MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Perawatan
Gedung yang diampu oleh Dr. H. Nanang Dalil H. S.T., M.Pd.
Disusu oleh:
Wawan Kurniawan 1700003
Wildan Baladan Ad’n 1700189
Karina Asih Munggaran 1700895
Mochamad Alfarizi 1701047
Bunga Nabilah 1701442
Dewi Ayu Ardistya 1701683
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Makalah Teknik Finishing Furniture
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan
kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW.
Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Nanang Dalil
H. S.T., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Manajemen Perawatan Gedung yang telah
membimbing penyusun dalam penyusunan makalah ini. Selain itu, penyusun berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam dalam memudahkan proses
pembuatan makalah.
Makalah yang berjudul Manajemen Perawatan Gedung Rumah Sakit RSUD
Soreang, Kabupaten Bandung merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Perawatan Gedung. Tersusunnya makalah ini berkat
kerjasama yang baik antar mahasiswa dan dosen walaupun pada mulanya mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan makalah ini. Namun, al-hamdulillah akhirnya makalah
ini dapat diselesaikan. Harapan penyusun makalah ini dapat bermanfaat untuk seluruh
mahasiswa atau mahasiswi baik dalam proses pembelajaran di kampus maupun luar
kampus.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih ada kelemahan dan
kekurangan, oleh karena itu adanya kritik dan masukan dari berbagai pihak sangat
penyusun nantikan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
3.10 Kebijakan Instalasi IPSRS ................................................................................. 25
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
segera. Kegiatan ini dapat disebut sebagai rehabilitasi, contohnya perbaikan yan
dilakukan karena adanya:
1) Rencana perubahan organisasi atau pengembangan organisasi yang
memerlukan ruang tambahan.
2) Rencana perbaikan struktur bangunan karena adanya perubahan bangunan
dan lain sebagainya.
b. Perawatan Harian/Day to day maintenance (Preventive Maintenance)
Adalah perawatan yang sifatnya berulang setiap tahun, besar kerusakan dan
biaya dapat di estimasikan berdasarkan pengalaman sebelumnya antara lain
menyangkut pemeliharaan atap, kebocoran talang, saluran pembuang,
pengecatan dinding dan lain-lain.
c. Perawatan Darurat/Emergency Maintenance
Adalah perawatan yang sifatnya mendesak akibat suatu hal yang tidak
diduga dan tidak rutin, antara lain kerusakan yang diakibatkan oleh gempa,
banjir, kebakaran, dan lain-lain.
Program jangka menengah atau juga program tahunan adalah program yang
menghitung biaya perawatan dengan tingkat kerusakan ringan, sedang dan berat
yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bulanan. Tujuan dari program
tahunan adalah membuat program yang direncanakan dapat diterapkan dan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan terakhir dan juga besar anggarannya
sehingga lebih akurat selama satu tahun yang akan datang. Pertimbangan utama
pada program tahunan ini adalah sebagai berikut:
1) Penentuan jadwal pekerjaan yang disesuaikan dengan kegiatan organisasi
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan.
2) Mengelompokkan pekerjaan yang sejenis sehingga dapat dikerjakan
bersama.
3) Menetapkan jadwal untuk pekerjaan yang akan di tenderkan
4) Pembagian biaya sesuai dengan pekerjaan agar pengendalian lebih mudah
dilakukan.
c. Program Jangka Panjang
Program jangka panjang atau program lima tahunan ini berisikan pekerjaan-
pekerjaan yang tidak terinci, hanya sebagai kerangka kebijakan dalam
menentukan besaran anggaran biaya yang direncanakan, dan perawatan jangka
panjang ini biasanya dibuat kedalam grafik maintenance profil dengan maksud
untuk mengetahui tingkat kerusakan bangunan gedung serta dapat diprediksi
kerusakan-kerusakannya sampai umur ekonomis bangunan. Tujuan dari program
jangka panjang adalah:
1) Menentukan anggaran perawatan pada tingkat yang masih umum untuk
mencapai bangunan dalam kondisi standar.
2) Mencegah besarnya fluktuasi pada anggaran tahunan dengan cara perataan
item-item besar pekerjaan dan sisa dari pekerjaan yang tidak dapat ditangani
pada saat itu akan dikerjakan pada periode berikutnya.
3) Menentukan waktu yang tepat dan optimum untuk pelaksanaan pekerjaaan
perbaikan sehingga tidak mengganggu penghuni.
9
4) Menentukan struktur dan staf organisasi pemeliharaan dan apakah akan lebih
menguntungkan apabila dengan menggunakan tenaga kerja langsung untuk
menangani perbaikan, atau lebih baik pekerjaan penanganannya diserahkan
seluruhnya pada pihak ketiga.
Rencana perawatan gedung jangka panjang adalah rencana untuk melakukan
perawatan kedepan hingga sampai dengan umur rencana gedung. Umur rencana
gedung berbeda-beda sesuai dengan jenis dan kualitas gedung.
Rencana jangka panjang ini berupa rencana perawatan komponen gedung
sesuai siklus umur masing-masing komponen. Rencana ini termasuk perhitungan
estimasi biaya pertahun sampai dengan umur bangunan gedung.
7. Kerusakan Bangunan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 24/PRT/M/2007 intensitas
kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu:
a. Kerusakan ringan
1) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-
struktural, seperti penutup atap, langitlangit, penutup lantai, dan dinding
pengisi.
2) Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah
sebesar 35% dari hargasatuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru
yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
b. Kerusakan sedang
1) Kerusakan sedang adalah kerusakan pada Sebagian komponen non-
struktural, dan atau komponen structural seperti struktur atap, lantai, dan
lain-lain.
2) Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah
sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung
baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
c. Kerusakan Berat
1) Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan,
baik struktural maupun nonstruktural yang apabila setelah diperbaiki masih
dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
2) Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi
pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan
lokasi yang sama.
Sumber : Udi Raharjo (Bahan Ajar Perencanaan & Perbaikan Bangunan, 2011)
Sumber: Udi Raharjo (Bahan Ajar Perencanaan & Perbaikan Bangunan, 2011)
rumah sakit sangat menentukan kualitas pelayanan medik disamping aspek-aspek yang
menentukan lainnya seperti peralatan, tenaga medik, paramedik, obat-obatan dan
kelengkapan pelayanan kesehatan lainnya. Untuk menjamin keadaan selalu siap
operasional maka bangunan rumah sakit beserta seluruh utilitas penunjangnya perlu
dipelihara sehingga akan terhindar dari kerusakan yang akan mengakibatkan
terganggunya pelayanan medik dalam jangka waktu yang lama.
Bangunan rumah sakit khususnya, bangunan-bangunan tempat
diselenggarakannya pelayanan medik mempunyai beberapa kekhususan tersendiri
sesuai dengan fungsinya dalam pelaksanaan pelayanan medik, misal ruang operasi,
ruang laboratorium, poli klinik dan ruang perawatan. Kekhususan ruangan yang
disesuaikan dengan fungsi pelayanan ini menuntut adanya ketentuan khusus mengenai
bentuk ruangan dan jenis serta kualitas bahan bangunan yang dipergunakan dalam
membuat ruangan tersebut, sehingga pemeliharannya harus mengacu pada aspek-aspek
bahan dan fungsi pelayanannya.
Pemeliharaan bangunan rumah sakit meliputi pemeliharaan dan perbaikan kecil
untuk seluruh bangunan rumah sakit yang mencakup arsitektur bangunan, utilitas dan
halaman.
1. Pemeliharaan Rumah Sakit
Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan secara berkala yaitu: pembersihan,
perapihan, pelumasan, penyetelan, penyiraman, penyuburan. Perbaikan kecil
yang dilakukan sesuai keadaan/kebutuhan yaitu pemolesan, pelapisan,
pengecatan, penggantian komponen/suku cadang yang rusak dengan
volume/nilai perbaikan tidak melebihi 2 (dua) % dari volume/nilai keseluruhan
per unit
2. Sasaran Kegiatan Pemeliharaan
a. Arsitektur bangunan
Arsitektur bangunan, meliputi lantai dan tangga, dinding dan partisi, pintu
dan jendela, atap dan talang serta plafon
14
b. Utilitas
Utilitas bangunan meliputi listrik, plumbing, tata udara (AC), komunikasi
dalam gedung, pemadam kebakaran dan lift, dan instalasi pengolahan air
limbah.
c. Halaman
Halaman rumah sakit meliputi pagar, pertamanan, lapangan parkir, saluran
air hujan dan tempat sampah.
3. Pelaksanaan Pemeliharaan
Pelaksana pemeliharaan bangunan rumah sakit dapat dilakukan sendiri oleh
instalasi pemeriharaan sarana rumah sakit yang bersangkutan, oleh bengkel
rujukan atau oleh perusahaan pihak ke III.
4. Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan bangunan rumah sakit dibebankan pada anggaran rutin
rumah sakit yang bersangkutan. Komponen biaya pemeliharaan meliputi biaya
pengadaan bahan, cuku cadang, alat kerja bantu. Apabila dilaksanakan oleh pihak
ke III, termasuk juga biaya tenaga, keuntungan perusahaan dan pajak.
Rumah Sakit Umum Daerah Soreang (RSUD Soreang) adalah salah satu Rumah
Sakit Pemerintah yang berada di wilayah Kabupaten Bandung, dan merupakan salah
satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung
yang memiliki tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan
secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan
upaya rujukan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit. Sejak tahun 1997, RSUD Soreang ditetapkan menjadi Rumah
17
18
Tes saluran plumbing dilakukan dengan tes tekan menggunakan air pada
perpipaan dan tes rendam pada lantai toilet.
2. Tes General
Tes general merupakan tes yang dilakukan secara umum contohnya tes ke
sensitifan springkler.
3. Check List
Check list items unit bertujuan untuk keperluan serah terima antara pihak
kontraktor dengan pihak owner. Setelah dilakukannya check list, maka langkah
selanjutnya tergantung persetujuan pihak owner (rumah sakit), jika tidak ada hal yang
harus diperbaiki atau diganti maka langsung dilakukan serah terima. Tetapi jika ada hal
yang tidak sesuai keinginan owner maka pihak kontraktor harus melakukan perbaikan
agar bisa dilakukan serah terima.
4. Perbaikan
Perbaikan dilakukan jika pada saat kontraktor melakukan check list items tetapi
pada saat akan dilakukannya serah terima, pihak owner tidak menyetujui dan ingin
melakukan perubahan, maka akan dilakukan perbaikan.
5. Perawatan Gedung
Selama dalam masa tanggungan (garansi) satu tahun dari pihak kontraktor setelah
dilakukan serah terima bangunan, ada dari pihak kontraktor yang melakukan penjagaan
pada bangunan agar jika terjadi sesuatu maka bisa langsung ditangani. Setelah masa
tanggungan tersebut habis, maka bangunan menjadi sepenuhnya tanggung jawab
rumah sakit.
Gambar 3.4 Daftar Check Gambar 3.5 Instalasi Lampu Gambar 3.6 Sistem
List Items Peruangan Plumbing
Gambar 3.13 Pneumatic Gambar 3.14 Tangga Gambar 3.15 Curtain Box
Tube
30
Gambar 3.16 Back Bed Gambar 3.17 Alarm Speaker Gambar 3.18 Exshaust
Darurat
Gambar 3.19 Pipa Gambar 3.20 Alarm Darurat Gambar 3.21 Alat
Instalasi Pengukur Tekanan N2O
4.1 Kesimpulan
Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan
gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu layak fungsi.
Tujuan adanya pemeliharaan bangunan gedung antara lain: Untuk memperpanjang usia
kegunaan asset, Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang, dan
Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan.
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan kelompok kami, ditemukan faktor-
faktor dan point-point penting yang berpengaruh dalam kegiatan pemeliharaan dan
perawatan gedung RSUD Soreang, diantaranya adalah.
1. Pemeliharaan dan perawatan gedung rumah sakit RSUD Soreang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan
merupakan faktor penentu tercapainya tujuan kegiatan pemeliharaan.
2. Pemeliharaan pada komponen Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing
serta Tata Ruang strategi yang diterapkan pada proses pemeliharaan umumnya
adalah dengan penerapan pemeliharaan yang terjadwal seperti perawatan
tahunan, perawatan harian, dan perawatan darurat jika terjadi sesuatu hal yang
tidak diduga dan juga tidak rutin.
4.2 Saran
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan sebaiknya lebih memperhatikan dan
memprioritaskan kepada komponen-komponen penting yang dinilai memerlukan
tindakan khusus dalam pemeliharaan dan perawatannya. Serta untuk memudahkan
hendaknya dibuat Standar Operasional Prosedur perawatan dan pemeliharaan
komponen yang tersedia agar setiap kegiatan perawatan dan pemeliharaan dapat
berjalan dengan lancer dan sebagaimana mestinya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, U. (2011). Bahan Ajar Perencanaan dan Perbaikan Bangunan. Diakses dari
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/107/jbptppolban-gdl-roggyfaula-5324-3-bab2--
2.pdf
33