METABOLISME
KELOMPOK 1
1. Anisha Rachma Sary (07)
2. Muhammad Daffa K. A. (20)
3. Muhammad Mahesa Putra (21)
4. Raga Dwi Wicaksono (27)
5. Rizal Permana (29)
6. Tarisha Fadilla Ismayani (34)
2021/2022
A. METABOLISME
Metabolisme adalah kumpulan reaksi kimia yang terjadi dalam organisme. Dibantu oleh
enzim, metabolisme berlangsung dalam jalur-jalur yang saling berpotongan, yang dapat
bersifat katabolik yaitu menguraikan molekul dan melepaskan energi, atau anabolik yaitu
menyusun molekul dan menggunakan energi.
Di dalam tubuh, makanan mengalami serangkaian perombakan melalui berbagai reaksi
kimia sehingga membebaskan energi yang dikandungnya yaitu berupa molekul adenosine
trifosfat (ATP). ATP merupakan molekul berenergi tinggi yang dapat digunakan makhluk
hidup. ATP tersusun dari adenosine (basa adenin dan gula ribosa) dan tiga gugus fosfat.
ATP memiliki ikatan yang labil karena mudah melepaskan gugus fosfat ketika mengalami
hidrolisis sehingga berubah menjadi ADP (adenosine difosfat).
B. ENZIM
Enzim adalah biokatalisator yang mempercepat laju reaksi kimia dalam tubuh tanpa
mengalami perubahan struktur kimia, dengan menurunkan energi aktivasi reaksi. Energi
aktivasi adalah energi awal yang digunakan untuk memulai suatu reaksi kimia.
Sifat-sifat enzim sebagai katalis:
1) Terlibat dalam jalannya reaksi, namun jumlahnya tidak berubah.
2) Mempercepat laju reaksi, namun tidak mengubah komposisi produk.
3) Menurunkan energi aktivasi.
4) Hanya dapat mengkatalisis reaksi tertentu.
5) Dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
6) Dapat dihambat zat tertentu.
7) Dapat bekerja dalam reaksi bolak-balik.
Faktor yang mempengaruhi kerja enzim antara lain adalah konsentrasi enzim dan
kofaktor, konsentrasi substrat, konsentrasi inhibitor, suhu dan pH.
Pengaruh konsentrasi zat-zat yang berhubungan dengan enzim:
1) Konsentrasi enzim yang lebih besar dari substrat akan mempercepat laju reaksi
(mempercepat pembentukan produk).
2) Konsentrasi substrat yang lebih besar dari enzim akan menimbulkan konsentrasi
substrat jenuh (laju reaksi maksimum), yang menyebabkan ada substrat yang tidak
dikatalisis.
3) Konsentrasi inhibitor yang besar akan memperlambat laju reaksi (menghambat
pembentukan produk). Cara mencegah inhibitor menghambat pembentukan produk
adalah dengan meningkatkan konsentrasi enzim, kofaktor dan substrat.
Suhu berpengaruh terhadap kerja enzim, yaitu:
1) Semakin tinggi suhu, maka energi kinetik substrat dan enzim meningkat, sehingga
mempermudah keduanya saling berikatan.
2) Aktivitas enzim meningkat pada suhu optimum sampai suatu suhu maksimum
(sekitar 40 derajat Celcius).
3) Suhu yang terlalu tinggi (>40oC) menyebabkan enzim tidak bekerja karena struktur
enzim rusak akibat mengalami denaturasi protein. Enzim yang mengalami denaturasi
tidak dapat digunakan kembali.
