Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PENGGERAK KEMUDI

STEERING GEAR
INTRODUKSI STEERING GEAR.

 Untuk menentukan gerakan daun kemudi dan merespon isyarat dari ruang pengemudian
dengan tujuan menjamin kontrol kapal dan kualitas manuver.
 Sistem steering gear terdiri dan tiga tahap yaitu tahap perlengkapan kontrol untuk
memindahkan suatu isyarat dan sudut kemudi yang diinginkan dalam ruang pengemudian,
dan kerja dari unit-unit tenaga serta sistem transmisi sampai pada sudut yang diinginkan
tercapai. Tahap berikutnya yaitu unit tenaga memberikan kekuatan atau gaya apabila
membutuhkan, dan dengan pengaruh penghantar untuk menggerakkan kemudi menuju sudut
yang diinginkan dan tahap terakhir sistem transmisi disini dimaksudkan agar gerakan daun
kemudi tercapai.
 Steering gear digunakan untuk mengontrol kedudukan daun kemudi dan kualitas manuver
kapal.
 Steering gear menghubungkan gerakan mesin kemudi dengan gerakan daun kemudi.

PERSYARATAN STEERING GEAR

Menurut SOLAS 1974 dan Biro klasifikasi sebagai berikut:

 Semua kapal harus dilengkapi steering gear utama dan steering gear bantu, dimana dalam
pengoperasian tidak saling mengganggu apabila salah satu mengalami kerusakan. Steering
gear utama bila dilengkapi dua buah unit tenaga yang sama maka steering gear bantu tidak
dipenlukan lagi, tetapi bila salah satu sistem pipa dan kedua unit tenaga tersebut mengalami
kerusakan maka steering gear harus mampu mengendalikan.
 Steering gear utama harus mampu mengendalikan kapal pada kecepatan maksimum, dapat
o o
memutar kemudi pada posisi satu 35 menuju ke posisi sisi lain pada 30 dalam waktu
maksimum 28 detik.
 Steering gear bantu harus mampu bertahan dalam pengoperasian dan mengarahkan kemudi
o o
pada satu sisi 15 menuju ke sisi lain dengan sudut 15 dalam waktu 60 detik, pada 50%
kecepatan maksimum atau 7 knot.
 Pengoperasian unit-unit tenaga steering gear utama dan bantu harus dapat dioperasikan dari
anjungan navigasi, dan kegagalan salah satu unit harus dapat dikontrol dengan alarm atau
visual, serta harus dapat bekerja lagi secara otomatis apabila sudah diperbaiki.
 Steering gear kontrol harus dipasang pada anjungan navigasi dan ruang steering gear. Untuk
steering gear utama bila unit-unit tenaga lebih dari satu maka masing-masing harus dipasang
steering gear kontrol yang dapat dioperasikan dianjungan.
 Sistem tenaga hidrolis harus dirancang sedemikian rupa untuk memelihara kebersihan cairan
hidrolik, dan dilengkapi alarm permukaan rendah pada cairan secara suara atau visual, juga
tangki yang diatur sedemikian rupa sehingga sistem hidrolik dapat diketahui kondisi kosong
atau mengisi, dan kapasitas tangki harus cukup, minimal satu kali tenaga untuk sistem kerja.
 Untuk diameter poros kemudi lebih dan 230 mili pada daerah tiller diperlukan tenaga
alternatif yang mampu mengisi tenaga yang disediakan selama 45 second dan harus mengisi
unit tenaga pada sistem kontrol dan sudut indikator. Kapasitas tenaga selama 30 menit untuk
kapal ukuran diatas atau sama 10.000 GT, dan 10 menit diluar kapal ini.

PERSYARATAN MESIN STEERING DAN CONTROL GEAR

 Mesin steering harus dapat distart oleh roda kemudi dari stasiun kontrol utama dan standby.
 Mesin steering harus dapat berputar balik sehingga mesin dapat memutar kemudi dalam
kedua arah.
 Arah putaran mesin steering harus sesuai dengan arah putaran kemudi dimana roda kemudi
diputar. Bila roda kemudi berhenti mesin steering juga berhenti dan kemudi pada posisi
sesuai dengan indikator kemudi.
 Mesin steering harus menggerakkan kontrol gear dan kemudi secara cepat dalam arah yang
diinginkan segera petugas roda kemudi memulai memutar roda kemudi sehingga menjamin
tidak berhentinya kontrol kapal.
 Mesin steering harus berhenti/stop secara otomatis bila kemudi mencapai pada posisi
terluarnya, untuk mencegah kerusakan dari steering gear.
 Kecepatan kemudi yang diputar harus sesuai dengan roda kemudi yang diputar, sehingga
keinginan manuver dengan cepat dapat dicapai.
 Mesin steering harus bekerja dengan tenang dan tidak menimbulkan getaran pada badan
kapal, dan tidak menimbulkan gangguan terhadap kondisi kehidupan ABK dan penumpang.

KOMPONEN STEERING GEAR.

Daun kemudi atau rudder,

 gaya-gaya hidrodinamikanya digunakan untuk mengubah arah gerakan kapal.


Arah gerakan kapal pada hal ini ada 3 tahap yaitu tahap pertama akibat gaya-
gaya normal yang bekerja pada daun kemudi dan momen gaya ini terhadap
titik berat kapal. Pada tahap kedua perputaran arah kapal dipengaruhi
disamping momen gaya normal terhadap titik berat kapal dan momen gaya
tahanan terhadap titik berat kapal. Untuk tahap yang ketiga disebabkan oleh
momen tahanan kapal terhadap titik berat, karena titik tangkap tahanan
bergeser posisinya. Daun kemudi, dimana gaya yang bekerja pada daun
digunakan untuk mengubah arah gerakan kapal (tergantung pada bentuk
geometri daun).
 Geometris daun kemudi ditinjau dari luas daun terhadap sumbu poros putar,
dikenal 3 macam yaitu simple rudder, semi balance rudder dan balance
rudder. Bila ditinjau dari peletakan daun dikenal kemudi meletak, kemudi
semi menggantung dan kemudi menggantung. Jika ditinjau dari konstruksinya
dikenal kemudi dengan konstruksi single plate atau flat dan double plate yang
bentuk penampangnya hidrofoil.

Gambar 4.1 Daun kemudi.

 Luas daun kemudi dipengaruhi oleh ukuran kapal terutama panjang, lebar dan sarat kapal.

Atau dapat ditulis dengan rumus A = atau prosentase dari perkalian L dan T tergantung pada
tipe kapal dan kecepatan. Luas daun yang dibalansir harus lebih kecil atau sama dengan 23%
luas dan rumus diatas.
 Lebar daun yang dibalansir harus lebih kecil 35% dari lebar daun.
 Perbandingan tinggi dan lebar daun tergantung pada tipe kapal, jumlah propeller dan jumlah
kemudi (1.8 – 2.4).

Tongkat kemudi

 merupakan bagian dari daun kemudi yang menerima beban lentur dan puntiran. Diameter
tongkat kemudi tergantung dari luas daun, jarak titik berat luas daun terhadap sumbu putar
daun dan kecepatan kapal.
 Gaya hidrodinamika yang bekerja pada penampang daun kemudi dalam aliran air pada
2 2
kecepatan V dapat dihitung dengan rumus gaya normal (Pn) = k /g  A  V  sin . Dan
o o
letak titik tangkap gaya normal berada pada : untuk  = 10 maka 1/b = 0.34 dan  = 35
maka l/b = 0.43 – 0.46. Besarnya momen torsi = Pn  (x – a) ; dimana x adalah jarak titik
tangkap gaya normal sampai pada ujung depan daun kemudi dan a adalah jarak sumbu putar
daun kemudi ke ujung depan daun kemudi atau (x – a) merupakan jarak titik tangkap gaya
3
normal ke sumbu putar daun kemudi. Momen torsi nominal 6  DT /1000.
GAMBAR 4.2 GAYA HIDRODINAMIKA.

Mesin steering.

 Mesin steering adalah penggerak streering gear, sedangkan steering gear


instalasi yang menghubungkan rudder dengan mesin. Mesin kemudi terdiri
dari gigi-gigi atau gear, dan mesin penggerak yang cocok dimana bekerjanya
tenaga steering gear; untuk memutar ke kanan/ke kiri dan menahan daun
kemudi; dan menentukan posisinya.

Tiller atau kuadran

 Perlengkapan yang menghubungkan poros daun kemudi dengan steering gear.

Kontrol steering gear.

 Perlengkapan yang menghubungkan mesin steering ke pusat kontrol kapal


yang berada dianjungan atau di ruang steering gear. Kontrol gear pada mesin
kemudi yang menghubungkan pusat-pusat kontrol di kapal untuk mengontrol
kecepatan dan arah putaran daun kemudi. Teledinamik transmisi dapat berupa
hidrolik atau elektrik atau elektrohidrolik.

Sumber tenaga.

 Sumber tenaga penggerak steering gear dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu


menggunakan tangan untuk kapal-kapal kecil, penggerak uap yang dijumpai
pada kapal-kapal uap kuno kecuali pada kapal tanker yang diperlengkapi
dengan boiler bantu, kebaikan digunakan pada kapal tanker karena resiko
kebakaran rendah dan karena uap dapat dipakai sebagai media pemadam
kebakaran atau digunakan untuk pembersih tangki minyak.
 Macam penggerak yang lain adalah dengan listnik atau hidrolik.
PERHITUNGAN SISTEM KEMUDI KAPAL

 Ukuran Utama Kapal

L : 24 Meter

B :4 Meter

H :2,4 Meter

T :1,8 Meter

 Kecepatan Dinas : 12,4 Knot

Perhitungan Ukuran Daun Kemudi


Perhitungan Luas Daun Kemudu Menurut BKI 2012 Vol. II hal. 14.1

A = C1 x C2 x C3 x C4 x 1,75 x L x T / 100

A =L x T / 100 x 1 + 25 [B/L]2
A =24 x 2,4 / 100 x 1 + 25 [4/24]2
= 0.9072

A = Luas daun kemudi ( m2 )


L = Panjang Kapal = 24 m
C1 = Faktor untuk type kapal = 1.00
C2 = Faktor untuk type kemudi = 1,0 untuk High Life Rudder
C3 = Faktor untuk profil kemudi = 0,8 ( Hallow )
C4 = Faktor untuk rancangan kemudi = 1,5 untuk kemudi dengan jet

PERHITUNGAN DAUN KEMUDI

A. PERHITUNGAN UKURAN DAUN KEMUDI

1). Luas daun kemudi

A = ((T x Lbp/100) + (25 (B /Lbp ))


= 4.599 m
2). Tinggi maksimum daun kemudi
h maks = 2/3 x T
= 1.2 m
3). Lebar daun kemudi
= A / h maks
= 3.832 m

PERHITUNGAN GAYA KEMUDI

Kr = 11.f.(c.V)2.sin2a (kg)
f = Luas daun kemudi yang tenggelam (m 2)

c = Konstanta screw vessel


V = Kecepatan kapal (m/dt) = 6.37856
a = Besar sudut yang ditempuh

MAKA :
Kr = 11.f.(c.V)2.sin2a (kg)
= 416.57

 Momen Puntir Pada Kemudi

T = P (x-a)
Untuk nilai (x-a) = 0,10b
Koevisien relative kecepatan Air = 1,15 V

Gaya normal yang bekerja

P = 15,6A (v)2 x sin a

Nilai X = b(0.195 + 0,0305 sin 30) sudut daun kemudi terhadap air
Maka dibutuhkan kecepatan kemudi yakni 70 derajat

PERHITUNGAN DAYA MOTOR KEMUDI

KV.V
N= (HP)
75.h
KV = Gaya kemudi (Ton)
= 0.41657
V = Kecepatan kapal (m/dt)
= 6.37856
h = Efesiensi motor (0,4 ~ 0,9)
= 0.9 (Motor baru)

KV.V
N= (HP)
75.h

= 0.04 HP
= 0.03 KW

Maka jenis atau type kemudi yang digunakan adalah :

Single Ram hidro1ic steering gear, menghasilkan momen torsi 120 - 650 Nm. Peralatan tiller
pompa bantu, motor listrik sebagai penggerak pompa, dilengkapi
oleh satu tangki replenishing dan katup relief untuk menunjang kelayakan system kemudi.
Keterangan Warna :

Coklat : Tangki
Kuning : Instalasi Pipa
Kuning Kotak : Filter
Merah : Pompa Hidrolik
Coklat Lingkaran : Check Valve
Biru Kotak : Relief Valve
Abu abu : Press Gauge
Biru : Directional Control Valve

Anda mungkin juga menyukai