PENDAHULUAN
1
komunis. Dengan Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan
PKI (Komunis) diharapkan kewaspadaan terhadap bahaya komunis lebih
meningkat.
2
2. Wisatawan, dapat menambah wawasan tentang sejarah terjadinya
pesitiwa pemberontakan G30 S/PKI dan menghargai pengorbanan
pahlawan yang ikut serta dalam peristiwa tersebut.
3. Melalui penelitian ini diharapkan hasilnya dapat dipakai sebagai
penampah wawasan pendidikan tentang peristiwa pemberontakan G30
S/PKI.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
J.V. Bryce
Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan
diperbuat oleh manusia.
W. H. Walsh
Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja
bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-
pengalaman manusia pada masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga
merupakan cerita yang berarti.
Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh
manusia.
Roeslan Abdulgani
Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan
menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta
kemanusiaan pada masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud
untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut,
untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan
penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
Moh. Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan
beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.
4
Ibnu Khaldun
Aristoteles
Sejarah adalah satu sistem yang meneliti satu kejadian sejak awal dan
tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau
juga sejarah adalah peristiwa-peristiwa masalalu yang mempunyai catatan,
rekod-rekod, atau bukti-bukti yang konkret.
Herodotus
Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh
manusia.
5
Kronologi peristiwa (G-30 S/PKI) bermula pada tanggal 1 Oktober.
Dimulai dengan kasus penculikan 7 jenderal dan anggota staff tentara oleh
sekelompok pasukan yang bergerak dari lapangan udara menuju Jakarta
daerah selatan.
1. Ahmad Yani
2. M. T. Haryono
3. D. I. Panjaitan
6
disimpan biasanya merupakan karya seni dan benda-benda yang langka, atau
kumpulan benda alam dan artefak arkeologi.
Caleb Setiawan
7
Pemberontakan merupakan usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh
perseorangan atau kelompok tujuannya melawan pihak penguasa atau
otoritas yang sah, yang ada dalam sistem pemerintahan.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
BAB IV
10
yang berbatasan dengan taman di kedutaan besar Iraq. Meski begitu, Pierre
Tendean yang menjadi ajudan pribadinya ditangkap, dan anak gadisnya yang
berusia lima tahun, Ade Irma Suryani Nasution, tertembak oleh regu sergap
dan tewas pada 6 Oktober. Korban tewas bertambah ketika regu penculik
menembak dan membunuh seorang polisi yang menjadi penjaga rumah
tetangga Nasution, Karel Satsuit Tubun. Korban tewas terakhir adalah
Albert Naiborhu, keponakan dari Pandjaitan, yang tewas saat menyerang
rumah jenderal tersebut. Mayat dan jenderal yang masih hidup kemudian
dibawa ke Lubang Buaya, dan semua dibunuh serta mayatnya dibuang di
sumur dekat markas tersebut.
Ketika matahari mulai terbit, sekitar 2.000 pasukan diturunkan untuk
menduduki tempat yang sekarang dikenal sebagai Lapangan Merdeka,
sebuah taman yang ada di Monumen Nasional. Meski begitu, mereka tidak
berhasil menundukkan bagian timur dari area ini, karena pada saat itu
merupakan daerah markas KOSTRAD yang dipimpin oleh Soeharto. Pada
jam 7 pagi, RRI menyiarkan pesan yang berasal dari Untung Syamsuri,
komandan Cakrabiwa, regimen penjaga presiden, bahwa Gerakan 30
September telah berhasil mengambil alih beberapa lokasi strategis di Jakarta
dengan bantuan anggota militer lainnya. Mereka berkeras bahwa gerakan ini
didukung oleh Central Intelligence of America (CIA) yang bertujuan untuk
menurunkan Soekarno dari posisinya.
Yang menuliskan tinta kegagalan dalam sejarah peristiwa G30 S/PKI
kemungkinan besar adalah karena mereka melewatkan Soeharto yang mereka
kira diam dan bukan tokoh politik pada masa itu. Soeharto diberitahu oleh
tetangganya tentang hilangnya para jenderal dan penembakan yang terjadi
pada pukul 5:30 pagi, dan karena ini ia segera bergerak ke markas
KOSTRAD dan berusaha menghubungi anggota angkatan laut dan polisi,
namun tidak berhasil melakukan kontak dengan angkatan udara. Ia
kemudian mengambil alih komando angkatan darat. Kudeta ini juga gagal
karena perencanaan yang amat tidak matang dan menyebabkan para tentara
yang ada di Lapangan Merdeka menjadi kehausan di bawah impresi bahwa
mereka melindungi presiden di istana. Soeharto juga berhasil membujuk
kedua batalion pasukan kudeta untuk menyerah dimulai dari pasukan
Brawijaya yang masuk ke area markas KOSTRAD dan kemudian pasukan
Diponegoro yang kabur kembali ke Landasarn Udara Halim Perdana
Kusuma.
G30 S/PKI baru berakhir ketika pada pukul 7 malam, pasukan yang
dipimpin oleh Soeharto berhasil mengambil kembali kontrol atas semua
fasilitas yang sebelumnya direbut oleh Gerakan 30 September. Ketika sudah
11
berkumpul bersama Nasution, pada pukul 9 malam Soeharto mengumumkan
bahwa ia sekarang mengambil alih tentara dan akan berusaha
menghancurkan pasukan kontra-revolusioner dan menyelamatkan Soekarno.
Ia kemudian melayangkan ultimatum lagi yang kali ini ditujukan kepada
pasukan yang berada di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma. Tidak
berapa lama, Soekarno meninggalkan Lanud Halim Perdana Kusuma dan
tiba di istana presiden lainnya yang berada di Bogor. Untuk jasad ke-7
orang yang terbunuh dan dibuang di Lubang Buaya sendiri baru ditemukan
pada tanggal 3 Oktober, dan dikuburkan secara layak pada tanggal 5
Oktober.
12
Tokoh Non-PKI
1. Chaerul Saleh
Chaerul Saleh merupakan pejuang dan tokoh politik Indonesia yang
pernah menjabat sebagai menteri, wakil perdana menteri, dan ketua
MPRS antara tahun 1957 sampai 1966. Salah satu pemuda yang
menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok.
(meninggal 1967 sebagai tahanan)
2. Muhammad Arief
Muhammad Arief merupakan pencipta lagu “Genjer-genjer”. (dibunuh)
3. Brigjen Soepardjo
Brigjen Soepardjo merupakan Komandan TNI Divisi Kalimantan
Barat yang memiliki peran penting dalam peristiwa Gerakan 30
September. (dihukum mati)
4. Letkol Untung Syamsuri
Letkol Untung Syamsuri merupakan Komandan Batalyon I
Tjakrabirawa yang memimpin Gerakan 30 September pada tahun
1965. (dihukum mati 1969)
5. Trubus Soedarsono
Trubus Soedarsono merupakan pematung dan pelukis naturalis
Indonesia. (dibunuh)
6. Wikana
Wikana merupakan seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, bersama
Chaerul Saleh dan Sukarni termasuk dalam pemuda yang menculik
Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok. (hilang)
Tokoh PKI
1. D. N. Aidit
D.N. Aidit merupakan ketua PKI. (meninggal dibunuh 1965)
2. Lettu Doel Arif
Lettu Doel Arif merupakan tokoh kunci dalam penculikan jenderal-
jenderal Angkatan Darat yang diduga akan membentuk Dewan Jenderal
oleh PKI dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965. (hilang)
3. Lukman Njoto
Lukman Njoto merupakan Menteri Negara pada masa pemerintahan
Soekarno dan wakil ketua CC PKI yang sangat dekat dengan D. N.
Aidit. (ditangkap 1966 dan hilang)
4. Ibnu Parna
13
Ibnu Parna merupakan politisi fraksi PKI, pemimpin Partai Acoma,
dan aktivis buruh. (dibunuh)
5. M. H. Lukman
M. H. Lukman merupakan Wakil Ketua CC Partai Komunis
Indonesia. (dihukum mati 1965)
6. Ir. Sakirman
Ir. Sakirman merupakan petinggi Politbiro CC PKI dan kakak
kandung dari Siswondo Parman, salah satu korban yang diculik
meninggal dalam peristiwa G30 S/PKI. (hilang)
7. Sudisman
Sudisman merupakan anggota Politbiro CC PKI. (dihukum mati)
8. Syam Kamaruzzaman
Syam Kamaruzzaman merupakan tokoh kunci Gerakan 30 September
dan orang nomor satu di Politbiro PKI yang bertugas membina
simpatisan PKI dari kalangan TNI dan PNS. (dijatuhi hukuman mati
1968, dieksekusi 1986)
14
(Gambar 4.2 Barang peninggalan Jend. Ahmad Yani)
(Gambar 4.3 Rumah yang digunakan sebagai dapur umum bagi pasukan PKI
yang bertugas menculik 7 Jenderal TNI Angkatan Darat pada 30 September
1965)
15
(Gambar 4.4 Rumah yang digunakan sebagai pos komando bagi pasukan PKI
yang bertugas menculik 7 Jenderal TNI Angkatan Darat pada 30 September
1965)
(Gambar 4.5 Barang milik Mayjen S. Parman, salah satu korban dalam peristiwa
pemberontakan G-30 S/PKI)
16
(Gambar 4.6 Diorama penyiksaan Mayjen S. Parman, Mayjen Suprapto, Brigjen
Sutoyo, dan Lettu Pierre Tendean di serambi rumah dalam kompleks Monumen
Lubang Buaya)
17
(Gambar 4.8 Baju berdarah dan barang milik Mayjen R. Suprapto)
(Gambar 4.9 Pakaian dan barang-barang milik Letkol Sugiyono (kiri) dan
Kolonel Katamso)
18
(Gambar 4.10 Celana berdarah dan barang-barang milik Jend. Ahmad Yani)
19
(Gambar 4.12 Pakaian dan barang-barang milik Brigjen Sutoyo Sistomiharjo)
20
PKI telah menjadi korban pembunuhan dan ratusan ribu lainnya
dipenjarakan di camp-camp konsentrasi, tanpa adanya perlawanan sama
sekali. Sewaktu regu-regu militer yang didukung dana CIA menangkapi
semua anggota dan pendukung PKI yang terketahui dan melakukan
pembantaian keji.
a. Penumpasan di Jakarta
21
1965. Kedua perwira ini dibunuh karena secara tegas menolak berhubungan
dengan Dewan Revolusi. Pemberontakan PKI ini juga terjadi di Solo,
Salatiga, Klaten, Boyolali, Semarang dengan menguasai beberapa tempat
penting seperti RRI dan gedung telekomunikasi.
Jawa Tengah merupakan basis PKI yang kuat, oleh karena itu Aidit
memilih Jawa Tengah sebagai tempat pelariannya. Akan tetapi dengan usaha
dari komando ABRI berturut-turut kota yang pernah dikuasai oleh pihak
G30 S/PKI berhasil direbut kembali. Sebelum tertangkap tanggal 22
November 1965 di Jawa Tengah, D. N Aidit mengeluarkan “Instruksi
Tetap” pada tanggal 10 November 1965 yang ditujukan kepada seluruh
CDB PKI seluruh Indonesia. Setelah dikeluarkannya Instruksi Tetap Aidit
gerakan pengacauan PKI mulai melemah dan pembubaran serat pembakaran
Bendera PKI dilakukan. Namun, alasan kurang jelas karena keinsafan atau
taktik semata sesuai dengan Istruksi Tetap Aidit. Terbukti PKI masih
mendirikan SPR (Sekolah perlawanan Rakyat), KKPR (Kursus Kilat Perang
Rakyat), serta menyusun Kompro-Kompro (Komite Proyek) sebagai Basis
menuju kembalinya PKI. Dengan pembentukan badan-badan di atas terbukti
PKI juga tetap melancarkan usaha pengukuhan kembali. Tetapi penumpasan
PKI di berbagai daerah tetap dilaksakan. Misalnya di Blitar Selatan PKI
menpengaruhi rakyat dengan 3T (tidak tahu, tidak mengerti, tidak kenal)
dan operasi penumpasan ini diberi nama operasi Trisula dilaksakan pada
tanggal 3 juli 1965 dan mengimbangi 3T dengan 3M (Menyerah,
Membantu, atau Mati) penumpasan PKI dan ormas-ormasnya pun terus-
menerus dilakukan.
22
1. Pembubaran PKI
2. Pembersihan Kabinet dari unsur-unsur G-30 S/PKI
3. Penurunan harga/perbaikan ekonomi.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
24
5.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.thearoengbinangproject.com/museum-pengkhianatan-pki-jakarta/
http://globallavebookx.blogspot.co.id/2014/02/pengertian-museum-menurut-para-
ahli.html
http://www.portalsejarah.com/sejarah-peristiwa-g30spki.html
http://pojoksatu.id/news/2015/09/30/50-tahun-g30s-pki-14-daftar-tokoh-penting-
indonesia-terbunuh-pada-masa-pembantaian-komunis/
http://dickyrachmadie.blogspot.co.id/2013/06/penumpasan-pemberontak-pki-
madiun.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_yang_meninggal_dalam_pembersihan_anti-
komunis_Indonesia
http://www.frewaremini.com/2014/12/barang-peninggalan-korban-g-30-spki.html
http://munggukskd.blogspot.co.id/
http://everlastinglee.blogspot.co.id/2013/01/ilmu-kita-contoh-penutup-dalam-karya.html
http://www.fauzulmustaqim.com/2015/12/makalah-gerakan-g30spki.html
http://asmara-canda.blogspot.co.id/2012/10/mengenang-g-30-spki.html
26