Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANGIN SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Disusun Oleh :
Abdullah /1141177005081

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SINGAPERBANGSA KARAWANG
2014
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga saya mendapat
kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini dengan judul “ANGIN SEBAGAI
SUMBER ENERGI ALTERNATIF”. Ucapan terima kasih yang dalam tak
terhingga saya sampaikan kepada seluruh komponen yang memberikan bantuan
kepada saya sehingga makalah ini tersusun dengan baik. Ucapan terima kasih saya
terutama disampaikan kepada :
1. Bapak dan Ibu dosen dalam ruang lingkup Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universita Negeri Singaperbangsa Karawang yang telah
membimbing dalam pembuatan makalah ini
2. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan baik itu berupa moril
maupun materil
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada semua komponen yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa
membalasnya dengan yang lebih baik
Dalam penulisan makalah ini, saya sebagai penyusun tidak menutup
kemungkinan adanya kesalahan dan kekeliruan. Oleh sebab itu saya berharap
untuk diberi kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
bagus lagi kedepannya.
Atas perhatian dan partisipasinya penulis mengucapkan banyak – banyak
terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sehingga dapat
menambah pengetahuan bagi kita semua, khususnya bagi parapenerus bangsa

Karawang, 30 Desember 2014

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kelangkaan bahan bakar merupakan permasalahan klasik di Negara
Indonesia yang saat ini telah berdampak banyak pada aktivitas masyarakat,
diantaranya adalah antrian minyak tanah dan kekosongan pasokan SPBU. Keadaan ini
diperparah dengan kemampuan penyediaan bahan bakar oleh pemerintah tidak
seimbang dengan permintaan masyarakat yang semakin meningkat.
Kebutuhan manusia terhadap energi semakin lama semakin meningkat.
Energi yang digunakan saat ini berasal dari minyak bumi. Namun, eksploitasi
yang berlebihan terhadap minyak bumi mengakibatkan persediaannya semakin
menipis. Tuhan menganugrahkan pada manusia akal untuk berfikir, dengan akal
manusia inilah teknologi-teknologi baru ditemukan. Kemajuan teknologi juga
telah sampai pada penggunaan energi alternatif sebagai pengganti sumber energi
utama yang semakin sedikit jumlahnya. Dengan harga minyak sekarang ini,
pemerintah telah berada dalam pilihan yang sangat berat untuk mengambil
keputusan menaikkan harga minyak. Selain mengurangi kebiasaan boros energi
yang dapat menstabilkan harga minyak, sekarang ini bangsa Indonesia harus
segera memperoleh solusi untuk masalah energi pada masa yang akan datang.
Walaupun krisis energi sekarang ini akan berlalu, usaha untuk mengganti peran
bahan bakar fosil dengan sumber energy baru dan terbarukan perlu ditingkatkan
lagi. Di antara berbagai sumber energi terbarui yang sedang dikembangkan, di
bumi Indonesia terkandung potensi sumber energi sangat besar yang dapat
mengurangi peran bahan bakar fosil dalam membangkitkan tenaga listrik
Penipisan potensi sumber daya minyak di satu sisi dan peningkatan
kebutuhan energi di sisi lain, membawa konsekuensi bagi perlunya digalakkan upaya
pengembangan pemanfaatan sumber energi terbarukan antara lain energi angin
sebagai energi alternatif yang dapat dipakai untuk membangkitkan tenaga listrik.
Semakin luas isu kerusakan lingkungan akibat polusi dari penggunaan bahan bakar
fosil yang menimbulkan polusi, sehingga pemanfaatan sumber energi baru
dan terbarukan yang berwawasan lingkungan merupakan salah satu upaya untuk
mengurangi polusi.
Energi angin merupakan sumber energi penting sejak waktu lama di
beberapa negara. Cina telah memanfaatkan energi angin untuk pemompaan lebih
dari seribu tahun lalu. Di Eropa barat, kincir angin mekanik untuk pemompaan
atau penggilingan telah digunakan sejak abad ke-13 dan di Amerika untuk
pemompaan pada peternakan sejak awal abad ke-18. Sementara itu, turbin angin
listrik telah diaplikasikan oleh para petani di Amerika sejak tahun 1930.
Diseminasi pemanfaatan teknologi energi angin klasik tersebut berlangsung
hingga pertengahan abad ke 19, namun menghilang bersamaan dengan meluasnya
aplikasi pembangkitan listrik berbahan bakar fosil. Aplikasi teknologi energi
angin sebagai alternatif meluas kembali ketika harga bahan bakar minyak
melonjak, namun menyusut dengan cepat ketika harga bahan bakar minyak anjlok
pada akhir tahun 1985, kecuali yang kompetitif.
Fluktuasi harga bahan bakar minyak dan merebaknya isu lingkungan terus
mendorong perkembangan teknologi energi angin. Aplikasi turbin angin kecil dan
turbin angin besar berkembang di beberapa negara sebagai alternatif penyediaan
kebutuhan listrik yang terus meningkat tidak saja di perkotaan. Berbagai upaya telah
dan terus dilakukan dalam mengembangkan teknologi energi angin yang berwawasan
lingkungan tersebut guna mendapatkan hasil yang semakin efisien dan berdaya saing.
Sejalan dengan upaya pengembangan sumber energy
terbarukan seperti mikrohidro, energi surya, dan biomas sebagai energi
alternatif di Indonesia, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)
telah melakukan riset dan pengembangan energi angin sejak tahun 1979
mencakup inventarisasi potensi energi angin serta pengembangan dan diseminasi
teknologi pemanfaatannya. Riset dan pengembangan teknologi energi angin
tersebut dewasa ini diarahkan terutama untuk aplikasi skala kecil di pedesaan dan
juga kemungkinan sebagai pembangkitan skala besar guna menunjang penyediaan
energi di masa dating.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimana sejarah penggunaan dari energi angin?
2. Bagaimana proses terbentuknya energi angina ?
3. Bagaimana prinsip kerja dari energi angin?
4. Apa saja keuntungan dari energi angina?
5. Apa saja kerugian dari energi angin?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk :
1. Mengetahui sejarah penggunaan dari energi angina
2. Mengetahui proses terbentuknya energi angina
3. Mengetahui prinsip kerja dari energi angin.
4. Mengetahui keuntungan dari energi angina
5. Mengetahui kerugian dari energi angina

1.4. Batasan Masalah


Agar tidak terjadi salah penafsiran dan tidak terjadi perluasan masalah maka
makalah ini dibatasi hanya pada lingkup energy angin

1.5. Manfaat Penulisan


Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai sumber energy
alternatife berupa energia angina
2. Memberikan kesadaran kepada pembaca agar dapat menggunakan energy
dengan sebaik mungkin

1.6. Metode Penulisan


Pada penulisan makalah ini, saya sebagai penulis menggunakan metode
kupustakaan dan mencari sumber-sumber yang berhubungan dengan energi
angina dari media internet maupun Online. Baik itu berupa jurnal-jurnal maupun
bahan bacaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Energi Angin


Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia. Sejak zaman
dahulu, orang telah memanfaatkan energi angin. Lebih dari 5.000 tahun yang lalu,
orang Mesir kuno menggunakan angin untuk berlayar kapal di Sungai Nil. Kemudian,
orang-orang membangun kincir angin untuk menggiling gandum dan biji-bijian
lainnya. Naskah tertua tentang kincir angin terdapat dalam tulisan Arab dari abad ke-9
Masehi yang menjelaskan bahwa kincir angin yang dioperasikan di perbatasan Iran
dan Afganistan sudah ada sejak beberapa abad sebelumnya, kadang disebut Persian
windmill. Kincir angin dikenal paling awal adalah di Persia (Iran). Awal kincir angin
ini tampak seperti roda dayung besar. Berabadabad kemudian, orang-orang Belanda
meningkatkan desain dasar kincir angin mereka. Kualitas kreatifitas masyarakat
Belanda akan aplikasi kincir angin, membuat Belanda menjadi terkenal dengan kincir
anginnya. Sedangkan koloni Amerika menggunakan kincir angin untuk menggiling
gandum dan jagung, untuk memompa air, dan memotong kayu di penggergajian. Pada
akhir tahun 1920-an, Amerika menggunakan kincir angin kecil untuk menghasilkan
listrik di daerah pedesaan yang hidup tanpa layanan listrik. Ketika kabel listrik mulai
digunakan untuk transportasi listrik di daerah pedesaan di tahun 1930-an, kincir angin
local menjadi semakin jarang digunakan. Meskipun demikian, kincir angin tersebut
masih dapat dilihat pada beberapa peternakan di daerah barat. Kekurangan minyak
pada 1970-an mengubah gambaran mengenai energy untuk Negara dan dunia.
Inimenciptakan suatu kepentingan sumber energy alternatife baru, membuka jalan
bagi masuknya kembali kincir angina untuk menghasilkan listrik. Pada awal 1980an
energi angin menjadi sangat luar biasa di California, sebagian besar karena kebijakan
negara yang mendorong sumber energi terbarukan. Dukungan untuk pembangunan
angin telah menyebarke negara lain, tapi pada saat itu California masih dapat
memproduksi sebanyak lebih dari dua kali energi angin apapun di negara lain. Kincir
angin jenis Persian windmill juga digunakan di Cina untuk menguapkan air
laut dalam memproduksi garam. Terahir masih digunakan di Crimea, Eropa dan
Amerika Serikat. Selanjutnya sejarah berkembang menjadi manipulasi fungsi.
Kincir angin yang pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik, dibangun
oleh P.La Cour dari Denmark diakhir abad ke19. Setelah perang dunia I, kincir
angin diterapkan pada layar dengan penampang melintang menyerupai sudut
propeler pesawat yang pada masa ini disebut type propeler atau turbin.
Eksperimen kincir angin sudut kembar dilakukan di Amerika .
Serikat tahun 1940, berukuran sangat besar. Mesin raksasa ini disebut mesin
Smith-Putman, karena salah satu perancangnya bernama Palmer Putman,
kapasitasnya 1,25 MW yang dibuat oleh Morgen Smith Company dari York
Pensylvania. Diameter propelernya 175 ft (55m) beratnya 16 ton dan menaranya
setinggi 100 ft (34m). Tapi dikemudian hari salah satu batang propelernya patah
pada tahun 1945.

