Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas pengolahan dan penyajian makanan
Yang diberikan oleh Enung Nurhayati S.Pd
Disusun oleh :
- Desi Rahmawati
- Lhaiylla Fitri Aslani
- Rani Nuraini
XII TATABOGA 4
1
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI .............................................................................................................................2
DAFTAR
GAMBAR .................................................................................................................3
BAB 1
PENDAHULUAN .........................................................................................................4
1.1 Letak geografis jawa
timur .......................................................................................4
1.2 Letak geografis
Surabaya .........................................................................................4
1.3 Makanan khas surabaya ...........................................................................................6
1.3.1 Rujak
cingur ...........................................................................................6
1.3.2 Lontong balap ........................................................................................7
1.3.3 Sate
karak ...............................................................................................7
1.3.4 Tahu tek .................................................................................................8
1.3.5 Tahu campur .........................................................................................8
BAB 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................9
2.1. Kesempatan khusus dan makanan khas di
surabaya ...............................................9
2.1.1 Temu manten
pegon ..................................................................................9
2.1.1.1 Sop
manten ........................................................................................9
2.1.2 Pitonan ....................................................................................................11
2.1.2.1 Jadah ...............................................................................................11
2.1.2.2 Tumpeng .........................................................................................11
2.1.3 Sedekah
bumi ..........................................................................................12
2.1.3.1 Baceng
lanang ..................................................................................12
2.1.4 Upacara
ngurit .........................................................................................13
2
2.1.4.1 Nasi
golong ......................................................................................13
2.1.4.2 Cok bakal .........................................................................................13
2.1.4.3 Jenang
abang ....................................................................................14
BAB 3 PENUTUP ...................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA ..............................................................................................................16
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB 1 PENDAHULUAN
Provinsi Jawa Timur secara geografis terletak di antara 11100 Bujur Timur – 11404'
Bujur Timur dan 70 12' Lintang Selatan – 8048” Lintang Selatan , dengan luas
wilayah sebesar 47.963 km2 yang meliputi dua bagian utama. Yaitu Jawa Timur
daratan dan Kepulauan Madura. Batas batas wilayah provinsi jawa timur meliputi,
sebelah selatan berbatasan dengan laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra
Hindia sebelah utara ( berbatasan dengan laut jawa ), provinsi Jawa Tengah sebelah
barat.
Kota Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur terletak di tepi pantai utara
Provinsi Jawa Timur atau tepatnya berada diantara 7° 9′- 7° 21′ Lintang Selatan dan
112° 36′ – 112° 54′ Bujur Timur.Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di
sebelah Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di sebelah Selatan dan Kabupaten
Gresik di sebelah Barat.
5
Gambar 1.3 kuliner surabaya
Jika berbicara tentang Jawa Timur, biasanya ingatan orang akan tertuju pada pesona
Gunung Bromo, keunikan Seni Karapan Sapi Madura, dan Kawah Ijen. Namun
sesungguhnya provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terbanyak ini mempunyai
kekayaan kuliner yang sudah kondang di seluruh penjuru nusantara bahkan
mancanagera.
Setiap daerah di Jawa Timur pasti punya makanan khas yang layak dicicipi para
pencinta kuliner. Kekhasan masakan Jawa Timur identik dengan rempah-rempah,
rasa pedas, gurih dan sedikit asin. Tahu Campur misalnya, makanan asli Kabupaten
Lamongan ini menjadi menu yang dicari para wisatawan saat mengunjungi Surabaya.
Kelezatan makanan ini terletak pada petis udang sebagai bumbu yang dipadukan kuah
gurih dan lunaknya daging lamur atau urat kaki sapi. Teknik penyajiannya juga cukup
unik: petis udang dioleskan di piring, lalu diberi kuah sedikit untuk mengencerkan.
Kemudian di atasnya diberi irisan tahu tipis-tipis, mi kuning, kecambah atau taoge,
irisan perkedel singkong, dan untuk memperindah sajian diberi taburan selada. Semua
dicampur menjadi satu.
6
1.3. MAKANAN KHAS SURABAYA
Gambar 1.4
Rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah seperti timun, kerahi
(krai, yaitu sejenis timun khas Jawa Timur atau blungkak dalam Bahasa Madura),
bengkuang, mangga muda, nanas, kedondong, kemudian ditambah lontong, tahu,
tempe, bendoyo, cingur, serta sayuran seperti kecambah/taoge, kangkung, dan
kacang panjang. Semua bahan tadi dicampur dengan saus atau bumbu yang
terbuat dari olahan petis, air matang untuk sedikit mengencerkan, gula/gula
merah, cabai, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam, dan irisan tipis
pisang biji hijau yang masih muda (pisang klutuk). Semua saus/bumbu dicampur
dengan cara diulek, kemudian diberi topping cingur. Jika tanpa cingur maka rujak
ini disebut rujak ulek.
Dalam penyajiannya, rujak cingur dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyajian
'biasa' dan 'matengan'. Penyajian 'biasa' atau umumnya, berupa semua bahan yang
telah hanya terdiri dari bahan-bahan matang saja; lontong, tahu goreng, tempe
goreng, bendoyo (kerahi yang digodok) dan sayur (kangkung, kacang panjang,
tauge) yang telah direbus atau dikukus. Tanpa ada bahan 'mentah'nya yaitu buah-
buahan, karena pada dasarnya ada orang yang tidak menyukai buah-buahan.
Keduanya memakai saus atau bumbu yang sama.
Makanan ini disebut rujak cingur karena bumbu olahan yang digunakan adalah
petis udang dan irisan cingur. makanan rujak pada umum tanpa menggunakan
bahan cin Rujak cingur biasa disajikan dengan tambahan kerupuk udang dan
dengan alas pincuk (daun pisang) atau piring.
7
1.3.2. Lontong balap
Gambar 1.5
Lontong balap adalah makanan khas Indonesia yang merupakan ciri khas kota
Surabaya di Jawa Timur. Makanan ini terdiri dari lontong, taoge, tahu goreng,
lentho, bawang goreng, kecap, dan sambal. Lontong balap terdiri dari lontong
yang diiris-iris dan di atas irisan lontong ini ditumpangi irisan tahu dan remasan
beberapa lentho (bulatan kecil sebesar ibu jari dan dipencet ini bentuk lentho asli
lontong balap, berbeda dengan lentho yang dipakai sekarang), kemudian di
atasnya ditumpangi kecambah setengah matang yang porsinya terbanyak dalam
hidangan, setelah itu diambilkan kuah secukupnya, sambal dan kecap disesuaikan
selera pembeli. Makanan ini dihidangkan dengan pasangannya yaitu, beberapa
tusuk sate kerang.
Gambar 1.6
Sate Karak adalah salah satu kuliner khas Surabaya yang masih belum banyak
dikenal oleh masyarakat. Makanan ini terdiri dari ketan hitam yang dibentuk pipih
dan diberi isian gula merah, kemudian dibakar di atas arang dan disajikan dengan
taburan kelapa parut yang sudah dicampur dengan garam. Selain itu, sate karak
juga biasanya disajikan dengan siraman air daun pandan yang harum. Sate karak
terbuat dari potongan jeroan sapi seperti usus dan gajih (lemak), lalu dilumuri
bumbu rahasia dan dibakar, kemudian disantap dengan nasi ketan hitam dan
dilumuri bumbu kelapa diatasna yang disebut sambal bubul.
8
1.3.4. Tahu tek
Gambar 1.7
Tahu tek adalah salah satu masakan khas Jawa Timur khususnya di Kota
Surabaya[butuh rujukan]. Tahu tek terdiri atas tahu goreng setengah matang dan
lontong yang dipotong kecil-kecil dengan alat gunting dan garpu untuk memegang
tahu atau lontong, telur, kentang goreng, sedikit taoge, dan irisan ketimun
dipotong kecil-panjang (seperti acar), lalu setelah disiram dengan saus kacang
dengan campuran petis di atasnya, ditaburkan kerupuk udang yang bentuknya
kecil dengan diameter sekitar 3 cm. Selain menggunakan tahu goreng biasa,
variasi lain tahu tek adalah menggunakan tahu yang dicelup kocokan telur
sebelum digoreng. Variasi ini juga dikenal sebagai tahu telor.
Gambar 1.8
Tahu campur terbuat dari bahan-bahan seperti, daging sapi kenyal, tahu goreng,
taoge, selada air, mie kuning. Semua bahan-bahan ini dipotong-potong kemudian
disiram kuah yang terbuat dari aneka bumbu-bumbu yang sudah dicampur dengan
petis, bumbu masakan khas Surabaya. Untuk menambah kenikmatan rasa tahu
campur, sambal dan kerupuk udang wajib ditambahkan. Taburan bawang goreng
menjadi penambah selera saat kuliner ini disajikan. Uniknya, tahu campur juga
menggunakan perkedel singkong yang terbuat dari singkong yang sudah diparut
kemudian dicampur dengan kuah yang terbuat dari aneka bumbu seperti bawang
merah, bawang putih, ketumbar, daun jeruk, jinten, laos dan garam yang
dihaluskan.
9
BAB 2 PEMBAHASAN
Gambar 2.1
Tradisi pernikahan Manten Pegon ini diketahui sudah ada sejak ratusan tahun yang
lalu di daerah yang kini merupakan kawasan kota Surabaya, Jawa Timur. tradisi
pernikahan Manten Pegon ini diketahui melalui sebuah karya lukisan dari Josias
Cornelis Rappard. Melalui lukisannya, beliau menggambarkan sebuah upacara
pernikahan kuno yang disebut Manten Pegon atau juga dapat pula disebut sebagai
Loro Pangkon. Uniknya, tradisi Manten Pegon ini merupakan akulturasi dari
kebudayaan Jawa, Belanda, Arab dan Tionghoa. Tradisi Manten Pegon dibagi
menjadi dua rangkaian, yaitu upacara pranikah dan nikahan. Pranikah terdiri dari
nelisik, ndelok, nakokno, peningsetan, malang manggulan, dan terakhir adalah
upacara langkahan.
Dalam tradisi pernikahan ini juga ada acara arak-arakan yang dilengkapi beberapa
pelengkap. Pelengkap yang utama yakni payung besar, penari lorek, rontek, loro
pangkon, pangih dan yang terakhir sungkeman.
Gambar 2.2
Hidangan ini disajikan saat perhelatan perkawinan adat Jawa. Hidangan ini
melambangkan perbedaan yang ada pada manusia, khususnya bagi para calon
mempelai. Di mana diantara calon mempelai tentunya memiliki latar belakang yang
berbeda, seperti jenis-jenis sayuran yang digunakan memiliki perbedaan yang dapat
disatukan dalam sebuah sajian, begitu pula dengan pernikahan. Air kaldu yang
10
terdapat pada sop manten sendiri melambangkan bahwa akan menyatukan perbedaan
itu.
Sop manten berisi aneka sayur (wortel, kembang kok, kentang, buncis, ayam dan
makaroni. Cara pemasakan nya dengan direbus semua sayuran, ayam dan makaroni
dengan kaldu ayam.
50 gram kapri
100 gram jamur es, rendam sampai agak lunak dan iris kecil
100 gram jamur kuping, rendam sampai agak lunak dan iris kecil
3 cm jahe, geprek
garam secukupnya
gula secukupnya
cara membuat :
1. Rebus ayam dengan api kecil hingga mendidih dan matang. Angkat ayam dan
diamkan dalam suhu ruang.
2. Setelah dingin, suwir ayam menjadi kecil-kecil.
3. Goreng kentang hingga kering renyah.
4. Haluskan semua bumbu, kemudian tumis bersama jahe geprek sampai harum.
5. Masukkan bumbu yang telah ditumis ke dalam kuah kaldu rebusan ayam dan aduk
hingga rata. Tambahkan gula, garam, dan lada bubuk secukupnya.
6. Masukkan wortel, kembang kol, dan makaroni. Masak hingga setengah matang,
kemudian masukkan kapri, jamur es, dan jamur kuping.
7. Setelah semua bahan empuk, koreksi rasa hingga mendapatkan rasa yang pas.
8. Siapkan piring saji. Tata suwiran ayam di atasnya dan masukkan kuah beserta
isiannya.
11
9. Langkah terakhir, tambahkan kentang goreng, taburan bawang merah goreng, dan
hiasi dengan sepucuk daun seledri.
2.1.2. Pitonan
Gambar 2.3
Pitonan dan tedak siten memiliki arti serta proses upacara yang sama. Masyarakat
surabaya menyebut tradisi upacara slametan untuk merayakan kelahiran anaknya yang
sudah menginjak usia tujuh bulan dengan sebutan pitonan.
