Anda di halaman 1dari 11

Genghis Khan, Founder of Mongol Empire

Di Bawah Kepemimpinan Genghis Khan dan keturunannya, kurang dari 100 tahun, telah
berhasil mendirikan kerajaan terbesar di dunia, melebihi hasil kerja Kerajaan Inggris di abad
ke-19. Pada 1280, aturan Mongol berhasil diberlakukan dari Laut Kuning China ke Laut
Tengah, yang total luasnya mencapai 12 juta mil persegi. Dia dikenang oleh beberapa kalangan
sebagai pemimpin tiran yang haus darah, tapi sesungguhnya Genghis Khan adalah seorang
penakluk praktis, yang lebih tertarik pada barang daripada membunuh. Ia bangkit dari
kemiskinan dan perbudakan untuk menguasai dunia.

Masa Anak-anak Temujin


Temujin secara genealogis, masuk kedalam garis keturunan dari Khabul Khan. Menurut
"Sejarah Rahasia Mongol" (data kontemporer sejarah Mongol), Temujin lahir dengan gumpalan
darah di tangannya, yang dalam cerita rakyat Mongol, kejadian itu adalah pertanda bahwa ia
ditakdirkan kelak menjadi pemimpin yang besar dan tangguh.
Genghis Khan lahir di Mongolia utara di daerah pegunungan Burhan Haldun, dekat dengan
sungai Onon dan Herlen pada tahun 1162, dari pasangan Yesukhei dan Oyelin Yakki atau lebih
sering dikenal dengan hoelun (beberapa sumber lain memberikan keterangan bahwa Khan lahir
pada Tahun 1155 atau 1165). Genghis Khan terlahir bernama Temujin. Ayahnya, bernama
Yesukai, merupakan pemimpin 40.000 keluarga yang tergabung dalam klan Borjigin. Pada saat

itu, Mongolia terdiri dari berbagai klan dan suku. Ibu Temujin, Hoelun, merupakan wanita yang
sengaja diculik anggota klan untuk dipaksa menjadi istri Yesukai. Nama Temujin diberikan untuk
merayakan kemenangan atas suku musuh, yang pemimpinnya juga bernama Temujin.
Kehidupan Genghis Khan kecil tidak banyak diketahui, akan tetapi kemungkinan besar ia
menjalani situasi keras dan kasar karena menjalani kehidupan nomaden. Ia tinggal bersama
kepala suku yang berperang, mabuk, bertarung, menikah, dan tidur ditemani senjata.
Kehidupannya dekat dengan penderitaan, kelaparan, dan mesti berbagi dengan seluruh anggota
suku.
Pada masa kecilnya, Genghis Khan bernama "Temujin" yang artinya besi, tukang besi yang
sedang menempa besi. Temujin adalah anggota dari suku Kiyat, yang merupakan klan Borjigun
kecil Mongol yang nomaden, yakni hidup dengan berburu. Temujin merupakan putra kedua dari
Yesukhei. Putra pertama Yesukhei adalah bekhter, yang lahir dari isteri pertamanya. Jadi bekhter
adalah saudara tiri dari Temujin. Ibu Temujin, sebenarnya adalah hasil rampasan klan Yesukhei
atas klan Merkit
"Dia dilahirkan dengan menggenggam kematian di tangan kanannya, Holeun. Ini sangat
sesuai untuknya. Dia anak seorang khan dan kematian adalah karibnya. Dia akan jadi kesatria
yang hebat."
Begitulah Temujin terlahir dengan keanehan yang terjadi yaitu memegang darah ditelapak
tangannya. Shaman atau dukun, Suku Borjigin - Suku Serigala meramalkan bahwa di kemudian
hari sang bayi akan menghadirkan banyak kematian di tangannya. Terlahir sebagai anak ke dua
dari enam bersaudara (lima laki-laki dan satu perempuan): Bekter, Temujin, Khasar, Kachiun,
Temuge, dan Temulun (perempuan). Sejak kecil Temujin sudah dihadapkan dengan persaingan
terselubung dengan kakak tertuanya, yang dianggap akan menjadi pewaris sah langsung
ayahnya, Yesugei, sebagai Khan Suku Serigala.
Temujin lebih memilih bersahabat erat dengan Kachiun karena adanya beberapa kemiripan
dalam cara pandang dan karakter personal daripada saudaranya yang lain. Bekter kakak
tertuanya dia benci karena ketidaksukaannya akibat ambisi persaingan keinginan menjadi
seorang Khan di masa depan, selain perbedaan karakter yang sangat mencolok pada keduanya.

Fase kehidupan pertama yang menjadi milestone terpenting dalam kehidupan pribadi
Temujin dimulai saat diasingkan Yesugei, sebagai tradisi turun temurun untuk mengasah
kedewasaan tiap anak sang khan dengan menitipkannya ke keluarga calon istrinya di masa yang
akan datang selama setahun. Temujin dititipkan di keluarga Suku Olkhnut, di keluarga calon
istrinya, Borte. Suku Olkhn'ut, yang juga suku ibu Temujin, mengasah ketahanan jiwa dan raga
Temujin muda dengan berbagai siksaan dari pihak Olkhn'ut, terutama dari calon ayah
mertuanya,Sholoi, dan sepupu Temujin, Koke.
Tetapi kehidupan di pengasingan tidak bertahan lama karena kematian Yesugei yang begitu
cepat terjadi, dalam perjalanan pulang seorang diri dari mengantar Temujin. Di kemudian hari
terungkap bahwa kematian Yesugei merupakan sebuah konspirasi besar dari beberapa suku di
Mongolia. Karena itu, Temujin segera mengakhiri kehidupan di pengasingan dengan kembali ke
Suku Serigala. Malang buat keluarga Yesugei, kematiannya merupakan akhir kekuasaan dari
keluarga Yesugei. Dengan keji sang pengawal pribadi Yesugei yang dianggap paling setia, Eeluk,
dengan licik dan keji menyingkirkan keluarga Yesugei dari Suku Serigala dan segera mengangkat
dirinya menjadi Sang Khan. Dia kemudian memerintahkan seluruh keluarga Suku Serigala
melakukan migrasi besar-besaran ke selatan, dan meninggalkan keluarga Yesugei di bekas
tinggal Suku Serigala tanpa sedikit bekal pun.
Ketika Temujin berumur 9 Tahun, ayahnya yang bernama Yesukhei, membawanya
berkunjung ke wilayah keluarga calon istrinya, yang bernama Borte. Borte adalah anak
pemimpin klan suku Konkirat. Harapan Yesukhei dari perkawinan anaknya adalah untuk
menjaga hubungan baik antara suku Borjigin dengan suku Konkirat. Dalam perjalanan menuju
pulang, Yesukhei tiba-tiba ditemui oleh beberapa anggota suku Tatar yang lain, yang merupakan
saingannya. Yesukhei diundang datang ke jamuan makan untuk membahas perdamaian. Namun,
dalam jamuan tersebut, justru Yesukhei diracun dengan alas an telah melakukan pemberontakan
melawan Tatar. Setelah mendengar kematian ayahnya, Temujin kembali ke rumah untuk
mengklaim posisi sebagai pemimpin klan. Namun, klan menolak untuk mengakui kepemimpinan
anak muda dan pada akhirnya keluarganya dikucilkan. Tekanan pada keluarga Temujin semakin
hebat, terlebih saat Temujin bertengkar dan membunuh Bekhter, yang ia lakukan karena Bekhter

mencuri ikan yang ia cari, sekaligus sebagai pembuktian kepantasannya menempati posisi
sebagai kepala keluarga.
Masa Remaja Temujin