2.2. Sumber Enegi Angin


Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas
permukaan bumi. Udara yang lebih panas akan mengembang menjadi ringan dan
bergerak naik ke atas, sedangkan udara yang lebih dingin akan lebih berat dan
bergerak menempati daerah tersebut. Perbedaan tekanan atmosfer pada suatu daerah
yang disebabkan oleh perbedaan temperatur akan menghasilkan sebuah gaya
Perbedaan dalam tekanan dinyatakan dalan istilah gradien tekanan
merupakan laju perubahan tekanan karena perbedaan jarak. Gaya gradien
merupakan gaya yang bekerja dalam arah dari tekanan lebih tinggi ketekanan
yang lebih rendah. Arah gaya gradien tekanan di atmosfer tegak lurus permukaan
isobar. Beberapa karakteristik angin :
2.2.1. Angin darat – laut
Wilayah Indonesia merupakan daerah kepulauan dengan luas lautan lebih
besar dari daratan. Angin darat-laut disebabkan karena daya serap panas yang
berbeda antara daratan dan lautan. Perbedaan karakteristik laut dan darat
tersebut menyebabkan angin di pantai akan bertiup secara kontinyu

2.2.2. Angin orografi


Angin orografi merupakan angin yang dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan antara permukaan tinggi dengan permukaan rendah (angin gunung dan
angin lembah). Pada siang hari berasal dari lembah berhembus ke atas gunung
(angin lembah) dan sebaliknya pada malam hari

2.2.3. Kecepatan angin terhadap kekasaran permukaan dan ketinggian


Kekasaran permukaan menentukan berapa lambat kecepatan angin dekat
permukaan. Di area dengan kekasaran tinggi, seperti :

Tabel 2.2 Tingkat kecepatan angina 10 m diatas permukaan tanah

Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energy
listrik

2.3. Turbin Angin


Turbin angina adalah suatu kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Sistem kerjanya adalah mengkonversikan tenaga
angin menjadi tenaga listrik. Berikut ini akan di jelaskan bagian penyusun dari
turbin angina :
a Anemometer : Mengukur kecepatan angin dan mengirim data angin ke alat
pengontrol
b Blads (Bilah kipas) : Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah
kipas angin yang menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar
c Brake (rem) : Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis
dengan bantuan tenaga listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat
keadaan darurat
d Controller : Alat Pengontrol ini men-start turbin pada kecepatan angin kira-
kira 12-25 km/jam, dan kemudian mematikannya pada kecepatan 90 km/jam.
Turbin tidak beroperasi di atas 90 km/jam. Hal ini dikarenakan tiupan angin
yang terlalu kencang dapat merusakkannya.
e Generator : Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang disebut alternator
arus bolak-balik
f Gear box : Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi sekitar 1000-
1800 rpm. Ini merupakan tingkat putaran standar yang disyaratkan untuk
memutar generator listri
g High-speed shaft : Berfungsi untuk menggerakkan generator
h Low-speed shaft : Poros turbin yang berputar kira-kira 30-60 rpm.
i Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di
dalamnya berisi gearbox, poros putaran tinggi/rendah, generator, alat
pengontrol, dan alat pengereman
j Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai dengan
kecepatan rotor yang dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang terlalu
rendah atau terlalu kencang
k Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor.
l Tower (Menara): Menara bisa dibuat dari pipa baja, beton, ataupun rangka besi.
Karena kencangnya angin bertambah dengan seiring dengan bertambahnya
ketinggian, maka makin tinggi menara makin besar tenaga angin yang didapat
m Wind direction (arah angina) : Turbin yang meghadap angina desai turbin lain
ada yang mendapat hembusan angin dari belakang
n Wind vane (Tebeng Angin): Mengukur arah angin, berhubungan dengan
penggerak arah yang memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angina
o Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak arah memutar turbin ke arah angin
untuk desain turbin yang menghadap angin. Untuk desain turbin yang
mendapat hembusan angin dari belakang tak memerlukan alat ini.
p Yaw motor : Motor listrik yang menggerakan yaw drive

2.4. Jenis Turbin Angin


Turbin angin memanfaatkan energi kinetik dari angin dan mengkonversinya
menjadi energi listrik. Ada dua jenis turbin angin yang utama:
 Turbin angin dengan poros horizontal
 Turbin angin dengan poros vertical

2.4.1. Turbin angina sumbu horizontal


Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan
generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah
baling-baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin
berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang
digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian besar memiliki sebuah gearbox yang
mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat berputar. Karena
sebuah menara menghasilkan turbulensi di belakangnya, turbin biasanya diarahkan
melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak
terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi Sebagai tambahan, bilah
bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan.
Karena turbulensi menyebabkan kerusakan struktur menara, dan realibilitas begitu
penting, sebagian besar TASH merupakan mesin upwind (melawan arah angin).
Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin downwind (menurut jurusan angin)
dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar mereka tetap sejalan
dengan angin, dan karena di saat angina berhembus sangat kencang, bilah-bilahnya
bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga
mengurangi resintensi angin dari bilah-bilah itu.

Gambar 2.2 Turbin angina sumbu horizontal

Kelebihan TASH
o Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di
tempat-tempat yang memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah
angin antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfir bumi.
Di sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan
angin meningkat sebesar 20%.

o Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter
sulit diangkut
o Diperkirakan besar biaya transportasi bisa mencapai 20% dari seluruh
biaya peralatan turbin angin.
o TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat
tinggi dan mahal serta para operator yang tampil.
o Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah
yang berat, gearbox, dan generator.

2.4.2. Turbin angin sumbu vertical


Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki poros/sumbu
rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin
tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna
di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. TASV mampu mendaya
gunakan angin dari berbagai arah.

Gambar 2.3 Turbin angina sumbu vertical

Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat
tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk
keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan tenaga
putaran yang berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah benda padat
melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir berputar.
Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang
lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah
bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga
yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan
obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa
menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya
kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau
mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara
turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energy
angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.
Kelebihan TSAV
o Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
o Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw.
o Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat
pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
o TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang
terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan
yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan
tinggi. Kekurangan TSAV
o Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH
karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar
o TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang
di elevasi yang lebih tinggi.
o Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan
energi untuk mulai berputar.

2.5. Prinsip kerja energy angin


Turbin angin adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Komponen lainnya
dinamakan komponen penyeimbang sistem/ balance of system (BOS) dan ada
beberapa jenis tergantung kepada jenis sistem yang diinstalasi. Tiga jenis sistem
energi angin yang utama bisa dibedakan.
1. Sistem yang terhubung ke jarungan PLN
Gambar 2.4 Sistem yang terhubung ke jaringan PLN
Jika jaringan PLN sudah ada di daerah tersebut, maka sistem energy angin bisa
dihubungkan ke jaringan tersebut.
2. Off grid atau system berdiri sendiri
Sistem tersebut bisa beroperasi tanpa topangan eksterior; sangat sesuai untuk
penggunaan di daerah terpencil.

