Zaman kemunduran ini disebut dengan istilah Zaman Kegelapan (Dark Ages) dan membuat
tatanan hidup bangsa-bangsa di Eropa menjadi kacau balau
Perang Salib merupakan perang yang melibatkan masyarakat dari Eropa melawan Turki Seljuk
dan orang Arab. Perang ini disebut Perang Salib oleh orang Kristen, dan Perang Suci oleh orang
Muslim. Perang ini berlangsung selama 200 tahun dan terbagi menjadi 7 periode
Perang ini disebabkan karena perebutan kota Yerusalem. Akhirnya kota ini dapat direbut
kembali dari tangan raja Kristen yang telah berkuasa selama 100 tahun dalam perang Khitin,
pahlawan Islam yang terkenal ini bernama Salahuddin Al-Ayyubi. Bangsa barat masih tidak
tinggal diam, Raja Richard The Lion Heart dari Inggris menghimbau raja-raja di Eropa untuk
merebut kembali kota Yerusalem, namun mereka gagal
Pada tahun 1453 ketika Khalifah Utsminiyah yang berpusat di Turki menguasai Konstatinopel
yang sebelumnya termasuk wilayah kekuasan Kerajaan Romawi-Byzantium. Jatuhnya
Konstatinopel ini dipimpin oleh Sultan Muhammad II dan menimbulkan kesulitan bagi bangsa
Eropa khususnya dalam bidang perdagangan.
4. Penjelajahan Samudra
Kemajuan teknologi pada saat itu juga mendorong bangsa barat untuk melakukan penjelahan
yang pada akhirnya menemukan bumi Nusantara, penemuan seperti kompas, navigasi dan mesiu
juga menjadi hal yang sangat penting. Hal itu dibuktikan dengan diketemukanya benua Amerika
oleh Colombus.
Belanda pertama kali tiba di Banten tahun 1596 Pada tahun 1596, 4 buah kapal dagang
Belanda yang antara lain dipimpin oleh Cornelis de Houtman tiba di Banten. Pada waktu itu,
Banten merupakan pelabuhan terbesar di Jawa Barat, serta pusat perdagangan rempah-rempah
dan berbagai hasil dari daerah-daerah di sekitarnya, termasuk dari Maluku.
Belanda pertama kali tiba di Banten tahun 1596 Motivasi utama yang mendorong kedatangan
Belanda adalah masalah ekonomi ditambah dengan adanya jiwa petualangan. Kedua, pada tahun
1585 terjadi perubahan di Eropa yang berdampak langsung terhadap pedagang-pedagang
Belanda. Perubahan itu adalah dikuasainya Portugal oleh Spanyol.
Terdorong untuk mendapatkan keuntungan besar, orang Belanda memaksa Banten memberikan
sejumlah besar rempah-rempah kepada mereka, tetapi mereka tidak mampu membayar. Sikap
Belanda tersebut menimbulkan ketegangan, kemudian mereka diusir dari Banten. Orang Belanda
meninggalkan Banten sambil menembaki kota dan kapal-kapalnya.
Berita tentang tindakan kasar Belanda tersebar ke daerah-daerah di sepanjang pesisir utara Pulau
Jawa (pantura). Oleh karena itu, ketika Belanda sampai di pelabuhan-pelabuhan lainnya mereka
tidak diterima oleh penguasa-penguasa setempat. Ekspedisi pertama Belanda ini kemudian
kembali ke negaranya dengan membawa sedikit rempah-rempah.
Rombongan kedua Belanda tiba di Banten pada tahun 1598 dipimpin oleh Jacob van Neck dan
Wybrecht van Warwyck. Belajar dari pengalaman yang pertama, mereka bersikap hati-hati dalam
berhubungan dengan Banten. Itulah sebabnya mereka diterima dengan baik oleh para penguasa
Banten.
Selain mengunjungi Banten, sejak tahun 1599 Belanda juga mengunjungi Maluku. Penduduk
Maluku menyambut kedatangan Belanda dengan ramah, karena mereka dianggap sebagai musuh
orang-orang Portugis yang juga menjadi musuh orang-orang Maluku.
Beberapa tahun kemudian, tahun 1605 Belanda mengadakan monopoli perdagangan cengkih,
dan mengadakan hongitochten. Hongitochten adalah pelayaran untuk mencegah adanya
perdagangan antara penduduk Maluku dengan pedagang-pedagang asing lain selain Belanda.