Pada usia 16 Tahun, Temujin dan Borte akhirnya melakukan perkawinan. Perkawinannya
sekaligus memperkuat aliansi antara suku Konkirat dan suku Temujin. Segera setelah itu, Borte
diculik oleh suku Merkit, yang merupakan saingan dari Temujin, lalu diberikan kepada kepala
suku merkit sebagai istri. Belakangan, Temujin mampu menyelamatkan Borte berkat bantuan
jamuka dan setelah itu Temujin tinggal bersama Jamuka, Sembilan bulan kemudian Temujin
melahirkan anak pertamanya, bernama Jochi. Meskipun banyak kecurigaan dari klan pada
kehamilan Borte, yang kemudian melahirkan Jochi's, namun Temujin menerimanya sebagai
miliknya. Dengan Borte, Temujin memiliki empat anak laki-laki dan anak-anak lainnya dengan
istri-istri lain. Namun, hanya anak laki-laki dari perkawinannya dengan Borte yang dinyatakan
memenuhi syarat untuk suksesi dalam keluarga.
Fase ke dua kehidupan Temujin pun dimulai dengan cobaan yang berat yaitu bagaimana bisa
bertahan hidup tanpa sedikit pun bekal di tengah padang rumput yang terasing dari keluarga
mana pun. Mereka harus hidup tanpa ger, rumah tinggal, tanpa bekal makanan, tanpa bekal
pakaian untuk melawan musim dingin yang segera akan datang. Bekal yang tersisa di mereka
hanya karakter Hoelun, Sang Ibu, yang pantang menyerah, dan karakter dari semua anak lakilaki keturunan Yesugei masing-masing. Mereka berjuang untuk bertahan hidup selama mungkin
di tengah padang rumput.
Ramalan saat kelahiran Temujin mulai terbuktikan ketika dalam perjuangan bertahan hidup
tersebut, Temujin dan Kachiun melakukan pembunuhan terhadap Bekter. Pembunuhan
dilatarbelakangi kebencian kedua kakak-beradik, Temujin dan Kachiun, terhadap Bekter yang
dengan sengaja berbuat curang dengan mementingkan dirinya sendiri dibanding anggota
keluarga yang lain termasuk kepada Hoelun sang ibu. Dengan licik Bekter melakukan kepurapuraan di depan Hoelun seolah-olah anak yang baik dan melindungi. Temujin dengan gagah
mengakui pembunuhan tersebut kepada Hoelun, meskipun resiko dibenci dan disisihkan olehnya.

Akhirnya dosa Temujin dimaklumi oleh Sang Ibu, meski tidak bisa menghapus bekas kesedihan
yang mendalam dalam hatinya.
Keluarga baru Yesugei, tanpa Bekter, semakin membaik seiring kemampuan Hoelun dan
anak-anaknya dalam bertahan hidup. Satu yang pasti penyebab mereka mencoba bertahan hidup
adalah semangat untuk melakukan balas dendam kepada Eeluk.
Eeluk yang semula tidak meyadari potensi bahaya dengan membiarkan hidup anggota
keluarga Yesugei segera menyadarinya. Dia mengirim beberapa ksatria Suku Serigala, yang telah
menjadi pengawal pribadinya, untuk kembali ke utara dengan satu target yaitu menghabisi
keluarga Yesugei jika mereka masih bertahan hidup. Perkelahian antara sisa keluarga Yesugei
dengan para utusan tersebut akhirnya terjadi dengan keberhasilan mereka menangkap Temujin
hidup-hidup dan menyerahkannya kepada Eeluk.
Temujin diperlakukan dengan sadis sebagai tahanan oleh Eeluk. Tetapi Eeluk tidak mau
melakukan eksekusi dengan segera, dengan maksud agar penderitaan Temujin lebih lama.
Sayang, ini kembali menjadi kesalahan Eeluk. Temujin bisa diselamatkan oleh orang
kepercayaan Eeluk sendiri, dengan perencanaan yang sangat matang dan sangat beresiko.
Kebebasan Temujin dari Eeluk menjadi awal kebangkitan Temujin untuk mulai
menggalang kekuatan dengan berjuang menyatukan orang-orang non suku - terbuang dari suku
besar di padang rumput Mongol. Semakin hari kelompok Temujin semakin besar. Temujin
dibantu oleh dua orang pengawal setia, Jelme dan Ayahnya yang bernama Arslan, kedua ayah anak tersebut dengan setia mendapingi sang pemimpin tersebut.
Pada akhirnya kekuatan kelompok Temujin - tanpa nama suku - menjadi kekuatan yang
diperhitungkan oleh duta besar dari kerajan Chin yang bernama Wen Chao. Sang duta besar
berusaha mendekati suku-suku di Mongol untuk mau membantu menghancurkan pasukan Tartar
yang akan membahayakan Chin. Wen Chao mulai usahanya dengan menyuap Khan suku Kerait,
Togrul, dengan iming-iming kekayaan berlimpah dan tempat tinggal mewah di Chin. Kekuatan
kelompok Temujin diajak bergabung dengan Kerait. Temujin dengan keberanian berlimpah
bersedia memimpin penggalaangan kekuatan tersebut dengan syarat dia yang jadi pemimpin
pasukan gabungan tersebut nantinya.

Setelah Kerait - Temujin bergabung, selanjutnya Olkhn'ut menjadi target pasukan tambahan.
Temujin dengan hanya beberapa orang pasukan mendatangi Khan Olkhn'ut untuk mengajaknya
bergabung. Akhirnya dengan kecerdikan dan keberaniannya Olkhn'ut bergabung dengan dimulai
membunuh Khan Olkhn'ut oleh Temujin sendiri dengan dilandasi dendam atas konspirasi
pembunuhan Yesugei beberapa tahun sebelumnya, dimana Khan Olkhn'ut termasuk di dalamnya.
Selain menggabungkan kekuatan Olkhn'ut, Temujin atas dasar darah keturunan dari Hoelun dan
Istrinya, Borte, juga mengangkat dirinya sebagai khan Suku Olkhn'ut.
Setelah Olkhn'ut, Suku Serigala menjadi target terakhir untuk menjadi pasukan koalisi besar
antar suku untuk mengancurkan kekuatan Tartar. Dengan melakukan pendekatan dan diplomasi
yang pelik Temujin akhirnya bisa bersatu dengan Suku Serigala kembali dan menjadi pemimpin
pasukan koalisi. Eeluk yang pada awalnya tidak menerima hal tersebut akhirnya mau bergabung.
Dendam di hati Temujin kepada Eeluk bisa dia sembunyikan dengan rapi, sampai suatu saat
kelak dendam itu akan terbayar.
Pasukan koalisi: kelompok non suku Temujin - Suku Olkhn'ut - Suku Kerait - dan Suku
Serigala menjadi pasukan besar yang akan siap bertempur melawan Tartar. Latihan perang
gabungan terus dilakukan dengan pimpinan tetap di Temujin di dampingi Yuan, Kachiun, Jelme,
Khasar, Arslan, dan Eeluk.
Masa Kejayaan Temujin Sebagai Genghis Khan
Ketika Temujin berumur 20 tahun, ia ditangkap dalam serangan oleh sekutu mantan
keluarganya, Taichi'uts, dan untuk sementara diperbudak. Dia melarikan diri dengan bantuan
temannya bernama Jamuka. Untuk beberapa tahun, Temujin memilih tinggal bersama Jamuka,
namun pada selanjutnya antara Jamuka dan Temujin terjadi perseteruan hebat. Akhirnya Temujin
memilih meninggalkan klan Jamuka, kemudian bergabung dengan saudara-saudaranya dan
beberapa klan untuk membentuk sebuah unit tempur baru. Temujin lambat laun mulai naik ke
kekuasaan dengan membangun tentara yang besar, berjumlah lebih dari 20.000 laki-laki. Ia
berangkat untuk menghancurkan divisi tradisional di antara berbagai suku dan menyatukan
Mongol di bawah pemerintahannya.

Pasukan Tartar yang sudah menyadari kekuatan koalisi tersebut, melakukan penyerangan
pertama kali ke pasukan Temujin. Mereka berhasil membawa kabur Borte, istri Temujin. Dalam
perjalanan membawa kabur Borte tersebut, pasukan Tartar melakukan beberapa kali
pemerkosaan pada Borte. Temujin tak membiarkan hal tersebut, dengan ditemani Kachiun,
Temujin melakukan pelacakan kepada pasukan tersebut. Hingga pada akhirnya mereka bisa
mendapati pasukan tersebut dan menghabisi mereka semua dengan sadis.
Melalui kombinasi taktik militer yang tangguh dan kebrutalan tanpa ampun, Temujin
membalas pembunuhan ayahnya atas bangsa Tatar dan memerintahkan membunuh setiap lakilaki Tatar yang tinggi badannya kurang dari 3 meter. Setelah membalaskan dendam Ayahnya,
Temujin kemudian menyerang dan mengalahkan Taichi'ut, dengan menggunakan serangkaian
serangan kavaleri besar-besaran. Pada 1206 (ada juga pendapat yang menyebutkan tahun 1904),
Temujin berhasil mengalahkan suku Naiman yang kuat, sehingga memberinya kendali atas
Mongolia tengah dan timur.
Keberhasilan awal tentara Mongol adalah berkat taktik militer yang brilian dari Temujin dan
pemberian motivasi-motivasi yang sangat terkenal. Temujin yang telah bergelar Khan,
mempekerjakan mata-mata untuk mengadopsi teknologi baru dari musuh-musuhnya. Tentara
Mongol yang terlatih sebanyak 80.000 pejuang, dikoordinasikan dengan sistem sinyal, baik
melalui simbol asap, pembakaran obor dan bunyi-bunyian sejenis morse. Drum besar misalnya,
digunakan sebagai perintah untuk bersiap, dan perintah lebih lanjut disampaikan dengan sinyal
bendera.
Setiap prajurit dilengkapi dengan busur, panah, perisai, keris, dan laso. Dia juga membawa
kantong pelana besar untuk makanan, peralatan, dan pakaian cadangan. Kantong pelana yang
digunakan bersifat tahan air dan dapat sekaligus digunakan sebagai pelampung saat
menyeberangi sungai yang dalam. Pasukan kavaleri membawa pedang kecil, tombak, baju besi
tubuh, kapak, dan tombak dengan hook untuk menarik musuh dari kuda-kuda mereka. Serangan
pasukan Genghis Khan sangat mematikan. Karena mereka bisa melakukan manuver kuda tanpa
menggunakan tangan, hanya menggunakan kaki mereka. sedangkan tangan mereka bebas untuk
menembakan anak panah ke tubuh lawan. Seluruh pasukan dibekali dengan pasokan makanan

yang cukup, serta peralatan militer, dukun untuk spiritual dan bantuan medis, serta pejabat yang
dipekerjakan untuk mendata barang jarahan.
Tibalah saatnya untuk melakukan penyerangan kepada pasukan Tartar. Pertempuran besar
terjadi dengan hebatnya antara dua kelompok super besar: Tartar dan Koalisi Temujin. Korban
terus berjatuhan di kedua pihak. Tetapi karena keberanian super hebat dari Temujin dan
pengawalnya dan hasil latihan yang terencana dengan baik, pertempuran dengan gemilang bisa
dimenangkan oleh pasukan Koalisi Temujin.

Saatnya menuntaskan dendam lama. Setelah perang besar selesai, dengan kemenangan di
Temujin dan koalisinya, Eeluk menantang duel kepada Temujin yang sedang terluka parah
akibat perang tersebut. Temujin dengan tenaga sisanya menerima tantangan tersebut dengan
gagah berani. Duel dahsyat pun segera terjadi antara kedua seteru lama tersebut. Beberapa
gebrakan awal sepertinya Eeluk akan dengan mudah menghabisi Temujin yang sudah terluka.
Namun ketidakhati-hatian Eeluk satu saat lengah, sehingga pada saat itu Temujin berhasil
membabatkan pedangnya ke tubuh Eeluk. Selanjutnya Eeluk mati dengan mengenaskan ditangan
Temujin. Setelah itu, Temujin segera mengangkat dirinya menjadi Khan untuk Suku Serigala.
Cita-cita menjadi khan dan membunuh Eeluk berhasil dia capai, disamping menghabisi orangorang yang terlibat pembunuhan Yesugei. Dengan itu Temujin menjadi Khan untuk Borjigin,
Olkhn'ut, Kerait, dan non suku.
Selanjutnya Khan Kerait dan pengikutnya yang terepengaruh bujukan utusan Chin segera
bergerak bersama sang utusan ke Chin. Sesampainya di gerbang perbatasan Chin, Wen Chao
tidak mengijinkan Togrul memasuki gerbang. Selanjutnya Togrul dan sisa-sisa orang Kerait
yang ikut bersamanya dihabisi oleh pasukan penjaga gerbang Kerajaan Chin.
Setelah kemenangan atas suku Naiman pada Tahun 1206, yang merupakan suku terkuat pada
masa itu. Keadaan ini menyebabkan pemimpin suku lain setuju untuk berdamai dan dua tahun
kemudian dianugerahkanlah kepada Temujin gelar "Genghis Khan" yang berarti "Penguasa
Dunia" atau Khan yang paling tinggi dalam bahasa altic. Gelar ini tidak hanya membawa
kepentingan politik, tetapi juga arti rohani. Penasehat spiritual terkemuka menyatakan Genghis

