Disusun Oleh :
SUKIRLAN
NPM. 20800110
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Ini berarti bahwa saat terjadi perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang
hilang atau diperoleh. Namun energi dapat dialihkan antar bagian sistem atau
dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat
Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus meningkat bila
sistem seiring sistem mendekati keadaan seimbang yang sejati. Dalam kondisi
suhu dan tekanan konstan, hubungan antara perubahan energi bebas (ΔG)
ΔG = ΔH – TΔS
3
Keterangan: ΔH adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu absolut.
ΔE, perubahan total energi internal di dalam reaksi, hubungan di atas dapat
ΔG = ΔE – TΔS
bebas (reaksi endergonik). Bila ΔG sangat besar, sistem akan stabil tanpa
pengalihan energi
4
Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam pemindahan energi bebas
ribosa dan 3 gugus fosfat (lihat Gambar 3.1). Dalam reaksinya di dalam sel,
Mg2+
5
ATP dan ADP
biokimia tertera pada Tabel 3.1. Terlihat bahwa nilai hidrolisis gugus terminal
rendah yang memiliki ΔG lebih rendah dari pada ΔG 0 pada ATP. Kedua,
fosfat berenergi tinggi yang memiliki nilai ΔG lebih tinggi daripada ΔG 0 pada
ATP, termasuk di dalamnya, ATP dan ADP, kreatin fosfat, fosfoenol piruvat
dan sebagainya.
Senyawa biologik penting lain yang berenergi tinggi adalah tiol ester yang
5
adenosilmetionin (metionin aktif), uridin difosfat glukosa dan 5-fosforibosil-
1- pirofosfat.
Senyawa ΔG0
kJ/mol kkal/mol
Fosfoenolpiruvat -61,9 -14,8
Karbamoil fosfat -51,4 -12,3
1,3-bifosfogliserat -49,3 -11,8
(sampai 3-
fosfogliserat) Kreatin -43,1 -10,3
fosfat -30,5 -7,3
ATP ADP + Pi -27,6 -6,6
ADP AMP + Pi -27,6 -6,6
Pirofosfat -20,9 -5,0
Glukosa 1-fosfat -15,9 -3,8
Fruktosa 6-fosfat -14,2 -3,4
AMP -13,8 -3,3
Glukosa 6-fosfat -9,2 -2,2
Gliserol 3-fosfat
Simbol ini menunjukkan bahwa gugus yang melekat pada ikatan, pada saat
kuantitas energi bebas yang lebih besar. Oleh karena itulah sebagian ahli
Berdasarkan posisi ATP pada Tabel 3.1, maka ATP merupakan donor fosfat
sisi lain, ADP dapat menerima fosfat berenergi tinggi untuk membentuk ATP
6
dari senyawa yang berada di atas ATP dalam tabel. Akibatnya siklus
dan terus diproduksi. Proses terjadi dengan kecepatan sangat tinggi, karena
energi.
1. Fosforilasi oksidatif
Energi bebas untuk menggerakkan proses ini berasal dari oksidasi rantai
2. Glikolisis
pembentukan laktat
Dalam siklus asam sitrat satu ~℗ dihasilkan langsung pada tahap suksinil
tiokinase.
7
Oksidasi adalah pengeluaran elektron dan reduksi adalah pemerolehan
elektron. Sebagai contoh adalah oksidasi ion fero menjadi feri yang
dilukiskan pada diatas. Dengan demikian oksidasi akan selalu disertai reduksi
akseptor elektron.
e- (elektron)
Fe2+ Fe3+
1. Oksidase
8
Oksidasi metabolit yang dikatalisis oleh enzim oksidase
2. Dehidrogenase
9
Oksidasi suatu metabolit yang dikatalisis oleh enzim-enzim dehidrogenase
3. Hidroperoksidase
organik sebagai substrat. Ada 2 tipe enzim yang masuk ke dalam kategori
4. Oksigenase
10
2.5 Rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif
energi bebas dari substrat respiratorik dalam proporsi jauh lebih besar
bakar, misalnya glukosa dan asam lemak. Pada organisme aerob, akseptor
dinukleotida (FAD).
melalui rantai transport elektron yang terdapat pada sisi dalam membran
mitokondria (Gambar 3.7). Gradien proton yang terbentuk sebagai hasil aliran
elektron ini kemudian mendorong sintesis ATP dari ADP dan P i dengan
11
energi dipindahkan dari rantai transport elektron ke ATP sintase oleh
NAD+ FAD
12
Ringkasan proses fosforilasi oksidatif di dalam mitokondria
13
Informasi tentang enzim yang berperan dalam fosforilasi oksidatif
Kompleks I
Kompleks II
Kompleks III
Kompleks IV
14
Tahap-tahap proses fosforilasi oksidatif
15
1. Kompleks I
2. Kompleks II
16
3. Kompleks III
17
4. Kompleks IV
5. Kompleks V
ATP.
18
Pada fosforilasi oksidatif, pelibatan NADH menghasilkan pembentukan 3
molekul ATP.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ini berarti bahwa saat terjadi perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang
hilang atau diperoleh. Namun energi dapat dialihkan antar bagian sistem atau
dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat
Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus meningkat bila
20
atau keteracakan sistem. Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam
sistem seiring sistem mendekati keadaan seimbang yang sejati. Dalam kondisi
suhu dan tekanan konstan, hubungan antara perubahan energi bebas (ΔG)
ΔG = ΔH – TΔS
ΔE, perubahan total energi internal di dalam reaksi, hubungan di atas dapat
ΔG = ΔE – TΔS
bebas (reaksi endergonik). Bila ΔG sangat besar, sistem akan stabil tanpa
21
3.2 Saran
semua pasokan energi bebas tersebut, kita menjaga lingkungan alam kita agak
melakukan penghijauan, dan menjaga kelestarian alam. Agar tubuh kita tetap
sehat.
22
DAFTAR PUSTAKA
Biochemistry
Biochemistry
J. Miller
Biochemistry
http://www.wiley.com\legacy\college\boyer\0470003790\animations\electron_trans
Phosphorylation
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah