Anda di halaman 1dari 46

PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN DAN PRASARANA

RUANG OPERASI, RUANG PERAWATAN INTENSIF


DAN RUANG GAWAT DARURAT DI RUMAH SAKIT

Romadona ST, MARS

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan


2019
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO. 24 TAHUN
2016
PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN & PRASARANA RS
TENTANG

Persyaratan Administratif Persyaratan teknis bangunan Persyaratan teknis


gedung pada umumnya bangunan RS

Dilaksanakan Sesuai Dilaksanakan Sesuai a. Rencana Blok Bangunan;


Ketentuan Peraturan Ketentuan Peraturan b. Massa Bangunan;
Perundang-undangan Perundang-undangan c. tata letak bangunan (site plan);
d. pemanfaatan Ruang; dan
e. desain tata Ruang dan
Mengacu kepada Permenkes Mengacu kepada UU no. 28 komponen bangunan.
No. 56 Tahun 2014 tentang tahun 2002 tentang Bangunan
Klasifikasi dan Perizinan RS. Gedung, PP no. 36 Tahun 2005
tentang Bangunan Gedung,
Permenpu no. 45/PRT/M/2007
ttg Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung
KRITERIA DESAIN
SESUAI PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO. 24 TAHUN 2016

Rencana Blok Massa Bangunan


a. peruntukan lokasi bangunan; harus memenuhi syarat sirkulasi
b. kepadatan bangunan; udara dan pencahayaan,
c. ketinggian bangunan; dan kenyamanan, keselarasan, dan
d. jarak bebas bangunan. keseimbangan dengan lingkungan.

Site Plan Desain Tata Ruang &


harus memenuhi syarat zonasi Komponen Bangunan
berdasarkan tingkat risiko a. Desain harus meminimalisir resiko
penularan penyakit, zonasi penyebaran infeksi, harus
berdasarkan privasi, dan zonasi memperhatikan alur kegiatan
berdasarkan pelayanan atau petugas, pasien dan pengunjung
kedekatan hubungan fungsi RS.
antar Ruang pelayanan. b. Bangunan RS harus memenuhi peil
banjir
Pemanfaatan Ruang c. Lahan bangunan RS harus dibatasi
dengan pemagaran yang dilengkapi
Bangunan Rumah Sakit harus dengan akses/pintu yang jelas
efektif sesuai fungsi pelayanan. (akses utama, akses IGD dan
akses service)
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit – Ruang Perawatan Intensif – 2012.
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit – Ruang Gawat Darurat – 2012.
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit – Ruang Operasi – 2012.
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit – Bangunan Rumah Sakit yang Aman Dalam
Situasi Darurat dan Bencana.
Instalasi air;
b. Instalasi mekanikal dan elektrikal
• Permenkes no. 2306/MENKES/PER/XI/2011 Tentang Persyaratan Teknis Prasarana Instalasi
Elektrikal RS
c. Instalasi gas medik dan vakum medik
• Permenkes no. 4 Tahun 2016 tentang Penggunaan Gas Medik & Vakum Medik Pada
Fasyankes
d. Instalasi uap
e. Instalasi pengelolaan limbah
f. pencegahan dan penanggulangan kebakaran
• Pedoman Teknis Prasarana RS, Sistem Proteksi Kebakaran Aktif, 2012
• Permen PU No. 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
g. petunjuk, persyaratan teknis dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat
• Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa pada Bangunan RS, 2012
PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN DAN PRASARANA
RUANG OPERASI

DESAIN TIPIKAL (PROTOTYPE) UNIT/INSTALASI/RUANG OPERASI


Perawat & Dokter Pasien Masuk / Keluar

Ruang
Ruang Rawat Ruang
Perawatan
Inap Jenazah
Instensif

Ruangan
Tunggu

Ruangan Ganti Ruangan Dokter/ Transfer Bay


/ Locker Perawat/ Diskusi/ Pantry (Ruangan transfer/ ganti brangkar)

Ruangan
Pos Ruangan
Toilet Persiapa
Perawat Pemulihan
n
Trafo Isolasi

Ante Room Scrub up RUANGAN OPERASI Dirty Pool Koridor kotor

Ruangan Dirty Utility


Ruangan Gudang
Penyimpana
Farmasi Steril
n Alat
RUANG OPERASI

Ruang Ruang
Laundry
Farmasi Sterilisasi
Persyaratan Teknis Bangunan Ruang Operasi