Khan merupakan wakil dari Mongke Koko Tengri (Langit Keabadian), dewa tertinggi bangsa
Mongol. Dengan deklarasi status ilahi itu, teranglah bahwa takdirnya adalah untuk menguasai
dunia. Inspirasi spiritual, akhirnya berhasil memotivasi pasukannya menjadi semakin kuat.
Belakangan, Dengan tumbuhnya populasi penduduk dan kompleksnya kehidupan bangsa
Mongol di bawah imperium Genghis Khan, menyebabkan makanan dan sumber daya menjadi
langka. Oleh karena itu, pada tahun 1207, Khan memimpin pasukannya melawan kerajaan Xi
Xia. Setelah dua tahun, akhirnya kerajaan Xi Xia menyerah. Pada tahun 1211, tentara Genghis
Khan kembali melakukan penyerangan, kali ini serangan ditujukan pada Dinasti Jin di China
utara. Penyerbuan ini bukan karena keajaiban kota-kota besar atas arsitektur dan kehidupan
ilmiah dari kerajaan Jin, melainkan karena melihat sawah yang nampak tidak berujung dan hasilhasil kekayaan yang mudah didapatkan.
Meskipun kampanye melawan Dinasti Jin berlangsung hampir 20 tahun, tentara Genghis
Khan juga aktif dalam melawan kerajaan perbatasan barat dan dunia Arab. Awalnya, Genghis
Khan menggunakan diplomasi untuk membangun hubungan dagang dengan Dinasti Khwarizm,
sebuah kerajaan Turki yang wilayahnya mencakup Turkestan, Persia, dan Afghanistan. Tetapi
misi diplomatik Mongol dicurigai oleh Gubernur Otrar, bahwa diplomat mongol itu adalah
bertugas sebagai mata-mata. Ketika Genghis Khan mendengar tentang penghinaan ini, ia
meminta gubernur diekstradisi dan mengirim seorang diplomat untuk mengambil dia. Shah
Muhammad, pemimpin Dinasti Khwarizm, tidak hanya menolak permintaan Khan, tetapi dalam
pembangkangannya, malah yang dikirim kembali kepada Khan adalah kepala dari mayat
diplomat Mongol.
Tindakan ini melahirkan sebuah amarah yang kelak akan menyapu Asia Tengah hingga ke
Eropa Timur. Pada 1219, Genghis Khan secara pribadi mengambil alih perencanaan dan
pelaksanaan serangan tiga-cabang dari 200.000 tentara Mongol terhadap Dinasti Khwarizm.
Mongol menyapu setiap benteng kota dengan kebuasan yang tidak terbendung. Mereka yang
tidak disembelih diusir menuju garis depan tentara Mongol, dan digunakan sebagai perisai
manusia ketika Mongol mengambil kota berikutnya. Tidak ada makhluk hidup yang
diselamatkan, termasuk hewan domestik kecil dan ternak. Tengkorak pria, wanita, dan anak-anak
tersebut ditumpuk seperti gundukan berbentuk piramid. Akhirnya Muhammad Shah dan

kemudian putranya ditangkap lalu dihukum mati. Kematian Muhammad Shah menjadi babak
berakhirnya Dinasti Khwarizm di 1221.
Para peneliti menggambarkan, periode setelah Khwarizm sebagai kampanye Mongolica Pax.
Mongolica Pax berarti, bahwa Kerajaan tersebut diatur oleh kode hukum Mongolia, yang dikenal
sebagai Yassa. Kode hukum yang disebut Yassa, dikembangkan oleh Genghis Khan didasarkan
pada hukum Mongol umum, yang didalamnya mengandung uraian tentang pelarangan
permusuhan yang mengakibatkan pertumpahan darah, perzinahan, pencurian, dan saksi palsu.
Termasuk juga didalamnya mengenai penghormatan kepada lingkungan, seperti melarang mandi
di sungai dan perintah untuk setiap prajurit untuk mengambil apa pun dengan cara menunggu
prajurit pertama selesai mengambilnya. Pelanggaran dari setiap hukum-hukum ini biasanya
diancam dengan hukuman mati.
Kemajuan dalam jajaran militer dan pemerintah tidak didasarkan pada garis keturunan
tradisional atau etnis, tapi berdasarkan prestasi. Pemberlakuan pajak dikecualikan bagi agama
dan beberapa pemimpin profesional, serta tingkat toleransi keagamaan yang mencerminkan
tradisi Mongol lama dipegang sebagai keyakinan pribadi, dan tidak tunduk kepada hukum.
Tradisi ini memiliki aplikasi praktis karena ada begitu banyak kelompok agama yang berbeda
dalam kekaisaran, mengakomodasi seluruh agama akan menjadi lebih baik daripada memaksa
pemberlakuan sebuah agama tunggal.
Setelah berhasil melakukan pemusnahan Dinasti Khwarizm, Genghis Khan kembali
mengalihkan perhatiannya menuju ke Cina. pemimpin Xi Xia telah menantang perintahnya untuk
memberikan kontribusi pasukan untuk kampanye di Khwarizm dan melakukan pemberontakan
terbuka. Dalam serangkaian kemenangan terhadap kota Tangut, Genghis Khan dan menguasai
ibukota Ning Hia. Segera setelah itu pejabat Tangut menyerah satu demi satu, dan perlawanan
berakhir.
Tidak cukup sampai disitu, Genghis Khan mengharapkan agar tidak lagi adanya
pengkhianatan di wilayah Tangut. Atas dasar itu, Khan akhirnya memerintahkan untuk
melakukan eksekusi mati terhadap keluarga kekaisaran, dengan demikian berakhirlah garis
keturunan Tangut.

