Selain itu, obat psikotropika juga sering kali digunakan sebagai anestesi atau obat
bius untuk mencegah dan mengatasi nyeri berat akibat tindakan medis tertentu,
seperti operasi.
2. Stimulan
Fenomena ini ialah merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan, serta
kesadaran pada pengguna. Beberapa contohnya yang paling populer ialah ekstasi dan
shabu-shabu.
3. Halusinogen
Fenomena ini ialah mengubah daya presepsi atau mengakibatkan halusinasi pada
pengguna. Salah satu contohnya yang populer ialah ganja.
Dampak yang muncul ini biasanya secara umum akibat adanya kecanduan dalam
pemakaian zat psikotropika sehingga melebihi dosis yang seharusnya, antara lain:
Dampak Fisik
Adapun dampak-dampak fisik yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan zat
psikotropika secara berlebihan, antara lain:
1. Gangguan pada system saraf atau neurologis pada tubuh pengguna, seperti kejang-
kejang, gangguan kesadaran, dan kerusakan sistem saraf tepi.
2. Gangguan pada bahaya jantung bocor dan pembuluh darah atau biasa dikenal
dengan sebutan kardiovaskuler, seperti infeksi akut otot penyakit jantung koroner dan
gangguan peredarahan darah dalam tubuh.
3. Gangguan pada kulit atau dermatologis, seperti alergi, eksim, dan penanahan
(abses).
4. Gangguan pada paru-paru atau pulmoner, seperti penekanan fungsi pernapasan,
kesusahan dalam bernapas, dan pergeseran jaringan paru-paru.
5. Gangguan lainnya, seperti sering sakit kepala, mual-mual, bahkan muntah, gejala
diare (murus), suhu tubuh meningkat, pengecilan hati, dan susah tidur.
6. Masalah pada kesehatan reproduksi, yaitu gangguan padaendokrin, seperti
penurunan fungsi hormone reproduksi (estrogen, progesteron, dan testosteron) dan
gangguan fungsi seksual.
7. Masalah pada kesehatan reproduksi pada perempuan, khususnya remaja, seperti
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid).
8. Mudah tertular penyakit, seperti hepatitis B, C, dan HIV/AIDS yang sampai saat ini
belum ditemukan obat efektifnya. Bahaya ini biasanya muncul karena kebiasaan
menggunakan zat psikotropika melalui suntikan, di mana jarum suntik yang
digunakan tidak terjaga kebersihannya dan digunakan secara berganti-gantian. (baca
juga: perbedaan AIDS dan HIV)
9. Resiko terkena overdosis (kelebihan dosis), sehingga menyebabkan kematian pada
pengguna.
Dampak Psikis
Adapun dampak-dampak psikis yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan zat
psikotropika secara berlebihan, antara lain:
1. Lamban dalam bekerja, sering melakukan kecerobohan, sering tegang, dan juga
gelisah.
2. Kehilangan rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, dan mudah curiga.
3. Agitatif (penghasut), mudah marah dan tingkah laku yang brutal.
4. Sulit berkonsentrasi, sering merasa kesal, dan tertekan.
5. Cenderung menyakiti diri sendiri, sering merasa tidak aman, hingga terkadang
terpancing untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Dampak Sosial
Adapun dampak-dampak sosial yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan zat
psikotropika secara berlebihan, antara lain:
1. Gangguan mental, anti-sosial (tidak mau bergaul atau berinteraksi dengan orang
lain), dan anti-susila, sehingga cenderung dikucilkan oleh masyarakat sekitar bahkan
keluarga sendiri.
2. Cenderung merepotkan dan menjadi beban keluarga. Tidak hanya masalah biaya
(uang), tetapi juga masalah nama baik keluarga.
3. Pendidikan dan pekerjaan yang terganggu, sehingga meningkatkan resiko masa
depan yang suram (madesu).
Dari efek samping dan dampak biasanya akan saling berhubungan sebelumnya
akhirnya akan benar-benar membahayakan bagi kesehatan. Salah satu contohnya ialah
ketergantungan fisik yang akan mengakibatkan rasa sakit yang laur biasa, yaitu
sakaw, jika terjadi pemutusan penggunaan zat psikotropika secara terus-menerus
(kontinyu) sehingga lama-lama akan semakin mengalami peningkatan dosis dan
akhirnya berlebihan. Sedemikian sehingga muncul dorongan psikologis yang berupa
keinginan untuk terus mengkonsumsi. Dengan demikian, gejala fisik dan psikis
tersebut akan berkaitan pula dengan gejala sosial sang pengguna, seperti dorongan
untuk membohongi orang tua, melakukan tindak kriminalitas (mencuri dan
sebagainya), manipulatif, pemarah, dan lainnya.
1. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, salah satunya dengan
sering
mengikuti dan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.
2. Menjauhi zat psikotropika dan tidak mencoba untuk mengkonsumsinya.
3. Tidak bergaul dengan pemakai ataupun pengedar zat psikotropika.
4. Sering mengikuti penyuluhan dan seminar tentang narkotika agar dapat
membentengi
diri dari penyalahgunaan psikotropika.
5. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang sifatnya positif. Tidak jarang pengguna zat
psikotropika yang pada akhirnya menyadari akan bahaya yang ditimbulkan zat
tersebut.