Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ananda Raihan Febriyani

NIM : 20823001

Kelas : IK 1

Rangkuman Sejarah tentang ke kholifahan Sultan Hamid II di Turki Usman

Sultan Hamid II atau Abdul Hamid bin Abdul Majid bin Mahmud bin Abdul Hamid bin Ahmad.
adalah sultan ke-34 Kesultanan Utsmaniyah dan sultan terakhir yang menerima kekuasaan
absolut. Beliau lahir 21 September 1842 di Kostantiniyye (kini Istanbul) dan meninggal pada10
Februari 1918 (umur 75) di Istana Beylerbeyi, Kostantiniyye (kini Istanbul). Selama 34 tahun
pemerintahannya, ia mengalami periode disintegrasi Kesultanan Utsmaniyah dan Balkan,
pemberontakan di berbagai wilayah Utsmaniyah, dan kegagalan perang melawan Kekaisaran
Rusia. Dia naik tahta pada tanggal 31 Agustus 1876 dan memerintah negara itu selama 33
tahun sampai ia digulingkan pada tanggal 27 April 1909 melalui kudeta militer, tak lama setelah
Revolusi Turki Muda pada tahun sebelumnya. Sebagai hasil dari perjanjian yang ia buat dengan
kaum pro-Konstitusional Genç Osmanlılar (Utsmani Muda), ia mendeklarasikan parlemen
konstitusional pertama Utsmaniyah pada tanggal 23 Desember 1876 dan dengan demikian
memberikan kesan bahwa negara tersebut akan mendukung proses demokratisasi. Namun, tak
lama setelah itu, ia menangguhkan konstitusi dan menutup parlemen pada tahun 1878, dengan
alasan ketidaksetujuannya dengan Parlemen. Setelah menutup majelis, ia memulai kekuasaan
absolutnya dengan menggabungkan kekuatannya.

Sultan Abdul Hamid II adalah teladan menjaga citra Islam. Ia bisa disebut sebagai benteng
terakhir Turki Usmani dalam upaya menjaga persatuan dunia Islam. Ia menjadi khalifah Turki
Usmani menggantikan pamannya, Abdul Aziz, yang bergelar Murad VI pada 1876. Pamannya
yang berkuasa cukup lama ini diturunkan dari jabatannya sebagai khalifah, kemudian dibunuh
oleh pembencinya. Selanjutnya, masa depan Kesultanan Turki Usmani berada di pundak Sultan
Abdul Hamid II.

Selama memerintah, sejumlah capaian-capaian mentereng direngkuh Sultan Abdul Hamid II


seperti mendirikan universitas, akademi seni rupa, sekolah keuangan dan pertanian. Selain itu, ia
membuka banyak sekolah dasar, sekolah menengah atas, sekolah untuk kaum difabel, juga
mendirikan Rumah Sakit Sisli Etfal dengan uangnya sendiri. Dia juga memrakarsai
pembangunan jembatan di dua tepi selat Bosphorus serta rel kereta api. Dalam buku catatan
pribadi, Sultan Abdul Hamid II menjelaskan tentang pentingnya melakukan gerakan
menanamkan kembali nilai ukhuwah islamiyah di antara kaum muslimin dunia, baik Cina, India,
Arab, Afrika, dan tempat-tempat lain. Sultan Abdul Hamid II menegaskan keyakinannya tentang
kemungkinan lahirnya kesatuan dunia Islam.

Anda mungkin juga menyukai