1. Jenis ruangan operasi di rumah sakit terdiri dari


ruangan operasi minor, ruangan operasi umum
dan ruangan operasi mayor/khusus.
2. Desain tata ruang operasi harus memenuhi
ketentuan zona berdasarkan tingkat sterilitas
ruangan yang terdiri dari:
1) zona steril rendah (tekanan udara normal,
dengan prefilter);
2) zona steril sedang (Semi Steril dengan
medium filter)
3) zona steril tinggi (tekanan udara positif,
dengan prefilter, medium filter & hepa filter)
4) zona steril sangat tinggi (dibawah aliran
udara Unidirectional = diatas meja operasi)
2. Persyaratan Komponen arsitektur (lantai, dinding, plafon) tidak memiliki porositas
yang tinggi, sambungan lantai dengan dinding, dinding dengan dinding, dinding
dengan plafon konus.
3. Bahan penutup lantai harus dari bahan anti gesek, anti statik dan anti bakteri.
4. Dalam hal ruang operasi menyatu dengan ruang lain dalam satu bangunan,
ruang operasi harus merupakan satu kompartemen.
5. Sistem kelistrikan di ruang operasi tidak boleh terputus penyalurannya, oleh
karena itu harus didukung dengan ketersediaan suplai listrik dari genset dan
didukung ketersediaan UPS.
6. Tiap-tiap ruangan operasi harus dilengkapi pengaman arus bocor (trafo isolasi).
7. Tiap ruangan operasi disediakan grounding untuk peralatan 0.1 ohm.
8. Untuk peralatan pendant (di plafon) disiapkan outlet kotak kontak minimal 6 titik
dengan tiap-tiap titik berasal dari grup pengaman arus yang beda.
9. Pada tiap sisi dinding ruang operasi disediakan outlet kotak kontak cadangan 1
titik, dengan tiap-tiap sisi tidak boleh dari grup pengaman arus yang sama.
10. Pada salah satu sisi dinding ruang operasi disediakan outlet gas oksigen,
compress air, N2O dan vakum medic sebagai cadangan
11. Sistem ventilasi di ruang operasi harus tersaring dan
terkontrol serta terpisah dari sistem ventilasi lain di
rumah sakit untuk kepentingan pengendalian dan
pencegahan infeksi.
12. Selain memenuhi ketentuan, sistem ventilasi harus
terpisah antara satu ruangan operasi dengan ruangan
operasi lainnya.
13. Berikut dibawah ini parameter sistem tata udara di R.
Operasi : (Perbedaan tekanan = 5 Pascal)
ALUR KEGIATAN DI RUANG OPERASI
DESAIN TIPIKAL (PROTOTYPE) RUANG OPERASI
PROGRAM RUANG, LUAS RUANGAN DAN FUNGSI RUANG
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang
Program Ruang, Luas Ruangan Dan Fungsi Ruang

Catatan:
Kebutuhan ruangan di ruang operasi disesuaikan dengan jenis dan kebutuhan pelayanan serta ketersediaan SDM di RS.
MATRIKS PROGRAM RUANGAN DI RUANG OPERASI
AXONOMETRI RUANG OPERASI
PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN DAN PRASARANA
RUANG PERAWATAN INTENSIF

DESAIN TIPIKAL (PROTOTYPE) UNIT/INSTALASI/RUANG PERAWATAN INTENSIF


Pasien Masuk / Keluar
Ruang Ruang Ruang
Hemodialis Ruang Ruang
Gawat Jenazah Tunggu
a Operasi Rawat Inap
Darurat

Laundry / Ruang
Sterilisasi
Ruangan Ganti / Locker

Ruangan
Ruangan Ruangan Gudang Gudang
Alat
Perawat Dokter Bersih Kotor
Medik

- Area Perawatan Pasien


- Pos Perawat / Nurse Station
Pasien

Ruang Kamar
Rawat Inap Jenazah
Ruang Perawatan Intensif

1. Letak ruang perawatan intensif harus memiliki akses yang mudah ke ruang operasi, ruang gawat
darurat, dan ruang penunjang medik lainnya.

2. Komponen arsitektur (lantai, dinding, plafon) tidak memiliki porositas yang tinggi, sambungan lantai
dg dinding, dinding dg dinding, dinding dg plafon konus.

3. Modular ruang perawatan pasien + 3 x 4 m2, untuk ruang perawatan pasien tertutup/isolasi + 4 x 4 m2
(belum termasuk ruangan antara apabila menggunakannya).

4. Sistem kelistrikan di ruang ICU tidak boleh terputus penyalurannya (kelompok 2), oleh karena itu
harus didukung dengan ketersediaan suplai listrik dari genset dan didukung ketersediaan UPS.

5. Dilengkapi pengaman arus bocor (trafo isolasi), dengan perhitungan 1 trafo isolasi melayani 3 TT

6. Kelengkapan outlet yang terdapat di bedhead untuk tiap-tiap TT :


• Kotak kontak listrik 9-16 titik, semua titik tersambung dengan genset dan UPS, dengan tiap-tiap
titik berasal dari grup pengaman arus yang beda.
• Outlet Oksigen 1 titik, compress air 1 titik, vacuum medik 1 titik
• Lampu periksa

5. Sistem tata udara tersaring dan terkontrol dengan parameter tekanan udara positif, total pertukaran
udara 6 ACH, kelembaban 55+5 %, temperatur 21-240C.

6. Dalam hal ruang perawatan intensif menyatu dengan ruang lain dalam satu bangunan, ruang
perawatan intensif harus merupakan satu kompartemen.
DESAIN TIPIKAL (PROTOTYPE) RUANG PERAWATAN INTENSIF
MATRIKS PROGRAM RUANGAN DI RUANG PERAWATAN INTENSIF
AXONOMETRI RUANG PERAWATAN INTENSIF
PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN DAN PRASARANA
RUANG GAWAT DARURAT

DESAIN TIPIKAL (PROTOTYPE) UNIT/INSTALASI/RUANG GAWAT DARURAT


Dokter,Perawat & Staff - Pasien rujukan
- Pasien tanpa rujukan
Ruangan Ganti Terpusat - Pengantar

Ruangan Administrasi
Ruangan Dokter Ruangan Perawat/ Staff (Informasi, Registrasi, Pembayaran)
Ruangan
Gudang Kotor Triase Visual Tunggu

Ruangan Obat Toilet


Pos Perawat
Ruangan Alat Dekontaminasi R.isolasi
Medis

Ruangan Linen False


True Emergency
Emergency
Toilet
R. Ganti Triase Medik
Janitor

Emergency/ Darurat Urgent/ Gawat Darurat (ada ancaman kematian)

Tindakan Ruangan Resusitasi

Ruangan Ruangan
Operasi Minor Observasi
Transit Jenazah
(Dead On Arrival)

Ruang
Ruang Ruang
Perawatan
Rawat Inap Operasi
Intensif
Alur Kegiatan
Ruang Gawat Darurat Pulang
Ruang Gawat Darurat
LETAK
1. Bangunan ruang gawat darurat terletak dilantai dasar dengan akses masuk yang mudah dicapai
terutama untuk pasien yang datang dengan menggunakan ambulans.
2. Pintu masuk bangunan ruang gawat darurat harus terpisah dengan pintu utama masuk RS atau
dengan pintu masuk untuk pasien rawat jalan atau pintu masuk servis.
3. Lokasi bangunan ruang gawat darurat harus dapat dengan mudah dikenal dari jalan raya baik
dengan menggunakan pencahayaan lampu atau tanda arah lainnya.
4. Bangunan ruang gawat darurat memiliki akses yang cepat dan mudah ke lokasi bangunan ruang
operasi, ruang kebidanan, laboratorium dan bank darah rumah sakit, serta farmasi 24 jam.
5. Bangunan ruang gawat darurat disarankan untuk memiliki area yang dapat digunakan untuk
penanganan korban bencana massal.

DESAIN
6. Akses masuk ruang gawat darurat harus dilengkapi dengan tanda penunjuk jalan, rambu-rambu,
dan elemen pengarah sirkulasi yang jelas.
7. Desain tata ruang gawat darurat harus dapat mendukung kecepatan pemberian pelayanan
(response time) dan tidak terjadi infeksi silang dengan pengaturan zoning.
8. Pasien menular, untuk menuju ke ruangan isolasi disarankan melalui akses luar unit.
4. Ruangan dekontaminasi harus memiliki ventilasi yang baik, disarankan model pass trough dari luar
menuju ruangan triase
• Ruangan ini ditempatkan di sisi depan/luar atau terpisah dengan ruang gawat darurat.
• Pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam dan dilengkapi dengan
alat penutup pintu otomatis.
• Bahan penutup pintu harus dapat mengantisipasi benturan-benturan brankar.
• Bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air.
• Konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cm dari permukaan
lantai.
• Ruangan dilengkapi dengan sink dan pancuran air (shower), dan pancuran air (flusher)
dengan panjang selang dapat menjangkau seluruh ruangan.
• Ketinggian lantai lebih rendah dari sekitarnya dan dilengkapi dengan floor drain. Perbedaan
ketinggian lantai dibuat dengan kemiringan lantai
5. Secara umum ruangan-ruangan tindakan, observasi, total pertukaran udara per jam min. 6 kali &
Pertukaran udara dari luar per jam min. 2 kali.
6. Kelengkapan outlet yang terdapat di bedhead untuk tiap-tiap TT :

R. Resusitasi & R. Tindakan :


• kotak kontak min. 5 titik (semua titik tersambung dengan genset dan UPS)
• outlet oksigen 1 titik, outlet compress air 1 titik
• outlet vacuum medik 1 titik
• lampu periksa.

R. Observasi
• kotak kontak min. 2 titik
• outlet oksigen 1 titik
ALUR KEGIATAN DI RUANG GAWAT DARURAT
DESAIN TIPIKAL (PROTOTYPE) RUANG GAWAT DARURAT
MATRIKS PROGRAM RUANGAN DI RUANG GAWAT DARURAT
AXONOMETRI RUANG GAWAT DARURAT
PERSPEKTIF AREA DROP OFF
PERSPEKTIF AREA TUNGGU KELUARGA PASIEN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai