Anda di halaman 1dari 20

PROBLEMATIKA MANAJEMEN PENDIDIKAN

MENGAKIBATKAN MENURUNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI


ACEH

Disusun Oleh:

NAMA : Muhammad Asyraf


NIM : 221003016
Prodi : Pendidikan Agama Islam

PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM - BANDA ACEH
TAHUN 2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan


untuk generasi muda sangat menentukan masa depan bangsa. Namun, kenyataannya
kualitas pendidikan sangat rendah, terutama pendidikan yang ada di Aceh. Banyak
permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam Pendidikan di Aceh, mulai dari
fasilitas pendidikan, kualitas pengajar, kurikulum pendidikan dan biaya pendidikan.
Fasilitas pendidikan di Indonesia, terutama di daerah pelosok Aceh sangat tidak
memadai. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah dan pusat akan pendidikan
terlihat di sini. Kemudian banyak pengajar-pengajar yang kurang kompoten dalam
menguasai mata Pelajaran yang diberikan oleh kepala sekolah ada juga pengajar-
pengajar yang kurang pengalaman dan terlatih. Biaya pendidikan di Indonesia masih
tergolong tinggi. masalah biaya menjadi kendala untuk melanjutkan
pendidikan.Terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. Memang ada beberapa
beasiswa yang ditawarkan pemerintah, tetapi kurangnya informasi dan banyaknya
persyaratan yang harus dilakukakan membuat masyarakat memilih untuk tidak
melanjutkan pendidikan.
kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.
Pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan Sumber Daya manusia
untuk menjadi aktor pembangunan di berbagai bidang kehidupan. 1Pendidikan memang
memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas
bagi bangsa dan negara,Tetapi ekonomi tak kalah penting dalam dalam meningkatkan
kualitas Pendidikan di Aceh,sayangnya di Aceh masih temasuk provinsi termiskin di
Indonesia pada tahun 2023 Aceh tergolong provinsi yang ke 6 termiskin di Indonesia,
data diproleh dari hasil riset badan pusat Statistik Nasional Bahkan Aceh Saat Ini Pada
Bulan September 14,75 Penduduk Aceh Tergolong Orang Miskin.kurang kualitas
Pendidikan disebabkan juga oleh factor ekonomi bisa di indikasikan
Dari fakta yang sudah saya ungkapan di atas bagaimana bisa kurangnya kualitas
pendidikan yang ada di Aceh. Oleh sebab itu, dalam makalah ini, penyusun akan

1
Akilah, Fahmiah. Manajemen Perencanaan Sumber Daya Manusia di Bidang Pendidikan: Manifestasi dan
Implementasi. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 11(1), 81–94. 2019).
2
memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia,
khususnya kualitas pendidikan di provinsi Aceh.

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penyusun merumuskan

beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

1. Apa Itu Pengertian Pendidikan ?

2. Apa saja yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Aceh ?

3. Bagaimana solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan

pendidikan di Aceh?

Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan :

1. Pengertian Pendidikan Di Aceh Saat Ini;

2. Hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan di Aceh ;

3. Solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan Pendidikan Aceh .

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum membahas mengenai problematika pendidikan agama Islam di


sekolah dan solusinya, maka perlu untuk dibahas tentang pengertian Pendidikan
Agama Islam. Dalam menyimpulkan tentang pengertian Pendidikan Agama
Islam terlebih dahulu dikemukakan apa pengertian dari sebuah Pendidikan.
Definisi pendidikan dalam arti luas adalah Hidup. Artinya bahwa
pendidikan adalah seluruh pengetahuan belajar yang terjadi sepanjang hayat
dalam semua tempat serta situasi yang memberikan pengaruh positif pada
pertumbuhan setiap makhluk individu.2
Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik”
yang mendapat awalan pe- dan akhiran –an sehingga pengertian pendidikan
adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang
baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.
Sedangkan pengertian pendidikan dari segi terminology adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.3
Adapun istilah Pendidikan Islam dapat dipahami dalam beberapa pengertian

yaitu:

1. Pendidikan Islami, yakni Pendidikan yang dipahami dan dikembangkan


dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasar
islam,yaitu al-quran dan as-sunnah.

2
Desi Pristiwant, Bai Badariah, Jurnal Pendidikan dan Konseling,h,2. Universitaspahlawan,Volume
4Nomor 6 Tahun 2022
3
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1
4
2. Pendidikan keislaman atau Pendidikan Agama Islam, yakni upaya
mendidikan agama Islam atau ajaran Islam atau nilai-nilai Islam agar menjadi
way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang)4.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa yang
dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan
dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang
mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-
norma yang ditentukan oleh ajaran agama.
Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani, bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama
Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, melalui
kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Dari pengertian di atas terbentuknya pendidikan dalam Islam adalah
pendidikan yang diarahkan pada terbentuknya kepribadian Muslim. Kepribadian
Muslim adalah pribadi yang menjadikan Islam sebagai sebuah pandangan hidup,
sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam. Dengan
demikian Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani
maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna
menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan
akhirat.5
B. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu.
Dalam hubungannya dengan Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu merupakan
pegangan untuk memperkokoh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Adapun
yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
A. Al- Qur’an
Al- Qur’an yang merupakan kitab suci bagi kita umat Islam yang tentunya
terpelihara keaslian nya dari tangan-tangan yang tak bertanggung jawab dan tidak
ada keraguan di dalamnya, sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an
yaitu surat Al-Baqarah ayat 2.

4
Drs. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),2004, hlm 29-30
5
Sopian Sinaga,Problematika Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dan Solusinya, Jurnal Waraqat,
H,176Volume II, No. 1, Januari-Juni 2017

5
B . Al-Hadits
Serta al-Hadits yang merupakan sabda Nabi Muhammad saw. Selain dari dua
dasar yang paling utama tersebut, masih ada dasar yang lain dalam negara kita
khususnya seperti yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 29 ayat 1
dan 2. Ayat 1 berbunyi, Negara berdasarkan azas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ayat
2 berbunyi, Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama dan kepercayaannya masing-masing.
Dalam pasal ini kebebasan memeluk agama dan kebebasan beribadah
menurut agama yang dianutnya bagi warga Indonesia telah mendapat jaminan dari
pemerintah dan hal ini sejalan dengan Pendidikan Agama Islam dan hal-hal yang
terdapat di dalamnya. Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media
untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana
pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat
dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari
Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa
kepada Allah yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan keluarga.
2. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang
fungsional.
3. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat ber sosialisasi
dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
4. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam,
menjalankan ibadah dan berbuat baik.
Di samping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu
diingat bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu
memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang
bahagia di dunia dan di akhirat selain itu Pendidikan Islam juga mempunyai
fungsi secara umum yaitu :
1. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam
masyarakat pada masa yang akan datang, peranan ini berkaitan dengan
kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri.

6
2. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan
tersebut dari generasi tua ke generasi muda.
3. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan
kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelangsungan
hidup suatu masyarakat dan peradaban, dengan kata lain, nilai-nilai
keutuhan dan kesatuan suatu masyarakat, tidak akan terpelihara yang
akhirnya menyebabkan kehancuran masyarakat itu sendiri. Adapun nilai-
nilai yang dipindahkan ialah nilai-nilai yang diambil dari 5 sumber, yaitu:
Al-Qur’an, Sunah Nabi, Qiyas, Kemaslahatan umum, dan kesepakatan
atau Ijma’ ulama, dan cendekiawan Islam yang dianggap sesuai dengan
sumber dasar, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
4. Mendidik anak agar beramal di dunia ini untuk memetik hasilnya di
akhirat.
Jika kita cermati dari arti dan tujuan Pendidikan Agama Islam di
atas maka, tentunya dapat diketahui bahwa pendidikan Agama Islam tidak dapat
dihayati dan diamalkan kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui
proses pendidikan.
Nabi telah mengajarkan untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik
sesuai dengan ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Dari
satu segi, kita dapat melihat bahwa Pendidikan Agama Islam itu lebih
banyak ditujukan pada perbaikan sikap mental yang akan berwujud
dalam amal perbuatan, baik dalam segi keperluan diri sendiri maupun orang
lain, pada segi lainnya, Pendidikan Agama Islam tidak hanya bersifat teoritis
saja, tetapi juga praktis, Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan amal
dan pendidikan iman, dan karena isi dari Pendidikan Agama Islam adalah
tentang sikap dan tingkah laku pribadi di masyarakat, maka Pendidikan Agama
Islam bukan hanya pendidikan yang berlaku secara individu saja tetapi juga
menjadi pendidikan masyarakat.
C. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan,
dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan
manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

7
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek
Pendidikan Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan
perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama
Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah: (a)Ilmu Tauhid /
Keimanan, (b)Ilmu Fiqih, (c)Al-Qur‟an, (d)Al-Hadist, (e)Akhlak dan (f)Tarikh
Islam6.
Sementara apabila dijabarkan adalah sebagai berikut:
1. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat
membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-
ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di
masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan
tingkat pendidikannya.
2. Pengajaran Al-Hadits
Pengajaran Al-Hadits adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat
membaca Al-Hadits dan mengerti arti kandungan yang terdapat di dalam Al-
Hadits. Akan tetapi dalam prakteknya hanya hadits-hadits tertentu yang di
masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan
tingkat pendidikannya.
3. Pengajaran Tauhid
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek
kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari
pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
4. Pengajaran Akidah Akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada
pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini
berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan
berakhlak baik.
5. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang
segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan
dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui

6
Zuhairini dan Abdul Ghafir,Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Malang: UM Press,2004,h,48
8
dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Pengajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui
tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai
zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.

9
D. Problematika Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Berserta Solusinya
problematika-problematika Pendidikan Agama Islam di sekolah beserta solusi yang
ditawarkan, dilihat dari berbagai sisi :
1. Rendahnya Efektivitas Sistem Pendidikan Di Aceh Dalam Mencerdaskan Peserta
Didik
Sistem pendidikan di Aceh untuk saat ini bisa dikatakan masih sangat kurang
efektif, sistem di negeri ini memaksa para siswa nya untuk menjadi orang yang
multi talent, memaksa siswa untuk menguasai semua pelajaran di sekolah, padahal
setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing. Ironis sekali
jika kita memaksa ikan untuk terbang, memaksa burung untuk menyelam,
memaksa kura-kura untuk memanjat pohon.
Seharusnya pendidikan itu harus bisa mengembangkan atau meningkatkan
bakat dan skill dari setiap siswa, bukan memaksa siswa untuk bisa semua hal.
Contoh, ada seorang anak yang pandai atau berbakat dalam bidang olahraga
dan tidak bisa/kasarnya bodoh pada bidang matematika, hal yang harus dilakukan
sekolah adalah fokus meningkatkan kemampuan anak tersebut dalam bidang
olahraga bukan memaksa dia untuk jago matematika misalnya. Jika dia dipaksa
untuk menguasai matematika, bakat utamanya akan terhambat dan sulit
berkembang, sehingga pada akhirnya anak tersebut tidak bisa menjadi apa - apa
karena bakatnya tidak bisa berkembang dan pengetahuannya tentang
matematikanya pun tidak ada perubahan yang signifikan karena pikirannya tak
mampu menguasai bidang tersebut. Jika seandainya dia digembleng atau diasah
bakatnya dalam bidang olaharaga kemungkinan besar dia bisa menjadi seorang
atlet atau guru olahraga, bukan menjadi pecundang yang tidak bisa apa - apa.
Pendidikan yang seharusnya diterapkan di negeri ini yaitu fokus pada bakat
dalam diri siswa. Misal pada jenjang SD dan SMP masa tersebut fokus digunakan
untuk mencari jati diri atau bakat dari setiap siswa, menggali dan mencari tahu apa
bidang ya disukai siswa, untuk kemudia mengajarkan atau memberi tahu apa saja
hal yang harus dipelajari tiap siswa untuk menggapai impiannya di bidang yang di
minatinya. Selanjutnya di jenjang SMA / sederajat, tiap siswa bisa fokus pada
bidang yang menjadi bakat nya masing - masing, diberikan mata pelajaran yang
berhubungan atau sesuai dengan bidangnya, mata pelajaran yang nantinya akan
dibutuhkan siswa setelah lulus sekolah.

10
Solusi Yang Yang Di Tawarkan Adalah:
Beri Hak Dan Memfokus Siswa/Mahasiswa mempelajari suatu hal yang sesuai
bidangnya, bukan berarti tidak mempelajari hal lain, pelajaran lain tetap diberikan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik, tetapi tidak dipaksakan.
Sistem nilai raport itu memaksakan siswa agar harus menguasai semua mata
pelajaran, karena jika ada mata pelajaran yang nilainya kurang bagus akan
mempengaruhi keseluruhan nilai raport.
Jadi hal yang harus dilakukan sistem pendidikan di negeri ini adalah
memfokuskan pendidikan yang sesuai dengan bakat tiap siswa, dengan tetap
mempelajari mata pelajaran lain, tetapi nilai yang di-input ka-tiap pada raport hanya
nilai dari mata pelajaran yang berkaitan dengan bidang masing-masing siswa, bukan
semua mata pelajaran dimasukkan pada raport yang kesannya memaksa siswa untuk
menguasai seluruh bidang.7
2. Manajemen Sarana Dan Prasarana Sangat Kurang

Dari segi sarana dan prasarana pendidikan di Aceh bisa dikatakan kondisinya masih
jauh dari kata mencukupi, hal ini dapat kita amati sekolah yang terdapat di desa-desa
yang letaknya jauh dari pusat kota. Misalnya saja masih adanya gedung sekolah yang
rusak ataupun tak layak pakai, kepemilikan dan penggunaan media belajar masih minim
sekali, perpustakaan yang tidak memadai sehingga sumber buku pembelajaran tidak
lengkap, laboratorium tidak memiliki standard operasional, pemakaian teknologi
informasi tidak memadai dan lain sebagainya. Bahkan masih ada saja sekolah yang tidak
memiliki gedung sendiri, lalu sekolah yang tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki
laboratorium dan lain sebagainya. Hal-hal yang demikian tentu akan sangat
mempengaruhi secara langsung kualitas pendidikan di Aceh. Maka dari itu, sangat
penting bagi bangsa Aceh khususnya pemerintah untuk meningkatkan sarana dan
prasarana agar pembelajaran bisa berjalan dengan sangat baik sehingga meningkatnya

kualitas pendidikan di Negara yang kita cintai ini. Kurang memadainya sarana dan
prasarana pendidikan dapat berdampak kepada proses pembelajaran dan hal itu
juga dapat berdampak kepada kualitas pendidikan.8

7
Muhammad DickyNur, Rendahnya Efektivitas Sistem Pendidikan di Indonesia dalam Mencerdaskan Peserta
Didik, Artikel, kompasiana,15,juni 2022
8
Siti Nurharirah, Anne Effane, Hambatandan Solusi dalam Manajemen Sarana dan Prasarana

Pendidikan,h,223. Universitas Djuanda, Volume 1 Nomor 2 (2022)

11
Hambatan –hambatan dalam proses manajemen sarana dan prasarana adalah
sebagai berikut:

1.Keterbatasan sumber daya manusiaSumber Daya Manusia (SDM) sangat penting


dan sangat dibutuhkan dalam proses manajemen sarana prasarana. Dengan adanya
tim khusus manajemen sarana dan prasarana dapat membantu manajemen sarana
prasarana berjalan lebih efektif.

2.Keterbatasan dana yang dimiliki sekolahDana menjadi penentu utama


terwujudnya sarana prasarana yang lengkap dan berkualitas. Dengan adanya dana
yang mencukupi akan mempermudah suatu lembaga pendidikan untuk membeli
sarana atau perlengkapan-perlengkapan sekolah. Lembaga pendidikan akan dapat
memenuhi kebutuhannya jika memiliki dana yang ukup. Namun kenyataanya masih
banyak lembaga sekolah yang memiliki dana yang kurang memadai atau
terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan lembaga pendidikan tersebut.

3.Rendahnya kesadaran guru untuk terlibat dalam manajemen sarana dan


prasarana khususnya dalam perawatan.Selain adanya petugas khusus yang bertugas
untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana sekolah perlu kesadaran juga dari
pihak-pihak lain dalam memanajemen sarana dan prasarana tersebut. Salah satunya
yaitu pentingnya kesadaran guru dalam membantu proses manajemen sarana
prasarana itu khususnya dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.9

Peneliti memberikan saran atau solusi untuk mengatasi hambatan-habatan


tersebut diantaranya yaitu :

1.Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya manusia, pemimpin (kepala sekolah)


suatu lembaga pendidikan dapat mengeluarkan kebijakan agar setiap orang
yang berada didalam lembaga pendidikan tersebut mempunyai kewajiban untuk
menjaga dan merawat sarana prasana pendidikan, baik itu pemimpin lembaga
pendidikan tersebut, pendidik, tenaga pendidik dan peserta didik.Sebgai
penggerak pendidikan harus mempunyai niat dalam memenuhi sebuah sarana
prasarana yang baik demi pendidikan yang baik pula untuk generasi selanjutnya

2.Untuk mengatasi keterbatasan dana,dibutuhkannya koordinasi kepala sekolah


antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar dapat mengetahui lembaga-
9
Siti Nurharirah, Anne Effane, Hambatandan Solusi dalam Manajemen Sarana dan Prasarana

Pendidikan,h,224. Universitas Djuanda, Volume 1 Nomor 2 (2022)

12
lembaga pendidikan yang kekurangan dalam hal dana. Selain itu pemimpin suatu
lembaga pendidikan atau kebendaharaan dapat membuat surat pemenuhan sarana
prasarana pendidikan kepada pemerintah agar diberikan sarana dan prasarana yang
layak dan terjamin kedepannya.

3.Pendidik harus lebih kratif dalam mencari alternatif lain untuk tetap melakukan
pembelajaran dengan menarik dan menyenangkan tanpa adanya sarana
prasarana yang lengkap seperti dengan mengubah metode pembelajarannya.

3. Rendahnya Kualitas Guru


Keadaan guru di Aceh bisa dikatakan cukup memprihatinkan. Hal ini disebabkan
karena masih banyaknya guru yang belum memiliki profesionalisme yang memadai
untuk menjalankan tugasnya sebagaimana yang disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003
yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian
dan melakukan pengabdian masyarakat. Dalam realita yang terjadi saat ini masih banyak
guru yang tidak optimal dalam menjalankan tugasnya, seperti: terlambat ketika masuk ke
kelas, lebih banyak bercerita dibanding menjelaskan pelajaran, kurang memahami
konsep materi yang akan diajarkan, kurang memahami karakter siswa bahkan ada yang
masuk ke dalam kelas hanya untuk memberikan tugas lalu pergi meninggalkan kelas
begitu saja. Walaupun guru bukan satu-satunya faktor penentu dalam keberhasilan
pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan sebagai cermin
kualitas, tenaga pengajar. Namus kualitas guru yang rendah ini juga dipengaruhi oleh
rendahnya tingkat kesejahteraan guru yang ada di Indonesia.

Solusi Yang Penulis Tawarkan Dalam Hal Ini Adalah:

1. Melanjutkan Jenjang Pendidikan Lebih Tinggi

Tidak bisa dimungkiri jika semakin tinggi jenjang pendidikan juga akan
menghasilkan kualitas guru yang lebih baik. Jenjang yang lebih tinggi bukan hanya
sekadar mampu melakukan penambahan gelar di belakang nama saja namun bisa
terimplementasikan pada prestasi-prestasi yang dimiliki. Dengan pendidikan yang lebih
tinggi, ilmu yang akan didapatkan akan lebih banyak lagi. Pemahaman lebih dalam dan
mampu merealisasikan kebutuhan pengajaran di era modern. Selain salah satu sebagai
cara upgrading ilmu baru dengan melanjutkan jenjang lebih tinggi maka akan lebih
mudah untuk menghasilkan ilmu baru.dalam hal ini pemerintah memberi kesempatan

13
kepada guru untuk melanjutkan jenjang pendidikannya dengan memberikan bantuan
biaya untuk melanjutkan pendidikannya seperti pemberian beasiswa untuk
melanjutkan pemdidikan

2. Mengikuti Pelatihan Yang Menunjang Kualitas Guru


Dengan cara mengikuti seminar dan pelatihan penunjang guru berkualitas maka
akan ada perubahan yang terjadi dalam sistem dan metode belajar siswa yang akan di
ajarkan. Selain menambah skill dan kemampuan yang belum pernah dilakukan guru
juga dapat mengexplor dirinya lebih berkembang lagi terhadap dunia luar.
Kemampuan-kemampuan yang baru akan terus berkembang ketika selalu mengikuti
pelatihan-pelatihan yang dilakukan.

3. Aktif melakukan penelitian

Karya tulis ilmiah merupakan salah satu penunjang dalam meningkatkan


kualitas guru yang berkompeten dalam bidangnya. Dengan selalu melakukan penelitian
guru akan lebih memilki daya pikir dan analisis yang baik. Kemampuan tersebut dapat
dimanfaatkan untuk mengajar siswa yang memiliki daya nalar dan keinginan yang
lebih dalam terhadap sesuatu hal. Karya tulis juga menjadi salah satu penilaian bagi
guru yang akan menginginkan jabatan yang lebih tinggi, semakin banyak meng-upload
tulisan dalam portal jurnal-jurnal nasional maupun internasional maka akan lebih
mudah terpilih sebagai guru yang berprestasi.

4. Gerakan Guru Membaca (leterasi membaca)

Guru hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya membaca untuk


mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Guru harus lebih serba tahu
dibandingkan peserta didik. Untuk itu perlu digalakkan Gerakan Guru Membaca.
Dalam hal ini guru bisa memanfaatkan buku-buku atau media masa yang tersedia di
perpustakaan, sekolah ataupun toko buku, atau bisa juga dengan mengakses internet
tentang hal-hal yang berhubungan dengan spesialisasinya ataupun pengetahuan
umum yang dapat menambah wawasannya.

4. Rendahnya Kualitas Siswa/mahasiswa


Seperti yang sudah diketahui bahwa rendahnya kualitas sarana & prasarana pendidikan
serta rendahnya kualitas guru di Indonesia, maka hal tersebut juga berimbas pada
pencapaian kualitas siswa sehingga pencapaiannya menjadi tidak maksimal.

14
Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) tahun 2023
mengumumkan 10 provinsi dengan jumlah kelulusan terbanyak diterima PTN melalui
jalur UTBK SNBT. Aceh turun ke posisi 9 dari sebelumnya berada di urutan 8.

Pada tahun 2022, terdapat 17.030 siswa mendaftar masuk PTN dengan jumlah yang
diterima sebanyak 6.303 orang. Pada tahun 2023, jumlah pendaftar turun ke angka 16.550
orang dan yang diterima sebanyak 6.734 orang.

Menurut Ketua Tim Penanggung Jawab SNPMB, Profesor Mochamad Ashari, Jawa
Timur (Jatim) berada di posisi paling atas sebagai provinsi dengan jumlah siswa diterima
PTN terbanyak jalur UTBK SNBT 2023. "Jawa Timur paling posisi pertama, kemudian
diikuti Jawa Barat dan Jawa Tengah," ujar Prof Mochamad saat konferensi pers
pengumuman UTBK SNBT 2023 secara daring, Selasa 20 Juni 2023.

Solusi Penulis Tawarkan Adalah Sebagai Berikut:

1. Lalu Pada Kasus Rendahnya Kualitas Siswa, Yaitu Diberi Solusi Dengan Cara
Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Materi Pelajaran, Meningkatkan Alat-Alat
Peraga Dan Sarana-Sarana Pendidikan, Dan Sebagainya.10

10
Ihsanul Fajri, Hade Afriansyah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Kualitas Pendidikan di
Indonesia, h,21,jurnal Universitas Negeri Padang17 July 2019.

15
2. Memberikan semangat dan motivasi kepada siswa/mahasiswa, belajar adalah suatu
hal sangat penting,caranya salah satunya contoh guru mengatakan kepada siswa:

 pemuda sangat ini akan menjadi pemimpin negeri ini di masa yang akan
datang.

 Pendidikan adalah senjata utama untuk mengubah dunia.

 Kamu tidak bodoh, kamu hanya belum bersungguh-sungguh untuk belajar

 Perjalanan menuju sukses seharusnya mudah, tapi hanya berlaku bagi


mereka yang mau sungguh-sungguh belajar, terutama dari kegagalannya.

3. Pilih Metode Belajar Yang Tepat

Guru harus bisa memilih metode yang digunakan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. Pemilihan metode ini bisa menjadi tolok ukur apakah siswa merasa
jenuh atau antusias dalam kegiatan belajar mengajar.Metode belajar sendiri sangat

beragam, Ceramah dan Tanya jawab, Metode Diskusi, Metode Diskusi, Metode
Pemberian Tugas, Metode Tutorial/Bimbingan, Metode Pemecahan Masalah dan
metode lainya.

5. Rendahnya Kesejahteraan Guru

Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas


pendidikan Aceh. guru honorer di sekolah swasta/Negeri rata-rata Rp 10-70 ribu
per jam.Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan
pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore
hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa
ponsel, dan sebagainya.sedangkan bagi guru PNS itu menerima gaji pergolongan.
bahkan diinformasiakan guru non PNS Aceh belum di bayar selama tempo 6 bulan.
Menunggak 6 Bulan, DPRA Sahkan Anggaran Rp 136 M untuk Gaji Guru Non PNS11
Gaji pokok PNS untuk golongan I hingga IV berdasarkan PP Nomor15tahun2019:saya
rinci berikut ini:

Gaji PNS golongan I Gaji PNS golongan II


(Golongan Ia: Rp 1.560.800 - Rp 2.335.800. Golongan IIa: Rp 2.022.200 - Rp 3.373.600

Golongan Ib: Rp 1.704.500 - Rp 2.472.900 Golongan IIb: Rp 2.208.400 - Rp 3.516.300


11
Artikel Ini Telah Tayang Di Serambinews.Com Dengan Judul Menunggak 6 Bulan, DPRA Sahkan Anggaran
Rp 136 M Untuk Gaji Guru Non PNS,tahun 2023

16
Golongan Ic: Rp 1.776.600 - Rp 2.577.500 Golongan IIc: Rp 2.301.800 - Rp 3.665.000

Golongan Id: Rp 1.851.800 - Rp 2.686.500 Golongan IId: Rp 2.399.200 - Rp 3.820.000

Gaji PNS golongan III Gaji PNS Golongan IV

Golongan IIIa: Rp 2.579.400 - Rp 4.236.400 Golongan IVa: Rp 3.044.300 - Rp 5.000.000

Golongan IIIb: Rp 2.688.500 - Rp 4.415.600 Golongan IVb: Rp 3.173.100 - Rp 5.211.500

Golongan IIIc: Rp 2.802.300 - Rp 4.602.400 Golongan IVc: Rp 3.307.300 - Rp 5.431.900

Golongan IIId: Rp 2.920.800 - Rp 4.797.000 Golongan IVd: Rp 3.447.200 - Rp 5.661.700

Golongan IVe: Rp 3.593.100 - Rp 5.901.200

Gaji PNS di Indonesia bisa dikatakan sangat kecil dibandingkan gaji guru di negara
tentangga Indonesia berikut ini kami paparkan:12

NO Nama negara Nilai / Rp Per Bulan

1. Singapura 11.928.197

2. Thailand 9.524.104

3. Filipina 6.965.615

4. Malaysia 5.542.232

5. Indonesia 2.400.000

Gaji guru Indonesia sangat kurang mengakibatkan guru tidak semangat dalam
mengajarar maka berimbas kurangnya kualiatas Pendidikan Indonesia.

Solusi yang kami tawarkan:

Hendaknya disadari oleh orang tua murid, dan Masyarakat,dan terkhusus


pemerintah beserta pihak terkait untuk memhatikan kebutuhan rumah tangga
guru,dengan cara meningkatkan gaji guru di Indonesia supaya guru focus dalam
mengajar,tidak terbebani pikirannya dengan hal kebutuhan rumah tangga Ketika guru

12
Adi Ahdiat, Rata-Rata Terendah Gaji Guru Di Sejumlah Negara Asia Tenggara (Oktober 2023).di Akses tgl
31-november 2023

17
stres pikirannya Ketika mengajar akan mengakibatkan tidak focus maka akan
mengakibatkan turunnya kualitas Pendidikan Aceh.

18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kualitas pendidikan di Aceh memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan
kualitas pendidikan di Provinsi lain di Indonesia.
Prolematika Pendidikan di aceh yang meyebabkan turunnya kualitas Pendidikan
beserta solusinya:
1. Rendahnya Efektivitas Sistem Pendidikan Di Aceh Dalam Mencerdaskan Peserta Didik
Solusinya: Jadi hal yang harus dilakukan sistem pendidikan di negeri ini adalah
memfokuskan pendidikan yang sesuai dengan bakat tiap siswa, dengan tetap
mempelajari mata pelajaran lain untuk sekedaa menambah wawasan.
2. Manajemen Sarana Dan Prasarana Sangat Kurang.solusianya Untuk mengatasi
keterbatasan dana,dibutuhkannya suatu koordinasi antara kepala sekolah dan
pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar dapat mengetahui lembaga-lembaga
pendidikan yang kekurangan dalam hal dana.
3. Rendahnya Kualitas Guru.solusinya pemerintah memberikan beasiswa untuk guru untuk
melanjutkan jenjang lebih tinggi, Mengikuti Pelatihan Yang Menunjang Kualitas Guru,
Aktif melakukan penelitian, Gerakan Guru Membaca (leterasi membaca).
4. Rendahnya Kualitas Siswa/mahasiswa,solusinya: Memberikan semangat dan motivasi
kepada siswa/mahasiswa untuk semangat dalam belajar, Diberi Solusi Dengan Cara
Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Materi Pelajaran, Meningkatkan Alat-Alat Peraga
Dan Sarana-Sarana Pendidikan, Pilih Metode Belajar Yang Tepat yang mudah dipahami
oleh siswa dan meyenangkan bagi siswa.
5. Rendahnya Kesejahteraan Guru.solusinya adalah: Hendaknya disadari oleh orang tua
murid, dan Masyarakat,dan terkhusus pemerintah beserta pihak terkait untuk memhatikan
kebutuhan rumah tangga guru,dengan cara meningkatkan gaji guru di Indonesia supaya
guru focus dalam mengajar tidak stress dengan kebutuhan rumah tangga.

19
DAFTAR PUSTAKA
Akilah, Fahmiah. Manajemen Perencanaan Sumber Daya Manusia di Bidang
Pendidikan: Manifestasi dan Implementasi. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 11(1), 81–94.
2019).

Desi Pristiwant, Bai Badariah, Jurnal Pendidikan dan Konseling,h,2.


Universitaspahlawan,Volume 4Nomor 6 Tahun 2022

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan


nasional pasal 1

Drs. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),2004, hlm 29-30

Sopian Sinaga,Problematika Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dan Solusinya,


Jurnal Waraqat, H,176Volume II, No. 1, Januari-Juni 2017

Zuhairini dan Abdul Ghafir,Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Malang: UM


Press,2004,h,48

Muhammad DickyNur, Rendahnya Efektivitas Sistem Pendidikan di Indonesia dalam


Mencerdaskan Peserta Didik, Artikel, kompasiana,15,juni 2022

Siti Nurharirah, Anne Effane, Hambatandan Solusi dalam Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan,h,223. Universitas Djuanda, Volume 1 Nomor 2 (2022)

Siti Nurharirah, Anne Effane, Hambatandan Solusi dalam Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan,h,224. Universitas Djuanda, Volume 1 Nomor 2 (2022)

Ihsanul Fajri, Hade Afriansyah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya


Kualitas Pendidikan di Indonesia, h,21,jurnal Universitas Negeri Padang17 July 2019.

Artikel Ini Telah Tayang Di Serambinews.Com Dengan Judul Menunggak 6 Bulan,


DPRA Sahkan Anggaran Rp 136 M Untuk Gaji Guru Non PNS,tahun 2023

Adi Ahdiat, Rata-Rata Terendah Gaji Guru Di Sejumlah Negara Asia Tenggara
(Oktober 2023).di Akses tgl 31-november 2023

20

Anda mungkin juga menyukai