Gambar 2.5 Sistem Off grid

3. Sistem listrik Hybird


Turbin angin sebaiknya digunakan dengan sumber-sumber energy lainnya (PV,
generator diesel). Ini bisa meningkatkan produksi energy listrik dari sistem ini dan
menurunkan resiko kekurangan energi.
Gambar 2.7 Sistem Listrik Hybird

Energi yang dihasilkan oleh turbin angin dinyatakan sebagai berikut Energi
kinetik yang dihasilkan oleh benda yang bergerak adalah

dimana m adalah massa udara yang mengenai turbin angin, dan v adalah
kecepatan angin. Massa m tersebut dapat diturunkan dari persamaan berikut

dimana adalah densitas udara, A adalah luas daerah yang menyapu turbin angina
dan d adalah jarak yang ditempuh angin. Daya yang dihasilkan oleh turbin angina
(Pw) merupakan energi kinetik per detik yang dinyatakan oleh

Energi aktual yang diserap turbin angin tergantung dari efisiensi turbin angin yang
dinyatakan dalam Cp ( yang merupakan fungsi dari (perbandingan kecepatan
ujung: tip speed ratio) dan (sudut angguk: pitch angle). Sudut angguk adalah sudut
antara bilah turbin dengan sumbu longitudinal (horisontal). Sedangkan
perbandingan kecepatan ujung didefinisikan sebagai perbandingan antara
kecepatan rotor turbin dengan kecepatan angin, yang dinyatakan oleh persamaan
dimana ω adalah kecepatan sudut turbin angin, dan R adalah jari-jari turbin angin.
Sehingga daya aktual yang diserap turbin angin dinyatakan oleh

Dengan menggunakan persamaan diatas, maka torsi yang didefinisikan sebagai


daya dibagi kecepatan sudut putaran dapat dinyatakan sebagai

Dimana Ct (λ , β = ( λ β adalah koefisien torsi dari turbin angin.


Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar
20%-30%. Jadi rumus daya diatas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk
mendapatkan hasil yang cukup eksak. Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah
mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran
kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik.
Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam sub system
yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin, yaitu :
1. Gearbox Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir
menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
2. Brake System Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah
gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat
ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam
pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik
maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan.
Kehadiran angin diluar diguaan akan menyebabkan putaran yang cukup
cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini
dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih
diantaranya : overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus,
karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.
3. Generator Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan
sistem turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi
energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori
medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja
generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetic
permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk
fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketik
poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada
stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan
tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya
digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan
oleh generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk
gelombang kurang lebih sinusoidal
4. Penyimpan energi Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angina
(tidak sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik
pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang
berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya
listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah
sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat
terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang
dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar
kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun
Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat
penyimpan energi. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi
sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki mobil memiliki
kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12 volt, 65 Ah dapat
dipakai untuk mencatu rumah tangga (kurang lebih) selama 0.5 jam pada
daya 780 Watt
5. Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya
DC (Direct Current) untuk meng-charge/mengisi energi, sedangkan dari
generator dihasilkan catu daya AC (Alternating Current). Oleh karena itu
diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini

2.6. Keuntungan dan Kerugian dari Energi Angin


2.6.1. Keuntungan
o Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angina
secara prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal
ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber
daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil.
Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan
energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber
energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak
mengakibatkan emisi gas buang penggunaannya tidak mengakibatkan
emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan
o Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh
dari proses manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat
yang akan didirikan pembangkit listrik tenaga angin. Namun dalam
operasinya membangkitkan listrik, secara praktis pembangkit listrik
tenaga angin ini tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika
dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon
dioksida pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja.
Disamping karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga angin
menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir yang
lebih sedikit jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan
menggunakan batubara ataupun gas.
o Namun begitu, ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi tempat
pertumbuhan bibit-bibit ikan yang baru. Karena memancing dan berlayar di
daerah sekitar ladang angin dilarang, maka spesies ikan dapat
terjaga akibat adanya pemancingan berlebih di laut.
o Meskipun dampak-dampak lingkungan ini menjadi ancaman dalam
pembangunan pembangkit listrik tenaga angin, namun jika dibandingkan
dengan penggunaan energi fosil, dampaknya masih jauh lebih kecil.
Selain itu penggunaan energi angin dalam kelistrikan telah turut serta
dalam mengurangi emisi gas buang

2.6.2. Kerugian
o Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan lading
angin merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek
energi angin. Hal ini dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus
ladang angin yang besar yang membutuhkan studi dampak lingkungan
yang luas
o Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah
lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan
sumber energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak
visual, derau suara, beberapa masalah ekologi, dan
keindahan
o Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik
Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas
lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk disembunyikan.
Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat digunakan untuk
keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk
setempat. Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan
pembangkit angin, penggunaan lahan untuk pembangkit angin dapat
mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat
pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan
mengenai tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan
pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat

Gambar 2.7 Pembangkit listrik tenaga angina di daratan


Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat menyebabkan
terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah penduduk
Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip
dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat .
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari isi makalah ini penulis menyimpulkan :
3.1.1. Sejarah peggunaan energi angin adalah, energi angin telah lama dikenal dan
dimanfaatkan manusia. Sejak zaman dahulu, orang telah memanfaatkan
energi angin. Lebih dari 5.000 tahun yang lalu orang Mesir kuno
menggunakan angin untuk berlayar kapal di Sungai Nil. Kemudian, orang-
orang membangun kincir angina untuk menggiling gandum dan biji-bijian
lainnya. Kekurangan minyak pada 1970-an mengubah gambaran mengenai
energi untuk negara dan dunia. Ini menciptakan suatu kepentingan sumber
energi alternative baru, membuka jalan bagi masuknya kembali kincir angin
untuk menghasilkan listrik. Pada awal 1980-an energy angin menjadi sangat
luar biasa di California, sebagian besar karena kebijakan negara yang
mendorong sumber energy terbarukan. Dukungan untuk pembangunan
angin telah menyebar ke negara lain .
3.1.2. Proses terbentuknya energi angin adalah, karena adanya angina Angin
disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas
permukaan bumi. Udara yang lebih panas akan mengembang menjadi
ringan dan bergerak naik ke atas, sedangkan udara yang lebih dingin akan
lebih berat dan bergerak menempati daerah tersebut. Perbedaan tekanan
atmosfer pada suatu daerah yang disebabkan oleh perbedaan temperatur
akan menghasilkan sebuah gaya. Perbedaan dalam tekanan dinyatakan dalan
istilah gradien tekanan merupakan laju perubahan tekanan karena perbedaan
jarak. Gaya gradien merupakan gaya yang bekerja dalam arah dari tekanan
lebih tinggi ketekanan yang lebih rendah.
3.1.3. Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energy mekanis dari
angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk
memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Energi Listrik
ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Turbin angina sederhana terdiri dari sebuah roda atau rotor yang dilengkapi
dengan baling-baling (propeller) atau sudu-sudu (blade). Balingbaling atau
sudu-sudu inilah yang berfungsi untuk menangkap energi angin sehingga
dapat membuat roda atau rotor turbin tersebut berputar. Energi putaran rotor
turbin kemudian diteruskan melalui batang penggerak (drive shaft) untuk
menjalankan generator listrik. Jadi, komponen- komponen utama pada
mesin pembangkit listrik tenaga angin adalah sebagai berikut.
o Rotor, yaitu komponen yang berfungsi untuk mengubah energy angin
menjadi energi gerak atau mekanik
o Batang penggerak, yaitu komponen yang berfungsi untuk meneruskan
energi gerak atau mekanik menjadi energi listrik
Biasanya, turbin angin yang digunakan untuk menggerakkan generator
listrik dilengkapi dengan komponen- komponen alat yang dapat
meningkatkan kecepatan sudut rotor. Sementara itu, alat pengatur kecepatan
merupakan alat yang dirancang sedemikian rupa untuk membuat putaran
turbin sesuai dengan spesifikasi generator listrik yang dipasang

3.2. Saran
Pada makalah ini penulis memberikan saran, sebagai berikut:

 Untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan kinerja dari turbin


pembangkit listrik tenaga angina, sebaiknya digunakan angin kelas 3 sampai
dengan kelas 8 agar energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik

 Pengembangan teknologi pembangkit listrik jenis energi angina terus perlu


dilakukan agar membantu kebutuhan energi, khususnya energi listrik

 Selain itu juga perlu terus dilakukan studi mengenai penggunaan energi angin
ini agar tercipta lebih banyak inovasi dan teknologi ini di serta agar penggunaan
energi angin terus mengalami penyempurnaan hinga menjadi lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

1. N. Budiastra, IA. Dwi Giriantari, Wyn. Artawijaya, Cok. Indra Partha


Pemanfaatan Energi Angin Sebagai Energi Alternatif Pembangkit Listrik Di
Nusa PenidaDan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Udayana
2. Ristek. 2012. Bantul Jadi Percontohan Energi Hibrid.
http://ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/10759 id. 6 Oktober
2013[19.00]

Anda mungkin juga menyukai