Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENERAPAN NILAI SILA PANCASILA DI ERA DIGITALISASI


PANCASILA

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Disusun Oleh :

MARLITA TRI ANDINI


XII NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN
10783
0057210057

PROGRAM KEAHLIAN PELAYARAN KAPAL PENANGKAP IKAN


KOMPETENSI KEAHLIAN NAUTIKA KAPAL PENAGKAP IKAN

SMK NEGERI 36 JAKARTA


Jalan Baru Kosambi III, Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara
14110, Telp. (021) 4401523, Fax. (021) 44830732
Email : smkn36_jkt@yahoo.com, Web : www.smkn36jakarta.com
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Tantangan Penerapan Nilai-Nilai sila
Pancasila di Era Digital. Tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW., kepada keluarganya, sahabatnya, dan semoga selalu sampai
kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini saya buat sebagai tugas mata pelajaran Pancasila. Di samping itu, semoga
makalah ini bisa menjadi bahan pembelajaran alternatif dalam menambah wawasan keilmuan
bagi siswa/i.
Terlepas dari itu semua saya menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
baik dari segi penulisan maupun dari tata bahasanya. Oleh karena itu, segala saran dan kritik
dari pembaca sangat membantu kami dalam membuat makalah yang lebih baik kedepannya.
Semoga makalah ini mampu memberikan pandangan yang lebih luas terhadap nilai-
nilai pancasila dalam era digital ini dan semoga makalah ini bisa memberikan banyak
manfaat bagi para pembaca, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang
lain.

Penyusun

Marlita Tri Andini

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Kasus Yang Menjadi Tantangan Penerapan Nilai Sila Pancasila Di Era Digital............................2
1. Kasus Sila Pertama - Ketuhanan Yang Maha Esa..................................................................2
2. Kasus Sila Kedua - Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.......................................................2
3. Kasus Sila Ketiga - Persatuan Indonesia.................................................................................3
4. Kasus Sila Keempat - Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan........................................................................................................3
5. Kasus Sila Kelima - Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia........................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................5
A. Kesimpulan................................................................................................................................5
B. Saran..........................................................................................................................................5
C. Pesan Moral...............................................................................................................................5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Terkikisnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus menjadi
alarm kritis bagi kita sebagai bangsa yang menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.
Karena bagaimana pun, ideologi dalam hal ini, merupakan hal yang paling sentral. Dalam
momentum pekan Pancasila ini, seharusnya semangat Pancasila berada di garis terdepan
dalam mengatasi segala kekacauan yang terjadi saat ini.
Tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini adalah perkembangan
tekonologi digital yang sangat pesat. Fenomena teknologi ini terjadi dimana batasan-batasan
antar negara seakan memudar karena terjadinya berbagai perkembangan disegala aspek
kehidupan, khususnya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadinya
perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya dibidang IPTEK, maka manusia
dengan lebih mudah bisa mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di
dunia.
Dalam hal ini, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia haruslah menjadi sebuah acuan
dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, berbagai tantangan dalam
menjalankan ideologi Pancasila juga tidak mampu untuk menggantikan Pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia. Pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia
sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa Pancasila merupakan Ideologi yang sejati
untuk bangsa Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kasus Yang Menjadi Tantangan Penerapan Nilai Sila Pancasila Di Era Digital
1. Kasus Sila Pertama - Ketuhanan Yang Maha Esa

Kasus Penyebaran konten atau informasi yang bertentangan dengan nilai-nilai


agama dan memicu konflik antar umat beragama, Penyebaran materi atau ucapan
yang menghina atau melecehkan agama tertentu dapat memicu kemarahan dan
konflik antar umat beragama. Contohnya adalah penghinaan terhadap simbol-simbol
agama, kitab suci, atau tokoh agama yang dianggap sakral oleh penganut agama
tersebut.

Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk digarisbawahi bahwa solusi yang efektif
membutuhkan pendekatan holistik dan kolaborasi antara semua pihak terkait,
termasuk masyarakat, pemerintah, tokoh agama, media, dan lembaga terkait. Hanya
dengan upaya bersama, masalah penyebaran materi yang menghina atau melecehkan
agama dapat diatasi dan konflik antarumat beragama dapat dihindari atau diredakan.

2. Kasus Sila Kedua - Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Kasus penyebaran ujaran kebencian, bullying, atau tindakan diskriminatif di media


sosial sering kali melibatkan individu atau kelompok yang menggunakan platform
tersebut untuk menyampaikan pesan yang merendahkan, memicu kebencian, atau
melakukan pelecehan terhadap orang lain, Kasus ini melibatkan pengguna media
sosial yang secara terbuka dan dengan sengaja melecehkan, menghina, atau
menyerang individu atau kelompok berdasarkan ras atau etnis mereka. Misalnya,
pengguna dapat menggunakan kata-kata rasis atau memposting meme yang
merendahkan suatu ras atau kelompok etnis tertentu.

Untuk mengatasi masalah ini perlu kesadaran tentang dampak negatif ujaran
kebencian, bullying, dan diskriminasi di media sosial. Kampanye pendidikan yang
menyasar pengguna media sosial, terutama generasi muda, dapat membantu
mengubah perilaku dan mempromosikan penggunaan yang bertanggung jawab.
Peran pemerintah dan platform media social juga harus bekerja sama untuk
mengembangkan dan menerapkan regulasi yang membatasi penyebaran konten
2
ujaran kebencian, bullying, dan diskriminatif. Sanksi yang tegas harus diberlakukan
terhadap pelanggar untuk memastikan kepatuhan dan menjaga lingkungan media
sosial yang aman dan inklusif.

3. Kasus Sila Ketiga - Persatuan Indonesia

Dalam situasi konflik ras tau suku, seringkali muncul berita palsu yang sengaja
dimaksudkan untuk memprovokasi dan memperburuk situasi. Berita palsu semacam
ini dapat menyebarkan rumor palsu tentang serangan atau kekerasan yang dilakukan
oleh kelompok tertentu terhadap kelompok lainnya untuk memicu ketegangan dan
konflik yang lebih besar, Penyebaran berita palsu atau hoaks dengan tujuan
memecah belah persatuan bangsa memiliki konsekuensi yang serius. Dapat memicu
konflik sosial, kebencian antar kelompok, dan mempengaruhi integritas demokrasi.

Untuk mengatasi penyebaran berita palsu atau hoaks yang bertujuan memecah belah
persatuan bangsa salah satunya yaitu dengan Platform media sosial yang dapat
memperkenalkan sistem pelabelan yang jelas untuk konten yang telah diverifikasi
sebagai berita palsu atau potensial berita palsu. Selain itu, upaya kolaboratif dengan
organisasi faktak atau ahli dapat membantu memverifikasi keaslian konten dan
memberikan sumber informasi yang dapat dipercaya.

4. Kasus Sila Keempat - Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan

Penyebaran informasi yang menyesatkan atau manipulatif terkait proses pemilihan


umum atau politik adalah salah satu kasus yang menjadi tantangan penerapan nilai
sila Pancasila di era digital sekarang. Kampanye hitam adalah salah satu
contohnya,bentuk penyebaran informasi yang menyesatkan atau negatif untuk
merusak citra kandidat atau partai politik tertentu. Informasi yang disebarkan dalam
kampanye hitam sering kali tidak akurat atau dilebih-lebihkan untuk mempengaruhi
persepsi publik terhadap kandidat atau partai tersebut. Penyebaran informasi yang
menyesatkan atau manipulatif itu memiliki dampak yang serius terhadap demokrasi.
Dapat mempengaruhi keputusan pemilih, menciptakan ketidakpercayaan terhadap
institusi politik, dan merusak integritas proses demokrasi itu sendiri.

3
Solusi untuk penyebaran informasi yang menyesatkan salah satunya adalah dengan
kampanye kesadaran publik yang kuat agar dapat membantu masyarakat memahami
bahaya penyebaran informasi yang menyesatkan atau manipulatif. Ini dapat
dilakukan melalui kampanye media sosial, program pendidikan, dan kolaborasi
dengan tokoh masyarakat, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil.

5. Kasus Sila Kelima - Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Ketimpangan akses teknologi dan kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan
pedesaan adalah fenomena yang umum terjadi di banyak negara. Ini mengacu pada
perbedaan yang signifikan dalam akses dan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi antara daerah perkotaan yang berkembang dan daerah pedesaan yang
kurang berkembang. Salah satu faktor utama yang menyebabkan kesenjangan digital
adalah perbedaan dalam infrastruktur teknologi. Daerah perkotaan biasanya
memiliki akses yang lebih baik terhadap jaringan internet berkecepatan tinggi,
koneksi broadband, dan fasilitas telekomunikasi yang canggih. Di sisi lain, daerah
pedesaan sering kali kekurangan infrastruktur teknologi yang memadai, seperti
kurangnya jaringan internet yang stabil dan terjangkau.

solusi yang dapat diadopsi untuk mengatasi ketimpangan akses teknologi dan
kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan yaitu dengan infrastruktur
dan konektivitas yang lebih baik. Pemerintah dan penyedia layanan telekomunikasi
harus bekerja sama untuk meningkatkan infrastruktur teknologi di daerah pedesaan.
Hal ini termasuk memperluas jaringan internet berkecepatan tinggi, memperbaiki
jaringan telepon seluler, dan memastikan ketersediaan akses internet yang
terjangkau. Pemerintah dapat memberikan insentif dan dorongan bagi penyedia
layanan telekomunikasi untuk menginvestasikan lebih banyak sumber daya ke
daerah pedesaan. Ini dapat meliputi insentif pajak, subsidi, atau program bantuan
keuangan untuk membangun infrastruktur teknologi di daerah pedesaan.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran Pancasila sangat penting dalam menghadapi era digital karena Pancasila
merupakan sebuah kekuatan ide yang berakar dari bumi Indonesia untuk menghadapi
nilai-nilai dari luar, sebagai sistem syaraf atau filter terhadap berbagai pengaruh luar.
Lewat Pancasila, sosial, toleransi, dan kemanusiaan, bahkan juga demokrasi bangsa ini
dibentuk. Pancasila seharusnya dijadikan sebagai poros identitas untuk menghadapi
bermacam identitas yang ditawarkan dari luar. Maka dari itu, perlunya kesadaran dari
masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi era digital.
Sehingga, tidak adanya ketergantungan berlebihan dan orang-orang lebih banyak
bertindak sesuai kebutuhan, bukan keinginan semata. Tetapi harus diingat juga bahwa
bangsa Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup ditengah-tengah pergaulan
dunia. Penggunaan teknologi yang baik dan benar tentunya akan membantu
memperbaiki bangsa ini.

B. Saran
Sebagai masyarakat yang hidup dengan pedoman ideologi Pancasila, kita harus terus
mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Adalah tugas kita sebagai
masyarakat, khususnya mahasiswa, untuk menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut di era
digital ini. Demikian makalah ini dibuat dengan sebaik-baiknya, semoga dapat
memberikan banyak manfaat bagi para pembaca.

C. Pesan Moral
Pesan moral yang dapat diambil dari kasus yang menjadi tantangan penerapan nilai-
nilai sila Pancasila di era digital adalah Pemahaman dan penghargaan terhadap nilai-
nilai Pancasila ebagai landasan moral dan etika dalam penggunaan teknologi digital.
Hargai keadilan sosial, persatuan, gotong royong, demokrasi, dan keberagaman sebagai
prinsip-prinsip yang harus dijunjung tinggi dalam setiap interaksi di dunia digital. kita
dapat menjaga nilai-nilai Pancasila yang kuat dan relevan di tengah tantangan dan
perubahan teknologi digital. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat

5
membangun dunia digital yang lebih baik, di mana nilai-nilai Pancasila menjadi
panduan utama dalam interaksi dan aktivitas kita.

Anda mungkin juga menyukai