4) Suhu yang terlalu rendah (<30oC) menyebabkan enzim tidak bekerja karena enzim
mengalami inaktivasi. Enzim yang mengalami inaktivasi masih dapat digunakan jika
suhu kembali normal.
pH dapat mempengaruhi struktur protein pada sisi aktif, sehingga substrat untuk
berikatan. pH optimum enzim berbeda-beda, dan jika tidak pada pH optimum, enzim
dapat mengalami denaturasi protein. Contoh: enzim amilase bekerja pada pH netral
agak basa, enzim pepsinogen bekerja pada pH sangat asam, dan maltase bekerja pada
pH basa
Dalam percobaan yang membahas mengenai enzim katalase yang menggunakan ekstrak
hati, ekstrak jantung, dan ekstrak kentang sebagai variable bebas; banyak gelembung dan
bara api sebagai variable control; serta larutan NaOH, larutan HCl, dan larutan NaCl sebagai
variable terikat, didapatkan data hasil percobaan sebagai berikut ini.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerja enzim dipengaruhi oleh derajat keasaman dan
suhu. Maka, enzim katalase bekerja sangat baik pada keadaan dan suhu normal, suhu normal
yaitu kurang dari 40 derajat celcius.
C. KATABOLISME
Katabolisme adalah proses mengubah senyawa organic menjadi senyawa anorganik dengan
mengurai molekul kompleks menjadi molekul sederhana dan menghasilkan ATP.
Katabolisme terdiri dari:
1) Katabolisme karbohidrat (4,2 kkal/gram), berupa proses respirasi aerob dan respirasi
anaerob.
2) Katabolisme lemak (9,1 kkal/gram).
3) Katabolisme protein (4,2 kkal/gram).
Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul
lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi
yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Reaksi kimianya membebaskan energi sehingga
disebut sebagai reaksi eksergonik. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan
dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron
tinggi NADH2 (Nikotilamid adenine dinukleotida) serta FADH2 (Flavin adenin
dinukleotida).
Contoh katabolisme adalah respirasi.
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, katabolisme dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Respirasi aerob : adalah respirasi yang membutuhkan oksigen bebas dari udara untuk
menghasilkan energi.
2. Respirasi anaerob : adalah respirasi yang tidak membutuhkan oksigen untuk
menghasilkan energi.
1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah katabolisme karbohidrat yang membutuhkan O2 sebagai oksidator
(penerima elektron terakhir dari reaksi). Contoh respirasi aerob adalah Respirasi Sel.
Respirasi bertujuan menghasilkan energi dari sumber nutrisi yang dimiliki. Semua
makhluk hidup melakukan respirasi dan tidak hanya berupa pengambilan udara secara
langsung. Respirasi dalam kaitannya dengan pembentukan energi dilakukan di dalam sel.
Oleh karena itu, prosesnya dinamakan respirasi sel. Organel sel yang berfungsi dalam
menjalankan tugas pembentukan energy ini adalah mitokondria. Respirasi termasuk ke
dalam kelompok katabolisme karena didalamnya terjadi penguraian senyawa kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana, diikuti dengan pelepasan energi. Energi yang kita
gunakan dapat berasal dari hasil metabolisme tumbuhan.
Respirasi aerob dapat dibedakan menjadi empat tahap, yaitu:
1) Glikolisis
Glikolisis adalah proses pemecahan glukosa menjadi asam piruvat pada respirasi
aerob. Reaksi ini terjadi dalam sitoplasma sel. Berikut tahapan-tahapan glikolisis.
adalah:
Enzim triose fosfat dehidrogenase memiliki dua fungsi dalam langkah ini. Pertama,
enzim mentransfer hidrogen (H-) dari gliseraldehida fosfat ke zat pengoksidasi
nicotinamide adenine dinucleotide (NAD +) untuk membentuk NADH. Selanjutnya,
triose fosfat dehidrogenase menambahkan fosfat (P) dari sitosol ke fosfat
gliseraldehida teroksidasi untuk membentuk 1, 3-bisfosfogliserat.
Enzim piruvat kinase mentransfer P dari PEP ke ADP untuk membentuk piruvat dan
ATP. Ini terjadi untuk setiap molekul fosfoenolpiruvat. Reaksi ini menghasilkan dua
molekul piruvat dan dua molekul ATP. Persamaannya adalah:
3) Siklus Krebs
Siklus Kreb (siklus asam sitrat) adalah siklus yang terjadi setelah dekarboksilasi
oksidatif asam piruvat. Siklus ini terjadi dalam matriks mitokondria. siklus Krebs
menggunakan nama Sir Hans Adolf Krebs, ilmwan Jerman – Inggris yang
mengemukakan siklus ini pada tahun 1937. siklus krebs berlangsung dalam 8 tahapan
reaksi. hasil akhir sikls krebs, yaitu 6 NADH, 2 FADH2, 2 ATP, DAN 4CO2.
Siklus krebs terdiri atas 8 tahapan sebagai berikut :
Tahap 2 : Isositrat
Tahapan kedua adalah isositrat. Terjadinya perubahan pada isomerisasi sitrat yang
kemudian menjadi isositrat, dan perubahan tersebut terbantu oleh enzim akonitase.
Nah, lihat saja proses perubahan isositrat tersebut pada gambar berikut ini.
Sebuah proses oksidasi yang pertama kali dalam siklus krebs adalah tahapan isositrat
dehidrogenase. Tahapan tersebut tergambar seperti di bawah ini.
Tahapan – tahapannya sebagai berikut :
Perubahan grup karbonil terjadi karena atom karbon yang membawa gugus
hidrosil dari tahapan 2.
Molekul yang berkaitan dengan enzim akan melepaskan CO2.
Molekuk terlepaskan.
Jadi, molekul yang lepas dari enzim (enzim disini berupa enzim dehidrogenase
isositrat) akan menghasilkan α – Ketoglutarat seperti gambar pada tahap 3 siklus ini.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, proses oksidasi yang ke-2 ini terjadi karena enzim α
– Ketoglutarat dehidrogenase menghasilkan NADH, CO2, dengan ikatan tioester
berenergi tinggi dengan CoA.
Reaki forforilasi terjadi dalam tahapan siklus yang ke – 5. Nah, penjelasan yang
tergambar adalah :
Tahap 6 : Fumarat
Suksinat dari proses atau tahapan siklus sebelumnya teroksidasi menjadi fumarat.
Tahapan tersebut tergambar pada bagan berikut.
Keterangan :
Tahapan FAD atau flavin adenine dinucleotide menghilangkan 2 – atom
hidrogen dari suksinat.
Menghasilkan FADH2.
Enzim suksinat merupakan satu kompleks enzim dari bagian sistem rantai transpor
elektron atau reduksi.
Hasil Siklus
Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap ketiga dalam respirasi aerob
yang mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta
membentuk kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus Krebs
selanjutnya.
Dalam siklus krebs, dari setiap 1 molekul glukosa akan dihasilkan 6 NADH, 2
FADH2, dan 2 ATP.
4) Transpor Elektron
Dari tahapan glikolisis sampai siklus Krebs NADH dan FADH2 yang dihasilkan
berturut-turut adalah 10 dan 2 molekul. Artinya,
Dengan demikian, tahap transpor elektron menghasilkan 34 ATP dan 12 H2O. Jika
seluruh ATP dijumlahkan (mulai glikolisis – transpor elektron), akan dihasilkan
seperti tabel berikut.
2. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob (fermentasi) adalah katabolisme karbohidrat yang membutuhkan
senyawa selain O2 sebagai oksidator (penerima elektron terakhir dari reaksi). Respirasi
anaerob terjadi apabila setelah glikolisis berakhir, sel mengalami kekurangan O2.
Glikolisis yang terjadi pada respirasi aerob sama seperti respirasi anaerob. Reaksi ini
terjadi di sitoplasma sel.
