Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Konstantinopel terletak di posisi yang sangat strategis, terhampar di daratan

berbentuk segitiga seperti tanduk dan terletak di sebelah barat selat Bosphorus
yang memisahkan antara Benua Eropa dan Asia. Di sebelah utara kota ini terdapat
selat Tanduk Emas (Golden Horn), sebuah pelabuhan alami yang sempurna. Di
seberang selat Bosphorus terhampar daratan yang kaya dengan hasil bumi,
semenanjung Asia Kecil atau lebih dikenal dengan nama Anatolia. Dari selat
Bosphorus ini seseorang dapat berlayar ke utara menuju Laut Hitam (Black Sea)
atau ke selatan melewati selat Dardanela lalu menuju ke Laut Mediterania.
Posisinya di tengah dunia membuat Konstantinopel menjadi kota pelabuhan
paling sibuk di dunia pada masanya. Inilah kota yang mendapatkan kesempatan
terhormat menjadi bagian terpenting dari 3 peradaban besar manusia. The Gates
of The East and West adalah salah satu gelar yang disematkan kepadanya.
Pemandangan yang paling menonjol dari kota ini tentu saja sistem
pertahanannya yang merupakan pertahanan terbaik pada masanya. Konstantinopel
dilindungi tembok yang mengelilingi kota dengan sempurna, baik wilayah laut
maupun daratnya. Keseluruhan kota ini nampak seperti sebuah benteng kokoh.
Nyali seseorang yang ingin menaklukkan kota ini pun akan ciut tatkala dia
melihat bagian benteng bagian barat, satu-satunya wilayah Konstantinopel yang
berbatasan dengan daratan. Di situ terbangun struktur tembok dua lapis dengan
dua tingkatan, yang diperkuat dengan parit besar dan dalam di bagian depannya.
Lengkaplah Konstantinopel memiliki gelar yang lain The City with Perfect
Defense.











Berkata Abdullah bin Amru bin Ash: bahwa ketika kami duduk di sekeliling
Rasulullah saw untuk menulis, lalu Rasulullah saw ditanya tentang kota manakah
yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Maka Rasulullah
saw menjawab, Kota Heraklius terlebih dahulu, yakni Konstantinopel (HR.
Ahmad)
Adalah Sultan Mehmed II : Sultan ketujuh Utsmani, Gerakan seluruh
pasukannya mempunyai suatu tujuan yang sangat jelas: Konstantinopel. Ekspedisi
ini adalah puncak dari kekerasan niatnya atas Konstantinopel, nama yang telah
memenuhi benaknya selama 23 tahun lamanya. Nama yang juga akan
menghantarkannya menjadi panglima terbaik yang sempat diisyaratkan oleh
Muhammad Rasulullah saw dari lisannya.



Sungguh, Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baik
pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaikbaik pasukan adalah pasukan yang
menaklukkannya (HR. Ahmad)
Bagi kaum Muslim, nama Konstantinopel berarti kemuliaan yang telah
dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam bisyarah mereka. Ramai dari kaum

Muslim akan menyiapkan jiwa dan harta mereka untuk menjadi pasukan yang
membebaskannya. Mental kaum Muslim pun telah dari awal dididik untuk
menjadi seorang ksatria yang mempunyai tugas untuk mengelola dunia dan
seisinya.

Pada

awal

pembentukan

para

sahabat,

Rasulullah

senantiasa

mengarahkan visi mereka menjadi visi global, yaitu pembebasan seluruh dunia.
Bagi kaum Muslim, Konstantinopel adalah penantian 825 tahun dan para syuhada
telah menyirami tanah itu dengan darah suci mereka untuk menumbuhkan
kemenangan di tanah itu maka tidak heran apabila janji Allah dan Rasul ini
menjadi suatu sumber energi yang tidak terbatas, menyalakan api pengorbanan
dan jihad fii sabilillah dalam setiap masa dan setiap kepemimpinan.
1453 tidak hanya momen yang merekam konflik antara Byzantium dan
Utsmani, tetapi sesungguhnya adalah momen yang menjadi wadah pembuktian
kaum Muslim akan agama yang benar dan pembuktian janji Allah dan Rasul-Nya.
1453 sesungguhnya adalah puncak benturan yang terjadi di antara Barat dan
Timur, Kristen dan Islam yang telah mengakar semenjak masa Rasulullah
Muhammad saw. 1453 adalah sebuah masa depan yang telah lalu, sebuah
kemenangan yang telah terjadi semasa Rasulullah saw masih berada di tengahtengah para sahabatnya. 1453 bukanlah kemenangan Turki sehingga bukan hanya
Turki yang patut berbangga dengan pembebasan Konstantinopel. 1453 adalah
sebuah momen yang harus menjadi inspirasi bagi setiap Muslim akan jati diri
mereka. Sebuah janji Allah yang yang menjadi kenyataan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi Konstatinopel sebelum penyerangan ?
2. Apa yang menjadi motivasi Sultan Mehmed II Al-Fatih?
3. Bagaimana strategi Sultan Mehmed II Al-Fatih untuk menaklukan
Konstatinopel?
1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan infornasi tentang salah satu
proses penaklukan paling bersejarah dan membanggakan bagi umat Islam
dan menanamkan kebanggan serta menambah izzah kita sebagai umat yang
telah Allah pilih.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konstatinopel : Geografi dan kondisi masyarakat


Konstatinopel, didirikan ribuan tahun yang lalu oleh pahlawan
lagendaris Yunani ; Byzas, kota ini dinamai sesuai dengan namanya yaitu
Byzantium. Pada 324 M, Kaisar Konstantin memindahkan ibukota Romawi
Timur ke kota ini dan sejak itu namannya diubah menjadi Konstatinopel dan
negarannya disebut Byzantium. Sebagai ibukota Imperium terbesar pada
masanya, Konstantinopel dihuni berbagai etnis dan bangsa yang didominasi
oleh etnis Yunani. Kaisar Konstantin menjadikannya sebagai kota yang
diinginkan diseluruh dunia dengan membangun seluruh fasilitas kota yang
mencirikan kesan mewah pada zamanya. Ketika tembok-tembok tanah
selesai dibangun pada abad ke-5 kota ini nyaris tak bisa diserang selama
peralatan pengepungan mengandalkan kekuatan katapel tempur. Dilindungi
tembok sepanjang 12 mil, Konstatinopel tumbuh diatas perbukitan curam
yang memberikan titik pandang ke laut sekitar. Sementara di sisi timur, teluk
kecil Golden Horn, yang berbentuk menyerupai tanduk melengkung,
menyediakan pelabuhan dengan air yang dalam. Satu-satunya kelemahan
tempat ini adalah tandusnya tanah ini, satu persoalan yang diatasi oleh ahli
perairan Romawi dengan menggali beberapa saluran dan waduk.
Wilayah ini begitu unik, terletak di persimpangan jalur perdagangan
dan militer, sehingga segala kebutuhan nya dapat terpenuhi. Ke arah timur
kekayaan Asia Tengah dapat dialirkan lewat Bosporus. Ke arah selatan, ada
jalur menuju banyak kota di Timur Tengah : Damaskus, Aleppo, dan
Baghdad, ke barat, ada jalur laut menuju Dardanela yang berakhir di laut
Mediterania yang luas. Singkatnya segala sumber daya alamnya sangat
menunjang bagi kelangsungan kehidupan kota, baik untuk memenuhi
kebutuhan perut sampai kebutuhan sekundernya.
Berbagai patung dan tugu dikumpulkan dari dunia klasik, sebuah
hipodorm untuk menyaingi hipodorm di Roma, istana kerajaan serta gereja
yang jumlahnya lebih banyak dari hitungan hari dalam setahun. Jumlah
penduduk terbanyak mencapai 500.000 jiwa. Kesalehan Kristen terlihat
dimana-mana, kota ini menjadi gudang relik-relik Kekristenan, yang

dikumpulkan dari Tanah Suci dan dipandang dengan mata cemburu oleh
orang Kristen di Barat. Namun orang Byzantium selalu terobsesi takhayul
dan ramalan, menurut mereka ramalan adalah masalah penting bahkan
terkadang berlawanan dengan ketentuan para rohaniawan. Dia menancap
demikian kukuh di benak orang Yunani hingga sulit dimusnahkan.
2.2. Konstatinopel : Riwayat penaklukan sebelum Al-Fatih
Banyak serangan yang dilancarkan para khalifah islam dalam rangka
penaklukan Konstantinopel dalam rentang waktu 800 tahun lamanya.
Namun semuanya mengalami kegagalan sampai penyerangan terakhir yang
dilakukan oleh Sultan Mehmed II. Usaha pertama untuk mengepung
Konstantinopel dilakukan pada tahun 34 H / 654 M. Pada masa
pemerintahan Utsman bin Affan. Dia mengirimkan Muawiyah bin Abu
Sofyan

r.a.

dengan

pasukan

yang

besar

untuk

mengepung

dan

menaklukkannya. Tetapi mereka pulang dengan tangan hampa disebabkan


oleh kokohnya pertahanan Konstantinopel. Pada masa Bani Umayah tercatat
2 serangan penting yang dilancarkan :
Pertama; yang dilakukan pada masa Muawiyah bin Abu Sofyan r.a.
Dalam usaha penaklukan itu Abu Ayub Al-Anshari syahid, sebelum wafat
Abu Ayyub sempat berwasiat jika wafat ia meminta dimakamkan di titik
terjauh yang bisa dicapai oleh kaum muslim. Dan para sahabatnya berhasil
menyelinap dan memakamkan beliau persis di sisi tembok benteng
Konstantinopel di wilayah Golden Horn.
Kedua; adalah yang dilakukan pada masa Sultan Sulaiman bin
Abdul Malik tahun 98 H . Pada saat itu dia mengirimkan pasukan tentara
sejumlah 20.000 orang dan sekitar seratus perahu untuk mengepung dan
menaklukkan Konstantinopel. Pengepungan Konstantinopel berlangsung
berbulan-bulan, dengan pasukan yang dalam kondisi kritis karena keinginan
kuat sang khalifah dalam menaklukkan Konstantinopel. Tetapi usaha itu

belum juga berhasil akibat suhu udara yang sangat dingin. Pasukan itu
kemudian ditarik mundur oleh Umar bin Abdul Aziz setelah dirinya
menggantikan Sulaiman bin Abdul Malik yang mangkat pada saat tentara
masih berada di medan pertempuran.
Di masa Khilafah Abbasiyah berlangsung serangan yang demikian
intensif ke Byzantium, namun demikian usaha ini belum sampai menyentuh
Konstantinopel walaupun serangan itu telah menimbulkan gejolak di dalam
negeri Byzantium, khususnya serangan yang dilakukan oleh Khalifah Harun
Ar-Rasyid pada tahun 190 H. Setelah itu upaya penaklukan Konstantinopel
dilanjutkan oleh Kesultanan Islam Saljuk di Asia Kecil; seperti Sultan Alib
Arsalan yang telah berhasil mengalahkan tentara Kaisar Rumanos dari
Romawi dengan pasukannya yang berjumlah kurang lebih 200.000 personil
hanya dengan tentara Islam sejumlah 15.000 personil dalam Perang
Manzikart pada tahun 464 H/1070 M. Kemenangan spektakuler ini
merupakan titik perubahan penting dalam sejarah Islam. Sebab peristiwa ini
telah melemahkan pengaruh Romawi di Asia Kecil yang tak lain adalah
wilayah-wilayah strategis kekaisaran Byzantium.
Ketika kekhilafahan Abbasiyah yang beribukota di Baghdad
dihancurkan oleh serbuan pasukan Mongolia, muncullah Utsman peletak
dasar Kekhilafahan Utsmaniyah. Dengan kekuasaan yang baru lahir dia
telah berhasil menembus laut Marmara, dengan bala tentaranya dia berhasil
membayangi dua kota utama Byzantium kala itu yakni Azniq dan Burshah.
Setelah wafatnya Utsman, Khalifah penggantinya Orkhan melanjutkan misi
pendahulunya. Tahun 727 H/1327 M Nicomedia sebuah kota yang berada di
barat laut Asia kecil dekat kota Konstantinopel berhasil ditaklukan.
Sultan Orkhan sangat peduli untuk merealisasikan apa yang pernah
dikabarkan

oleh

Rasulullah

SAW

tentang

akan

ditaklukkannya

Konstantinopel. Dia telah melakukan langkah-langkah strategis untuk


melakukan pengepungan terhadap ibukota Byzantium dari sebelah barat dan

timur pada saat yang bersamaan, agar bisa merealisasikannya, dia mengirim
anaknya yg bernama Sulaiman untuk melintasi selat Dardanela dan
memerintahkannya agar menguasai beberapa wilayah di sebelah barat.
Tahun 758 H Sulaiman berhasil menyeberangi selat Dardanil pada malam
hari bersama pasukan kavaleri, tatkala sampai di tepi barat, mereka berhasil
mengambil alih beberapa kapal milik tentara Romawi yang sedang berada
ditempat itu, lalu mereka membawa kapalkapal ke tepi timur, mengingat
tentara Utsmani belum memiliki armada laut sebab kekuasaan mereka baru
saja berdiri. Di tepi timur inilah, Sulaiman memerintahkan pasukannya
untuk menaiki kapal-kapal itu yang membawa mereka ke pantai Eropa.
Mereka mampu menaklukkan benteng Tarnab, dilanjutkan ke Ghalmabuli
yang di dalamnya ada benteng Jana dan Apsala serta Rodestu, semuanya
berada di selat Dardanela yang berada diutara dan selatan.
Dengan begitu Sultan Orkhan telah melakukan sebuah langkah
penting dan membuka jalan bagi pemimpin yang datang setelahnya untuk
menaklukkan Konstantinopel. Di Eropa, tentara Utsmani melakukan
penaklukan di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Byzantium, Pada tahun
762 H/1360 M., Sultan Murad I mengusai Adrianopel ( Edirne ), sebuah
kota yang sangat strategis di Balkan dan dianggap sebagai kota kedua
setelah Konstantinopel oleh Byzantium. Dia menjadikan kota ini sebagai
ibukota

pemerintahannya

sejak

tahun

768H./1366M.

Pada

masa

kepemimpinan Sultan Bayazid I terjadi pengepungan Konstantinopel dengan


pasukan yang dipimpinnya sendiri hingga membuat Konstantinopel hampir
menemui keruntuhannya. Namun karena munculnya sebuah bahaya baru
(Timur Lenk) yang mengancam pemerintahan Utsmani akhirnya Sultan
Bayazid menarik mundur pengepungan tersebut. Pada masa pemerintahan
Sultan Murad II beberapa kali usaha penaklukkan Kota Konstantinopel
dilakukan. Bahkan di masanya pasukan Islam beberapakali mengepung kota
ini. Namun usaha itu juga masih belum berhasil, sampai nanti akhirnya

anaknya Sultan Mehmed II lah yang akhirnya jawaban atas nubuwat


Rasulullah.
2.3. Sultan Mehmed II Al-Fatih : Ambisi yang Menyala
Mehmed II, anak yang ditakdirkan sebagai sebaik-baik panglima
kelak akan membuktikan ucapan Rasulullah SAW lahir di Edirne, 8 tahun
setelah pengepungan Konstantinopel oleh Ayahnya Murad II. Mehmed II
lahir pada 29 Maret 1432. Dikatakan saat proses menunggu kelahirannya,
Murad II menenangkan dirinnya dengan membaca Al-Quran dan lahirlah
anaknya saat bacaan sampai pada surat Al-Fath, surat yang berisi janji
Allah akan kemenangan kaum muslim.
Sebagai anak laki-laki ketiga Ia tidak pernah diperhitungkan akan
menggantikan Murad II, namun begitulah pertolongan Allah datang disaat
yang tak disangka. Kedua kakaknya yaitu Ahmed, mengalami kematian tibatiba sedang Ali dibunuh oleh seorang Turki yang kemungkinan besar adalah
kaki tangan Byzantium.
Sejak awal di Manisa, Mehmed dikelilingi oleh ulama-ulama
terbaik pada zamannya dan mempelajari berbagai disiplin ilmu, baik ilmu
yang berkaitan dengan Al-Quran, tsaqaf Islam dan juga Ilmu Fiqih, maupun
ilmu-ilmu lainnya seperti bahasa, astronomi, matematika, kimia, fisika dan
juga teknik perang dan militer. Mehmed memiliki sifat yang keras dan
gemar melakukan sesuatu yang keras dan tak biasa sehingga beberapa ulama
mengaku

kesulitan

dalam

mengendalikannya.

Sultan

Murad

pun

menugaskan para syaikh pengajar yang paling bagus pada masanya untuk
mengarahkan kekerasan watak Mehmed dan membentuk kepribadinnya.
Tugas ini diserahkan kepada Syaikh Ahmad Al-Kurani dan Syaikh Aaq
Syamsudin.
Kedua ulama ini bukanlah ulama sembarangan, dunia tidaklah
dapat membutakan mata mereka.
9

Mengenai Al-Kurani, Imam Suyuthi

menulis, Sesungguhnya ia adalah seorang yang berilmu lagi faqih. Para


ulama pada zamannya telah menjadi saksi atas kelebihan serta
kekonsistenan beliau. Dan ia melampaui rekan-rekannya dalam ilmu maqul
dan manqul. Mahir dalam nahwu, maani dan bayan, serta fiqh dan
mahsyur dengan berbagai keutamaan.
Sedangkan Aaq Syamsudin adalah ulama yang nasabnya
bersambung pada Abu Bakar Ash-Shiddiq dan seorang polymath 1
sebagaimana kebanyakan ulama pada masanya. Aaq Syamsudin menjadi
seorang hafidz pada usia 7 tahun dan sangat ahli dalam biologi, kedokteran,
astronomi dan pengobatan herbal.
Dibawah tempaan Al-Kuruni, Mehmed mulai menghafalkan dan
menyerap ilmu Al-Quran pada usia 8 tahun. Dia juga mempelajari etika
belajar dari Syaikh Al-Kuruni yang tidak mengistimewakannya, Al-Kuruni
pun tak segan menegurnya jika ia melanggar syariah Allah.
Namun ulama yang sangat berpengaruh dalam membentuk mental
penakluk adalah Syaikh Aaq Syamsudin. Dia tidak hanya mendidik Mehmed
dengan ilmunya tetapi juga senatiasa mengingatkat akan kemuliaan ahlul
bisyarah yang akan membebaskan Konstantinopel. Aaq Syamsudin setiap
hari menceritakan kepribadian Rasul melalui sirah-nya.
1 Polymath : seseorang yang pengetahunnya tak terbatas hanya pada satu
bidang, dapat diartikan juga seseorang yang memiliki wawasan sangat luas

Ia juga mendeskripsikan kepahlawanan dan keksatriaan para


sahabat dan penakluk awal, kehebatan meraka, syahidnya dan usaha mereka
dalam meraih janji Allah tentang takluknya Konstantinopel. Bahkan Syaikh
Aaq Syamsudin selalu mengulangi bahwa ialah yang dimaksud dalam hadis
Rasulullah sebagai sebaik-baik pemimpin.Keyakinan Mehmed II yang

10

ditanamkan kedua syaikh itu pun membawa suatu pengaruh yang amat
besar. Proyeksi bahwa dirinyalah penakluk Konstantinopel membawa suatu
inspirasi dan motivasi yang tak terbatas, digabungkan dengan watak dan
kemauan kerasnya dalam umur kurang dari 17 tahun Mehmed dapat
menguasai bahasa Arab, Turki dan Persia dan fasih dalam percakapan
Perancis, Yunani, Serbia, Latin dan Hebrew.
Ketertarikan luar biasa juga ditunjukan dalam ilmu sejarah dan
geografi, syair dan puisi, seni, serta ilmu teknik terapan. Keahlian nya dalam
perang pun jadi buah bibir.
Tetapi dari semua hal yang memesona dari dirinya adalah
kedekatannya dengan Allah SWT. Mehmed sangat menyadari bila
keinginannya untuk menjadi ahlu bisyarah sangat dipengaruhi kedekatannya
dengan yang Maha Memenangkan dan Maha Menolong. Oleh karenanya
telah sampai kepada umat muslim bahwa Mehmed selalu menyibukkan diri
dengan bertaqarrub kepada Allah. Dia adalah satu-satunya panglima yang
tidak pernah masbuq dalam shalatnya, bahkan dia selalu menunaikannya
dalam keadaan berjamaah. Mehmed juga selalu menjaga shalat malamnya
sebagai mahkota dirinya dan shalat rawatib sebagai pedangnya. Tidak
pernah sekalipun Mehmed pernah melewatkan shalat malam dan shalat
rawatib semasa baligh hingga ia meninggal.

2.4.

Konstatinopel : Kondisi Sebelum Penyerangan


Tiga tahun sebelum Mehmed II menjadi sultan, Constantine XI
Palaiologos dilantik sebagai kaisar Byzantium untuk mewarisi sejumlah
besar masalah.Pada tahun 1452, Sultan Mehmed II mengumpulkan 5.000
orang untuk membuat benteng di seberang Andolu Hisar sehingga ia dapat

11

mengamankan Selat Bosphorus sekaligus menghubungkan Kesultanan


Utsmani Asia dan Eropa. Selain itu benteng ini juga akan memutus suplai
makanan dan perlengkapan perang serta bantuan pasukan dari komunitas
Genoa di Black Sea. Lebih dari itu, benteng tersebut dapat menahan dan
mengawasi pergerakan logistik dari dan ke Konstatinopel. Ketika berita ini
sampai ke Konstatinopel, Constantine XI segera memberangkatkan
utusannya ke Venesia untuk meminta bantuan untuk menghentikan
pembangunan benteng. Namun, permintaan ditolak karena Venesia
khawatir bila hubungan dagangnya dengan Utsmani terganggu karena
membela Byzantium.Akan tetapi akhirnya, solidaritas kaum Kristen
akhirnya membuat Venesia mengirimkan bubuk mesiu dan baju zirah
kepada kaisar.
Tidak punya pilihan akhirnya kaisar mengirimkan surat kepada
Sultan Mehmed II namun akhirnya Sultan menyampaikan jawabannya
kepada utusan Kaisar dengan tegas

bahwa Ia menolak bekerja sama

apapun menyoal pembangunan benteng. Pesan ini menunjukan bahwa


Sultan Utsmani bukanlah anak kecil yang bisa diremehkan.Bulan-bulan
berikutnya, kaisar Byzantium dan penduduknya dipakasa duduk manis
menyaksikan proyek besar yang dilakukan Mehmed II dengan ke-khas-an
kerjannya yang cepat dan efektif. Sultan Mehmed II adalah seorang jenius
dalam pengaturan logistik. Sultan memastikan para tenaga kerja dan
material yang dibutuhkan termobilisasi secara sempurna, bahkan demi
menjaga keamanan selama proses pengerjaan, Mehmed II memerintahkan
enam kapal galley besar dan beberapa kapal fustae yang dipersenjatai
lengkap. Selain itu grand design benteng juga merupakan hasil dari
rancangan Sultan sendiri. Pada saat proses pembangunannya para pekerja
diatur sangat efektif, satu tukang batu didampingi oleh pekerja kasar untuk
membantunnya dan satuan tim ini dibebani target detail yang harus
diselesaikan tiap harinya. Para qadhi (hakim) juga diturunkan untuk
mengawasi para pekerja dan pelanggaran yang mereka lakukan, diwaktu

12

yang sama Sultan pun memberikan hadiah bagi yang bekerja dengan baik.
Tak jarang bahkan Sultan dan para petinggi turun untuk turut membantu
dalam membangun benteng.
Dari Konstantinopel pembangunan benteng terlihat jelas ,
penduduk kota terlihat begitu putus asa melihat tiap harinnya benteng
dibangun dengan kecepatan yang luar biasa. Melihat itu Kaisar
Constantine jauh lebih merasakan bahaya, sehingga sekali lagi Kaisar
membujuk orang-orang Venesia dan Genoa untuk membantu. Selain itu
Constantine juga memanfaatkan penduduk lokal untuk menyerang kaum
Muslim yang membangun benteng, yang tentu saja dapat langsung
diredam dengan mudah. Dalam keputusasaanya Kaisar Constantine
mengirimkan utusan kepada Sultan Mehmed yang menyampaikan
perkataanya :
Karena engkau telah menginginkan perang bukannya damai
dan aku tidak bisa mendapatkan perdamaian baik dengan sumpah
ataupun

permohonan

maka

biarlah

engkau

mengikuti

keinginanmu. Aku berlindung kepada Tuhan. Bila Tuhan telah


menginginkan kota ini diserahkan kepadamu, siapa yang dapat
menyalahi dan menghalanginnya ? Bila ia menanamkan
perdamaian di pikiranmu, aku akan senang menerimannya.
Sekarang engkau telah merusak perjanjian yang telah aku ikat
dengan sumpahku. Oleh karena itu, aku akan menutup pintu kota.
Dan aku akan bertempur untuk pendudukku dengan segenap
kekuatanku. Engkau dapat meneruskan keinginanmu sampai
hakim yang agung menjatuhkan keputusan kepada kita
Aneh memang, ketika sultan dalam kondisi yang lemah Konstatinopel
meremehkannya, tetapi bila terdesak mereka segera mengingatkan akan
perjanjian damai. Menanggapi ini Mehmed hanya berkata singkat

13

Pilihanmu ada dua, serahkan Konstantinopel secara damai,


atau bersiaplah untuk perang
Tepat 4 bulan pada 31 Agustus pada 1452 akhirnya Boazkesen
selesai dibangun. Boazkesen yang berarti pemotong selat sesuai dengan
maksud pembuatnya. Selanjutnya benteng ini dikenal dengan nama
Rumeli

Hisari,

benteng

ini

betul-betul

menjadi

gerbang

yang

mengendalikan dan mendominasi Selat Bosphorus. Sejak saat itu, tidak


satupun kapal siang ataupun malam dapat melewati Selat Bosphorus tanpa
pemeriksaan, Mehmed sesungguhnya telah memutus nadi utama
Konstantinopel. Dengan itu segala bentuk keperluan logistik secara tak
langsung dapat dipantau berikut dengan setiap berita informasi yang
sangat diperlukan guna menentukan taktik dan strategi perang nantinnya.
Kepanikan tak ayal melanda Byzantium juga Eropa ketika Rumeli Hisari
difungsikan. Yang paling merasakan efeknya tentu para pelaut dari Venesia
dan Genoa namun mereka tak dapat berbuat banyak mengingat
keuntungan dagang yang diperoleh dengan pihak Utsmani.
Constantine juga tak berdiam diri, dia segera mengirim utusan
untuk meminta bantuan sesegera mungkin kepada saudaranya di Morea
dan juga kepada sekutunya Hunyadi penguasa Hungaria, Alfonso
penguasa Aragon, kaum Genoa dan Venesia di Italia dan tentunya
terkhusus kepada Paus Nicholas yang memegang kekuasaan tertinggi
Katolik Roma untuk mengumumkan perang salib kepada Utsmani.
Namun, malang bagi Constantine harus berhadapan dengan
panglima sekelas Mehmed yang telah memperkirakan seluruh gerakannya.
Sebelum pasukan di Morea siap, Mehmed telah menyiapkan pasukan
penyergap dibawah komando Turahan Bey untuk memotong jalur bantuan
kepada Konstantinopel, begitu pula kepada Genoa dan Venesia
diberikannyalah peringatan agar tak ikut campur. Sedangkan ancaman
perang salib tak lebih dari sekedar gertakan, tampaknya belum hilang

14

ingatan kaum Kristen Eropa bagaimana mereka dilibas di Varna pada


tahun 1444 dan trauma itu tampaknya membuat mereka berpikir ulang
dalam menghadapi kekuatan kaum Muslim.
Selain itu, masalah utama Konstantinopel tak hanya datang dari
pihak Utsmani tetapi dari pihak saudara kandung mereka sendiri yaitu
Kaum Kristen Latin. Sebenarnya walaupun Byzantium adalah pewaris
imperium Romawi dan juga simbol dunia Kristen, namun hubungan
Byzantium dengan Eropa jauh dari mesra. Dikotomi antara Kristen Yunani
yang diwakili Byzantium dan Kristen Latin yang diwakili Roma berubah
menjadi jurang pemisah anatara Kristen Timur dan Barat. Bagi kaum latin
Paus di Roma adalah wakil tuhan di dunia, sementara hal ini dianggap
kesombongan yang besar oleh kaum Krsiten Yunani. Di lain sisi, kaum
Kristen Roma menganggap bahwa praktek ibadah Kristen Yunani banyak
melibatkan praktik heretik yang sesat. Tetapi pada akhirnya mau tak mau
demi mendapatkan bantuan, Konstantinopel menyutujui persyaratan
unfikasi atau penyatuan Gereja Roma Latin dan Gereja Ortodoks Yunani
sebagai syarat mutlak. Dan pada tanggal 12 Desember 1452, proses
unfikasi dilakukan di Gereja Hagia Sophia tanpa dihadiri perwakilan
Gereja Ortodoks Yunani. Proses ini disambut gembira oleh Paus di Roma,
tetapi tidak dengan rakyat Konstantinopel. Mereka merasa dikhianati dan
menganggap unfikasi ini merusak puritansi Kristen Ortodoks dan
menjauhkan perlindungan tuhan dari kota Konstantinopel. Pada awal
tahun 1453 menjawab unfikasi itu pihak Eropa mengrimkan bantuan
kepada Konstantinopel, dengan seluruh gabungan kekuatan yang datang
Konstantinopel cukup percaya diri dapat memukul mundur pasukan
muslim. Ditunjang pula dengan benteng yang tangguh serta pertahanan
alamiah yang membuat startegi penyerangan ke kota ini bukanlah hal yang
mudah

15

Selain itu di Golden Horn terbentang rantai yang dengan susunan


60 cm setiap mata rantainya dan tebal besi 4 cm , rantai ini memberi
blokade sempurna bagi setiap kapal yang melewatinya.
Sedangkan garis pertahanan sepanjang 7 km di barat kota
dilindungi oleh tembok tiga lapis, dikenal sebagai tembok Theodosius
yang terbentang dari Teluk Tanduk Emas sampai laut Marmara.
Kombinasi menara-tembok-menara, tembok benteng dan gerbang
yang disusun dari campuran batu kapur, marmer dan granit yang disemen
dengan kapur menjulang tinggi siap untuk menjadi arena tempur yang
tentunnya sangat menguntungkan bagi pasukan tuan rumah, tapi tidak bagi
penantang kota.
Tidak kurang 23 kali tembok darat Konstatantinopel pernah
dikepung dan tak satupun yang mampu menembusnya. Meskipun pasukan
salib dapat menguasai Konstantinopel pada 1204, namun mereka
menembus kota lewat tembok bagian lautan, dan bukan darat.Praktis
tembok bagian darat Konstantinopel menyandang gelar perfect.
Selama pengepungan masih mengandalkan catapult dan trebuchet
maka Konstantinopel menjadi kota yang tak dapat ditembus. Terlebih
tembok bagi penduduk kota adalah nyawa dari kota itu sendiri sehingga
dalam urusan merawat dan memperbaiki tembok pun menjadi urusan
warganya, mereka tanpa diminta pun dengan sukarela menyerahkan
apapun yang dipunya demi terjaganya keutuhan tembok pelindung terlebih
menjelang pertempuran ini. Dengan arahan Giovanni Giustiniani seluruh
pasukan Konstantinopel dan Eropa, dibantu oleh seluruh penduduk kota
baik pria maupun wanita mengerahkan tenaga memperbaiki dan
menyiapkan tembok dalam kondisi yang paling sempurna.
Parit-parit digali untuk memastikan kedalamanya tetap terjaga,
tembok-tembok bagian laut dan darat semuanya diperkuat dan setiap

16

mesin anti-kepungan dipasang disemua bagian. Tidak hanya itu,


Giustiniani bahkan meminta penduduk menyiapkan karung-karung berisi
tanah dan batu, kayu dan apapun yang bisa digunakan untuk menambal
tembok yang seandainya berlubang terkena lontaran batu dari musuh.
Batu-batu besar pun disiapkan untuk menghalau musuh yang mencoba
memanjat tembok dengan tangga, minyak panas, greek fire, panah-panah
dijajarkan di setiap menara. Dengan berapi-api, Giustiniani mendiktekan
setiap instruksinya dengan pasukan gabungan, sementara para paderi
berkeliling tembok sambil mengarak patung Bunda Maria, yang dipercaya
sebagai pelindung kota Konstantinopel. Pemandangan ini menyulut api
harapan dalam dada pasukan dan penduduk Konstantntinopel. Mereka
sangat yakin bahwa mereka dapat bertahan dari serangan Kesultanan
Utsmani kali ini sebagaimana yang telah lalu.

2.5. Sultan Mehmed II Al-Fatih : Strategi dan Persiapan Pembebasan


215 km sebelah barat Konstantinopel di Edirne , Sultan Mehmed
mengawasi setiap perkembangan Konstantinpel dengan cermat. Dia telah
menduga kaum Kristen tak akan tinggal diam, bagaimanapun kota itu
adalah The Last Vestige of East Christiandom. Di malam panjang bulan
Desember sampai Januari , tak jarang dia memanggil seluruh ahli dari
bidang ilmu lain untuk meminta pandangan dan saran yang terdiri dari ahli
astronomi, insinyur mesin, ahli senjata, pandai besi, sampai para tentara.
Bahkan dia juga memanggil ahli senjata dari Italia untuk menjelaskan
secara rinci sistem perang kaum Kristen Barat. Dia sadar bahwa selama
senjata yang digunakan untuk menembus benteng sekelas Konstantinopel
masih terpaku pada catapult dan trebuchet, maka mustahil dapat
meruntuhkan pertahanan benteng. Seolah menjadi jawaban akan doa sang
Sultan di musim panas 1452, seorang ahli senjata kebangsaan Hungaria
bernama Orban datang menghadapnya menawarkan jasa nya untuk

17

membuat meriam. Sebelumnya, Orban telah mencoba menawarkan


rancangannya kepada Kaisar Constantine Palailogos namun bersamaan
dengan terjadinya krisis keuangan Byzantium sulit rasanya untuk
menerima tawaran tersebut, namun pihak Constantine juga tak ingin karya
Orban dimiliki kaum Muslim sehingga dijanjikanlah kepadanya tunjangan
hidup yang pada akhirnya tak kunjung datang, merasa bakatnya disiasiakan Orban pun menghadap Sultan Mehmed II dan segera disambut
dengan tawaran bayaran 4 kali lipat dari pada yang ia minta. Karya
pertamanya berupa meriam dengan panjang 4,2 m dipasang di Rumeli
Hisari untuk pengamanan selat Bosphosrus. Meriam inilah yang
menghancurkan kapal Antonio Rizzo pada November 1452. Mengetahui
keefektifan meriam barunya, Sultan pun memerintahkan pembuatan
meriam dengan ukuran 2 kali lipat dengan panjang 8,2 meter dengan
ukuran diameter perluru 70 cm. Dinding meriam bagian belakang ini lebih
tebal untuk menahan tekanan akibat ledakan.Serta tebal bibir meriam 20
cm. Pelurunya terbuat dari batu yang dibentuk menyerupai bola seberat
700 kg per peluru. Pada Januari 1453 ketika meriam diuji coba
dentumanya bahkan terdengar sampai jarak 16 km, dan lontaran pelurunya
sejauh 1,6 km sebelum pada akhirnya menyentuh tanah dan membuat
lubang 2 meter di tanah Utsmani. Sultan Mehmed pun juga mengundang
para wartawan Byzantium untuk memastikan berita tentang meriam ini
sampai ke Byzantium. Dengan demikian, perang urat syaraf antara
Utsmani dan Byzantium telah mencapai klimaksnya.
Di Edirne Orban pun membuat meriam lainya walaupun tidak
sebesar monster raksasa, tetapi tetap saja ukurannya lebih besar dari
ukuran standar dengan ukuran bervariasi dengan rata-rata 4,2 meter.
Walaupun Sultan sangat senang dengan meriam barunnya, namun
keimanan islam telah mengajarkan kepadanya bahwa hanya kepada Allah
lah sumber kemenangan dan kemuliaan dan hal ini pula juga harus
diketahui oleh pasukannya, agar mereka tidak bergantung kepada selain

18

Allah SWT. Sultan memerintahkan agar moncong meriamnya diukir


dengan kalimat : Tolonglah ya Allah! Sang Sultan Muhammad Khan bin
Murad
Selain itu Sultan Mehmed juga menyadari bahwa selain menempa
dirinya sebagai sebaik-baik pemimpin , ia pun harus menjadikan
pasukannya sebagai sebaik-baik pasukan karena Konstatinopel hanya
dapat ditaklukan dengan pemimpin dan pasukan yang terbaik.
Sejak awal kaum Turki memang dikenal sebagai kaum yang
nomaden dan petarung sejati.Mereka tidur diatas kuda, tinggal di tendatenda tanpa pagar dan hidup bergantung pada keahlian pedang dan
memanah. Mereka sanggup bertahan dengan makanan dan minuman yang
minim dalam kondisi ekstrim dan memiliki harga diri yang tinggi, yang
tentu saja menjadikannya sebagai bahan mentah yang baik untuk pasukan
perang.
Awalnya pasukan Turki hanya terdiri dari pasukan berkuda dengan
panah, pedang dan tombak. Ketika Orhan bin Utsman berkuasa maka
itulah saat pertama kaum Turki mengenal organisasi militer dengan
dibentuk Yaya, pasukan khusus yang digaji.
Pada akhir abad 14, Murad I dan Beyazid melakukan perombakan
pada sistem militer Utsmani dan mengganti Yaya dengan Kapikulu Ocak
atau Kesatuan Garda Pintu infanteri khusus. Pada masa ini pula,
diperkenalkan cara perekrutan militer dari anak-anak Kristen dan Yahudi
korban perang yang dikenal dengna sistem devirme (Sistem perekrutan
kaum non-muslim menjadi tentara muslim). Tidak seperti bangsa Eropa
dan Kristen yang yang membunuh tawanan perang, Turki Utmasni justru
memanfaatkan mereka menjadi tentara dan memberikan kessempatan yang
seluas-luasnya bagi mereka dalam jenjang karir militer dan memperoleh
kehormatan yang sama sebagaimana kaum muslim. Walaupun mereka
tidak dipaksa memeluk Islam, namun sebagian besar akhirnnya memilih

19

untuk masuk Islam setelah menyaksikan keadilan dan keagungan Islam.


Pasukan yang baru dikenal ini pun akhirnya dikenal dengan nama Yeni
eri,pasukan yang baru (memeluk Islam) atau yang lebih kenal dengan
Yeniseri.
Sampai pada masa Sultan Mehmed II, Organisasi militer Utsmani
makin bergam dan tersusun atas Kapikul Ocak, divisi kavaleri Sipahi,
Akinci yang merupakan pasukan irreguler yang terdiri dari pasukan
kavaleri dan juga infanteri dan yang terakhir pasukan Azap dan Bashibazouk yang merupakan pasukan perang yang direkrut secara sukarela. Di
antara semua divisi pasukan, mungkin Yeniseri adalah divisi pasukan yang
paling

terkenal

dalam

sejarah

Utsmani

karena

ketakwaan

dan

kepiawaiannya dalam berperang. Divisi Yeniseri dikepalai oleh seorang


aa,yaitu posisi setingkat Jendral. Pada divisi Yeniseri seorang aa
membawahi tiga brigade, yaitu cemaat (pasukan depan), brigade blk
( pengawal inti Sultan) dan brigade sekban. Masing-masing brigade terdiri
dari beberapa orta ( satu orta sama seperti batalyon yang terdiri dari 3001300 tentara) yang setingkat dengan batalion dan dipimpin oleh orbaci
(kolonel). Walaupun pasukan ini pada awalnya kerap mengadakan
pemberontakan dan kudeta yang mengancam posisi Sultan. Sehingga
untuk mengambil kendali penuh terhadap pasukan ini , Mehmed
menambahkan sekitar 7000 personil dari pengawal pribadinnya ke pada
divisi Yeniseri , untuk menambah loyalitas kepadannya, bahkan dalam
laporan pertanggung jawaban, pemimpin Yeniseri atau aa melaporkan
hanya kepada Sultan dan hanya menerima instruksinnya bukan yang lain.
Sultan Mehmed menjadikan Sultan satu-satunya orang yang dapat
memerintah Yeniseri, bukan wazir ataupun yang lainnya, ini menjadikan
bahaya kudeta atau perpecahan terhindar dari pasukan Utsmani. Sultan
juga menempatkan ulama di setiap barak tentarannya, untuk memastikan
keikhlasan niat mereka kepada Zat yang Maha memberi kemenangan,
selain itu sebagaimana Rasulullah dahulu Sultan Mehmed juga menyeleksi

20

tentarannya yang layak ikut dalam divisi Yeniseri sehingga hanya yang
kuat saja yang diperbolehkan ikut.Proses perekrutan melibatkan anakanak yang berusia 8-20 tahun, kemudian mereka dilatih dalam barak
militer khusus untuk dilatih dan dibentuk menjadi tentara terbaik. Selain
fisik dan mental mereka juga dilatih ilmu-ilmu sains dan pada tingkatan
tertentu, mereka dijuruskan berdasarkan potensi masing-masing. Lalu
mempelajari Al-Quran termasuk pelajaran wajib di akademi Yeniseri dan
ibadah ritual menjadi pelajaran wajib bagi Yeniseri Muslim maka tidak
heran Yeniseri non-muslim yang akhirnya memeluk agama Islam. Para
ulama bahkan mendampingi dan menyemangati untuk melakukan ibadah
sunnah, seperti shalat malam, puasa sunnah, dan membaca Al-Quran.
Berbeda dengan Yeniseri, divisi Sipahi Kesultanan Utsmani adalah
tentara asli Turki, keberadaan mereka sama tuanya seperti sejarah Turki
sendiri, dibagi dalam dua pasukan infanteri dan kavaleri, baik dengan baju
zirah yang berat maupun yang ringan. Senjata yang digunakan pada
umumnya adalah tombak, panah dan pedang walaupun ada juga yang
menggunakan gada dan kapak. Mereka dikenal oleh pasukan Eropa kerena
ketangkasan, kecepatan geraknya dan seolah dapat muncul darimana saja.
Pada masa Mehmed pasukan Sipahi mencapai 40.000 personil yang siap
menerima perintah Sultan sebagai komanda tertinggi Kesultanan Utsmani.
Secara finansial, Sultan Mehmed menaikkan gaji pasukan Utsmani
dari kantong pribadinnya dan berusaha membuat agar setiap tentara dapat
mencukupi kebutuhan dirinnya dan keluargannya. Kerap kali Sultan
mengajak seluruh pegawai pribadinya untuk makan bersama agar terbina
suasana kedekatan. Kekuatan iman menjadi fondasi daripada fisik mereka,
visi kemenangan dari bisyarah Rasulullah menjadi motor yang
menggerakan mereka, inilah Yeniseri pada masa kepemimpinan Sultan
Mehmed II.

21

Di lautan Mehmed juga mempunya satu visi besar yaitu menantang


supremasi angkatan laut Byzantium dan Mehmed mempelajari dari
peristiwa-peristiwa pengepungan Konstantinopel sebelumnya bahwa kota
itu tidak dapat ditaklukan selama mereka masih menerima bantuan lewat
jalur laut. Oleh karena itu, Mehmed segera memerintahkan gubernur di
setiap wilayah, khususnya di kota-kota pelabuhan seperti Gallipoli, Sinop
dan Izmit yang memiliki tersane (tempat pembangunan kapal) untuk
berkonsentrasi

membangun

kapal

perang

dalam

pembebasan

Konstantinopel dari 1451 1453.


Sistem angkatan laut Utsmani sangat sederhana dan dianggap
sebagai satu divisi militer dari angkatan daratnya, awak-awak kapal dan
tentara laut Utsmani kebanyakan diambil dari akademi Yeniseri dan
dipimpin oleh Amir Al-Bahri atau Kepudan Bahriye Pasha (Captain of
The Sea).
Sedangkan kapal Kesultanan Utsmani secara umum dapat dibagi
menjadi dua jenis : ektiri atau ekdirme (tipe galley dan kapal dayung)
dan Yalkenli (kapal tipe galleon) dengan layar. ektiri digerakan dengan
dayung dan layar dan biasannya berukuran lebih kecil dan compact.
Sedangkan Yalkenli berukuran lebih besar, terkadang dengan dek dua
tingkat dan hanya digerakan dengan layar saja. Di antara ukuran galley
dan galleon juga ada kapal jenis batrada, kadirga, mavna, kalyata atau
fustae, firkete dan pergandi. Kemudian kapal layar jenis kecil, yaitu
karamrsel, palalermeler dan slimmer.
Selain mempersiapkan peralatan, senjata, dan segala penunjang
yang dibutuhkan
terdekatnya

Sultan Mehmed II juga menangani orang-orang

yang

berusaha

menentang

rencana

pembebasan

Konstantinopel. Bukan rahasia jika Halil Pasha adalah orang yang


berusaha

untuk

mencegah

proses

pembebasan,

bahkan

Doukas

menyimpulkan dengan yakin, bahwa Halil mendapatkan sogokan dari

22

Konstantinopel untuk membujuk Sultan agar mengurungkan niatnya untuk


membebaskan Konstantinopel. Bahkan Ia adalah aktor utama dibalik
pemberontakan Yeniseri di masa pemerintahan Sultan Mehmed II pada
1444. Sehingga dengan tegas Sultan memperingatkan Halil agar percaya
bahwa pembebasan Konstantinopel adalah janji Allah yang akan segera Ia
raih.
Dimalam-malam akhir musim dingin 1453 Ia jarang melewatinya
dengan tidur, puluhan sketsa pertahanan Konstantinopel hasil penelitian
dan penyelidikan pribadinya pada 1452 terhampar di depannya, Sultan pun
selalu menyempatkan berkonsultasi dengan para ulama, ahli senjata,
astronom, panglima perang dan lainnya untuk merancang cara paling cepat
untuk menaklukan Konstantinopel. Dimana pasukanya ditempatkan,
gerbang mana yang harus dikuasai terlebih dahulu, titik mana yang lebih
efektif untuk dibombardir dengan meriam, di waktu apa serangan dan tipetipenya harus dilancarkan, termasuk semua kemungkinan yang terjadi
ketika perang, seolah pemain catur yang merancang langkah-langkah
kemenangan dengan bidak-bidak yang dimilikinya. Informasi pun
dikumpulkan via intelejen yang disebar Konstantinopel sehingga Mehmed
mengetahui posisi aktual kota, persenjataanya, moral pasukan, serta
kondisi-kondisi lain yang dapat berpengaruh pada hasil perang. Sultan
juga memantau Genoa, Venesia, dan Eropa untuk memantau gerakangerakan yang dilakukan Dunia Kristen.
Terkadang ketika inspirasi itu buntu, tak jarang Sultan menyamar
sebagai penduduk biasa dan berbaur dengan masyarakat untuk mengetahui
pendapat mereka tentang penaklukan yang akan dilakukannya. Selain itu
Ia juga memonitor pasukannya baik fisik maupun keimanan dan tawakal
mereka kepada Allah.
Menjelang akhir Januari, Sultan mengumumkan kepada seluruh
rakyat dan jajaran pemerintahan tentang perang yang akan dilakukannya

23

untuk

membebaskan

Konstantinopel

dan

merealisasikan

prediksi

Rasulullah SAW. Usiannya masih 21 tahun pada saat itu, namun


ketakwaannya kepada Allah membuatnya terhormat dan keyakinannya
akan pembebasan Konstantinopel mengalir dalam setiap kata-kata yang
dia lontarkan menghipnotis pendengarnya.
2.6. Sultan Mehmed II Muhammad Al-Fatih : Detik-Detik Menuju
Pembebasan
Setelah itu semua berlangsung cepat dan terkendali. Karaja Bey
diutus dengan sejumlah pasukan untuk mensterilkan daerah penyangga
Konstantinopel di pantai yang berbatasan dengan Utsmani, perjanjian damai
pun ditandatangani antara Utsmani dengan komunitas Genoa yang ada di
Pera. Sementara negeri-negeri Kristen lainnya seperti terlalu lemah untuk
ikut campur.
Khusus untuk transportasi meriam raksasa, Sultan menugaskan 200
pekerja untuk meratakan jalan sepanjang 225 km yang menghubungkan
antara Edirne dengan Konstantinopel, lalu selain itu juga menambal jalan
yang berlubang atau berlumpur, juga memperkuat jembatan yang akan dilalui
meriam raksasa. Pada awal Maret 1453, 69 meriam ditarik melalui jalan ini,
masing-masing meriam di angkut dengan gerobak-gerobak yang dirantai dan
ditarik oleh 60 sapi dan 200 tentara dengan kecepatan 4 km perhari.
Pergerakan armada laut pun dimulai ketika musim dingin masih
menyelimuti Utsmani. Sultan mengamanahkan kepemimpinan laut pada
Suleyman Baltaoghlu dan menetapkan Gallipoli sebagai tempat berkumpul
pasukan laut sebelum bertolak keperairan Konstantinopel. Semua kekuatan
dikerahkan, bahkan tawanan perang pun diperintahkan untuk menjadi
pendayung.Untuk pasukan darat ditetapkan Edirne sebagai tempat berkumpul
pasukan darat yang berasal dari benua Eropa dan menunjuk Ishak Pasha
untuk menjadi penanggung jawabnya, sementara yang berada di benua Asia
berkumpul di Bursa dengan Karaja Pasha sebagai penanggung jawabnya.

24

Tingginya pengorbanan umat Islam dan kerelaan mereka membuat


kagum, bahkan oleh orang diluar Islam. Doukas menyebutkan bahwa setiap
laki-laki yang mendengar bahwa penaklukan Konstantinopel akan dilakukan
segera datang dengan berlari, baik anak-anak yang terlalu muda untuk ikut
maupun orang tua yang bungkuk karena usia. Semua berlomba-lomba
mendapat predikat sebagai syuhada , posisi yang sangat mulia dalam AlQuran, juga gelar pasukan terbaik yang pernah dijanjikan Rsulullah SAW.
Pada tanggal 23 Maret, pada hari Jumat, Sultan Mehmed bertolak dari
Edirne dengan seluruh pasukan artileri, kavaleri, dan infanterinya. Diantara
pasukan-pasukan perang juga terdapat ulama yang selalu membacakan doa
dan ayat-ayat Al-Quran agar merka selalu mengingat Allah SWT dalam setiap
masa. Total pasukan yang dikumpulkan Sultan mencapai 250.000 personil,
sebuah angka yang sulit dipercaya pada masa itu.Sultan berniat
menyelesaikan pembebasan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya karena
ia mengetahui, semakin lama pasukannya mengepung kota maka kemampuan
logistik diuji sampai ke batas paling maksimal. Sampai saat itu belum ada
seorang manusia pun yang dapat mengorganisir pasukan dan logistik
sebanyak itu secara cepat dan tepat.
Mehmed menempatkan kavaleri didepan dan belakang untuk
berjaga-jaga pada setiap kemungkinan. Sedangkan pasukan infanteri berbaris
dengan tombak terangkat menuju langit.
Pada 1 April di Konstantinopel, bertepatan dengan Hari Paskah.
Penduduk Konstantinopel bersiap untuk menyambut Paskah dengan doa-doa,
memohon agar hari Paskah dapat mereka lalui dengan tenang. Hak itu tentu
diperhatikan Sultan Mehmed dan memberikan mereka kesempatan untuk
beribadah dalam kepercayaan mereka dan tidak lebih dari hari itu saja.
Esoknya 2 April, pasukan pionir Sultan Mehmed sudah terlihat di
Horizon Kota , Kaisar Konstantine segera menyambut mereka dengan
mengatur serangan dari kota, namun lama kelamaan pasukan kaum Muslim

25

bertambah banyak sehingga pasukan Kosntantinopel harus mundur dan


bersembunyi dibalik benteng kokoh mereka. Dihari yang sama jembatan
diatas parit dihancurkan, gerbang ditutup dan rantai raksasa dipasang di Selat
Golden Horn. Konstantinopel masuk dalam posisi bertahan laksana kura-kura
dalam tempurung.
Tepat tanggal 6 April 1453 menjadi awal sampainya pasukan
Sultan Mehmet II ke bibir benteng Konstantinopel ditandai dengan
membangun tenda kesultanan di Bukit Maltepe, di pinggir sungai Likus,
persis diantara pintu St.Romanus dan pintu Charisian. Tempat yang sama
dimana

Ayahnya

juga

menegakkan

tenda

pada

saat

mengepung

Konstantinopel 1422. Tentu bukan sembarangan pilihan, dari sini Sultan


dapat melihat keseluruhan pasukan , selain itu, inilah wilayah satu-satunnya
pasukan penyerang kota mendapatkan keuntungan ketinggian tempat. Karena
hanya di lokasi ini tanah dihadapan tembok menurun 30 meter. Titik paling
rentan tembok kota. Pada saat yang sama, armada laut dibawah Komando
Suleyman Baltaoughlu juga mulai melakukan pengamanan Laut Marmara
dan Selat Bosphorus serta penyerangan dari laut. Untuk pengamanan Teluk
Tanduk dan Galata, Zaganos Pasha memimpin pasukan. Disisi dalam
benteng, Kaisar Konstantine sedang memutuskan untuk menempatkan 2.000
pasukan utama di gerbang St.Romanus sehingga berhadapan langsung
dengan Sultan Mehmed, selain masalah mengkoordinasi pasukan yang sedikit
timbul pula perdebatan antara para petinggi. Metode Defense atau Offense.
Dan akhirnya diputuskan untuk bertahan dengan penyerangan bertahan di
tembok luar.
Kedua pasukan telah berhadap-hadapan, sesuai dengan perintah
Rasulullah SAW dalam etika berperang, Sultan mengirimkan utusan yang
membawa surat kepada Kaisar yang berisi 3 pilihan. Bersyahadat bahwa tiada
Tuhan dan sesembahan selain Allah lalu menjadi Muslim maka serangan fisik
akan dibatalkan, atau membayar jizyah dan tunduk pada syariat Islam, atau
diperangi sampai Allah memenangkan kaum Muslim. Dan kita sudah bisa
26

menebak jawaban Kaisar yang dengan tegas menolak memasuki Islam dan
menyerahkan Konstantinopel.
Tanggal 6-7 April 1453 hujan peluru meriam mulai dilakukan
untuk menghancurkan dinding kota, serangan meriam sudah mulai membuat
gentar para penghuni kota, namun hanya memberikan efek kehancuran yang
kecil saja.
Pada 9 April 1453 serangan untuk memutus rantai yang
membentang dari Acropolis ke Galata mulai dilakukan oleh Sulaiman Bey
dan armadanya, tapi belum berhasil. Perang laut terus berlangsung dengan
ketat sampai tanggal 12 April, beberapa kapal Utsmani tenggelam. Kegagalan
penyerbuan laut ini sedikit menurunkan moral Pasukan Utsmani.
Pada malam 18 April 1453 Sultan memerintahkan serangan lebih
besar, akan tetapi belum banyak berpengaruh, bahkan pada 20 April pasukan
laut mengalami pukulan telak dengan gagalnya menghentikan 3 kapal
bantuan Papacy yang berisi makanan dan senjata dari Italia masuk ke
Konstantinopel via Selat Golden Horn. Hal ini sedikit membuat Kaisar
Byzantium merasa diatas angin dan kemudian menawarkan perdamaian dan
meminta Pengepungan diakhiri.
Usulan ini tentu saja ditolak Sultan, beliau bertekad meneruskan
pengepungan. Akan tetapi, sejarah mencatat bahwa sebenarnya Sultan sudah
mulai sedikit goyah, apalagi salah satu panglima senior andarli Halil Pasha
cenderung pada usulan untuk menarik pasukan. Akan tetapi surat dari guru
beliau yakni Syaikh Aaq Syamsuddin menguatkan hati Sultan untuk tetap
melanjutkan pengepungan sampai beroleh kemenangan. Dukungan spiritual
melecut semangat Sultan yang kemudian menghadirkan ide yang
menakjubkan yakni memindahkan kapal yang ada di Dolmabache Bay naik
melalui jalur darat untuk bisa masuk Golden Horn.

27

22 April 1453, pasukan Utsmani sukses menaikkan 72 kapal dan


mendarat masuk ke Golden Horn di Kasimpasa. Serangan cemerlang ini
membuat kaget dan terpukul pasukan Kaisar. Apalagi tembok benteng di tepi
Golden Horn adalah yang terlemah, sering disebut benteng kelas 3 karena
hanya satu lapis saja.
72 kapal dengan amunisi lengkap itu langsung menggempur
dinding Konstantinopel. Terjadilah pertempuran laut yang sengit dan
memaksa sebagaian pasukan penjaga benteng utama untuk membantu sisi
Golden Horn. Berpindahnya pasukan ini membuat pertahanan di dinding
utama benteng menjadi melemah. Serangan ini sukses meningkatkan moral
pasukan Utsmani. Kritoboulos mencatat dengan takjub sampainya 72 kapal
Utsmani ke Golden Horn.
Pasukan

Utsmani

terus

menggempur

dan

menunjukkan

keunggulannya. 28 April 1453 Sultan menawarkan perdamaian ke Kaisar


Byzantium, Sultan menjanjikan keamanan atas jiwa dan harta penduduk
Konstantinopel jika kunci kota diserahkan, akan tetapi Kaisar menolak
tawaran damai tersebut.
Sepanjang awal Mei pengepungan terus berlangsung. Diantara
catatan yang menarik adalah pertempuran bawah tanah pada 16 Mei 1453,
ketika pasukan Serbia yang berkoalisi dibawah Pasukan Sultan berhasil
melakukan pengeboran hingga sejauh sekitar 3 km dan membuat banyak
terowongan untuk bisa menyerbu masuk Kota Konstantinopel. Akan tetapi
serangan mereka berhasil dideteksi pasukan Kaisar dan terjadilah
pertempuran didalam terowongan bawah tanah.
Tanggal 25 Mei 1453 Sultan kembali menawarkan perdamaian dan
meminta agar Kaisar menyerahkan Kota Konstantinopel. Pada tawaran ini
Sultan bukan saja berjanji menjaga jiwa dan harta penduduk kota bahkan
berjanji menjaga keselamatan Kaisar dan pengikutnya hingga mereka keluar

28

kota dan diizinkan pergi kemanapun mereka menghendaki. Akan tetapi


tawaran yang disampaikan Sultan melalui Isfendiyar Beyoglu Ismail Bey ini
kembali ditolak Kaisar.
Tanggal 26 Mei 1453 tersiar rumor bahwa beberapa negara Eropa
khususnya Hungaria sedang menggerakkan pasukan untuk membantu Kota
Konstantinopel dan akan menyerang pasukan Utsmani. Mendengar rumor ini,
Sultan mengambil keputusan untuk menyiapkan serangan besar-besaran dan
menunjuk Zaganos Pasha untuk menyiapkan serangan.
27 Mei 1453 menjadi tanggal penting dimana serangan besar
dimulai dengan sangat massif. Serangan ini sukses memporakporandakan
banyak sisi benteng kota. Tanggal 28 Mei Sultan mengistirahatkan sebagian
besar pasukannya, menguatkan keimanan dan ketakwaan pasukannya dan
menyiapkan serangan terbesarnya esok hari. Di hari yang sama, di Gereja
Hagia Sophia, Kaisar mengumpulkan penduduk kota, mengajak semua
penduduk untuk mempertahankan kota dan melaksanakan misa besar.
Sementara jalan penuh sesak dengan penduduk yang mengusung salib,
Hodegetria dan simbol-simbol Kristen lainnya, larut dalam kidung-kidung
yang mereka persembahkan untuk keselamatan kota.
Tanggal 29 Mei serangan besar dilakukan dengan dahsyat dan
akhirnya benteng berhasil dijebol, dengan segera pasukan Yeniseri memasuki
kota dan menancapkan bendera Utsmani. Kemudian pasukan pembuka
memasuki kota dan mengamankan dari seluruh bentuk perlawanan dan
mempersiapkan

kedatangan

Sultan.

Untuk

mencegah

penjarahan,

pembantaian dan tindakan-tindakan yang tak sesuai dengan ajaran Islam, atas
saran dari Syaikh Aaq Ayamsuddin, Sultan mengirimkan pengawal-pengawal
pribadinnya, pasukan khusus dari satuan Yeniseri untuk menjaga Gereja,
rumah, dan setiap tempat publik sipil di dalam kota untuk mencegah
terjadinnya hal-hal yang tak diinginkan . Kemudian Sultan Mehmed II
memasuki kota dari gerbang Charisian. Ditemani para ulama, para Chavus,

29

pasukan Yeniseri dan para mehter, kibaran ak sancak, bendera putih


bertuliskan kalimat syahadat dan bendera-bendera merah, hijau khas Turki
bertuliskan kalimat syahadat atau bulan sabit. Sultan memasuki gerbang kota
mengagumi isi di dalamnya dan mengalir dari lisannya puji dan syukur
kepada Tuhannya, sang pemberi kenikmatan
Alhamdulillah, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada para
syuhada,

memberikan

kemuliaan

kepada

para

mujahidin

dan

menganugerahkan kebanggan dan syukur bagi bangsaku.


Seusai sujud syukurnya Sultan Mehmed berbalik dan berkata
seluruh pasukannya yang berjumlah 70.000 atau 80.000 dan mengucapkan
selamat kepada mereka :
Jangan berhenti wahai para penakluk, Subhanallah! Kalian telah menjadi
orang-orang yang mampumenaklukan Konstantinopel yang telah Rasul
kabarkan.
Teriakan takbir berkumandang, merekam momen bersejarah yang
fenomenal ini, lukisan-lukisan kini terpajang di seluruh dunia, mengingat hari
dimana dia mendapat gelar sebagai ahlu bisyarah, gelar mulia yang
diperebutkan oleh orang mulia. Al-Fatih. Usiannya baru 21 tahun lewat 2
bulan ketika itu, namun bisyarah Rasulullah keluar dari lisannya yang mulia
berhasil direalisasikan. Fatin Sultan Mehmed, begitu lidah orang Turki
menyebutnya, The Grand Turk Mehmed , begitu gelar yang diberikan orang
Eropa kepadannya, namun dia lebih terkenal di dunia Islam sebagai
Muhammad Al-Fatih. Namun, ummatnya mempunyai panggilan sayang
kepadannya atas prestasi yang kelak akan dia persembahkan kepada manusia
dan peradaban, Abu Al-Khair bapak kebaikan-, begitulah panggilannya.

30

BAB III

PENUTUP

3.1.

Kesimpulan
Ditaklukannya Konstantinopel adalah bisyarah Rasulullah yang
telah membuat para Muslim begitu bersemangat mengejar predikat sebagai
sebaik-baik pemimpin, semua berlomba menjadi yang terbaik. Tetapi
disini Sultan Mehmed II membuktikan bahwa yang terbaik bukan hanya
sekedar cermat serta taktis dalam hal strategi perang tetapi yang paling
menentukan adalah kedekatan kita kepada pemilik kemenangan itu sendiri,
Allah SWT. Perjuangan di jalan Allah bukan hanya sekedar keberanian
menaklukan musuh tetapi bagaimana kita bergantung, takut dan pasrah
kepada pemilik langit dan bumi bahwa manusia tetaplah hamba yang
terbatas daya dan upaya. Tetapi pasrah bukan berarti tanpa usaha, tawakal
adalah ketika telah berusaha seluruh tenaga dan menyerahkan hasil akhir
kepada Zat yang Berkuasa. Muhammad Al-Fatih mengajarkan kita bahwa
dibalik sebuah kemenangan ada beribu jam persiapan yang tak terhitung lagi
usaha dan tenaga yang dicurahkan. Persiapan dimulai dari teknis yang
paling kecil dan mendetail guna mendukung rencana besarnya yaitu
Penaklukan Konstantinopel , semua rencana kecilnya layaknya menyusun
sebuah pondasi besar yang mantap untuk tujuan terbesarnya. Dan lagi yang
makin menasbihkan gelarnya sebagai sebaik-baik pemimpin adalah usia
ketika Ia meraihnya, 21 tahun. Merupakan suatu pencapaian luar biasa di
usia yang masih dibilang sangat muda .Sebagai pemuda Ia memberikan
sebuah contoh bagi peradaban bahwa pemuda adalah tonggak perubahan
dalam Islam, kunci sukses bangkitnya sebuah peradaban berawal dari peran
para pemuda yang menyokongnya.
31

3.2. Saran
Bukan rahasia umum jika pada masa ini, umat Islam khususnya sedang
mengalami degradasi kualitasnya sebagai umat pilihan. Dan pemudannya
tengah menjadi sorotan utama penghancuran mental-mental pejuang. Di
tengah realitas saat ini, ada baiknya jika umat lebih dikenalkan dengan kisah
heroik umat dahulu, diharapkan akan bangkit kembali izzah kita sebagai
umat Muslim dan kembali mengejar ketertinggalan dan meraih kemenangan
yang memang sudah dijanjikan di akhir jaman ini.

32

Anda mungkin juga menyukai