Disusun Oleh :
Abdullah /1141177005081
Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga saya mendapat
kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini dengan judul “ANGIN SEBAGAI
SUMBER ENERGI ALTERNATIF”. Ucapan terima kasih yang dalam tak
terhingga saya sampaikan kepada seluruh komponen yang memberikan bantuan
kepada saya sehingga makalah ini tersusun dengan baik. Ucapan terima kasih saya
terutama disampaikan kepada :
1. Bapak dan Ibu dosen dalam ruang lingkup Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universita Negeri Singaperbangsa Karawang yang telah
membimbing dalam pembuatan makalah ini
2. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan baik itu berupa moril
maupun materil
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada semua komponen yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa
membalasnya dengan yang lebih baik
Dalam penulisan makalah ini, saya sebagai penyusun tidak menutup
kemungkinan adanya kesalahan dan kekeliruan. Oleh sebab itu saya berharap
untuk diberi kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
bagus lagi kedepannya.
Atas perhatian dan partisipasinya penulis mengucapkan banyak – banyak
terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sehingga dapat
menambah pengetahuan bagi kita semua, khususnya bagi parapenerus bangsa
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energy
listrik
Kelebihan TASH
o Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di
tempat-tempat yang memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah
angin antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfir bumi.
Di sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan
angin meningkat sebesar 20%.
o Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter
sulit diangkut
o Diperkirakan besar biaya transportasi bisa mencapai 20% dari seluruh
biaya peralatan turbin angin.
o TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat
tinggi dan mahal serta para operator yang tampil.
o Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah
yang berat, gearbox, dan generator.
Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat
tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk
keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan tenaga
putaran yang berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah benda padat
melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir berputar.
Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang
lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah
bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga
yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan
obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa
menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya
kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau
mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara
turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energy
angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.
Kelebihan TSAV
o Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
o Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw.
o Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat
pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
o TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang
terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan
yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan
tinggi. Kekurangan TSAV
o Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH
karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar
o TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang
di elevasi yang lebih tinggi.
o Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan
energi untuk mulai berputar.
Energi yang dihasilkan oleh turbin angin dinyatakan sebagai berikut Energi
kinetik yang dihasilkan oleh benda yang bergerak adalah
dimana m adalah massa udara yang mengenai turbin angin, dan v adalah
kecepatan angin. Massa m tersebut dapat diturunkan dari persamaan berikut
dimana adalah densitas udara, A adalah luas daerah yang menyapu turbin angina
dan d adalah jarak yang ditempuh angin. Daya yang dihasilkan oleh turbin angina
(Pw) merupakan energi kinetik per detik yang dinyatakan oleh
Energi aktual yang diserap turbin angin tergantung dari efisiensi turbin angin yang
dinyatakan dalam Cp ( yang merupakan fungsi dari (perbandingan kecepatan
ujung: tip speed ratio) dan (sudut angguk: pitch angle). Sudut angguk adalah sudut
antara bilah turbin dengan sumbu longitudinal (horisontal). Sedangkan
perbandingan kecepatan ujung didefinisikan sebagai perbandingan antara
kecepatan rotor turbin dengan kecepatan angin, yang dinyatakan oleh persamaan
dimana ω adalah kecepatan sudut turbin angin, dan R adalah jari-jari turbin angin.
Sehingga daya aktual yang diserap turbin angin dinyatakan oleh
2.6.2. Kerugian
o Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan lading
angin merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek
energi angin. Hal ini dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus
ladang angin yang besar yang membutuhkan studi dampak lingkungan
yang luas
o Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah
lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan
sumber energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak
visual, derau suara, beberapa masalah ekologi, dan
keindahan
o Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik
Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas
lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk disembunyikan.
Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat digunakan untuk
keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk
setempat. Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan
pembangkit angin, penggunaan lahan untuk pembangkit angin dapat
mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat
pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan
mengenai tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan
pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat
3.1. Kesimpulan
Dari isi makalah ini penulis menyimpulkan :
3.1.1. Sejarah peggunaan energi angin adalah, energi angin telah lama dikenal dan
dimanfaatkan manusia. Sejak zaman dahulu, orang telah memanfaatkan
energi angin. Lebih dari 5.000 tahun yang lalu orang Mesir kuno
menggunakan angin untuk berlayar kapal di Sungai Nil. Kemudian, orang-
orang membangun kincir angina untuk menggiling gandum dan biji-bijian
lainnya. Kekurangan minyak pada 1970-an mengubah gambaran mengenai
energi untuk negara dan dunia. Ini menciptakan suatu kepentingan sumber
energi alternative baru, membuka jalan bagi masuknya kembali kincir angin
untuk menghasilkan listrik. Pada awal 1980-an energy angin menjadi sangat
luar biasa di California, sebagian besar karena kebijakan negara yang
mendorong sumber energy terbarukan. Dukungan untuk pembangunan
angin telah menyebar ke negara lain .
3.1.2. Proses terbentuknya energi angin adalah, karena adanya angina Angin
disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas
permukaan bumi. Udara yang lebih panas akan mengembang menjadi
ringan dan bergerak naik ke atas, sedangkan udara yang lebih dingin akan
lebih berat dan bergerak menempati daerah tersebut. Perbedaan tekanan
atmosfer pada suatu daerah yang disebabkan oleh perbedaan temperatur
akan menghasilkan sebuah gaya. Perbedaan dalam tekanan dinyatakan dalan
istilah gradien tekanan merupakan laju perubahan tekanan karena perbedaan
jarak. Gaya gradien merupakan gaya yang bekerja dalam arah dari tekanan
lebih tinggi ketekanan yang lebih rendah.
3.1.3. Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energy mekanis dari
angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk
memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Energi Listrik
ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Turbin angina sederhana terdiri dari sebuah roda atau rotor yang dilengkapi
dengan baling-baling (propeller) atau sudu-sudu (blade). Balingbaling atau
sudu-sudu inilah yang berfungsi untuk menangkap energi angin sehingga
dapat membuat roda atau rotor turbin tersebut berputar. Energi putaran rotor
turbin kemudian diteruskan melalui batang penggerak (drive shaft) untuk
menjalankan generator listrik. Jadi, komponen- komponen utama pada
mesin pembangkit listrik tenaga angin adalah sebagai berikut.
o Rotor, yaitu komponen yang berfungsi untuk mengubah energy angin
menjadi energi gerak atau mekanik
o Batang penggerak, yaitu komponen yang berfungsi untuk meneruskan
energi gerak atau mekanik menjadi energi listrik
Biasanya, turbin angin yang digunakan untuk menggerakkan generator
listrik dilengkapi dengan komponen- komponen alat yang dapat
meningkatkan kecepatan sudut rotor. Sementara itu, alat pengatur kecepatan
merupakan alat yang dirancang sedemikian rupa untuk membuat putaran
turbin sesuai dengan spesifikasi generator listrik yang dipasang
3.2. Saran
Pada makalah ini penulis memberikan saran, sebagai berikut:
Selain itu juga perlu terus dilakukan studi mengenai penggunaan energi angin
ini agar tercipta lebih banyak inovasi dan teknologi ini di serta agar penggunaan
energi angin terus mengalami penyempurnaan hinga menjadi lebih baik
DAFTAR PUSTAKA