Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“PERANG MU’TAH”

KELOMPOK 1

 Alya Zaleha Rasjid (04)

 Aneu Virgina (05)

 Dyah Nurpertiwi (11)

 Sabrina Oktaviantri SP (28)

1
APA ITU PERANG MU’TAH?

Pertempuran sengit yang terjadi antara pasukan muslim yang


dikirim oleh Nabi Muhammad SAW dan Kekaisaran Romawi Timur
(Bashra).

Perang ini terjadi di tahun 629 Masehi atau 5 Jumadil Awal tahun
8 Hijriah, bertempat di sebuah kampung yang bernama Mu’tah di bagian
sebelah timur Sungai Yordan dan Karak.

LATAR BELAKANG TERJADINYA PERANG MU’TAH

 Selepas Perjanjian Hudaibiyah disetujui, Rasulullah saw kemudian


mengirimkan beberapa surat-surat yang berisikan ajakan dakwah
sekaligus berdiplomasi kepada para penguasa negeri yang berbatasan
langsung dengan Jazirah Arab, salah satunya termasuk Heraklius.

 Tahun 7 Hijriah atau tahun 628 Masehi, Rasulullah saw mengutus


sahabatnya yang bernama Harits bin ‘Umair untuk pergi kepada
Gubernur Syam (Irak) yang baru diangkat oleh Kekaisaran Romawi saat
itu, yakni Hanits bin Abi Syamr al-Ghassani dengan membawa sebuah
surat berisi ajakan dakwah Islam.

 Dalam perjalanannya, di sekitar Mu’tah, Harits bin ‘Umair dicegat dan


kemudian dibunuh oleh penguasa daerah tersebut yang bernama
Syurahbil bin ‘Amr al-Ghassani. Ia merupakan pemimpin suku
Ghassaniyah yang menguasai wilayah Palestina dan sekitarnya ketika itu.

 Masih di tahun yang sama, utusan Rasulullah saw yang pergi ke Banu
Sulayman dan Dhat al Talh juga dibunuh di wilayah sekitar Syam (Irak)
oleh penguasa daerah tersebut. Sebelumnya, tak pernah ada utusan
Rasulullah saw yang dibunuh dalam misi dakwahnya

GAMBARAN PERANG MU’TAH

 Sebelum pasukan Muslimin pergi menegakkan kalimat tauhid,


Rasulullah saw menunjuk tiga orang sahabatnya untuk kemudian
2
mengemban amanah untuk menjadi komandan. Jika komandan
sebelumnya syahid dalam tugas di medan perang maka komandan yang
lain akan menggantikan komandan tersebut. Keputusan ini tak pernah
dilakukan oleh Rasulullah saw sebelumnya.

 Lalu, ketiga sahabat mulia yang terpilihnya tersebut ialah Ja’far bin Abi
Thalib, Zaid bin Haritsah (dari kaum Muhajirin) dan Abdullah bin
Rawahah (dari kaum Anshar).

 Secara singkat, pergilah pasukan Muslimin yang berjumlah kurang lebih


300 orang tersebut untuk berperang. Ketika berada di sebuah tempat
bernama Ma’an, terdengar kabar bahwa Heraklius telah menyiapkan
pasukan yang berjumlah 100.000 orang.

 Begitu pula dengan kaum Nasrani dan beberapa suku Arab dengan
jumlah pasukan yang kurang lebih sama jumlahnya. Akibat dari kabar
tersebut, salah satu sahabat kemudian memberikan usul untuk
meminta bantuan pasukan kepada Rasulullah saw.

 Ketika itu, Abdullah bin Rawanah ra. lantas melecut semangat juang
para sahabat yang lain dengan berkata: “Demi Allah, sesungguhnya
perkara yang kalian tidak sukai ini ialah perkara yang kamu keluar pergi
untuk mencarinya, yakni syahadah (gugur di jalan Allah swt). Kita tak
berjuang karena jumlah pasukan atau kekuatan. Kita berjuang untuk
agama yang Allah Azza wa Jalla telah muliakan kita dengannya.
Bergeraklah! Hanya ada salah datu dari dua kebaikan: menang atau
syahid di medan perang.” Para sahabat kemudian menanggapi hal
tersebut dengan berkata, “Demi Allah, Ibnu Rawanah berkata benar.”

 Zaid bin Haritsah ra. yang merupakan komandan pertama yang ditunjuk
langsung oleh Rasulullah saw. membawa pasukan Muslimin ke wilayah
Mu’tah. Dua pasukan berseteru dengan sangat sengit. Sang komandan
pertama menebas anak-anak panah pasukan musuh dengan gagahnya
hingga kemudian ia syahid di jalan Allah.

 Kemudian bendera beralih kepada sepupu Rasulullah saw., yakni Ja’far


bin Abi Thalib ra. Komandan tersebut berperang hingga putus tangan

3
kanannya yang kemudian ia pegang bendera dengan menggunakan
tangan kirinya. Namun, pada akhirnya tangan kirinya pun juga putus.

 Akan tetapi, dalam kondisi tersebut ia tetap bersikeras


mempertahankan bendera dengan cara memeluknya hingga ia syahid
oleh senjata musuh. Menurut seorang saksi mata, terdapat kurang lebih
90 luka pada tubuh sahabat Ja’far bin Abi Thalib baik dari luka panah
ataupun pedang berdasarkan keterangan dari Ibnu ‘Umar ra.

 Terakhir, giliran ‘Abdullah bin Rawanah ra. yang datang. Namun tak
lama setelah ia menerjang musuh dengan beraninya, ia pun ikut syahid
di medan pertempuran.

 Tsabit bin Arqam ra. mengambil bendera dari tangan komandan


terakhir tersebut dan berteriak memanggil para sahabat Nabi saw.
yang lain untuk menentukan siapa pemimpin pasukan Muslimin
selanjutnya. Pilihan jatuh kepada Khalid bin Walid ra. , yang berkat dari
taufik dari Allah Azza wa Jalla pasukan Muslimin berhasil memukul
mundur Romawi hingga mengalami kerugian yang sangat banyak.

4
ILUSTRASI PERANG MU’TAH

Anda mungkin juga menyukai