Anda di halaman 1dari 5

PSIKOTROPIKA

MANFAAT DAN DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN


PSIKOTROPIKA

Disusun oleh: Kelompok 1


Nama anggota:
Anisha Rachma Sary (07)
Dimas Reza Aditya Nugraha (11)
Muhammad Mahesa Putra (21)
Safarudin Zidane Valentoni (31)
Ubaidillah Darul Mansyur (35)
Wildan Franditazano Eka Riduwan (36)
PSIKOTROPIKA
A. Pengertian Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta
merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi,
ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan
rasa kecanduan pada pemakainya. Jenis obat-obatan ini bisa ditemukan dengan mudah
di apotik, hanya saja penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter. Efek
kecanduan yang diberikan pun memiliki kadar yang berbeda-beda, mulai dari
berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan hingga ringan.
Banyak pengguna yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut tanpa ijin dari dokter.
Meski efek kecanduan yang diberikan termasuk rendah, namun tetap saja bisa
berbahaya bagi kesehatan. Data menunjukkan sebagian besar pemakai yang sudah
mengalami kecanduan, dimulai dari kepuasan yang didapatkan usai mengkonsumsi
zat tersebut yang berupa perasaan senang dan tenang. Lama-kelamaan pemakaian
mulai ditingkatkan sehingga menyebabkan ketergantungan. Jika sudah mencapai level
parah, bisa mengakibatkan kematian. Penyalahgunaan dari obat-obatan tersebut juga
bisa terancam terkena hukuman penjara. Karena itulah, meski beberapa manfaatnya
sangat baik bagi kesehatan, namun jika berlebih dan tidak sesuai dengan anjuran
dokter bisa menyebabkan efek yang berbahaya.

B. Manfaat Penggunaan Psikotropika


Secara medis dan hukum, obat-obatan psikotropika hanya boleh digunakan sesuai
resep dan pengawasan dokter ahli. Obat-obatan tersebut biasanya digunakan untuk
mengatasi berbagai kondisi atau penyakit tertentu, seperti:

 Gangguan mental atau psikologis


 Kejang atau epilepsi
 Penyakit Parkinson
 Gangguan tidur, misalnya insomnia atau narkolepsi
 Sindrom kelelahan kronis

Selain itu, obat psikotropika juga sering kali digunakan sebagai anestesi atau obat
bius untuk mencegah dan mengatasi nyeri berat akibat tindakan medis tertentu,
seperti operasi.

Macam-macam psikotropika  yang bermanfaat dalam bidang kesehatan atau


kedokteran, diantaranya:

 Amfetamin, (dan turunannya), digunakan untuk mengurangi depresi, kecanduan


alkohol, mengobati parkinson kegemukan, keracunan zat tertentu, menambah
kewaspadaan, menghilangkan rasa kantuk dan lelah, menambah keyakinan diri
dan konsentarsi
 Asam barbiturat (pentobarbital dan secobarbitol) sering dipakai untuk
menghilangkan rasa cemas sebelum operasi atau obat penenang.

C. Dampak Negatif Penyalahgunaan Psikotropika


Meski memberikan efek kecanduan, namun penggunaan zat-zat tersebut
diperbolehkan asalkan sesuai dengan resep dokter. Namun sayang, saat ini
pemakaiannya justru berlebih dan melewati dosis normal sehingga manfaat yang
diberikan justru memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Berikut beberapa dampak
dan efek samping penggunaan zat psikotropika secara sembarangan sehingga
membahayakan kesehatan, antara lain:
1. Depresan
Fenomena ini ialah menekan sistem-sistem saraf pusat dan mengurangi aktivitas
fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan sampai bisa tertidur dan
tidak sadarkan diri pada pengguna. Meski demikian, penggunaan dosis yang
berlebihan justru akan mengakibatkan kematian. Salah satu contohnya yang paling
populer ialah Putaw.

2. Stimulan
Fenomena ini ialah merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan, serta
kesadaran pada pengguna. Beberapa contohnya yang paling populer ialah ekstasi dan
shabu-shabu.

3. Halusinogen
Fenomena ini ialah mengubah daya presepsi atau mengakibatkan halusinasi pada
pengguna. Salah satu contohnya yang populer ialah ganja.
Dampak yang muncul ini biasanya secara umum akibat adanya kecanduan dalam
pemakaian zat psikotropika sehingga melebihi dosis yang seharusnya, antara lain:

Dampak Fisik
Adapun dampak-dampak fisik yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan zat
psikotropika secara berlebihan, antara lain:
1. Gangguan pada system saraf atau neurologis pada tubuh pengguna, seperti kejang-
kejang, gangguan kesadaran, dan kerusakan sistem saraf tepi.
2. Gangguan pada bahaya jantung bocor dan pembuluh darah atau biasa dikenal
dengan sebutan kardiovaskuler, seperti infeksi akut otot penyakit jantung koroner dan
gangguan peredarahan darah dalam tubuh.
3. Gangguan pada kulit atau dermatologis, seperti alergi, eksim, dan penanahan
(abses).
4. Gangguan pada paru-paru atau pulmoner, seperti penekanan fungsi pernapasan,
kesusahan dalam bernapas, dan pergeseran jaringan paru-paru.
5. Gangguan lainnya, seperti sering sakit kepala, mual-mual, bahkan muntah, gejala
diare (murus), suhu tubuh meningkat, pengecilan hati, dan susah tidur.
6. Masalah pada kesehatan reproduksi, yaitu gangguan padaendokrin, seperti
penurunan fungsi hormone reproduksi (estrogen, progesteron, dan testosteron) dan
gangguan fungsi seksual.
7. Masalah pada kesehatan reproduksi pada perempuan, khususnya remaja, seperti
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid).
8. Mudah tertular penyakit, seperti hepatitis B, C, dan HIV/AIDS yang sampai saat ini
belum ditemukan obat efektifnya. Bahaya ini biasanya muncul karena kebiasaan
menggunakan zat psikotropika melalui suntikan, di mana jarum suntik yang
digunakan tidak terjaga kebersihannya dan digunakan secara berganti-gantian. (baca
juga: perbedaan AIDS dan HIV)
9. Resiko terkena overdosis (kelebihan dosis), sehingga menyebabkan kematian pada
pengguna.

Dampak Psikis
Adapun dampak-dampak psikis yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan zat
psikotropika secara berlebihan, antara lain:
1. Lamban dalam bekerja, sering melakukan kecerobohan, sering tegang, dan juga
gelisah.
2. Kehilangan rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, dan mudah curiga.
3. Agitatif (penghasut), mudah marah dan tingkah laku yang brutal.
4. Sulit berkonsentrasi, sering merasa kesal, dan tertekan.
5. Cenderung menyakiti diri sendiri, sering merasa tidak aman, hingga terkadang
terpancing untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Dampak Sosial
Adapun dampak-dampak sosial yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan zat
psikotropika secara berlebihan, antara lain:
1. Gangguan mental, anti-sosial (tidak mau bergaul atau berinteraksi dengan orang
lain), dan anti-susila, sehingga cenderung dikucilkan oleh masyarakat sekitar bahkan
keluarga sendiri.
2. Cenderung merepotkan dan menjadi beban keluarga. Tidak hanya masalah biaya
(uang), tetapi juga masalah nama baik keluarga.
3. Pendidikan dan pekerjaan yang terganggu, sehingga meningkatkan resiko masa
depan yang suram (madesu).

Dari efek samping dan dampak biasanya akan saling berhubungan sebelumnya
akhirnya akan benar-benar membahayakan bagi kesehatan. Salah satu contohnya ialah
ketergantungan fisik yang akan mengakibatkan rasa sakit yang laur biasa, yaitu
sakaw, jika terjadi pemutusan penggunaan zat psikotropika secara terus-menerus
(kontinyu) sehingga lama-lama akan semakin mengalami peningkatan dosis dan
akhirnya berlebihan. Sedemikian sehingga muncul dorongan psikologis yang berupa
keinginan untuk terus mengkonsumsi. Dengan demikian, gejala fisik dan psikis
tersebut akan berkaitan pula dengan gejala sosial sang pengguna, seperti dorongan
untuk membohongi orang tua, melakukan tindak kriminalitas (mencuri dan
sebagainya), manipulatif, pemarah, dan lainnya.

Pencegahan terhadap Ketergantungan Zat Psikotropika


Dari berbagai dampak negatif penggunaan zat psikotropika, perlu adanya upaya untuk
menghindarinya. Beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk menjauhi pengaruh
negatif zat psikotropika adalah sebagai berikut:

1. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, salah satunya dengan
sering
mengikuti dan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.
2. Menjauhi zat psikotropika dan tidak mencoba untuk mengkonsumsinya.
3. Tidak bergaul dengan pemakai ataupun pengedar zat psikotropika.
4. Sering mengikuti penyuluhan dan seminar tentang narkotika agar dapat
membentengi
diri dari penyalahgunaan psikotropika.
5. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang sifatnya positif. Tidak jarang pengguna zat
psikotropika yang pada akhirnya menyadari akan bahaya yang ditimbulkan zat
tersebut.

Pengobatan terhadap Penggunaan Psikotropika


Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya pengobatan guna untuk pemulihan kondisi
tubuh pengguna. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengobati ketergantungan
terhadap zat psikotropika adalah sebagai berikut:

1. Memeriksakan kesehatan tubuh pengguna ke dokter dan mengkonsultasikan upaya


untuk menghilangkan racun yang ditimbulkan akibat zat psikotropika.
2. Sikap peduli dan perhatian dari anggota keluarga, teman, dan sahabat dapat
memberikan semangat untuk sembuh dari ketergantungan akan zat psikotropika.
3. Melakukan kegiatan-kegiatan positif yang dapat memberikan manfaat bagi diri
sendiri, masyarakat, dan lingkungan.
4. Sering mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai