Anda di halaman 1dari 15

KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI

DISUSUN OLEH :

ASTARI NURUL (1205030046)


ASTUTI PETURU (1205030048)
EL HUNAFA ZONULA (1205030081)
ALDI
PROSES BERDIRI DAN BERKEMBANG
KESULTANAN UTSMANI DALAM BERBAGAI
ASPEK
Setelah berakhirnya era’ Abbasiyah, keadaan politik umat Islam mengalami kemajuan Kembali oleh 3 kerajaan besar :
Usmani di Turki, Mughal di india, dan Safawi di Persia. Dari ketiganya, Turki Usmani, adalah yang terbesar dan
terlama. Turki Usmani runtuh dan berubah menjadi Republik Turki pada tahun 1924 M. Pendiri kerajaan ini adalah
bangsa Turki dan Kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri China. Dibawah pimpinan
Ertugrul mereka mengabadikan diri kepada Sultan Alaludin II, sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan
memilih kota Syukud sebagai ibu kota. Ertugrul meninggal dunia pada tahun 1289 M, kepemimpinanya dilanjutkan
oleh putranya Usman¸ ia dianggap sebagai pendiri Kerajaan Usmani, memerintah antara tahun 1290 – 1326 M. bangsa
mongol menyerang bangsa Seljuk dan sultan Alaludin terbunuh. Kerajaan Seljuk pun terpecah – pecah dalam beberapa
kerajaan kecil, lalu Usman menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya, sejak saat
itulah kerajaan Turki Usmani dinyatakan berdiri, Usman I menyatakan dirinya sebagai Padisyah Al Usman (raja besar
keluarga Usman) tahun 699 H wilayah kerajaan diperluas, ibu kota kesultanan dipindahkan ke Bursa.
Pada awalnya kerajaan Turki Usmani hanya memiliki wilayah kekuasaan yang sangat kecil, namun
dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Usmani menjadi kerajaan besar yang bertahan
dalam kurun waktu yang lama. Setelah Usman meninggal pada tahun 1326 putranya Orkhan naik tahta
pada usia 42 tahun. Pada periode ini tentara Islam mulai masuk ke wilayah Eropa, Orkhan berhasil
mereformasi dan membentuk 3 pasukan utama tentara.
- Tentara Sipani (regular) yang mendapatkan gaji tiap bulannya
- Tentara Hazeb (tentara regular) yang mendapatkan gaji dari hasil rampasan perang.
- Tentara Jenisari, yang direkrut dari usia 12 tahun kebanyakan adalah anak – anak Kristen yang
dibimbing Islam dan disiplin yang kuat.
Negara ini didirikan oleh Bani Utsman (House of Usman/ Ottoman Dynasty) yang selama lebih dari 6
abad kekuasaannya (1299-1923) dipimpin oleh 36 Sultan, sebelum akhirnya runtuh dan terpecah
menjadi beberapa negara kecil. Kesultana Utsmaniyah terbagi menjadi 29 provinsi, Dengan
Konstatinopel (Istambul) sebagai ibu kotanya, kesultanan ini dianggap sebagai penerus dari kerajaan –
kerajaan sebelumnya, seperti kerajaan Romawi dan Bizantium pada abad ke 16-17. Kesultanan
Utsmaniyah menjadi salah satu kesultanan utama dunia dan Angkatan laut terkuat.
5 PERIODE KEKUASAAN UTSMANI

• Periode I (1299 – 1402)

• Periode II (1403 – 1566)

• Periode III (1566- 1703)

• Periode IV (1703 – 1839)

• Periode V (1839 – 1924)


Bentuk Kepemerintahan Kesultanan Turki Utsmaniyah Berawal dari sistem peralihan dari daulah dengan
sebutan khalifah ke suftan yang menganut sistem daulah monarki (kepemimpinan berdasarkan garis
keturunan), kemudian mengubah sistem pemerintahan menjadi konstitusional, yaitu sultan sebagai
pemimpin tertinggi yang menjalankan pemerintahan berdasarkan undang-undang yang ditetapkan Mufti.
Sistem tersebut sudah dirintis pada masa Mahmud Il yang disebut dengan Tanzimat. Dan dikembangkan
oleh Sulaiman al- Qanuni (1520-1566 M). Dalam sistem ini, sultan tidak bisa sewenang- wenang karena
sudah terikat dengan hukum yang dibuat Mufti sebagai konsorsium yang berwenang dalam melegitimasi
keputusan hukum kesultanan terutama di bidang keagamaan.
PERKEMBANGAN KESULTANAN UTSMANI
DALAM BERBAGAI BIDANG
• Dalam Bidang Budaya
• Bidang lmu Pengetahuan