Organisme yang melakukan fermentasi di antaranya adalah bakteri dan protista yang
hidup di rawa, lumpur, makanan yang diawetkan, atau tempat-tempat lain yang tidak
mengandung oksigen. Beberapa organisme dapat berespirasi menggunakan oksigen,
tetapi dapat juga melakukan fermentasi. Organisme seperti ini melakukan fermentasi jika
lingkungannya miskin oksigen. Sebagai contoh, sel-sel otot dapat melakukan respirasi
anaerob jika kekurangan oksigen. Pada fermentasi, glukosa dipecah menjadi 2 molekul
asam piruvat, 2 NADH, dan terbentuk 2 ATP. Tetapi, fermentasi tidak bereaksi secara
sempurna memecah glukosa menjadi karbondioksida dan air, serta ATP yang dihasilkan
pun tidak sebesar ATP yang dihasilkan dari glikolisis.
Fermentasi terdiri atas glikolisis plus reaksi-reaksi yang meregenerasi (membentuk
kembali) NAD+ dengan cara mentransfer electron dari NADH ke piruvat atau turunan
piruvat. NAD+ kemudian dapat digunakan ulang untuk mengoksidasi gula melalui
glikolisis, dengan hasil netto 2 molekul ATP melalui fosforilasi tingkat-substrat. Dua
bentuk fermentasi yang umum adalah fermentasi alcohol dan fermentasi asam laktat.
Fermentasi Alkohol
Pada fermentasi alcohol, piruvat diubah menjadi etanol (etil alcohol) dalam dua langkah.
Langkah pertama melepaskan karbon dioksida dari piruvat, yang diubah menjadi
senyawa berkarbon-dua, asetildehida. Pada langkah kedua, asetildehida direduksi menjadi
etanol oleh NADH. Reduksi ini meregenerasi suplai NAD+ yang dibutuhkan agar
glikolisis berlanjut. Banyak bakteri melakukan fermentasi alcohol di bawah kondisi
anaerobic. Khamir (sejenis fungi) juga melakukan fermentasi alcohol. Selama ribuan
tahun, manusia telah menggunakan khamir dalam pembuatan bir, anggur, dan roti.
Gelembung CO2 yang dihasilkan oleh khamir roti selama fermentasi alcohol
memungkinkan roti mengembang.
Sel otot manusia membuat ATP melalui fermentasi asam laktat ketika oksigen sulit
diperoleh. Ini terjadi pada tahap awal olahraga berat, ketika katabolisme gula untuk
menghasilkan ATP lebih cepat daripada suplai oksigen ke otot dari darah. Di bawah
kondisi ini, sel beralih dari repirasi aerobik ke fermentasi. Dahulu, laktat yang tertumpuk
diduda menyebabkan kelelahan dan nyeri otot, namun riset terbaru menunjukkan bahwa
penyebab yang sebenarnya adalah peningkatan kadar ion kalium (K+), sedangkan laktat
tampaknya meningkatkan kinerja otot. Dalam kasus manapun, laktat yang berlebih akan
diangkut oleh darah secara bertahap menuju hati. Laktat diubah kembali menjadi piruvat
oleh sel hati.
Energi yang dihasilkan respirasi anaerob sedikit, karena etanol/asam laktat sebenarnya
masih mengandung banyak energi yang belum dioksidasi. Energi yang dihasilkan yaitu 2
ATP setiap molekul glukosa.
3. Katabolisme Lemak
Asam amino dapat dimanfaatkan menjadi energi ATP yang dibutuhkan tubuh melalui tiga
jalur katabolisme protein yang berbeda seperti berikut:
4. Katabolisme Protein
D. ANABOLISME
Anabolisme disebut juga asimilasi atau sintesis merupakan proses mengubah senyawa
anorganik menjadi senyawa organik dengan menyusun molekul sederhana menjadi molekul
kompleks dengan menggunakan ATP. Proses tersebut berlangsung di dalam tubuh makhluk
hidup. Anabolisme merupakan kebalikan dari katabolisme. Proses anabolisme memerlukan
energi, baik energi panas, cahaya, atau energi kimia.
Anabolisme terdiri dari:
1) Fotosintesis (anabolisme karbohidrat), adalah proses anabolisme yang menggunakan
cahaya sebagai sumber energi.
2) Kemosintesis, adalah proses anabolisme yang menggunakan senyawa kimia sebagai
sumber energi.
1. Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata foton artinya cahaya dan sintesis yang artinya menyusun.
Dari asal kata ini fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu proses penyusunan senyawa
organik dengan bantuan energi cahaya. Perlu dipahami bahwa pada dasarnya energi yang
dipakai oleh seluruh organisme hidup (tumbuhan, hewan, manusia, mikroorganisme) di
bumi ini berasal dari matahari. Proses fotosintesislah yang melakukan penyerapan energi
cahaya lalu dikonversi menjadi energi kimia. Komponen yang melakukan reaksi
fotosintesis adalah kloroplas yang mengandung pigmen fotosintetik yang menyerap
cahaya tampak dengan λ = 400-700 nm (kecuali warna hijau dan kuning). Pigmen
fotosintetik pada kloroplas: Klorofil a (hijau), mampu menyerap cahaya biru, ungu, dan
merah. Klorofil b (hijau kebiruan), mampu menyerap cahaya biru dan jingga. Karotenoid
(kuning), mampu menyerap cahaya biru. Energi cahaya yang diabsorpsi (diserap) oleh
klorofil menggerakkan sintesis molekul organic dalam kloroplas. Kloroplas terutama
ditemukan dalam sel mesofil, jaringan interior daun. Sel mesofil biasanya memiliki
sekitar 30-40 kloroplas, yang masing-masing berukuran sekitar 2-4 mikrometer kali 4-7
mikrometer.
Selaput yang terdiri dari dua membrane menyelubungi stroma, cairan kental di dalam
kloroplas. Suatu cakram yang di dalamnya terdapat pigmen fotosintetik yang disebut
tilakoid, memisahkan stroma dari kompartemen lain, yaitu interior tilakoid atau ruang
tilakoid. Di beberapa tempat, kantong-kantong tilakoid tertumpuk membentuk grana.
Fotosistem adalah suatu protein yang terdapat pada membran tilakoid yang mengandung
kumpulan pigmen fotosintetik dan senyawa organik di dalamnya. Fotosistem terdiri dari
fotosistem I (PI atau P700) dan fotosistem II (PII atau P680).
Perbedaan PI/P700 PII/P680
Waktu penemuan Ditemukan lebih dulu Setelah fotosistem I
Pigmen fotosintetik Klorofil a dan karotenoid Klorofil a dan klorofil b
Panjang gelombang Menyerap cahaya 700nm Menyerap cahaya 680nm
Aliran elektron Non-siklik Siklik
Hasil ATP, NADPH ATP
Persamaan fotosintesis merupakan rangkuman sederhana dari proses yang sangat
kompleks. Sebenarnya, reaksi fotosintesis bukanlah suatu proses tunggal, melainkan dua
proses, yaitu reaksi terang (light reaction, bagian foto dari fotosintesis) terjadi pada
tilakoid, dan reaksi gelap (siklus Calvin, bagian sintesis) terjadi pada stroma.
Tahapan Fotosintesis
1. Reaksi Terang
Hasil dari aliran elektron tersebut adalah molekul ATP dan NADPH yang akan
digunakan dalam reaksi gelap fotosintesis. Dalam reaksi terang terdapat 2 jenis aliran
elektron, yaitu aliran elektron non siklik dan aliran elektron siklik. Aliran elektron
yang dijelaskan seperti di atas adalah aliran elektron non siklik.
Sedangkan aliran elektron siklik terjadi apabila produksi ATP pada aliran elektron
non siklik tidak mencukupi untuk berlangsungnya reaksi gelap fotosintesis.
Kekurangan ATP ini akan dicukupi dengan menjalankan aliran elektron siklik yang
hanya menghasilkan ATP saja. Jalannya aliran elektron siklik adalah sebagai berikut.
Energi cahaya akan menggerakkan elektron pada fotosistem I sehingga naik ke
tingkat energi yang lebih tinggi.
Elektron yang naik tersebut akan ditangkap oleh akseptor primer kemudian
disalurkan menuju Fd, kompleks sitokrom, dan Pc sebelum kembali ke tempatnya
semula di fotosistem I.
Saat bergerak dari Fd, kompleks sitokrom, dan Pc, elektron akan melepaskan
energi yang akan digunakan untuk membuat ATP melalui chemiosmosis.
Hasil reaksi terang berupa ATP dan NADPH, serta H+ dari ATP sintase selanjutnya
digunakan dalam reaksi gelap.
2. Reaksi Gelap
Reaksi gelap (light-independent reaction) adalah reaksi yang tidak bergantung pada
cahaya, dan terjadi dalam stroma pada mesofil. Namun demikian, reaksi ini tidak
mutlak terjadi hanya pada kondisi gelap. Reaksi gelap memerlukan ATP, hidrogen,
dan elektron dari NADPH, karbon dan oksigen dari karbondioksida, enzim yang
mengkatalisis setiap reaksi, dan RuBP (Ribulosa Bifosfat) yang merupakan suatu
senyawa yang mempunyai 5 atom karbon. Disebut juga siklus Calvin-Benson. Reaksi
gelap dilakukan apabila telah terjadi reaksi terang. Reaksi gelap merupakan proses
penggunaan ATP dan NADPH untuk mengubah CO2 menjadi gula. Karbohidrat
yang dihasilkan langsung dari siklus Calvin sebenarnya bukanlah glukosa, melainkan
gula berkarbon tiga (gliseraldehida-3-fosfat, G3P). Untuk sintesis netto satu
molekul G3P, siklus Calvin harus berlangsung tiga kali, memfiksasi tiga molekul
CO2 (fiksasi karbon adalah penggabungan awal CO2 ke dalam materi organic).
Siklus Calvin terbagi menjadi tiga fase:
- Pengikatan (fiksasi) CO2
- Reduksi
- Pembentukan RuBP
Fase 2: Reduksi
Setiap molekul 3-fosfogliserat menerima satu gugus fosfat tambahan dari ATP,
menjadi 1, 3-bisfosfogliserat. Kemudian, sepasang electron yang disumbangkan dari
NADPH mereduksi 1, 3-bisfosfogliserat, yang juga kehilangan satu gugus fosfat,
menjadi G3P. Secara spesifik, electron dari NADPH mereduksi gugus karboksil pada
1, 3-bisfosfogliserat menjadi gugus aldehida G3P yang menyimpan lebih banyak
energy potensial. G3P merupakan gula-gula berkarbon-tiga yang sama yang
terbentuk dalam glikolisis melalui pemecahan glukosa.
Pada gambar di atas, untuk setiap tiga molekul CO2 yang memasuki siklus, terbentuk
enam molekul G3P. Namun hanya satu molekul dari gula berkarbon-tiga ini yang
dapat dihitung sebagai perolehan netto karbohidrat. Siklus dimulai dengan
karbohidrat senilai 15 karbon, dalam bentuk tiga molekul gula RuBP berkarbon-lima.
Sekarang ada karbohidrat senilai 18 karbon dalam bentuk enam molekul G3P. Satu
molekul keluar dari siklus dan digunakan oleh sel tumbuhan, namun lima molekul
yang lain harus disiklus ulang untuk menghasilkan tiga molekul RuBP.
Untuk sintesis netto satu molekul G3P, siklus Calvin mengonsumsi total 9 molekul
ATP dan 6 molekul NADH. Reaksi terang meregenerasi ATP dan NADPH. G3P
yang keluar dari siklus Calvin menjadi materi awal bagi jalur-jalur metabolik yang
menyintesis senyawa-senyawa organic lain, termasuk glukosa dan berbagai
karbohidrat lain. Reaksi terang saja atau siklus Calvin saja tidak bias membuat gula
dari CO2. Fotosintesis inilah merupakan sifat emergen kloroplas utuh, yang
mengintegrasikan kedua tahap fotosintesis.