Anda di halaman 1dari 32

PENGOPERASIAN BENOA VTS

DI PELABUHAN BENOA

SENIN, 30 NOPEMBER 2015

1
DASAR HUKUM BENOA VTS

1. Konvensi Internasional tentang Safety of Live at Sea (SOLAS 1974) Bab V


Regulasi 12 mewajibkan negara-negara anggota IMO menyelenggarakan Vessel
Traffic Services (VTS).
2. IMO Resolution A.857(20), guidelines for VTS
Guidelines for Vessel Traffic Services (VTS) merekomendasikan kepada negara-
negara anggota atau competent authority tentang perencanaan dan
penyelenggaraan VTS sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
3. IALA VTS MANUAL
4. IALA V-119, IALA V-127
5. SK DIRJENHUBLA NO. NV.101/1/7/DJPL.15,
TENTANG: Pemberlakuan SOP VTS BENOA, TGL 19 MEI 2015
6. KP 3 tahun 2017, tentang Penetapan Alur Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara
Berlalu Lintas dan Daerah Labuh Kapal Sesuai dengan kepentingan di
Pelabuhan Benoa.

2
PENDAHULUAN

The purpose of vessel traffic services (VTS) is to improve the safety and efficiency of
navigation, and protect the marine environment and/or the adjacent shore area, worksites
and off shore installations from possible adverse effects of maritime traffic. VTS may also
have a role to play in maritime security.

(Reference IALA V-127)

Tujuan layanan lalu lintas kapal (Vessel Traffic Services –VTS) adalah untuk meningkatkan
keselamatan dan efisiensi pelayaran, serta untuk melindungi lingkungan laut dan/atau
wilayah pantai di sekitarnya, lokasi-lokasi kerja, serta instalasi lepas pantai dari
kemungkinan dampak negatif lalu lintas pelayaran. VTS juga mempunyai peran dalam
keamanan pelayaran.

(Reference IALA V-127)

3
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
telah membangun VTS di BENOA untuk mencapai maksud dan tujuan sebagai berikut:

Maksud

Menyediakan layanan bagi pemangku kepentingan pelayaran dan publik untuk memastikan
tercapainya hal-hal berikut:

 Keselamatan jiwa
 Pergerakan lalu lintas kapal yang efisien
 Perlindungan lingkungan laut
 Keamanan pelabuhan

Tujuan

 Menyediakan Layanan Informasi (INS) bagi kapal-kapal di wilayah VTS Pelabuhan


Benoa dan Selat Lombok;
 Mengoperasikan Sistim VTS Pelabuhan di Pelabuhan Benoa;
 Mengoperasikan Sistim Pelaporan Kapal dan VTS pantai di Selat Lombok;

4
 Memantau dan melaporkan setiap hal yang bertentangan dengan peraturan Nomor 10
dari Peraturan Pencegahan Tubrukan dalam sistim pengaturan rute kapal di selat
Lombok;
 Mengelola Sistim Informasi dan Basis Data Pelayaran;
 Menyaring status kapal terkait dengan pemenuhan persyaratan;
 Melaksanakan koordinasi komunikasi;
 Berpartisipasi secara kooperatif dengan VTS Centre lainnya dalam pelaksanaan
kewajiban pelaporan Ship Reporting System yang diwajibkan diwilayah lain.

5
WILAYAH OPERASI BENOA VTS

6
PELABUHAN BENOA SELAT LOMBOK
VHF CH 67 VHF CH 68

Radius 5 mil dari perkiraan Di Utara 8°20’00” LS meluas ke seberang selat


posisi: Di Selatan 08°51’30” LS meluas ke seberang selat
8°44’30” LS Di Barat sebuah garis menggabungkan posisi
115°14’00” BT 115°27’30” dan 115°55’00” BT
Di Timur sebuah garis menggabungkan posisi
116°02’28” dan 115°51’22” BT

7
Kapal-kapal yang wajib berpartisipasi:
Kapal-kapal dalam kategori berikut ini yang memasuki, meninggalkan, atau bergerak di
dalam wilayah operasi Benoa VTS diwajibkan berpartisipasi dengan melaporkan
aktivitasnya kepada Benoa VTS melalui radio atau sarana lainnya sebagaimana ditentukan
dalam Berita Kepelautan, Undang-undang, Peraturan, ataupun Buku Panduan.

1. Kapal-kapal dengan bobot 300 GT atau lebih;


2. Kapal-kapal dengan panjang 30 meter atau lebih;
3. Kapal-kapal dengan tinggi ruang bebas di atas permukaan air (airdraft) 30 mtr atau
lebih;
4. Kapal-kapal yang sedang menarik atau mendorong dengan bobot gabungan 300 GT atau
lebih, atau dengan panjang kombinasi 30 meter atau lebih;
5. Kapal-kapal dengan bobot tonase berapapun yang membawa barang berbahaya seperti
tercantum dalam paragraf 1.4 pada Resolusi MSC.43 (64);
6. Semua kapal penumpang yang dilengkapi VHF tanpa memperhatikan panjang maupun
bobotnya; dan
7. Semua kategori kapal yang panjangnya kurang dari30 meter atau bobotnya kurang dari
300 GT yang dilengkapi dengan VHF dan ketika dalam keadaan darurat menggunakan
alur pelayaran atau zona pemisahan yang benar untuk menghindari bahaya.

8
Kapal-kapal dalam pengecualian:
Kapal-kapal berikut ini tidak diharuskan melakukan pelaporan:

 Kapal militer Republik Indonesia;


 Kapal pemerintah Indonesia yang sedang melakukan tugas patroli;
 Kapal pendukung yang terlibat dalam kegiatan maritime yang sah maupun operasi
khusus.
Informasi Prakedatangan (Pre-arrival Information)
Pemberitahuan harus dibuat oleh kapal kepada Benoa VTS melalui radio, telepon, faksimili,
atau surat elektronik (email) pada:
 48 jam sebelum kedatangan atau
 Tidak lebih lambat dari waktu keberangkatan dari pelabuhan sebelumnya bila
pelayaran di tempuh kurang dari 48 jam

Informasi yang diberikan:


1. Nama dan tanda panggil
2. Posisi
3. Pelabuhan terakhir
4. Pelabuhan tujuan di wilayah operasi Benoa
5. ETA di batas wilayah operasi Benoa

9
6. Draft terdalam (dalam meter)
7. Length Over All (dalam meter)
8. Bobot Mati
9. Kargo
10. Deskripsi kerusakan dan/atau defisiensi
11. Deskripsi barang berbahaya (Dangerous Goods)
12. Jumlah penumpang, dan bila kapal penumpang jumlah penumpang asing dan lokal
13. Nama agen

Konfirmasi kedatangan
Pemberitahuan harus disampaikan melalui VHF pada frekwensi sektor yang sesuai :
 Ketika memasuki wilayah operasi BenoaVTS; atau
 3 mil sebelum tiba di Buoy pengenal pelabuhan; dan
 Ketika Pandu berada di atas kapal atau
 Ketika berada di Fairway pelabuhan

Informasi yang di berikan:


1. Nama dan tanda panggil
2. Posisi
3. Perubahan apapun terhadap informasi yang sebelumnya di berikan

10
Pelaporan ekuivalen
Beberapa kapal yang terlibat dalama berbagai operasi dapat di berikan status pelaporan
ekuivalen sebagai berikut:
 Dalam hal kapal-kapal feri, perjanjian harus berdasarkan Nota kesepahaman. Namun,
bagaimanapun kapal feri harus memberikan laporan minimum kepada Benoa VTS
berisi informasi tentang keberangkatan dan kedatangan di dermaga di Benoa serta
informasi tentang kerusakan atau defisiensi, bila ada.
 Kapal militer atau kapal patroli lainnya biasanya memberitahukan pelaksanaan
operasinya melalui komunikasi tertutup dengan VTS Centre, yaitu pesan yang aman
(dari publik).

Labuh Jangkar

Syahbandar dapat menentukan wilayah labuh jangkar yang telah di tetapkan DJPL di dalam
wilayah kewenangannya untuk digunakan oleh kapal-kapal. VTS operator harus memantau
kapal yang akan labuh jangkar untuk memastikan bahwa kapal tersebut melakukannya di
wilayah yang di tunjuk ketika kapal telah mencapai posisi labuh jangkar yang ditentukan,
maka kapal tersebut harus menghubungi Benoa VTS sebelum melego jangkar.

11
Operator VTS akan menginformasikan apakah kapal berada dalam posisi yang tepat dan
memberikan saran kepada nakhoda untuk melego jangkar menurut kebijakannya. Bila kapal
tidak berada dalam posisi yang di tentukan, Operator VTS harus memberikan informasi
kepada nakhoda mengenai posisi labuh jangkar yang benar.
Semua kapal yang berlabuh jangkar harus di peringatkan untuk tetap berjaga-dengar
secara kontinu pada frekwensi sektor VTS terkait.

Ship to ship transfer


Kapal-kapal yang akan melaksanakan Ship to Ship Transfer (STS) harus menerima ijin dari
Syahbandar. Syahbandar akan memberikan petunjuk mengenai posisi wilayah STS, waktu
yang diijinkan, dan persyaratan kondisi untuk pelaksanaan STS tersebut.

Kapal-kapal harus membuat laporan kepada VTS berisi pemberitahuan untuk melaksanakan
STS serta mengindikasikan bahwa ijin dari syahbandar telah di terima.
Ketentuan prosedur untuk STS adalah sebagai berikut:

 Saat menerima pemberitahuan kapal mengenai rencana untuk melaksanakan STS,


kirimkan pesan standar B-14
 Ketika konfirmasi dari syahbandar telah diterima, kirimkan pesan standar B-15
 Ketika kapal-kapal berada dalam posisi di wilayah STS, buatkan penanda Anchor
Guard elektronik dengan simbol kapal dimaksud berada di tengah penanda tersebut.

12
Berlabuh jangkar di luar posisi

Ketika kapal tidak melakukan labuh jangkar pada posisi yang di tunjuk oleh syahbandar dan
kapal tersebut tidak mengambil tindakan untuk mengubah posisi, maka VTS harus
memberitahukannya kepada syahbandar. Bila perlu, buatkan Laporan Pelanggaran (Form
A-8)

Jangkar Larat

Bila kapal teramati sedang mengalami jangkar larat, maka Operator VTS harus :
 Berupaya menghubungi melalui radio dengan kapal untuk memberikan informasi
mengenai posisi kapal
 Memberikan informasi kepada kapal-kapal lain di wilayah tersebut mengenai kapal
yang melarat jangkar tersebut
 Memeriksa posisi kapal lain yang berlabuh jangkar untuk melihat apakah ada kapal
lain yang juga melarat jangkar
 Memastikan bahwa kapal tersebut mengambil tindakan yang sesuai
 Memberikan bantuan bila diminta oleh nakhoda
 Memberitahukan kepada syahbandar bila ada kemungkinan situasi Darurat

13
Bersandar di dermaga
Ketika kapal melaporkan telah bersandar di dermaga, kapal tersebut dapat menghentikan
jaga-dengarnya.

Laporan Prakeberangkatan
Pemberitahuan harus disampaikan minimum 1 jam sebelum keberangkatan dari atau
melakukan olah gerak di dalam pelabuhan, wilayah labuh jangkar, maupun wilayah STS.
Informasi yang harus di berikan :
1. Nama kapal tanda panggil
2. Posisi
3. Tujuan
4. ETD
5. Sarat (draft) terdalam (dalam meter)
6. Lenght Over All (dalam meter)
7. Kargo/Muatan
8. Deskripsi kerusakan atau defisiensi
9. Deskripsi barang berbahaya
10. Konfirmasi bahwa surat Persetujuan Berlayar (SPB) telah di dapat dari Syahbandar
11. Jumlah penumpang, dan bila kapal penumpang, jumlah penumpang asing maupun
lokal
Informasi prakeberangkatan dicantumkan di dalam daftar isian Form A-5.

14
Konfirmasi Keberangkatan
Pemberitahuan harus disampaikan 15 menit sebelum keberangkatan.
Informasi yang harus diberikan:
 Nama kapal dan tanda panggil
 Posisi
 Perubahan dari informasi sebelumnya bila ada

Laporan Pelanggaran VTS

Benoa VTS melakukan pemantauan di wilayah operasi VTS dan memperhatikan


pemenuhan terhadap legislasi ditingkat nasional dan internasional.

Saat membuat laporan pelanggaran terhadap peraturan/petunjuk VTS, maka informasi


berikut ini harus dicantumkan di dalam laporan tersebut:

 Tanggal dan waktu


 Bagian peraturan/panduan yang dilanggar
 Nama kapal

15
 Tanda panggil
 Bendera/kebangsaan
 Tujuan
 Posisi saat melakukan pelanggaran
 Status operasional radio VHF
 Narasi berisi:
 Kejadian secara kronologi
 Rincian tindakan yang dilakukan VTS untuk mem beritahukan kapal tersebut
 Rujukan berupa fasilitas peralatan rekaman dan dokumentasi pendukung

Operator VTS harus membubuhkan tanda tangan dan tanggal pada laporan pelanggaran
tersebut dan membuat salinan secara tercetak dan menyampaikannya kepada Manager VTS.

16
KOORDINASI

Dalam operasi VTS, diperlukan koordinasi internal dan eksternal dengan instansi terkait
lainnya seperti:

 Koordinasi internal tim VTS yang terdiri dari staf operasi VTS, Supervisor, Manager
dan teknisi.
 Koordinasi dengan kantor maupun instansi lainnya yang bertanggung jawab terhadap
pemangku kepentingan di dalam pelabuhan seperti: Syahbandar, Pelindo, KPLP,
AIRUD, TNI AL, SAR dan Agen.
 Koordinasi dengan Pandu dan kapal pandu yang ada dalam layanan pelabuhan tertentu.

17
FORM A1

VTS LOG Sektor


Benoa VTS Tanggal Tahun
No Waktu Uraian Paraf

Diketahui

18
Form A2
Ringkasan Lalu Lintas Kapal Harian
Benoa VTS
Tgl Tahun
Pelabuhan Nama Kapal/ Pelabuhan ID# Pelabuhan ETA/ETD ATA/ATD Waktu sandar, labuh Agen Keterangan
Tanda asal tujuan UTC UTC jangkar atau meninggalkan
panggil (Waktu VTS
sesungguh
nya)

19
FORM A3
Pergantian Tugas jaga
Benoa VTS Sektor

Tanggal Dibuat oleh

Deskripsi Yang berlangsung/akan datang Catatan penting


Kondisi cuaca & pasang- Kecepatan angin
surut Jarak Pandang
Pasang-Surut
Lalu Lintas Kapal
Masuk & Akan masuk

Keluar & Akan keluar

Transit & Akan transit

Kapal di wilayah labuh


jangkar
Operasi khusus Pengerukan
Pekerjaan bawah air, dll
Lain-lain
Status Peralatan

Berita Kepelautan

Insiden/Kecelakaan

Staf VTS

Admin Prosedur baru dll


Printah syahbandar
Lain-lain Pekerjaan tertunda

Lain-lain

VTS Operator yang menerima

20
FORM A4
Benoa VTS
Pemberitahuan Prakedatangan Tanggal Waktu Dibuat oleh
Diterima melalui ................... VHF,telepon, email, fax ..............

Uraian Informasi

Nama kapal & Tanda panggil

Posisi

Pelabuhan asal

Tujuan didalam wilayah VTS

ETA di wilayah VTS

Draft terdalam (dalam meter)

LOA (dalam meter)

Muatan

Kerusakan atau Defisiensi

Deskripsi barang berbahaya

Jumlah Penumpang & untuk kapal


penumpang asing & lokal

Nama Agen

21
FORM A5
Benoa VTS
Pemberitahuan Prakedatangan Tanggal Waktu Dibuat oleh
Diterima melalui ................... VHF,telepon, email, fax ..............

Uraian Informasi

Nama kapal & Tanda panggil

Posisi

Pelabuhan asal

Tujuan didalam wilayah VTS

ETA di wilayah VTS

Draft terdalam (dalam meter)

LOA (dalam meter)

Muatan

Kerusakan atau Defisiensi

Deskripsi barang berbahaya

Jumlah Penumpang & untuk kapal


penumpang asing & lokal

Nama Agen

22
FORM A6
Benoa VTS

Laporan Kecelakaan Kapal, Insiden/Kejadian luar biasa (KLB)


Tubrukan, kandas, kebakaran, tenggelam, Pengiriman atau penarikan pasukan pengamanan
terbalik, dll
Kerusakan mesin atau peralatan pada kapal atau
Polusi atau tumpukan zat berbahaya pelabuhan
Keadaan darurat medis Kecelakaan atau insiden yang (mungkin)
menyebabkan adanya korban jiwa atau kematian
Orang jatuh ke laut
Kecelakaan atau insiden yang (mungkin)
Bencana alam
menyebabkan kerusakan pada kapal atau struktur di
Larat jangkar pantai
Pengamatan adanya bahaya navigasi Kapal dalam kondisi restricted in its ability to
Pelanggaran keamanan pada kapal atau manoeuvre
pelabuhan Kapal dalam kondisi not under command (NUC)
Kejadian gangguan keamanan

Tanggal/waktu pelaporan Kapal atau nama dan nomor telepon pengirim laporan
Posisi Jenis laporan Tanggal/waktu insiden/kecelakaan
Deskripsi & Rincian
Nama dan rincian kapal
Tanda panggil, Bendera
Jenis, muatan, LOA, Draft, DG
Kerusakan diatas kapal
Laporan adanya korban jiwa atau kematian
Jumlah penumpang (ABK dan penumpang)
Laporan orang hilang
Deskripsi dan lokasi polusi
Sebab insiden atau kecelakaan, bila diketahui
Kondisi cuaca saat insiden
Nama dan alamat agen.

23
Bantuan yang diminta

Petugas / Kantor Waktu pemberitahuan Nama VTS Operator


Syahbandar
SAR
KPLP
SROP
Polisi
Penanganan Polusi
TNI AL
Poskodal Ops DJPL
Kantor Kesehatan pelabuhan
Penyiaran berita Waktu Frekwensi VTSO
kepelautan
Tindakan lain yang telah di lakukan

Dibuat oleh ___________________ Diketahui ___________________

24
Form A7
Benoa VTS
LAPORAN KAPAL/Operasi khusus
 Penyelaman atau pekerjaan bawah air  Acara pelayaran)
 Uji penyelamatan dengan sekoci  Putar haluandi pelabuhan atau kolam
 Pekerjaan pengelasan atau perbaikan pelabuhan)
 Lain-lain_______________

Tanggal/waktu Kapal atau nama dan nomor telepon pengirim


Laporan/permintaan
Pelaporan/permintaan
Posisi Jenis laporan Tanggal/waktu operasi

Uraian & Rincian


Nama dan rincian kapal
Kondisi cuaca
Waktu mulai/selesai
Konfirmasi izin dari pihak berwenang

Petugas / Kantor Waktu VTSO

Syahbandar

SAR

KPLP

25
SROP

Polisi

Penanganan Polusi

TNI AL

Penyiaran berita Waktu Frekwensi VTSO

Tindakan lain yang telah di lakukan

Dibuat oleh ___________________ Diketahui ___________________

26
FORM A8
Benoa VTS
Laporan pelanggaran
Tidak memenuhi  Instruksi
 UU Pelayaran  Panduan
 Peraturan  Lain-lain

Tanggal/waktu pelaporan Nama kapal/tanda panggil/Bendera

Posisi Rujukan pada Tanggal/waktu terjadi pelanggaran


UU/Peraturan/panduan
Uraian & Rincian
Kondisi cuaca
Tujuan
Status operasi VTS
LOA, GT
Informasi/Peringatan yang diberikan VTS

Petugas / kantor

Syahbandar

Centre Manager

Penyiaran, bila perlu Waktu Frekwensi VTSO

Tindakan lain yang telah di lakukan

Dibuat oleh ___________________ Diketahui ___________________

27
STANDART PESAN DALAM KOMUNIKASI RADIO
Benoa VTS
Standart Message Format / Format Komunikasi Standar dengan Kapal
MSG WHEN TO SEND METHOD COMMUNICATION
Waktu Metode Komunikasi
Kode
Pengiriman
Pesan
B-1 In response to VHF ___________This is Benoa VTS
incomplete pre- Phone Message Received
arrival or pre- Fax Please provide additional information
departure MSG email Item, Item
request additional
info.

Tanggapan bila ____________ Di sini Benoa VTS


pemberitahuan Pesan diterima
prakedatangan atau Harap berikan informasi tambahan
prakeberangkatan (isi informasi yang di minta)
tidak lengkap.

Permintaan
informasi tambahan

B-2 In response to VHF ___________This is Benoa VTS


complete Phone Message Received
Pre-arrival MSG Fax _______to enter Benoa VTS area at(__time__) call at
email (_E_W_S_N Limit)

Tanggapan bila
pesan pemberitahuan ____________ Di sini Benoa VTS
prakedatangan telah Pesan diterima
lengkap. __________ akan memasuki wilayah VTS pada
(____Waktu___)
Panggil kembali di batas wilayah_U_S_B_T

B-3 In response to arrival VHF ___________This is Benoa VTS


massage at area limit Message Received
when vessel is to Proceed to Berth_____
proceed directyl to
Call at Fairway Buoy
berth
Standby for Benoa VTS Channel________

28
Tanggapan untuk _____Di sini Benoa VTS
pesan di batas
Pesan di terima
wilayah VTS bila
kapal langsung Berlayar menuju Dermaga__________
menuju dermaga Panggil kembali di Fairway Buoy
pelabuhan
Standby di frekwensi___________

B-4 In response to arrival VHF ___________This is Benoa VTS


message at area limit Message Received
when vessel is to From Harbour master proceed to anchorage
proceed to area__________
anchorage
Call when ready to drop anchor.
Standby for Benoa VTS Channel_______

Tanggapan untuk
_____Di sini Benoa VTS
pesan kedatangan di
batas wilayah bila Pesan di terima
kapal menuju Dari Syahbandar
wilayah labuh
jangkar Lanjutkan ke labuh jangkar_________
Panggil kembali bila siap melego jangkar
Standby di frekwensi __________
B-5 In response to VHF ___________This is Benoa VTS
Message at fairway Message Received
buoy proceeding to Call when alongside.
berth.

Tanggapan untuk _____Di sini Benoa VTS


pesan dari kapal di Pesan di terima
fairway Buoy dan
berlayar menuju Panggil kembali bila telah sandar
sandaran

B-6 In response to VHF ___________This is Benoa VTS


Message at Message Received
anchorage area. Anchor at your discretion.
Vessel ready to
anchor in an
approved area
_____Di sini Benoa VTS
Tanggapan untuk
kapal di wilayah Pesan di terima

29
Labuh jangkar. Silakan lego jangkar menurut kebijakan anda
Kapal siap melego
jangkar di wilayah
yang ditentukan

B-7 In response to VHF ___________This is Benoa VTS


Message at Message Received
anchorage area. Warning, you are in prohibited anchorage area. Do not
Vessel ready to anchor in that position. Proceed to anchorage area______
anchor in a non
approved area
_____Di sini Benoa VTS
Tanggapan untuk Pesan di terima
kapal di wilayah
Labuh jangkar. Peringatan . Anda tidak berada di wilayah yang benar.
Kapal siap melego Dilarang melego jangkar pada posisi tersebut. Lanjutkan
jangkar tidak di menuju wilayah labuh jangkar _______________
wilayah yang
ditentukan

B-8 In response to VHF ___________This is Benoa VTS


message that Vessel Message Received
is alongside or at
anchor in an
approved location

Tanggapan bila _____Di sini Benoa VTS


kapal telah sandar
atau selesai lego Pesan di terima
jangkar di lokasi
yang tepat

B-9 In response to VHF ___________This is Benoa VTS


receipt of complete Message Received
pre-departure _______ to depart (_dock/anchorage_) at (_time) call 15
message minutes prior departure

Tanggapan bila
menerima pesan _____ Di sini Benoa VTS
prakeberangkatan Pesan di terima
yang lengkap
_______akan berangkat dari (_dok/wilayah labuh
jangkar___) pada (__waktu__) panggil kembali 15 menit
sebelum berangkat

30
B-10 In response to 15 VHF ___________This is Benoa VTS
minute departure Message receivwd proceed at your discretion
message when
Call when underway
vessel is OK to
depart

Tanggapan untuk
pesan 15 menit _____ Di sini Benoa VTS
sebelum Pesan di terima
keberangkatan dan
kapal OK untuk Silahkan lanjutkan menurut kebijakan anda panggil
berangkat kembali bila telah berlayar

B-11 In response to 15 VHF ___________This is Benoa VTS


minute departure
Massage received
message when
vessel is Not OK to (information/warning) channel is blocked (Advice) or
depart (From HM Instruction)
Remain Alongside
Call in______minutes when channel is open.

Tanggapan untuk
pesan 15 menit _____ Di sini Benoa VTS
sebelum Pesan di terima
keberangkatan dan
(Informasi/Peringatan) Alur sedang terhambat (Saran)
kapal TIDAK OK
atau (Dari Syahbandar) tetap berada di sandaran Panggil
untuk berangkat
kembali____menit bila alur telah terbuka.

B-12 In response to vessel VHF ___________This is Benoa VTS


calling when
Massage received
underway
Call when leaving Benoa VTS area.

Tanggapan untuk
kapal yang telah _____ Di sini Benoa VTS
berlayar (underway) Pesan di terima
Panggil kembali bila meninggalkan wilayah Benoa VTS

31
B-13 In response to VHF ___________This is Benoa VTS
Vessel calling at
Standby for Singapore VTIS on chanel_____
area limit

____ Di sini Benoa VTS


Tanggapan untuk
pesan dari kapal Pesan di terima
yang berada di batas Standby di singapore VTIS frekwensi______
wilayah

B-14 In response to vessel VHF ___________This is Benoa VTS


requesting to
Message received
commence
Standby for permission from___to commence operation
____ Di sini Benoa VTS
Panggilan bila kapal
akan memulai STS Pesan di terima
Transfer atau operasi Standby untuk mendapatkan ijin dari_____sebelum
khusus memulai operasi

B-15 On receipt of VHF ___________This is Benoa VTS


permission from
Message received
authorized officer
From __HM__port__has permission to commence_____
Proceed at your discretion

Setelah menerima
izin operasi dari ____ Di sini Benoa VTS
pejabat yang Pesan di terima
berwenang
Dari ________Syahbandar pelabuhan ______di ijinkan
untuk memulai_____ silahkan lanjutkan menurut
kebijakan anda.

32

Anda mungkin juga menyukai