Anda di halaman 1dari 13

Evaluasi Pemanfaatan Vessel Traffic Service....

BAMBANG SISWOYO

Evaluasi Pemanfaatan Vessel Traffic Service (VTS) Di Pelabuhan Utama Belawan


Evaluation Study of Utilization Vessel Traffic Service (VTS) in Belawan Port

Bambang Siswoyo
Puslitbang Perhubungan Laut, Badan Litbang Perhubungan
Jl. Merdeka Timur No.5 Jakarta Pusat
e-mail : bang_esis@yahoo.co.id

Naskah diterima 05 Oktober 2015, diedit 15 Oktober 2015, dan disetujui terbit 26 Nopember 2015

ABSTRAK
Kegiatan kenavigasian di Pelabuhan Belawan dilaksanakan oleh Distrik Navigasi Kelas I Belawan, fasilitas dan
peralatan yang dimiliki oleh Wilayah Kerja Distrik Navigasi Kelas I Belawan berupa SBNP, Stasiun Radio Pantai (SROP)
dengan cakupan pancaran VHF/MF/HF, Stasiun Radio Pelabuhan (Port Communication) dengan cakupan pancaran
VHF, Stasiun Vessel Traffic System (VTS), Klasifikasi Instalasi Kapal Negara, Instalasi Menara Suar, serta Armada Kapal
Negara Kenavigasian. Teknologi dan informasi dapat memberi peluang kepada pengguna jasa untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih baik yang dampak lanjutnya akan meningkatkan kelancaran transportasi laut. Perkembangan
sangat diharapkan dari teknologi dan informasi dengan munculnya AIS ataupun VTIS yang akan memudahkan kegiatan
pengamatan laut dalam memantau keamanan dan keselamatan laut.
Kata Kunci : Kenavigasian, Vessel Traffic Service (VTS), Pelabuhan Belawan.

ABSTRACT
Navigation activities at the Port of Belawan carried by Class I Navigation District Belawan, facilities and equip-
ment owned by the District Work Area Navigation Class I Belawan form. Coastal Radio Station with beam coverage
VHF / MF / HF. Radio Station Port (Port Communication) with beam VHF coverage, Station Vessel Traffic System
(VTS), Classification of Ships State Installation, Tower Installation Suar, as well as the State Fleet Navigation.
Information and technology can provide opportunities for service users to get better service the continued impact of
sea transport will increase smoothness. The development is expected from the technology and with the advent of AIS
information or VTIS which will facilitate marine observation activities in monitoring safety and the safety of the sea.
Keywords: Navigation Activities, Vessel Traffic Service (VTS), Belawan Port.

143
J.Pen.Transla Vol.17 No.4 Desember 2015 : 143-154

PENDAHULUAN memberikan perlindungan ekstra bagi kapal-kapal


Kementerian Perhubungan memperkuat sistem yang melintasi daerah tersebut, juga peningkatan
navigasi berbasis teknologi terkini di sejumlah keamanan untuk pelabuhan setempat. Bagaimana
pelabuhan Indonesia untuk menekan tingkat pemanfatan VTS di Pelabuhan Belawan. Kendala
kecelakaan kapal di tanah air. Sistem navigasi apa saja yang terjadi pada pemanfaatan VTS di
pelayaran berbasis vessel traffic services & safety Pelabuhan Belawan Maksud penelitian untuk
system (GMDSS) yang sudah diperbarui sudah mengidentifikasi kendala dalam pemanfaatan VTS
ditempatkan di beberapa pelabuhan, yakni di Belawan di Pelabuhan Belawan. Tujuan penelitian untuk
Sumatera Utara, Teluk Bayur Sumbar, Batam, menggambarkan pemanfaatan VTS di Pelabuhan
Panjang, Bintuni, Jakarta, Semarang, Surabaya, Belawan. Hasil yang diharapkan untuk memberikan
Lombok, Banjarmasin, Makasar dan Sorong. Laut masukan kepada Pimpinan dalam mengambil
sebagai jalur komunikasi (sea lane on communica- keputusan/kebijakan terkait VTS di Pelabuhan
tion) diartikan bahwa pemanfaatan laut untuk Belawan.
kepentingan lalu-lintas pelayaran antar pulau, antar
negara maupun antar benua baik untuk angkutan METODE
penumpang maupun barang, maka perlu di tentukan Kenavigasian adalah segala sesuatu yang
alur perlintasan laut kepulauan Indonesia bagi berkaitan dengan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran,
kepentingan pelayaran lokal maupun internasional Telekomunikasi-Pelayaran, hidrografi dan
serta fasilitas keselamatan pelayaran seperti Sarana meteorologi, alur dan perlintasan, pengerukan dan
Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), Telekomunikasi reklamasi, pemanduan, penanganan kerangka kapal,
Pelayaran, Kapal Negara Kenavigasian, Bengkel salvage, dan pekerjaan bawah air untuk kepentingan
Kenavigasian, Survei Hidrografi untuk menentukan keselamatan pelayaran kapal. Sarana Bantu Navigasi
alur pelayaran yang amam serta infrastruktur lainnya. Pelayaran adalah peralatan atau sistem yang berada
Manfaat dari pelaksanaan VTS adalah bahwa di luar kapal yang didesain dan dioperasikan untuk
dengan menggunakan sarana VTS memungkinkan meningkatkan keselamatan dan efisiensi bernavigasi
untuk identifikasi dan pemantauan kapal, kapal dan/atau lalu lintas kapal. Menara Suar adalah
perencanaan strategis pergerakan kapal dan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran tetap yang
penyediaan informasi serta bantuan navigasi. bersuar dan mempunyai jarak tampak sama atau
Efisiensi dari VTS akan tergantung pada keandalan lebih 20 mil laut yang dapat membantu para naviga-
dan kontinuitas komunikasi serta kemampuan untuk tor dalam menentukan posisi dan/atau haluan kapal,
memberikan informasi yang akurat dan jelas. Kualitas menunjukan arah daratan dan adanya pelabuhan
dari pencegahan kecelakaan di area pelayaran atau serta dapat dipergunakan sebagai tanda batas
pelabuhan tergantung pada kemampuan sistem untuk wilayah negara.
mendeteksi situasi bahaya yang berkembang dan Rambu Suar adalah Sarana Bantu Navigasi-
kemampuan untuk memberikan peringatan tepat Pelayaran tetap yang bersuar dan mempunyai jarak
waktu akan munculnya bahaya tersebut. Vessel Traf- tampak sama atau lebih dari 10 (sepuluh) mil laut
fic Service (VTS) dimungkinkan untuk mendeteksi yang dapat membantu para navigator adanya bahaya/
perkembangan situasi yang langsung berhubungan rintangan navigasi antara lain karang, air dangkal,
antara kapal-kapal atau kapal berada di dalam situasi gosong, dan bahaya terpencil serta menentukanposisi
yang berbahaya dan dengan demikian dapat dan/atau haluan kapal serta dapat dipergunakan
mengingatkan kapal-kapal tersebut sesuai dengan sebagai tanda batas wilayah negara. Stasiun Radio
kondisi yang mereka hadapi. Dalam beberapa kasus Pantai (SROP) adalah stasiun darat dalam dinas
VTS, dapat memberikan saran atau bahkan bergerak pelayaran. VTS adalah pelayanan lalu lintas
memerintahkan kapal untuk mengambil tindakan kapal di wilayah yang ditetapkan yang saling
menghindari situasi bahaya tertentu. Setiap instruksi terintegrasi dan dilaksanakan oleh pihak yang
atau saran yang dikeluarkan oleh VTS merupakan berwenang (Menteri Perhubungan) serta dirancang
berorientasi kepada hasil akhir yaitu keselamatan untuk meningkatkan keselamatan kapal, efisiensi
dalam pelayaran di area VTS tersebut pada bernavigasi dan menjaga lingkungan, yang memiliki
khususnya. kemampuan untuk berinteraksi dan menanggapi
Menurut hasil penelitian para ahli, kurang lebih situasi perkembangan lalulintas kapal di wilayah VTS
80% kecelakaan dalam dunia maritim dapat dikaitkan dengan menggunakan sarana perangkat radio dan
dengan faktor manusia, sehingga diharapkan dengan elektronika pelayaran.
adanya layanan VTS memberikan nilai tambah Dokumen-dokumen yang mendukung
melalui keterlibatan dan interaksi dengan VTS dapat pemberlakuan VTS disetiap pelabuhan ada beberapa

