Anda di halaman 1dari 10

Filosofi Desain Instalasi Sistem Perpipaan pada Kapal

A. Penjelasan Umum

Sistem instalasi perpipaan pada kapal berfungsi untuk mengalirkan suatu


fluida dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem ini sangat dibutuhkan pada kapal
mengingat kebutuhan fluida pada kapal sangat penting. Misalnya saja kebutuhan
fluida bahan bakar. Bahan bakar yang tersimpan didalam tangki induk harus di
salurkan ke mesin yang membutuhkan, namun jika tidak adanya sistem perpipaan
maka bahan bakar itu tidak mungkin bisa sampai ke mesin. Sistem perpipaan
merupakan sistem yang kompleks di kapal untuk perencanaan dan pembangunannya.
Sistem perpipaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan prinsip-prinsip
analisa statik dan dinamic stress, thermodinamic, teori aliran fluida untuk
merencanakan keamanan dan efisiensi jaringan pipa (network piping). Dalam
perencanaan sistem instalasi perpipaan beberapa hal perlu diperhatikan di antaranya
komponen-komponen dalam sistem instalasi di atur letaknya sedemikian rupa untuk
menghindari terjadinya jalur pipa yang kasat kusut dan juga penting untuk
menghindari banyaknya belokan, sambungan las atau brazing.

Untuk memudahkan dalam perencanaan sistem instalasi perpipaan maka di


buat suatu diagram yang dapat menjelaskan tentang keterkaitan setiap komponen –
komponen dalam suatu instalasi. Diagram pipa merupakan point awal untuk
mengembangkan seluruh gambar-gambar perpipaan.

Diagram ini terdiri dari :


1. Simbol-simbol komponen
2. Schedule material
3. Komponen performance rating dan kurve pompa
4. Valve description
5. Identifikasi komponen
6. Tekanan, suhu, aliran, kecepatan, penurunan tekanan sistem
7. Ukuran pipa
8. Arah aliran
9. Identifikasi kompartemen dan bul-khead
10.Karakteristik dari instrument
11.Karakteritik operasi dari tekanan, suhu, ketinggian dan kontrol aliran, dll

Dalam diagram sistem instalasi perpipaan hanya menggambarkan satu sistem


atau sistem yang berhubungan pada satu gambar untuk menyederhanakan
penggambaran.
Pada kapal terdapat beberapa sistem instalasi perpipaan yang dikelompokkan dalam
beberapa layanan antara lain :
1. Layanan Permesinan; yang termasuk disini adalah sistem-sistem yang
akan melayani kebutuhan dari permesinan dikapal (main engine dan
auxu1liary engine) seperti sistem start, sistem bahan bakar, sistem pelumasan
dan sistem pendingin.
2. Layanan penumpang & crew; adalah sistem yang akan melayani kebutuhan
bagi seluruh penumpang dan crew dari kapal dalam hal untuk kebutuhan air
tawar dan system sanitary/drainage .
3. Layanan keamanan; adalah sistem instalasi yang akan menjamin
keselamatan kapal selama pelayaran meliputi : sistem bilga dan sistem
pemadam kebakaran.
4. Layanan keperluan kapal; adalah sistem instalasi yang akan
menyuplai kebutuhan untuk menjamin stabilitas dan keperluan kapal
meliputi sistem ballast dan sistem pipa cargo (untuk kapal tanker) .
B. Sistem Instalasi Perpipaan pada Kapal

1. Sistem Instalasi Pipa Bahan Bakar


Sistem instalasi pipa bahan bakar berfungsi untuk mengalirkan kebutuhan
bahan bakar dari tangki utama ke sistem di permesinan. Sistem perpipaan bahan
bakar umumnya terdiri dari bahan bakar yang akan di supply , filter atau purifier,
pompa, dan pipa yang akan mengalirkan bahan bakar. Jenis bahan bakar yang
digunakan pada kapal bisa berupa MDO (Marine Diesel Oil), HFO (Heavy Fuel
Oil), ataupun solar biasa tergantung jenis mesin dan ukuran mesin.
Untuk mesin yang menggunakan bahan bakar jenis HFO terlebih dahulu melalui
proses pemanasan yang menggunakan heater untuk penyesuaian viskositas,
temperatur dan tekanannya. Sedangkan jika menggunakan bahan bakar jenis MDO,
tidak perlu menggunakan heater. Bahan bakar yang disimpan di tangki
penyimpanan (storage tank) akan di pompa menuju daily tank yang kemudian akan
dialirkan menuju ke mesin yang membutuhkan.

2. Sistem Instalasi Pipa Pelumas

Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil


gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan
bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendingin
pada beberapa motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk
dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka sistem pelumasan
untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem
ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan
mendinginkan piston.

Sistem pelumas didesain untuk menjamin keandalan pelumasan pada over


range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas yang
berlangsung. Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan overflow pipe
menuju drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines
pada pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan dengan keperluan engine.
Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentika mesin. Untuk itu dapat
digunakan filter dupleks atau automatic back flushing filter. Mesin dengan output
lebih dari 150 kw dimana supplai pelumas dari engine sump tank dilengkapi
dengan simpleks filter dengan alarm pressure dirancang dibelakang filter dan filter
dapat dibersihkan selama operasi , untuk keperluan ini sebuah shutt off valve by-
pass dengan manual operasi.

3. Sistem Instalasi Pipa Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran pada kapal merupakan sistem yang sangat


penting diatas kapal mengingat resiko yang dapat timbul apabila sistem ini tidak
ada ataupun tidak berfungsi dengan baik. Bukan hanya beresiko pada kapal tetapi
juga pada penumpang ataupun barang yang diangkut. Oleh karena itu perihal
pemadam kebakaran telah diatur dalam standar perencanaan kapal. Penyebab
terjadinya kebakaran dapat dibagi menjadi 3 faktor:

a. barang padat, cair atau gas yang dapat terbakar.


b. Suhu yang tinggi.
c. Adanya zat asam (O2) yang cukup mengikat gas-gas yang bebas

Di dalam rules yang dikeluarkan oleh klasiflkasi membagi kelas


kebakaran dalam 3 (tiga kelas) yaitu ;

 Kelas A; yaitu Solid material class yang meliputi kebakaran bahan'


padat, seperti kayu, kertas, tekstil dan sebagainya, dimana pemadaman
dengan pendingin dari air atau campuran yang mengandung
prosentase air yang banyak adalah sangat baik.
 Kelas B; yaitu Fluid class yang meliputi keibakaran untuk bahan cair
seperti fuel oil dan lub. oil dimana pemadamannya dilakukan dengan
pelunakan isolasi terhadap O2(foam), pdsir atau powder dan sebagainya.
 Kelas C; yaitu Electrical equipment class, yang meliputi kebakaran
pada instalasi listrik, dimana pemadam harus menggunakan bahan
isolatif seperti foam.

4. Sistem Pendingin

Sistem pendingin pada motor induk di atas kapal berdasarkan fluida


pendinginnya terdiri dari air laut, air tawar, dan minyak pelumas. Tapi presentase
terbesar yang berpengaruh pada sistem pendingin adalah akibat dari air laut dan air
tawar. Ada 2 macam sistem pendingin :

 Sistem pendingin terbuka


 Sistem pendingin tertutup

Pada sistem pengingin terbuka fluida yang mendinginkan masuk kedalam


bagian mesin yang akan didinginkan, setelah mendinginkan fluida tersebut keluar
dan dibuang ke laut melalui overboard. Fluida yang digunakan dapat berupa air
laut ataupun air tawar. Tetapi sistem pendingin ini kurang menguntungkan karena
apabila fluida pendingin yang digunakan adalah air tawar maka akan
membutuhkan biaya operasional yang tinggi dan tidak ekonomis. Sedangkan
apabila menggunakan air laut akan menyebabkan kerusakan pada mesin karena
akan timbul endapan garam pada komponen mesin yang didinginkan sebagai
akibat dari air laut yang memiliki temperatur yang tinggi.

Sistem pendinginan tertutup merupakan kembinasi antara pendingin air


tawar dan air laut. Sistem pendingin air tawar (Fresh Water Cooling System)
melayani komponen-komponen dari mesin induk ataupun mesin bantu meliputi :
main engine jacket, main engine piston, main engine injektor. Kebanyakan sistem
pendingin air tawar yang menggunakan peralatan sirkulasi pendingin yaitu heat
exchanger/cooler (penukar panas) untuk sistem pendingin air laut secara terpisah.
Ait tawar yang telah mendinginkan komponen-komponen mesin kemudian keluar
dan bersirkulasi di dalam heat exchanger/cooler, dan di dalam alat inilah air tawar
yang memiliki suhu yang tinggi akan didinginkan oleh air laut yang disirkulasi dari
sea chest ke dalam alat heat exchanger/cooler. Peralatan-peralatn lain yang
digunakan dalam proses sistem pendinginan ini antara lain pengukur tekanan pada
section dan discharge line pump, termometer pada pipa sebelum dan sesudah
cooler , gelas pengukur/gauge glass masing-masing pada expantion tank dan drain
tank. Pengukur suhu umumnya dilengkapi dengan mekanisme otomatis dengan
katup treeway valve untuk mengatur aliran air pendingin yang diinginkan.

5. Sistem Ballast

Sistem ballast berfungsi untuk menjaga keseimbangan (stabilitas) kapal atau


trim kapal pada saat berlayar. Biasanya volume ballast pada kapal kapal dapat
mencapai 8 – 12 % dari total displacement kapal. Pompa pad sistem instalasi
berfungsi untuk mengisi atau mengosongkan tangki ballast. Kecepatan aliran
yang disyaratkan untuk sistem ballast adalah 122 m/menit atau 2 m/s.

Saat proses pengisian tangki, pompa mengisap air laut melalui sea chest
yang posisinya tergantung pada daerah pelayaran dan sarat air. Untuk pelayaran
sungai sea chest terletak agak keatas (dibawah sarat kapal) dengan pertimbangan
agar kotoran ataupun lumpur tidak terhisap saat memasuki perairan dangkal dan
untuk perairan dalam atau pelayaran samudra terletak di sirip bilga (bilga plate)
pada kamar mesin bagian depan (lebih mendekati daerah parallel middle body).
Setelah mengisap air laut, kemudian air laut dipompa ke dlam tangki ballast.
Sedangkan pada saat proses pengosongan tangki ballast, pompa ballast mengisap
air dari tangki ballas kemudian mengeluarkannya melalui overboard. Untuk
sistem ballast beberapa aturan yang harus dipenuhi yaitu :

1) Suction ballast harus diatur agar dapat mengosongkan tangki pada


kondisi trim terburuk sekalipun
2) perpipaan sistem ballast tidak boleh melewati tangki LO, air minum, feed
water atau oil thermal.
3) pada kapal kargo pipa yang melewati sekat tubrukan harus dilengkapi
dengan shut-off valve yang dipasang langsung pada sekat tubrukan di
dalam forepeak tank dan dapat dioperasikan secara remote dari freeboard
deck
4) Kapal yang mempunyai tank top yang rebar, disediakan suction pada sisi
terluar dari tangki. Jika panjang mencapai 30 m, suction juga perlu
disediakan pada sisi depan tangki.

6. Sistem Bilga
Sistem ini berfungsi untuk mengambil air dalam jumlah sedikit dari
ruangan-ruangan kapal yang dikumpulkan menjadi satu dan disalurkan ke
sumur-sumur bilga (bilge well). Selain pada bilga well rembesan air juga terdapat
pada coverdam . Air-air tersebut berasal dari :

 Pengembunan pelat-pelat
 Perembesan pada sambungan pelat karena sambungan yang kurang
baik .
 Air masuk melalui bukaan-bukaandi geladak dan freeboard pada
waktu cuaca
 Bekas-bekas penyemprotan dari depkdan bangunan atas pada
waktu
 dilakukan pencucian
 Air sisa dari mesin dan propeller shaft tunnel karena
kebocoran pada
 sambungan-sambungan pipa dan bagian-bagian dari mesin-mesin.
 air-air dari pendingin dan lain-lain

Pemindahan air yang dikumpulkan pada birga well pada waktu tertentu
dalam ruang muat berguna untuk mencegah adanya kelembaban dan
perembesan pada muatan dan juga menghindari karat (corrosion) pada
lambung kapal bagian dalam. Jika air bilga tersebut tldak disingkirkan,
misarnya pada ruang mesin, air tersebut akan mengganggu kerja dari awak
kapal.

7. Sistem Sanitary Air Laut


Air laut pada kapal selain digunakan sebagai sistem pendingin, ballast dan
pemadam juga digunakan untuk melayani ABK dalam kebutuhan saniter dan
kepeluan dalam proses treatment fecal sabagai pembilas.
Untuk sistem layanan air laut, air laut dihisap langsung dari seachest
dengan menggunakan pompa sentrifugal dan dialirkan melalui bentangan
jaringan pipa menuju ke tangki harian (service tank) dan dari sinilah air
mengalir secara gravitasi ke pemakai- pada setiap deck. Service tank ini
dilengkapi dengan pipa limpah (overflow pipe) yang berfungsi sebagai
saluran pembuangan.

Pada saluran pembuangan ini terdapat katup yang berfungsi untuk


mengontrol permukaan air pada tangki. Selain sistem gravitasi, Iayanan air
laut juga dapat disupplai dengan sistem hydrophore. Dimana air
dimasukkan dengan pompa yang digerakkan dengan elektromotor melalui
katup dan katup non-return valve (katup aliran searah) ke tangki hydrophore.

Pada saat permukaan air bertambah di dalam tangki, tekanan udara di


dalamnya juga naik dan membentuk bantalan udara, pada suatu tekanan
tertentu pressure relay akan memutuskan hubungan melalui switchesoff pada
elektro motor, sehingga menghentikan suplai air ke dalam tangki. Karena
tekanan udara pada tangkilah yang menyebabkan air disalurkan melalui
jaringan pipa ke pemakaian. Bila air digunakan maka tekanan didalam tangki
menjadi turun, apabila tekanan sirkulasi pemanas air menggunakan 2 set
pompa type sentrifugal dengan penggerak elektromotor, dimana 1 (satu)
stand-by tetapi didisain jalur by-pass agar dapat bersirkulasi secara alami.
Dan kapasitas untuk mensupplai layanan akomodasi dan air searing purifier
adalah 5 - 30 m3/h dengan head total 35 - 40 mAg.

8. Sistem Sanitary Air Tawar

Sistem sanitari merupakan sistem distribusi air bersih (fresh water) di


dalam kapal yang digunakan oleh ABK dalam memenuhi kebutuhan air
minum dan memasak, untuk mandi, mencuci dan lain-lain. Untuk kebutuhan
di WC (water closed) digunakan sistem air laut (sea water) yang disuplai ke
tiap deck yang memiliki kamar mandi.
Fungsi sistem sanitari untuk melayani ABK dalam kebutuhan saniter.

Rules tentang sistem Sanitari menurut BKI Volume III 2006 adalah
sebagai berikut :

a. Pipa-pipa pembuangan air kotor harus dilengkapi dengan storm valve


dan pada sisi lambung dengan gate valve.
b. Katup tak balik harus diatur pada bagian hisap atau bagian tekan dari pompa
air kotoran.
c. Pipa-pipa pengering saniter harus dihubungkan dengan tangki
pengumpul kotoran.
d. Bahan-bahan pipa harus tahan terhadap korosi baik bagian dalam maupun
bagian luar.
Sistem layanan air tawar di kapal umumnya dialirkan dari tangki
induk (storage tank) dihisap dengan menggunakan pompa ke tangki-tangki
dinas (service). Dan dari tangki ini, kemudian air tawar didistribusikan ke
pemakai, dalam hal ini biasanya tangki service ini terletak pada top deck
dengan sistem gravitasi. Sistem ini digunakan pada kapal-kapal dengan
ukuran kecil atau kapal yang tidak menggunakan system hydrophore.
Kapasitas dari tangki service ini berkisar. Untuk kapal yang berlayar pada
daerah beriklim dingin maka tangki ini harus dilengkapi dengan pemanas
(heater) dan dilapisi dengan thermal insulation untuk mencegah terjadinya
pembekuan air pada tangki. pada sistem air tawar dengan sistem hydrophore
apabila letak tangki air tawar berada di double bottom maka air tawar tersebut
dipompa dengan pompa air tawar menuju ke tangki hydrophore. Biasanya
sebelum pompa terdapat filter (saringan) yang berfungsi untuk mencegah
kotoran-kotoran masuk ke pompa dan instalasi pipa. Kemudian dari tangki
hydrophore ini didistribusikan ke pemakaian seperti deck-deck akomodasi,
dan deck lainnya, shower-shower dan pencucian-pencucian, tergantung
dari lokasi pemakaian.

Anda mungkin juga menyukai