Anda di halaman 1dari 6

BERLABUH DENGAN MEMPERGUNAKAN JANGKAR MUKA

BELAKANG.
Cara ini dilakukan diperairan yang sempit dengan arus pasang surut sering bergantian.
Kadang-kadang juga dilakukan apabila merapatdi dermaga yang sempit / kecil serta kurang
kuat.
Olah geraknya dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Mempergunakan jangkar haluan dan jangkar buritan dimana lazimnya jangkar buritan ini
mempergunakan kawat atau tros.
2. Mempergunakan kedua jangkar depan tetapi salah satu jangkar depan dilepas dan
disambung dengan kawat dari buritan.
Mempergunakan jangkar haluan dan jangkar buritan :Olah gerak ini sedapat mungkin dilakukan
pada saat arus surut sedang me¬ngalir serta kekuatannya relatip kecil.
Tempat berlabuh yang dikehendaki didekati dengan melawan arus, dengan kecepatan
secukupnya, sampai kira-kira lebih kedepan dari posisi yang dikehendaki, letgo jangkar
haluan, dengan sebelumnya mesin stop sehingga kapal akan terbawa arus, apabila perlu
dibantu dengan mesin mundur.
Posisi 1 jangkar sudah diletgo, rantai di area hingga panjangnya sama
denganpanjangrantaijangkardepanyangdirencanakanditambahpanjang kawat jangkar
belakang, kapal tiba dioposisi 2.
Setelah rantai jangkar depan kencang, mesin stop, kemudian mesin maju pelan dengan
memasang kopeling jangkar kanan siap untuk dihibob.
Apabila kapal mulai bergerak kedepan, letgo jangkar belakang, mesin stop, hibob rantai
jangkar haluan dan area kawat jangkar bela¬kang, sehingga kapal duduk pada tempat yang
dikehendaki, diposisi 3.
Mempergunakan kedua jangkar depan, dengansalah satu disambung kawat
dari belakang: Olah gerak ini sebaiknya dilaksanakan pada saat arus surut sedang mengalir,
terutama arus yang.
Tempat berlabuh didekati dengan melawan arus dengan kecepatan secukupnya.
Sebelumnya dipersiapkan kawat baja dari buritan kehaluan dengan melalui lambung luar
kapal, diikat dengan tali digantung sepanjang kapal kehaluan, ujung kawat ini nanti
dimasukkan melalui ulup jangkar.
Ketika kapal sampai ditempat berlabuh yang dikehendaki, letgo jangkar kanan dan kapal
masih maju, area rantai jangkar sampai kira-kira 3 segel serta diusahakan agar segel rantai
ketiga berada didek karena akan dilepas nantinya.Untuk sementara ditahan sedemikian
rupa hingga rantai mengarah kebelakang, mesin stop.
Pada waktu kapal mulai bergerak mundur karena terbawa arus, letgo jangkar kiri, bila perlu
dibantu dengan mesin mundur, dan jangkar kiri ditahan, sambil menunggu rantai jangkar
kanan disambung dengan kawat dari belakang yang telah dipersiapkan tadi.
Ujung tali kawat dimasukkan melalui ulup jangkar kanan dan dihubungkan dengan rantai
jangkar kanan yang mengarah kebelakang setelah itu segel ketiga dilepas.
Tali penahan dilambung kapal dilepas, kawat dinibob dari bu¬ritan hingga rantai jangkar
berada didek belakang, bersamaan dengan area rantai jangkar kiri, kawat janqkar belakang
ditahan dibolder.
Keadaan menjadi sedemikian rupa sehingga pada waktu air pasang kapal ditahan oleh
jangkar belakang dan waktu air surut ditahan oleh jangkar depan.
BERLABUH CARA LAYANG-LAYANG,
Cara ini banyak digunakan apabila kegiatan muat bongkar dilakukan hanya pada satu sisi
lambung kapal karena angin atau arus yang kuat. Kapal hanya berlabuh dengan satu
jangkar, dan sisi bawah angin (lee-ward) akan dilindungi agar kegiatan muatan berjalan
dengan baik.
Kapal sudah berlabuh jangkar, dari buritan dipasang tali kawat melalui lambung luar kapal
menuju kehaluan dan dimasukkan melalui ulup, digantung dengan tali-tali anak.
Ujung kawat masuk ulup dan dihubungkan dengan segel rantai jangkar kanan, kemudian
rantai di area lagi secukupnya sehingga tali kawat kencang dan dibelit di buritan.
Kegiatan muat bongkar dapat dilakukan pada sisi bawah angin dan posisi kawat dapat
diatur dengan menghibob atau mengarea se¬suai yang dikehendaki.
Cara ini kurang efisien apabila angin dan arus terlalu kuat, sehingga dapat kapal hanyut
karena massa kapal yang besar disebabkan angin dan arus yang datangnya tegak lurus
lambung kapal.

Anda mungkin juga menyukai