Anda di halaman 1dari 43

ADAPTASI FISIOLOGI DAN

PSIKOLOGIS
ANI T PRIANTI S.ST.,M.KES
DEFENISI ADAPTASI
cara bagaimana organisme
mengatasi tekanan
lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup. Organisme
yang mampu beradaptasi
terhadap lingkungannya
mampu untuk: memperoleh
air, udara dan nutrisi.
mengatasi kondisi fisik
lingkungan seperti
temperatur, cahaya dan
panas
Defenisi Adaptasi Fisiologi

• adalah cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan


lingkungannya melalui fungsi kerja pada organ-organ
tubuhnya, dengan tujuan supaya dapat bertahan hidup.
Jenis adaptasi ini cukup sulit untuk diamati, karena
hanya terjadi pada bagian dalam organ tubuh makhluk
hidup itu sendiri.
Adaptasi Psikologi
• Adaptasi psikologis adalah
proses penyesuaian secara
psikologis akibat stressor
yang ada, dengan cara
memberikan mekanisme
pertahanan diri dengan
harapan dapat melindungi
atau bertahan dari serangan-
serangan atau hal-hal yang
tidak menyenangkan.
Adaptasi Fisiologi dalam Kehamilan
• Kehamilan merupakan
proses alami yang akan
membuat perubahan baik
fisik maupun psikologis.
Perubahan kondisi fisik dan
emosional yang kompleks,
memerlukan adaptasi
terhadap proses Kehamilan
yang terjadi
Kehamilan bagi keluarga dan khususnya seorang wanita
merupakan peristiwa yang penting, meskipun demikian
Kehamilan juga merupakan saat – saat krisis bagi keluarga di
mana terjadi perubahan identitas dan peran ibu, ayah, serta
anggota keluarga lainnya.
• Tugas ibu pada masa Kehamilan :
Menerima kehamilannya
Membina hubungan dengan janin
Menyesuaikan perubahan fisik
Menyesuaikan perubahan hubungan suami istri
Persiapan melahirkan dan menjadi orang tua
• Kehamilan dapat sebagai :
Krisis
Stresor
Transisi peran
• Tahapan Perubahan Peran dalam
Kehamilan
• Perubahan psikologis selama kehamilan terjadi
oleh karena semakin bertambahnya usia
kehamilan dan adanya adaptasi peran barunya.
Tahapan perubahan peran selama kehamilan
menurut Reva Rubin adalah sebagai berikut:
1.Tahap antisipasi atau anticipatory stage
2.Tahap honeymoon atau honeymoon stage
3.Tahap stabil atau plautau stage
4.Tahap akhir atau disengagement/termination
stage
Tahap Antisipasi atau Anticipatory Stage
• Tahap antisipasi merupakan tahap sosialisasi
atau latihan untuk penampilan peran yang
diasumsikan pasangan (suami/istri) berkaitan
dengan fantasi. Wanita akan mengawali peran
barunya dengan merubah peran sosialnya
melalui latihan informal dan informasi melalui
model peran. Meningkatnya frekuensi interaksi
dengan yang lainnya akan mempercepat proses
adaptasi dalam penerimaan peran barunya
sebagai ibu
Tahap Honeymoon atau Honeymoon Stage

• Tahap honeymoon merupakan tahap dimana wanita


mengasumsikan peran yang harus ditampilkan,
melakukan pendekatan dan eksplorasi terhadap sikap
yang dibutuhkan untuk penampilan peran, mulai
melakukan latihan peran. Pada tahap ini, wanita
sudah dapat menerima peran barunya dengan cara
menyesuaikan diri dan muncul kebutuhan akan kasih
sayang baik ibu-bayi, ibu-suami. Hal lain yang
mempengaruhi tahapan honeymoon adalah kesiapan
menghadapi kelahiran bayinya serta dukungan dari
orang-orang terdekat.
Tahap Stabil atau Plautau Stage

• Tahap stabil merupakan tahapan dimana wanita


hamil dapat melihat penampilan dalam peran
barunya. Pada tahap ini, pasangan
memvalidasikan apakah peran yang akan
ditampilkan adekuat/tidak, yang semuanya
tergantung pada bagaimana mereka atau yang
lainnya membentuk peran yang harus ditampilkan.
Wanita hamil akan melakukan kegiatan-kegiatan
yang positif dan berfokus pada kehamilannya dan
hal yang berguna bagi kesehatan keluarga.
Tahap Akhir atau Disengagement/Termination stage

• Tahap ini merupakan tahap


terminasi/pengakhiran peran. Peran pasangan
pada Kehamilan berakhir setelah proses
Persalinan selanjutnya pasangan memasuki
tahap peran lainnya. Tahap ini disebut juga
sebagai tahap perjanjian. Perjanjian ini
dilakukan agar wanita hamil sedapat mungkin
menepati janjinya yang berkaitan dengan peran
barunya kelak.
1. Trimester I
• trimester pertama Sering dikatakan sebagai masa
penentuan. Penentuan untuk membuktikan bahwa
wanita dalam keadaan hamil. Pada saat inilah tugas
psikologis pertama sebagai calon ibu untuk dapat
menerima kenyataanya akan kehamilanya. Selain
itu akibat dari dampak terjadinya peningkatan
hormone estrogen dan progesterone pada tubuh
ibu hamil akan mempengaruhi perubahan pada
fisik sehingga banyak ibu hamil yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Trimester Perrtama juga
Merupakan masa
kekhawatiran dari
penantian

Setelah konsepsi kadar hormon


progesteron dan estrogen dalam tubuh
akan meningkat dan ini akan
menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari,lemah dan lelah
serta terjadi pembesaran pada payudara

Perubahan trimester 1 disdasari pada teori


reva rubin
Teori ini menekankan pada pencapaian
seorang ibu,dimana untuk mecapai proses
ini dibutuhkan proses belajar melalui
serangkaian aktifitas
Trimester II
• Trimester ke II sering disebut sebagai priode
pancaran kesehatan, saat ibu merasa sehat. Ini
disebabkan selama trimester ini umumnya wanita
sudah merasa baik dan terbebas dari ketidak
nyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudan terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa
tidaknyaman karena hamil sudah berkurang. Perut
ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan
sebagai beban. ibu sudah menerima kehamilanya dan
mulai dapat menggunakan energy dan fikiranya
secara lebih konstruktif.
• Hubungan social wanita akan meningkat dengan
wanita hamil lainya atau yang baru menjadi ibu,
ketertarikan ddan aktifitasnya terfokus pada
kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk peran yang
baru. Hubungan sosila yang rumit ini membutuhkan
sejumlah pekerjaan yang rumit, yang pada giliranya
bertindak sebagai katalis bagi peran barunya.
Qickening mungkin menyerang wanita untuk
memikirkan bayinya sebagai individu yang
merupakan bagian dari dirinya. Kesadaran yang baru
ini melalui perubahan dan memusatkan dirinya
kebayi, pada saat ini jenis kelamin bayi tidak begitu
penting. Perhatian ditujukan pada kesehatan bayi dan
kehadiran di dalam keluarga.
Trimester III.
• Trimester ketiga sering disebut periode
penantian. Pada periode ini wanita menanti
kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya,
dia semakain tidak sabar untuk segera melihat
bayinya. Ada peresaan tidak menyenangkan
ketika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya,
fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisah
dan hanya bisa melihat dan menunggu tanda-
tanda dan gejalanya.
• Trimester ketiga adalah waktu untuk
mempersiapkan kelahiran dan kedudukan orang
tua, seperti terpusatnya perhaian pada
kehadiran bayi. Saat ini orang-orang di
sekelilingnya akan membuat rencana pada
bayinya. Wanita tersebut akan berusaha
melindungi bayinya, dengan menghindari
kerumunan atau seseorang atau apapun yang
dianggap membahayakan. Dia membayangkan
bahwa bahaya terdapat di dunia luar.
Adaptasi Psikologis Dalam Persalinan
• Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang
telah cukup bulan (37-42 minggu) atau hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu dan bayi
• Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara
alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan pembukaan
untuk mengeluarkan bayi. Dari Pengertian diatas Persalinan adalah proses
alamiah dimana terjadi dilatasi servik, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim
ibu. Persalinan Normal disebut juga alami karena terjadi secara alami. Jadi
secara umum Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui
kejadian secara alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan
pembukaan untuk mengeluarkan bayi. Jika Persalinan Normal tidak
termungkinkan karena masalah posisi bayi harus dilakukan Bedah Caesar.
Pada saat Persalinan Normal, bayi dilahirkan melalui vagina.
• Kala I adalah persalinan
dimulai sejak terjadinya
kontraksi uterus dan
pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan
lengkap (10 cm).
Persalinan kala I dibagi
menjadi dua fase yaitu
fase laten dan fase aktif.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA PERSALINANKALA I

• Memperlihatkan ketakutan atau kecemasan, yang


• meneyebabkan wanita mengartikan ucapan pemberi
perawatan atau kejadian persalinan secara pesimistik atau
negatif.
• Mengajukan banyak pertanyaan atau sangat waspada terhadap
sekelilingnya
• Memperlihatkan tingkah laku sangat membutuhkan
• Memperlihatkan tingkah laku minder, malu atau tidak
berharga
• Memperlihatkan reaksi keras terhadap kontraksi
• ringan atau terhadap pemeriksaan
• Menunjukkan ketegangan otot dalam derajat tinggi
• Tampak menuntut, tidak mempercayai, marah atau
menolak terhadap para staf
• Menunjukkan kebutuhan yang kuat untuk mengontrol
tindakan pemberi perawatan
• Tampak ”lepas kontrol” dalam persalinan (dalam
• nyeri hebat, menggeliat kesakitan, panik, menjerit, tidak
merespon saran atau pertanyaan  yang membantu).
• Merasa diawasi
• Merasa dilakukan tanpa hormat. Merasa diabaikan atau
dianggap remeh
• Respons ”melawan atau menghindar”, yang
• dipicu oleh adanya bahaya fisik, ketakutan,
• kecemasan dan bentuk distres lainnya
• Kala dua persalinan
dimulai ketika
pembukaan serviks
sudah lengkap (10
cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi.
Kala dua juga disebut
sebagai kala
pengeluaran bayi.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA II

1.Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, saat bersalin ibu merasakan nyeri
akibat kontraksi uterus yang semakin sering.
2.Metabolism ibu meningkat denyut jantung meningkat, nadi, suhu,
pernapasan meningkat ibu berkeringat lebih banyak, akibatnya ibu merasa
lelah sekali kehausan ketika bayi sudah di lahirkan karena tenaga habis
dipakai untuk meneran.
3.Tidak sabaran, sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya
terganggu. Hal ini disebabkan karena kepala janin sudah memasuki panggul
dan timbul kontraksi-kontraksi pada uterus. Muncul rasa kesakitan dan ingin
segera mengeluarkan janinnya.
4.Efek yang dapat terjadi pada ibu karena mengedan ,yaitu Exhaustion , ibu
merasa lelah karena tekanan untuk mengejan sangat kuat. Dua, Distress ibu
merasa dirinya distress dengan ketidaknyamanan panggul ibu karena terdesak
oleh kepala janin.Tiga, panik ibu akan panik jika janinnya tidak segera keluar
dan takut persalinannya lama.
PENGERTIAN KALA III
Persalinan kala tiga dimulai setelah
lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Pada kala
tiga persalinan, otot uterus (miometrium)
berkontraksi mengikuti penyusutan volume
rongga uterus setelah lahirnya bayi.
Penyusutan ukuran ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perlekatan
plasenta. Karena tempat perlekatan
menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah maka plasenta akan
terlipat, menebal dan kemudian lepas dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta
akan turun ke bagian bawah uterus atau ke
dalam vagina.
KALA IV (NIFAS)
Kala IV adalah kala pengawasan
dari 1-2 jam setelah bayi dan
Plasenta lahir untuk memantau
kondisi ibu.
Asuhan Kala IV meliputi:
1.Fisiologi Kala IV
2.Evaluasi Uterus
3.Pemeriksaan Servik, Vagina dan
Perenium
4.Pemantauan Kala IV
• Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi
pada masa Nifas adalah sebagai berikut:
1.Fungsi menjadi orang tua
2.Respon dan dukungan dari keluarga
3.Riwayat dan pengalaman Kehamilan serta Persalinan
4.Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan
melahirkan
• Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas
antara lain:
1.Fase Taking In
2.Fase Taking Hold
3.Fase Letting Go
Fase Taking In
• Fase Taking In merupakan periode ketergantungan, yang
berlangsung dari hari pertama sampai hari ke dua setelah
melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga
cenderung pasif terhadap lingkungannya.
• Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri
pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu
diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi
yang baik dan asupan nutrisi.
• Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini
adalah:
1.Kekecewaan pada bayinya
2.Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami
3.Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya
4.Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya
Fase Taking Hold

• Fase Taking Hold berlangsung antara 3-10 hari setelah


melahirkan. Ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam
perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga
mudah tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah
komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian
penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan
diri dan bayinya. Tugas bidan antara lain: mengajarkan
cara perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara
perawatan luka jahitan, senam nifas, pendidikan
kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-lain
Fase Letting Go

• Fase Letting Go merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran


barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi
peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri
akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya
dan bayinya.
• Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan
akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.
Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut:
1.Fisik: Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih
2.Psikologi: Dukungan dari keluarga sangat diperlukan
3.Sosial: Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan
menemani saat ibu merasa kesepian
4.Psikososial.
Adaptasi Psikologis Ibu Menyusui
Menyusui bukan hanya berguna buat bayi tapi juga
sangat berguna buat si ibu. Kontak fisik antara ibu
dan bayi memang penting namun terlebih lagi
faktor psikologisnya. Menyusui membentuk ikatan
yang kuat diantara ibu dan bayinya. Para ibu yang
menyusui merasakan adanya perasaan hangat dan
saling memberi respons, istilahnya in synch. Selain
itu, menyusui dapat menimbulkan rasa bangga,
rasa dibutuhkan dan meningkatkan percaya diri
ibu.
• Dari penelitian mengenai breast
feeding ditemukan bahwa
attachment seorang anak pada ibu
melalui breast feeding
menumbuhkan anak2 yang
berkepribadian baik dalam
keluarga dengan orangtua yang
lebih sensitif pada kebutuhan anak
dan sebaliknya. Ibu diharapkan
menyusui bayinya sambil
mengelus,
menyanyi/bersenandung,menatap
mata anak, mengalirkan perasaan
menyenangkan kepada bayinya dan
perasaan menyenangkan bagi ibu.
Baby Blues

hampir 70% ibu yang baru melahirkan mengalami


periode rasa sedih, penuh tangis, cepat
tersinggung, bingung, khawatir, dan juga rasa tak
percaya dapat mengurus bayinya. Hal tersebut
bisa dikatakan ibu mengalami baby blues atau
postpartum blues.
• agi orang lain, terkadang baby blues dianggap hal yang biasa,
karena :
• disebabkan oleh faktor-faktor hormonal yang luar biasa yang
terjadi disaat melahirkan dan saat sesudahnya
• Perasaan lelah yang hebat setelah melahirkan
• Muncul di hari-hari pertama melahirkan dan berakhir paling
lama dalam 10 hari
• Tidak parah dan tidak mengganggu fungsi pribadi ibu.
• Ciri-ciri Baby Blues :
• Merasa sedih, menangis tanpa sebab yang jelas
• Cepat tersinggung atau marah kepada orang-orang terdekat
• Merasa panik, khawatir atau cemas
• Merasa tak dapat mengontrol perasaan
• Merasa banyak hal berkecamuk dalam fikiran
• Merasa kuatir tidak dapat menjadi ibu yang baik
• Merasa sendirian dengan bayinya
Depresi Pasca melahirkan

• Depresi Pasca melahirkan disebabkan oleh


interaksi diantara faktor hormonal dan faktor
psikologis yang menyangkut perubahan besar
dalam hidup seorang perempuan (menjadi
seorang ibu) dan rasa khawatir apakah ‘saya’
dapat menjadi ibu yang baik. Selain itu, adanya
permasalahan dalam perkawinan atau bayi yang
sakit juga bisa menjadi faktor penyebab depresi
paska melahirkan.
• untuk mencegah, bagaimana seorang ibu baru dapat
membantu diri sendiri untuk mengatasi mood yang kurang
nyaman paska melahirkan?
• Pertama: tak perlu jadi supermom, izinkan diri untuk merasa
kewalahan sesaat, tapi berusaha bangkit kembali
• Tidur yang cukup
• Punya waktu untuk diri sendiri tapi bukan menyendiri
• Cukup makan makanan yang sehat
• Keluar rumah sebentar
• Senam-senam sederhana
• Cari dukungan psikologis dari orang-orang yang terdekat
• Berusaha untuk tetap melakukan kegiatan yang disenangi
• Bila perlu tulis diary tentang bilamana merasa mood turun,
berapa lama dirasakan, apa penyebabnya, apa yang dapat
meningkatkan kembali mood baik…untuk belajar mengatasi
baby blues
Proses Adaptasi Psikologis Pada Bayi
• Adaptasi merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau
mental kesehatan individu atau pertahanan yang dibawa sejak lahir.
• Pada waktu lahir emosi tampak dalam bentuk sederhana. Denagn timbul karena berbagai
hal. Ada dua ciri khusus emosi pada masa bayi, yang pertama emosi bayi adalah reaksi
perilaku yang terlalu berlebihan untuk penyebabnya terutama dalam hal marah dan takut.
Emosi tersebut singkat bertambahnya usia reaksi emosianal menjadi lebih dapat
teridentifikasi dan rangsangan emosional dapat tetapi kuat, sering muncul tetapi bersifat
sementara dan dapat berubah menjadi emosi yang lain bila perhatian dialihkan. Yang kedua
emosi pada bayi lebih mudah terkondisi dibanding periode yang lain. Selama tahun pertama
masa bayi, bayi dalam keadaan seimbang yang membuat bayi ramah, mudah dirawat dan
menyenangkan.
•Masa bayi umur 0-11 bulan masa inidibagi menjadi
dua periode yaitu masa neonatal (0-28 hari) pada masa
ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi
perubuhan sirkulasi darah sertai mulainya berfungsi
organ-organ. Masa neonatal menjadi 2 periode yaitu
masa neonatl dini umur 0-7 hari dan masa neonatal
lanjut 8-28 hari
Hal yang terjadi pada masa bayi yaitu :
1. Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang redial.

Meskipun rentang kehidupan manusia secara resmi di


mulai pada saat kelahiran, namun sesungguhnya
kelahiran merupakan suatugangguan pada pola
perkembangan janin yang di mulai pada saat
pembunuhan. Ini adalah suatu peralihan dari
lingkungan dalam (kandungan) ke lingkungan luar.
Seperti halnya semua peralihan, kelahiran juga
memerlukan penyesuaian. Bagi beberapa bayi
penyesuaian mudah di lakukan, namun bagi bayi lain
terasa sulit dan mengalami kegagalan.
2. Perbagai penyesuaian pokok yang di lakukan
bayi neonatal.
• Bayi neonatal harus melakukan empat penyesuaian
pokok sebelum mereka dapat melanjutkan kemajuan
perkembangan mereka. Jika penyesuaian ini tidak
segera di lakukan, kehidupan mereka akan terancam
dan terjadi hambatan dalam kemajuan perkembangan
atau bahkan perkembangan yang lebih rendah
Proses Adaptasi Psikologi pada Masa Balita
• Sebagian besar orang tua memandang masa balita sebagai usia yang mengandung masalah
atau usia sulit, dengan munculnya masalah prilaku anak. Sebenarnya pada masa ini adalah
masa dimana anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial untuk persiapan penyesuaian diri
pada masa selanjutnya. Masa ini disebut juga sebagai usia menjelajah, dimana anak belajar
menguasai dan mengendalikan lingkungan. Salah satu caranya untuk menjelajah lingkungan
ialah dengan sering bertanya dengan orang terdekat. Anak-anak pada usia ini juga sering
meniru tindakan dan pembicaraan orang lain.
• Orang tua hendaknya memahami proses adaptasi pada masa balita karena pada masa ini
perkembangan balita sangat pesat dengan ditandai oleh hal-hal yang kreatif yang dilakukan
oleh balita tersebut. Ketidak pekaan orang tua akan menimbulkan banyak masalah yang
dihadapi oleh ibu dan balita.
  Proses Adaptasi Psikologi Anak Pra Sekolah

• Anak merupakan agen subjek aktif yang memfungsikan segenap


kemampuan dalam proses perkembangannya. Beberapa tugas perkembangan
yang muncul dan harus dikuasai oleh anak pada masa ini adalah
• a. Belajar berjalan
      

• b. Belajar mengambil makanan


     

• c. Belajar berbicara
      

• d. Belajar mengontrol cara-cara buang air (BAB/BAK)


     

• e. Belajar berhungan social dengan baik dengan orang tua


      

Anda mungkin juga menyukai