PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Konstantinopel terletak di posisi yang sangat strategis, terhampar di daratan
berbentuk segitiga seperti tanduk dan terletak di sebelah barat selat Bosphorus
yang memisahkan antara Benua Eropa dan Asia. Di sebelah utara kota ini terdapat
selat Tanduk Emas (Golden Horn), sebuah pelabuhan alami yang sempurna. Di
seberang selat Bosphorus terhampar daratan yang kaya dengan hasil bumi,
semenanjung Asia Kecil atau lebih dikenal dengan nama Anatolia. Dari selat
Bosphorus ini seseorang dapat berlayar ke utara menuju Laut Hitam (Black Sea)
atau ke selatan melewati selat Dardanela lalu menuju ke Laut Mediterania.
Posisinya di tengah dunia membuat Konstantinopel menjadi kota pelabuhan
paling sibuk di dunia pada masanya. Inilah kota yang mendapatkan kesempatan
terhormat menjadi bagian terpenting dari 3 peradaban besar manusia. The Gates
of The East and West adalah salah satu gelar yang disematkan kepadanya.
Pemandangan yang paling menonjol dari kota ini tentu saja sistem
pertahanannya yang merupakan pertahanan terbaik pada masanya. Konstantinopel
dilindungi tembok yang mengelilingi kota dengan sempurna, baik wilayah laut
maupun daratnya. Keseluruhan kota ini nampak seperti sebuah benteng kokoh.
Nyali seseorang yang ingin menaklukkan kota ini pun akan ciut tatkala dia
melihat bagian benteng bagian barat, satu-satunya wilayah Konstantinopel yang
berbatasan dengan daratan. Di situ terbangun struktur tembok dua lapis dengan
dua tingkatan, yang diperkuat dengan parit besar dan dalam di bagian depannya.
Lengkaplah Konstantinopel memiliki gelar yang lain The City with Perfect
Defense.
Berkata Abdullah bin Amru bin Ash: bahwa ketika kami duduk di sekeliling
Rasulullah saw untuk menulis, lalu Rasulullah saw ditanya tentang kota manakah
yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Maka Rasulullah
saw menjawab, Kota Heraklius terlebih dahulu, yakni Konstantinopel (HR.
Ahmad)
Adalah Sultan Mehmed II : Sultan ketujuh Utsmani, Gerakan seluruh
pasukannya mempunyai suatu tujuan yang sangat jelas: Konstantinopel. Ekspedisi
ini adalah puncak dari kekerasan niatnya atas Konstantinopel, nama yang telah
memenuhi benaknya selama 23 tahun lamanya. Nama yang juga akan
menghantarkannya menjadi panglima terbaik yang sempat diisyaratkan oleh
Muhammad Rasulullah saw dari lisannya.
Sungguh, Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baik
pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaikbaik pasukan adalah pasukan yang
menaklukkannya (HR. Ahmad)
Bagi kaum Muslim, nama Konstantinopel berarti kemuliaan yang telah
dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam bisyarah mereka. Ramai dari kaum
Muslim akan menyiapkan jiwa dan harta mereka untuk menjadi pasukan yang
membebaskannya. Mental kaum Muslim pun telah dari awal dididik untuk
menjadi seorang ksatria yang mempunyai tugas untuk mengelola dunia dan
seisinya.
Pada
awal
pembentukan
para
sahabat,
Rasulullah
senantiasa
mengarahkan visi mereka menjadi visi global, yaitu pembebasan seluruh dunia.
Bagi kaum Muslim, Konstantinopel adalah penantian 825 tahun dan para syuhada
telah menyirami tanah itu dengan darah suci mereka untuk menumbuhkan
kemenangan di tanah itu maka tidak heran apabila janji Allah dan Rasul ini
menjadi suatu sumber energi yang tidak terbatas, menyalakan api pengorbanan
dan jihad fii sabilillah dalam setiap masa dan setiap kepemimpinan.
1453 tidak hanya momen yang merekam konflik antara Byzantium dan
Utsmani, tetapi sesungguhnya adalah momen yang menjadi wadah pembuktian
kaum Muslim akan agama yang benar dan pembuktian janji Allah dan Rasul-Nya.
1453 sesungguhnya adalah puncak benturan yang terjadi di antara Barat dan
Timur, Kristen dan Islam yang telah mengakar semenjak masa Rasulullah
Muhammad saw. 1453 adalah sebuah masa depan yang telah lalu, sebuah
kemenangan yang telah terjadi semasa Rasulullah saw masih berada di tengahtengah para sahabatnya. 1453 bukanlah kemenangan Turki sehingga bukan hanya
Turki yang patut berbangga dengan pembebasan Konstantinopel. 1453 adalah
sebuah momen yang harus menjadi inspirasi bagi setiap Muslim akan jati diri
mereka. Sebuah janji Allah yang yang menjadi kenyataan.
BAB II
PEMBAHASAN
dikumpulkan dari Tanah Suci dan dipandang dengan mata cemburu oleh
orang Kristen di Barat. Namun orang Byzantium selalu terobsesi takhayul
dan ramalan, menurut mereka ramalan adalah masalah penting bahkan
terkadang berlawanan dengan ketentuan para rohaniawan. Dia menancap
demikian kukuh di benak orang Yunani hingga sulit dimusnahkan.
2.2. Konstatinopel : Riwayat penaklukan sebelum Al-Fatih
Banyak serangan yang dilancarkan para khalifah islam dalam rangka
penaklukan Konstantinopel dalam rentang waktu 800 tahun lamanya.
Namun semuanya mengalami kegagalan sampai penyerangan terakhir yang
dilakukan oleh Sultan Mehmed II. Usaha pertama untuk mengepung
Konstantinopel dilakukan pada tahun 34 H / 654 M. Pada masa
pemerintahan Utsman bin Affan. Dia mengirimkan Muawiyah bin Abu
Sofyan
r.a.
dengan
pasukan
yang
besar
untuk
mengepung
dan
belum juga berhasil akibat suhu udara yang sangat dingin. Pasukan itu
kemudian ditarik mundur oleh Umar bin Abdul Aziz setelah dirinya
menggantikan Sulaiman bin Abdul Malik yang mangkat pada saat tentara
masih berada di medan pertempuran.
Di masa Khilafah Abbasiyah berlangsung serangan yang demikian
intensif ke Byzantium, namun demikian usaha ini belum sampai menyentuh
Konstantinopel walaupun serangan itu telah menimbulkan gejolak di dalam
negeri Byzantium, khususnya serangan yang dilakukan oleh Khalifah Harun
Ar-Rasyid pada tahun 190 H. Setelah itu upaya penaklukan Konstantinopel
dilanjutkan oleh Kesultanan Islam Saljuk di Asia Kecil; seperti Sultan Alib
Arsalan yang telah berhasil mengalahkan tentara Kaisar Rumanos dari
Romawi dengan pasukannya yang berjumlah kurang lebih 200.000 personil
hanya dengan tentara Islam sejumlah 15.000 personil dalam Perang
Manzikart pada tahun 464 H/1070 M. Kemenangan spektakuler ini
merupakan titik perubahan penting dalam sejarah Islam. Sebab peristiwa ini
telah melemahkan pengaruh Romawi di Asia Kecil yang tak lain adalah
wilayah-wilayah strategis kekaisaran Byzantium.
Ketika kekhilafahan Abbasiyah yang beribukota di Baghdad
dihancurkan oleh serbuan pasukan Mongolia, muncullah Utsman peletak
dasar Kekhilafahan Utsmaniyah. Dengan kekuasaan yang baru lahir dia
telah berhasil menembus laut Marmara, dengan bala tentaranya dia berhasil
membayangi dua kota utama Byzantium kala itu yakni Azniq dan Burshah.
Setelah wafatnya Utsman, Khalifah penggantinya Orkhan melanjutkan misi
pendahulunya. Tahun 727 H/1327 M Nicomedia sebuah kota yang berada di
barat laut Asia kecil dekat kota Konstantinopel berhasil ditaklukan.
Sultan Orkhan sangat peduli untuk merealisasikan apa yang pernah
dikabarkan
oleh
Rasulullah
SAW
tentang
akan
ditaklukkannya
timur pada saat yang bersamaan, agar bisa merealisasikannya, dia mengirim
anaknya yg bernama Sulaiman untuk melintasi selat Dardanela dan
memerintahkannya agar menguasai beberapa wilayah di sebelah barat.
Tahun 758 H Sulaiman berhasil menyeberangi selat Dardanil pada malam
hari bersama pasukan kavaleri, tatkala sampai di tepi barat, mereka berhasil
mengambil alih beberapa kapal milik tentara Romawi yang sedang berada
ditempat itu, lalu mereka membawa kapalkapal ke tepi timur, mengingat
tentara Utsmani belum memiliki armada laut sebab kekuasaan mereka baru
saja berdiri. Di tepi timur inilah, Sulaiman memerintahkan pasukannya
untuk menaiki kapal-kapal itu yang membawa mereka ke pantai Eropa.
Mereka mampu menaklukkan benteng Tarnab, dilanjutkan ke Ghalmabuli
yang di dalamnya ada benteng Jana dan Apsala serta Rodestu, semuanya
berada di selat Dardanela yang berada diutara dan selatan.
Dengan begitu Sultan Orkhan telah melakukan sebuah langkah
penting dan membuka jalan bagi pemimpin yang datang setelahnya untuk
menaklukkan Konstantinopel. Di Eropa, tentara Utsmani melakukan
penaklukan di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Byzantium, Pada tahun
762 H/1360 M., Sultan Murad I mengusai Adrianopel ( Edirne ), sebuah
kota yang sangat strategis di Balkan dan dianggap sebagai kota kedua
setelah Konstantinopel oleh Byzantium. Dia menjadikan kota ini sebagai
ibukota
pemerintahannya
sejak
tahun
768H./1366M.
Pada
masa
kesulitan
dalam
mengendalikannya.
Sultan
Murad
pun
menugaskan para syaikh pengajar yang paling bagus pada masanya untuk
mengarahkan kekerasan watak Mehmed dan membentuk kepribadinnya.
Tugas ini diserahkan kepada Syaikh Ahmad Al-Kurani dan Syaikh Aaq
Syamsudin.
Kedua ulama ini bukanlah ulama sembarangan, dunia tidaklah
dapat membutakan mata mereka.
9
10
ditanamkan kedua syaikh itu pun membawa suatu pengaruh yang amat
besar. Proyeksi bahwa dirinyalah penakluk Konstantinopel membawa suatu
inspirasi dan motivasi yang tak terbatas, digabungkan dengan watak dan
kemauan kerasnya dalam umur kurang dari 17 tahun Mehmed dapat
menguasai bahasa Arab, Turki dan Persia dan fasih dalam percakapan
Perancis, Yunani, Serbia, Latin dan Hebrew.
Ketertarikan luar biasa juga ditunjukan dalam ilmu sejarah dan
geografi, syair dan puisi, seni, serta ilmu teknik terapan. Keahlian nya dalam
perang pun jadi buah bibir.
Tetapi dari semua hal yang memesona dari dirinya adalah
kedekatannya dengan Allah SWT. Mehmed sangat menyadari bila
keinginannya untuk menjadi ahlu bisyarah sangat dipengaruhi kedekatannya
dengan yang Maha Memenangkan dan Maha Menolong. Oleh karenanya
telah sampai kepada umat muslim bahwa Mehmed selalu menyibukkan diri
dengan bertaqarrub kepada Allah. Dia adalah satu-satunya panglima yang
tidak pernah masbuq dalam shalatnya, bahkan dia selalu menunaikannya
dalam keadaan berjamaah. Mehmed juga selalu menjaga shalat malamnya
sebagai mahkota dirinya dan shalat rawatib sebagai pedangnya. Tidak
pernah sekalipun Mehmed pernah melewatkan shalat malam dan shalat
rawatib semasa baligh hingga ia meninggal.
2.4.
11
12
yang sama Sultan pun memberikan hadiah bagi yang bekerja dengan baik.
Tak jarang bahkan Sultan dan para petinggi turun untuk turut membantu
dalam membangun benteng.
Dari Konstantinopel pembangunan benteng terlihat jelas ,
penduduk kota terlihat begitu putus asa melihat tiap harinnya benteng
dibangun dengan kecepatan yang luar biasa. Melihat itu Kaisar
Constantine jauh lebih merasakan bahaya, sehingga sekali lagi Kaisar
membujuk orang-orang Venesia dan Genoa untuk membantu. Selain itu
Constantine juga memanfaatkan penduduk lokal untuk menyerang kaum
Muslim yang membangun benteng, yang tentu saja dapat langsung
diredam dengan mudah. Dalam keputusasaanya Kaisar Constantine
mengirimkan utusan kepada Sultan Mehmed yang menyampaikan
perkataanya :
Karena engkau telah menginginkan perang bukannya damai
dan aku tidak bisa mendapatkan perdamaian baik dengan sumpah
ataupun
permohonan
maka
biarlah
engkau
mengikuti
13
Hisari,
benteng
ini
betul-betul
menjadi
gerbang
yang
14
15
16
17
18
19
terkenal
dalam
sejarah
Utsmani
karena
ketakwaan
dan
20
tentarannya yang layak ikut dalam divisi Yeniseri sehingga hanya yang
kuat saja yang diperbolehkan ikut.Proses perekrutan melibatkan anakanak yang berusia 8-20 tahun, kemudian mereka dilatih dalam barak
militer khusus untuk dilatih dan dibentuk menjadi tentara terbaik. Selain
fisik dan mental mereka juga dilatih ilmu-ilmu sains dan pada tingkatan
tertentu, mereka dijuruskan berdasarkan potensi masing-masing. Lalu
mempelajari Al-Quran termasuk pelajaran wajib di akademi Yeniseri dan
ibadah ritual menjadi pelajaran wajib bagi Yeniseri Muslim maka tidak
heran Yeniseri non-muslim yang akhirnya memeluk agama Islam. Para
ulama bahkan mendampingi dan menyemangati untuk melakukan ibadah
sunnah, seperti shalat malam, puasa sunnah, dan membaca Al-Quran.
Berbeda dengan Yeniseri, divisi Sipahi Kesultanan Utsmani adalah
tentara asli Turki, keberadaan mereka sama tuanya seperti sejarah Turki
sendiri, dibagi dalam dua pasukan infanteri dan kavaleri, baik dengan baju
zirah yang berat maupun yang ringan. Senjata yang digunakan pada
umumnya adalah tombak, panah dan pedang walaupun ada juga yang
menggunakan gada dan kapak. Mereka dikenal oleh pasukan Eropa kerena
ketangkasan, kecepatan geraknya dan seolah dapat muncul darimana saja.
Pada masa Mehmed pasukan Sipahi mencapai 40.000 personil yang siap
menerima perintah Sultan sebagai komanda tertinggi Kesultanan Utsmani.
Secara finansial, Sultan Mehmed menaikkan gaji pasukan Utsmani
dari kantong pribadinnya dan berusaha membuat agar setiap tentara dapat
mencukupi kebutuhan dirinnya dan keluargannya. Kerap kali Sultan
mengajak seluruh pegawai pribadinya untuk makan bersama agar terbina
suasana kedekatan. Kekuatan iman menjadi fondasi daripada fisik mereka,
visi kemenangan dari bisyarah Rasulullah menjadi motor yang
menggerakan mereka, inilah Yeniseri pada masa kepemimpinan Sultan
Mehmed II.
21
membangun
kapal
perang
dalam
pembebasan
yang
berusaha
menentang
rencana
pembebasan
untuk
mencegah
proses
pembebasan,
bahkan
Doukas
22
23
untuk
membebaskan
Konstantinopel
dan
merealisasikan
prediksi
24
25
Ayahnya
juga
menegakkan
tenda
pada
saat
mengepung
menebak jawaban Kaisar yang dengan tegas menolak memasuki Islam dan
menyerahkan Konstantinopel.
Tanggal 6-7 April 1453 hujan peluru meriam mulai dilakukan
untuk menghancurkan dinding kota, serangan meriam sudah mulai membuat
gentar para penghuni kota, namun hanya memberikan efek kehancuran yang
kecil saja.
Pada 9 April 1453 serangan untuk memutus rantai yang
membentang dari Acropolis ke Galata mulai dilakukan oleh Sulaiman Bey
dan armadanya, tapi belum berhasil. Perang laut terus berlangsung dengan
ketat sampai tanggal 12 April, beberapa kapal Utsmani tenggelam. Kegagalan
penyerbuan laut ini sedikit menurunkan moral Pasukan Utsmani.
Pada malam 18 April 1453 Sultan memerintahkan serangan lebih
besar, akan tetapi belum banyak berpengaruh, bahkan pada 20 April pasukan
laut mengalami pukulan telak dengan gagalnya menghentikan 3 kapal
bantuan Papacy yang berisi makanan dan senjata dari Italia masuk ke
Konstantinopel via Selat Golden Horn. Hal ini sedikit membuat Kaisar
Byzantium merasa diatas angin dan kemudian menawarkan perdamaian dan
meminta Pengepungan diakhiri.
Usulan ini tentu saja ditolak Sultan, beliau bertekad meneruskan
pengepungan. Akan tetapi, sejarah mencatat bahwa sebenarnya Sultan sudah
mulai sedikit goyah, apalagi salah satu panglima senior andarli Halil Pasha
cenderung pada usulan untuk menarik pasukan. Akan tetapi surat dari guru
beliau yakni Syaikh Aaq Syamsuddin menguatkan hati Sultan untuk tetap
melanjutkan pengepungan sampai beroleh kemenangan. Dukungan spiritual
melecut semangat Sultan yang kemudian menghadirkan ide yang
menakjubkan yakni memindahkan kapal yang ada di Dolmabache Bay naik
melalui jalur darat untuk bisa masuk Golden Horn.
27
Utsmani
terus
menggempur
dan
menunjukkan
28
kedatangan
Sultan.
Untuk
mencegah
penjarahan,
pembantaian dan tindakan-tindakan yang tak sesuai dengan ajaran Islam, atas
saran dari Syaikh Aaq Ayamsuddin, Sultan mengirimkan pengawal-pengawal
pribadinnya, pasukan khusus dari satuan Yeniseri untuk menjaga Gereja,
rumah, dan setiap tempat publik sipil di dalam kota untuk mencegah
terjadinnya hal-hal yang tak diinginkan . Kemudian Sultan Mehmed II
memasuki kota dari gerbang Charisian. Ditemani para ulama, para Chavus,
29
memberikan
kemuliaan
kepada
para
mujahidin
dan
30
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Ditaklukannya Konstantinopel adalah bisyarah Rasulullah yang
telah membuat para Muslim begitu bersemangat mengejar predikat sebagai
sebaik-baik pemimpin, semua berlomba menjadi yang terbaik. Tetapi
disini Sultan Mehmed II membuktikan bahwa yang terbaik bukan hanya
sekedar cermat serta taktis dalam hal strategi perang tetapi yang paling
menentukan adalah kedekatan kita kepada pemilik kemenangan itu sendiri,
Allah SWT. Perjuangan di jalan Allah bukan hanya sekedar keberanian
menaklukan musuh tetapi bagaimana kita bergantung, takut dan pasrah
kepada pemilik langit dan bumi bahwa manusia tetaplah hamba yang
terbatas daya dan upaya. Tetapi pasrah bukan berarti tanpa usaha, tawakal
adalah ketika telah berusaha seluruh tenaga dan menyerahkan hasil akhir
kepada Zat yang Berkuasa. Muhammad Al-Fatih mengajarkan kita bahwa
dibalik sebuah kemenangan ada beribu jam persiapan yang tak terhitung lagi
usaha dan tenaga yang dicurahkan. Persiapan dimulai dari teknis yang
paling kecil dan mendetail guna mendukung rencana besarnya yaitu
Penaklukan Konstantinopel , semua rencana kecilnya layaknya menyusun
sebuah pondasi besar yang mantap untuk tujuan terbesarnya. Dan lagi yang
makin menasbihkan gelarnya sebagai sebaik-baik pemimpin adalah usia
ketika Ia meraihnya, 21 tahun. Merupakan suatu pencapaian luar biasa di
usia yang masih dibilang sangat muda .Sebagai pemuda Ia memberikan
sebuah contoh bagi peradaban bahwa pemuda adalah tonggak perubahan
dalam Islam, kunci sukses bangkitnya sebuah peradaban berawal dari peran
para pemuda yang menyokongnya.
31
3.2. Saran
Bukan rahasia umum jika pada masa ini, umat Islam khususnya sedang
mengalami degradasi kualitasnya sebagai umat pilihan. Dan pemudannya
tengah menjadi sorotan utama penghancuran mental-mental pejuang. Di
tengah realitas saat ini, ada baiknya jika umat lebih dikenalkan dengan kisah
heroik umat dahulu, diharapkan akan bangkit kembali izzah kita sebagai
umat Muslim dan kembali mengejar ketertinggalan dan meraih kemenangan
yang memang sudah dijanjikan di akhir jaman ini.
32