SAMPUL
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing sebagai salah satu
persyaratan untuk lulus pada mata kuliah tersebut di atas.
Mengetahui,
DOSEN PEMBIMBING,
MAHASISWA,
ii
iii
LEMBAR PENILAIAN
LEMBAR PENILAIAN
A A- B+ B B- C+ C D E
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata
kuliah Tugas DESAIN SISTEM PERMESINAN 2 ini. Tidak sedikit kendala yang
menghadang penyusun dalam menyelesaikan tugas ini, namun berkat rahmat dan
hidayah-Nya telah membimbing penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan
salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Perkapalan, Universitas Hasanuddin.
Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi pada
jurusan Teknik Perkapalan – Universitas Hasanuddin.
Penyusun harus mengakui, laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
semua karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun
sebagai manusia biasa. Untuk itu penyusun mohon maaf atas semua kekurangan
dan kesalahan yang terjadi di dalam penyusunan laporan dan gambar Tugas
DESAIN SISTEM PERMESINAN 2, serta penyusun berharap masukan dan saran
agar ke depannya penyusun dapat lebih baik lagi dalam menyusun tugas.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penyusun secara pribadi serta pada pembaca yang menjadikan laporan ini sebagai
acuan atau pedoman dalam pembelajaran ataupun dalam menyusun laporan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya pada kita
semua. Amin.
Penyusun
iv
v
v
BAB 1.
vi
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
LEMBAR PENILAIAN.........................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Batasan Masalah.................................................................................2
1.4 Tujuan dan manfaat.............................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.3 Sistem perpipaan.................................................................................3
2.4 Ketentuan Umum Sistem Pipa..........................................................14
2.3 Pemilihan Ukuran Pipa.....................................................................35
2.4 Peninjauan peraturan klasifikasi.......................................................47
BAB 3. PENYAJIAN DATA................................................................................52
3.1 Data kapal.........................................................................................52
3.2 Data Mesin Induk..............................................................................53
3.3 Jumlah Crew.....................................................................................53
3.4 Berat Muatan.....................................................................................53
BAB 4. PEMBAHASAN......................................................................................55
4.1 Daya Pompa Sanitari Air Laut..........................................................55
4.2 Daya Pompa Bilga............................................................................60
4.3 Daya Pompa Sanitari.........................................................................63
4.4 Daya Pompa Suplay Air Tawar........................................................67
4.5 Pompa Bahan Bakar Mesin Bantu....................................................69
4.6 Pompa Bahan Bakar Mesin Utama...................................................73
4.7 Pompa Pelumas.................................................................................77
4.8 Pompa Pemadam Kebakaran............................................................80
BAB 5. PENUTUP................................................................................................83
5.1 Kesimpulan.......................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................85
vi
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Pada kapal salah sistem yang sangat kompleks dan penting yaitu sistem
perpipaan. sistem perpipan penting dalam hal untuk memenuhi kebutuhan
kapal, crew, muatan kemanan dan lain-lain. hal yang perlu diperhatikan dalam
merancang sistem perpipaan adalah sistem yang efisien dan efektif serta sesuai
dengan aturan yang berlaku. Ada banyak sistem pada kapal yang
menggunakan sistem perpipaan dalam pengoperasiannya. Diantaranya sistem
pendistribusian atau pembawa uap, air tawar, bahan bakar, minyak pelumas
dan air pendingin untuk pengoperasikan mesin, transpor bulk cargo dan
ballast. Sistem perpipaan adalah salah satu dari sejumlah sistem yang ada di
atas kapal yang mempunyai desain dan kostruksi yang sangat kompleks.
Ilmu sistem perpipaan mengunakan prinsip analisa tegangan statik dan
dinamik, thermodinamika, dan teori aliran fluida untuk mendesain ketepatan
dan efisiensi dari suatu jaringan perpipaan. Selain itu pula, biasanya
berdasarkan atas pengalaman. Perpipaan di atas kapal, tidak hanya terdiri dari
katup-katup, pipa dan fitting, tetapi juga tersusun atas komponen yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan pengaturan fluida., seperti pompa,
strainers, filter, thermometer dan heat excharngers. Sistem perpipaan juga
terdiri dari katup pengontrol, transducer, dan actuator. Yang berhubungan
dengan peralatan yang disediakan oleh sistem dan harus sesuai dengan kontrol
dikapal dan sistem monitoring. Meskipun ilmu system perpipaan tidak secara
langsung terkait dengan desain dari semua komponen di atas, tetapi haruslah
dimiliki pengetahuan dasar dari karateristik komponen tersebut dalam
pemaduan/ penggabungan dalam sebuah sistem fungsi yang tepat.
Satu dari sekian banyak tugas yang sulit dari sebuah perencanaan
sistem perpipaan adalah menetapkan dan secara terus menerus memperbaharui
semua yang dibutuhkan dalam desain sistem karena semakin detailnya bentuk
desain. Tugas ini sulit, sebahagian karena perencanaan sistem perpipaan
biasanya hanya didukung oleh pengetahuan secara umum dari komponen yang
2
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas desain instalasi pipa
ini adalah sebagai berikut:
2 Bagaimana cara mendesain sistem instalasi perpipaan di atas kapal dengan
mengacu pada aturan yang telah ditetapkan oleh biro klasifikasi (BKI).
Agar pembahasan dalam laporan ini tidak terlalu meluas, maka perlu
diberi batasan antara lain sebagai berikut:
Tipe kapal General Cargo
yang lain atau dari pipa kebadan kapal. Sambungan tersebut meliputi
3. Alat pemutus dan alat pengarah aliran (Valve) adalah peralatan yang
kebagian yang lain dari system pipa dan juga untuk mengontrol aliran
pada system pipa baik dari tempat itu (local control) maupun dari
Separator (untuk memisahkan air laut dengan lumpur, pasir dan batu) x
.
Gambar 2. Seamless Drawn Pipe
c. Lap Welded / Electric Resistence Welded Steel Pipe
Pipa jenis ini tidak diijinkan untuk digunakan dalam sistem di mana
tekanan kerja melampaui 350 Psi atau pada temperatur di mana sistem
yang dibutuhkan pipa tekanan tanpa sambungan.
2. Pipa kuningan; pipa jenis ini digunakan pada instalasi atau alat penukar
panas (kalor) dan lain-lain. Pipa jenis ini digunakan untuk semua pipa
3. Pipa dari Timah Hitam; Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis
maka dapat digunakan untuk supply air laut, dapat juga untuk saluran
sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah terkena api
4. Pipa Plastik; pipa jenis ini mengandung bahan Vynil Chlorida dan
biasanya untuk instalasi yang dialiri oleh fluida air bertekanan rendah
bagian kelompok kelas pipa menurut rules dapat dilihat tabel berikut ini:
Tabel 1. Kelas Material Pipa (Classification of pipes into “pipes clas”)
Medum/type of pipeline Design pressure PR [bar]
Design temperature t [oC]
Toxic and corrosic media all -
Imflammable media with
service temperature above
the flash point
Liquid fuels PR ¿ 16 PR ≤ 16 PR ≤ 7
Or Or Or
t > 150 t ≤ 150 t ≤ 60
2. Pipa baja carbon untuk instalasi bertekanan yang dikenal dengan istilah
STGP
3. Pipa baja carbon untuk instalasi bertekanan tinggi yang dikenal dengan istilah
STP
4. Pipa baja carbon untuk instalasi bersuhu tinggi yang dikenal dengan istilah
STPT
5. Pipa baja carbon dengan pengelasan las busur listrik yang dikenal dengan
istilah STPY
Diameter luar suatu pipa sama ukurannya dengan diameter nominal.
Sedangkan tebal dari pipa, untuk pipa baja carbon yang digunakan untuk instalasi
umum (SGP) hanya memiliki l ketebalan untuk tiap diameter nominal, tetapi
untuk pipa yang lainnya masing-masing memiliki beberapa menurut nomor
schedule (SCH). Mengenai pipa tembaga, pipa tembaga tanpa kelim dengan
tingkat tahan korosi yang bagus, penghantar panas yang baik dan memiliki
kemampuan kerja yang baik adalah yang umum digunakan. Salah satu jenisnya
adalah pipa tembaga phosphorous-dioxided tanpa kelim dan bentuk tabung
(CIZ2LT) yang digunakan untuk alat pemindah kalor (Heat Exchanger) dan pipa
tembaga tanpa kelim TCUT yang digunakan untuk instalasi pipa control.
Material pipa lainnya seperti tembaga campuran [copper alloy), seperti Zinc
dengan bahan dasar aluminium-brass (istilah pabriknya albrac atau Yorcalbro,
10
kualitas keduanya sama) dan pipa nickel dengan bahan utama nickel tembaga.
Kedua material tersebut memiliki kemampuan kerja yang bagus dan tahan korosi
khususnya nickel mempunyai kualitas yang sangat bagus pada kondisi kerja
dengan suhu dan tekanan tinggi. Pipa aluminium-brass dan cupronickel utamanya
digunakan untuk instalasi air laut system pendingin. Pipa plastik secara umum
dibuat dari bahan polyvinyl chloride (PVC) yang biasa digunakan untuk instalasi
sanitary pada deck akomodasi. Beberapa pengelompokan material pipa dan
komponen lain Instalasi dapat dilihat pada tabel- berikut (lihat table 11.2 GL
haI. 11-4)
1.1.3 Fitting
a. Kuningan (Bross)
Katup dengan bahan ini digunakan untuk temperatur di bawah 450
ºF. Bila temperatur lebih besar dari 550º F maka digunakan material
perunggu. Biasanya mempunyai diameter 3 inchi dan tekanan kerja dapat
lebih besar dari 330 Pcs.
b. Baja Cor/Tuang
Dapat dipakai pada setiap sistem dan untuk semua tekanan/
temperatur.
c. Besi Cor dan Campuran Setengah Baja
Dapat digunakan untuk temperatur yang tidak melebihi 450º F.
Kecuali jika untuk sistem yang bersangkutan diperlukan bahan lain.
2. Flens
Flens dipakai untuk sistem pipa, dapat dipasang pada pipa – pipa
dengan salah satu cara di bawah ini dengan mempertimbangan bahan yang
dipakai.
a. Pipa Baja
Pipa baja dengan diameter normal lebih dari 12 inchi harus
dimuaikan (expanded) ke dalam flens baja atau dapat dibaut pada flens
atau dilas.
11
d d1 Pe D t H J.Baut
15 21.0 60 80 9 12 4
20 27.7 65 85 10 12 4
25 34.0 75 95 10 12 4
32 42.7 90 115 12 15 4
40 48.6 95 120 12 15 4
65 76.3 130 150 14 15 4
80 89.1 145 180 14 15 4
100 114.3 165 200 16 19 4
125 159.8 200 135 16 19 8
150 165.2 135 265 18 19 8
200 216.3 280 320 20 20 8
12
Gambar 7. Flens
- Fitting Tee
Tee dalam fitting bertugas untuk membagi aliran yaitu koneksi
fitting yang memiliki cabang. Biasanya cabangnya ini ukurannya sama
dengan ukuran pipa utamanya, kita menyebutnya dengan straight tee.
Sedangkan jika berbeda, kita menyebutnya dengan reducing tee.
kebutuhan bagi seluruh penumpang dan crew dari kapal dalam hal untuk
pemadam kebakaran.
untuk sambungan pipa yang dapat dilepas. Ikatan ulir hanya dapat
secara kedap air atau kedap minyak. Lobang-lobang baut untuk sekrup
5. Pipa udara, duga limpah maupun pipa yang berisikan zat cair yang
berlainan tidak boleh melalui tangki-tangki air minum, air pengisi ketel
diselubungi.\
system tersebut. system pipa dimana ada cairannya dapat berkumpul dan
oleh diameter dan massa jenis media yang mengalir. Jika system jaringan
pipa dilalui oleh fluida yang panas, maka penunjang pipa diusahakan
8. Sea chest pada lambung kapal harus diatur pada kedua sisi kapal dan
pipa udara dengan diameter disesuaikan dengan besarnya sea chest dan
paling kecil 30 mm, yang dapat ditutup dengan katup dan dipasang sampai
diatas geladak sekat. Juga dilengkapi dengan saringan air laut untuk
18
valve.
9. Pipa-pipa uap atau udara bertekanan berfungsi sebagai pelepas uap di sea
chest dan membersihkan saringan kotak air laut (grating). Pipa uap atau
melekat lasngsung pada sea chest. Umumnya pipa udara pembersih (blow
dan pengeluaran air laut harus mudah dilayani dari pelat lantai. Kran-kran
11. Lubang saluran pembuangan dan pembuangan saniter tidak boleh dipasang
diatas garis muat kosong (empty load water line) di daerah tempat
perluncuran sekoci penolong atau harus ada alat pencegah pembuangan air
12. Pipa pembuangan yang keluar dari ruangan dibawah geladak lambung
timbul dan dari bangunan atas dan rumah geladak yang tertutup kedap
cuaca, harus dilengkapi dengan katup searah otomatis yang dapat dikunci
dari tempat yang selalu dapat dikunci dari tempat yang sela1u dapat
memindahkan/mengalirkan fluida.
lainnya.
Dan untuk pemasangannya/instalasinya maka
penyangga pipa sangat perlu guna mencegah yang diakibatkan
oleh :
Berat pipa
pipa.
1. Sistem Bilga
ruangan tersebut.
memadai.
diatas alas ganda dan berakhir dalam ruangan yang sulit dicapai
c. Pipa ekspansi
Pipa ekspansi dari jenis yang telah disetujui harus digunakan
untuk menampung ekspansi panas dari sistem pipa bilga, sparator
ekspansi karet tidak diijinkan untuk dipergunakan dalam kamar mesin
dan tangki-tangki.
d. Pipa hisap bilga dan saringan-saringan
dilepas
hisap tersebut terletak pada jarak yang cukup dari alas dalam.
21
2. Sistem Ballast
Sistem ballast adalah sistem yang terdapat pada kapal yang berfungsi untuk
mengkondisikan posisi kapal pada kondisi seimbang dan stabil. Sistem ballast
menggunakan tangki yang terdapat pada double bottom dan menggunakan air
laut sebagai penyeimbang. Sistem ballast digunakan ketika kapal berlayar
tanpa muatan sehingga dapat menaikkan garis air dan membuat kapal lebih
stabil, ketika kapal trim atau oleng sehingga sistem ballast ini mengembalikan
kapal pada kondisi seimbang. Sistem ballast menggunakan air laut yang
dipompa dari sea chest. Air laut yang di pompa dari sea chest akan mengalir
ke tiap-tiap tangki ballast. Tangki tujuan dan jumlah air yang diperlukan
dapat diatur dengan sistem katup yang terdapat pada manifold yang terletak
pada kamar mesin. Pompa yang digunakan umumnya pompa sentrifugal yang
22
bahan bakar dari tangki bahan bakar ke tangki harian, dari tangki harian ke
mesinutama/mesin bantu, maupun dari luar kapal ke dalam tangki bahan bakar.
Sistem bahan bakar memiliki beberapa tahap yakni tahap transfer, tahap
Pada tahap transfer, bahan bakar ditransfer dari tangki utama ke settling tank
menggunakan pompa bahan bakar (FO transfer pump). Sebelum ke tangki harian
untuk menyaring kotoran yang terdapat pada bahan bakar dan dilanjutkan ke
heater untuk memanaskan bahan bakar agar viskositas bahan bakar dapat
diturunkan sehingga bisa diinjeksikan ke ruang bakar. Tahap supply bahan bakar
yakni bahan bakar disalurkan dari Daily tank ke main engine menggunakan
supply pump dengan tekanan tertentu dan dilanjutkan dengan circulating pump
Jenis katup yang digunakan yaitu katup Globe Valve dengan jenis pipa
kuningan
Jenis pipa yang digunakan yaitu pipa sentrifugal, katup globa, Non-Return
valve, thermostate valve. Jenis pipa yang digunakan Pipa Cupronickel (Air
Gambar 19. Diagram instalasi pipa air tawar kebutuhan dapur dan mencuci
dengan katup non-returne valve dan globe valve. Jenis pipa yakni pipa baja
galvanis.
Instalasi pipa air tawar ini berfungsi untuk memindahkan air tawar
yang telah dibawa dari pelabuhan yang terletak pada tangki pada double
bottom ke tangki, dari tangki ke dek akomodasi untuk kebutuhan ABK, dan
dari tangki ke kamar mesin yang digunakan sebagai fluida pendingin mesin.
Proses pemindahannya menggunakan pompa air tawar atau fresh water pump
direncanakan 5 mm
28
sekoci penolong.
dapat beroperasi. Sistem start mesin terbagi 3 antara lain sistem start
b. Pipa Duga
Diameter pipa duga harus paling tidak 32 mm, direncanakan 2
inchi atau 52,9 mm letak pipa duga secara umum menurut Biro
Klasifikasi Indonesia’04 adalah sebagai berikut:
1. Tangki-tangki ruangan cofferdam dan bilga dalam ruang-ruang
9. Pipa Ekspansi
Pipa ekspansi dari jenis yang telah disetujui harus dihubungkan
untuk menampung ekspansi panas dan sistem bilga konsperator
ekspansi karet tidak diijinkan untuk dipergunakan dalam kamar mesin
dan tangki-tangki.
31
dilepas.
b. Aliran pipa hisap bilga darurat tidak boleh terhalang dan pipa hisap
menyalurkan kotoran dari pemakaian air yang terdapat dalam kapal dan
Air kotor ini dapat berasal dari dapur dan WC dari setiap ruang
akomodasi yang mengalir ke tangki sanitari dengan gaya gravitasi dan
selanjutnya dipompa keluar kapal sesuai dengan peraturan pembuangan
limbah.
Pompa tangki sanitari menggunakan jenis pompa rotary, dan
dilengkapi dengan sistem penghancur kotoran berupa baling-baling yang
terdapat dalam sewage tank lalu disalurkan ke tangki sanitary untuk
dibuang melalui overboard.
Instalasi pipa air laut ini berfungsi untuk memindahkan air laut dari luar kapal
ke dalam kapal, dari tangki ke tangki, dan dari dalam ke luar kapal. Pengaliran air
laut ini menggunakan pompa dapat berupa pompa hisap atau tekan yang disebut
sea water pump atau pompa air laut. Pengaturan aliran dari instalasi menggunakan
katup atau valve. Air laut yang dihimpun dalam sea chest selanjutnya disalurkan
air laut bisa diatur sesuai dengan tempat yang dibutuhkan. Air laut antara lain
dibutuhkan untuk sistem ballast, sistem pendinginan mesin, cuci geladak, dan
pemadam kebakaran.
34
Makin kecil kec. Aliran fluida dalam makin kecil pipa, tahanannya.
atau
2. Schedule standart
3. Schedule extra strong (XS)
4. Schedule double extra strong (XXS)
5. Schedule special
Pipa Schedule 40
Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis yaitu
perlindungan menyeluruh dengan sistem galvanis. Dengan sistem
perlindungan tersebut maka pipa dapat digunakan untuk suplai air laut,
dapat juga untuk saluran sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang
37
Filter ini dapat. Berupa suatu komponen atau pun dalam bentuk alat.
3. Katup; sebagai alat untuk mengatur jumlah fluida yang akan dipindah,
penghentian dan pengaman aliran dan juga dapat mengatur arah aliran
dari fluida. Dalam pemilihan katup yang akan digunakan dalam suatu
Perbedaan tekanan
Kehilangan tekanan
Biaya
Keamanan
5. Arah aliran
Jenis-jenis katup yang biasa digunakandl kapal antara lain :
Check valve; meliputi globe valve, gate valve, swing check valve,
tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi (arah vertikal) aLau
lepas. Dan untuk sistem tangki itu sendiri ada beberapa perlengkapan
pengurasan/pengeringan tangki).
Drain pipe letaknya harus sejauh mungkin terhadap pipa hisap
43
Drain tank
Sludge tank
44
Gambar 29. Tangki harian dan tangka service (a) dan tangka
hydropore
6. Komponen-komponen khusus,sesuai dengan sistem instalasi seperti :
yang berbeda. Atau dengan kata lain biaya untuk fasilitas mekanis
tersedia, model dan jenis pompa tetap sama. Tetapi jika jumlah
untuk daya listrik. Tapi biaya ini dapat ditekan dengan beberapa
cara :
ekonomis.
beberapa hal :
tempat pemasangan.
pompa.
3. Resiko
Penggunaan pembagian hanya satu pompa untuk melayani laju
aliran keseluruhan dalam suatu instalasi yang penting adalah besarnya
resiko. Instalasi tidak akan berfungsi jika satu-satunya pompa yang ada
46
rusak. Jadi untuk mengurangi resiko, perlu dipakai 2 pompa atau lebih'
tergantung pentingnya suatu instalasi. Selain itu, untuk meningkatkan
keandalan instalas perlu disediakan sedikitnya satu pompa cadangan,
tergantung pada kondisi kerja dan pentingnya instalasi.
antara lain:
2. Bila ada pipa yang perlu diadakan bengkokan, maka diameter dari
diameter dari suatu bengkokan itu sebesar 3x diameter pipa tersebut dan
3. Pada tempat sistem di kapal itu melalui sekat kedap air, seharusnya pipa
dengan dindng sekat dilakukan dengan las atau kelling payung, tidak
4. Pipa yang melalui ruang muat (cargo hold), coal bunker, chain locker
bakar. Akan tetapi bila tidak dapat dihindarkan, maka dibuatkan selubung
masuknya air laut ke lambung kapal dan sedapat mungkin dipasang di atas
ditempatkan pada sisi luar kapal yang tidak bersamaan lokasi tempat
pompa hisap.
10. Katup buang ((Outlet Opening) disarankan dipasang di belakang katup air
laut masuk (Sea Water Inlet) bila keduanya dipasang pada satu sisi kapal.
11. Semua corong hisap kapal harus dilindungi dengan kisi-kisi atau saringan,
12. Semua peralatan hisap dasar (Bottom Inlet Fitting) harus dilengkapi
dengan mesin tekan uap atau angin yang bertekanan tidak kurang dari 3
13. Pompa beserta instalasinya untuk memindahkan cairan yang ada di atas
kapal.
Adapun jenis-jenis pompa antara lain sebagai berikut :
48
untuk berbagai keperluan di kamar mandi seperti untuk air mandi dan
dari tangki induk ke tangki harian untuk keperluan mesin induk dan
mesin bantu.
utama, digunakan sebuah pompa yang memasok air laut ke hydran yang
pula pompa yang lain yang menyuplai air laut ke hidran-hidran yang
telah tersedia.
di geladak dan freeboard pada waktu cuaca buruk atau hujan, bekas-
49
bekas penyemprotan dari deck dan bangunan atas pada waktu dilakukan
pencucian, air sisa dari mesin dan propeller shaft tunnel karena
yang bersifat cair dibuang kelaut dan yang bersifat kotoran dibuang ke
g Pompa Air Tawar (fresh water pump), Digunakan untuk mengisi tangki
mendinginkan air tawar yang keluar dari mesin dan masuk ke dalam
beroperasi.
satu (yang memiliki kadar polusi yang tinggi) dengan zat cair yang
pada sistem bilga untuk menyaring kotoran yang terikut masuk dan
bercampur dengan kotoran pada sumur bilga, dan juga pada sistem
bahan bakar untuk menyaring kotoran yang terdapat pada sisa bahan
tangki harian.
- Muatan =
- Trayek = Semarang-Balikpapan
- Jarak = Semarang-Balikpapan
= 583 seamiles
- Cb = 0.76
- Cm = 0.99
- Cwl = 0.83
- Cph = 0.77
- Cpv = 0.92
akan digunakan pada kapal yang telah dirancang. Adapun data mesin
yang sesuai dengan penentuan daya diatas yaitu:
Merek : CATERPILLAR
Model : 9 M 25 C
Jml. Silinder : 9
Putaran: 750 Rpm
BHP : 3150 kW
Bore : 255 mm
Stroke : 400 mm
Berat : 30 Ton
Panjang: 6515 mm
BAB 4. PEMBAHASAN
Pompa Sanitari air laut adalah pompa yang digunakan untuk keperluan air
laut diatas kapal seperti ballast, pendingin mesin, dan keperluan ABK dan cuci
geladak. Pompa ini berfungsi akan mengisi air ke hydropohre dan ballast dan juga
mengosongkan ballast. Pompa ini diperhitungkan untuk pengisian dan
pengosongan ballast. Pada Buku "Marine Power Plan" oleh P. Akimov. Hal. 492
ditentukan waktu yang diperlukan untuk mengisi seluruh tangki ballast adalah 4-
10 jam. Dari ketentuan tersebut maka diformulakanlah perhitungan daya pompa
untuk mengisi air ballast hingga penuh pada rentang waktu tersebut dengan
rentang diameter pipa 60-200 mm.
Berikut urutan perhitungan daya pompa:
1) Penentuan Kapasitas Pompa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 3,16 m³/menit
D = 150 mm
3)Penentuan Head Total Pompa
H = ha + hp + hv + h1 (m)
1. ha adalah perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar
ha = ht - hi
Dimana:
ht = Tinggi pipa tekan minimal 30 cm diatas sarat kapal
= 5,0 m
hi = Tinggi pipa isap
= 1,95 m
Sehingga ha = ht - hi
= 3,05
2. hp adalah perbedaan tekanan antara kedua tangki
hp = hpi - hpt
Dimana:
hp = Tekanan pada tangki isap
= 0 (tangki berada dibawah pompa)
hpt = Tekanan pada tangki penampungan
= 0 (tangki tidak ada karena fluida langsung dibuang kelaut)
Sehingga ha = hpt – hpi
=0
56
hv= V2 / 2g
Dimana:
V = Kecepatan aliran fluida (m/s) dan (m/dt)
= Q/A
Q = 0,05 Debit aliran (m³/dt)
A = Luas Penampang pipa (m²)
= 1/4pD²
= 0,018
g = Percepatan gravitasi = 9,8 m/s2
Sehingga hv = 0,45
4. h1 adalah kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh gesekan sepanjang
pipa
h1 = hl1 + hl2
hl1 =
Dimana:
Q = Debit aliran (m3/s)
= 0,043 m3/s
L = Panjang pipa lurus terpanjang
= 68,992 m
C = Koefisien jenis pompa (Tabel 2.1 Halaman 30 buku
“Pompa dan Kompressor”)
= 130 (untuk pipa besi cor baru)
D = Diameter Pipa
= 0,15 m
Sehingga hl1 = 2,73
h12=K ∙ hv
Dimana:
57
Q.H.ρ
N= 3600.75.ɳ (HP)
sehingga:
N = 23,52 HP
=17,5 kW
Pompa Yang Digunakan
Berdasarkan brosur pompa PomPa Azcue dengan spesifikasi
berikut:
Merek = AZCUE
58
Tipe = 65/200
Dimensi Pompa:
Panjang = 850 mm
Tinggi = 435 mm
Berat = 145 Kg
lebar = 335 mm
Daya = 18,5 kW
V = m³
dimana:
q = volume air yang disuplai oleh pompa dalam waktu 1~2
menit
= 0,33 m³
P1 = Tekanan akhir pompa
= 4,5 Kg/cm²
P2 = Tekanan awal pompa
= 3 Kg/cm²
a = Staying water quantity in hydrophore =
59
1,5
V = 1,5 m³
Pompa bilga adalah pompa yang menyatu dengan pompa drainase yang
berfungsi untuk mengeringkan ruang muat jika pada saat melakukan pelayaran
kapal kemasukan air laut dari lubang palka yang tidak kedap, merembesnya air
dari pori pori plat, bocoran dari plat dan pengelasan yang mengalami keretakan.
Selain itu, Pompa ini berfungai menguras zat-zat cair yang tidak
diperlukan dari sumur penampungan (Bilga Course) untuk dibuang kelaut setelah
mengalami penyaringan dan pemisahan limpah pada Boxshape Tank.
1) Penentuan Kapasitas Pompa
ha = ht - hi
Dimana:
ht = Tinggi pipa buang minimal 30 cm diatas sarat kapal (yang dipakai 1
m)
= 5,9 m
hi = Tinggi pipa isap
= 2,05 m
60
Sehingga ha = ht - hi
= 3,81
hp= hpt-hpi
Dimana:
hpi = Tekanan pada tangki isap
= 0 (tangki berada dibawah pompa)
hpt = Tekanan pada tangki penampungan
= 0 (tangki tidak ada karena fluida langsung dibuang kelaut)
Sehingga ha = hpt - hpi
=0
c. hv adalah kehilangan akibat kecepatan zat cair
hv = V2 / 2g
Dimana:
V = Kecepatan aliran fluida (m/s)
= 0,024 m/s
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
= 9,8 m/s2
Sehingga hv = 0,202
d. h1 adalah kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh gesekan sepanjang
pipa
h1 = hl1 + hl2
10,666.Q1,85.L
hl1 =
C1,85.D4,85
Dimana:
Q = Debit aliran (m3/s)
= 0,0244 m3/s
61
Panjang = 575 mm
Tinggi = 405 mm
Berat = 85 Kg
lebar = 355 mm
Daya = 4 kW
Sistem sanitari dan scupper bertugas untuk mengalirakn air dari geladak dan
membuang air yang sudah terpakai di kamar mandi, laundries, galley, store room,
dan lain lain.
1) Kapasitas Pompa
a. ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
ha = ht - hi
hv = V2/2g
dimana, V = Kecepatan aliran fluida (m/dt)
64
= Q/A
Q = Debit aliran (m³/dt)
= 0,005
A = Luas Penampang pipa (m²)
= 1/4ԉD²
= 0,003
V = 1,76
g = Percepatan gravitasi (m/s²)
= 9,8
sehingga, hv = 0,170 m
h1 = hl1 + hl2
10,666.Q1,
85
.L
hl1=
C1,85.D4,85
Dimana:
Q = Debit aliran (m³/dt)
= 0,005
L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 84,01
C = Koefesien Jenis Pipa (Tabel 2,1 Hal. 30)
= 130 (Besi cor baru)
D = Diameter Pipa (m)
= 0,065
h1 = 4,65 m
Jumla Koefesie
Penyebab Nilai
h n
Butterfly valve 0 0,158 0
flange 2 0.2 20
Swing Check valve (Foot
Valve) 1 1,79 1,79
Katup non return 1 2,2 2,2
sambungan lurus 4 0,1 0
Saringan 1 1,79 1,79
Sambungan siku 19 0,75 14,25
Sambungan T 9 0,1 0,4
55,24
Dalam buku “Marine Power Plant “, oleh P. Akimov. Hal 495 diberikan
Q.H.g
N= (HP)
3600.75.h
sehingga:
N = 2,34 HP
= 1,7 kW
Pompa Yang Digunakan
Berdasarkan brosur pompa EBARA dengan spesifikasi berikut:
Tipe = Azcue pumps
MODEL = 50-160 MN Series
Dimensi Pompa:
Panjang = 575 mm
Tinggi = 340 mm
Lebar = 170 mm
Berat = 70 Kg
daya = 2,2 kW
Pompa ini digunakan untuk mensuplai air tawar dari tangki utama
ketangki Hydropore yang kemudian digunakan sebagai pendingin mesin dan
kebutuhan ABK.
1) Kapasitas Pompa
Dalam perancangan diketahui volume air tawar untuk konsumsi = 33,196 (m3)
sedangkan lama pelayaran t = 3 hari. Maka jumlah air tawar yang harus disuplai
ke tangki harian, dalam hal ini hydrophore = 16,59 (m3/hari) Dalam perencanaan,
hydrophore diisi setiap = 0,125 hari = 12 jam, sehingga volume air yang sekali
dipindahkan = 6,639 (m3) sedangkan lama pemomopaan = 0,4 (jam)
sehingga:
Q = Volume air sekali dipindahkan / waktu pemompaan setiap kalinya
= 16,598 m³/jam
Sedangkan untuk keperluan air tawar untuk pendingin mesin yaitu:
("Machinery Design Manual", Vol. 1, Hal. 56)
Q = V x Daya Mesin
V = Volume air tawar yang dipilih (6~8 liter/HP/jam)
=8
Daya Mesin = 2800 HP
= 22400 liter/jam
= 22,4 m³/jam
2) Penentuan Daya Pompa
Tinggi = 310 mm
Lebar = 230 mm
Berat = 55 Kg
daya = 3 kW
Dalam buku BKI Vol. III, Bab II Pipa-pipa, katup - katup, peralatan –
peralatan, dan pompa pompa, P.1. Hal. 163; mengenai sistem air tawar tidak
ditentukan jumlah pompa air tawar yang harus digunakan. Jadi direncanakan
pompa sebagai berikut:
Pompa utama = 1 buah
Dalam buku BKI Vol. III, Bab II Pipa-pipa, katup - katup, peralatan –
peralatan, dan pompa pompa, P.1. Hal. 163; mengenai sistem air tawar tidak
ditentukan jumlah pompa air tawar yang harus digunakan. Jadi direncanakan
menggunakan 2(dua) buah pompa.
Sehingga N = 2 x 3 kW
= 6 kW
4) Hydrophore Unites
dimana:
q = volume air yang disuplai oleh pompa dalam waktu 1~2 menit.
= 1,2 (m3)
P = Tekanan akhir pompa
= 4,5 (kg/cm2)
P2 = Tekanan awal pompa
= 3 (kg/cm2)
A = Staying water quantity in hydrophore
= 1,5
sehingga:
V = 5,4 (m3)
Dengan demikian volume tangki hydrophore yang digunakan adalah 5,4 (m3)
Dalam perancangan diketahui volume diesel oil yang dibutuhkan = 15,744 (m³)
sedangkan lama pelayaran t = 3 hari. Maka jumlah diesel oil yang harus disuplai
ke tangki harian = 5,248 (m³/hari). Dalam perencanaan, tangki harian diisi setiap
= 1,5 hari sehingga volume bahan bakar yang harus dipindahkan ke tangki harian
= 7,872 (m3) sedangkan lama pemompaan = 0,9 (jam).
1. Kapasitas Pompa
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso, MsME dan Prof.
DR. Haruo Tahara hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk
menghitung kerugian pada pipa lurus:
hf2 = (m) =
= 0,027 (m)
= 0,131
V = Kecepatan aliran dalam pipa = 2 (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2) = 9,8 (m/s²)
Dalam perencanaan, belokan 90° yang dipakai oleh desainer = 9
buah, sehingga:
hf2 = 0,242 (m)
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso, Ms., ME dan
71
Prof. DR. Haruo Tahara hal. 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian
pada katup dan sambungan pipa:
= 7,598
Jadi hf= hf1 + hf2 + hf3 (m)
= 0,204 m
3. Perhitungan Daya Pompa
Dalam buku “Marine Power Plant “, oleh P. Akimov. Hal 495 diberikan
sehingga:
N = 0,55 HP
= 0,41 kW
Pompa Yang Digunakan
Spesifikasi pompa yang di gunakan yaitu:
72
Panjang = 280 mm
Tinggi = 185 mm
Lebar = 240 mm
Berat = 75 Kg
daya = 0,7 HP
ha = ht - hi
pada katup-katup
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso, MsME dan Prof.
DR. Haruo Tahara hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk
menghitung kerugian pada pipa lurus:
hf1 = (m)
74
hf2 = (m) =
= 0,294 (m)
= 0,13
V = Kecepatan aliran dalam pipa = 2 (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s²) = 9,8 (m/s²)
Dalam perencanaan, belokan 90° yang dipakai oleh desainer 5
buah, sehingga:
hf2 = 0,299 (m)
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso, Ms., ME dan
Prof. DR. Haruo Tahara hal. 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian
pada katup dan sambungan pipa:
f= Koef. kerugian pada katup, yang terdiri atas:
Jumla koefisie
h n hasil kali
Jenis katup/ sambungan n f nxf
Quick Close Valve 0 1 0
Swing Check valve (Foot Valve) 0 2,5 0
gate valve 0 0,15 0
saringan 1 1,79 1,79
katup glove 1 10 10
Katup non return 2 2,2 4,4
flange 1 0,2 0,2
sambungan lurus 1 0,1 0,1
sambungan siku 25 0,75 18,75
sambungan T 2 1,8 3,6
39,74
75
Q.H.g
N= (HP)
3600.75.h
sehingga:
N = 0,39 HP
= 0,29 kW
Pompa Yang Digunakan
Berdasarkan brosur pompa EBARA dengan spesifikasi berikut:
Tipe = IRON Pump A/S
Model = ONV: 1
Dimensi Pompa:
Panjang = 255 mm
Tinggi = 210 mm
Lebar = 220 mm
Berat = 45 Kg
daya = 0,4 HP
1) Kapasitas Pompa
76
ha = ht + hi
dimana, ht = tinggi pipa tekan samapi ke expansi tank
= 6,34 m
hi = tinggi pipa isap (Hdb kamar mesin - 0,05) (m)
= 1,69
ha = ht - hi
= 4,65 m
hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki (m)
hp = hpi + hpt
dimana, hpi = Tekanan pada tangki isap
= 0 (Tangki berada dibawah pompa)
hpt = Tekanan pada tangki penampungan
= 0 (Tangki tidak ada/langsung dibuang ke laut)
sehingga, hp =0m
h1 = hl1 + hl2
10,666.Q1,85.L
hl1 =
C1,85.D4,85
Dimana:
Q = Debit aliran (m³/dt)
= 0,002
L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 12,3
C = Koefesien Jenis Pipa (Tabel 2,1 Hal. 30)
= 130 (Besi cor baru)
D = Diameter Pipa (m)
= 0,04
hl1 = 1,25 m
hl2 = K. hv (m)
hl2 = K. hv (m)
78
= 6,17 m
H = ha + hp + hv + hl (m)
= 12,340 m
2. Perhitungan Daya Pompa
Dalam buku “Marine Power Plant “, oleh P. Akimov. Hal 495 diberikan
Q.H.g
N= 3600.75. (HP)
h
Q = Laju aliran
pompa
= 8,191 (m³/jam)
H = Head total pompa
= 12,34 m
ρ = Massa jenis air laut
= 900 (kg/m³)
η = total efisiensi pompa (0,6 ~ 0,9)
= 0,98 (pompa baru)
sehingga:
N = 0,34 HP
= 0,26 kW
Pompa Yang Digunakan
Tipe = IRON Pump A/S
MODEL = ONV: 1
Dimensi Pompa:
Panjang = 255 mm
Tinggi = 210 mm
Lebar = 220 mm
Berat = 45 Kg
daya = 0,4 HP
Dalam buku BKI Vol. III, Bab II Pipa-pipa, katup - katup, peralatan-
79
1) Kapasitas Pompa
("Machinery Outfitting Manual", Vol. 1, Hal. 69)
Q = 4/3. Q b
Qb = Kapasitas Pompa Bilga(m³/jam)
= 189,41
= 252,54 m³/jam
= 4,21 m³/menit
= 0,070 m³/detik
2) Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 4,21 m³/menit
D = 350 mm
3) Peritungan Tinggi Kenaikan Tekanan (Head)
hl = hl1 + hl2
10,666.Q1,85.L
hl1 =
Q C1,85.D4,85 = Debit aliran
(m³/dt)
= 0,070
L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 84,01
C = Koefesien Jenis Pipa (Tabel 2,1 Hal. 30)
= 130 (Besi cor baru)
D = Diameter Pipa (m)
= 0,35
= 0,13
hl2 = K. hv (m)
K = Jumlah Koefesien kehilangan lokal (m)
Koefesie
Penyebab Jumlah Nilai
n
Swing Check valve (Foot Valve) 0 2,5 0
Non return valve 2 2,2 4,4
Katup glove 2 10 20
flange 38 0,2 1,4
gate valve 0 0,15 0
Saringan 1 1,79 1,79
sambungan lurus 17 0,1 3,4
Sambungan siku 38 0,75 29
Sambungan T 38 1,8 68
128
81
H = ha + hp + hv + hl (m)
= 17,98 m
N= Q.H.
(HP)
3600.75.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
A. Kesimpulan
1. Penentuan daya pompa dipengaruhi bebeerapa factor, sebagai
berikut:
a. Kerugian akibat panjang pipa (hl)
6. Pipa ballast tidak boleh melewati tangki air tawar, bahan bakar,
perlakuan khusus
83
7. Pipa yang terletak di tank top cargo hold harus dilindungi dari
DAFTAR PUSTAKA
Soelarso, Tahara Haruo. 2000. Pompa Dan Compressor - Cet. 7. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita
Haryono Eko. 2011. System Instalasi Perpipaan. Makassar: Lembaga Kajian dan
Pengembangan Pendidikan Universitas Hasanuddin.
L
A
M
P
I
R
A
N