatas apa
yang disampaikan tetapi dapat menjadi wawasan dan membuka pikiran kepada para pembaca
mengenai topik yang dibahas. Sebelumnya sekali lagi kami mohon maaf sebesar-besarnya
atas segala kesalahan kata yang kurang berkenan atau penggunaan kata ganti yang tidak
sesuai sehingga membuat pembaca kebingungan. Kami harap pembaca puas dengan makalah
ini dan dapat menikmati hingga menjadi wawasan tersendiri.

Sekian dari kami, Terima Kasih.

Surabaya, 27 September 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1.Esensi Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu.......................................3
2.2 Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan....................5
2.3 Nilai - Nilai Pancasila dalam Sistem Pendidikan Indonesia..............................8
2.4 Perilaku Generasi 4.0 Terhadap Pancasila Sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu..........................................................................................10
BAB III PENUTUP....................................................................................................12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................12
3.2 Saran.................................................................................................................12
Daftar Pustaka...........................................................................................................13

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila adalah dasar negara dan pondasi bangsa negara Indonesia.Pancasila
diharapkan dapat menjadi karakter dan ciri khas bangsa Indonesia yang mengakar
pada masyarakatnya.Pancasila merupakan nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh
masyakarat Indonesia terutama implementasinya hingga segala sistem pemerintahan
harus berlandaskan pancasila.

Ilmu pengetahuan adalah usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan


dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring perkembangan zaman
sehingga tidak menutup kemungkinan hal ini akan berpengaruh terhadap bidang yang
melingkupinya. Ilmu pengetahuan merupakan dasar intelektual manusia dalam
mengembangkan hal baru. Hal baru yang muncul dan menjadi suatu dasar yang baru
akan menjadi ilmu pengetahuan. Seiring dengan perkembangan ini dapat
mengakibatan pengikisan karakter dari bangsa maupun manusia itu sendiri. Segala
bentuk keingintahuan manusia terhadap ilmu baru dapat berakibat pada penurunan
moral dan pengabaian terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan
tuhan. Sehingga hal ini diperlukan batasan dalam implementasinya.

Pancasila menjadi dasar negara dan rambu normatif bangsa menjadikannya


juga sebagai dasar dan rambu normati perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak menutup
kemungkinan mengikis karakter bangsa yang bersifat kebaratan dan ingin bebas tanpa
diatur hukum yang mendasarinya. Maka dari itu bangsa indonesia sendiri menjadikan
pancasila sebagai dasar ilmu pengetahuan yang mana implementasinya harus
diterapakn dan menjadi dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Pancasila
sebagai aturan yang perlu dipenuhi dalam perkembangan iptek agar dapat menjaga
hakikat manusia sebagai makhluk ketuhanan.

Esensi pancasila sangat jelas sekali dikehidupan bernegara bangsa Indonesia


namun bagaimana adengan ilmu pengetahuan sendiri? Apakah hal ini akan tetap
terjamin esensinya atau bahkan hal ini hanay semata pendapat yang diutarakan hanya
karan pancasila sebagai dasar negara? Maka dari itu kita akan mengetahui hal ini pada
makalah ini.

1
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam topik ini adalah :
1) Bagaimana esensi pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu?
2) Apakah pancasila dapat menjadi esensi pengembangan ilmu di masa yang akan
datang?
3) Bagaimana sistem pendidikan Indonesia dalam pengembangan ilmu dengan
hakikat pancasila yang mendasarinya?
4) Bagaimana perilaku generasi 4.0 terhadap pancasila sebagai dasar pengembangan
ilmu?

1.3 Tujuan
Tujuan yang didapat dari rumusan masalah diatas adalah :
1) Mengetahui esensi pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu.
2) Mengetahui esensi pancasila dalam perkembangan ilmu di masa mendatang.
3) Mengetahui sistem pendidikan Indonesia dalam pengembangan ilmu dengan
hakikat pancasila yang mendasarinya.
4) Mengetahui implementasi pancasila sesuai dengan hakikat pancasila.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Esensi Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu


Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu
pada beberapa jenis pemahaman.Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.Kedua, bahwa setiap iptek yang
dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-198nilai Pancasila sebagai faktor
internal pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga,bahwa nilai-nilai Pancasila berperan
sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu
mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa
Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan
ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi
ilmu (mempribumian ilmu).Keempat pengertian Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu sebagaimana dikemukakan di atas mengandung konsekuensi
yang berbeda-beda.Pengertian pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri
berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan adaptasi
dengan nilai-nilai Pancasila.Pengertian kedua bahwa setiap iptek yang dikembangkan
di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal
mengandaikan bahwa sejak awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-
nilai Pancasila. Namun,keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam posisi tarik ulur,
artinya ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk
dilibatkan. Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu
normatif bagi pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang
harus disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak
ada jaminan bahwa aturan main itu akan terus ditaati dalam perjalanan pengembangan
iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus berkembang, aturan main seharusnya terus
mengawal dan membayangi agar tidak terjadi kesenjangan antara pengembangan
iptek dan aturan main. Pengertian keempat yang menempatkan bahwa setiap
pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri
sebagai proses indegenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya

3
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu yang
berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan
pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-nilai Pancasila
selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang diambil.
Dalam Dikti 2006, Prof. Wahyudi Sediawan mengemukakan hakikat pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan iptek dikemukakan dalam Simposium dan
sarasehan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa,
sebagai berikut:
a. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan kesadaran bahwa manusia
hidup di dunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan menentukan
kehidupannya yang abadi di akhirat nanti. Salah satu ujiannya adalah manusia
diperintahkan melakukan perbuatan untuk kebaikan, bukan untuk membuat
kerusakan di bumi. Tuntunan sikap pada kode etik ilmiah dan keinsinyuran,
seperti: menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat;
berperilaku terhormat, bertanggung jawab, etis dan taat aturan untuk
meningkatkan kehormatan, reputasi dan kemanfaatan professional, dan lain-lain,
adalah suatu manifestasi perbuatan untuk kebaikan tersebut. Ilmuwan yang
mengamalkan kompetensi teknik yang dimiliki dengan baik sesuai dengan
tuntunan sikap tersebut berarti mensyukuri anugerah Tuhan.
b. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan arahan, baik
bersifat universal maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia.
Asas kemanusiaan atau humanisme menghendaki agar perlakuan terhadap
manusia harus sesuai dengankodratnya sebagai manusia, yaitu memiliki
keinginan, seperti kecukupan materi, bersosialisasi, eksistensinya dihargai,
mengeluarkan pendapat, berperan nyata dalam lingkungannya, bekerja sesuai
kemampuannya yang tertinggi. Hakikat kodrat manusia yang bersifat mono-
pluralis, sebagaimana dikemukakan Notonagoro, yaitu terdiri atas jiwa dan raga
(susunan kodrat), makhluk individu dan sosial (sifat kodrat), dan makhluk Tuhan
dan otonom (kedudukan kodrat) memerlukan keseimbangan agar dapat
menyempurnakan kualitas kemanusiaannya.
c. Sila ketiga, Persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi kelangsungan
Negara Kesatauan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, ilmuwan dan ahli
teknik Indonesia perlu menjunjung tinggi asas Persatuan Indonesia ini dalam
tugas-tugas profesionalnya. Kerja sama yang sinergis antar individu dengan
4
kelebihan dan kekurangannya masing-masing akan menghasilkan produktivitas
yang lebih tinggi daripada penjumlahan produktivitas individunya. Suatu
pekerjaan atau tugas yang dikerjakan bersama dengan semangat nasionalisme
yang tinggi dapat menghasilkan produktivitas yang lebih optimal.
d. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan memberikan arahan asa kerakyatan, yang
mengandung arti bahwa pembentukan negara republik Indonesia ini adalah oleh
dan untuk semua rakyat Indonesia. Setiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama terhadap negara. Demikian pula halnya dengan ilmuwan
dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi sebasar-besarnyasesuai kemampuan
untuk kemajuan negara. Sila keempat ini juga memberi arahan dalam manajemen
keputusan, baik pada tingkat nasional, regional maupun lingkup yang lebih
sempit. Semangat musyawarah akan mendatangkan hasil yang lebih baik karena
dapat melibatkan semua pihak dengan penuh kerelaan.
e. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan arahan
agar selalu diusahakan tidak terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di antara
bangsa Indonesia. Ilmuwan dan ahli teknik yang mengelola industri perlu selalu
mengembangkan sistem yang memajukan perusahaan, sekaligus menjamin
kesejahteraan karyawan. Selama ini, pengelolaan industri lebih berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi, dalam arti keuntungan perusahaan sehingga cenderung
mengabaikan kesejahteraan karyawan dan kelestarian lingkungan. Situasi timpang
ini disebabkan oleh pola kerja yang hanya mementingkan kemajuan perusahaan.
Pada akhirnya, pola tersebut dapat menjadi pemicu aksi protes yang justru
merugikan pihak perusahaan itu sendiri.

2.2 Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan


Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini mencapai
kemajuan pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa.
Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya
iptek selalu berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada
gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak
dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-
nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat
manusia.
5
Kuntowijoyo dalam konteks pengembangan ilmu menenerangkan bahwa
kebanyakan orang sering mencampuradukkan antara kebenaran dan kemajuan
sehingga pandangan seseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang
dilihatnya. Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative
(tidak bertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke waktu.
Adapun kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan itu selalu
berkembang dari waktu ke waktu. Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam
kategori non-cumulative, sedangkan fisika, teknologi, kedokteran termasuk dalam
kategori cumulative (Kuntowijoyo, 2006: 4). Oleh karena itu, relasi iptek dan budaya
merupakan persoalan yang seringkali mengundang perdebatan. Pada hakikatnya
perkembangan iptek sangat sulit direlasikan dengan nilai agama dan budaya karena
menurut para ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukum-hukum sendiri
yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Perkembangan iptek
sendiri akan selalu meningkat seiring dengan perkembangan zaman namun hal ini
tidak memungkinkan kalau perkembangan ilmu perlu dibatasi dengan rambu
normatif agar esistensi manusia sebagai manusia yang berketuhanan dan kemanusiaan
tidak lepas dan lenyap seiring perkembangan zaman. Dalam perkembangannya,
rambu normatif ini akan menjaga pandangan masyarakat terhadap kebenaran dengan
perkembangan dan kemajuan. Perkembangan atau kemajuan ini menjadi perhatian
untuk bangsa agar menjaga pandangan atau kebenaran yang dianut masyarakat yang
dapat berubah dan diartikan tidak sesuai dengan karakter atau fakta sesungguhnya.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan karakter dari bangsa Indonesia
menjadikannyasuatu landasan dasar dalam pengambilan keputusan dan
keberlangsungan bangsa terutama perkembangan ilmu pengetahuan. Hakikatnya
eksistensi perkembangan zaman mulai menggeser nilai kebudayaan dan karakteristik
suatu bangsa yang telah berkembang dari zaman nenek moyang. Perkembangan ini
mengakibatkan perubahan pola pikir masyarakat yang dapat menyebabkan perubahan
prilaku dan pola pikir masyarakat yang jauh dari eksistensi nilai atau karakteristik
suatu bangsa apabila tidak terdapat rambu yang membatasinya. Hal terburuk yang
terjadi adalah penyimpangan kebenaran akibat perkembangan seperti kebenaran akan
agama, filsafat, hingga kesenian.
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu atau nilai pengembang ilmu telah
tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang mana tertuang dalam
alenia ke 4 yang berbunyi. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
6
Pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,dan seterusnya. Eksistensi ini telah ada
dari zaman dahulu namun penerapannya masih tidak terlalu esensi atau mendasar.
Perkembangan zaman tidak dapat dipungkiri karena akan selalu ada tanpa kita
sadari hingga hal ini dapat memungkinkan terjadinya pergeseran nilai atau perubahan
karakteristik akibat globalisasi. Hal ini telah di antisipasikan sehingga perlunya
landasan suatu negara untuk dapat mempertahankan nilai bangsanya. Indonesia
sendiri menjadikan pancasila sebagai landasan dasar dalam pengembangan ilmu untuk
dapat mempertahankan harkat dan martabat sebagai manusia yang berkemanusiaa dan
berketuhanan serta menjaga persatuan dan kesatuan dengan landasan
kemusyawarahan.
Hingga saat ini eksistensi pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
masih dipertanyakan. Apakah pancasila sebagai rambu normatif dapat bertahan
kedepannya? Apakah pancasila dapat mempertahankan aksistensinya di masa depan
dan berkembang sesuai dengan tuntutan global? Hal ini dapat kita ketahui dengan
melihat perilaku masyarakat atas perkembangan iptek yang berkembang ditengah
masyarakat terutama masyarakat Indonesia. Terdapat suatu kasus yang mana akan
didirikan suatu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di semenanjung muria namun hal
ini tidak sementah-mentah diterima oleh masyarakat. Karena terdapat alasan yang
mana masyarakat tidak ingin merasa resah dan khawatir akan kebocoran tenaga nuklir
yang pernah terjadi di Chernobyl Rusia yang berakibat dampak besar hingga kini
masih dirasakan akan radiasinya yang berbahaya bagi umat manusia. Dari kasus
tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat masih memiliki akal dan pikiran untuk
tidak mentah-mentah dalam menerima perkembangan ilmu sehingga boleh jadi
pancasiladapat menjadi landasan dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Pancasila memiliki 5 nilai dasar yang mana tiap nilai dijadikan dasar dalam
perkembangan ilmu dan esensinya tetap dan akan sangat melindungi masyarakat di
masa yang akan datang. Bagaiman hal ini terjadi? Melihat akan kejadian akibat
perkembangan ilmu yang tengah meluas di seluruh dunia mengakibatkan objek yang
7
digunakan juga dapat berupa manusia. Suatu percobaan atau subjek perkembangan
terhadap manusia dalam penelitian boleh jadi akan lebih luas cakupannya yang dapat
melanggar norma atau martabat manusia sebagai manusia yang sangat mulia. Namun,
dengan pancasila para peneliti diberikan batasan sehingga hal ini tidak jauh dan
sampai melukai martabat manusia seperti yang terdapat pada sila pancasila sila ke 2
dan patuh akan sila ke 1 yang mana menghargai diri sebagai makhluk mulia yang
diciptakan Tuhan yang Maha Esa. Maka dari itu karena hal ini esistensi pancasila
tetap terjaga sehingga tidak perlu diragukan bahwa pancasila akan selalu menjadi
batasan dan penilaian dalam perkembangan ilmu perngetahuan. Agar nilai pancasila
ini selalu tertanam perlunya setiap pengetahuan dan ilmu diiringi dengan nilai
pancasila atau etika yang baik sehingga dalam perkembangan ilmu ada batasan yang
perlu diperhatikan. Walaupun menjadi batasan para ilmuan namun hal ini sangat
penting dalam menjaga harkat dan martabat manusia dan menghargai setiap aspek
kehidupan yang lebih baik untuk menjaga anugrah dari sang pencipta. Perlunya
penanaman nilai moral dan karakter kapada generasi dan memberikan eksistensi dan
pengarahan kepada mereka mengenai pancasila sebagai landasan kehidupan.
Sehingga dalam perkembangan ilmu tidak sementah-mentah diterima dimasa yang
akan datang dan eksistensi alam akan terus terjaga dan dapat dirasakan generasi
berikutnya.
Jadi, intinya dalam perkembangan ilmu perlu penilaian atau dasar yang
mengirinya agar dapat mempertahankan nilai budaya dan karakteristik seperti
pancasila. Jika hal ini dapat terjaga, nilai tersebut akan mengakar dan tertanam hingg
generasi selanjurnya sehingga pancasila akan tetap terjaga dimasa yang akan datang
beriringan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penanaman dari
kehidupan sehari-hari, pengajaran di sekolah, hingga penerapan kepemerintahan dan
kebiasaan hidup bernegara dengan berdasarkan pancasila dapat menjadi akar yang
terus tumbuh dan melekat pada diri suatu individu. Ini yang menjadikan eksistensi
pancasila selalu ada dimasa yang akan datang.

2.3 Nilai - Nilai Pancasila dalam Sistem Pendidikan Indonesia

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem PendidikanNasional,


bahwa pendidikan adalahusaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar
danproses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

8
potensidirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian
diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukandirinya,
masyarakat, bangsa dannegara. Pendidikan nasional adalahpendidikan yang
berdasarkan Pancasiladan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun
1945yang berakar pada nilai-nilai agama,kebudayaan nasional Indonesia dantanggap
terhadap tuntutan perubahanzaman. Sistem pendidikan nasional adalahkeseluruhan
komponen pendidikanyang saling terkait secara terpadu untukmencapai tujuan
pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuandan membentuk watak serta
peradabanbangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa,
sesuaidengan amanat pembukaan UUD 1945,yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Di Indonesia, pendidikan nasionaldapat diartikan sebagai pendidikan yang


diselenggarakan bagi bangsa Indonesia.Oleh karena itu, pendidikan di Indonesiaharus
didasarkan pada Pancasila sebagaikepribadian bangsa.Pendidikan nasional
pun harus mengacu dan berakar padabudaya bangsa yang berdasarkanPancasila
sebagai falsafah dan UUD 1945sebagai konsititusi. Pendidikan nasionalyang
berlandaskan Pancasila bertujuanuntuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia,
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, disiplin, kerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan
terampil, serta sehat jasmani dan rohani.

Beberapa prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional berlandaskan pancasila


meliputi :

1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak


diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural dan kemajemukan bangsa.
2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem
terbuka dan multimakna.
3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan dan membangun
kemauan, serta mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.

9
5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis
dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
6. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
msayarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
layanan pendidikan.

Dengan menempatkan Pancasila sebagai landasan dalam penyelenggaraan


sistem pendidikan nasional, berarti bangsa Indonesia telah mencanangkan pendidikan
dengan memberikan label sebagai kepribadian bangsa, yakni Pancasila.Meskipun
demikian pendidikan nasional yang bernuansa Pancasila mestinya tidak hanya
terdapat dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).Seluruh mata
pelajaran yang ada dalam setiap jenjang pendidikan seharusnya memuat nilai-nilai
yang menghadapkan peserta didik terhadap pengamalan Pancasila.Hal tersebut
dilakukan dengan memasukkan kriteria sikap yang harus diwujudkan siswa dalam
setiap pembelajaran.Perencanaan pembelajaran dikemas dengan kolaborasi antara
kegiatan pembelajaran dengan sikap-sikap luhur Pancasila.Setiap pengajar
berkewajiban mengontrol pelaksanaan dan pencapaian sikap individu belajar sebagai
generasi bangsa yang berlandaskan Pancasila.

Pancasila sebagai ingredient pembangunan watak dan peradaban Indonesia


yang bermartabat dalam konteks pluralitas Indonesia. Maka, dengan tegaknya
Pancasila dalam pendidikan nasional akan membuka rahim generasi bangsa yang kuat
sebagai upaya pembentukan warga negara yang baik dan cerdas menuju masyarakat
madani yang demokratis. Selain itu, sebagai usaha untuk mengembalikan nilai-nilai
luhur bangsa yang terdapat dalam pancasila yang mulai tergerus oleh perkembangan
zaman.

2.4 Perilaku Generasi 4.0 Terhadap Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

Generasi milenial yang saat ini berumur antara 18-36 tahun, merupakan
generasi di usia produktif. Generasi yang akan memainkan perananan penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Generasi ini memiliki kreativitas sangat
tinggi ,percaya diri serta terkoneksi antara satu dengan lainnya. Namun karena telah
berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi generasi ini cenderung menginginkan
sesuatu yang serba instan dan sangat gampang di pengaruhi.Dampak dari
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yaitu dapat memberikan

10
kemampuan generalisasi pada budaya Indonesia.Dengan adanya perkembanagn ilmu
pengetahuan di bidang teknologi generasi sekarang banyak yang tidak bisa menyaring
informasi atau budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai- nilai pancasila.Generasi
milenial tidak seharusnya melupakan nilai- nilai pancasila di tengah perkembangan
ilmu pengetahuan khusunya di bidang teknologi, karena jika itu terjadi maka generasi
sekarang bisa jadi melakukan penyimpangan sosial yang tidak sesuai dengan nilai
nilai yang terkandung di dalam pancasila. Generasi sekarang yang tidak peduli akan
hal itu, akibatnya banyak pemuda tidak tahu apa itu pendidikan pancasila, apa
gunanya belajar pancasila dan untuk apa pancasila di jadikan sebagai dasar ilmu
pengetahuan. Contoh penyimpangan sosial yang tidak sesuai dengan pancasila terjadi
akibat perkembangan ilmu di bidang IPTEK yaitu mengakses secara illegal account
jejaring sosial milik orang lain kemudian menyebarkan pemberitaan tidak baik tanpa
diketahui oleh sang pemilik account. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap
perilaku dan aktivitas di kehidupan nyata. Akibatnya dapat mencemarkan nama baik
seseorang atau bahkan menimbulkan perpecahan serta perselisihan.  Fenomena lain
yang terjadi yaitu masalah informasi komunikasi yang berisi tentang pornografi dan
pornoaksi. Di sisi lain perkembangan IPTEK juga diterima dan di manfaatkan dengan
baik oleh generasi sekarang contohnya mencari referensi untuk mengerjakan tugas
kuliah, melakukan kuliah online, berkomunikasi dengan saudara jauh, melakukan
bisnis online dan lain sebagainya.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu sangat diperlukan ditengah


perkembangan ini.Esensi pancasila perlu diterapkan untuk menjaga pola pikir dan
perilaku manusia ditengah perkembangan yang semakin berkembang.Pancasila yang
memiliki 5 sila menjadikannya sebagai rambu normatif yang mana dalam
perkembangan perlu menanamkan nilai tersebut hingga keakarnya sebagai
dasar.Perkembangan yang tidak dilandasi suatu dasar dapat mengakibatkan
pengikisan terhadap karakter dan budaya sendiri.Sehingga pancasila dijadikan dasar
atau pondasi bangsa Indonesia untuk mengatur hal ini.Pancasila diharapkan dapat
menjadi batasan para ilmuan untuk dapat menghargai kodrat manusia, menjaga
kemanusiaan, persatuaan bangsa, kemusyawarahan dan keadilan sosial seperti yang
dicantumkan dalam sila pancasila.Sistem pendidikan sebagai modal awal
pembentukan karakter anak bangsa sangat diperlukan untuk mengajarkan 5 sila
sebagai karakter dan ciri khas bangsa.Pendidikan yang berlandaskan pancasila
merupakan tujuan bangsa untuk membentuk sikap berdasarkan karakter yang
berkembang dari zaman nenek moyang.Implementasi telah diterapkan membuat
masyarakat tidak semenatah-mentahnya menerima perkembangan zaman.Hingga
sekarang pancasila membentuk sikap masyarakat dalam menyikapi suatu masalah
atau perkembangan hingga dijadikan patokkan atau dasar pengembangan ilmu
pengetahuan.

3.2 Saran

Sebagai warga negara Indonesia hendaknya kita selalu mencintai dan


berperilaku berlandaskan Pancasila.Perkembangan budaya barat membuat kita
mengarah kepadanya dan melupakan budaya yang kita miliki sendiri.Dengan perilaku
yang berlandaskan pancasila diharapkan dapat lebih menghargai nilai yang telah
menjadi cita-cita dan karakter kita. IPTEK akan selalu berkembang hingga pemikiran
yang berubah dan perilaku yang berubah. Namun kita harus tetap menjaga nilai
budaya kita dan memperteguh pancasila sebagai batasan normati kita dalam
menghadapinya.Kita tidak bisa menghindari perkembangan ini.Hal penting yang
dapat kita lakukan ditengah perkembangan ini terkhususnya ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah selalu menanamkan nilai budaya, cinta tanah air, dan berpegang
teguh pada sila pancasila.Menghargai dan mempedomaninya dikehidupan dapat
membentengi kita dari dampak negatif akibat perkembangan zaman. Maka dari itu,
hargai dan tanamkan nilai pancasila ditengah perkembangan ilmu pengetahuan agar
dapat menjadikan kita untuk lebih rasional terhadap perkembangan yang akan terjadi.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.kompasiana.com/syafiasalma/5e9578eb97159404b630b7b4/perubahan-
sosial-teknologi-dan-generasi-milenial
2. https://www.kompasiana.com/anursari104/54f93809a3331135028b4b9f/
bagaimanakah-dampak-iptek-terhadap-perkembangan-remaja
3. Direktorat Jendral Pembelajaran dan kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi,2016,Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan
Pancasila,Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan kemahasiswaan Kementrian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi,Cet.pertama
4. http://ubaidillahalhakami.blogspot.com/2016/02/makalah-pancasilasebagai-dasar-
nilai.html
5. https://noviasd.wordpress.com/2018/07/06/pancasila-sebagai-nilai-pengembangan-
ilmu/
6. https://www.researchgate.net/publication/331555480_REAKTUALISASI_NILAI-
NILAI_PANCASILA_DALAM_SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL
7. https://www.kompa.com/skola/read/2020/01/06/210000569/sistem-pendidikan-
nasional?page=all#page2
8. https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/raudyarazak/sistem-
pendidikan-indonesia-berbasis-pancasila_54f7340aa33311d6748b4705

13

Anda mungkin juga menyukai