Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

KKI
Leadership

Maria
Firdausiah
5215100095

A. Tentang Julius Caesar


Gaius Julius Caesar lahir di Subura, Roma pada Juli 100 SM. Caesar berasal dari
keluarga bangsawan lama. Dia memperoleh pendidikan baik dan sebagai anak muda dia
sudah menceburkan diri ke dunia politik. Berbagai jabatan yang pernah dipegangnya,
pertumbuhan karier politiknya serta hubungan persekutuan yang pernah dibuatnya
mengesankan.
Julius Caesar adalah seorang tokoh dunia, jenderal perang sekaligus politikus Romawi
yang berperan dalam transformasi Romawi menjadi kekaisaran. Ia dianggap sebagai
pemimpin Romawi terbesar sepanjang sejarah. Penaklukannya ke Gallia memperluas
kekuasaan Romawi hingga Samudera Atlantik. Caesar memenangkan perang sipil di
Republik Romawi dan memulai reformasi di Masyarakat dan pemerintah Romawi.
Pada usia 19 tahun ia sudah bertugas sebagai ajudan Markus Thermus, Gubernur
Jendral Provinsi Asia. Pada tahun 67 Caesar dipilih sebagai quaestor (wakil gubernur),
jenjang karir pertamanya dalam dunia politik, selanjutnya pada tahun 65 SM ketika ia
menjabat sebagai aedilis (pejabat penertiban dan kesejahteraan umum) ia berusaha keras
menyenangkan publik maupun para pemimpin militer dengan program- programnya.
Menginjak tahun 62 SM Caesar dipilih sebagai praetor (pejabat yang menjalankan
pengadilan) dan pada tahun 61- 62 SM ia berhasil menjadi Gubernur Jendral di Spanyol
Barat. Pada tahun 60 SM, Caesar bersama Gnaeus Pompeius Magnus (106- 48 SM) dan
Markus Crassus (115- 53 SM) ketiganya membentuk Triumvirat Pertama, sebagai usaha
untuk menyaingi kekuasaan Senat demi melindungi kepentingan bisnis diantara mereka.
Selama tahun 58-50 SM sebagai Gubernur Jendral Gallia Caesar disibukkan dengan
memerangi dan menaklukkan bangsa-bangsa lain disebelah utara Italia serta ekspansi wilayah
kekuasaan Romawi ke utara.
B. Gaya Kepemimpinan Julius Caesar
Julius Caesar dikenal sebagai pemimpin yang diktator. Caesar mengangap system
pemerintahan republik tidak cocok untuk Roma. Di abad kedua sebelum Masehi, sesudah
kemenangannya menundukkan Cartago dalam Perang Punik kedua, orang-orang Romawi
sudah berhasil mendirikan kekaisaran yang luas. Penaklukan ini membikin mereka punya
harta melimpah. Tetapi, peperangan membuat keadaan sosial ekonomi porak poranda dan
banyak petani terusir dari sawah ladangnya. Senat Romawi, yang asalnya semacam dewan
kota kecil, terbukti tak mampu mengatur negeri yang sudah begitu melebar secara efisien.
Korupsi politik merajalela dan seluruh daerah Laut Tengah menderita sangat akibat
ketidakbecusan pemerintah Romawi. Di Roma sendiri, bermula pada tahun 133 SM, sudah
terjadi kekacaubalauan dalam masa yang cukup lama. Politisi, para jendral dan para demagog
saling bergulat merebut kursi kekuasaan dan pasukan pemberontak (seperti yang dipimpin
Marius tahun 87 SM dan yang dipimpin Sulla tahun 82 SM) bergerak langsung ke jantung
Roma. Kendati keburukan pemerintahan sudah jelas-jelas bagi setiap orang, umumnya rakyat
Romawi masih tetap ingin mempertahankan sistem pemerintahan republik. Julius Caesar
mungkin pemimpin politik penting pertama yang dengan gamblang melihat bahwa
pemerintahan demokratis di Roma tak ada faedahnya dipertahankan, dan memang
sesungguhnya sudah lama tak ada bawa faedah.

Caesar berkesimpulan bahwa despotisme yang efisien yang diperlukan Romawi


hanyalah dia yang bisa melakukannya. Karena itu, Pada bulan Oktober tahun 45 SM setelah
Caesar memenangkan pertempuran melawan Pompeius yang berlangsung selama kurang
lebih empat tahun, Caesar kembali ke Roma dan menyatakan dirinya sebagai diktator seumur
hidup dengan pemerintahan terpusat, penguasa tunggal Romawi, namun ia menolak untuk
dimahkotai.
C. Sifat dan Keahlian
Gaius Julius Caesar memang jenderal perang yang cemerlang.Ia tidak hanya
mengandalkan fisik semata tetapi juga menggunakan akal, baik yang rasional maupun
emosional. Dari segi kekuatan fisik, sebenarnya ia tak kalah dengan prajuritnya. Ia ahli
pedang dan ahli menunggang kuda, meskipun ia kerap jalan kaki bersama para prajuritnya
daripada duduk diatas pelana. Bila menyeberangi sungai ia lebih senang berenang daripada
digotong diatas tandu. Kegemarannya sebagai jendral perang adalah menyamar dan
menyelinap ke perkampungan musuh untuk memimpin pasukannya langsung di lapangan.
Selain itu, Caesar juga politikus andal dan sastrawan yang piawai dalam retorika. Dalam hal
kelincahan kata, Caesar sejajar dengan orator- orator ulung sezaman seperti Hortensius (11450 SM) dan Cicero (106- 43 SM). Perbedaan mendasar diantaranya jika mereka
mengandalkan keindahan kata- kata dan kerumitan dalam berargumentasi, Caesar langsung to
the point, langsung tembak ke sasaran dengan segala kesederhanaan kata dan argument. Dua
aturan dasariah yang diikutinya dengan konsekuen adalah pilihan kata, prinsip segala macam
kelincahan berbicara (eloquentia), dan penggunaan kata- kata yang tak biasa dipakai
(insolens) atau yang tak pernah didengar orang (inauditum) harus dihindari.
Caesar dikenal dengan kemampuannya berorasi. Caesar merupakan pembicara yang
baik. Caesar juga menggunakan kemampuannya ini dalam berinteraksi dengan orang lain.
Oleh karena itu, dia pandai menyakinkan seseorang untuk menyukainya serta mendukungnya.
Watak caesar sering kali jadi sasaran kritik. ambisinya terhadap kekuasaan terlampau
besar dan dia memang betul-betul menggunakan jabatannya untuk memperkaya diri.Tetapi,
tidak seperti umumnya politisi yang ambisius, dia tidak licik dan tidak pula munafik.Caesar
seorang yang keras dan kejam tatkala memerangi Gaul. Di lain pihak, dia teramat ramah
kepada orang - orang Romawi.
Selain sebagai seorang pemimpin militer yang brilian, Caesar juga seorang penulis
yang cerdas. Dia menulis bukunya sendiri yang berjudul De Bella Gallico. Buku tersebut
mengisahkan kisah penaklukan dang dilakukannya atas Gaul.
D. Analisis Kepemimpinan Julius Caesar
Menurut analisis saya kepemimpina Julius Caesar termasuk kepemimpinan yang
berhasil. Terbukti dari banyak prestasi yang ditorehkannya. Banyak wilayah berhasl
ditaklukan aleh Julius Caesar untuk memperluas kekuasaan Romawi. Ia juga pernah ditunjuk
menjadi gubernur yang membawahi tiga propinsi di bawah Roma: Cisalpine Gaul (bagian
utara Itali); Illyricum (daerah pantai Yugoslavia kini); dan Narbanese Gaul (pantai Perancis
sekarang). Di bawah komandonya saat itu ada empat pasukan Romawi yang beranggotakan
20.000 tentara.

Kepemimpinan Caesar termasuk kepemimpinan yang kuat. Kepiawaiannya dalam


berbicara dan berorasi patut dicontoh. Pasalnya dengan kepiawaiannya tersebut Caesar dapat
membakar semangat para prajuruitnya dalam perang sehingga mereka berhasil
memenangkan perang contohnya pada saat perang Gallia. Caesar juga tidak segan berbaur
bersama prajurit dari kelas sosial manapun. Ia menggunakan kemampuan berbicaranya untuk
mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Namun yang kurang dari seorang Julius Caesar adalah wataknya yang ambisius dan
sifatnya yang diktator.
E. Referensi
Zazuli Muhammad. 2009. 60 Tokoh Dunia Sepanjang Masa. Yogyakarta. Narasi
Siska Yulia. 2015. Manusia dan Sejarah (Sebuah Tinjauan Filosofis). Jakarta. Garundhawaca
Michael H. Hart, 1978. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Terjemahan
H.MahbubDjunaidi, 1982.Jakarta.PT Dunia Pustaka Jaya
Chaer Moh. Toriqul. 2015. Gila Kuasa; Belajar dari Gaius Julius Caesar.
http://www.kompasiana.com/. Diakses pada 9 April 2016

Anda mungkin juga menyukai