Gaius Julius Caesar lahir di Subura, Roma pada Juli 100 SM. Caesar berasal dari keluarga bangsawan lama. Dia memperoleh pendidikan baik dan sebagai anak muda dia sudah menceburkan diri ke dunia politik. Berbagai jabatan yang pernah dipegangnya, pertumbuhan karier politiknya serta hubungan persekutuan yang pernah dibuatnya mengesankan. Julius Caesar adalah seorang tokoh dunia, jenderal perang sekaligus politikus Romawi yang berperan dalam transformasi Romawi menjadi kekaisaran. Ia dianggap sebagai pemimpin Romawi terbesar sepanjang sejarah. Penaklukannya ke Gallia memperluas kekuasaan Romawi hingga Samudera Atlantik. Caesar memenangkan perang sipil di Republik Romawi dan memulai reformasi di Masyarakat dan pemerintah Romawi. Pada usia 19 tahun ia sudah bertugas sebagai ajudan Markus Thermus, Gubernur Jendral Provinsi Asia. Pada tahun 67 Caesar dipilih sebagai quaestor (wakil gubernur), jenjang karir pertamanya dalam dunia politik, selanjutnya pada tahun 65 SM ketika ia menjabat sebagai aedilis (pejabat penertiban dan kesejahteraan umum) ia berusaha keras menyenangkan publik maupun para pemimpin militer dengan program- programnya. Menginjak tahun 62 SM Caesar dipilih sebagai praetor (pejabat yang menjalankan pengadilan) dan pada tahun 61- 62 SM ia berhasil menjadi Gubernur Jendral di Spanyol Barat. Pada tahun 60 SM, Caesar bersama Gnaeus Pompeius Magnus (106- 48 SM) dan Markus Crassus (115- 53 SM) ketiganya membentuk Triumvirat Pertama, sebagai usaha untuk menyaingi kekuasaan Senat demi melindungi kepentingan bisnis diantara mereka. Selama tahun 58-50 SM sebagai Gubernur Jendral Gallia Caesar disibukkan dengan memerangi dan menaklukkan bangsa-bangsa lain disebelah utara Italia serta ekspansi wilayah kekuasaan Romawi ke utara. B. Gaya Kepemimpinan Julius Caesar Julius Caesar dikenal sebagai pemimpin yang diktator. Caesar mengangap system pemerintahan republik tidak cocok untuk Roma. Di abad kedua sebelum Masehi, sesudah kemenangannya menundukkan Cartago dalam Perang Punik kedua, orang-orang Romawi sudah berhasil mendirikan kekaisaran yang luas. Penaklukan ini membikin mereka punya harta melimpah. Tetapi, peperangan membuat keadaan sosial ekonomi porak poranda dan banyak petani terusir dari sawah ladangnya. Senat Romawi, yang asalnya semacam dewan kota kecil, terbukti tak mampu mengatur negeri yang sudah begitu melebar secara efisien. Korupsi politik merajalela dan seluruh daerah Laut Tengah menderita sangat akibat ketidakbecusan pemerintah Romawi. Di Roma sendiri, bermula pada tahun 133 SM, sudah terjadi kekacaubalauan dalam masa yang cukup lama. Politisi, para jendral dan para demagog saling bergulat merebut kursi kekuasaan dan pasukan pemberontak (seperti yang dipimpin Marius tahun 87 SM dan yang dipimpin Sulla tahun 82 SM) bergerak langsung ke jantung Roma. Kendati keburukan pemerintahan sudah jelas-jelas bagi setiap orang, umumnya rakyat Romawi masih tetap ingin mempertahankan sistem pemerintahan republik. Julius Caesar mungkin pemimpin politik penting pertama yang dengan gamblang melihat bahwa pemerintahan demokratis di Roma tak ada faedahnya dipertahankan, dan memang sesungguhnya sudah lama tak ada bawa faedah.
Caesar berkesimpulan bahwa despotisme yang efisien yang diperlukan Romawi
hanyalah dia yang bisa melakukannya. Karena itu, Pada bulan Oktober tahun 45 SM setelah Caesar memenangkan pertempuran melawan Pompeius yang berlangsung selama kurang lebih empat tahun, Caesar kembali ke Roma dan menyatakan dirinya sebagai diktator seumur hidup dengan pemerintahan terpusat, penguasa tunggal Romawi, namun ia menolak untuk dimahkotai. C. Sifat dan Keahlian Gaius Julius Caesar memang jenderal perang yang cemerlang.Ia tidak hanya mengandalkan fisik semata tetapi juga menggunakan akal, baik yang rasional maupun emosional. Dari segi kekuatan fisik, sebenarnya ia tak kalah dengan prajuritnya. Ia ahli pedang dan ahli menunggang kuda, meskipun ia kerap jalan kaki bersama para prajuritnya daripada duduk diatas pelana. Bila menyeberangi sungai ia lebih senang berenang daripada digotong diatas tandu. Kegemarannya sebagai jendral perang adalah menyamar dan menyelinap ke perkampungan musuh untuk memimpin pasukannya langsung di lapangan. Selain itu, Caesar juga politikus andal dan sastrawan yang piawai dalam retorika. Dalam hal kelincahan kata, Caesar sejajar dengan orator- orator ulung sezaman seperti Hortensius (11450 SM) dan Cicero (106- 43 SM). Perbedaan mendasar diantaranya jika mereka mengandalkan keindahan kata- kata dan kerumitan dalam berargumentasi, Caesar langsung to the point, langsung tembak ke sasaran dengan segala kesederhanaan kata dan argument. Dua aturan dasariah yang diikutinya dengan konsekuen adalah pilihan kata, prinsip segala macam kelincahan berbicara (eloquentia), dan penggunaan kata- kata yang tak biasa dipakai (insolens) atau yang tak pernah didengar orang (inauditum) harus dihindari. Caesar dikenal dengan kemampuannya berorasi. Caesar merupakan pembicara yang baik. Caesar juga menggunakan kemampuannya ini dalam berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, dia pandai menyakinkan seseorang untuk menyukainya serta mendukungnya. Watak caesar sering kali jadi sasaran kritik. ambisinya terhadap kekuasaan terlampau besar dan dia memang betul-betul menggunakan jabatannya untuk memperkaya diri.Tetapi, tidak seperti umumnya politisi yang ambisius, dia tidak licik dan tidak pula munafik.Caesar seorang yang keras dan kejam tatkala memerangi Gaul. Di lain pihak, dia teramat ramah kepada orang - orang Romawi. Selain sebagai seorang pemimpin militer yang brilian, Caesar juga seorang penulis yang cerdas. Dia menulis bukunya sendiri yang berjudul De Bella Gallico. Buku tersebut mengisahkan kisah penaklukan dang dilakukannya atas Gaul. D. Analisis Kepemimpinan Julius Caesar Menurut analisis saya kepemimpina Julius Caesar termasuk kepemimpinan yang berhasil. Terbukti dari banyak prestasi yang ditorehkannya. Banyak wilayah berhasl ditaklukan aleh Julius Caesar untuk memperluas kekuasaan Romawi. Ia juga pernah ditunjuk menjadi gubernur yang membawahi tiga propinsi di bawah Roma: Cisalpine Gaul (bagian utara Itali); Illyricum (daerah pantai Yugoslavia kini); dan Narbanese Gaul (pantai Perancis sekarang). Di bawah komandonya saat itu ada empat pasukan Romawi yang beranggotakan 20.000 tentara.
Kepemimpinan Caesar termasuk kepemimpinan yang kuat. Kepiawaiannya dalam
berbicara dan berorasi patut dicontoh. Pasalnya dengan kepiawaiannya tersebut Caesar dapat membakar semangat para prajuruitnya dalam perang sehingga mereka berhasil memenangkan perang contohnya pada saat perang Gallia. Caesar juga tidak segan berbaur bersama prajurit dari kelas sosial manapun. Ia menggunakan kemampuan berbicaranya untuk mendapat dukungan dari berbagai pihak. Namun yang kurang dari seorang Julius Caesar adalah wataknya yang ambisius dan sifatnya yang diktator. E. Referensi Zazuli Muhammad. 2009. 60 Tokoh Dunia Sepanjang Masa. Yogyakarta. Narasi Siska Yulia. 2015. Manusia dan Sejarah (Sebuah Tinjauan Filosofis). Jakarta. Garundhawaca Michael H. Hart, 1978. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Terjemahan H.MahbubDjunaidi, 1982.Jakarta.PT Dunia Pustaka Jaya Chaer Moh. Toriqul. 2015. Gila Kuasa; Belajar dari Gaius Julius Caesar. http://www.kompasiana.com/. Diakses pada 9 April 2016