Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN FISIK

UMUM DAN KHUSUS


PADA IBU HAMIL
KOMPONEN PEMERIKSAAN FISIK UMUM

1. Keadaan umum
Bidan melakukan pemeriksaan pandang secara berurutan dari kepala hingga kekaki. Keadaan umum
ditunjukan dengan postur tubuh, gerak tubuh dan ekspresi wajah.
2. Berat dan tinggi badan
3. Tanda-tanda vital
4. Pemeriksaan kulit :
 Inspeksi : Warna dan parut bekas luka
 Palpasi : Kelembaban dan turgor
5. Pemeriksaan fisik
 Rambut
 Tempurung kepala
 Muka
 Telinga
 Hidung
 Leher
 Dinding thoraks
 Aksilla
 Tangan dan kaki
KOMPONEN PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS ( OBSTETRIC )

A. Pemeriksaan Abdominal
Tujuan Dari Pemriksaan Abdominal
Tujuan utama dari pemeriksaan ialah untuk menetapkan dan memastikan bahwa keadaan ibu adalah normal.

Secara fisik tujuannya ialah :


Mengamati tanda-tanda kehamilan
Mengevaluasi ukuran dan pertumbuhan janin
Mengevaluasi kesehatan janin
Mendiagnosa bagian-bagia janin
Mendeteksi setiap penyimpangan dari kedaan dari keadaan normal

Persiapan
Pemeriksaan umum tentu akan dilakukan dengan posisi ibu duduk atau berdiri, tetapi pada waktu
pemeriksaan abdominal ibu harus berbaring diatas tempat tidur.
Bidan harus memastikan bahwa ibu memperoleh kesempatan untuk mengosongkan kantung kemihnya
sebelum melakukan palpasi abdominal. Ibu tidak perlu menanggalkan seluruh pakaiannya asalkan
pakaiannya cukup longgar untuk memungkinkan untuk mengakses abdominalnya.
LANJUTAN ……..

INSPEKSI
Perut membesar kedepan atau kesamping (pada asites membesar kesamping), keadaan pusat,
pigmentasi linea alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striage gravidarum.
Bekas luka bisa mengindikasikan adanya pembedahan obstretis atau bedah abdominal dimasa lalu.
Besarnya uterus dapat ditaksit secara kasar berdasarkan pengamatan. Kolon (usus besar) atau
obesitas (timbunan lemak) yang menggelembung bisa memberikan kesan yang keliru mengenai ukurannya.
Kehamilan ganda atau polyhydramnions akan memperbesar baik panjang ataupun lebar uterus
sedangkan bayi yang besar hanya akan menambah panjangnya saja.
Bentuk uterus adalah lebih panjang dari lebarnya bila letak janin longitudinal sebagaimana terjadi pada
hampir 99.5% dari semua kasus. Jika letak janin adalah melintang, maka uterus akan rendah dan lebar.
Uterus multipara tidak lagi memiliki bentuk telur yang sempit seperti pada uterus primigravida.
Pergerakan janin merupakan bukti nyata dari hidupnya janin dan akan membantu dalam mendiagnosa
posisinya.
Perubahan kulit. Kondisi kulit hendaknya dicatat. Setiap tanda-tanda perentangan harus diamati. Linea
nigra mungkin bisa terlihat juga. Hal ini berbentuk garis gelap dari pigmentasi yang berjalan secara longitudinal
dipusat abdomen dibawah dan kadang-kadang diatas umbilicus. Penjelasan mungkin akan diperlukan bila ibu
merasa cemas akan hal itu.
LANJUTAN ……..

PALPASI
Adalah periksa raba untuk menentukan :
Besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan
Menentukan letak anak dalam rahim (memanjang/ melintang)
Mengetahui bagian-bagian dari janin
Mengetahui presentasi (kepala/ bokong)
Mengetahui kedudukan/ habitus anak (fleksi/ ekstensi)
Mengetahui posisi anak (punggung kiri/ punggung kanan)
Mengetahui masuknya presentasi kedalam panggul
Selain itu juga harus diraba adanya tumor lain dalam rongga perut, cysta, myma, limpa yang besar

Saat palpasi tangan harus bersih dan hangat : tangan yang dingin tidak akan memiliki kepekaan
yang tajam dalam sentuhannya, tangan yang dingin cenderung membuat otot abdominal dan otot
uterus berkontraksi dan ibu tidak akan menyukai hak itu. Lengan dan tangan harus santai dan telapak
jari yang lembut. Bukan ujung jari, dipakai dengan presisi yang benar. Tangan haruslah bisa bergerak
dengan mulus diatas abdomen dalam gerak mengelus untuk menghindari terjadinya kontraksi.
Menaksir umur kehamilan. Metoda penaksiran umur kehamilan berikutnya ini tidak selalu bisa
menghasilkan nilai yang akurat oleh karena ukuran dan jumlah janin serta banyaknya cairan ketuban
akan bervariasi. Variasi dalam ukuran tubuh ibu serta tinggi paritasnya juga akan mempengaruhi
penaksiran.
LANJUTAN ………

Leopold
Merupakan cara pemeriksaan yang paling sering digunakan untuk memeriksa wanita hamil. Pemeriksaan ini dibagi
menjadi 4 bagian :

Leopold I
Tujuan :
Menentukan tinggi fundus uteri
Menentukan bagian apa yang terdapat dalam fundus

Palpasi fundus dilakukan agar supaya bisa menentukan apakah terdapat presentasi sungsang atau kepala.
Informasi ini akan sangat membantu dalam mendiagnosa letak dan presentasi janin tersebut.

Cara Leopol I :
1. Klien berbaring terlentang, lutut dan paha fleksi agar dinding perut menjadi kendor. Badan pemeriksa menghadap
muka pasien
2. Perhatikan apakah uterus sudah terletak ditengah-tengah perut, bila belum harus ditengahkan
3. Kedua tangan dengan jari-jari miring diletakkan diatas fundus uteri/ horizontal, dan menentukan batas bagian atas
fundus uteri
4. Fundus uteri diukur dengan jari-jari atau pembagian daerah, dengan memakai batas pedoman yang terdekat dengan
fundus, misal : sympisis, pusat atau processus xyphoideus, meletakkan tepi tangan kiri secara tegak lurus dibatas
fundus uteri, melakukan pengukuran tinggi fundus uteri terhadap Px atau pusat ibu dengan tangan kanan.
LANJUTAN ……….
5. Tentukan bagian apa yang berada difundus/ merasakan bagian apa dari janin yang terletak difundus
uteri dengan kedua telapak tangan (apakah kepala/ bokong/ punggung)
Perbedaan kepala, bokong dan punggung
 Kepala bundar, keras, mudah digoyangkan (lentingan/ ballottement)
 Bokong  lebih besar, lembek, kadang-kadang teraba bundar tetapi tidak mudah digoyangkan
 Punggung  lebih memanjang, ada tahan seperti papan/ rintangan yang besar
6. Menyimpulkan hasil Leopold I, tinggi fundus uteri dan bagian-bagian janin yang terletak difundus.

Pedoman hasil tinggi fundus uteri :


Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
0-12 mgg Belum teraba
16 mgg ± 3 jari atas sympisis
20 mgg ± 3 jari bawah pusat
24 mgg Setinggi pusat
28 mgg ± 3 jari atas pusat
32 mgg ± Pertengahan pusat processus xyphoideus
36 mgg ± 3 jari dibawah processus xyphoideus
40 mgg ± Pertengahan pusat processus xyphoideus
LANJUTAN ……….

Pada hamil 40 mgg :


 Perut lebih membuncit, tegang karena sudah banyak dan sering berkontraksi
 Pusar menonjol keluar karena besar dan tegangnya uterus
 Epigastrium lembek
 Bagian terendah sudah masuk PAP

Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti pertumbuhan rahim, maka sekarang
sering ukuran rahim ditentukan dalam trimester. Yang diukur adalah tingginya fundus uteri dan primeter
umbilical (lingkaran perut setinggi pusat).
Hubungan TFU dengan tuanya kehamilan
TFU dalan cm = usia kehamilan dalam bulan
3.5 cm TFU dalam cm Usia kehamilan dalam bulan
20 5
23 6
26 7
30 8
33 9
LANJUTAN …….

Usia kehamilan
Selama kehamilan, uterus tentu diharapkan untuk terus tumbuh dengan kecepatan yang dapat
diprediksi dan pada awal-awal kehamilan ukuran uterus biasanya akan menyamai perkiraan kehamilan
berdasarkan tanggalnya. Pada akhir-akhir kehamilannya ukuran uterus yang terus bertambah
memberikan bukti nyata mengenai pertumbuhan janin yang terus berlangsung tetapi hal ini kurang
dapat diandalkan sebagai indikator dari umum kehamilan.

TFU
Usia Kehamilan
Dalam Sentimeter Dengan Penunjuk

12 mgg - ½ Diatas sympisis-pusat


16 mgg - Sympisis
20 mgg 20 cm ( 2 cm ) Setinggi pusat
22-27 mgg UK dlm mgg =  2 cm -
28 mgg 28 mgg ( 2 cm ) ½ Pusat – Px
29-35 mgg UK dlm mgg =  2 cm -
36 mgg 36 cm ( 2 cm ) Pada Px
LANJUTAN ………

Leopold II
Tujuan :
Untuk mencari letak punggung pada letak memanjang dan letak kepala pada letak melintang

Cara Leopold II :
Klien berbaring terlentang, lutut dan paha fleksi agar dinding perut menjadi kendor. Badan
pemeriksa menghadap muka pasien
Kedua tangan pindah kesamping kiri kanan rahim
Tangan kiri mendorong secara perlahan-lahan rahim ibu kearah tangan kanan periksa
Tangan kanan merasakan bagian apa ibu yang ada disamping kiri rahim ibu
Tangan kriri merasakan bagian apa yang ada disamping kanan rahim ibu
Tentukan hasil pemeriksaan Leopold II, dimana punggung anak atau bagian apa disamping kiri
kanan rahim ibu. Punggung anak terdapat difihak rintangan yang terbesar, carilah bagian-
bagian kecil, biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang memberi rintangan terbesar.
Pada letak lintang akan teraba kepala/ bokong disamping kiri/ kanan perut ibu
LANJUTAN ……..

Boedin
Tujuan : Mencari punngung jika sukar dicari dengan Leopold

Cara :
1. Pemeriksa menghadap klien dan berdiri disebelah kanan
2. Satu tangan diletakkan diatas fundus dan mendorong kebawah
3. Tangan yang lain meraba perbedaan rasa antara sebelah kanan dan kiri
4. Bila pencernaan tahanan lebih keras dan jelas, keras dan memanjang, itu ialah punggung anak

Ahfeld
Tujuan : Mencari punggung jika sukar dicari dengan Leopold

Cara :
1. Posisi pemeriksa sama dengan seperti diatas
2. Pinggir tangan kiri ditengah-tengah perut, kira-kira didaerah pusat dan menekan kebawah (kearah
punggung ibu) sehingga anak terdorong kesamping
3. Bedakan rasa tahanan punggung
LANJUTAN ……………..
Leopold III
Tujuan :
Untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibawah dan apakah sudah masuk PAP atau belum

Cara Leopold III :


1. Klien berbaring terlentang, lutut dan paha fleksi agar dinding perut menjadi kendor. Badan pemeriksa menghadap muka
pasien
2. Menggunakan satu tangan
3. Tangan kiri pemeriksa diletakkan disamping kanan bawah rahim ibu
4. Tangan kanan dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari lain untuk meraba bagian bawah rahim secara perlahan-lahan
5. Tentukan bagian apa yang ada dibawah rahim ibu
6. Mencoba menggoyangkan apakah bagian bawah janin masih dapat digoyangkan atau sudah masuk PAP
7. Menyimpulkan hasil pemeriksaan Leopold III bagian apa yang ada dibawah rahim ibu, apa letak anak ( kepala/ bokong/
punggung )

Pawlik’s Grips
Tujuan : Untuk menentukan dan mencari bagian yang terletak pada uterus bagian bawah

Cara :
Satu tangan diuterus bagian bawah, ibu jari disebelah kanan dan jari-jari lain disebelah kiri
Raba dan tentukan yang terletak dibagian bawah uterus
LANJUTAN …………

Leopold IV
Tujuan :
Untuk menentukan seberapa masuknya bagian terendah kedalam rongga panggul
Bidan juga hendaknya memperkirakan seberapa banyak dari kepala janin yang dapat diraba
diatas pinggiran panggul

Cara Leopold IV :
1. Pemeriksa berubah melihat kearah kaki pasien
2. Dengan menggunakan kedua telapak tangan secara perlahan-lahan menentukan bagian apa
yang menjadi bagian bawah rahim ibu
3. Tentukan berapa bagian sudah masuk bagian bawah janin kedalam rongga panggul/ PAP
4. Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawa kepala yang masih
teraba dari luar :
 Kedua tangan covergent (menguncup) sebagian kecil yang masuk
 Kedua tangan sejajar  separuh kepala masuk
 Kedua tangan divergent (membuka) sebagian besar sudah masuk
5. Menutup kembali pakaian ibu
LANJUTAN …………

Pelvic Palpation
Tujuan :
Untuk menetukan bagian apa yang berada dibagian bawah uterus dan sampai dimana
masuknya kedalam PAP

Cara Pelvic Palpation :


1. Pemeriksa membelakangi penderita (menghadap penderita)
2. Kedua telapak tangan meraba perut bagian bawah, ibu jari diletakkan dekat dengan
pusar, jari kelingking pada spina ilaca anterior auperior
3. Klien diminta menekuk kakinya agar perut lebih kendor dan diminta bernafas pelan dan
dalam
4. Tekan jari-jari kebawah kearah panggul dengan perlahan-lahan mencoba menggerakkan
bagian yang terdapat dibawah
5. Tentukan bagian apa yang terdapat dalam uterus bagian bawah
LANJUTAN ………….

AUSKULTASI
Tujuan :
Untuk mengetahui keadaan janin, apakah janin tetap hidup/ baik. Terutama memeriksa detik jantung anak.
Dilakukan pada usia kehamilan mulai 18-20 mgg.
Auskultasi harus merupakan bagian dari pemeriksa abdominal dan juga harus mengikuti prosedur-prosedur
agar supaya dapat mengevaluasi kesehatan janin. Suara bisa disimulasikan dengan mengetuk-ngetukkan jari-
jari satu sama lain sangat dekat ketelinga kita. Sama seperti semua detak jantung orang dewasa. Stethoscope
janin buatan Pinard umumnya dipakai untuk mendengar detak jantung janin. Alat tersebut diletakkan diatas
abdomen ibu dan tegak lurus. Telinga harus bersentuhan erat dan kuat dengan stethoscope akan tetapi tidak
boleh dipegang oleh tangan sewaktu mendengar oleh akrena hal itu bisa menghasilkan suara luar yang
mengganggu. Stethoscope hendaknya digeser kesana kemari hingga titik yang bisa menghasilkan suara
maksimum terkuat diperoleh, dititik mana detak jantung janin akan terdengar paling jelas.

Cara :
1. Tempat mendengarkan harus tenang
2. Klien berbaring terlentang, kaki lurus, tutup bagian yang tidak perlu diperiksa, pintu dan jendela ditutup
3. Siapkan alat (monoculair, bioculair)
4. Mencari tempat mendengarkan sesuai hasil palpasi
5. Kepala pemeriksa dimiringkan, dengarkan detak jantung janin, sesuaikan dengan nadi ibu, jika lebih cepat dari
nadi ibu maka itu adalah DJJ. Terdengar seperti telapak kaki kuda.
6. Hitung DJJ selama 1 menit, lihat frekuensi, keteraturan, kekuatan
LANJUTAN ………..

B. Pemeriksaan panggul dalam dan pemeriksaan vulva vagina


Tujuan :
Untuk mengetahui keadaan panggul dan ukuran panggul. Pada kehamilan muda untuk menentukan tanda-
tanda kehamilan

Cara :
1. Beritahu ibu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan, persilahkan ibu buang air kecil
2. Tutup jendela dan pintu
3. Posisi ibu secara litotomi
4. Pakai sarung tangan DTT/ sterill
5. Bersihkan vulva seperti saat vulva higien
6. Masukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke vagina

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Keadaan dalam vagina (apakah ada tumor, bekas parut, dinding vagina tegang)
2. Keadaan panggul (distansia tuberum, ukuran melintang PAP, spina ischiadica, conjugatavera,
conjugatadiagonalis, dan dinding samping)

Anda mungkin juga menyukai