Anda di halaman 1dari 85

UJI AKTIVITAS ANTIKOLESTROL EKSTRAK DAUN DUKU (Lansium

domesticum Corr) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus L.)

SKRIPSI

OLEH:

BUNGA ANASTACIA VALEN


NIM 193001020015

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2023

i
UJI AKTIVITAS ANTIKOLESTROL EKSTRAK DAUN DUKU (Lansium
domesticum Corr) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus L.)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Farmasi

OLEH:

BUNGA ANASTACIA VALEN


NIM 193001020015

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2023
LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI

i
Judul : Uji Aktivitas Antikolesterol Ekstrak Daun Duku (Lansium

domesticum Corr)

Penyusun : Bunga Anastacia Valen

Nim : 193001020015

Pembimbing : Amraini Amelia, S.Farm., M.Farm

Program Studi : S1 Farmasi

Fakultas : Kesehatan dan Farmasi

Menyetujui
Pembimbing

(Amraini Amelia, S.Farm., M.Farm)


NIDN: 1006089602

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 Farmasi

Universitas Adiwangsa Jambi

Apt. Septa Pratama, S.Farm., M.Sc.TH


NIDN: 1022109102

ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Bunga Anastacia Valen

Nomor Induk Mahasiswa : 193001020015

Program Studi : S1 Farmasi

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Dinyatakan lulus setelah mempertahankan proposal

skripsi dihadapan Tim Penguji Program S1 Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Adiwangsa Jambi

UJI AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK DAUN DUKU (Lansium

domesticum Corr) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (Mus muscculus L.)

Jambi, 02 februari 2023

Disahkan oleh:

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Penguji I : Amraini Amelia, S.Farm., M.Farm 1. ...................

2. Penguji I I : Apt. Septa Pratama, S.Farm., M.Sc.TH 2. ....................

3. Penguji III : Chindiana Khutami, S.Farm., M.Farm 3. ....................

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Skripsi saya dengan judul “ Uji Aktivitas Antikolesterol Ekstrak Daun
Duku (Lansium domesticum corr) terhadap mencit putih jantan Mus
Muscullus L” adalah asli karya saya sendiri;
2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan peneliian saya sendiri tanpa
bantuan pihak lain, kecuali pembimbing;
3. Di dalam skripsi ini, tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah dengan menyebutkan
pengarang dan dicantumkan pada kepustakaan;
4. Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila terdapat
penyimpangan di dalam penyataan ini, saya bersedia menerima sanksi
akademik serta sanksi lainnya sesuai norma dan ketentuan hokum yang
berlaku.

Jambi, 15 September 2023


Yang membuat pernyataan

Materai
Rp. 10.000

Bunga Anastacia Valen


Nim. 193001020015

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Adiwangsa Jambi, saya yang


bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Bunga Anastacia Valen

Nim : 193001020015

Program studi : S1 Farmasi

Fakultas : Ilmu Kesehatan dan Farmasi

Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalty Nonekslusif (Non-
excluxive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Uji Aktivitas Antikolesterol Ekstrak Daun Duku (Lansium
domesticum Corr) Terhadap Mencit Putih Jantan (Mus
muscullus)” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak
Bebas Royalty Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right) ini
Universitas Adiwangsa Jambi berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap
mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Jambi


Pada tanggal: 15 September 2023
Yang menyatakan

Bunga Anastacia Valen

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Bunga Anastacia Valen

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 14 Februari 2002

Agama : Islam

Anak Ke : 2 (dua) dari 3 Bersaudara

Orang Tua

Ayah : Alm H. Mahyudin

Ibu : Leni Mastura

Alamat : Jl F.silaen RT. 08 Kel. Kebun Handil Kec. Jelutung

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2006-2007 : Tk. Pertiwi III Kota Jambi

2. Tahun 2007-2013 : SD Negeri 28 Kota Jambi

3. Tahun 2013-2016 : SMP PGRI 4 Kota Jambi

4. Tahun 2016-2019 : SMKF Fania Salsabila

5. Tahun 2019-2023 : Universitas Adiwangsa Jambi.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi ini yang berjudul UJI AKTIVITAS

ANTIKOLESTEROL EKSTRAK DAUN DUKU (Lansium

domesticum Corr) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (Mus

musculus L.). Shalawat beserta salam tidak lupa kita kirimkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk

untuk keselamatan umat di dunia dan akhirat. Dalam penyusunan

proposal skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis

sampaikan kepada:

1. Bapak Seno Aji, Spd., M.Eng., Prac selaku Rektor Universitas

Adiwangsa Jambi.

2. Ibu Subang Aini Nasution, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi.

3. Bapak Apt. Septa Pratama, S.Farm., M.Sc.TH selaku Ketua

Program Studi S1 Farmasi Universitas Adiwangsa Jambi.

4. Ibu Amraini Amelia, S.Farm., M.Farm sebagai dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, kritik dan

sarannya sampai proposal ini selesai.

5. Bapak/Ibu dosen pengajar beserta staf di Universitas Adiwangsa

Jambi yang telah memberikan ilmu kepada Penulis selama

vii
perkuliahan.

6. Orang Tua dan Keluarga penulis yang tak henti-hentinya

memberikan motivasi serta bantuan moril dan materil kepada

penulis.

7. Yulia Astuti dan Rahma Maulidya merupakan teman

seperjuangan yang tulus ikhlas berjuang bersama, mendukung,

dan saling membantu dalam menyelesaikan skripsi.

8. Riadil dan Putri Cahyani Pelita yang slalu memberikan

masukkan, semangat dan motivasi selama penyusunan skripsi.

9. Ayatullah Qomaini merupakan teman baru yang tak henti-

hentinya selalu mendengarkan keluh kesah, menghibur dan

memberikan semangat selama proses penelitian dan penyusunan

skripsi.

10. Novia Riskayanti dan Wanti Safitri yang slalu siap siaga setiap

saya membutuhkan bantuan

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih belum

sempurna, karena itu melalui kesempatan ini penulis mengharapakan

kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Amin.

Jambi,15 September 2023

Penulis

viii
ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................i
LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI..........................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................xiii
ABSTRAK..........................................................................................xiiv
ABSTRACT.........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................4
1.5 Hipotesis........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................5
2.1. Kolestrol........................................................................................5
2.1.1 Penggolongan Obat Antikolesterol...........................................5
2.2 Tanaman Duku...............................................................................5
2.2.1 Klasifikasi duku........................................................................7
2.2.2 Nama Daerah............................................................................8
2.2.3 Sinonim.....................................................................................8
2.2.4 Deskripsi Tanaman Duku.........................................................9
2.2.5 Manfaat Tanaman Duku.........................................................10
2.3 Mencit (Mus Musculus L.)............................................................10
2.3.1 Klasifikasi Mencit..................................................................11
2.3.2 Deskripsi Mencit....................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................13
3.1 Jenis Penelitian............................................................................13
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................13
3.3 Alat dan Bahan............................................................................13
3.3.1 Alat........................................................................................13
3.3.2 Bahan.....................................................................................13
3.3.3 Sampel................................................................................. 14
3.4 Penyiapan Sediaan Uji.................................................................14
3.4.1 Teknik Pengambilan Sampel..................................................14
3.4.2 Determinasi Tumbuhan..........................................................14
3.4.3 Pembuatan Simplisia Daun Duku...........................................14
3.5 Pembuatan Ekstrak Daun Duku...................................................15
3.6 Skrinning Fitokimia.....................................................................16
3.6.1 Alkaloid..................................................................................16
3.6.2 Flavonoid................................................................................16
3.6.3 Tanin.......................................................................................16
3.6.4 Saponin...................................................................................17
3.6.5 Triterpenoid............................................................................17
3.7 Pembuatan Larutan Kontrol Negatif...........................................17
3.8 Pembutan Larutan Kontrol Positif...............................................17
3.9 Pembuatan Suspensi Uji Ekstrak Daun Duku.............................18
3.10 Pembuatan Pakan kolesterol.......................................................18
3.11 Pembuatan Larutan PTU............................................................19
3.12 Penyiapan Hewan Uji.................................................................19
3.12.1 Pengelompokan Hewan Uji..................................................20
3.12.2 Pengujian Efek Antikolesterol Ekstrak Etanol Daun Duku. 20
3.12.3 Analisis Data........................................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................22
4.1. Determinasi Tanaman....................................................................22
4.2 Simplisia Daun Duku......................Error! Bookmark not defined.
4.3 Ekstrak Daun Duku (Lansium domesticum Corr)...........................23
4.4 Skrinning Fitokimia........................................................................23
4.5 Pengujian Aktivitas Antikolesterol.................................................25
4.5.1 Pengamatan Berat Badan..........................................................25
4.5.2 Peningkatan Kadar Kolesterol pada Hewan Uji......................26
4.5.3 Kadar Kolesterol pada Hewan Uji Setelah Perlakuan..............28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................31
5.2 Kesimpulan....................................................................................31
5.2 Saran..............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................32
DAFTAR GAMBAR
2.2.1 Tanaman Duku (Lansium domesticum Corr).........................................8

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pembagian Kelompok Hewan Uji


Tabel 4.1 Hasil Rendemen Simplisia Daun Duku (Lansium domesticum
Corr)
Tabel 4.2 Hasil Ekstraksi Daun Duku (Lansium domesticum Corr)
Tabel 4.3 Hasil Skrinning Fitokimia
Tabel 4.4 Rata-rata Berat Badan Hewan Uji
Tabel 4.5 Rata-rata kadar kolesterol awal
Tabel 4.6 Rata-rata Kadar Kolesterol Mencit Setelah Perlakuan

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman


Lampiran 2. Pengambila Sampel
Lampiran 3. Proses Ekstraksi dengan Metode Maserasi
Lampiran 4. Pengentalan Ekstrak
Lampiran 5. Perhitungan Dosis dan Volume Pemberi
Lampiran 6. Perhitungan Rendemen
Lampiran 7. Skrinning Fitokimia
Lampiran 8. Pemberian Suspensi
Lampiran 9. Penimbangan Berat Badan Mencit
Lampiran 10. Pengecekan Kolestrol Awal
Lampiran 11. Pembuatan Pakan HFD
Lampiran 12. Pemberian PTU
Lampiran 13. Pengecekan Sesudah Induksi
Lampiran 14. Pemberian Suspensi
Lampiran 15. Pengecekan Sesudah Perlakuan
Lampiran 16. Hasil Analisis Data
Lampiran 17. Keterangan Lolos Ethical Clearance
Lampiran 18. Surat Keterangan Sehat Hewan Uji
Lampiran 19. Certifikat of Analisis (COA) Feel
Lampiran 20. Sertifikat Analisis Na CMC
Lampiran 21. Sertifikan Analisis H2SO4
Lampiran 22. Sertifikan Analisis HCL
Lampiran 23. Sertifikan Analisis Kloroform
Lampiran 24. Certificated of Analysis

xiv
xv
INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antikolesterol ekstrak


etanol daun duku (Lansium domesticum Corr) terhadap mencit putih jantan (Mus
musculus L.)Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah program SPSS
21. Hasil penelitian diuji normalitasnya untuk menentukan analisis statistik yang
digunakan dan dianalisis menggunakan uji ANOVA untuk menentukan perbedaan
rata-rata diantara dua kelompok. Apabila terdapat perbedaan dilanjut dengan uji
tes tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan.

Hasil penelitian yang didapatkan adalah ekstrak etanol (Lansium n


domesticum Corr) terdapat senyawa dari penelitian ini yaitu senyawa alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin dan triterpenopid. Penelitian ini menggunakan 25 ekor
mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Seluruh mencit dibuat
hiperkolesterolemia dengan memberi pakan mencit High fat diet (HFD) berupa
jagung 40%, lemak sapi 30%, minyak kelapa 12%, kuning telur puyuh 3% dan
mentega 15%. Setelah kadar kolesterol mencit diukur, setelah seminggu
kelompok kontrol negatif diberikan Na-CMC 1% sleanjutnya kelompok II,III,IV,
dan V diberikan dosis ekstrak berturut-turut 100 mg/Kg BB, 300 mg/Kg BB, 500
mg/Kg BB dan kelompok kontrol positif diberikan suspesnsi simvastatin.

Kata kunci: Antikolesterol, Daun duku, Hiperkolesterolimia, Kadar kolesterol.

xvi
ABSTRACT

This research is entitled which aims to determine the anti-cholesterol activity


of ethanol extract of duku leaves (Lansium domesticum Corr) on male white mice
(Mus musculus L.) Method used in this research was the SPSS 21 program. The
research results were tested for normality to determine the statistical analysis used
and analyzed using the ANOVA test to determine the average difference between
the two groups. If there are differences, continue with the Tukey test to see the
differences between treatments.
The research results obtained were that the ethanol extract (Lansium n
domesticum Corr) contained compounds from this research, namely alkaloids,
flavonoids, saponins, tannins and triterpenopids. This study used 25 mice which
were divided into 5 treatment groups. All mice were made hypercholesterolemic
by feeding the mice a high fat diet (HFD) in the form of 40% corn, 30% beef
tallow, 12% coconut oil, 3% quail egg yolk and 15% butter. After the mice's
cholesterol levels were measured, after a week the negative control group was
given 1% Na-CMC and then groups II, III, IV, and V were given extract doses of
100 mg/Kg BW, 300 mg/Kg BW, 500 mg/Kg BW respectively. and the positive
control group was given simvastatin suspension.
Keywords: Anticholesterol, Duku leaves, Hypercholesterolemia, Cholesterol
levels.

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia termasuk negara agraris yang memiliki keragaman

tanaman obat di dunia. Wilayah hutan tropis Indonesia memiliki

keanekaragaman hayati tertinggi ke-2 di dunia setelah brazil.

Sebanyak 40.000 jenis flora yang ada di dunia, terdapat 30.000 jenis

dapat dijumpai di Indonesia dan 940 jenis diketahui berkhasiat

sebagai obat dan telah dipergunakan dalam pengobatan tradisional

secara turun-menurun di Indonesia (Masyhud, 2010).

Zaman yang semakin berkembang seperti saat ini dimana

masyarakat memiliki gaya hidup cenderung memilih cara instan

dalam melakukan banyak hal salah satunya dalam hal mengonsumsi

makanan. Masyarakat saat ini lebih menyukai mengonsumsi

makanan cepat saji yang biasanya tinggi akan lemak namun minim

akan serat, hal ini telah menjadi satu kebiasaan yang mulai

membudaya di dunia. Hal ini merupakan salah satu faktor terjadinya

tinggi kolesterol (Bachmid et al., 2015).

World Health Organization (WHO) 2017 telah mencatat ada

sekitar 45.1% penduduk meninggal dunia akibat penyakit jantung

koroner, berdasarkan diagnosis dokter prevelensi penyakit jantung

koroner di Indonesia. Penyakit jantung koroner berada pada posisi

ketujuh tertinggi untuk penyakit tidak menular di Indonesia


2

berdasarkan hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2017 sebesar

12.7%. Salah satu resiko penyakit jantung koroner (PJK) adalah

aterosklorosis, yaitu suatu keadaan pada ateri besar dan kecil yang

ditandai oleh endapan lemak. Penyebab aterosklorosis adalah

lipoprotein dan hiperlipidemia dimana tingginya konsumsi lemak

jenuh dan kolesterol menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan

lipoprotein densitas rendah (Purukan, 2019).

Peran obat tradisional dewasa ini semakin nyata seiring dengan

meningkatnya pengetahuan akan khasiat berbagai tanaman yang

merupakan warisan budaya bangsa. Selain aspek kesehatan yang

menjadi pemicu utama berbagai penelitian obat bersumberkan

herbal, aspek ekonomi menjadi pendorong penting dalam menggali

potensi yang ada di negara kita. Indonesia sedang gencar-gencarnya

mengembangkan tanaman obat untuk terapi suatu penyakit, salah

satunya adalah tanaman Duku (Lansium domesticum Corr)

(Ratnasari & Handayani, 2018). Duku adalah salah satu tanaman

khas indonesia. Tanaman ini hampir terdapat di seluruh wilayah

indonesia, mulai aceh sampai Irian Jaya, sehingga dikenal nama

seperti duku Medan, duku Komering, duku Sleman dan duku Hatu

(Yulita, 2011 ; Hanum et.al., 2013).

Duku dilaporkan memiliki berbagai macam aktivitas

farmakologis seperti antimalaria, antibakteri, antimelanogenesis,

antimutagenik dan antioksidan (Saewan et.al., 2006). Menurut


3

Marliana (2007) metabolit sekunder yang berpotensi sebagai

antioksidan, diantara nya adalah alkaloid, flavonoid, fenpl, steroid,

triterpenoid, sehingga dapat diketahui bahwa kandungan senyawa

alkaloid, flavonoid, dan triterpenoid pada ekstrak biji duku,

berpotensi sebagai antioksidan yang sangat kuat dibandingkan

dengan ekstrak biji langsat yang hanya terdapat senyawa alkaloid

dan triterpenoid dengan aktivitas antioksidan kuat. Di dalam ekstrak

daun duku mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid,

dan saponin yang memiliki efek sebagai antioksidan (Dewi, 2019).

Berdasarkan penelitian oleh (Sunusmo, 2018) dilaporkan bahwa

senyawa flavonoid banyak manfaatnya bagi tubuh salah satunya

yaitu flavonoid dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cara

mengikis endapan kolesterol pada dinding pembulih dara koroner.

Selanjutnya senyawa tanin juga mampu mengurangi penimbunan

kolesterol dalam darah dengan aksi mempercepat pembuangan

kolesterol melalui feses.

Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya senyawa

flavonoid dan tanin memiliki aktivitas dalam menurunkan kadar

kolesterol. Daun duku mengandung banyak senyawa metabolit

sekunder salah satunya flavonoid dan tanin. Sehingga peneliti

tertarik untuk melihat aktivitas farmakologis dari ekstrak daun duku

sebagai antikolesterol dengan menggunakan mencit putih jantan

sebagai hewan uji.


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah bagaimana aktivitas antikolesterol ekstrak etanol daun

duku (Lansium domesticum Corr) terhadap mencit putih jantan (Mus

musculus L.)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas

antikolesterol ekstrak etanol daun duku (Lansium domesticum Corr)

terhadap mencit putih jantan (Mus musculus L.)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Dapat menambah informasi mengenai penggunaan obat herbal dari

ekstrak etanol daun duku (Lansium domesticum Corr) sebagai

antikolesterol.

b. Untuk mengetahui aktivitas antikolesterol ekstrak etanol daun duku

(Lansium domesticum Corr) pada mencit jantan yang diinduksi dengan

diet tinggi lemak.

1.5 Hipotesis

a. Ho: Ekstrak etanol daun duku (Lansium domesticum Corr) memiliki


aktivitas antikolesterol terhadap mencit jantan yang diinduksi dengan
diet tinggi lemak.
b. H1: Ekstrak etanol daun duku (Lansium domesticum Corr) tidak
memiliki aktivitas antikolesterol terhadap mencit jantan yang diinduksi
dengan diet tinggi lemak.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kolesterol

Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan seperti lilin yang

diproduksi oleh tubuh manusia, terutama didalam lever (Hati). Kolesterol

terbentuk secara ilmiah dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan

senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-

macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks

adrenal, vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang membantu

usus untuk menyerap lemak (Nilawati, 2008).

2.1.1 Penggolongan Obat Antikolesterol

Berikut beberapa golongan obat-obatan antikolesterol:

1. Golongan Statin

Statin merupakan obat penurun kolesterol darah yang menjadi lini

pertama dalam terapi dislipidemia dan pencegahan primer serta

sekunder penyakit kardiovaskular aterosklerosis. Obat golongan statin

bekerja dengan cara mengurangi pembentukan kolesterol di hati

dengan menghambat secara kompetitif kerja dari enzim HMG-CoA

reduktase (Saragih, 2020).

Golongan statin pada umumnya diminum sekali sehari pada

waktu malam hari. Sediaan statin yang saat ini tersedia dipasaran
6

adalah simvastatin 5-80 mg, atorvastatin 10-80 mg, rosuvastatin 5-40

mg, pravastatin 10-80 mg, fluvastatin 20-40 mg (80 mg extended

release), lovastatin 10-40 mg (10-60 mg extended release) dan

pitavastatin 1-4 mg (Saragih, 2020).

Penggunaan statin telah diketahui cukup aman dan efek samping

yang timbul relatif dapat ditoleransi. Efek samping obat statin dalam

jangka panjang dapat meningkatnya insiden diabetes millitus 2

(Simatupang, 2017). Efek samping lannya yaitu miopati, hilangnya

fungsi kognisi, neuropati, disfungsi pankreas dan hati (Nuraliyah &

Sinuraya, 2017).

2. Asam fibrat

Asam fibrat terdiri dari empat jenis yaitu: gemfibrozil, bezafibrat,

ciprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini menurunkan trigliserida plasma,

selain menurunkan sintesis trigliserida dihati. Obat ini bekerja

mengaktifkan enzim lipoprotein lipase yang kerjanya memecahkan

trigliserida (Saragih, 2020).

3. Asam Nikotinik

Asam nikotinik bekerja dengan menghambat enzim hormon

sensitiv lipase di jaringan adiposa, dengan demikian akan mengurangi

jumlah asam lemak bebas (Saragih, 2020).

4. Ezetimibe

Ezetimibe bekerja dengan menghambat absorbsi kolesterol oleh

usus halus. Kemampuannya moderate didalam menurunkan kolesterol


7

LDL (15- 25%). Pertimbangan penggunaan ezetimibe adalah

menurunkan kadar LDL, terutama pada pasien yang tidak tahan

terhadap pemberian statin. Pertimbangan lainnya adalah

penggunaannya sebagai kombinasi dengan statin untuk mencapai

penurunan kadar LDL yang lebih banyak (Saragih, 2020).

5. Golongan Obat Asam Lemak Omega-3

Mempunyai efek untama menurunkan kadar trigliserida, namun

tidak mempunyai efek yang signifikan terhadap K-LDL dan K-

HDL. Mendapatkan bahwa asam lemak omega-3 tidak

menyebabkan penurunan risiko kardiovaskular pada pasien

sindroma metabolit maupun pada pasien diabetes mellitus

(Saragih, 2020).

2.2 Tanaman Duku (Lansium domesticum Corr)

2.2.1 Klasifikasi duku

Klasifikasi tumbuhan duku (Mayanti,2009) adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Sapindales

Suku : Meliaceae
8

Marga : Lansium

Jenis : Lansium domesticum


Corr

Gambar 2.2.1 Tanaman Duku (Lansium domesticum Corr)

2.2.2 Nama Daerah

Duku mempunyai nama daerah yaitu kokosan (Sunda), langsep

(Jawa), langsat (Jawa Timur) (Mayanti, 2009).

2.2.3 Sinonim

Sinonim dari tanaman duku yaitu Aglaiandomestica (Correa)

Pellegrin, A. aquea (Jack) osterm, A. intricatoreticulata Kosterm., A.


9

dookoo Griff., A. merrillii Elmer, A. steenisii Kosterm, A. sepalina

(Kosterm.) Kosterm, Lachanodendron domesticum Nees, Lansium

domesticum var. berair Jack, L. berair (Jack) M. Roem., L. domesticum

var (Abdallah et al., 2022).

2.2.4 Deskripsi Tanaman Duku


Duku (L. Domesticum Corr) merupakan tanaman khasa kawasan

asia yang berasal dari Indonesia. Selain di Indonesia, duku juga dapat

ditemukan di beberapa negara Asia lainnya. Tanaman ini memiliki

penyebaran yang cukup luas di wilayah Asia. Lansium domesticum

termasuk suku Meliaceae dan merupakan tanaman berupa pohon tinggi

yang tegak dan menahun. Tinggi pohonnya dapat mencapai 20 m dengan

diameter batang 35-40 cm batangnya beralur-alur dalam dan menjulur

tinggi. Kulit batangnya berwarna coklat kehijauan atau keabu- abuan,

pecah-pecah, dan bergetah putih. Kulit batangnya tipis dan sukar

dilepaskan dari batangnya (Mayanti, 2009).

Buah duku berbentuk tandan, terbentuk bulat atau bulat

memanjang berdiameter sekitar 2-4 cm. Kulit buah duku muda berwarna

hijau dan berubah menjadi kuning saat matang. Daging buahnya tebal,

putih jernih agak transparan, agak kenyal, dan rasanya manis atau manis

kemasaman. Buah duku matang tidak mengeluarkan getah jika dibuka,

bijinya kecil dan sedikit pahit. (Mayanti, 2009).

Menurut Mayanti (2009), daun duku merupakan daun majemuk


10

ganjil tersusun berselang-seling. Setiap rangkai daunnya terdiri atas 5-7

helai anak daun yang berbentuk elips panjang, berpinggir rata, pangkal

asimetris dan ujungnya meruncing. Kedua sisi daun duku berwarna hijau

tua atau agak kekuningan. Bunganya merupakan bunga majemuk tandan.

Bunganya berbentuk mangkuk dan merupakan bungan banci (1 bunga

memiliki putik dan benang sari). Kelopak tebal dan memiliki 5 helai.

Corolla terdiri dari 4-5 helai, dan tebal. Buahnya akan terdiri dari 4-5 bilik.

2.2.5 Manfaat Tanaman Duku


Tanaman duku memiliki banyak manfaat mulai dari biji, kulit, dan

daun yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Ekstrak tumbuhan menunjukkan berbagai aktivitas biologis, termasuk

antimalaria, antifeedant, anti-penuaan, antioksidan, penyembuhan luka,

sitotoksik, analgesik, antibakteri, antimutagenik, insektisida, dan larvasida

(Abdallah et al., 2022).

2.2.6 Senyawa Fitokimia Daun Duku dan Aktivitas Farmakologi

Tanaman Duku (Lansium domesticum Corr)

Senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada ekstrak daun

duku yaitu flavonoid, alkaloid, dan saponin yang memiliki efek sebagai

antioksidian (Najihudin et al., 2017). Skrining fitokimia bertujuan untuk

mengetahui kandungan senyawa fitokimia pada ekstrak etanol biji langsat

secara kualitatif. Senyawa fitokimia yang diidentifikasi meliputi, senyawa

alkaloid, senyawa flavonoid, senyawa tanin, senyawa triterpenoid,

senyawa steroid dan senyawa saponin (McMurray & Fay 2004). Tanaman
11

duku ini memiliki berbagai macam aktivitas farmakologis seperti

antimalaria, antitumor, antitumor, antikanker, antibakteri,

antimelanogenesis, antimutagenik dan antioksidan (Saewan et al., 2006).

Pengujian aktivitas antimalaria ekstrak air dari daun dan kulit L.

domesticum dapat mengurangi populasi dari parasit drug sensitive strain

(3D7) dan chloroquine-resistant strain (T9) P. Falciparum. Ekstrak kulit

dari tumbuhan ini juga dapat menggangu siklus hidup dari parasit,

sehingga duku ini mengandung senyawa potensial yang aktif melawan

chloroquine-resistant strains of P. Falciparum. Aktivitas antimalaria dari

tumbuhan ini juga didukung oleh studi yang dilaporkan oleh (Saewan et

al. 2006) bahwa beberapa diantaranya senyawa tetranor-triterpenoid dan

triterpenoid yang diisolasi dari biji L.domesticum Corr. Memiliki aktivitas

antimalaria melawan P. Falciparum dengan nilai LC50. Sedangkan

ekstrak ethanol Duku (Lansium domesticum Corr) dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli. Senyawa yang

memiliki aktivitas ini diidentifikasi sebagai triterpenoid,14hydroxy-7

(Mayanti et al., 2007).

2.3 Mencit (Mus musculus L.)

2.3.1 Klasifikasi Mencit

Klasifikasi mencit (Soewolo, 2010) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata
12

Sub Phylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

2.3.2 Deskripsi Mencit

Mencit (Mus musculus L.) memiliki tubuh kecil, berwarna putih dan

memiliki siklus estrus teratur yaitu 4-5 hari. Mencit betina dewasa umur

35-60 hari memiliki berat badan 18-35 g dan lama hidupnya 1-2 tahun

dapat mecapai 3 tahun dengan masa reproduksi yang berlangsung sekitar

1,5 tahun. Mencit betina ataupun jantan dapat dikawinkan pada umur 8

minggu. Jumlah anak mencit rata- rata 6-15 ekor dengan berat lahir antara

0,5-1,5 g. Kondisi ruang untuk pemeliharaan mencit harus bersih, kering

dan jauh dari kebisingan. Suhu ruang pemeliharaan 18-190C dengan

kelembapan udara antara 30-70% (Soewolo, 2010)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimental, meliputi pengumpulan tumbuhan, pembuatan simplisia,

pembuatan ekstrak daun duku dan pengujian aktivitas antikolesterol ekstrak

daun duku terhadap mencit putih jantan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan

Farmasetika Universitas Adiwangsa Jambi pada bulan Januari-maret 2023

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan

analitik, blender, alumunium foil, beaker glass, cawan penguap, sonde

oral, tabung reaksi, batang pengaduk, kertas perkamen, spatula, penjepit

tabung, labu ukur, rotary evaporator, mortar dan stamfer.

3.3.2 Bahan
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian adalah daun duku,

jagung, lemak sapi, minyak kelapa, kuning telur puyuh dan mentega.

Bahan-bahan kimia yang digunakan yaitu: simvastatin 20 mg, etanol 70%,

Na CMC 1%, pakan mencit, kloramfenikol, dimetil sulfoksida (DMSO),

natrium klorida (NaCl), asam klorida (HCL), magnesium, pereaksi


14

dragendroff, pereaksi mayer, pereaksi wagner, feri klorida (FeCl3), Asam

sulfat (,H2SO4), kloroform, ammonia (NH3), Barium Klorida (BaCl2).

3.3.3 Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daun Duku

(Lansium domesticum Corr) yang berasal dari desa kumpeh sampel

diambil pada satu tempat atau daerah saja tidak membandingkannnya

dengan daerah lain.

3.4 Penyiapan Sediaan Uji


3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun duku

yang tumbuh di Desa Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu, jambi. Daun

yang diambil adalah helai daun yang masih segar, berwarna hijau, daun

dalam keadaan baik tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Untuk

pengambilan bahan tumbuhan dilakukan di pagi hari.

3.3.5 Determinasi Tumbuhan


Determinasi tumbuhan akan dilakukan di laboratorium taksonomi

tumbuhan jurusan biologi FMIPA UNPAD dengan mengirimkan foto

sampel akar, batang, daun, bunga dan buah.

3.3.6 Pembuatan Simplisia Daun Duku


Daun duku yang sudah dikumpulkan selanjutnya di sortasi basah

untuk memisahkan kotoran atau bahan asing lainnya dari bahan simplisia.

Bahan simplisia yang sudah di sortasi basah dilakukan pencucian dengan

air mengalir agar dapat menghilangkan tanah maupun bahan pengotor


15

lainnya, kemudian bahan simplisia dilakukan perajangan untuk

mempermudah dalam proses pengeringan dan penggilingan. Proses

pengeringan dilakukan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari yang

ditutupi dengan menggunakan kain hitam agar terhindar dari paparan sinar

matahari langsung. Setelah itu dilakukan sortasi kering dan dilakukan

penggilingan untuk mendapatkan serbuk simplisia (Depkes, 2000).

3.4 Pembuatan Ekstrak Daun Duku


Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi menggunakan

pelarut etanol 70%. Sebanyak 1,5 kg serbuk simplisia ditimbang dan

dimasukkan kedalam wadah tertutup kemudian ditambahkan pelarut etanol

70% sebanyak 7,5 L kemudian direndam selama 24 jam dan diaduk

sebanyak tiga kali setiap enam jam sekali kemudian disaring untuk

mendapatkan maserat 1. Kemudian dilakukan remaserasi sebanyak dua

kali dengan jumlah dan jenis pelarut yang sama kemudian semua

maserat digabungkan menjadi satu lalu diuapkan dengan menggunakan

rotary evaporator pada suhu 400C lalu dipekatkan di penangas air pada

suhu 400C hingga didapatkan ekstrak kental (Ayu Chintia Devi Pendit et

al., 2016). Rendemen ekstrak dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

x 100 %
3.1 Skrinning Fitokimia
3.1.1 Alkaloid

Ekstrak daun duku sebanyak 0,1 g dimasukkan kedalanm tabung

reaksi dicampurkan dengan 2 mL klorofom dan 2 mL ammonia, dikocok

dan ditambahkan HCL 2 N. Kemudian larutan yang didapat dibagi menjadi

3 bagian dalam tabung reaksi. Masing-masing dari tabung reaksi

dicampurkan dengan pereaksi dragendroff, pereaksi mayer, pereaksi

wagner, hasil positif mengandung senyawa alkaloid dari pereaksi

dragendroff akan menghasilkan endapan putih dan pada pereaksi wagner

akan menghasilkan endapan coklat (Handayani et al., 2019).

3.1.2 Flavonoid
Ekstrak daun duku sebanyak 0,1 g dimasukkan kedalam tabung

reaksi dicampurkan serbuk magnesium sebanyak 0,5 mg kemudian

ditambahkan HCL pekat sebanyak 3 tetes jika terjadi perubahan warna

kuning, kecoklatan, hijau, hitam dan orange menunjukkan positif

mengandung flavonoid (Handayani et al., 2019).

3.1.3 Tanin
Ekstrak daun duku sebanyak 0,1 g dimasukkan kedalam tabung

reaksi dicampurkan 10 mL air hangat dan ditambah 5 tetes NaCl.

Kemudian ditambahkan 3 tetes FeCl3. Jika menghasilkan warna hijau

kehitaman menunjukkan mengandung senyawa tanin katekol dan warna

biru kehitaman menunjukkan mengandung senyawa tanin pirogalol

(Handayani et al., 2019).


17

3.1.4 Saponin
Ekstrak daun duku sebanyak 0,1 g dimasukkan kedalam tabung

reaksi dicampurkan dengan 10 mL air hangat atau air panas kemudian

dikocok selama 30 menit. Jika terdapat busa yang tidak hilang selama 5

menit. Kemudian ditambahkan HCL 2 N busa tetap konstan maka hasil

tersebut menunjukkan positif mengandung saponin (Handayani et al.,

2019).

3.1.5 Triterpenoid

Ekstrak daun duku sebanyak 0,1 g dimasukkan kedalam tabung

reaksi kemudian dicampurkan dengan 2 mL H₂SO₄ pekat. Jika terjadi

perubahan warna merah jingga maka hasil menunjukkan positif

mengandung senyawa triterpenoid (Handayani et al., 2019).

3.2 Pembuatan Larutan Kontrol Negatif


Pembuatan suspensi Na CMC 1% dilakukan dengan cara

menimbang 1 g serbuk Na CMC dan dimasukkan kedalam mortar kemudian

ditambahkan 20 ml air panas sedikit demi sedikit hingga mengembang

sambil diaduk. Setelah terbentuk suspensi kemudian dimasukkan kedalam

labu ukur dan ditambahkan sisa air panas hingga 100 ml lalu dimasukkan

kedalam mortar gerus hingga homogen hingga terbentuk larutan koloidal

(Paramitha, 2017).

3.3 Pembutan Larutan Kontrol Positif


Pembanding yang digunakan adalah simvastatin. Tablet simvastatin

yang digunakan dosis 20 mg. Bila dikoversikan untuk pemakaian pada


18

mencit dosis untuk mencit yaitu 0,052 mg/20 g BB (faktor konversi

0,0026). Pembuatan suspensi simvastatin dilakukan dengan cara

menimbang 1 g lalu ditambahkan suspensi Na CMC 1% sebanyak 100 ml

dan diaduk hingga homogen (Paramitha, 2017).

3.4 Pembuatan Suspensi Uji Ekstrak Daun Duku


Pembuatan suspensi uji ekstrak daun duku dilakukan dengan cara

menimbang sebanyak 0,1g =100 mg/kgBB, 0,3 g=300 mg/kgBB,

0,5g=500mg/kgBB, ekstrak dan dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml

kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit aquadest hingga larut,

kemudian ditambahkan aquadest hingga tanda batas (Wijaya,2017)

3.5 Pembuatan Pakan kolesterol


Pakan tinggi kolesterol yang digunakan untuk meningkatkan kadar

kolesterol dilakukan selama 7 hari. Mencit diberikan makanan tinggi

lemak high fat diet (HFD) terdiri dari jagung 40%, lemak sapi 30%,

minyak kelapa 12%, kuning telur 3% dan mentega 15%. Pakan dibuat

dengan cara menghaluskan lemak sapi, lalu telur puyuh di rebus hingga

matang, kemudian dipisahkan kuni telur dengan putih telur. Telur puyuh

yang sudah mateng , diamabi kuning telur puyuhnya, kemudian

dicampurkan dengan lemak sapi yang sudah di haluskan, kemudian

masukan tepung jagung, minyak kelapa, mentega, kemudian campuran

diaduk sampai homogen kemudian dibentuk menjadi pelet dan di

masukkan kedalam oven hingga kering.


19

3.11. Pembuatan Larutan PTU

Propiltiourasil (PTU) diberikan dalam bentuk suspensi. Cara

pembuatan larutan propiltiourasil adalah menggerus 1 tablet propiltiourasil

masukan kedalam lumpang lalu digerus sampai homogen, kemudian

disuspensikan dam 8 ml air. Diberikan suspensi propiltiourasil (PTU)

secara peroral dengan volume 1% dari berat badan dengan frekuensi

pemberian 1 kali sehari selama 7 hari untuk meningkatkan kadar kolesterol

(Tandi, et al., 2019)

3.12 Penyiapan Hewan Uji

Pada penelitian ini hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan

yang sehat dengan bobot dan rata-rata 20-30 gram, sebelum diberikan

perlakuan hewan uji terlebih dulu diaklimatisasi selama 7 hari. Digunakan

sebanyak 25 ekor yang dibagi kedalam 5 Kelompok perlakuan, dimana

tiap kelompok perlakuan terdiri 5 ekor mencit jantan jantan (Paramitha,

2017).

Tujuan aklimatisasi yaitu agar hewan uji teradaptasi dengan

kondisi yang akan ditempati selama percobaan. Selama aklimatisasi,

semua kelompok diberi pakan standar mencit dan minum ad libitum

serta dipelihara dalam suhu ruangan yang berkisaran 25℃ dengan

ventilasi udara yang cukup memadai (Rodrigues Spósito et al., 2011).

Pembagian kelompok uji dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


20

3.12.1 Pengelompokan Hewan Uji

Tabel 3.1. Pembagian kelompok hewan uji

Kelompok Perlakuan

K1 Kontrol (-) CMC Na 1%

K2 Ekstrak (100 mg/kg BB)

K3 Ekstrak (300 mg/kg BB)

K4 Ekstrak (500 mg/kg BB)

K5 Diberikan sediaan

pembanding yaitu suspensi

simvastatin 20 mg sebagai

kontrol positif.

Keterangan:

K1: Kontrol (-)

K2-K4 : Dosis terapi

K5: Kontrol (+)

3.12.2 Pengujian Efek Antikolesterol Ekstrak Etanol Daun Duku

Sebelum diberi perlakuan, semua hewan uji dipuaskan terlebih

dahulu selama 12 jam (H1), kemudian diambil darah melalui ekor dan

diukur kadar kolesterol darah awal. Kemudian hewan coba diberi pakan

kolesterol selama 7 hari (H7) berturut-turut, kemudian diukur kenaikan

kadar kolesterol, selanjutnya kelompok II,III,IV (Kelompok dosis ekstrak),

kelompok I (kontrol positif yang diberi suspensi simvastatin), kemudian


21

diukur penurunan kadar kolesterol pada hari ke 15 (H15).

% Penurunan = Penurunan kadar setelah perlakuan X 100%


H7

3.13 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program SPSS 21. Data

hasil penelitian diuji normalitasnya untuk menentukan analisis statistik

yang digunakan dan dianalisis menggunakan uji ANOVA untuk

menentukan perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok. Asumsi yang

harus dipenuhi dalam uji ANOVA ialah populasi harus independent dan

data yang diamati juga independent dalam kelompoknya. Artinya, setiap

sampel tidak berhubungan dengan sampel yang lain. Kedua, populasi yang

di uji dalam penelitian ini haruslah berdistribusi normal. Sebaliknya, jika

Ho ditolak (ada perbedaan) maka uji lanjut harus dilakukan dengan uji tes

tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan.

Analisis data pada penelitian ini dilakukan uji antikolesterol ekstrak

daun duku dengan variasi dosis (100 mg, 300 mg, dan 500 mg), kontrol

positif (Simvastatin) dan kontrol negatif (Na CMC 1%) (Furqan, 2022).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan bahwa

tanaman yang digunakan adalah tanaman duku. Determinasi ini

dilakukan di Herbarium Jtinagor Laboratorium Taksonomi

Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNPAD. Hasil determinasi

menunjukkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah benar tanaman duku (Lansium domesticum Corr) dari famili

meliaceae. Hasil determinasi tanaman duku ini dapat dilihat pada

Lampiran 1.

4.2 Simplisian Daun Duku

Tanaman duku yang digunakan dalam penelitian ini adalah

bagian daun yang segar. Proses sampling dilakukan di Desa Kumpeh

Kecamatan Kumpeh Ulu Kota Jambi sebanyak 3 kilogram pada

bulan maret 2023. Pada penelitian ini daun duku yang telah diambil

dilakukan proses sortasi basah untuk memisahkan antara bagian daun

dan batang. Kemudian dilakukan pencucian untuk membersihkan

kotoran berupa tanah, debu, atau bahan pengotor lainnya yang dapat

meganggu proses ekstraksi sampel. Setelah dilakukan pencucian

sampel kemudian dipotong kecil-kecil untuk mepercepat proses

pengeringan serta mempermudah dalam proses penghalusan sampel

(Depkes, 2000).
23

Daun duku yang telah di iris kecil-kecil kemudian dikeringkan di

bawah sinar matahari lalu ditutup dengan kain hitam. Sampel

dikatakan kering jika daun dapat hancur ketika diremas dengan

menggunakan tangan, tujuan dilakukannya pengeringan adalah untuk

mengurangi kadar air yang terdapat didalam sampel sehingga dapat

menghambat aktivitas mikroba serta pertumbuhan jamur (Depkes,

2000). Daun duku yang sudah kering selanjutnya dilakukan sortasi

kering untuk memisahkan pengotor yang masih tertinggal. Setelah

dilakukan sortasi kering simplisia dilakukan penghalusan dengan

menggunakan blender. Pada penelitian ini diperoleh sebanyak 1.800

gram serbuk simplisia, dan yang digunakan dalam proses ekstraksi

yaitu sebanyak 1.500 gram.

4.3 Ekstrak Daun Duku (Lansium domesticum Corr)

Pada proses ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi

menggunakan pelarut etanol 70%. Proses maserasi ini digunakan

pembanding pelarut 1:5. Hasil maserat yang diperoleh dikumpulkan

menjadi satu kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator

sehingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 241 gram. Rendemen

ekstrak etanol 70% diperoleh sebesar 16,06%. Hasil nilai rendemen

ekstrak dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Ekstraksi Daun Duku (Lansium domesticum Corr)


Ekstrak Bobot awal yang Bobot ekstrak % Rendemen
ditimbang (g) yang diperoleh (g)
Etanol 70% Daun
Duku (Lansium 1500 241 16,06%
domesticum Corr)
24

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh nilai rendemen sebesar 16,06%. Hal ini telah

sesuai dengan literatur dimana nilai rendemen nilai rendemen ekstrak tidak boleh

kurang dari 8,2% (Farmakope Herbal Indonesia, 2017).

4.4 Skrinning Fitokimia

Penapisan skrining fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi

kandungan metabolit sekunder yang tersari didalam ekstrak etanol

70% daun duku, sehingga dapat diketahui metabolit sekunder yang

berpotensi memiliki aktivitas antikolesterol.

Hasil skrining fitokimia yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Hasil Skrinning Fitokimia


NO Kandungan Kimia Ekstrak Daun Duku
1. Alkaloid
 Dragendrof +
 Mayer +
 Wagner +
2. Flavonoid +
3. Saponin +
4. Tanin +
5. Titerpenoid +

Keterangan:

+ = Teridentifikasi mengandung metabolit sekunder yang diuji

Berdasarkan hasil skrinning fitokimia seperti yang ditampilkan

pada tabel 4.3, diketahui ekstrak daun duku mengandung senyawa

metabolit sekunder antara lain alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan

triterpenoid. Hasil skrining telah sesuai dengan literatur menurut

Huzaimah (2018) bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat

pada daun duku diantara nya adalah alkaloid, flavonoid, saponin,


25

tanin dan triterpenoid.