Pitonan aadalah upacara slametan untuk merayakan kelahiran anaknya yang diberkahi
usia hingga 7 bulan serta bertujuan mendoakan keselamatan. Rejeki dan masa depan
anaknya agar diberkahi. Tradisi ini dimulai dengan melewati jadah dengan berbagai
warna. Kemudian anak dituntun untuk menaiki tangga dan batang tebu kemudian
turun lagi. Selanjutnya anak dimasukkan kedalam kurungan ayam yang telah diisi
barang
2.1.2.1. Jadah
Makanan khas pada acara ini adalah jadah. Jadah merupakan makanan yang terbuat
dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa dan ditambahkan garam.
Warna jadah terdiri dari hitam, ungu, biru, hijau, merah, kuning dan putih, Cara
membuat nya nasi ketan di masak dan di kukus lalu bagi menjadi 7 bagian dan diberi
warna berbeda dan ditumbuk menjadi bulat.
Gambar 2.4
2.1.2.2. Tumpeng
Nasi tumpeng merupakan makanan yang sudah ada sejak zaman kerajaan.. Nasi
tumpeng mengandung banyak makna bagi penikmatnya.Dimulai dari pemilihan nasi,
tumpeng bisa dibuat dari nasi putih atau nasi kuning. Tumpeng menggunakan nasi
putih merupakan simbol dari kesucian. Sedangkan tumpeng menggunakan nasi
kuning memiliki arti moral serta kekayaan yang luhur.
12
Gambar 2.5
Cara membuat:
1. Masak nasi putih. Campurkan dengan kunyit parut untuk memberikan warna
kuning.
2. Rebus santan kelapa dengan daun pandan dan sedikit garam hingga mendidih.
3. Campurkan nasi kuning dengan santan kelapa, aduk rata.
4. Tumpuk nasi dalam bentuk kerucut sebagai simbol tumpeng.
Gambar 2.6
2.1.3.1. Baceng lanang
hidangan pada acara ini ada baceng lanang, merupakan tumpeng raksasa yang berisi
sayuran dan buah buahan, baceng laneng berisi seperti hasil bumi sayuran dan buah
buhaan, seperti apel, jambu biji, terong, jagung, wortel, labu, dan terdapat juga ribuat
ketupat atau lepet
13
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
dan tentram. Cok bakal, yaitu daun pisang yang dibentuk menjadi sebuah wadah yang
di isi macam bumbu dapur dan nasi yang di bungkus dengan daun pisang klutuk.
14
Yang di lengkapi lauk pauk gundangan yaitu campuran sayur sayuran seperti toge,
kangkung, yang direbus dan di campur sambal kelap.cok bakal yang diletakkan di
petak sawah, tempat dimulainya tandur Hidangan yang ada pada acara ini yaitu nasi
apiong, merupakan nasi putin yang dibentuk Seperti genopaman, didalamnya ada telur
rebus tampa kulit, dan diatasnya ada sesendok sambal dan biasanya dipelas
menggunakan daun pisang.
Gambar 2.10
2.1.4.3. Jenang abang
Jenang abang adalah bubur bewarna merah. Bubur merah merupakan ubo rampe yang
terbuat dan beras dengan dibumbui sedikit garam dan dicampur dengan gula merah jowa.
Cara pembuatannya dengan cara direbus dengan nasi yang dimasak dengan air. cok bakal,
yaitu daun pisang yang dibentuk menjadi sebuah wadah yang di isi macam bumbu dapur
dan nasi yang di bungkus dengan daun pisang klutuk. Yang di lengkapi lauk pauk
gundangan yaitu campuran sayur sayuran seperti toge, kangkung, yang direbus dan di
campur sambal kelapa dan urap.
Gambar 2.11
Cara membuat:
15
1. Rebus ketan yang telah direndam dalam air hingga matang, tiriskan.
2. Campurkan santan, gula merah serut, dan garam. Masak dengan api kecil hingga gula
merah larut dan santan mengental. Angkat.
3. Campurkan ketan dan santan kelapa yang sudah dimasak, aduk rata.
4. Ambil sejumput campuran ketan dan letakkan di atas daun pisang yang telah dipotong
kecil.
5. Bungkus ketan dengan daun pisang hingga membentuk bola kecil atau lonjong. Ikatan
dengan tali rapat-rapat.
6. Kukus selama kurang lebih 30-40 menit hingga matang.
7. Jenang Abang siap disajikan. Nikmati jenang ini sebagai camilan tradisional Indonesia.
16
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Surabaya adalah kota yang kaya akan budaya dan kuliner. Acara-acara khusus dan
makanan khasnya memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan menikmati
keunikan kota ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
18