• Bidang Keagamaan

• Bidang Pendidikan
PERKEMBANGAN DALAM BIDANG SASTRA
• Kemunculan sastra yang dihasilkan di masa Kesultanan Turki Utsmaniyah terdapat dua aliran utama sastra
yakni syair dan prosa Syair adalah aliran yang sangat dominan di masa Turki Utsmaniyah hingga abad ke-19,
Sedangkan prosa di masa Turki Utsmaniyah tidak mengandung fiksi. Karya sastra prosa yang dihasilkan tidak
ada yang sebanding dengan roman, cerita pendek, atau novel Eropa. Genre sastra vang ada, hanya dalam
bentuk syair Divan dan sastra rakyat Turki.
1. Syair Divan

2. Prosa
• Tokoh-Tokoh Sastra Turki Utsmani yang Masyhur Tiga orang sastrawan yang mahsyur dari masa Kesultanan
Turki Utsmaniyah di antaranya adalah:

Yunus Emre Yunus Emre (1238-1320)


Ahmad Yasawi Ahmad Yasawi (1093-1166)
Pir Sultan Abdal (1480-1550)
KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN
KERAJAAN TURKI UTSMANI
• Kejatuhan Turki Utsmani merupakan proses sejarah panjang dan tidak terjadi secara tiba-tiba. Kiprahnya dalam panggung
sejarah selama lima abad (akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-19), merupakan fase yang pasang-surut. Dengan
demikian, kejatuhan imperium besar ini merupakan akumulasi dari sejumlah kondisi sebelumnya. Namun faktor
penyebab utama kemunduran Turki Utsmani, adalah kelemahan para sultan. Sepeninggal Sultan Sulaiman al-Qanuni,
Turki Utsmani diperintah oleh para pemimpin yang lemah. Kerajaan ini mulai memasuki masa kemundurannya di abad
ke-17 M. Di dalam negeri timbul pemberontakan-pemberontakan, seperti di Suriah di bawah pimpinan Kurdi Jumbulat, di
Lebanon di bawah pimpinan Drize Amir Fakhruddin. Dengan negara-negara tetangga, terjadi peperangan seperti Venitia
(1645-1664 M) dan dengan Syah Abbas dari Persia. Jenissary, nama yang diberikan kepada tentara Utsmani juga berontak
dan sultan-sultan berada di bawah kekuasaan Harem. Pada saat yang sama di Eropa mulai timbul negara-negara yang
kuat, sedang di Rusia di bawah Peter Yang Agung telah pula berubah menjadi negara yang maju. Dalam peperangan
dengan negara-negara ini, Kerajaan Utsmani mengalami kekalahan demi kekalahan dan daerahnya di Eropa mulai
diperkecil sedikit demi sedikit. Hingga paruh pertama abad ke-19 M tidak ada tanda-tanda membaik.
Satu per satu negeri negeri di Eropa yang pernah dikuasai Turki Utsmani kemudian memerdekakan diri. Sementara
itu, di Arabia muncul kekuatan baru yakni aliansi antara pemimpin agama Muhammad ibn Abd Wahab yang dikenal
dengan gerakan Wahabiyah dengan penguasa lokal Ibn Sa’ud. Mereka berhasil menguasai beberapa daerah di
jazirah Arab dan sekitarnya pada awal paruh kedua abad ke-18 M. Pemberontakan tidak hanya terjadi pada daerah-
daerah yang tidak beragama Islam, tetapi juga di daerah-daerah yang berpenduduk Muslim. Gerakan-gerakan seperti
itu, terus berlanjut hingga abad ke-19 dan 20 M. Dari uraian tersebut, diketahui bahwa kelemahan para sultan yang
memimpin, membuat Turki Utsmani sangat rentan dengan terjadinya degradasi. Betapa tidak, wilayah kekuasaan
yang sangat luas tanpa ditunjang oleh kemampuan atau kecakapan pemimpin, pada gilirannya berimplikasi pada
lemahnya kekuatan politik. Bahkan membawa efek buruk pada perekonomian dan berbagai sendi kehidupan sosial
umat. Kondisi Turki Utsmani ini umumnya dialami dinasti-dinasti Islam sebelumnyasekaligus menjadi faktor
penyebab mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh.
IMPLIKASI TERHADAP ISLAM DI WILAYAH
TURKI
• Turki berperan penting dalam perjalanan sejarah Islam, khususnya dalam hal futuhat
(pengembangan wilayah) Islam. Pengaruh Turki dalam perkembangan Islam mulai terasa sejak
masa Abbasiyah. Sejak itu, bangsa Turki senantiasa terlibat dalam jatuh bangunnya berbagai dinasti
Islam. Mereka juga membentuk sejumlah dinasti besar di dunia Islam, seperti Mamluk, Seljuk, dan
Utsmani. Setelah Utsmani jatuh, Turki menjadi republik. Meski demikian, jejak kebesaran Islam tak
sirna dari negeri ini.

 
- Masjid Sultan Ahmad

• Berdiri megah di Kota Istanbul (Ibu Kota Kesultanan Utsmaniyah dari 1453-1923), masjid ini merupakan
bukti kebesaran Turki Utsmani dan Islam pada masa lalu. Masjid Sultan Ahmad dibangun pada 1609-1616
untuk menghormati penguasa Utsmani saat itu, Sultan Ahmad I, yang kemudian menjadi nama masjid ini.

- Aya Sofia

• Istanbul yang sebelumnya bernama Bizantium, lalu Kon stantinopel, dibangun sekitar 658 sebelum Masehi
oleh bangsa Megarians, salah satu koloni Yunani. Kota ini ber batasan langsung dengan Selat Busphorus
yang memi sahkannya dari Benua Asia di timur. Selama lima abad, Aya Sofia berfungsi sebagai masjid.
Patung, salib, dan lukisannya dicopot atau ditutupi cat. Pada 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah
status Aya Sofia menjadi museum.

- Istana Topkapi

• Kesultanan Turki Utsmani berkuasa selama beberapa abad dan salah satu sultan terkenalnya adalah Sultan
Mehmed II. Dia lah yang memerintahkan pembangunan istana untuk tempat tinggal para sultan, yakni
Istana Topkapi.
KESIMPULAN
• Berdasar pada pemaparan yang telah diuraikan maka disimpulkan bahwa Turki masa sekarang yang dikenal dengan Republik
Turki (Republic of Turkey) adalah sebuah negara sekuler yang berawal dari warisan Kerajaan Turki Usmani. Negara ini sejak
dalam bentuk kerajaaan atau dinasti telah mengalami babakan perkembangan sejarah dalam lima periode. Periode pertama,
tahun 1299-1402, dimulai dari berdirinya kerajaan. Periode Kedua, tahun 1402-1566, ditandai dengan restorasi kerajaan.
Periode ketiga, tahun 1566-1699, ditandai dengan kemampuan Usmani untuk mempertahankan wilayahnya. Periode keempat,
tahun 1699-1838, ditandai degan berangsur-angsur surutnya kerajaan kemudian mengalami lagi kemajuan. Periode kelima,
tahun 1839-1922, ditandai dengan kebangkitan kultural. Pada periode yang terakhir ini disebut sebagai periode era
kontemporer di mana Turki menjadi negara republik, dan tidak lagi sistem pemerintahannya berdasar pada kerajaan, dinasti,
atau kekhalifahan sebagaimana yang telah berlangsung berabadabad lamanya. Dalam sejarah perkembangan Islam di Turki
masa lalu, ketika Turki sebagai wilayah kerajaan Islam, Islam sendiri mengalami perkembangan yang sejalan dengan
perkembangan. Kemajuan yang dicapai Turki ketika itu antara lain perkembangan wilayah Islam, sosial politik, administrasi
pemerintahan, militer, dan umat Islam juga mencapai perkembangan di bidang ekonomi. Demikian seterusnya Turki dan umat
Islam berkembang dan maju dalam berbagai bidang sampai Turki memasuki masa reformasi di era kontemporer di mana Turki
bukan lagi pemeritahannya berdasarkan pada sistem kerajaan atau dinasti. Sejak diproklamirkan oleh Mustafa Kemal pada 29
Oktober 1923, Turki memasuki masa reformasi atau masa peralihan dari kekhalifahan ke republik.

Anda mungkin juga menyukai