Pada pengujian alkaloid digunakan tiga pereaksi berbeda yaitu

mayer, dragendorf dan wagner yang menghasilkan hasil positif

ditandai dengan adanya endaoan putih pada pereaksi mayer, endapan

merah jingga pada pereaksi dragendorf dan endapan coklat pada

pereaksi wagner. Ekstrak daun duku mengandung flavonoid yang

ditandai dengan terbentuknya warna kuning orange setelah

ditambahkan serbuk Mg dan Hcl pekat sebagai pereaksi. Ekstrak

daun duku mengandung saponin yangditandai dengan terbentuknya

busa dan tidak hilang dari 10 menit. Ekstrak daun duku juga

diketahui positif mengandung tanin yang ditandai dengan

terbentuknya warna hijau kehitaman setelah ditambahkan Nacl dan

FeCl3 sebagai pereaksi. Ekstrak daun duku juga positif mengandung

triterpenoid yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah

jingga setelah ditambahkan H2SO4 pekat sebagai pereaksi.

4.5 Pengujian Aktivitas Antikolesterol

4.5.1 Pengamatan Berat Badan

Pengamatan berat badan minimal dilakukan dua kali dalam

seminggu (BPOM 2014). Pada penelitian ini penimbangan berat

badan dilakukan tiga kali selama 15 hari pengamatan yaitu pada hari

ke- 0, 7 dan 15. Hasil pengamatan selama 15 hari dapat dilihat pada

tabel 4.4.

Tabel 4.4 Rata-rata Berat Badan Hewan Uji


Kelompok dosis Rata-rata Berat Badan Mencit (gram) ± SD (N=5)
26

Hari ke-0 Hari ke-7 setelah Hari ke-15 setelah


diinduksi perlakuan
Kontrol (-) Na 24,6±1,81 23,4±1,14 23,6±1,34
Cmc
K2 100mg/Kg BB 25,2±2,86 24,6±3,04 24,6±1,81
K3 300mg/Kg BB 23,4±1,14 25,2±1,48 23,8±1,64
K4 500mg/Kg BB 24,4±2,07 24,4±2,30 24±2,34
Kontrol (+) 24,6±2,07 24±1,58 24,4±2,30
Simvastatin 20 mg

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa tabel tersebut menunjukkan

adanya penurunan berat badan secara bertahap pada hewan uji, hal

tersebut terjadi karena pengurangan konsumsi pakan dan juga dapat

diduga karna hewan uji bisa dikatakan setres yang dipicu oleh

perlakuan selama penelitian (Amal et al. 2022).

Berdasarkan hasil analisis data berat badan mencit pada H7 dan

H15 yang dilakukan dengan mengunakan uji normalitas Shapiro

Wilk diperoleh hasil signifikan P>0,05. Dari hasil yang diperoleh,

dapat dikatakan bahwa data terdistribusi dengan normal atau tidak

memiliki perbedaan nyata sehingga dapat dilanjutkan dengan uji

Anova One Way dimana hasil yang didapatkan untuk berat badan

mencit pada H7 dan H15 tidak berbeda signifikan antar perlakuan

(p>0,05).

4.5.2 Peningkatan Kadar Kolesterol pada Hewan Uji

Pada penelitian ini, mencit jantan bergalur swiss webster

digunakan sebagai hewan uji. Sebelum diinduksi penyebab

antikolesterol, mencit diukur kadar kolesterol dengan menggunakan

sampel darah dari ujung ekor untuk mengetahui kadar kolesterol awal
27

(H0). Induksi pada mencit menggunakan high fat diet (HFD). high fat

diet (HFD) mengandung lemak dan kolesterol yang tinggi. Lemak

berasal dari makanan yang dikonsumsi sedangkan kolesterol berasal

dari metabolisme di hati. Tujuan dari diberikannya induksi high fat

diet (HFD) adalah untuk meningkatkan kadar kolesterol darah pada

mencit (Aviani. dkk., 2022).

Mencit dapat dikatakan hiperkolesterol jika kadar kolesterol dalam darah (>130

mg/dL) (Erni, dkk., 2014). Rata-rata penigkatan kadar kolesterol darah dalam

mencit, seperti yang tersaji pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rata-rata kadar kolesterol awal


Rata-rata Kadar Kolesterol Darah Hewan Uji (mg/dL)
Kelompok Uji Kadar kolesterol Ho Kadar kolesterol H7
sebelum diinduksi setelah induksi
Kelompok 1 Kontrol (-) 114,6±9,71 153,8±17,1
Kelompok 2 Ekstrak 100 113,2±6,30 153±11,9
mg/kg BB
Kelompok 3 Ekstrak 300 106,8±1,92 159,2±19,8
mg/kg BB
Kelompok 4 Ekstrak 500 117,4±10,0 166,2±32,3
mg/Kg BB
Kelompok 5 Kontrol (+) 112,4±7,89 198±24,9
Berdasarkan hasil analisis data kolesterol awal (H0) dan kadar

kolesterol setelah diinduksi (H7) yang dilakukan dengan

menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk diperoleh hasil p>0,005.

Dari hasil yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa data terdistribusi

dengan normal atau tidak memiliki perbedaan nyata sehingga dapat

dilanjutkan dengan uji Anova One way.

Data kadar kolesterol awan (H0) dan kadar kolesterol setelah

diinduksi (H7) dianalisis dengan uji anova One way. Berdasarkan


28

hasil analisis data diperoleh nilai signifikansi 0,31 dan 0,26 (p>0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kadar kolesterol

yang signifikansi antar kelompok perlakuan pada hari ke-0 (H0) dan

hari ke-7 (H7).

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diihat kadar awal (H0)

kolesterol darah mencit semua relatif normal (<130 mg/dL), dan

tidak ada perbedaan antar kelompok pelakuan. Dimana Erni et al.,

(2014) mengemukakan bahwa kadar kolesterol pada mencit yang

normal adalah 40-130 mg/dL. Hasil pengujian kadar kolesterol awal

bertujuan untuk mengetahui berupa kadar kolesterol awal mencit

putih jantan sebelum diinduksi propilthiouurasil (PTU) dan diberikan

high fat diet (HFD). Hasil data kadar kolesterol awal akan dijadikan

sebagai nilai rujukan normal kadar kolesterol pada mencit putih

jantan dan nantinya akan dibandingkan dengan pengujian kadar

kolesterol sesudah diinduksi propilthiouurasil (PTU) dan diberikan

high fat diet (HFD).

Data hasil pengukuran kadar kolesterol sebelum diinduksi (H0)

dan setelah diinduksi (H7) selanjutnya dianalisis dengan uji T-test,

untuk melihat apakah ada perbedaan kadar kolesterol sebelum dan

setelah diinduksi. Berdasarkan hasil analisis dengan uji T-test

diperoleh nilai signifikansi p<0,01. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan untuk kadar kolesterol sebelum

dan setelah diinduksi yaitu peningkatan kadar kolesterol.


29

Peningkatan kadar kolesterol total dipicu oleh (HFD) +

propilthiouurasil (PTU) pada mencit. Mekanisme kerja

propilthiouurasil induksi high fat diet ( HFD) meningkatkan

kolesterol total dengan cara menghambat hormon tiroid. Hormon

tiroid yang dihambat membuat reseptor-reseptor LDL berkurang

sehingga terjadi peningkatan kadar lipoprotein dalam darah terutama

yang mengandung kadar kolesterol (Rahmi et al., 2017). Pemberian

pakan tinggi lemak juga memicu naiknya kolesterol total dalam

darah. Konsusmsi makanan tinggi lemak menjadi penyebab utama

meningkatnya kadar kolesterol total dalam darah (Yoeantafara,

2017). Setelah diinduksi dengan high fat diet ( HFD) +

propilthiouurasil (PTU) selama 7 hari, kadar kolesterol hewan uji

(>130 mg/dL). Aviani dkk, 2022).

4.5.3 Kadar Kolesterol pada Hewan Uji Setelah Perlakuan

Pengukuran perlakuan digunakan untuk mengetahui kemampuan

ekstrak maserasi daun duku (Lansium domesticum Corr). Dalam

menurunkan kadar kolesterol darah pada hewan uji mencit. Hasil

pengukuran kadar kolesterol setelah pemberian sdiaan uji selama 7

hari dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Rata-rata Kadar Kolesterol Mencit Setelah Perlakuan


Rata-rata Kadar Kolesterol Darah Hewan Uji (mg/dL)
Kelompok uji Kadar kolesterol H15 setelah Selisih kadar % penurunan
H7setelah induksi perlakuan kolesterol
Kelompok I kontrol 153,8±17,1 139,8±12,7 14±4,5 8,93%
(-) Na Cmc
Kelompok II 153±11,9 108,2±5,8 44,8±44,8 29,01%
Ekstrak 100 mg/Kg
BB
30

Kelompok III 159,2±19,8 108,4±10,7 20,8±50,8 32%


Ekstrak 300 mg/Kg
BB
Kelompok IV 166,2±32,3 104,6±2,5 61,6±61,6 35,18%
Ekstrak 500 mg/Kg
BB
Kelompok V 198±24,9 114,4±6,5 83,6±83,6 41,59%
Kontrol (+)
Simvastatin 20 mg

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa persentase

penurunan kadar kolesterol yang tertinggi pada kelompok ekstrak

500 mg/kg BB yaitu 35,18% dan persentase penurunan kadar

kolesterol yang terendah pada kelompok ekstrak 100 mg/Kg BB

yaitu 29,01%.

Pengaruh nyata yang diberikan ekstrak terhadap penurunan

kadar kolesterol menunjukkan bahwa daun duku (Lansium

domesticum Corr) memiliki aktivitas antikolestrol. Penurunan kadar

kolesterol total dalam darah mencit ini diduga akibat adanya

kandungan senyawa metabolit sekunder dalam daun duku. Ditinjau

dari hasil uji fitokimia yang dilakukan, kandungan senyawa metabolit

sekunder yang terdapat dalam ekstrak daun dukuberupa flavonoid

(+), alkaloid (+), saponin (+), tanin (+) dan triterpenoid (+).

Sebagaimana fungsi metabolit sekunder bagi manusia

menyembuhkan berbagai penyakit (Indriyani. dkk., 2023).

Berdasarkan hasil analisis data kolesterol total (H15). yang

dilakukan dengan menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk

diperoleh hasil p>0,05. Dari hasil yang diperoleh, dapat dikatakan

bahwa data terdisribusi dengan normal atau tidak memiliki perbedaan


31

nyata sehingga dapat dilanjutkan dengan uji Anova One way.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk kadar kolesterol

(H15). Hasil menunjukkan nilai homogenitas pada pengukuran (H15)

didapatkan nilai signifikansi 0,20 atau (p>0,05). Hal ini menunjukan

bahwa kadar kolesterol homogen.

Data kadar kolesterol sesudah perlakuan (H15) dilanjutkan uji

Anova One way dengan nilai signifikan <0,05. Hasil menunjukkan

nilai signifikan pada pengukuran (H15) 0,00 atau <0,05. Artinya

terdapat perbedaan bermakna pada kadar kolesterol sesudah

perlakuan dari 5 kelompok hewan uji Penelitian ini masih memiliki

banyak keterbatasan waktu dalam menurunkan kadar kolesterol

(Krestianto, et al., 2017).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Kesimpulan

(Lansium domesticum Corr). Mempunyai efek menurunkan kadar

kolesterol darah pada mencit antikolesterol yang diinduksi high fat diet

(HFD) dan propilthiouurasil (PTU) berupa Jagung 40%, lemak sapi 30%,

minyak kelapa 12%, kuning telur puyuh 3% dan mentega 15%.

Penambahan propilthiouurasil (PTU) bertujuang untuk memperlambat

metabolisme di hati sehingga mempercepat kenaikan kadar kolesterol

darah pada mencit, dengan sampel pembanding didapat kandungan

senyawa metabolit sekunder berupa Flavonoid (+), alkaloid (+), Saponin

(+), tanin (+) dan triterpenoid (+). Ekstrak daun duku (Lansium

domesticum Corr) memiliki efek menurunkan kadar kolesterol total darah

mencit

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian menggunakan ekstrak dari bagian

tumbuhan duku (Lansium domesticum Corr) lainnya yang kurang

dimanfaatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdallah, H. M., Mohamed, G. A., & Ibrahim, S. R. M. (2022a). Lansium


domesticum—A Fruit with Multi-Benefits: Traditional Uses,
Phytochemicals, Nutritional Value, and Bioactivities. In Nutrients
(Vol. 14, Issue 7). MDPI. https://doi.org/10.3390/nu14071531
AgrotekMAS, J., Alimuddin, S., & Program Studi Agroteknologi Fakultas,
D. (n.d.). Anjasamara et al. Identifikasi Karakter Morfologi Tanaman
Langsat (Lansium domesticum Corr) Sebagai Buah Unggul Lokas di
Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat Mahasiswa
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia 2).
Ariantari, N. P., Yowani, C., Dewa, D., & Swastini, A. (n.d.). Uji Aktivitas
Penurunan Kolesterol Produk Madu Herbal Yang Beredar Di
Pasaran Pada Tikus Putih Diet Lemak Tinggi Hypocholesterolemic
Activity Of Marketed Herbal Honey Products In Albino Rats With
Hypercholesterolemic Diet.
Ayu Chintia Devi Pendit, P., Zubaidah, E., & Heppy Sriherfyna, F.
(2016).Karakteristik Fisik-Kimia Dan Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Physical-
Chemistry Characteristics And Antibacterial Activity Of Bilimbi
(Averrhoa Bilimbi L.) Leaves Extract (Vol. 4, Issue 1).
Bachmid, N., Sangi, M. S., & Pontoh, J. S. (n.d.). Uji Aktivitas
Antikolesterol Ekstrak Etanol Daun Patikan Emas (Euphorbia
prunifolia Jacq.) pada Tikus Wistar yang Hiperkolesterolemia. In
Jurnal Mipa Unsrat Online (Vol. 4, Issue 1).
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo
Fadhilah, K., Wahyuono, S., & Astuti, P. (2020). A Bioactive Compound
Isolated From Duku (Lansium Domesticum Corr) Fruit Peels
Exhibits Cytotoxicity Against T47D Cell Line. F1000Research, 9, 3.
https://doi.org/10.12688/f1000research.21072.1
Furqan, M., & Nadia, A. (2022). Uji Aktivitas Antikolesterol Ekstrak Daun
Kari ( Murayya koenigii L) Terhadap Mencit Jantan (Mus
Musculus ) [Anti-Cholesterol Activity Test Of Curry Leaf Extract
(Murayya Koenigii L) Against Male Mice (Mus Musculus)]. Jurnal
Faperta Uniki (Journal of Agricultural and Tropical Animals
Sciences, 3(2). http://jurnal.uniki.ac.id/index.php/fanik

Handayani, F., Apriliana, A., Akademi, H. N., & Samarinda, F.


(n.d.).Karakterisasi Dan Skrining Fitokimia Simplisia Daun Selutui
Puka (Tabernaemontana macracarpa Jack). In Jurnal Ilmiah Ibnu Sina
(Vol. 4, Issue 1).
34

Hanum, L., Rina, D., & Kasiamdari, S. (2013). Tumbuhan Duku: Senyawa
Bioaktif, Aktivitas Farmaklogis dan Prospeknya dalam Bidang
kesehatan
Ingrid Anggraini, D., Mufti Ali, M., & Studi Farmasi Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan, P. (2017). Uji Aktivitas Antikolesterol Ekstrak
EtanolDaun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis)
Secara In Vitro. In Jurnal Ilmiah Kesehatan (Issue 1).
Kardela, W., & Maideani, Y. H. (2019). Uji Aktivitas Antikolesterol
Ekstrak Etanol Buah Malur (Brucea Javanica (L.) Merr) Terhadap
Mencit Putih Jantan Hiperkolesterolemia. In Jurnal Farmasi Higea
(Vol. 11, Issue 1).

Kedokteran, S., Ked, S., Bramantyo, O. :, & Handjono, D. (n.d.). Uji


Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kayu Kuning (Arcangelisia Flava)
Sebagai Antikolesterol Skripsi.
Konda, J. P., Siampa, J. P., Tallei, T. E., Kepel, B. J., & Fatimawali, F.
(2020a). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Biji Langsat
(Lansium domesticum var. pubescens) dan Duku (Lansium
domesticum var. domesticum) dengan Metode DPPH. Jurnal Ilmiah
Sains, 20(2), 113. https://doi.org/10.35799/jis.20.2.2020.28835
Konda, J. P., Siampa, J. P., Tallei, T. E., Kepel, B. J., & Fatimawali, F.
(2020b). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Biji Langsat
(Lansium domesticum var. pubescens) dan Duku (Lansium
domesticum var. domesticum) dengan Metode DPPH. Jurnal Ilmiah
Sains, 20(2), 113.https://doi.org/10.35799/jis.20.2.2020.28835
Korompis, G. E. C., Danes, V. R., Sumampouw, O. J., Ratulangi, U. S.,
Lingkungan, J. K., & Masyarakat, K. (n.d.). Uji Invitro Aktivitas
Antibakteri Dari Lansium Domesticum Correa (Langsat).

Najihudin, A., Chaerunisaa, A., & Subarnas, A. (2017). Aktivitas


Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Kulit Batang Trengguli (Cassia
fistula L) Dengan Metode Dpph (Vol. 4, Issue 2).

Pandapotan Marpaung, M., Ahwizar, A., & Wulandari, W. (2017).


Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017 Sinergi Penelitian dan
Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada
Era Global Ruang Seminar FMIPA UNY.
Parameter_Standar_Umum_Ekstrak_Tumbuhan. (n.d.).
Parasitologi, 1departemen, & Kedokteran, F. (2019). Pengaruh Ekstrak
Daun Duku (Lansium domesticum Corr. Serr.) terhadap Mortalitas
Larva Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) Ismalia Husna1. In Jurnal
Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan (Vol. 6, Issue 1).
Purnama, H., Desi Hernita, dan, Pertama, P., Pengkajian Teknologi
35

Pertanian Jambi, B., Muda, P., Pengkajian Teknologi Pertanian


Jambi Jl Samarinda Paal, B., & Jambi, K. (N.D.). Tinggi Muka Air
Tanah Dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Produksi Tanaman

Duku (Lansium Domesticum Corr) Di Kabupaten Muaro Jambi.


Purwanto, D., Bahri, S., & Ridhay, A. (2017). Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Buah Purnajiwa (Kopsia Arborea Blume.) Dengan Berbagai
Pelarut [Antioxidant Activity Test Of Purnajiwa (Kopsia Arborea
Blume.) Fruit Extract With Various Solvents]. Kovalen, 3(1), 24– 32.
Rafif Putranta, N., & Wijaya, S. M. (2017). Efektifitas Ekstrak Kulit Duku
(Lansium domesticum corr) sebagai Larvasida Aedes aegypti.
Rodrigues Spósito, D., Rodrigues Santos Jr SPÓSITO, A., & Jr, A. R.
(2011). Histochemical study of early embryo implantation in rats. In
Int. J. Morphol (Vol. 29, Issue 1).

Sahni, C., Berdasarkan Perbedaan Pelarut Polar Dengan Metode Dpph, B.,
Rahmawati, -Picrylhydrazyl, Zulfana Avievi, A., Pandapotan
Marpaung, M., & Prasetyo, D. (2021). Analisis Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Daun Duku Komering Ilir (Lansium parasiticum
(Osbeck) K. In Lantanida Journal (Vol. 9, Issue 2).
Salim, M., Sulistyaningrum, N., Isnawati, A., Sitorus, H., Ni, T.,
Penelitian dan Pengembangan, L. P., Selatan, S., & Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Teknologi Kesehatan Dasar Badan
Litbang Kesehatan, P. (n.d.). Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak
Kulit Buah Duku (Lansium domesticum Corr) dari Provinsi Sumatera
Selatan dan Jambi Characterization of Simplicia and The Peel
Extract of Duku (Lansium domesticum Corr) from South Sumatera
and Jambi Province.
Sapta Rahmat Hura, R., & Vahrozi, H. (2014a). Prosiding Seminar
Nasional dan Workshop "Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan
Klinik IV.

Sapta Rahmat Hura, R., & Vahrozi, H. (2014b). Prosiding Seminar


Nasional dan Workshop "Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan
Klinik IV.
Sapta Rahmat Hura, R., & Vahrozi, H. (2014c). Prosiding Seminar
Nasional dan Workshop "Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan
Klinik IV.
Silalahi, M., & Ria Anggraeni, dan. (2018). Studi Etnobotani Tumbuhan
Pangan Yang Tidak Dibudidayakan Oleh Masyarakat Lokal Sub-
Etnis Batak Toba, Di Desa Peadungdung Sumatera Utara, Indonesia
36

Ethnobotany Study of The Edible Plants Noncultivated By Batak


Toba Sub-ethnic in Peadungdung Village, North Sumatra, Indonesia.
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan,
8(2),241. https://doi.org/10.29244/jpsl.8.2.241-250

Sinaga, S. H., Syahputra, Y. H., Kom, M., Syahputra, G., Kom, S., Studi
P., Komputer, S., Sistem, D., Dosen, I., Dharma, T., Duku, H., &
Pakar, S. (2020). Sistem Pakar Mendiagnosa Hama Pada Tanaman
Lansium Domesticum (Duku) Menggunakan Metode Certainty Factor
Program Studi Sistem Informasi, STMIK Triguna Dharma. In Jurnal
CyberTech.https://ojs.trigunadharma.ac.id/

Wijaya, A.C.M.2017. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Duku (Lansium


Corr Var Duku Hasskl) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan
Pseudomonas Aeruginosa. Skripsi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Yuda Kusuma, I., & Octaviani, P. (2020). Aktivitas Antikolesterol
Kombinasi Ekstrak Eksokarp Buah Semangka (Citrullus Lanatus
(Thunb.) dan Ekstrak Daun Salam (Syzygium Polyanthum) pada
Mencit Jantan Galur balb/c (Vol. 12).
37

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman


38

Lampiran 2. Pengambilan Sampel

Pengambilan daun duku

Sortasi basah
39

Pencucian

Perajangan
40
41

Pengeringan
42

Sortasi kering Penghalusan

Lampiran 3. Proses Ekstraksi Dengan Metode Maserasi

Maserasi I Remaserasi II

Remaserasi II
43

Lampiran 4. Pengentalan ekstrak

Rotari ekstrak daun duku Waterbacth


44

Lampiran 5. Perhitungan Dosis dan Volume Pemberian


a. Perhitungan dosis manusia ke mencit

Konversi dosis untuk hewan = dosis lazim manusia x faktor konversi

Dosis Simvastatin untuk mencit 20 gram = 20 mg x 0,0026

= 0,052 mg

b. Perhitungan dosis ekstrak

1. Dosis ekstrak daun duku 0,1 gram/100 mg

0,1g x
x
1000 g 20 g

0 ,1 x 20
= 0,002 g = 2 mg
1000

1
Volume pemberian 1% bb = x 20
100

= 0,2 ml

2. Dosis ekstrak daun duku 0,3 gram/300 mg

0,3g x
x
1000 g 20 g

0 ,3 x 20
= 0,006 g = 6 mg
1000

1
Volume pemberian 1% bb = x 20
100

= 0,2 ml

3. Dosis ekstrak daun duku 0,5 gram/500 mg

0 ,5 g x
x
1000 20 g
45

0 ,5 x 20
= 0,01 =10 mg
1000

1
Volume pemberian 1% bb = x 20 = 0,2 ml
100

Lampiran 6. Perhitungan Rendemen

a. Rendemen Simplisia

⅀ daun duku basah : 3000 gram

⅀ daun duku kering: 1800 gram

simplisia kering
% rendemen = x 100 %
simplisiab asah

1800 g
= x 100 %
3000 g

= 60%

b. Rendemen Ekstrak

⅀ simplisia : 1500 gram

⅀ ekstrak yang diperoleh: 241 gram

bobot ektrak yang diperoleh(g)


% rendemen = x 100 %
bobot simplisia awal ( g)

241 g
= x 100 %
1500 g

= 16,06%
46

Lampiran 7. Skrining Fitokimia

Alkaloid Flavonoid

Saponin Tanin
47

Triterpenoid

Lampiran 8. Pembuatan Suspensi

Penimbangan Na Cmc Proses pembuatan Na Cmc


48

Suspensi Induk Penimbangan ekstrak 100 mg

Ekstrak 300 mg Ekstrak 500 mg


49

Suspensi ekstrak
50

Lampiran 9. Penimbangan Berat Badan Mencit

mencit 1 mencit 2

mencit 3 mencit 4

mencit 5
51

Lampiran 10. Pengecekkan kolesterol awal

pengecekkan kadar kolesterol awal

Lampiran 11. Pembuatan Pakan HFD

Perebusan telur Penimbangan Tepung jagung


52

Minyak kelapa 10% Penimbangan lemak sapi

Penimbangan Margarin Proses pembuatan pakan HFD

Pakan HFD
53

Lampiran 12. Pemberian PTU

Pemberian PTU terhadap mencit

Lampiran 13. Pengecekkan sesudah diinduksi

Pengecekkan kadar kolesterol sesudah diinduksi HFD + PTU

Lampiran 14. Pemberian suspensi


54

Suspensi induk dosis 100 mg dosis 300 mg

Dosis 500 mg Suspensi pembanding


55

Lampiran 15. Pengecekkan sesudah perlakuan

Pengecekkan kadar kolesterol sesudah perlakuan

Lampiran 16. Hasil Analisis Data

Uji Berat Badan Mencit (H7)


a. Uji Normalitas

b. Uji Anova One way


56

Berat Badan Mencit (H15)


a. Uji Normalitas

b. Uji Anova One way

Kadar Kolesterol Awal (H0)

a. Uji Normalitas

b. Uji Homogenitas
57

c. Anova One way

Kadar Kolesterol Setelah induksi


a. Uji Normalitas

b. Uji Homogenitas

c. Anova One way


58

Kadar Kolesterol Sesudah perlakuan


a. Uji Normalitas

b. Uji Homogenitas

c. Anova One way


59

Uji Paired Sampel Test (H0-H7)

Post Hoc (Tukey)


60

Lampiran 17. Keterangan Lolos Etichal Clearance


61

Lampiran 18. Surat keterangan Sehat Hewan Uji


62

Lampiran 19. Sertifikat analisis Na CMC


63

Lampiran 20. Sertifikat analisis H₂SO₄


64

Lampiran 21. Certifikat of analisis (COA) Fecl₂


65

Lampiran 22. Sertifikat Analisis HCL


66

Lampiran 23. Sertifikat Analisis Kloroform


67

Lampiran 24. Cetifikat of analisis (COA)

Anda mungkin juga menyukai