Genghis Khan meninggal pada 1227 segera setelah penyerbuan Xi Xia selesai. Alasan yang
sebenarnya tidak pasti. Beberapa sejarawan mempertahankan pendapat mereka pada kesimpulan
bahwa Genghis Khan jatuh dari kuda saat berburu dan meninggal karena kelelahan dan cedera.
Sedangkan yang lain berpendapat Khan meninggal karena penyakit pernapasan.
Genghis Khan dimakamkan tanpa tanda , sesuai kebiasaan dari sukunya, di suatu tempat
dekat-dekat tempat kelahirannya diantara Sungai Onon dan Pegunungan Khentii di Mongolia
utara. Menurut legenda, pasukan pengawal pemakaman membunuh siapa saja dan apa saja yang
mereka temukan dalam perjalanan menuju pemakaman. Ini dilakukan untuk menyembunyikan
lokasi situs pemakaman, bahkan terakhir diketahui, bahwa sungai dialihkan di atas kuburan agar
tidak mungkin untuk menemukan jasad Genhis Khan.
Sebelum kematiannya, Genghis Khan menganugerahkan kepemimpinan tertinggi untuk
anaknya Ogedei, yang menguasai sebagian besar wilayah Asia Timur, termasuk China. Sisanya
kekaisaran dibagi antara anak yang lain: Chagatai, yang mengambil alih Asia Tengah dan Iran
utara; Tolui, yang merupakan putra bungsu Khan menerima wilayah kecil dekat tanah air
Mongol, dan Jochi (yang terbunuh sebelum kematian Genghis Khanbersama putranya yang
bernama Batu, mengambil kendali Rusia modern dan membentuk Golden Horde. Ekspansi
kerajaan terus dan mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan Ogedei Khan. tentara Mongol
akhirnya menginvasi Persia, Dinasti Song di China selatan, dan Balkan. Tepat ketika pasukan
Mongol telah mencapai gerbang Wina, Austria, komandan terkemuka Batu mendapat kabar
tentang kematian Agung Ogedei Khan dan dipanggil kembali ke Mongolia. Selanjutnya,
kampanye menjadi kehilangan momentum, yang sekaligus pertanda bahwa invasi bangsa
Mongol tidak lagi menjadi ancaman bagi daratan Eropa.
Nun jauh di Padang Rumput Mongol, Temujin setelah mengangakat dirinya menjadi Khan
Serigala, Kirait, Olkhn'ut, dan non suku, kemudian berkata "Kita adalah bangsa perak, bangsa
Mongol. Kalau Mereka bertanya, katakan tidak ada lagi suku. Katakan akulah khan lautan
rumput, dan mereka akan mengenalkau dengan nama itu, Genghis. Ya, sampaikan hal ini.
Katakan akulah Genghis dan aku akan terus menempuh perjalanan." Kala saudaranya, Kachiun
dan Khasar, mengingatkan masih ada banyak suku yang belum bersatu bersama mereka.

Anda mungkin juga menyukai