Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia maritime saat ini, persaingan dalam jasa angkutan laut
sangat keras sehingga perusahaan pelayaran sangat mengutamakan pelayaran
yang baik dan memuaskan. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah
dengan menjaga keamanan, ketepatan dan penghematan dalam pelayaran.
Dalam memenuhi kebutuhan armada pelayaran maka kapal harus dalam
kondisi baik. Terutama dalam perawatan secara berkala terhadap steering
gear, adapun penjelasan tentang steering gear adalah suatu sistem yang
mengubah suatu arah pergerakan kapal. Sistem kemudi kapal / plat yang
terletak di belakang kapal dan menggunakan sistem hidrolik untuk
menggerakkan daun kemudi kekanan dan kekiri, penelitian ini menjelaskan
tentang analisa sistem kontrol steering gear hidrolik 1 rudder. Hidrolik adalah
teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan gerakan segaris
atau putaran, sistem ini berkerja berdasarkan prinsip jika suatu zat cair dikenakan
tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau
berkurang kekuatannya.
Dalam kondisi operasional sering terjadi sistem kontrol steering gear
kapal mengalami problem. Hal tersebut, dapat menimbulkan sesuatu yang
sangat bermasalah, apabila tidak dilakukan penanganan yang sesuai dengan
jenis problem yang terjadi. Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan
valve yang membuka dan menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan
aliran dari fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah,
Pressure control valve tipe pilot yaitu bekerja, Oleh karena itu, diangkatlah
sebuah sea project berupa studi kasus yang berjudul Analisa Kebocoran
Pompa Hidrolik Steering Gear Dengan 1 Rudder.
Adapun yang dimaksud analisa tersebut merupakan proses
troubleshooting yang berupa pengambilan data mekanisme pada peralatan
kebocoran pompa hidrolik steering gear pada kapal

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan untuk


menyusun permasalahan, tahapan dari beberapa tahapan untuk membuat
sebuah karya ilmiah penelitian atau lainnya. Rumusan masalah memiliki
posisi yang sangat penting di dalam kegiatan sebuah penelitian. Apabila
sebuah penelitian tidak ada maka penelitian yang nantinya dilakukan akan
sia-sia, karena nantinya akan bingung apa saja yang perlu dilakukan dalam
penelitianya. maka terlebih dahulu menentukan pokok masalah yang terjadi.
Untuk selanjutnya merumuskan menjadi perumusan masalahguna
memudahkan dalam pembahasan bab-bab berikutnya. Sedangkan perumusan
masalahnya di susun berupa pertanyaan-pertanyaan, pembahasan yang
memerlukan jawaban dan solusi pemecahnya, permasalahan penelitian ini :
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa hidrolik
steering gear ?
2. Dampak yang dapat terjadi apabila pompa hidrolik mengalami kebocoran?
3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja pada
sistem hidrolik di kapal MT. Pelita Energi ?

C. TUJUAN PENILITIAN

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Tujuan Akademik
a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan program D.IV
jurusan teknika di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, dan Menjamin
mutu pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten,
berakhlak, profesional, bertanggungjawab, mampu mengembangkan diri
dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.
b. Mengenalkan praktek kerja di kapal bagi taruna agar dapat memahami
tentang Analisa Sistem Kebocoran Pompa Hidrolik Steering Gear
Dengan 1 Rudder.
2. Tujuan Ilmiah
Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah akan
mempermudah dalam praktek berlayar.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian pada masalah steering gear yang terjadi di


kapal dapat di jelaskan secara rinci sehingga menghasilkan jawaban dari
permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu hasil dari permasalahan tersebut
dapat menjadi suatu wacana kedepan untuk meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan penulis dan pembaca, pada umumnya dalam
melakukan perawatan secara berkala terhadap steering gear di kapal.
Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan valve yang membuka dan
menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan aliran dari fluida by pass
dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, Pressure control valve tipe
pilot yaitu bekerja secara otomatis oleh tekanan hidrolik. Pilot oil ditahan
oleh spring yang biasanya di adjust
BAB II
LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi tentang pengertian sistem kontrol steering gear, di
karenakan akan pentingnya sistem control tersebut sehingga harus dilakukan
secara kerja steering gear, serta komponen yang berhubungan dengan
steering gear adalah sebagai berikut :
Menurut Nicholas Weinsten (2007 : 353 ) pada buku marine auxiliary
machinery and systems, hydrolic steering gear dibedakan pada setiap rincian,
operasi yang tidak berisik, ukuran yang kecil yang berhubungan dengan
tekanan yang tinggi, pergerakan yang halus, ketergantungan dan kemampuan
untuk mengoperasikan di dalam berbagai cuaca (iklim).

1. Pengertian dari steering gear


Steering gear adalah suatu mesin/pesawat yang menggunakan sistem
hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi kapal. Sifat dari sistem
hidrolik yang tidak berisik (silent operation), gerakan mulus, mampu
berkerja pada berbagai cuaca Sangat cocok untuk di gerakkan pada
steering gear kapal. Mesin hidrolik tangan (manual), digunakan pada non
propeller barges (tongkang tidak bermesin ), dan juga dipakai pada kapal-
kapal bertonase rendah serta di pakai untuk stand-by bagi mesin hidrolik
yang bertenaga mesin. Sistem hidrolik adalah teknologi yang
memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan suatu gerakan
segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip jika zat cair di
kenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan
tidak bertambah atau berkurang kekuatannya Hukum Achimides.

2. Fungsi dari steering gear


Fungsi dari sterring gear adalah untuk mengubah arah penggerak suatu
kapal. Sistem kemudi kapal berupa daun atau plat yang terletak di
belakang kapal dan menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan
daun kemudi ke kanan dan ke kiri, penelitian ini menjelaskan tentang kerja
sistem hidrolik steering gear pada kemudi kapal. Dan adapun pentingnya
dari sistem ini adalah untuk menjaga pengoperasian kapal tetap berjalan
lancar ketika kapal melakukan pergerakan dari titik awal menuju ketitik
akhir dari sebuah pelabuhan. Sistem hidrolik ini mempunyai banyak
keunggulan dibandingkan jika menggunakan sistem mekanikal. Adapun
keuntungannya adalah dapat menyalurkan torsi dan gaya yang besar,
pencegahan over load tidak sulit, kontrol gaya pengoperasian mudah dan
cepat, pergantian kecepatan lebih mudah dan cepat, getaran yang di
timbulkan relative lebih kecil dan daya tahan lebih lama.
Namun sitem hidrolik ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu
peka terhadap kebocoran, peka terhadap perubahan suhu, kadang
kecepatan kerja berubah dan kerja sistem saluran tidak sederhana.
Adapun kontruksi dari steering gear hidrolik adalah :
a. Wheel pump
b. Shut of valve
c. Non return valve
d. Solenoid valve
e. Pompa hidrolik
f. Silinder
g. Tiller
h. Base plate
i. By pass valve
j. Fleksibel plate
k. Sistem hidrolik
Sedangkan pada sistem hidrolik sendiri adalah :
a. Oil reservoir
b. Return filter
c. Solenoid valve
d. Oil lock
e. Relief valve
f. Shut of valve
g. Distributor
h. Throttle valve
i. Shock valve
Sistem hidrolik memiliki banyak kelebihan sebagai sumber kekuatan untuk
melakukan berbagai variasi pengoperasian, kelebihan sistem hidrolik antara
lain :
a. Bila dibandingkan dengan metode tenaga mekanik yang mempunyai
kelemahan pada penempatan posisi tenaga transmisinya. Lain halnya
dengan tenaga hidrolik saluran-saluran tenaga hidrolik dapat di
tempatkan pada setiap tempat. Tanpa menghiraukan posisi poros
terhadap transmisi tenaganya seperti pada sistem tenaga mekanik.
Tenaga hidrolik lebih fleksibel dalam segi penempatan tranmisi
tenaganya.
b. Dalam sistem hidrolik, gaya yang sangat kecil dapat digunakan untuk
menggerakkan atau mengangkat beban yang sangat berat dengan cara
mengubah sistem perbandingan luas penampang silinder. Hal ini tidak
lain adalah karena kemampuan komponen-komponen hidrolik pada
kecepatan dan tekanan yang sangat tinggi.
c. Beban dengan mudah di kontrol memakai katup pengatur tekanan (relief
valve). Karena apabila beban lebih, tidak segera di atasi akan merusak
komponen-komponen itu sendiri. Ketika beban melebihi dari
kemampuan penyetelan katupnya, pemompaan langsung dihantarkan ke
tangki dengan batas-batas tertentu terhadap gayanya.
d. Dengan sistem hidrolik, begitu pompa tidak mampu mengangkat, maka
beban berhenti dan dapat dikunci pada posisi mana saja. Hidrolik adalah
teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan
gerakan segaris atau putaran Lain halnya dengan motor listrik dalam
keadaan jalan tiba-tiba di paksa untuk berhenti.
e. Dengan sistem hidrolik menggunakan minyak mineral sebagai media
pemindah gayanya. Pada sistem ini bagian-bagian yang bergesekan
terselimuti oleh lapisan minyak (oli). Sehingga pada bagian-bagian
tersebut dengan sendirinya akan terlumasi, sistem inilah yang akan
mengurangi angka gesekan.
f. Sedikit perawatan
g. Mudah dalam pemasangan
h. Ringan
i. Tidak berisik
Sedangkan dari sistem hidrolik juga mempunyai kekurangan tersendiri yang
berupa :
a. Apabila terjadi kebocoran, akan mengotori sistem, sehingga sistem
hidrolik jarang digunakan pada industry makanan maupun obat-obatan.
b. Harganya mahal karena menggunakan fluida cairan yang berupa oli.

3. Perawatan dan test terhadap steering gear


Menurut Anthony F. Molland (2007 : 461) dalam buku the maritime
engineering reference book a guile to ship design, construction and
operation. Steering gear testing dilakukan sebelum keberangkatan kapal
dari pelabuhan setiap perangkat kemudi harus diuji untuk memastikan
operasi sangat memuasakan. Tes ini harus mencangkup :
a. Operasi dari perangkat kemudi pertama
b. Operasi dari steering gear tambahan atau penggunaan pompa kedua
yang bertindak sebagai pembantu.
c. Pengoperasian remote control (telemotor) sistem atau sistem dari
posisi jembatan kemudi utama.
d. Pengoperasian perangkat kemudi menggunakan power supply darurat
untuk memastikan kesiapan fungsi kemudi dalam keadaan emergency.
e. Indicator sudut kemudi membaca sehubungan dengan sudut kemudi
yang sebenarnya harus di periksa.
f. Alarm di pasang ke sistem remot kontrol dan unit tenaga perangkat
kemudi harus diperiksa untuk operasi yang benar.
Selama test ini, kemudi harus dipindahkan melalui perjalanan penuh
di kedua arah dan berbagai item peralatan, keterkaitan, dll. Secara
langsung diperiksa untuk kerusakan atau keausannya.

4. Komponen sistem hidrolik steering gear


Menurut D. A. Taylor,MSc, BSc, CENG, FIMarE, FRINA (2007 : 210-
223) dalam buku introduction di marine engineering steering
menyediakan pergerakan dari daun kemudi (rudder) yang dikirim melalui
signal dari anjungan (bridge). Dalam hal ini akan di jelaskan mengenai
komponen yang berkaitan dengan sistem hidrolik yaitu :

a. Pompa
Pompa hidrolik berfungsi seperti jantung dalam tubuh manusia sebagai
pompa darah. Pompa hidrolik merupakan komponen dari sistem
hidrolik yang membuat oli mengalir atau pompa hidrolik sebagai
sumber tenaga yang mengubah tenaga mekanis menjadi hidrolik.
Dalam pompa terdapat dua klasifikasi sebagai berikut :
1) Positive displacement pump yaitu memiliki lubang masuk dan keluar
yang disekat di dalam pompa. Sehingga pompa jenis ini dapat
bekerja dengan tekanan yang sangat tinggi dan harus dipoteksi
terhadap teknanan yang berlebihan dengan menggunakan pressure
relief valve. Jika tekanan yang diberikan terhadap positive
displacement pump itu rendah maka akan sulit untuk berkerja dengan
maksimal.
2) Non positive relief pump yaitu mempunyai penyekat antara lubang
masuk dan lubang keluar, sehingga cairan dapat mengalir di dalam
pompa apabila ada tekanan.
3) Variable displacement pump yaitu mempunyai ruang pompa dengan
volume bervariasi, out putnya dapat diubah dengan cara merubah
displacement.
4) Fixed displacement pump yaitu mempunyai sebuah ruang pompa
dengan volume tetap out put-nya hanya bias di ubah dengan cara
mengubah kecepatan kerja.

b. Tangki hidrolik
Tangki hidrolik sebagai tempat oli untuk digunakan pada sistem
hidrolik. Oli panas yang di kembalikan dari sistem didinginkan
dengan cara menyebarakan panasnya. Dan menggunakan oil cooler
sebagai pendingin oli, kemudian kembali kedalam tamgki. Gelembung
udara dari oli mengisi ruangan diatas permukaan oli. Untuk
mempertahankan kondisi oli selama mesin operasi, dilengkapi dengan
saringan yang bertujuan agar kotoran tidak kembali ke tangki. Tangki
hidrolik di klasifikasikan sebagai vented type reservoir atau pressure
reservoir, dengan adanya tekanan di dalam tangki, masuknya debu dari
udara akan berkurang dan oli akan didesak masuk kedalam pompa

c. Pressure control valve


Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan valve yang membuka
dan menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan aliran dari fluida
by pass dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, Pressure
control valve tipe pilot yaitu bekerja secara otomatis oleh tekanan
hidrolik. Pilot oil ditahan oleh spring yang biasanya di adjust. Semakin
besar tegangan spring, maka semakin besar pula tekanan fluida yang
dibutuhkan untuk menggerakkan valve.

d. Directional control valve


Aliran fluida hidrolik dapat di control dengan menggunakan valve yang
hanya memberikan satu arah aliran. Valve ini sering dinamakan dengan
check valve. Valve ini terdiri dari bagian yang menjadi satu block atau
terpisah. Saluran pilot pressure ini akan menyambung atau memutuskan
valve, tergantung dari jenis valve ini termasuk normally close atau
normally open.

e. Spring berfungsi untuk mengkordinasikan valve dalam posisi normal.


Jika tekanan sudah pada di isi flow slide valve, saluran pilot akan
menekan dan valve akan terbuka. Ketika pressure sudah turun kembali
maka spring akan mengembalikan ke posisi semula dibantu pilot line
pada sisi satunya sehingga aliran akan terputus.

f. Simbol pengkordinasi zat cair


Pengkordinasian oli bisa dilakukan dengan berbagai cara, biasanya
berupa filter, pemanas dan pendingin.
Ada 2 jenis saringan yang di pakai yaitu :
1) Strainer
Terbuat dari saringan kawat yang berukuran halus. Saringan ini
hanya memisahkan partikel-partikel kasar yang ada di dalam oli.
Saringan ini biasanya di pasang didalam reservoir tank pada
saluran masuk ke pompa.
2) Filter
Terbuat dari saringan kawat khusus. Saringan ini memisahkan
partikel-partikel halus yang ada pada oli. Saringan ini biasanya
terdapat pada saluran balik ke reservoir tank.
Tugas hidrolik oil filter adalah menepis kotoran, partikel logam dan
sebgainya.
Kotoran dapat menyebabkan cepat terjadinya kehausan oil pump
hidrolic cylinder dan valve.
Saringan filter yang halus akan menjadi buntu secara berangsur-
amgsur sejalan dengan jam operasi mesin, maka elemennya perlu
diganti secara berkala. Dilengkapi dengan by pas valve sehingga
bilsa filter buntu, oli dapat mencegah terjadinya tekanan yang
berlebihan dan kerusakan pada sistem tersebut. Sehingga kerja dari
filter tersebut tidak perlu di bebani

g. Silinder hidrolik
Silinder hidrolik merubah tenaga zat cair menjadi tenaga mekanik.
Fluida yang tertekan, menekan isi piston silinder untuk menggerakkan
beberapa pergerakan mekanis. Single acting adalah silinder yang hanya
mempunyai satu porf, sehingga fluida bertekanan hanya masuk
melalaui satu saluran, dan menekan ke satu arah. Silinder ini untuk
gerakan membalik dengan cara membuka valve atau karena gaya
gravitasi atau juga kurang spring. Double acting silinder mempunyai
port pada tiap bagian segingga fluida bertekanan bisa masuk melalaui
kedua bagian sehingga bisa melakukan dua gerakan piston. Kecepatan
gerakan silinder tergantung pada fluid flow rate dan juga volume piston.
Cycle time adalah waktu yang dibutuhkan oleh silinder hidrolik untuk
yang sama sangat penting dalam mendiagnosa problem hidrolik.

h. Akumulator
Akumulator berfungsi sebagai peredam kejut dalam sistem. Biasanya
akumulator terpasang terpasang pararel dengan pompa dan komponen
lainnya. Akumulator menyediakan sedikit aliran dalam kondisi darurat
pada sistem sreering. Menjaga tekanan konstan dengan kata lain
sebagai pressure damper, umumnya pada sistem hidrolik modern
digunakan akumulator dengan tipe gas. Penjagaan tekanan constant
bertujuan untuk mencegah kerusakan pada akumulator dalam sistem
peredam kejut serta komponen didalamnya.

I. Flow control mechanic


Ada kalanya sistem hidrolik membutuhkan penurunan laju aliran atau
menurunkan tekanan oli pada beberapa titik dalam sistem. Hal ini bisa
dilakukan dengan memasang restrictor.
j. Flow control valve
Fungsi katup pengontrol aliran adalah untuk mengontrol arah dari
gerakan silinder hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau
memutuskan aliran oli. Yang bertujuan untuk mencegah teknan yang
berlebihan terhadap katup pengontrol tersebut. Flow control valve dua
posisi biasanya digunakan untuk mengatur aliran ke actuator akan
seimbang (balance).

k. Pressure relief valve


Pressure relief valve membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit
hidrolik, dengan membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit hidrolik,
dengan membtasi tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit
dari tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit dari tekanan
maksimum pada komponen dalam sirkuit dan luar sirkuit dari teknanan
yang berlebihan dan kerusakan komponen Saat pressure relief valve terbuka, oli
bertekanan tinggi di kembalikan
ke reservoir pada tekanan rendah. Pressure relief valve biasanya
terletak di dalam directional control valve.

4. Prinsip kerja control Hidrolik


Dalam prinsip kerja sistem control hidrolik terdapat cara kerja sistem
control hidrolik yaitu sebagai berikut :
a. Tekanan hidrolik menggunakan pompa di dalam tangki hidrolik yang
di gerakkan oleh sebuah motor yang terpasang vertical di atas tangki
hidrolik
b. Minyak hidrolik yang berada pada pressure control valve dapat diatur
secara manual oleh sebuah hand control valve, berfungsi mengtur
dengan tangan terhadap posisi hidrolik silinder maju dan mundur,
apabila sistem otomatis maju mundur tidak bisa bekerja lagi atau
rusak.
c. Minyak hidrolik dapat di sirkulasikan secara otomatis dan teratur oleh
pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui sebuah
oil cooler kemudian disaring oleh filter. Minyak hidrolik harus tetap
bersih dan tidak berkurang.
d. Minyak hidrolik didorong oleh radial piston pump melalui sebuah
check valve yang befungsi agar minyak hidrolik tidak kembali ke
pompa pengisap menuju ke pressure control valve.
e. Tekanan minyak dalam pressure control valve di gabung dengan
sebuah solenoid unloading valve yang di pasang diatas manifold block
mendapat perintah dari relay control untuk membuka katupnya pada
saat beban screw press turun, sehingga sumbu silinder dapat maju
mundur sesuai dengan beban yang di set pada relay control yang dapat
mendeteksi ampere screw press melalui control yang terpasang di
dalam kotak stater, sehingga bisa diketahui nilai tekanannya.
f. Silinder hidrolik mempunyai dua jalur sambungan, satu di depan dan
satu di belakang. Tekanan minyak yang masuk ke jalur depan, sumbu
hidroliknya maju.
g. Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor
berhenti, harus di pasang akumulator. Tanpa akumulator sistem
hidrolik tersebut, tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa
hidrolik tetap kerja.
h. Untuk menambah atau berkurang tekanan hidrolik dapat di buka
dengan cara memutar baut yang terdapat di pressure control valve
secara perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar. Untuk mengetahui
besarnya tekanan minyak dapat melihat petunjuknya pada pressure
gauge. Pressure control valve dan solenoid unloading valve berfungsi
untuk mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder, dan shut off valve
berfungsi untuk mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder, dan shut
off valve yang berfungsi untuk menutup tekanan hidrolik pressure
geuge.
i. Pengoperasian sistem control hidrolik diatas, jika menghendaki elektro
motor hidrolik dapat berhenti pada tekanan kerja tertentu dan berjalan
kembali apabila tekanan kerja berkurang, maka untuk itu harus di
pasang pressure switch.
j. Dengan menggunakan pressure switch akumulator dalam sistem
control hidrolik ini supaya elektrik motor dan pompa hidrolik dapat
berhenti sejenak karena sangatlah tidak efisien apabila biaya
perawatannya mahal dan tidak memperoleh hasil yang setimpal
dengan yang diharapkan.
k. Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik di dalam tangki dapat di
lihat pada fluid level gauge.

D. Jenis-jenis steering gear di kapal


a. Mesin kemudi kapal uap ( CHAIN and ROD steering gear )
Pada kapal-kapal kecil kemudi rantai boleh jadi masih digunakan. Mesin
kemudi dengan tenaga uap mungkin sudah sangat jarang ditemui.
Pengemudian kapal dengan menggunakan mesin kemudi jenis ini mulai
ditinggalkan karena proses pengemudian kapalnya sangat lambat.
Terutama setelah ada peraturan dari IMO bahwa pengemudian kapal dari
cikar kanan ke cikar kiri atau sebaliknya harus dapat dilakukan dalam
waktu tidak lebih dari 30 detik pada saat kapal maju dalam kecepatan
penuh.
b. Mesin kemudi hidrolik
Kemudi jenis ini mengunakan tenaga hidrolik (oli) yang dapat
dipompakan dari anjungan sampai ke kamar mesin kemudi di bawah.
Adanya gerakan dari peralatan transmiter di anjungan (misalnya dengan
memutar roda kemudi) maka minyak hidrolik pada pipa penghubung
akan ditekan dan diteruskan ke receiver silinder di ruang mesin kemudi
dan setara dengan itu maka akan menggerakkan daun kemudi kearah
sebagaimana yang di perintahkan dari anjungan.
c. Mesin kemudi elektro hidrolik
Pada umumnya sistem ini menggunakan dua motor dengan satu set
pompa. Namun tidak jarang kapal dengan menggunakan dua pompa
hidrrolik, sehingga kerja dari mesin kemudi menjadi dua kali lebih cepat
reaksinya, hal ini digunakan pada saat kapal sedang berolah gerak
memasuki pelabuhan, masuk pelayaran sempit atau sungai. Pada mesin
kemudi jenis ini bagian-bagian yang utama adalah:
1) Telemotor
2) Ram Hydrolic Gear Motor
3) Pompa Hidrolik
4) Swivel Block
d. Mesin kemudi elektrik
Mesin kemudi jenis ini terdapat dua rangkaian utama yaitu:
1) Rangkaian Pembangkit Tenaga (Power System) untuk mengerakkan
daun kemudi. Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair,
biasanya oli, untuk melakukan gerakan segaris atau putaran
2) Rangkaian Pengendali (Control System) yang berfungsi
mengendalikan operasi dari rangkaian pembangkit tenaga.

B. Kerangka pemikiran
Meninjau dari teori yang telah diuraikan di atas, dapat di ketahui
bahwa peranan penting sistem control hidrolik terhadap kinerja steering gear.
Sistem control hidrolik sebagai suatu sistem pemindah tenaga dengan
menggunakan zat cair atau fluida sebagai perantara. Steering gear berfungsi
untuk mengubah arah pergerakan suatu kapal yang di hubungkan dengan
sistem kontrol hidrolik sehingga dapat menggerakkan daun kemudi pada
kapal.
Pada penelitian ini peneliti akan membahas tentang sistem kontrol steering gear
hidrolik dengan menggunakan 1 rudder di karenakn pentingnya pengontrolan steering
gear pada kapal. Dan tempat penelitian dimana bagiannya dapat dilihat pada gambar
bagan berikut ini :
ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK

STEERING GEAR

FAKTOR UPAYA
DAMPAK

1. kerusakan pada
oli hidrolik
1. pomp 1. Mela
2. tekanan dan a kukan
gaya perawa
menjadi
tan
berisik terhad
ap
2. pompa hidrolik
tidak bekerja dengan baik
2. Mela
kukan
3. mesin
overha
bekerja tidak ul/perb
teratur aikan
pada
4. tekanan pompa
pada sistem hidrolik

menjadi
rendah

SISTEM KONTROL STEERING GEAR DAPAT


BEKERJA DENGAN BAIK
C. DEFINISI OPERASIONAL
Pemakaian istilah-istilah dalam bahasa indonesia maupun bahasa asing akan
sering ditemui pada pembahasan berikutnya. Agar tidak terjadi kesalah pahaman
dalam mempelajarinnya maka di bawah ini akan dijelaskan pengertian dari istilah-
istilah tersebut. Definisi operasional yang sering dijumpai pada steering gear saat
penulisan melakukan penelitian antara lain :
1. Pressure control valve
Adalah katup pengendali bertekanan yang bekerja secara otomatis oleh
tekanan hidrolik.
2. Pressure relief valve
Adalah katup yang memiliki fungsi khusus untuk melepas tekanan berlebih
pada sistem perpipaan. Relief valve menggunakan pegas baja yang secara
otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level yang tidak aman. Level
tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada level tekanan
berapa valve ini akan terbuka. Ketika tekanan kembali normal, relief valve secara
otomatis akan tertutup kembali.
3. Flow control valve
Adalah katup control aliran hidrolik didefinisikan sebagai elemen pengendali
akhir, melalui mana cairan itu berlalu, dan menyesuaikan ukuran aliran bagian
seperti yang diarahkan oleh sinyal dari pengatur untuk memodifikasi laju aliran
fluida. Katup kontrol aliran hidrolik 24 memastikan bahwa air tidak akan di
bawah pengaruh gravitasi ketika sistem hidrolik tidak beroperasi. Katup ini
memastikan bahwa air tetap siaga dan mengalir dengan bebas memlaui sistem
hidrolik oleh konveksi. Katup control aliran hidrolik dapat dianggap sebagai
katup “cek” sehingga memungkinkan air mengalir saat pompa dihidupkan dan
membatasi alirannya ketika pompa dalam keadaan nonaktif.
4. Hidrolik reservoir
Adalah wadah minyak lumas untuk digunakan pada sistem hidrolik
5. Directional control valve
Adalah katup hidrolik directional atau katup control arahnya di gunakan untuk
mengontrol atau mengarahkan aliran air dan mengaturnya dalam arah yang
diinginkan. Katup ini juga digunakan untuk menghentikan atau memulai aliran
fluida. Arah katup hidrolik memiliki dua atau lima jalur dimana mereka
mengarahkan aliran air. Katup ini dapat di gerakkan secara pneumatic, hidrolik,
elektrik, mekanik atau manual.
6. Spring
Adalah pegas, semakin besar tegangannya, maka semakin besar pula tekanan
fluida yang dibutuhkan untuk menggerakkan katup. Mesin hidrolik tangan
(manual), digunakan pada non propeller barges (tongkang tidak bermesin ), dan
juga dipakai pada kapal-kapal bertonase rendah serta di pakai untuk stand-by bagi
mesin hidrolik yang bertenaga mesin.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Pada dasarnya istilah metode penelitian ini merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan
kegunaan. Menurut ilmu etimilogi kata metodologi berasal dari penggabungan dua
kata yang berasal dari Yunani, yaitu Metodos dan Logos. Metodos berarti melalui dan
logos berarti ilmu pengetahuan. Metode merupakan suatu kerangka kerja untuk
melakukan suatu tindakan atau suatu kerangka berfikir untuk menyusun suatu
gagasan, yang beraturan, berarah dan berkonteks dengan maksud dan tujuan. Metode
penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian fishbone atau disebut
tulang ikan merupakan metode yang efektif dalam menemukan inti permasalahan
karena memastikan bahwa suatu kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang
ditimbulkan tidak berasal pada satu titik kegagalan. Fishbone mengidentifikasi
hubungan antara faktor penyebab dan ditampilkan dalam bentuk diagram tuang ikan
yang akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan,
dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala.
Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan
permasalahannya. Umumnya penggunaan fishbone adalah untuk design produk dan
mencegah kualitas produk yang jelek (defect). Mekanisme 25 penggunaan etoda
Diagram Tulang Ikan ini adalah melalui pengklasifikasian sesuai dengan sebab-sebab,
Dengan menggunakan metode ini akan mempermudah penulis untuk menyelesaikan
sistem control steering gear hidrolik dengan menggunakan 1 rudder

A. Waktu dan tempat penelitian


Waktu penelitian tentang sistem control steering gear dengan 1 rudder
dilaksanakan pada saat Penulis melaksanakan praktek laut di atas kapal MT. Pelita
Energi milik PT. Burung Laut waktu penelitian ini dilaksanakan selama 12 bulan
lebih dimulai dari tanggal 12 September 2014 sampai dengan tanggal 03 Oktober
2015 tepatnya pada saat Penulis melaksanakan praktek laut (prala) di atas kapal
tersebut. Sebagai cadet mesin, dalam waktu tersebut kegiatan yang dilakukan tidak
hanya untuk meneliti permasalahan yang akan diangkat dalam skripsi ini melainkan
melaksanakan tugas umum sebagai seorang cadet mesin yang bertanggung jawab
kepada Chief Engineer dan di bawah pengawasan langsung masinis 2 dalam
membantu kerja dari semua masinis di kapal serta melaksanakan tugas-tugas dari
kampus PIP Semarang yang ada pada Cadet Record Book, dimana hal tersebut
membatasi waktu dalam penelitian masalah ini lebih lanjut. Sebagai tambahan
informasi dalam penulisan, penulis menambahkan data-data kapal yang diambil dari
ship particular MT. Pelita Energi. Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat
cair, biasanya oli, untuk melakukan gerakan segaris atau putaran.

B. Sumber data
Untuk menunjang kelengkapan pembahasan penulisan ini diperoleh data dan
sumber sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama
dari kejadian yang lalu, dimana sumber primer adalah tempat atau gudang
penyimpanan yang orisinal dari data sejarah”. Dimana data tersebut diperoleh dari
hasil pengamatan langsung, yang diperoleh dengan cara metode survey yaitu dengan
mengamati, mengukur dan mencatat serta 27 hasil berdiskusi dengan masinis yang
terkait secara langsung di lokasi penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang didapat dari sumber
dokumentasi, arsip resmi yang dikumpulkan Penulis selain dari sumber terkait data ini
dapat dijadikan acuan dan diperoleh dari perpustakaan seperti literatur, bahan kuliah
dan data dari perusahaan serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan penelitian
ini. Data tersebut dijadikan pembanding dan sumber untuk memperkuat jawaban
dalam pemecahan masalah. “Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data,misalnya melalui orang lain atau melalui
dokumen Sugiyono. Langkah–langkah yang dilakukan setelah memulai langkah untuk
menganalisa yaitu mengadakan penelitian di MT. Pelita Energi untuk mengetahui
situasi dengan bekal pengetahuan dari apa yang didapatkan dari studi kepustakaan.
Selanjutnya memulai identifikasi masalah yang ditemui, maka penulis dapat
menemukan metode penelitian yang sesuai. Dari apa yang Penulis peroleh sesuai
langkah di atas, maka Penulis dapat menyimpulkan data yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh diolah sesuai dengan teori dan metode
yang telah ditetapkan dari awal sebelum penulis melakukan pengumpulan data. Data
yang telah diolah kemudian dianalisa sebagai hasil yang diperoleh dibandingkan
dengan hasil-hasil dan disimpulkan teori yang penulis gunakan. Dari hasil apa yang
kita analisa kemudian Penulis membuat pembahasan mengenai hal tersebut. Setelah
semua dianggap selesai maka kita boleh menarik sebuah kesimpulan apa yang telah
dianalisa dan dibahas. Kemudian memberikan saran yang sesuai dengan apa yang
sudah disimpulkan dengan saran yang diberikan dapat sebagai bahan masukan dalam
meningkatkan kinerja kerja steering gear, barulah langkah-langkah dianggap selesai.

C. Metode pengumpulan data


Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan Skripsi ini dikumpulkan
melalui:
1. Metode observasi, yaitu mengadakan pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan secara langsung dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau
perilaku obyek sasaran pada sistem control steering gear di lapangan dimana Penulis
melaksanakan praktek laut di kapal MT. Pelita Energi 2. Metode kepustakaan
(Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari literatur, buku–buku dan tulisan yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam pembahasan
nantinya. 3. Dokumentasi yaitu, data-data diperoleh dengan cara membaca arsip-arsip
dan surat-surat serta file yang terdapat di kamar mesin terutama tentang sistem control
steering gear. Data-data tersebut merupakan data yang 29 konkrit dan dapat
memberikan keterangan nyata yang benar-benar terjadi di atas kapal, data-data
tersebut juga telah di dokumentasikan dan di laporkan kepada perusahaan. Setiap
kapal terdapat dokumen-dokumen yang berkenaan dengan kapal, dan di kamar mesin
terdapat dokumendokumen tersendiri mengenai permesinan di atas kapal.
Dokumendokumen mengenai sistem control steering gear dengan menggunakan 1
rudder.
D. Langkah-langkah analisa perencanaan
Langkah–langkah yang dilakukan setelah memulai langkah untuk menganalisa
yaitu mengadakan penelitian di MT. Pelita Energi untuk mengetahui situasi dengan
bekal pengetahuan dari apa yang didapatkan dari studi kepustakaan. Selanjutnya kita
memulai identifikasi – identifikasi masalah yang kita temui, maka kita dapat
menemukan metode penelitian yang sesuai. Data yang diperoleh diolah sesuai dengan
teori dan metode yang telah kita tetapkan dari awal sebelum kita melakukan
pengumpulan data. Data yang telah diolah kemudian dianalisa sebagai hasil yang
diperoleh dibandingkan dengan hasil-hasil dan disimpulkan teori yang kita gunakan.
Setelah semua dianggap selesai, maka kita boleh menarik sebuah kesimpulan apa
yang telah dianalisa dan dibahas. Kemudian juga memberikan saran yang sesuai
dengan kita simpulkan, Dan ini dapat merupakan bahan masukan dalam
meningkatkan kinerja kerja steering gear, barulah langkah-langkah dianggap selesai.
Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan
gerakan segaris atau putaran.

E. Teknik analisa data


Metode yang digunakan untuk menganalisa data yang dalam skripsi ini
memaparkan metode fishbone dimana dalam penulisan skripsi ini memaparkan semua
kejadian atau peristiwa yang terjadi dikapal dan yang mungkin akan terjadi diatas
kapal dengan analisa kurang optimanya kinerja sistem control steering gear. Fishbone
didefinisikan sebagai sistem dan bentuk penilaian dari sebuah perancangan atau
proses yang telah ada atau operasi dengan maksud untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi masalahmasalah yang mewakili suatu kejadian yang menyebabkan
pengaruh kinerja suatu system. Dalam kata lain, metode ini dapat digunakan untuk
mencari troubleshooting suatu mesin sehingga semua kemungkinan kerusakan dapat
teratasi dengan cepat dan tepat dengan waktu yang efisien. Dengan menggunakan
tulang ikan permasalahan maka penulis akan mudah dalam menemukan penyebab
terbesar permasalahan.
Pengamatan dan pandangan terhadap data yang ada mulai dari pokok
permasalahan yang terjadi, membaca kumpulan data, dikaji berdasarkan teoriteori
yang dapat memberikan pemecahan masalah yang terbaik sehingga permasalahan
yang timbul dapat terselesaikan dengan Fishbone merupakan metode yang efektif
dalam menemukan inti permasalahan karena memastikan bahwa suatu kejadian yang
tidak diinginkan atau kerugian yang ditimbulkan tidak berasal pada satu titik
kegagalan. Fishbone mengidentifikasi hubungan antara faktor penyebab dan di
tampilkan dalam bentuk tulang ikan kesalahan, Hidrolik adalah teknologi yang
memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk 31 melakukan gerakan segaris atau
putaran, yang melibatkan gerbang logika sederhana. sistem ini berkerja berdasarkan
prinsip jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke
segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya Adapun langkah-
Iangkah melakukan analisis terstruktur pada sistem Fishbone, yaitu:

1. Mengidentifikasi kejadian/peristiwa terpenting dalam sistem (top level event).


Langkah pertama dalam Fishbone ini merupakan langkah penting karena akan
mempengaruhi hasil analisis sistem. Pada tahap ini, dibutuhkan pemahaman
tentang sistem dan pengetahuan tentang jenisjenis kerusakan (undesired event)
untuk mengidentifikasi akar permasalahan sistem. Pemahaman tentang sistem
dilakukan dengan mempelajari semua informasi tentang sistem dan ruang
lingkupnya yang berhubungan dengan steering gear.
2. Membuat diagram fishbone.
Setelah permasalahan terpenting teridentifikasi, langkah berikutnya adalah
menyusun urutan sebab akibat tulang ikan kesalahan. Pada tahap ini, cause and
effect diagram dapat digunakan untuk menganalisis kesalahan dan mengeksplorasi
keberadaan kerusakankerusakan yang tersembunyi. Pembuatan tulang ikan
kesalahan dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol Boolean. Standarisasi
simbol-simbol tersebut diperlukan untuk komunikasi dan konsistenan diagaram
fishbone.
3. Menganalisis diagram fishbone.
Analisis diagram fishbone diperlukan untuk memperoleh informasi yang jelas dari
suatu sistem dan perbaikan-perbaikan apa yang harus dilakukan pada sistem.
Tahap-tahap analisis tulang ikan kesalahan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Meneliti diagram fishbone.
Tahap pertama analisis diagram fishbone adalah menyederhanakan diagram
fishbone dengan menghilangkan cabang-cabang yang memiliki kemiripan
karakteristik. Tujuan penyederhanaan ini adalah untuk mempermudah dalam
melakukan analisis sistem lebih lanjut.
b. Menentukan peluang munculnya kejadian atau peristiwa terpenting dalam
sistem (top level event).
Setelah pohon kes\alahan disederhanakan. tahap berikutnya adalah
menentukan peluang kejadian paling penting dalam sistem. Pada langkah ini,
peluang semua input dan logika hubungan digunakan sebagai pertimbangan
penentuan peluang.
c. Review hasil analisis.
Review hasil analisis dilakukan untuk mengetahui kemungkinan perbaikan
yang dapat dilakukan pada sistem. Output yang diperoleh setelah melakukan
analisa adalah peluang munculnya kejadian terpenting dalam sistem dan
memperoleh akar permasalahan sebabnya. Akar permasalahan tersebut
kemudian digunakan untuk memperoleh prioritas perbaikan permasalahan
yang tepat pada sistem. Diagram fishbone akan menggambarkan bagaimana
kerusakan bisa terjadi.

Anda mungkin juga menyukai