Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN PANCASILA

“PANCASILA”

DISUSUSN OLEH:

TEUKU RAZAN KIVLAN AUFAR

113230260

KELAS: M

DOSEN: CATUR SUGIARTI S.H M.Hum

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTASI TEKNOLOGI MNINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pancasila" dengan tepat
waktu.Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah pendidikan Pancasila.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pancasila yang
merupakan dasar negara Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini telah mendapakan banyak


bimbingan dan dari berbagai pihak.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Catur Sugiarti S.H M.Hum selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan
semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 25 September 2023

Penulis
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ii

BAB 1 ...........................................................................................................................1

I. Tantangan Pancasila dalam menghadapi Ekstrimisme,SARA, dan Ideologi


Transnasional................................................................................................................ 5

BAB 2 ……………………………………………………………………………….. 6

II. Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika …..... 10

BAB 3 ……………………………………………………………………………… 10

III. Hubungan Pancasila Dengan Kebijakan Pemerintah di Bidang Ekonomi,


Teknologi, dan Hukum ……………………………………………………………...14

PENUTUP................................................................................................................... 15

ii
BAB 1

I. Tantangan Pancasila dalam menghadapi Ekstrimisme,SARA, dan Ideologi


Transnasional

Tantangan Pancasila dalam menghadapi ekstrimisme, SARA (Suku, Agama,


Ras, dan Antargolongan), dan ideologi transnasional adalah masalah kompleks yang
perlu diatasi dengan pendekatan yang bijak dan holistik. Pancasila, sebagai dasar
negara Indonesia, mewakili nilai-nilai pluralisme, kerukunan, dan persatuan. Namun,
berbagai tantangan ini dapat mengancam integritas Pancasila dan stabilitas sosial-
politik negara. Berikut adalah beberapa cara untuk menghadapi tantangan ini:

Pendidikan Pancasila: Mengintegrasikan pemahaman tentang Pancasila dalam


sistem pendidikan nasional adalah langkah pertama yang penting. Sekolah-sekolah
dan lembaga-lembaga pendidikan harus memastikan bahwa siswa dan masyarakat
umum memahami nilai-nilai Pancasila dan pentingnya toleransi, pluralisme, dan
kerukunan.

Penegakan Hukum yang Tegas: Pemerintah harus menjalankan penegakan


hukum yang tegas terhadap aktivitas ekstrimis dan kelompok radikal. Ini termasuk
tindakan keras terhadap organisasi teroris, propaganda radikal, dan rekrutmen
ekstremis.
1

Promosi Dialog Antaragama: Mendorong dialog antaragama dan


antarkepercayaan adalah cara untuk mengatasi potensi konflik SARA. Masyarakat
sipil, agama, dan pemerintah dapat bekerja sama untuk mempromosikan pemahaman
yang lebih baik antara berbagai komunitas keagamaan.

Pemberdayaan Masyarakat: Memberdayakan masyarakat dengan memberikan


akses pendidikan, pekerjaan, dan kesempatan ekonomi dapat mengurangi
kerentanannya terhadap ekstrimisme. Meningkatkan kesejahteraan sosial juga dapat
mengurangi ketegangan dan konflik.

Pelibatan Komunitas Lokal: Melibatkan komunitas lokal dalam proses


perencanaan dan pengambilan keputusan dapat mempromosikan inklusivitas dan
mendukung nilai-nilai Pancasila. Komunitas harus merasa memiliki negara mereka
sendiri.

Kerja Sama Internasional: Menghadapi ideologi transnasional dan kelompok


ekstremis yang beroperasi lintas batas memerlukan kerja sama internasional yang
kuat. Indonesia harus bekerja sama dengan negara-negara lain untuk pertukaran
informasi dan tindakan bersama.

Media Sosial dan Teknologi: Memantau dan mengatur penggunaan media


sosial dan teknologi adalah penting dalam menghadapi penyebaran ideologi radikal.
Edukasi digital dan literasi media harus ditingkatkan.
2

Kampanye Kebangsaan: Kampanye yang mempromosikan persatuan,


kebangsaan, dan identitas Indonesia yang bersama harus diperkuat untuk menghadapi
ancaman ekstrimisme dan ideologi transnasional yang mencoba memecah-belah
masyarakat.

Menghadapi tantangan ekstrimisme, SARA, dan ideologi transnasional adalah


pekerjaan yang kompleks dan berkelanjutan. Pemerintah, masyarakat, dan lembaga-
lembaga sosial harus bekerja sama untuk menjaga integritas Pancasila dan
mewujudkan Indonesia yang pluralis, toleran, dan damai.

Contoh Kasus:

Di beberapa wilayah di Indonesia, terdapat kelompok ekstrimis yang menggunakan


agama sebagai sarana untuk menyebarkan ideologi radikal mereka. Mereka sering
mengambil tindakan keras dan melibatkan individu-individu muda dalam upaya
mereka. Hal ini menjadi ancaman serius terhadap stabilitas sosial dan keberagaman di
Indonesia.

Ekstrimisme:

Beberapa kelompok ekstrimis mengadopsi ideologi yang bertentangan dengan nilai-


nilai Pancasila, seperti intoleransi, kekerasan, dan ketidakadilan. Mereka berusaha
untuk mempengaruhi masyarakat dengan pandangan radikal yang dapat memecah
belah persatuan dan kerukunan di antara berbagai kelompok agama.
3

SARA:

Dalam upaya mereka untuk merekrut pengikut dan menyebarkan ideologi ekstrim,
kelompok-kelompok ini sering memanipulasi isu-isu SARA, seperti agama dan etnis,
untuk memecah belah masyarakat. Mereka mencoba menciptakan konflik antaragama
dan antarkelompok.

Ideologi Transnasional:

Beberapa kelompok ekstrimis terhubung dengan ideologi transnasional, seperti


kelompok teroris internasional. Mereka dapat menerima dukungan finansial dan
pelatihan dari luar negeri, yang membuat tantangan ini semakin rumit.

Pancasila:

Pancasila menekankan nilai-nilai pluralisme, persatuan, dan kerukunan. Namun,


tantangan ekstrimisme, SARA, dan ideologi transnasional menguji integritas
Pancasila dan stabilitas sosial di Indonesia.

Penanganan Kasus:

Pemerintah Indonesia harus menghadapi tantangan ini dengan bijak. Mereka perlu
menjalankan penegakan hukum yang tegas terhadap kelompok ekstrimis dan ideologi
radikal. Pendidikan yang mendalam tentang Pancasila dan nilai-nilainya juga harus
diperkuat di sekolah dan masyarakat.
4

Selain itu, dialog antaragama dan antarkelompok harus dipromosikan secara aktif
untuk meredakan ketegangan dan mencegah konflik. Kolaborasi internasional dalam
menghadapi ideologi transnasional adalah kunci dalam memerangi ancaman dari luar
negeri.

Ini adalah contoh kasus yang mencerminkan bagaimana Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia dihadapkan pada tantangan ekstrimisme, SARA, dan ideologi
transnasional yang dapat mengganggu persatuan, kerukunan, dan keamanan dalam
masyarakat.
5

BAB II

II. Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika

Pancasila, UUD 1945, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan Bhineka
Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi satu) adalah konsep-konsep yang sangat erat terkait
dan menjadi pondasi dasar negara Indonesia. Berikut adalah hubungan antara
Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika:

Pancasila dan UUD 1945:

Pancasila adalah dasar filsafat dan ideologis dari negara Indonesia. Ia mewakili
nilai-nilai yang dipegang oleh bangsa Indonesia, seperti keadilan sosial, demokrasi,
persatuan, dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945) adalah konstitusi tertulis yang menjadi
hukum dasar tertinggi Indonesia. Pancasila merupakan dasar filsafat dan ideologis
yang dicantumkan dalam Pembukaan UUD 1945, menjadikannya prinsip-prinsip
yang harus dijunjung tinggi dalam seluruh aspek kehidupan negara.

Pancasila dan NKRI:

Pancasila mendefinisikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi


oleh negara Indonesia, termasuk prinsip persatuan dan kerukunan dalam
keberagaman.
6

NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah bentuk negara Indonesia yang
didasarkan pada Pancasila. NKRI menekankan persatuan seluruh wilayah dan
masyarakat Indonesia di bawah satu pemerintahan pusat.

Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika:

Bhineka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan nasional Indonesia yang berarti
"berbeda-beda tetapi satu." Ini mencerminkan prinsip integrasi keberagaman dan
kerukunan dalam masyarakat Indonesia.

Pancasila mengandung prinsip-prinsip yang mendukung Bhineka Tunggal Ika


dengan menghormati perbedaan agama, suku, ras, dan budaya sebagai aset bangsa
yang harus dijaga dan dihormati.

