Anda di halaman 1dari 4

BERLABUH JANGKAR

PENDAHULUAN
Sebuah kapal disebut berlabuh .jangkar, apabila jangkarnya makan di dasar laut dan kapal tidak
bergerak lagi, jangkar tidak menggaruk atau kapal tidak hanyut. Karena berbagai alasan kadang- kadang
kapal harus melabuhkan jangkarnya atau lebih populer disebut letgo jangkar.Untuk itu di dalam bab ini
akan diuraikan tentang cara-cara berlabuh jangkar.
Berlabuh jangkar dilakukan dengan cara menjatuhkan jangkar kedaiam air, hingga mencapai dasar laut
dan makan, dengan maksud agar kapal diam dan tidak hanyut. Hal ini dilakukan biasanya ditempat
tempat yang sudah tersedia disuatu pelabuhan maupun tempat lain dalam hal-hal khusus. Banyak hal
yang harus dipersiapkan apabila kapal akan berlabuh jangkar, antara lain persiapan anjungan dan kamar
mesin, pemilihan tempat yang baik dan sebagainya. Disuatu pelabuhan lazimnya di dalam peta sudah
tersedia batasan-batasan tempat berlabuh misalnya disebutkan sebagai berikut : Man of war anchorage,
petroleum anchorage, waiting area dan lain sebagainya.
Apabila sudah tertera sedemikian dipeta maka harus dilakukan pemilihan tempat berlabuh sesuai
dengan tujuannya masing-masing. Pada keadaan khusus misainya keadaan darurat dan kapal akan
berlabuh jangkar, sejauh mungkin diusahakan memenuhi peraturan yang ada serta mempertimbangkan
keselamatan kapalnya.
Apabila dipeta pelabuhan tidak tertera tempat yang harus digu-nakan untuk ' berlabuh jangkar, maka
pemilihan tempat dapat dilakukan dengan memnpelajari daerah tersebut didalam buku Sailing
Directions (Pilot Book), maupun menanyakan langsung kepada penguasa pelabuhan setemnpat, tempat-
tempat mana yang paling ideal.
Pada dasarnya tempat-tempat itu bisa dipilih dengan pertim-bangan tehnis yang berhubungan dengan
keselamatan kapal dan awaknya.
PERSIAPAN KAPAL SEBELUM BERLABUH JANGKAR
.
Sebelum pelaksanaan labuh jangkar, beberapa persiapan perludilakukan agar hasilnya dapat sesuai dengan apa
yang diinginkan baik mengenai ketepatan waktu, posisi maupun kelancaran peralatan- peralatan yang digunakan .
Persiapan yang perlu dilakukan antara lain adalah :
1. Setengah atau satu jam sebelum pelaksanaan letgo jangkar, KKM dan Perwira dek serta petugas lain ditunjuk di
fore castle di beri tahu guna mempersiapkan mesin untuk olah gerak dan peralatan yang diperlukan,
2. Topdal (log) diangkat, apabila mempergunakan topdal tunda yang talinya menjulur kebelakang maupun topdal
pilot dimana batang pilot keluar dari lunas kapal.
3. Bendera-bendera yang diperlukan dipasang, tangga dipersiapkan serta peralatan muat bongkar barang,
penumpang, pos (misalnya batang pemuat, sling dan lain-lain) disiapkan sehingga apabila kegiatan muat bongkar
akan dilakukan setelah kapal berlabuh jang-kar maka waktu yang digunakan dapat dihemat seefisien mungkin.
4. Perum dihidupkan (perum gema), agar dapat dideteksi kedalaman laut secara terus menerus guna informasi
sebelum jangkar dija-tuhkan.
5. Tenaga penggerak mesin jangkar, mesin pangsi muat bongkar dihidupkan khususnya mesin jangkar dicoba
terlebih dahulu, bahwa jangkar tidak macet. Setelah diperintahkan untuk menyiapkan jangkar, maka jangkar diarea
keluar dari ulupnya dan disiapkan un-tuk letgo.
6. Alat komunikasi dari agil keanjungan dicoba dan peralatan-peralatan anjungan dicoba seperti telegrap mesin,
suling, kemudi dan lain-lain.
7. Penentuan posisi baringan dilakukan sesering mungkin sehingga dapat memberikan informasi secara optimal,
dengan mempergunakan semua sarana yang ada seperti Radar Arpa, penjera celah, Compass dan lain-lain.
8. Mengadakan kontak secara terus menerus dengan pihak darat (Pandu, Stasion pantai, Agent) melalui sarana
telegraphi maupun telephoni sehingga dapat diperoleh keterangan penting yang mungkin di - perlukan.
9. Peta rencana pelabuhan diteliti dan buku informasi mengenai tempat tersebut dipelajari (misalnya Pilot book,
Port Informa¬tion dan lain-lain).
10. Kegiatan-kegiatan yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan letgoJangkar untuk sementara dihentikan.
MEMILIH DAN MENDEKATI TEMPAT BERLABUH.

Sebelum pelaksanaan labuh jangkar maka tempatnya harus ditentukan terlebih dahulu,yang
paling cocok dan aman dengan mengingat hal-hal seperti berikut ini :
1. Sarat kapal sesudah kegiatan muat bongkar sehubungan dengan pasang surut air di
daerah itu.
2. Pada waktu kapal berputar harus bebas dari kapal-kapal lain, benda-benda dan tempat-
tempat dangkal. Juga diperhitungkan kemung-kinan untuk mengarea jangkar bila perlu.
3. Hubungan komunikasi dengan pihak darat harus mudah, sehingga tidak mengganggu
kelancaran muat bongkar.
4. Mudah melakukan kontrol terhadap posisi dan bebas dari bahaya pencurian, polusi dan
lain-lain.

Pada waktu mendekati tempat berlabuh, harus dipilih beberapa baringan (minimum 2 buah)
yang pasti , sehingga pada saat kapal let go jangkar langsung di lakukan baringan 2 atau
lebih suatu object untuk mendapatkan posisi berlabuh jangkar.
Kecepatan kapal diatur seefesien mungkin cukup untuk mengolah gerak dengan disertai
pembacaan kedalaman didalam laut. Jangkar dijatuhkan tepat tempat yang sudah dipilih,
Jika kedalama air laut cukup dalam untuk dropped anchor ( 20 mtr sd 40 mtr ) , maka jangkar
bisa di area terlebih dahulu dengan menggunakan anchor Windlass sampai jangkar mengenai
dasar laut dan bisa langsung di let go untuk menjaga agar jangkar tetap kondisi yang baik.
langkah-langkah yang dilakukan tampak pada gambar berikut :
Untuk menghemat waktu dan ketepatan yang dikehendaki, maka pelaksanaan letgo jangkar
dilakukan pada arah yang benar.
Biasanya jangkar yang dipilih adalah jangkar yang berada diatas angin (winward) dan olah
gerak kapal dilakukan dengan melawan angin dan arus. Perlu diketahui sebelumnya dari
mana datangnya angin dan kemana arah arus didaerah. Hal ini secara praktek dapat
dilakukan dengan melihat kapal-kapal yang lain yang ada di situ, atau benda lain yang
terapung, mereka akan cenderung menghadap angin atau benda yang terapung, akan hanyut
kebawah angin (leewind).

Anda mungkin juga menyukai