144
Evaluasi Pemanfaatan Vessel Traffic Service....BAMBANG SISWOYO

peraturan yang menjadi pedomannya harus digunakan sebagai lintasan pelayaran


digunakan dan tidak dapat ditinggalkan, antara lain : internasional, kekuatan hukum VTS dibatasi oleh
a. Konvensi SOLAS Bab V Safety of Navigation, adanya ketentuan dalam UNCLOS 1982 yang
Regulasi 12 : Vessel Traffic ServicesKonvensi memberikan hak kebebasan bagi kapal-kapal
Internasional tentang Safety of Live at Sea yang melintas. Meski demikian, pada
(SOLAS 1974) Bab V Regulasi 12 mewajibkan kenyataannya, para penyelenggara sistem VTS
negara-negara anggota IMO (International yang wilayah cakupannya beririsan dengan
Maritime Organization) menyelenggarakan perairan yang digunakan sebagai pelayaran
VTS. Resolusi IMOA.857 (20) Tanggal 27 internasional memberikan layanannya sebagi
Nopember 1997 tentang Guidelines for Vessel informasi kepada kapal-kapal yang melintas di
Traffic Services (VTS) merekomendasikan wilayah tersebut. Sehingga, VTS tersebut tidak
kepada negara-negara anggota atau competent terjebak dalam memberikan layanan pengaturan
authority tentang perencanaan dan lalu lintas pelayaran di perairan tersebut yang
penyelenggaraan VTS sesuai dengan standar secara prosedural memerlukan pengadopsian
yang telah ditentukan. Secara khusus, ketentuan dari IMO.
dalam SOLAS Bab V (Keselamatan Navigasi) d. IALA Recommendation V-119, For the
Peraturan 12 memberikan pelayanan lalu lintas Implementation of Vessel Traffic Services
kapal dan negara, antara lain bahwa : layanan Referensi untuk melaksanakan analisis
lalu lintas kapal VTS berkontribusi untuk kebutuhan bagi sistem VTS ini dapat ditemukan
keselamatan hidup di laut, keamanan dan pada IALA Recommendation V-119 maupun
efisiensi navigasi dan perlindungan lingkungan IALA VTS Manual 2008 Bab 7 yang memuat
laut, daerah pantai yang berdekatan, tempat kerja beberapa tahapan yang perlu ditempuh sebelum
dan instalasi lepas pantai dari efek samping yang suatu sistem VTS didirikan.
mungkin timbul dari lalu lintas maritim, dan e. IALA Recommendation V-103, Standards for
Pemerintah dapat membentuk VTS apabila the training and Certification of Vessel Traffic
menurut pihak pemerintah, volume lalu lintas Services Personnel International Assosiation
atau tingkat risiko insiden membenarkan dan of Lighthouse Authorities (IALA)
memungkinkan layanan VTS tersebut. Recommendation V-103, suatu stasiun VTS
b. International Maritime Organization (IMO) dioperasikan oleh personel/staf yang memenuhi
Resolution A.857 (20), Guidelines for Vessel kualifikasi dan kemampuan yang cukup serta
Traffic ServicesSebagaimana tertuang telah diberikan pelatihan yang dipersyaratkan.
dalam Resolusi IMO A.857 (20) Annex 2 dan Setiap personel yang akan dilibatkan dalam suatu
selanjutnya dijabarkan dalam IALA stasiun VTS harus memiliki sertifikat operator
Recommendation V-103, suatu stasiun VTS VTS yang didapat setelah mengikuti pelatihan
dioperasikan oleh personel/staf yang memenuhi yang sesuai dengan Rekomendasi IALA
kualifikasi dan kemampuan yang cukup serta tersebut. Pelatihan tersebut terdiri dari :
telah diberikan peltihan yang dipersyaratkan. * Model Course V-103/1 untuk VTS Operator.
Setiap personel yang akan dilibatkan dalam suatu
* Model Course V-103/2 untuk VTS Supervisor.
stasiun VTS harus memiliki sertifikat operator
VTS yang didapat setelah mengikuti pelatihan * Model Course V-103/3 untuk VTS On-the-Job
yang sesuai dengan Rekomendasi IALA Training.
tersebut. Pelatihan tersebut terdiri dari: * Model Course V-103/4 untuk VTS Instructor.
* Model Course V-103/1 untuk VTS Operator f. IALA Recommendation V-125, The use and
* Model Course V-103/2 untuk VTS Supervisor presentation of symbology at a VTS Centre
Penentuan batas-batas wilayah cakupan VTS
* Model Course V-103/3 untuk VTS On-the-Job
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain
Training
faktor geografis, faktor meteorologi dan
* Model Course V-103/4 untuk VTS Instructor. hidrografis, serta faktor lainnya seperti jumlah
c. IALA Vessel Traffic Services (VTS)Manual dan tipe kapal yang ada di wilayah tersebut,
2008International Assosiation of Lighthouse faktor komersial/bisnis, adanya aktivitas lain
Authorities (IALA) VTS Manual 2008 dijelaskan seperti aktivitas produksi migas atau rekreasi
bahwa partisipasi wajib hanya dapat yang dapat berpengaruh pada operasi VTS, luas
diberlakukan di perairan territorial negara wilayah cakupan VTS serta kedekatan jaraknya
tersebut, sedangkan untuk perairan yang dengan rintangan maupun bahaya yang mungkin
ada di wilayah tersebut, persyaratan akurasi
145
J.Pen.Transla Vol.17 No.4 Desember 2015 : 143-154

posisi dan navigasi, yaitu berkaitan dengan peta dibangun dan diberlakukan, pemegang otoritas
laut digital yang digunakan untuk mendapatkan yang kompeten untuk sistem tersebut harus
gambaran lalu lintas pelayaran (traffic image) menyebarkan informasi mengenai keberadaan
di wilayah setempat (persyaratan akurasi dapat VTS tersebut kepada semua pihak yang
ditemukan pada Resolusi IMO A.915 (22) DAN berkepentingan. Informasi tersebut meliputi
a.953 (23), datum yang digunakan antara lain kategori kapal yang wajib atau diharapkan
untuk peta laut elektronik maupun IAS, serta berpartisipasi, frekuensi radio yang digunakan
simbologi yang ditampilkan di layar monitor yang untuk pengiriman laporan, format dan isi laporan
mengacu pada Rekomendasi IALA V-125. yang dipersyaratkan, pemegang otoritas VTS
g. IALA Recommendation V-127, Operation yang bertanggung jawab terhadap
Procedures for Vessel Traffic Services pengoperasian (VTS, informasi, saran, atau
instruksi apapun yang akan diberikan bagi kapal
Standard peralatan untuk stasiun VTS mengacu
yang berpartisipasi, serta tipe dan tingkat layanan
pada standar yang tercantum dalam IALA
yang disediakan. Informasi ini harus disebarkan
Recommendation V-128 tentang Operational and
melalui publikasi kepelautan dan dalam “World
Technical Performance Requirements for VTS
Vessel Traffic Service (VTS) Guide”
Equipment yang penetapannya berdasarkan
sebagaimana direkomendasikan dalam IALA
rekomendasi hasil studi lapangan dari tim
Recommendation V-136.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
j. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Persyaratan peralatan untuk stasiun VTS
Pelayaran
meliputi:sistem Radar VTS; sistem Closed
Circuit TV Cameras (CCTV); sistem Automatic Untuk kepentingan keselamatan berlayar dan
Identification System (AIS); sistem very high kelancaran lalu-lintas kapal pada daerah yang
frecwency (VHF) Communication ; electronic terdapat bahaya navigasi ataupun kegiatan di
Navigation Chart (ENC); VTS Data System; perairan yang dapat membahayakan
media perekaman data dan gambar visual keselamatan berlayar harus ditetapkan zona
(Recording and player) unit; dan saluran keselamatan dengan diberi penandaan berupa
telekomunikasi umum. SBNP sesuai ketentuan yang berlaku serta
disiarkan melalui stasiun radio pantai (SROP)
h. IALA Recommendation V-128, Operational
maupun Berita Pelaut Indonesia. Disamping itu
and Technical Performance Requirements for
perlu diinformasikan mengenai kondisi perairan
Vessel Traffic Services Equipment Pengadaan
dan cuaca seperti adanya badai yang
fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk
mengakibatkan timbulnya gelombang tinggi
sistem VTS telah diberikan dalam Rekomendasi
maupun arus yang tinggi dan perubahannya.
IALA V-128. Pengadaan fasilitas ini dapat
disesuaikan tipa dan jenis layanan yang akan k. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010
diberikan oleh suatu VTS dan juga ditentukan tentang Kenavigasian
berdasarkan analisis kebutuhan yang akan Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
berdampak pada nilai investasi yang akan kelancaran lalu lintas kapal, antara lain Sarana
ditanamkan pada VTS ini. Persyaratan kinerja Bantu Navigasi-Pelayaran, VTS, dan Stasiun
bagi peralatan VTS yang terdapat dalam V-128 Radio Pantai. VTS sebagaimana dimaksud pada
terbagi menjadi tiga yaitu : ayat (1) huruf b berfungsi untuk : memonitor
* Basic (Dasar) dapat diterapak untuk VTS lalu lintas pelayaran dan alur lalu lintas pelayaran;
layanan INS, dan bila ada, VTS layanan NAS; meningkatkan keamanan lalu lintas pelayaran;
meningkatkan efisiensi bernavigasi;
* Standard (Standar) dapat diterapkan untuk
perlindungan lingkungan; pengamatan,
semua tipe VTS yang ditentukan oleh IMO (INS,
pendeteksian, dan penjejakan kapal di wilayah
TOS atau NAS) dan untuk wilayah dengan
akupan VTS; pengaturan informasi umum;
tingkat kepadatan lalu lintas sedang dan/atau
pengaturan informasi khusus; dan membantu
tanpa bahaya navigasi yang besar;
kapal-kapal yang memerlukan bantuan khusus.
* Advanced (Lanjutan) dapat diterapkan pada
wilayah dengan tingkat kepadatan lalu lintas l. Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2011
tinggi dan/atau bahaya navigasi tertentu yang tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
besar. Jenis Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran terdiri
i. IALA Recommendation V-136, Participation in atas : Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran visual;
the World VTS Guide Setelah suatu sistem VTS Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran elektronik;
dan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran

146
Evaluasi Pemanfaatan Vessel Traffic Service....BAMBANG SISWOYO

audible.Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran 4. Mengurangi konsekuensi dari insiden,


berfungsi untuk : menentukan posisi dan/atau kecelakaan dan musibah yang lebih buruk, dan
haluan kapal; memberitahukan adanya bahaya/ tidak seperti alat bantu lain untuk navigasi, VTS
rintangan pelayaran; menunjukkan batas-batas memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan
alur pelayaran yang aman; menandai garis mempengaruhi proses pengambilan keputusan
pemisah lalu lintas kapal; menunjukan kawasan di atas kapal. VTS dimungkinkan untuk
dan/atau kegiatan khusus diperairan; dan mendeteksi perkembangan situasi yang langsung
menunjukan batas wilayah suatu negara. berhubungan antara kapal-kapal atau kapal
m. Peraturan Menteri Nomor 26 Tahun 2011 berada di dalam situasi yang berbahaya dan
tentang Telekomunikasi Pelayaran dengan demikian dapat mengingatkan kapal-
kapal tersebut sesuai dengan kondisi yang
VTS merupakan pelayanan lalu lintas kapal di
mereka hadapi. VTS adalah shore based system
wilayah. Jenis Telekomunikasi-Pelayaran terdiri
yang berfungsi membantu memberikan informasi
atas : Global Maritime Distress and Safety
dan pesan untuk kapal-kapal, seperti posisi kapal-
System (GMDSS); VTS; Ship Reporting
kapal lain yang melewati lalu lintas atau pesan
System (SRS); dan Long Range Identification
peringatan mengenai bahaya navigasi dan
and Tracking of Ships (LRIT) .Sarana
meteorologi, serta untuk mengatur lalu lintas
Telekomunikasi-Pelayaran terdiri atas : Stasiun
kapal yang luas dalam suatu pelabuhan atau
Radio Pantai; dan VTS.VTS berfungsi untuk :
perairan tertentu. Umumnya, kapal yang
memonitor lalu lintas pelayaran dan alur lalu
memasuki area VTS harus melaporkan kepada
lintas pelayaran; meningkatkan keamanan lalu
pihak berwenang di area tersebut, biasanya
lintas pelayaran; meningkatkan efisiensi
melalui radio, dan dapat dilacak oleh VTS
bernavigasi; perlindungan lingkungan;
menggunakan radar, Sistem Identifikasi Otomatis
pengamatan, pendeteksian, dan penjejakan kapal
(AIS) atau teknologi lainnya. Kapal yang
di wilayah cakupan VTS; pengaturan informasi
melintas di area VTS diminta untuk berjaga-jaga
umum; pengaturan informasi khusus; dan
pada frekuensi radio khusus untuk peringatan
membantu kapal-kapal yang memerlukan
navigasi atau peringatan lainnya, dan mereka
bantuan khusus.
dapat dihubungi secara langsung oleh operator
Manfaat dari pelaksanaan VTS adalah bahwa VTS jika ada risiko insiden di daerah di mana
dengan menggunakan sarana VTS alur pelayaran itu diatur, serta diberikan saran
memungkinkan untuk identifikasi dan tentang tindakan-tindakan apa yang mungkin
pemantauan kapal, perencanaan strategis dapat diambil oleh kapal tersebut.
pergerakan kapal dan penyediaan informasi
VTS merupakan suatu sistem pemantauan lalu
serta bantuan navigasi. Hal ini juga dapat
lintas laut atau pelabuhan ditetapkan oleh otoritas
membantu dalam pencegahan polusi dan
pelabuhan, mirip dengan air traffic control untuk
koordinasi penanggulangan keadaan darurat
pesawat terbang. VTS sistem menggunakan radar,
tumpahan minyak di laut atau area pelabuhan.
(CCTV), VHF telepon radio dan sistem identifikasi
Efisiensi dari VTS akan tergantung pada
otomatis (AIS) untuk melacak gerakan kapal dan
keandalan dan kontinuitas komunikasi serta
memberikan keselamatan navigasi di wilayah
kemampuan untuk memberikan informasi yang
geografis yang terbatas. Sebuah layanan
akurat dan jelas. Kualitas dari pencegahan
dilaksanakan oleh instansi berwenang, VTS
kecelakaan di area pelayaran atau pelabuhan
dirancang untuk meningkatkan keselamatan dan
tergantung pada kemampuan sistem untuk
efisiensi navigasi, keselamatan hidup di laut dan
mendeteksi situasi bahaya yang berkembang dan
perlindungan lingkungan laut. VTS diatur oleh
kemampuan untuk memberikan peringatan tepat
SOLAS, Bab V Peraturan 12 bersama dengan
waktu akan munculnya bahaya tersebut. Secara
Pedoman Kapal) Lalu Lintas Jasa Resolusi IMO
khusus pelayanan VTS dapat berkontribusi untuk
A.857 (20 diadopsi oleh Organisasi Maritim
:
Internasional pada tanggal 27 November 1997.
1. Mencegah insiden dari berkembangnya situasi
Metode Diskriptif analisis dengan melihat
alur pelayaran;
beberapa aspek, antara lain :
2. Mencegah berkembangnya suatu insiden
a. Aspek Ketersediaan Sarana
menjadi kecelakaan di area tersebut;
Dalam kajian ini akan dianalisis ketersediaan
3. Mencegah kecelakaan berkembang menjadi
sarana pendukung fasilitas VTS di Pelabuhan
musibah yang lebih buruk;
Belawan, terkait dengan kelengkapan yang

147
J.Pen.Transla Vol.17 No.4 Desember 2015 : 143-154

dipersyaratkan dalam IALA maupun dalam IMO. kemiringan sampai 1:5. Alur tersebut dibentuk pada
b. Aspek Operasional arah azimut 238°, 220°, 200,5°, dan 187° menuju
Pelabuhan Belawan. Bentuk alur yang sedikit
Dengan menggunakan analisis operasional akan
melengkung ini adalah berorientasi pada kondisi
diketahui sejauhmana operasional fasilitas VTS saat
kontur batimetri yang ada guna mendapatkan
ini dan bagaimana dapat digunakan untuk mengurangi
kedalaman yang cukup dengan panjang alur yang
bahaya kecelakaan kapal dan dapat memberikan
relatif pendek.
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna jasa dari
perusahaan pelayaran maupun Nahkoda kapal. Alur pelayaran di wilayah kerja Distrik Navigasi
Kelas I Belawan memiliki alur pelayaran yang dilalui
c. Aspek Sumber Daya Manusia
oleh kapal-kapal besar. Letak Pelabuhan Belawan
Selanjutnya dengan analisis ini akan diketahui di alur sungai dengan panjang access to channel 13
sejauhmana kesiapan kompetensi Sumber Daya Mill Laut, dan jarak ideal untuk jenis SBNP di
Manusia (SDM) yang akan mengoperasikan fasilitas sepanjang acces to channel, yaitu :
VTS sesuai dengan kebutuhannya.
• Pelampung suar jarak ideal antar SBNP 1,5 Mill
d. Aspek Keselamatan Pelayaran Laut;
Fasilitas VTS ini akan memberikan informasi • Rambu Penuntun jarak ideal antar SBNP 5 Mill
yang signifikan terkait dengan posisi kapal yang akan Laut;
masuk maupun keluar pelabuhan dan juga akan
• Rambu Suar jarak ideal antar SBNP 6 Mill Laut.
mengurangi bahaya kecelakaan kapal sehingga dapat
menimbulkan korban jiwa dan pencemaran Pada pelabuhan Belawan pengendapan atau
lingkungan. sedimentasi rata-rata 3 cm/hari yang dipengaruhi oleh
e. Aspek Manfaat Sungai Belawan dan Sungai Deli. Dimana debit air
kedua Sungai tersebut rata-rata 331.924 m3 perbulan
Dalam rangka menunjang kebutuhan akan VTS atau 11.064 m3 perharinya. Kecepatan arus juga
yang saat ini belum semua pelabuhan di Indonesia dipengaruhi oleh kedua sungai tersebut ditambah
mempunyai fasilitas ini, maka sejauhmana fasilitas dengan keberadaan Selat Malaka. Faktor musim juga
ini mempunyai manfaat yang signifikan dapat mempengaruhi arah arus demikian juga
mendukung aktivitas pelayaran. kecepatannya. Dimana kecepatan arus pada saat
tertinggi yaitu mencapai 3 knot dan terendah 0,2 knot.
Untuk pasang surut dengan air tertinggi : 3,30 MLWS,
HASIL DAN PEMBAHASAN air tinggi : 2,40 MLWS, air terendah : 0,50 MLWS.
Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan Kondisi kedalaman alami muara sungai Belawan
utama di Indonesia yang memiliki lokasi yang sangat tidaklah memenuhi persyaratan navigasi pelayaran
strategis karena hanya berjarak tempuh 13,5 km dan terutama untuk kapal dengan draft yang dalam. Pada
jalur pelayaran internasional Selat Malaka. tahun 1921 dibuatlah sebuah alur pelayaran menuju
Pelabuhan ini terletak di sebuah daratan semenanjung pelabuhan Belawan. Alur Pelayaran ini telah
yang merupakan muara pertemuan dua sungai yaitu diperdalam dan diperlebar dengan design profil lebar
Belawan dan Deli. Secara geografis posisinya mencapai 100 meter dan kedalaman 10 meter LWS
terletak pada 030 47’ 20” LU dan 980 42’ 08” BT, serta dengan kemiringan samping 1:5. Alur Pelayaran
sehingga dengan demikian secara administratif mempunyai dimensi panjang 13,5 km dan dibentuk
kewilayahan berada di dalam kawasan daerah pada arah azimut 238°, 2200, 200,5°, dan 187° menuju
Pemerintah Kota Medan. Pelabuhan Belawan pelabuhan. Pada alur ditempatkan beberapa buoy dan
berada di salah satu sisi Selat Malaka, sebuah rambu penuntun (ramtun) sebagai garis penuntun
perairan yang sejak lama merupakan salah satu jalur arah alur menuju pelabuhan.
lalu lintas pelayaran niaga tersibuk di dunia. Alur pelayaran mengalami pengendapan lumpur
Pelabuhan Belawan memiliki alur pelayaran setiap tahunnya. Hal ini terutama diakibatkan oleh
sepanjang 13,5 Km dengan lebar profil mencapai 100 endapan sedimen dan arah sungai maupun endapan
m dan kedalaman -8 m LWS s.d -10 m LWS. Data dan sepanjang pantai di laut, dan juga disebabkan
survei menunjukkan bahwa laju pengendapan di oleh adanya gelombang laut. Sehingga dengan
perairan pelabuhan rata-rata 331.924 m3 per bulan demikian pemeliharaan alur dengan pengerukan
atau 11.064 m3 perhari. Dengan demikian kondisi adalah mutlak diperlukan. Pengerukan alur pelayaran
kedalaman alami muara Sungai Belawan ini tidak untuk pemeliharaan dilakukan oleh PT.Rukindo.
memenuhi persyaratan navigasi pelayaran terutarna Desain kedalaman adalah -9,5 meter LWS sejak
untuk kapal dengan draft yang dalam. Alur yang 1986, namun pada tahun 1993 menjadi -10,0 meter
tersedia saat ini dibuat pada tahun 1921 dengan LWS, dan ditahun 2006 kembali menjadi -9.5 m LWS.

148
Evaluasi Pemanfaatan Vessel Traffic Service....BAMBANG SISWOYO

Pengendapan lumpur terjadi sepanjang tahun. Dalam lain yang tersedia. Kedalaman kolam pelabuhan
studi Port of Belawan Technica1 Assistance TA No. bervariasi antara -6 m LWS s.d -11 m LWS. Secara
2386-NO tahun 1996 oleh Sir William Halcrow & fisik kolam pelabuhan sangat dipengaruhi oleh dua
Partners Ltd dinyatakan bahwa : sungai yang mengapitnya yaitu Sungai Belawan dan
* Mayoritas siltasi/pengendapan di alur pelayaran Sungai Deli. Ditinjau dan kondisi hidrografinya, kolam
terjadi pada lokasi antara Buoy 5 dan Buoy 1. pelabuhan dipengaruhi oleh debit kedua sungai
Rata-rata siltasi pada area alur ini adalah sekitar tersebut serta sedimen yang diangkutnya.
1,5 meter untuk periode 6-9 bulan atau antara Pengendapan lumpur terjadi sepanjang tahun.
bulan Juni hingga bulan Maret tahun berikutnya, Perlengkapan kapal yang dipunyai dan disewa
dapat diperkirakan bahwa angka siltasi oleh PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Belawan
maksimum adalah sebesar 2,6 meter/tahunnya. meliputi kapal tunda, kapal pandu, perahu kepil, dan
* Di sekitar belokan di depan dermaga Gabion sebuah crane terapung. Kondisi umur perlengkapan
kedalaman alur cukup stabil. kapal secara mekanis dalam keadaan baik. Utilisasi/
pemakaian kapal pada umumnya masih rendah dan
* Di tikungan di sekitar Buoy 9 alur cenderung
kondisi menunjukkan bahwa di pelabuhan sudah
tergerus, dari pengamatan menunjukkan bahwa
terdapat cukup kapal tunda, kapal pandu, dan perahu
pada area sisi dalam tikungan sungai dekat Buoy
kepil. Namun, meskipun hasil laporan adalah dalam
9, kedalamannya terpelihara.
kondisi baik, sejumlah kapal tunda, kapal pandu, dan
Alur pelayaran akan dipelihara dengan perahu kepil sudah mempunyai usia yang sangat tua
pengerukan hingga mencapai kedalaman minimum dan pada akhirnya akan memerlukan peremajaan.
yang dijamin yakni -10,0 meter LWS dan lebar Kapal pandu, “Martha” dimiliki dan dioperasikan oleh
eksisting minimum 100 meter.Awal 1983, tiga PT.Putra Samudera dan Waruna Nusa Sentana di
tambatan apung (Mooring Buoy) dengan jarak antar bawah persetujuan konsesi dan PT.(Persero) Pelindo
titik pusat 200 meter didirikan 210 meter serong dan I Belawan. Penyewaan atau perluasan persetujuan
garis dermaga utama di sepanjang Ujung Baru. konsesi eksisting menjadi sebuah metode untuk
Pelampung ini digunakan sebagai penambat memperoleh kapal pandu pengganti. Disamping itu
sementara untuk kapal yang menunggu bertambat / masih terdapat kapal tunda swasta lainnya yaitu KT
berth dan biasanya digunakan untuk kapal yang akan Martha I dan KT Golden Tulip. Daftar kapal tunda,
memuat atau membongkar kargo dengan melalui pandu dan perahu kepil dapat dilihat pada tabel 1
tongkang. Tidak ada berth tambatan khusus yang dan tabel 2 berikut.
disediakan untuk tongkang bongkar / muat sehingga
tongkang akan menggunakan tempat berth / tambatan

Tabel 1. Peralatan Apung/Kapal


Kapasitas Umur Estimasi
Kapal Nama Pemilik Kondisi
(Hp) (tahun) Utilisasi
Kapal Tunda KT.Selat Laut 1.700 PTPI I Belawan 29 Baik 45%
Kapal Tunda KT.Anoman VI 1.500 PTPI I Belawan 20 Baik 40%
Kapal Tunda KT.Bima VIII 2.400 PTPI I Belawan 15 Baik 40%

Kapal Pandu KM.AP-016 240 PTPI I Belawan 44 Baik 25%


Kapal Pandu KM.AP-022 275 PTPI I Belawan 33 Baik 30%
Kapal Pandu KM.MPI-004 240 PTPI I Belawan 23 Baik 25%
Kapal Pandu KM.MPI-041 618 PTPI I Belawan 16 Baik 30%
Kapal Pandu KM.MPI-042 618 PTPI I Belawan 16 Baik 20%
Kapal Pandu KM.MPI-043 618 PTPI I Belawan 16 Baik 15%
Kapal Pandu KM.MPI-051 618 PTPI I Belawan 16 Baik 15%

Perahu Kepil MK 010 100 PTPI I Belawan 30 Baik 10%


Perahu Kepil MK 008 150 PTPI I Belawan 26 Baik 15%
Perahu Kepil MK 009 100 PTPI I Belawan 30 Baik 20%

Crane Terapung FC Domosko 40 ton PTPI I Belawan 48 Baik -

Kapal Tunda KT.Golden 1.700 PT.Putera Samudera 29 Baik 45%


Tulip
Kapal Tunda KT. Martha I 2.000 PT. Waruna 21 Baik 45%
Kapal Tunda KT. Martha 1.200 Nusa Sentana 21 Baik 45%
Sumber : PT. (Persero) Pelindo I Cabang Belawan.

149
J.Pen.Transla Vol.17 No.4 Desember 2015 : 143-154

Arus kunjungan kapal di Pelabuhan Belawan dan Pangkalan Brandan. Data Stasiun VTS di
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (tahun 2009 s.d Wilayah Kerja Distrik Navigasi Kelas I Belawan,
2013) mengalami penurunan. Untuk jumlah kapal adalah Belawan (Kelas B). Data Klasifikasi Instalasi
turun rata-rata pertahun sebesar 5,65%, dan untuk Kapal Negara di Wilayah Kerja Distrik Navigasi
tonnage-nya turun rata-rata pertahun sebesar 3,30%, Kelas I Belawan, adalah dengan nama kapal Arctu-
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut. rus (Kelas I), Suar 008 (Kelas III), dan B-118 (Kelas

Tabel 2. Arus Kunjungan Kapal Pelabuhan Belawan Tahun 2009 sd 2013


Jenis Pertumbuhan
Sat 2009 2010 2011 2012 2013
Pelayaran Rata2
Luar Unit 1.476 1.268 955 1.032 844 -18,52
Negeri GT 6.938.695 7.141.371 6.925.823 8.412.362 7.591.178 -9,55
Dalam Unit 2.217 244 1.916 1.894 1.907 6,64
Negeri GT 7.706.426 7.873.859 7.569.871 7.569.871 7.619.116 3,91
Jumlah Unit 3.693 1.512 2.871 2.926 2.751 -5,65
GT 14.645.121 15.015.230 14.495.694 15.741.234 15.210.294 -3,30
Sumber : PT. (Persero) Pelindo I Cabang Belawan

Kegiatan kenavigasian di Pelabuhan Belawan III). Data Instalasi Menara Suar di Wilayah Kerja
dilaksanakan oleh Distrik Navigasi Kelas I Belawan. Distrik Navigasi Kelas I Belawan, adalah
Data fasilitas dan peralatan yang dimiliki oleh Wilayah sebagaimana Tabel berikut.
Kerja Distrik Navigasi Kelas I Belawan berupa
SBNP. Stasiun Radio Pantai dengan cakupan
Gelombang yang terjadi di sepanjang garis pantai
pancaran VHF/MF/HF. Stasiun Radio Pelabuhan
Belawan berasal dan gelombang laut dalam dan arah
(Port Communication) dengan cakupan pancaran
Utara ke Timur Laut. Gelombang ini terjadi pada saat
VHF, Stasiun VTS, Klasifikasi Instalasi Kapal
muson Timur Laut yang terjadi dan bulan November
Negara, Instalasi Menara Suar, serta Armada Kapal
hingga Maret. Gelombang ini merupakan gelombang
Negara Kenavigasian. Data SBNP di Wilayah Kerja
yang signifikan yang merupakan penyebab utama
Distrik Navigasi Kelas I Belawan, meliputi menara
terjadinya sedimentasi di pintu masuk alur pelayaran
suar, rambu suar, pelampung suar, tanda siang, dan
Pelabuhan Belawan. Pasang surut di Belawan
anak pelampung, adalah sebagaimana tabel berikut.
termasuk pasang surut (pasut) tipe semi diurnal.
Tabel 3. Daftar SBNP Milik Ditjen Hubla dan Non-Ditjen
Besarnya perbedaan pasut bervariasi antara 0,1 -
Hubla pada Wilayah Kerja Distrik Navigasi 2,7 m. Pada saat pasut mati kadang-kadang sama
Kelas I Belawan, Tahun 2013 sekali tidak ada arus, sedangkan disaat pasut perbani
No Uraian DJPL Non-DJPL kadang-kadang terjadi arus keluar ±2 mill.
1 Menara Suar 5 - Pemerintah pada semester II–2014 telah
2 Rambu Suar 43 14 menerapkan teknologi lalu lintas kepanduan kapal
3 Pelampung Suar 26 27
4 Tanda Siang - - VTS di empat pelabuhan utama untuk mempermudah
5 Anak Pelampung - - pemanduan pergerakan kapal di pelabuhan. Ke empat
Sumber : Kantor Distrik Navigasi Kelas I Belawan pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Belawan
(Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Soekarno–Hatta
Data Stasiun Radio Pantai dengan cakupan (Makassar), dan Tanjung Perak (Surabaya).
pancaran VHF/MF/HF di Wilayah Kerja Distrik Bersamaan pemasangan VTS di empat pelabuhan
Navigasi Kelas I Belawan, adalah Belawan (Kelas tersebut, juga diterapkan sistem pelayanan
I), Kuala Tanjung (Kelas IIIA), Tanjung Balai Asahan kepelabuhan (Inaportnet). Pemasangan VTS sendiri
(Kelas IIIA), Lhok Seumawe (Kelas IIIA), Kuala dimaksudkan untuk mempercepat proses pemanduan
Langsa (Kelas IVA), Labuhan Bilik (Kelas IVA), kapal di pelabuhan. Selanjutnya fungsi VTS untuk
dan Idi (Kelas IVB). mengatur atau memandu pergerakan kapal yang
Data Stasiun Radio Pelabuhan (Port Communi- masuk atau keluar pelabuhan. VTS fungsinya seperti
cation) dengan cakupan pancaran VHF di Wilayah ATC (Air Traffic Control) di bandara yang mengatur
Kerja Distrik Navigasi Kelas I Belawan adalah pergerakan pesawat. Untuk mengoperasikan VTS,
Belawan, Kuala Tanjung, Tanjung Balai Asahan, Lhok diperlukan skill dalam memandu kapal. Dengan VTS
Seumawe, Kuala Langsa, Tanjung Sarang Elang, pemanduan lebih efisien dan lebih terjamin
Tanjung Tiram, Pangkalan Susu, Tanjung Leidong, keselamatan pergerakan kapal.
Idi, Sei Berombong, Pantai Cermin, Tanjung Beringin, 1. Analisis Ketersediaan Fasilitas Vessel Traffic
Pangkalan Dodek, Tanjung Pura, Pulau Kampai, Service (VTS)Fasilitas sistem VTS di Pelabuhan

150
Evaluasi Pemanfaatan Vessel Traffic Service....BAMBANG SISWOYO

Utama Belawan terdiri dari radar, kamera pengamatan laut dalam memantau keamanan
pengawas (Closed Circuit TeleVision/CCTV), dan keselamatan laut. Konvergensi teknologi
perangkat radio komunikasi VHF dan sistem merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan
pengenalan otomatis AIS (Automatic harus dapat diakomodsikan serta dimanfaatkan
Identification System) untuk memantau dan ditanggapi secara positif dalam bentuk
pergerakan kapal dan menyediakan informasi penyesuaian maupun peningkatan menejemen
keselamatan berlayar dalam suatu area dan peralatan serta Sumber Daya Manusia
pelayaran yang terbatas. (SDM).lnternasional Maritime Organization
Selanjutnya dari sisi ketersediaan fasilitas sarana (IMO) dan Savety of Life at Sea (SOLAS)
telah tersedia ruang operator Stasiun Radio chapter V Regulation 19 tentang implementasi
Pantai (SROP) dengan cakupan pancaran VHF/ Automatic Identification System (AIS)
MF/HF. Stasiun Radio Pelabuhan (Port menetapkan setiap kapal harus dilengkapi oleh
Communication) dengan cakupan pancaran peralatan Automatic Identification System
VHF, Stasiun VTS, Klasifikasi Instalasi Kapal (AIS). Hal tersebut dimaksudkan untuk
Negara, Instalasi Menara Suar, serta Armada mengetahui identitas dan posisi kapal serta dapat
Kapal Negara Kenavigasian.Penerapan VTS menuntun kapal apabila terjadi kondisi darurat
sangat dibutuhkan untuk mengatur lalu lintas (emergency). Sejalan dengan ketentuan tersebut
kapal baik di alur pelayaran dan di area pelabuhan peralatan Automatic Identification System (AIS)
terutama bagi pelabuhan yang padat lalu lintas dapat dimanfaatkan untuk melakukan
keluar masuk kapal ke pelabuhan. Dalam rangka pengawasan dan mengatur cara berlalu-lintas
mendukung kelancaran pengoperasian sarana di alur pelayaran maupun di lingkungan
elektronik selalu dilakukan maintenance dengan pelabuhan serta di daerah perairan perbatasan
membersihkan virus yang menghambat ataupun wilayah terpencil dalam rangka
operasional computer. mendukung sistem keamanan dan keselamatan
pelayaran. Hal ini dilakukan dengan
2. Analisis Pemanfaatan Teknologi dan
menempatkan peralatan Automatic Identification
InformasiTuntutan terhadap jasa transportasi
System (AIS) tersebut pada lokasi tertentu yang
laut yang cepat, tepat, aman, nyaman, teratur
dinilai strategis sebagai fungsi SBNP.
dan terjangkau oleh para pengguna jasa semakin
Meningkatkan pemanfaatan Vessel Traffic
meningkat namun hal tersebut kurang diimbangi
Monitoring System (VTMS) menjadi VTIS
oleh pemberian pelayanan yang layak dari aparat
(Vessel Traffic Information System) untuk
yang bekerja dilapangan. Peranan jasa
dapat memandu keluar masuk kapal dan
transportasi laut yang efisien dan efektif sangat
meningkatkan keselamatan pelayaran.
dominan dalam memperlancar arus barang
maupun penumpang dan oleh karena itu perlu 3. Analisis Personil Vessel Traffic System (VTS)
diperhatikan keseimbangan dalam penyediaan Pedoman VTS mengharuskan otoritas
fasilitas sarana dan prasarana transportasi penyelenggara VTS harus menyediakan staf
laut.Melalui perpaduan unsur teknologi dan yang memadai, yang memenuhi syarat, terlatih
informasi yang cukup canggih akan mampu dan mampu melaksanakan tugas-tugas yang
menghadirkan peralatan kenavigasian bukan diperlukan, dengan mempertimbangkan jenis dan
hanya sekedar alat pengaman dan komunikasi tingkat layanan yang akan diberikan sesuai
namun dapat juga sebagai alat transmisi data. dengan pedoman Internasional Maritime
Bagi para pengguna jasa yang mobilitasnya tinggi Organization (IMO) saat ini pada subjek.
hal ini sangat membantu dan dengan adanya Rekomendasi IALA V-103 adalah Rekomendasi
perkembangan teknologi dimana masalah jarak tentang Standar Pelatihan dan Sertifikasi
dan tarif sudah bukan merupakan Personil VTS. Ada empat program model terkait
penghalang.Teknologi dan informasi dapat V103 / 1 sampai V-103 / 4 yang disetujui oleh
memberi peluang kepada pengguna jasa untuk International Maritime Organization (IMO) dan
mendapatkan pelayanan yang lebih baik yang harus digunakan VTS pelatihan ketika personil
dampak lanjutnya akan meningkatkan untuk kualifikasi VTS.
kelancaran transportasi laut. Perkembangan Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) di
demi perkembangan sangat diharapkan dari Distrik Navigasi Kelas I Belawan Medan total
teknologi dan informasi seperti munculnya keseluruhan pegawai adalah 195 orang, yang
Automatic ldentification System (AIS) terdiri dari 1 orang Kepala Distrik Kelas I
ataupun Vessel Traffic Identification System Navigasi, 1 orang Kepala Bagian Tata Usaha,
(VTIS) yang akan memudahkan kegiatan
151
J.Pen.Transla Vol.17 No.4 Desember 2015 : 143-154

20 orang Bagian Logistik, 14 orang, 8 orang disekitar pelabuhan maupun dermaga. Dengan
Bidang Operasi, Bidang Instalasi menggunakan VTS lalu lintas laut di awasi oleh
Telekomunikasi Pelayaran 42 orang dan sebgian pihak yang berwenang dalam berlalu lintas laut,
lagi tersebar di beberapa Stasiun Radio Pantai seperti kendali lalu lintas udara untuk pesawat
(SROP) dan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran udara. VTS standar menggunakan radar, closed-
(SBNP)/Menara Suar. circuit televisi (CCTV), VHF radio telephony
4. Analisis Pengaturan Alur Pelayaran Dengan dan automatic identification system mengawasi
Vessel Traffic System (VTS)Dengan pergerakan kapal dan mengamankan di daerah
memperhatikan keselamatan dan keamanan geografis yang terbatas. Merupakan sebuah
berlayar di perairan atupun di alur pelayaran pelayanan dilakukan oleh pihak yang berwenang,
guna menghindari kecelakaan dapat diartikan VTS didesain yang bertujuan meningkatkan
bahwa kapal di dalam melakukan pelayaran pengamanan dan efisiensi navigasi, keselamatan
sekaligus menjaga kelestarian lingkungan alur hidup di laut dan proteksi lingkungan laut. VTS
pelayaran sehingga dapat menghindari terjadinya diperintah oleh SOLAS Chapter V Regulation
konflik dalam pemanfaatan wilayah perairan. 12 bersama dengan petunjuk untuk pelayanan-
Setiap kapal yang berlayar di wilayah alur pelayanan lalu lintas kapal [IMO Resolution
pelayaran ataupun pelabuhan harus dilakukan A.857(20)] diadopsi oleh International Maritime
dengan kecepatan aman serta disesuaikan Organization pada 27 November 1997.
dengan kondisi perairan dan dibawah Dalam rangka meningkatkan pemantauan lalu
pengawasan Instansi Terkait yaitu Kantor lintas pelayaran dengan menggunakan fasilitas
Kesyabandaran setempat dan penggunaan VTS VTS, alat ini seperti halnya pengatur lalu lintas
dapat memandu kapal yang akan melintas pada udara di bandara, dimana fasilitas ini adalah
alur pelayaran. Hal ini dimaksudkan agar lalu- sebuah sistem pemantauan lalu lintas pelayaran
lintas angkutan laut (kapal) dapat berlangsung yang disediakan oleh Kantor Distrik Navigasi
dengan aman dan mampu menjaga kondisi Pelabuhan atau pengelola. Secara umum sebuah
perairan serta mengurangi terjadinya kecelakaan sistem VTS terdiri dari radar, kamera pengawas
kapal yang juga dapat menimbulkan kerusakan (Closed Circuit TeleVision/CCTV), perangkat
lingkungan disekitarnya.Dalam melakukan radio komunikasi VHF dan sistem pengenalan
berbagai kegiatan pelayaran di laut dan pesisir otomatis AIS (Automatic Identification System)
diterapkan berbagai peraturan perundangan- untuk memantau pergerakan kapal dan
undangan di bidang kemaritiman Nasional dan menyediakan informasi keselamatan berlayar
Internasional seperti hasil konvensi produk dalam suatu area pelayaran yang terbatas.VTS
Internasional United Nation, International dengan teknologi terkini menggabungkan
Maritime Organization (IMO) dan lain informasi dan data dari seluruh peralatan
sebagainya. Penerbitan peraturan lalu-lintas pemantau kepada sistem kerja operator tunggal
kapal dimaksudkan agar setiap kapal yang yang mudah dikendalikan sehingga pengaturan
berlayar di perairan bebas dan menyusuri alur lalu lintas pelayaran menjadi mudah dan efektif.
khususnya alur yang sempit ataupun berada di Kondisi ini di Pelabuhan Utama Belawan sudah
perairan pelabuhan akan dilalui selalu berhati- dilakukan dengan peralatan yang dapat
hati terhadap bahaya tubrukan, artinya bahwa memonitor hampir seluruh wilayah
kapal akan melakukan gerakan disesuaikan pelayaran.Pemantauan yang harus dilakukan
dengan kondisi perairan sehingga tidak oleh pihak otoritas yang terkait, dalam hal
menimbulkan dampak baik terhadap bahaya pengoperasian VTS di pelabuhan Belawan, pihak
kecelakaan maupun lingkungan. Hal ini dapat yang bertanggung jawab adalah Kepala Kantor
dilihat dari berbagai aturan diterbitkan badan distrik Navigasi Pelabuhan Belawan yang selalu
dunia guna mencegah tubrukan di laut dalam berkoordinasi dengan Kantor Kesyahbandaran
rangka mempertahankan tingkat tinggi Utama Belawan. Tujuan dipergunakan VTS
keselamatan di laut. tersebut untuk meningkatkan keselamatan dan
5. Analisis Keselamatan Pelayaran efisiensi dalam bernavigasi, keselamatan
pelayaran dan perlindungan terhadap lingkungan
Selama ini sejak lalu lintas pelayaran dapat
laut. Ketentuan pemasangan VTS diatur dalam
dimonitor dengan fasilitas VTS tersebut, angka
Konvensi SOLAS Chapter V Regulation 12
kecelakaan di Pelabuhan Belawan hampir tidak
didukung dengan IMO Resolution A.857 (20)
ada kejadian baik tubrukan. Tindak kriminalitas
tentang petunjuk untuk VTS.Berdasarkan
juga dapat diminimalisir dengan pemantauan

152
Evaluasi Pemanfaatan Vessel Traffic Service....BAMBANG SISWOYO

ketentuan dalam IMO (International Maritime peringatan kepada kapal yang akan mengalami
Organization) resolution A.857 (20), kecelakaan dapat dimungkinkan perwira jaga
menyebutkan bahwa instansi yang berwenang kapal tersebut dapat mengambil tindakan untuk
dalam pengendalian VTS harus menyediakan mencegah terjadinya tubrukan.Namun demikian,
operator yang memiliki kompetensi dan jumlah dalam hal prosedur kedatangan kapal ke
cukup, mendapatkan pelatihan dan mampu untuk pelabuhan Belawan, belum ada ketentuan yang
melaksanakan tugas pengawasan dan mensyaratkan kepada kapal-kapal yang akan
pemantauan lalu lintas yang diberikan. Sebuah masuk alur pelabuhan untuk melakukan
sistem VTS harus selalu dapat menyediakan komunikasi dengan pemantau lalu lintas.
tampilan lalu lintas yang komprehensif, hal ini Sehingga pengaturan dari pihak pengawas lalu
berarti bahwa faktor -faktor yang diperlukan lintas tidak dapat dilaksanakan. Fungsi dari VTS
dalam sebuah sistem pengaturan lalu lintas di Pelabuhan Belawan telah berjalan/beroperasi
seperti halnya informasi kapal dan arah haluan, sesuai dengan ketentuan yang ada, yaitu :
harus dapat jelas ditampilkan. Dengan data lalu Memonitor lalu lintas pelayaran dan alur lalu
lintas tersebut, kondisi pelayaran yang terjadi lintas pelayaran; Meningkatkan keamanan lalu
dapat dengan tepat diperkirakan dan dapat lintas pelayaran; Meningkatkan efisiensi
diambil tindakan dengan segera. Evaluasi data bernavigasi; Perlindungan lingkungan;
lalu lintas yang ada tergantung pada keluaran Pengamatan, pendeteksian, dan penjejakan kapal
data yang dihasilkan dan kemampuan analisis di wilayah cakupan VTS; Pengaturan informasi
dari operator VTS. Dengan adanya seluruh data umum; Pengaturan informasi khusus; dan
lalu lintas yang ada, operator VTS melalui sistem Membantu kapal-kapal yang memerlukan
komunikasi yang ada dapat menyampaikan hal- bantuan khusus.Kegiatan-kegiatan di atas telah
hal yang dapat berpotensi mengancam berjalan sejak fasilitas VTS diadakan di
keselamatan pelayaran kepada kapal-kapal yang pelabuhan Belawan, dimana kondisi lalu lintas
melintas, sehingga Nakhoda kapal dapat pelayaran, alur lalu lintas pelayaran, kondisi di
mengambil tindakan yang diperlukan untuk dapat dermaga pelabuhan dapat terpantau dengan baik
mencegah terjadinya kecelakaan, seperti halnya melalui monitor yang tersedia di stasiun
potensi kandas, tubrukan dan lain sebagainya. penerima dan juga ruang kerja Kepala Distrik
Informasi yang disajikan dalam VTS dapat Navigasi Kelas I Belawan.
berupa informasi posisi kapal, arah pergerakan
kapal, kondisi perairan, cuaca, halangan/
rintangan atau faktor lain yang dapat KESIMPULAN
berpengaruh dalam lalu lintas pelayaran.Dalam Pemanfaatan pemakaian VTS bagi pelayaran
tingkatannya VTS dapat dibagi menjadi Vessel di pelabuhan Utama Belawan, membantu
Traffic Monitoring System (VTMS) dan Vessel memberikan informasi dan pesan untuk kapal-kapal;
Traffic Information System (VTIS). VTMS membantu memberikan pesan peringatan mengenai
merupakan konsep pemantauan lalu lintas bahaya navigasi dan meteorologi, dan membantu
pelayaran dengan menekankan pada aspek mengatur lalu lintas kapal yang luas dalam suatu
pengawasan saja. Tahap selanjutnya merupakan pelabuhan atau perairan tertentu.Fasilitas sarana
VTIS yang dapat berfungsi sebagai alat sistem VTS di Pelabuhan Utama Belawan terdiri dari
pemantau dan dapat menjalankan fungsi kendali radar, kamera pengawas (Closed Circuit TeleVision
operasi lalu lintas pelayaran.Alat pemantau lalu / CCTV), perangkat radio komunikasi VHF dan
lintas laut yang terpasang di Pelabuhan Belawan sistem pengenalan otomatis AIS (Automatic Identi-
merupakan jenis VTMS. Dengan demikian, lalu fication System) untuk memantau pergerakan kapal
lintas pelayaran yang ada di wilayah pelayaran dan menyediakan informasi keselamatan berlayar
Pelabuhan Utama Belawan hanya dipantau dalam suatu area pelayaran yang terbatas, dan
tanpa ada yang mengendalikan.Pada saat akan Instalasi Kapal Negara, serta serta Armada Kapal
terjadi perompakan ataupun tindakan kriminal Negara Kenavigasian.
lainnya, tubrukan dalam posisi dengan resiko
Selanjutnya dari sisi ketersediaan fasilitas
tubrukan, Mualim yang tidak menyadari adanya
prasarana telah tersedia ruang operator Stasiun Ra-
kapal lain yang haluannya mengarah ke
dio Pantai (SROP) dengan cakupan pancaran VHF/
kapalnya. Meskipun komunikasi dari kapal yang
MF/HF, Stasiun Radio Pelabuhan (Port Communi-
lain sudah diberikan namun tidak ada peringatan
cation) dengan cakupan pancaran VHF, Stasiun VTS
yang diberikan dari pihak pengawas lalu lintas
dan Instalasi Menara Suar.
pelayaran.Jika operator VTS dapat memberikan

153
J.Pen.Transla Vol.17 No.4 Desember 2015 : 143-154

Dalam rangka mendukung kelancaran DAFTAR PUSTAKA


pengoperasian sarana elektronik selalu dilakukan [1] Konvensi SOLAS Bab V Safety of Navigation,
maintenance dengan membersihkan virus yang Regulasi 12 : Vessel Traffic Services.
menghambat operasional computer.Penerapan VTS
[2] IMO Resolution A.857 (20), Guidelines for
sangat dibutuhkan untuk mengatur lalu lintas kapal
Vessel Traffic Services.
baik di alur pelayaran dan di area pelabuhan
terutama bagi pelabuhan yang padat. [3] IALA Vessel Traffic Services Manual 2008.
Sumber Daya Manusia (SDM) di Distrik [4] IALA Recommendation V-119, For the
Navigasi Kelas I Belawan Medan untuk saat ini telah Implementation of Vessel Traffic Services.
mencukupi dari segi jumlah personil.Untuk [5] IALA Recommendation V-103, Standards for
meningkatkan keahlian personil yang the training and Certification of Vessel Traffic
mengoperasikan fasilitas VTS di Distrik Navigasi Services Personnel.
Kelas I Belawan Medan, perlu dilakukan pendidikan [6] IALA Recommendation V-125, The use and
dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan di IALA presentation of symbology at a VTS Centre.
Recommendation V-103, Standards for the train- [7] IALA Recommendation V-127, Operation
ing and Certification of Vessel Traffic Services Procedures for Vessel Traffic Services.
Personnel.Kedepan pelayanan VTS perlu
[8] IALA Recommendation V-128, Operational and
ditingkatkan dalam memberikan pelayanan sehingga
Technical Performance Requirements for Vessel
dapat ditarik biaya sebagai Penghasilan Negara
Traffic Services Equipment.
Bukan Pajaka (PNBP).
[9] IALA Recommendation V-136, Participation in
the World VTS Guide.
UCAPAN TERIMA KASIH [10] Undang-undang Nomor.8 Tahun 2008 tentang
Terima kasih penulis ucapkan kepada Kapuslitbang Pelayaran, Jakarta;
Perhubungan Laut dan Kepala Kantor Unit [11] Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 2010
Penyelenggara Pelabuhan Jeneponto dan Galesong tentang Kenavigasian, Jakarta;
yang telah memberikan waktu penelitian, data-data [12] Peraturan Menteri Nom0r 25 tahun 2011 tentang
sekunder, dan data primer yang diperlukan dalam SBNP, Jakarta;
penelitian ini. [13] Peraturan Menteri Nomor 26 tahun 2011 tentang
Telekomunikasi Pelayaran.Jakarta;
[14] Arikunto, Suharsimi, Cepi, Safruddin AJ., 2008,
Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta, Bumi
Aksara;
[15] John Wiley & Sons, Inc., Journal of the
American Society for Information Science -
Special issue: evaluation of information retrieval
systems archive, Volume 47 Issue 1, Jan. 1996,
Pages 1-3, New York, NY, USA.

154

Anda mungkin juga menyukai