Jadi, Pancasila adalah dasar ideologis yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945, menjadi panduan untuk berdirinya NKRI, dan mencerminkan semangat
Bhineka Tunggal Ika yang menghargai keragaman di Indonesia. Semua konsep ini
saling terkait dan memberikan landasan moral dan hukum bagi negara dan
masyarakat Indonesia.
7

Contoh Kasus:

Di suatu wilayah di Indonesia, terdapat ketegangan antara beberapa kelompok


masyarakat yang berbeda agama dan budaya. Kelompok-kelompok ini memiliki
perbedaan pendapat tentang pemakaian lahan yang sangat disputatif di wilayah
tersebut. Ada ancaman konflik sosial yang serius karena munculnya ketegangan
antara kelompok-kelompok tersebut.

Pancasila:

Pancasila, sebagai dasar ideologis negara Indonesia, menekankan nilai-nilai


persatuan, keadilan sosial, dan kerukunan dalam keberagaman. Nilai-nilai ini
dipegang teguh oleh pemerintah sebagai pedoman dalam mengatasi masalah sosial
dan konflik yang terjadi.

UUD 1945:

Pada Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berdasarkan atas hukum dan tatanan yang adil. Pasal 18B Ayat 2 UUD
1945 juga mengamanatkan bahwa negara menjamin kemerdekaan setiap
penduduknya dalam memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
8

NKRI:

Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan
budaya yang beragam. NKRI menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan
kerukunan di tengah keberagaman ini.

Bhineka Tunggal Ika:

Semboyan nasional "Bhineka Tunggal Ika" ("berbeda-beda tetapi satu")


menggambarkan semangat persatuan dalam keberagaman yang dijunjung tinggi di
Indonesia.

Kasus Konkret:

Dalam menangani ketegangan di wilayah tersebut, pemerintah setempat mengambil


pendekatan yang didasarkan pada Pancasila. Mereka mengorganisir pertemuan dialog
antara berbagai kelompok masyarakat yang terlibat untuk mendiskusikan perbedaan
mereka dan mencari solusi yang adil untuk konflik lahan tersebut.

Pemerintah juga mengacu pada UUD 1945 dan berpegang pada prinsip-prinsip
kemerdekaan beragama dan kepercayaan dalam menangani konflik agama. Mereka
memastikan bahwa hak-hak setiap individu dan kelompok dihormati dan dilindungi.

9
Dengan berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945, dan semboyan "Bhineka Tunggal
Ika," pemerintah bekerja keras untuk mempertahankan persatuan dan kerukunan di
wilayah tersebut, serta mencegah konflik yang lebih besar.

BAB III

III. Hubungan Pancasila Dengan Kebijakan Pemerintah di Bidang Ekonomi,

Teknologi, dan Hukum

Pancasila memiliki dampak yang signifikan pada kebijakan pemerintah di berbagai


bidang, termasuk ekonomi, teknologi, dan hukum di Indonesia. Secara keseluruhan,
Pancasila bukan hanya menjadi fondasi ideologis negara, tetapi juga
menginformasikan kebijakan pemerintah di berbagai bidang, termasuk ekonomi,
teknologi, dan hukum, dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat, kemajuan
bangsa, dan keadilan sosial.

10
Di Bidang Ekonomi:

Pancasila menggarisbawahi prinsip keadilan sosial dan kesejahteraan sosial bagi


seluruh rakyat Indonesia. Dalam konteks ekonomi, ini tercermin dalam upaya
pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang berorientasi pada pembangunan
ekonomi yang inklusif, di mana manfaat ekonomi dapat dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat. Pemerintah berusaha untuk mengurangi kesenjangan ekonomi,

meningkatkan kesejahteraan, dan mempromosikan ekonomi yang berkelanjutan.


Pancasila juga mendorong kebijakan yang mendukung usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) sebagai bagian dari pilar keadilan sosial.

Di Bidang Teknologi:

Pancasila mendorong pemerintah untuk memanfaatkan teknologi untuk kemajuan


bangsa dan kesejahteraan rakyat. Pemerintah berupaya untuk mendukung inovasi,
riset, dan pengembangan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan daya saing
nasional dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip Pancasila,
seperti gotong royong dan kerja sama, juga dapat diterapkan dalam upaya
pengembangan teknologi untuk memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan oleh
semua warga.

11
Di Bidang Hukum:

Pancasila adalah dasar moral dan etis dari sistem hukum Indonesia. Dalam konteks
hukum, Pancasila memandu pembuatan undang-undang dan kebijakan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip keadilan, persamaan di mata hukum, dan perlindungan hak-
hak asasi manusia. Pemerintah berusaha untuk menciptakan kerangka hukum yang
mendukung keberlanjutan, hak asasi manusia, dan prinsip-prinsip Pancasila.
Pancasila juga memengaruhi upaya untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta
penegakan hukum yang adil dan beradab.

Contoh Kasus:

Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan serius dalam mengatasi kemiskinan


dan ketidaksetaraan ekonomi. Terdapat kesenjangan sosial yang besar antara
kelompok masyarakat yang kaya dan miskin. Untuk mengatasi masalah ini,
pemerintah perlu merancang kebijakan ekonomi yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Pancasila.

12
Ekonomi:

Dengan mengacu pada Pancasila, pemerintah mengambil langkah-langkah untuk


mengurangi ketidaksetaraan ekonomi. Mereka meluncurkan program-program
kesejahteraan sosial yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada kelompok-
kelompok masyarakat yang kurang mampu, seperti Program Keluarga Harapan
(PKH) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Prinsip keadilan sosial dalam Pancasila
menjadi dasar bagi kebijakan ini, dengan tujuan mengurangi kesenjangan antara
kelompok masyarakat.

Teknologi:

Pemerintah juga berusaha untuk memanfaatkan teknologi dalam mendukung


pembangunan ekonomi yang inklusif. Mereka mendukung inovasi dan
pengembangan teknologi yang dapat menciptakan lapangan kerja dan mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Prinsip gotong royong dalam Pancasila juga tercermin dalam
kerja sama antara sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam pengembangan
teknologi.

13
Hukum:

Dalam konteks hukum, Pancasila memandu pembuatan undang-undang yang


mendukung keadilan, persamaan di mata hukum, dan perlindungan hak asasi
manusia. Pemerintah bekerja untuk memastikan bahwa hukum yang ada sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila dan tidak mendiskriminasi kelompok tertentu. Mereka
juga berupaya meningkatkan sistem peradilan dan penegakan hukum agar lebih adil
dan beradab.

Dalam kasus ini, Pancasila menjadi dasar moral dan etis yang memandu kebijakan
pemerintah di bidang ekonomi, teknologi, dan hukum. Prinsip-prinsip Pancasila
seperti keadilan sosial, gotong royong, dan persatuan digunakan sebagai panduan
untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan rakyat
Indonesia.

14
PENUTUP

Pada pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar


negara Indonesia memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan
ekstremisme, SARA, dan ideologi transnasional. Upaya untuk memperkuat kesadaran
Pancasila, penegakan hukum yang tegas, dialog antaragama dan antarbudaya, serta
kerja sama internasional adalah beberapa langkah yang dapat membantu melindungi
nilai-nilai dan keamanan negara Indonesia. Selain itu, pendidikan, literasi digital, dan
pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan juga penting dalam upaya ini.
Untuk menghadapi tantangan yang berat ini diperlukan kesadaran pentingnya
memegang teguh nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Yang telah tertanam
pada bangsa Indonesia sejak lama, dengan ini dapat terwujudnya cita cita negara
menciptakan kesejahteran rakyat dan ketentraman dalam menjalani kehidupan sehari
hari.

Pada dasarnya Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika
merupakan fondasi dari identitas nasional Indonesia. Mereka menyatukan beragam
elemen dan komitmen untuk menjaga kesatuan, keadilan, dan demokrasi di
Indonesia. Dengan demikian, Pancasila berfungsi sebagai panduan filosofis,
sementara UUD 1945 menjadi konstitusi hukum yang memadukan prinsip-prinsip
Pancasila dalam tatanan hukum Indonesia. NKRI adalah negara yang lahir dari
semangat persatuan dan Bhineka Tunggal Ika adalah moto yang mencerminkan
keberagaman yang menjadi kekuatan Indonesia. Semua elemen ini saling terkait dan
saling memperkuat, membentuk dasar bagi negara dan masyarakat Indonesia.

15
Pancasila memainkan peran penting dalam membentuk arah kebijakan
pemerintah.Prinsip-prinsip Pancasila memberikan pedoman etis dan moral untuk
pembuatan kebijakan yang mencerminkan nilai nilai dan aspirasi
masyarakatIndonesia. Prinsip-prinsip Pancasila membantu menciptakan suatu dasar
yang akan dipakai sebagai acuan dalam program kerja pemerintah atau kebijakan
pemerintah.

Jadi, Pancasila adalah sebuah konsep yang mendalam dan sangat berpengaruh
dalam kehidupan dan bernegara Indonesia. Bukan hanya sekedar kata-kata,
melainkan suatu filosofi yang membentuk dasar dan arah dari identitas dan tatanan
negara Indonesia. Pancasila merupakan pandangan filosofis dan moral yang
mendalam yang membentuk ideologi dasar negara indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai