Anda di halaman 1dari 36

KARYA ILMIAH TERAPAN

PERAWATAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA PADA WINDLASS


DIATAS KAPAL

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Elektro Pelayaran

BINTANG SATRIYO AJI


NIT : 04.16.095.1.43/E
ELECTRO TECHNICAL OFFICERS

PROGRAM DIPLOMA III POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


TAHUN 2019
KARYA ILMIAH TERAPAN

PERAWATAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA PADA WINDLASS

DI ATAS KAPAL

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Elektro Pelayaran

BINTANG SATRIYO AJI


NIT : 04.16.095.1.43/E
ELECTRO TECHNICAL OFFICER

PROGRAM DIPLOMA III POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


TAHUN 2019

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Bintang Satriyo Aji

NomorIndukTaruna : 04.16.095/E

Program Diklat : Electro Technical Officer (ETO)

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

PERAWATAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA PADA


WINDLASS DI ATAS KAPAL

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan
yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi
yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, 24 September 2019

Materai 6000

BINTANG SATRIYO AJI

ii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : Perawatan motor listrik 3 phasa pada windlass diatas


kapal
Nama Taruna : Bintang Satriyo Aji
NIT : 04.16.095/E
Program Diklat : Electro Tecnical Officer(ETO)
Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan
SURABAYA,6 September 2019

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Didik Dwi Suharso, S.Si.T, M.Pd. Ardhiana Puspitacandri, S.Psi, M.Psi.


Penata Muda Tk.1 (III/b) Penata Muda Tk.1(III/b)
NIP.19770920 200912 1 001 NIP.1980619 201503 2 001

Mengetahui :
Ketua Jurusan Elektro

Anak Agung Istri Sri Wahyuni, S.Si.T, M.Sda.


Penata Tk.1 (III/d)
NIP.19781217 200502 2 001
PERAWATAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA PADA WINDLASS
DI ATAS KAPAL
Disusun Oleh:

BINTANG SATRIYO AJI


NIT : 04.16.095/E

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan


Politeknik Pelayaran Surabaya

Menyetujui:

Penguji I Penguji II Penguji III

Didik Dwi Suharso, S.Si.T, M.Pd. Dr. Capt. Tri Cahyadi, M.H., M.Mar. Ardhiana Puspitacandri, S.Psi., M.Psi.
Penata Muda Tk.1 (III/b) Pembina (IV/a) Penata MudaTk.1(III/b)
NIP. 19720509 200312 1 002 NIP. 19730704 1999803 1 001 NIP. 1980619 201503 2 001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Elektro Pelayaran

Anak Agung Istri Sri Wahyuni, S.Si.T, M.Sda.


Penata Tk.1 (III/d)
NIP.197812172005022001

iv
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, hidayah dan inayah-Nya. Atas peberian-Nya saya
dapat menyelesaikan proposal karya ilmiah terapan ini dengan judul “Perawatan
Motor Listrik 3 Phasa Pada Windlass Di Atas Kapal”.

Karya ilmiah terapan ini saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat membantu memperlancar proses
pembuatan. Oleh karena itu, saya ucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Capt. Heru Sutanto, M.Mar, selaku Direktur Politeknik Pelayaran


Suarabaya.
2. Ibu Anak Agung Istri Sri Wahyuni, S.Sit, M.Sda, selaku ketua jurusan
elektro.
3. Bapak Didik Dwi Suharso, S.Si.T, M.Pd, dan Ibu Ardhiana
Puspitacandri, S.Psi., M.Psi, selaku dosen pembimbing.
4. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan semangat dan do’a.
5. Teman teman taruna Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah
memberikan semangat dan masukan.
6. Serta pihak pihak yang telah membantu dalam pengerjaan yang tidak
bisa saya sebutkan namanya.

Saya sadar bahwa proposal karya ilmiah yang saya susun ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan dan semoga proposal karya ilmiah yang saya susun dapat bermanfaat.

Surabaya, 04 September 2019

(Bintang Satriyo Aji)


NIT : 04.16.095.1.43

v
ABSTRAK

BINTANG SATRIYO AJI, 2019, perawatan motor listrik 3 phasa pada


windlass di atas kapal. Dibimbing oleh Didik Dwi Suharso, S.Si.T, M.Pd. dan
Ardhiana Puspitacandri, S.Psi., M.Psi.
Motor listrik 3 phasa merupakan peralatan listrik yang berfungsi sebagai
penggerak utama, dan windlass merupakan peralatan yang ada di atas kapal yang
berfungsi untuk menggulung serta mengulur rantai jangkar. Windlass merupakan
salah satu peralatan yang sangat penting di atas kapal. Dengan berhentinya kerja
windlass akan menyebabkan kapal tidak bisa melakukan lego jangkar pada tempat
yang ditentukan. Dengan adanya motor listrik yang berkaitan dengan penggerak
windlass peneliti menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan
perawatan motor listrik 3 phasa pada windlass di atas kapal serta penyebab
overload pada motor listrik 3 phasa. Dengan tujuan mengetahui bagaimana
pelaksanaan perawatan motor listrik 3 phasa pada windlass di atas kapal serta
mengetahui penyebab overload pada motor listrik 3 phasa.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif dan objek penelitian adalah MV. Situ Mas dengan jenis kapal
Container. Penyajian data yang disajikan penulis adalah hasil observasi, hasil
wawancara dan hasil dokumentasi berupa foto. Hasil penelitian mengenai motor
listrik 3 phasa dengan tegangan 380 Volt, beban 175 A yang menggunakan
thermal overload relay dengan range 130 A – 175 A. Terjadi kerusakan pada
thermal overload relay yang tidak sesuai dengan spesifikasi motor. Pengecekan
nilai tahanan isolasi menggunakan magger test yang tidak dapat dilakukan.
Penulis menempatkan electrician sebagai sumber informan.
Perawatan yang dilakukan di atas MV. Situ Mas telah berjalan dengan baik
dan ada perawatan yang tidak dilakukan yang berkaitan dengan pengecekan nilai
insulasi pada motor listrik menggunakan magger test serta, kerusakan yang terjadi
disebabkan oleh Thermal Overload Relay yang tidak bertahan dengan kinerja
motor listrik 3 phasa pada windlass. Dengan permasalahan tersebut diperlukan
tindakan untuk pengecekan nilai insulasi menggunakan magger test dengan nilai
kurang dari 500 Ohm segera dilakukan pengecekan berkala dan pemilihan
komponen overload yang sesuai dengan motor listrik 3 phasa pada windlass di
atas MV. Situ Mas.
Kata kunci : Motor listrik 3 phasa, Windlass, Perawatan motor listrik 3 phasa,
ThermalOverload Relay, Magger Test.

vii.
ABSTRACT
BINTANG SATRIYO AJI, 2019, 3 Phase Electric Motor Maintenance At
Windlass On Board. Supervised by Didik Dwi Suharso, S.Si.T, M.Pd. and
Ardhiana Puspitacandri, S.Psi., M.Psi.
The 3 phase electric motor is an electrical device that functions as the prime
mover, and the windlass is the equipment on the ship that functions to wind up
and extend the anchor chain. With the existence of an electric motor that is
associated with the windlass drive, researchers are using problems relating to
maintenance and overloading on the electric motor. With the aim of maintenance
that runs orderly and can overcome the overload

Research conducted using descriptive qualitative research methods and the


object of research is MV. Situ Mas with the type of container ship. Presentation of
data presented by the author is the result of observation, the results of interviews
and the results of documentation in the form of photographs. The results of
research on 3 phase electric motors with a voltage of 380 volts, 175 A load using
a thermal overload relay with a range of 130 A - 175 A. There was damage to the
thermal overload relay that is not in accordance with the motor specifications.
Checking the value of insulation resistance using a magger test that can not be
done. The author puts electrician as a source of informants.

The treatments carried out above MV. Situ Mas has been going well and there
are treatments that are not carried out relating to checking the insulation value of
the electric motor using a magger test and, the damage caused by Thermal
Overload Relay that does not survive the performance of 3 phase electric motors
on the windlass. With these problems, action is needed to check the insulation
value using a magger test with a value of less than 500 Ohm. A periodic check is
immediately performed and the selection of overload components according to the
3-phase electric motor on the windlass above the MV. Situ Mas.

Keywords : 3 phase electric motor, Windlass, 3 phase electric motor maintenance,


thermal overload relay, Magger test.

viii.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................................ ii
HALAMAN PERSEJUTUAN ....................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................. v - vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii - viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix –x
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3. Batasan Masalah..................................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Review Penelitian Sebelumnya .............................................................. 4
2.2. Landasan teori ........................................................................................ 5
2.2.1. Motor Listrik 3 Phasa .................................................................. 5
2.2.1.1. Pengertian ............................................................................... 5
2.2.1.2. Prinsip Kerja .......................................................................... 7
2.2.2. Windlass ....................................................................................... 8
2.2.2.1. Pengertian ............................................................................... 8
2.2.2.2. Prinsip Kerja ........................................................................... 8
2.2.2.3. Penempatan Windlass ........................................................... 10
2.2.3. Standard Operating Procedure (SOP) Perawatan Motor Listrik . 11
2.2.3.1. Pengertian ............................................................................. 11

viii
2.2.3.2. Cara Kerja ............................................................................ 11
2.2.3.3. Insulation Tester ................................................................... 13
2.3. Kerangka Penelitian ............................................................................. 16
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ..................................................................................... 17
3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................................. 18
3.3. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 18
3.4. Pemilihan Informan .............................................................................. 19
3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 19
3.6. Teknik Analisis Data ............................................................................ 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 23
4.2. Hasil Penelitian .................................................................................... 24
4.2.1. Penyajian Data .......................................................................... 24
4.2.1.1. Hasil Observasi ............................................................ 25
4.2.1.2. Hasil Wawancara ......................................................... 31
4.2.1.3.Hasil Dokumentasi ........................................................ 33
4.2.2. Analisis Data ............................................................................. 36
4.3. Pembahasan .......................................................................................... 39
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 42
5.2. Saran ..................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA

ix
DAFTAR TABEL

No. Halaman

2.1. Standard Operating Procedure (SOP) ........................................... 13


2.2. Waktu perawatan motor listrik ........................................................ 14
3.3. Daftar checklist SOP ........................................................................ 21
4.1. Hasil Checklist perawatan MV. Situ Mas ........................................ 26

ix
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

2.1. Motor Listrik 3 Phasa ..................................................................... 6


2.2. Windlass Pada Haluan Kapal .......................................................... 9
2.3. Penggunaan Megger Test ................................................................ 15
4.1. komponen pengereman motor listrik .............................................. 28
4.2. Switch motor mengubah windlass ke mooring winch ...................... 29
4.3. Panel Listrik Pada Motor ................................................................. 31
4.4. Panel kontrol motor listrik ............................................................... 34
4.5. Komponen pengereman motor ......................................................... 35
4.6. Switch motor mengubah windlass ke mooring winch ...................... 35

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Motor listrik 3 phasa merupakan salah satu bagian yang penting diatas

kapal. Penggunaan motor listrik 3 phasa di atas kapal adalah sebagai alat

penggerak baik menggunakan media atau secara langsung. Menggunakan

media salah satunya dapat dijumpai pada windlass. Windlass sendiri

merupakan alat yang dipasang di kapal guna keperluan mengangkat dan

mengulurkan jangkar dan rantai jangkar. Motor listrik pada windlass

memerlukan arus listrik dengan daya yang besar karena digunakan untuk

menggulung rantai jangkar maupun tali kapal. Menggerakkan windlass

memerlukan pasokan sumber listrik sendiri pada beberapa jenis kapal.

Pelonjakan daya listrik pada motor listrik 3 phasa dapat juga terjadi

karena ada kerusakan pada lilitan stator yang terjadi karena penggunaan yang

melebihi batas atau kurangnya perawatan. Adanya gesekan antara rotor dan

stator yang mengakibatkan terjadinya tripping atau biasa disebut dengan

korsleting, ada juga beberapa faktor seperti keperluan windlass untuk

menggulung atau mungulurkan rantai jangkar, beban yang bertambah akibat

kotoran ketika jangkar digunakan, mechanical failure, over current serta low

insulation resistance yang mempengaruhi tingginya keperluan daya listrik

yang digunakan oleh windlass di atas kapal.

Dari faktor kerusakan yang dijelaskan dapat dijumpai di dalam panel

listrik untuk motor. Kerusakan yang terjadi di dalam panel seperti kegagalan

pada coil kontaktor yang telah lemah, kegagalan pada coil overload relay,

1
2

serta putusnya fuse. Faktor tersebut dapat menjadikan motor pada windlass

terjadi kerusakan dan akan menyebabkan kerugian terhadap perusahaan

pelayaran. Kerugian yang dirasakan oleh perusahan pelayaran dapat berupa

perusahaan kapal tidak dapat memenuhi jadwal yang telah ditetapkan,

pembatalan pengapalan barang serta perusahaan pelayaran akan mengalami

pelonjakan dana ketika melaksanakan perbaikan. Akibat dari faktor tersebut

perusahaan pelayaran perlu melaksanakan pengecekan laporan serta

melakukan sidak secara langsung di atas kapal.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merencanakan melakukan

penelitian dengan mengambil judul “Perawatan Motor Listrik 3 Phasa Pada

Windlass Di Atas Kapal ”.

1.2. Rumusan Masalah


Dari penulisan di atas dapat kita tarik kesimpulan, agar lebih

memudahkan dalam pembahasan bab-bab berikutnya maka penulis

mengangkat masalah untuk didapatkan solusi, ada pun masalah yang penulis

angkat adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan perawatan motor listrik 3 phasa pada windlass

di atas kapal ?

2. Apa penyebab overload pada motor listrik 3 phasa ?

1.3. Batasan Masalah

Sesuai judul yang dipilih dimana ruang lingkup dan mengingat cukup

luasnya pembahasan masalah. Penulis tidak melakukan pembahasan

keseluruhan tetapi hanya membahas tentang panel kelistrikan serta safety

device pada motor listrik 3 phasa sebagai penggerak windlass di atas kapal.
3

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perawatan motor listrik 3

phasa pada windlass di atas kapal.

2. Untuk mengetahui penyebab overload pada motor listrik 3 phasa.

1.5. Manfaaat Penelitian

1.5.1. Secara Teoritis

1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan yang lebih meluas

mengenai motor listrik 3 phasa terhadap windlass di atas kapal.

2. Memberi bantuan pengetahuan bagi yang membaca Karya Ilmiah

Terapan ini.

1.5.2. Secara Praktis

1. Menambah perbendaharaan perpustakaan Politeknik Pelayaran

Surabaya, dan menjadi sumber bacaan maupun referensi bagi

semua pihak yang membutuhkannya.

2. Sebagai acuan untuk para teknisi meningkatkan kesadarannya

sehingga para teknisi mengerti dan memahami Standar Operasional

Prosedur (SOP) perawatan serta faktor-faktor dan penyebab

overload pada motor listrik 3 phasa pada windlass di atas kapal.

3. Sebagai bahan acuan perusahaan pelayaran untuk lebih

memperhatikan dan memahami Standar Operasional Prosedur

(SOP) perawatan serta pengaruh overload pada motor listrik 3

phasa pada windlass di atas kapal.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Review Penelitian Sebelumnya

Berdasakan proposal penelitian dari Sinaga (2018), Motor induksi

merupakan perangkat mesin listrik yang menggunakan prinsip

elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik,

kemudian energi mekanik tersebut selanjutnya dimanfaatkan sebagai tenaga

penggerak pada berbagai mesin, misalnya untuk menggerakan roda impeller

pada pompa, kompresor, crane, generator dan lainnya. Motor induksi 3 phasa

banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari aplikasi rumah tangga

sampai aplikasi industri besar. Motor induksi merupakan salah satu peralatan

penting dalam suatu proses produksi pada industri, karena jika motor induksi

mengalami penurunan performa maka suatu proses produksi atau proses kerja

industri akan terganggu. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau

performa dari motor tersebut, diantaranya adalah pemantauan adanya

kerusakan pada motor dan efisiensi pada motor. Salah satu kerusakan yang

biasanya terjadi pada motor induksi adalah kerusakan mekanis yang

disebabkan karena adanya overload atau perubahan beban yang mendadak

yang berakibat rusaknya bantalan. Salah satu kerusakan pada bantalan adalah

adanya kecacatan atau kerusakan pada cageball.

Tujuan dari penelitian ini adalah memantau dan menganalisa penurunan

efisiensi motor induksi akibat kecacatan pada cageball bantalan tanpa

mempengaruhi proses motor induksi yang sedang berjalan. Metode penelitian

4
5

yang dilakukan adalah kajian pustaka dari berbagai literatur yang disesuaikan

dengan perkembangan teknologi dan berdasarkan standar nasional maupun

internasional. Penelitian ini menghasilkan penurunan efisiensi motor induksi

pada ketiga bearing yaitu, bearing normal non thermal, normal thermal, dan

dengan kecacatan cageball mengalami penurunan sekitar 2-3% yang bisa

dilihat pada grafik perbandingan rata-rata efisiensi dengan rata-rata overall

RMS.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan serta dituliskan di atas,

penulis mengangkat judul penelitian yaitu, “Perawatan Motor Listrik 3 Phasa

Pada Windlass Di atas Kapal.”

2.2. Landasan Teori

Landasan teori ini digunakan sebagai sumber ilmu atau teori yang

menjadi dasar dari penelitian. Disamping itu, landasan teori digunakan juga

sebagai landasan untuk menunjukkan bagaimana masalah itu diangkat dan

dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang luas. Hal ini bertujuan supaya

pembaca akan dapat memahami bagaimana masalah dan tema penelitian

tersebut diangkat. Pada landasan teori ini penulis memaparkan tentang

motor listrik 3 phasa, windlass, serta Standart Operating Procedure (SOP)

perawatan motor listrik.

2.2.1. Motor Listrik 3 Phasa

2.2.1.1. Pengertian

Motor listrik adalah mesin listrik yang berfungsi untuk

mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi

mekanik tersebut berupa putaran dari motor. (Sumanto, 1995).


6

Motor listrik 3 phasa adalah motor yang bekerja dengan

memanfaatkan perbedaan phasa pada sumber untuk menimbulkan

gaya putar pada bagian rotornya.

Perbedaan phasa pada motor 3 phasa didapat langsung dari

sumber. Hal tersebut yang menjadi pembeda antara motor 1 phasa

dengan motor 3 phasa. Secara umum, motor 3 phasa memiliki dua

bagian pokok, yakni stator dan rotor. Bagian tersebut dipisahkan

oleh celah udara yang sempit atau yang biasa disebut dengan air

gap. Jarak antara stator dan rotor yang terpisah oleh air gap sekitar

0,4 milimeter sampai 4 milimeter

Gambar 2.1. Motor listrik 3 phasa


.

Sumber :(http://belajarelektronika.net/pengertian-
motor-listrik-3-fasa/#) : 2018
Terdapat dua tipe motor 3 phasa jika dilihat dari lilitan pada

rotornya, yakni rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar tupai

(squirrel-cage rotor). Motor 3 phasa rotor belitan (wound rotor)

adalah tipe motor induksi yang lilitan rotor dan statornya terbuat

dari bahan yang sama.


7

Sedangkan motor 3 phasa rotor sangkar tupai (squirrel-cage

rotor) adalah tipe motor induksi yang konstruksi rotornya tersusun

dari beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot

yang ada pada rotor motor, kemudian pada setiap bagiannya

disatukan oleh cincin. Akibat dari penyatuan tersebut, terjadi

hubungan singkat antara batangan logam dengan batangan logam

yang lainnya.

2.2.1.2. Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari motor listrik 3 phasa ini sebenarnya sangat

sederhana. Bila sumber tegangan 3 phasa dialirkan pada kumparan

stator, maka akan timbul medan putar dengan kecepatan tertentu.

Besarnya kecepatan tersebut dapat diukur menggunakan sebuah

rumus (Ns = 120 f/P).

Dimana Ns adalah kecepatan putar, f adalah frekuensi sumber,

dan P adalah kutub motor. Perlu diketahui bahwa medan putar

stator akan memotong batang konduktor yang ada pada rotor,

sehingga pada batang konduktor dari rotor akan muncul GGL

induksi. GGL akan menghasilkan arus (I) serta gaya (F) pada rotor.

Agar GGL induksi timbul, diperlukan perbedaan antara kecepatan

medan putar yang ada pada stator (ns) dengan kecepatan berputar

yang ada pada rotor (nr).

Perbedaan kecepatan antara stator dan rotor disebut slip (s)

yang dapat dinyatakan dengan rumus s= (ns – nr) / ns. Apabila nr

= ns, maka GGL induksi tidak akan timbul, dan arus tidak akan
8

mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak

dihasilkan kopel. Berdasarkan cara kerja tersebut, motor 3 fasa

juga dapat disebut sebagai motor tak serempak atau motor sinkron.

2.2.2. Windlass

2.2.2.1. Pengertian

Mesin jangkar adalah merupakan mesin derek jangkar yang

dipasang dikapal guna keperluan mengangkat dan mengulur

jangkar dan rantai jangkar melalui tabung jangkar (Hawse Pipe).

Mesin jangkar pada saat ini banyak menggunakan tenaga

penggerak listrik. Jenis mesin jangkar beragam sesuai dengan

penggeraknya, posisi porosnya dan pabrik pembuatannya.

2.2.2.2. Prinsip Kerja

Mesin jangkar berpenggerak tenaga uap, hidrolik dan tenaga

listrik, untuk kapal yang berukuran dibawah 200 GRT (Gross

Register Tonnage) dapat menggunakan mesin derek manual, yang

digerakkan dengan tangan. Jenis tenaga penggerak memiliki

keuntungan yang berbeda, misalnya sistem uap memiliki

kemampuan yang besar dan terhindar dari bahaya tegangan

pendek, namun kapal harus memiliki ketel uap, biasanya untuk

kapal besar sejenis tangker.

Tenaga hidrolik sangat sensitif dan tidak memerlukan unit

yang besar, namun instalasi pipa hidrolik harus terlindungi untuk


9

mengindari kerusakan dan kebocoran, karena memiliki tekanan

yang sangat besar maka apabila bocor sangat berbahaya.

Mesin jangkar dengan tenaga motor listrik, biasanya

digunakan untuk kapal berukuran menengah, sistem ini banyak

disukai oleh pemilik kapal-kapal pesiar karena bersih.

Gambar 2.2. Windlass pada haluan kapal.

Sumber:(http://ruangmegah.blogspot.co.id/2015/06/m
esin-jangkar-anchor-windlass.html). : 2015

Syarat dari windlass dengan motor listrik kapal harus memiliki

pembangkit listrik khusus (generator khusus) untuk penggerak

mesin jangkar (harus dipisahkan dengan instalasi listrik lain).

Tenaga penggerak tersebut dengan melalui poros cacing (Worm

Gear) akan menggerakkan poros utama mesin jangkar, selain itu

pada mesin jangkar dilengkapi sistem kopling untuk melepas dan

mengaktifkan kerja tenaga penggerak dengan poros utama.

2.2.2.3. Penempatan Windlass

Mesin jangkar harus ditempatkan pada geladak haluan kapal

sehingga memudahkan pengoperasian penurunan dan penarikan

jangkar. Pada pemasangan mesin jangkar di geladak kapal, plat


10

geladak di daerah pondasi mesin jangkar harus diperkuat dengan

penebalan plat serta konstruksi pondasi yang kuat. Mesin jangkar

harus dilengkapi dengan sistem rem untuk memperlambat putaran

poros dan memberhentikan penurunan jangkar.

Apabila mesin jangkar dilengkapi dengan chain stopper yang

terpasang kuat pada forecastle deck, maka alat ini harus memiliki

kemampuan beban putus 80% dari beban putus rantai. Apabila

chain stopper tidak terpasang maka mesin jangkar harus dapat

menahan tarikan dengan beban putus 80%, beban putus rantai

dengan tanpa adanya deformasi pada peralatannya juga slip pada

sistem pengeremannya. Pada saat pengetesan, mesin jangkar yang

memiliki dua buah drum harus mampu mengangkat rantai jangkar

yang diturunkan sepanjang 55 meter secara bersamaan dari

kedalaman laut tidak kurang dari waktu 6 menit.

Untuk mesin jangkar yang terpisah antara mesin jangkar kiri

dan kanan masing - masing harus mampu mengangkat rantai

jangkar yang diturunkan sepanjang 82,5 meter dari kedalaman laut

tidak kurang dari waktu 9 menit. Hal tersebut merupakan ketentuan

dari peraturan badan klasifikasi.

2.2.3. Standart Operating Procedure (SOP) Perawatan Motor Listrik

2.2.3.1. Pengertian

Perawatan adalah kombinasi dari semua tindakan yang

dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan

suatu kondisi yang dapat diterima dan berfungsi seperti sediakala


11

atau paling tidak mendekati sehingga kegiatan produksinya dapat

berjalan dengan lancar (mesin dan peralatannya paling tidak

mencapai umur ekonomisnya dan menghindari kemacetan serta

kerusakan sekecil mungkin) sehingga kapal dapat tetap

beroperasi secara efektif, efisien, produktif, dan tepat waktu

sesuai dengan yang telah direncanakan. (Maimun, 2004).

Menurut Suharto, (1991) perawatan adalah suatu usaha

untuk memelihara keawetan dan kesempurnaan dari suatu

perlengkapan, dimana perlengkapan tersebut harus selalu dalam

keadaan baik dan siap pakai. Perawatan motor listrik 3 phasa

adalah kegiatan untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan.

Tujuannya agar motor dapat beroperasi secara terus menerus

tanpa mengalami kerusakan atau gangguan, serta untuk

memperpanjang umur pakai motor.

2.2.3.2. Cara kerja perawatan

Menurut Arismunandar (1983), ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam teknik perawatan motor. Beberapa hal

tersebut sebagai berikut :

1. Berpikir sebelum bertindak

Sebelum melakukan suatu perawatan dan perbaikan,

sebaiknya perhatikan gejala atau tanda–tanda kerusakan

dengan teliti. Jangan tergesa–gesa atau ceroboh, tetapi harus

direncanakan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan.

2. Pencegahan masuknya kotoran


12

Sebagai kepala kamar mesin (KKM), perwira serta anak

buah kapal (ABK) apabila melakukan suatu pembongkaran

mesin maka kebersihan (factor utama).

3. Bagian–bagian mesin diperlakukan dengan hati – hati

Dalam melakukan suatu pembongkaran atau perbaikan

suatu mesin yang paling pokok perlu diperhatikan adalah

penggunaan kunci–kunci sesuai dengan fungsinya. Hal ini

dimaksudkan agar dalam melakukan pembongkaran atau

perbaikan tidak akan menimbulkan kerusakan.

4. Pekerjaan yang sempurna

Pada saat melakukan kegiatan perawatan atau perbaikan,

gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya tidak merusak

dan tidak mencelakakan serta pekerjaan dapat selesai dengan

mudah, cepat dan sempurna.

Standard Operasional Procedure (SOP) peawatan terhadap

motor listrik 3 phasa yang dilakukan di atas kapal sangat

berpengaruh terhadap kinerja motor listrik. Tindakan yang tidak

dilakukan dalam tata urutan dalam Standard Operating

Procedure (SOP) dapat mengakibatkan motor listrik tidak

bekerja secara maksimal. Berikut contoh Standard Operating

Procedure (SOP) perawatan motor listrik :


13

Tabel 2.1. Standard Operating Procedure (SOP)

No. Pekerjaan

1. Melakukan pengecekan terhadap motor

listrik

2. Jika terjadi kerusakan, melakukan

identifikasi kerusakan, dilanjutkan untuk

menganalisa kerusakan

3. Melaporkan kepada KKM, dengan

melampirkan troble report tan

4. Menentukan biaya serta waktu lama

perawatan

5. Menjadwalkan kegiatan perawatan

6. Melakukan pengecekan kelengkapan

peralatan

7. Melaksanakan perawatan

Sumber : Arismunandar (1983)

Setelah mengetahui standard operating procedure (SOP)

yang telah dituliskan. Pekerja wajib melaksanakan sesuai

prosedur yang telah dituliskan. Prosedur yang telah dituliskan

jika ada yang tidak dilaksanakan, maka akan membuat

kerusakan pada motor listrik. Setiap pekerja perlu mengetahui

waktu untuk melakukan perawatan dari setiap pekerjaan yang


14

telah dilakukan berikut merupakan contoh waktu perawatan

motor listrik :

Tabel 2.1. Waktu perawatan motor listrik.

Schedule
NO. Pekerjaan

1. Pembersihan motor listrik Setiap 1 bulan sekali

2. Pengecekan ikatan koneksi pada Setiap 3 bulan sekali

panel instalasi listrik

3. Melakukan insulation tester Setiap 3 bulan sekali

menggunakan magger test

4. Penggantian bearing motor Setiap terjadi suara

listrik yang berbeda

5. Pengecekan air gap pada Setiap 3 bulan sekali

braked system motor

Sumber : Arismunandar (1983)

2.2.3.3 Insulation tester

Insulation Tester biasanya digunakan untuk mengukur nilai

tahanan/resistan (resistance) dari isolasi (insulation) yang

membungkus bahan penghantar yang digunakan pada kabel listrik.

Secara normatif tegangan listrik setinggi 1 Volt membutuhkan

isolasi yang memiliki nilai tahanan/resistans (resistance) sebesar

1000 Ohm (1kΩ). Kerusakan pada isolasi akan mengakibatkan

kebocoran tegangan listrik yang dapat membahayakan manusia


15

penggunanya. Alat ini biasanya digunakan pada industri trafo,

pemasangan jaringan listrik, dan motor listrik.

Gambar 2.3. Penggunaan megger test.

Sumber:(http://all-thewin.Blogspot.com/2013/09
/perawatan-motor-listrik.html). (2013)

Cara menggunakan insulation tester :

1. Pastikan rangkaian yang akan diukur berada dalam posisi OFF

dan tidak terhubung dengan sumber tegangan AC.

2. Setel saklar kiri pada posisi ON MΩ saklar kanan pada posisi

MΩ POWER ON Indikator akan bekerja.

3. Hubungkan kabel penyidik (probes) warna hitam

(menggunakan aligator clip) ke common atau ground dari

rangkaian yang akan diukur.

4. Sentuhkan kabel penyidik (probes) tegangan tinggi ke titik

yang akan diukur (kawat tembaga dari kabel listrik misalnya).

Agar terhindar dari sengatan listrik, jaga posisi jari tangan anda

tetap di belakang pengaman.


16

5. Bacalah hasil pengukuran pada papan skala. Terkadang hasil

pengukuran kurang memuaskan. Ini terjadi karena kontak antara

ujung kabel penyidik (probes) dengan titik yang akan diukur

kurang sempurna.

6. Jika tidak terjadi kebocoran pada isolasi yang membungkus

kabel listrik (atau rangkaian elektronik lainnya), jarum akan

tetap menunjuk posisi tak terhingga (∞).

7. Jika terjadi kebocoran pada isolasi yang membungkus kabel

listrik (atau rangkaian elektronik lainnya), jarum akan bergerak

ke kanan.
17

2.3. Kerangka Penelitian

Standart Operating Procedure (SOP) Perawatan Motor


Listrik 3 Phasa Pada Windlass

Pengaruh Overload Pada Motor Listrik 3 Phasa

Mekanis Teknis

Perawatan Motor Listrik 3


Phasa Pada Windlass Di
Atas Kapal

Analisis

Hasil Analisis

Kesimpulan

Kritik Dan Saran


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Penelitian merupakan suatu proses dari suatu rangkaian langkah-langkah

yang dilakukan secara terencana dan sistematis, guna mendapatkan

pemecahan masalah atau jawaban terhadap pernyataan-pernyataan tertentu.

Proposal ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Suryabrata

(2008), penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan

mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan

lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain-lain.

Metode penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai

metode-metode yang digunakan dalam penelitian. Pada umumnya sebuah

penelitian merupakan suatu refleksi keinginan untuk memperoleh dan

mengembangkan pengetahuan yang merupakan kebutuhan dasar manusia

sehingga menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode deskriptif. Data data yang dikumpulkan dan diperoleh

selama penelitian dianalisis kembali sesuai dengan bentuk asli dilapangan.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Waktu penelitian

Penulis akan melaksanakan penelitian pada saat Praktek Laut


(PRALA) terhitung mulai semester V dan VI.

18
19

3.2.2. Tempat penelitian

Penulis akan melaksanakan penelitian diatas kapal pada saat


prola/praktek di suatu kapal niaga milik perusahaan pelayaran.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Adapun data yang digunakan dalam proses penyelesaian penulisan karya

ilmiah terapan adalah :

3.3.1. Data Primer

Menurut Hasan (2002), data primer adalah data yang diperoleh

atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan

penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data ini

diperoleh dari pernyataan langsung dari crew yang berada pada

electrician.

3.3.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada

(Hasan, 2002). Data jenis ini diperoleh dari berbagai sumber pustaka

seperti, buku-buku referensi, materi, jurnal, log book, internet (social

network) dan manual book peralatan yang terdapat di atas kapal.

3.4. Pemilihan Informan

Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah

orang-orang yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia

memberikan informasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak sebagai

sumber data dan informasi harus memenuhi syarat. Oleh karena itu penulis

menggunakan beberapa informan yaitu, elektrician kapal yang terkait dengan


20

kelistrikan kapal dan menguasai tentang perawatan motor listrik 3 phasa pada

windlass di atas kapal dan penggunaannya.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari penyebab kerusakan yang terjadi

pada motor listrik 3 phasa sebagai penggerak utama pada windlass data ini

diperoleh dari pengamatan langsung di atas kapal. Peneliti mencatat dan

melakukan dokumentasi secara langsung melalui wawancara, checklist, foto

dan dokumen penting lainnya yang berkaitan dengan SOP perawatan motor

listrik 3 phasa pada windlass. Penulis melakukan teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

3.5.1. Wawancara

Menurut Maleong (2007), wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, antara

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interview) yang memberikan informasi maupun

jawaban atas pertanyaan.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan jawaban dari

permasalahan, dimana pihak pemberi jawaban dapat memberikan

pendapatnya melalui pengalaman mengenai sistem kerja serta

kerusakan yang terjadi pada motor listrik 3 phasa di atas kapal dan

cara perawatannya. Di atas kapal penulis melakukan wawancara

kepada perwira kamar mesin dan electrician.


21

3.5.2. Dokumentasi

Menurut Guba dan Lincolin (1981), dokumentasi adalah setiap

bahan tertulis atau film record yang tidak dipersiapkan karena adanya

permintaan dari seorang penyelidik.

3.5.3. Lembar Checklist

Lembar Checklist adalah suatu daftar pengecekan, berisi nama

subjek dan beberapa gejala atau identitas lainnya dari sasaran

pengamatan. Pada penelitian ini penulis hanya tinggal menilai dan

memberikan tanda atau checklist pada setiap permunculan gejala

lengkap atau tidak lengkapnya sasaran pengamatan.

Tabel 3.2. Daftar Checklist SOP

Pelaksanaan di
No. Kegiatan atas kapal Keterangan
Ya Tidak
Melakukan pengecekan terhadap
1. motor listrik.

Jika terjadi kerusakan,


melakukan identifikasi
2. kerusakan, dilanjutkan untuk
menganalisa kerusakan.

Melaporkan kepada KKM,


dengan melampirkan troble
3.
report.

Menentukan biaya serta waktu


4. lama perawatan.
22

Menjadwalkan kegiatan
5. perawatan.

Melakukan pengecekan
6. kelengkapan peralatan.

Melaksanakan perawatan.
7.

Pembersihan motor listrik


8.
(Setiap 1 bulan sekali).
Pengecekan ikatan koneksi pada
9. panel instalasi listrik (setiap 3
bulan sekali).
Melakukan insulation tester
10. menggunakan magger test
(setiap 3 bulan sekali).
Penggantian bearing motor
11.
listrik (Setiap terjadi kerusakan).
Pengecekan air gap pada braked
12. system motor ( setiap 3 bulan
sekali).

3.6.Teknik Analisis Data

Dalam menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan

data, mengordinasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar. (Patton, 1980).

Mile dan Huberman seperti yang dikutip oleh Salim (2006),

menyebutkan ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data

(data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan

(conclusion drawing and verification).


23

Dalam pelaksanaannya reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi, merupakan sebuah langkah yang ringkas, dalam

arti tidak terikat oleh batasan kronologis. Secara keseluruhan langkah-

langkah tersebut saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data,

sehingga model dari Miles dan Huberman disebut juga sebagai model

interaktif. Berdasarkan pada penjelasan yang telah dikembangkan oleh Salim

(2006), dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:

1. Reduksi data (data reduction), dalam tahap ini penulis melakukan

pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi,

dan transformasi data kasar yang diperoleh.

2. Penyajian data (data display). Penulis mengembangkan sebuah

deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Display data atau penyajian data yang lazim

digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk teks naratif.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and

verification). Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan

verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari

lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada,

alur kausalitas dari fenomena, dan proposisi.


DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, Wijaya dan Kuichi Tsuda. 1983. Motor Diesel Putaran Tinggi.
Paramudya Paramita. Jakarta.

Admin. 2016. Pengertian Motor Listrik 3 Phasa dan Prinsip Kerjanya (online).
(http://belajarelektronika.net/pengertian-motor-listrik-3-fasa/#).Diakses
pada 22 Mei 2018.

Aldrin, Muhammad. 2013. Perawatan Motor Listrik (online). (http://all-thewin


.Blogspot.com/2013/09/perawatan-motor-listrik.html). Diakses pada 25
Juni 2018.

Guba dan Lincoln. (1981). Effective Evalution. Jossey Bass Publisher. San
Fransisco.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok - Pokok Materi Metodologi Penelitian dan


Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Maleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Karya.

Patton, Michael Quinn . 1980. Qualitative Qualification Methods. Baverly Hills,


CA : Sage.

Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta : Tiara.

Sinaga, Hazaruddin, dkk. 2015. Analisa Penurunan Efisiensi Motor Induksi


Akibat Cacat Pada Cage Ball Bantalan. Jurnal Teknik Mesin S-1. Volume
: 04. (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm). Diakses pada 1 Juli
2018.

Siswa, Maha. 2015. Mesin Jangkar (Anchor Windlass) (online).


(http://ruangmegah.blogspot.co.id/2015/06/mesin-jangkar-anchor-windlas
.html). Diakses pada 20 Mei 2018.

Suharto, 1991, Manajemen Perawata Mesin, Rimeka Cipta, Jakarta.


Sumadi, Suryabrata. 2008. Metode Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sumanto. 1995. Mesin Arus Searah. Andi Offsite. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai