Anda di halaman 1dari 75

Peraturan pekapalan dan pelayaran

• pelayaran bagi Negara Republik Indonesia sebagai negara


kepulauan merupakan salah satu moda transportasi, tidak
dapat dipisahkan dari moda-moda transportasi lain yang ditata
dalam sistim transportasi nasional yang dinamis dan mampu
mengadaptasi kemajuan di masa depan, mempunyai
karakteristik mampu melakukan pengangkutan secara masal,
menghubungkan, dan menjangkau seluruh wilayah melalui
perairan, perlu lebih dikembangkan potensinya dan
ditingkatkan peranannya baik nasional maupun internasional,
sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak pembangunan
nasional demi peningkatan kesejahteraan rakyat
• Pelayaran adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan angkutan di perairan,
kepelabuhanan, serta keamanan dan
keselamatannya
• Perairan Indonesia adalah perairan yang
meliputi laut wilayah, perairan kepulauan,
perairan pedalaman sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Nomor 4 Prp Tahun
1960 tentang Perairan Indonesia jo Undang-
undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang
Pengesahan United Nations Convention on the
Law of the Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-
bangsa tentang Hukum Laut)
• Pelayaran diselenggarakan berdasarkan asas
manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan,
adil dan merata, keseimbangan, kepentingan
umum, keterpaduan, kesadaran hukum, dan
percaya pada diri sendiri
• Pelayaran sebagai salah satu moda transportasi
diselenggarakan dengan tujuan untuk
memperlancar arus perpindahan orang dan/atau
barang melalui perairan dengan mengutamakan
dan melindungi pelayaran nasional, dalam
rangka menunjang, menggerakkan, dan
mendorong pencapaian tujuan pembangunan
nasional, memantapkan perwujudan wawasan
nusantara serta memperkukuh ketahanan
nasional
Surat surat kapal
• Pengawakan kapal

Pasal 1 Ayat 40:


   Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau
dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau
operator kapal untuk melakukan tugas di atas
kapal sesuai dengan jabatannya yang
tercantum dalam buku sijil.
Izin belayar

• 1)Surat permohonan penerbitan Surat Persetujan Berlayar (SPB)


• 2)Kapal Telah Melakukan Lapor Tiba, Daftar awak kapal, Daftar Muatan (Manifest) dari
pelabuhan asal;
• 3)Daftar pemeriksaan kapal Sesuai PM.82 Tahun 2014, Surat Pernyataan Nahkoda ( Master
sailing declaration ) Sesuai PM.82 Tahun 2014.
• 4)Daftar awak kapal dan sertifikat dokumen keselamatan pengawakan minimum (Minimum
Safe Manning Document);
• 5)Surat Pesetujuan Muatan Geladak (jika ada muatan diatas geladak);
• 6)Bukti Surat Perintah Kerja Pandu ( SPK ) bagi kapal > 500 GT;
• 7)Bukti pembayaran PNBP (SBNP) dan (VTS);
• 8)Bukti Pembayaran Jasa Kepelabuhanan;
• 9)Bukti Pembayaran Jasa Labuh dari Otoritas Pelabuhan;
• 10)Laporan kedatangan dan keberangkatan kapal dari Bidang Lalu Lintas Angkutan Laut dan
Usaha Kepelabuhanan;
• 11)Memorandum dokumen / surat – surat kapal;
• 12)Daftar Muatan Kapal ( Cargo Manifest );
• 13)Bukti Rencana Pemuatan ( Stowage Plan )
• 14)Perhitungan Stabilitas ( Stability Calculation )
• Pelanggaran di pelabuhan

banyak kapal-kapal banyak melakukan docking


pembangunan kapal di pelabuhan
• Tertib belayar

Melaksanakan proses persetujuan olah gerak


kapal.Melaksanakan persiapan persetujuan kapal
berlabuh.Melaksanakan persiapan persetujuan sandar
kapal.Melaksanakan pengawasan kegiatan kapal di
pelabuhan.Melaksanakan pengawasan kegiatan lainnya di kolam
Bandar.Membuat laporan bulanan tertib bandar dan tertib
berlayar.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan,
baik lisan maupun tertulis yang berkaitan dengan tertib bandar
dan tertib berlayar
• Keselamatan pelayaran
 sebagai suatu keadaan terpenuhinya persyaratan 
keselamatan dan keamanan yang menyangkut
angkutan di perairan dan kepelabuhanan. Terdapat
banyak penyebab kecelakaan kapal laut; karena
tidak diindahkannya keharusan tiap kendaraan yang
berada di atas kapal untuk diikat (lashing), hingga
pada persoalan penempatan barang yang tidak
memperhitungkan titik berat kapal dan gaya lengan
stabil
Peraturan tentang perikanan
• Perikanan adalah kegiatan manusia yang
berhubungan dengan pengelolaan dan
Pemanfaatan sumberdaya hayati perairan.
Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi
secara tegas dan pada umumnya mencakup 
ikan, amfibi, dan berbagai avertebrata
 penghuni perairan dan wilayah yang
berdekatan, serta lingkungannya
• Di Indonesia, menurut UU RI No. 31/2004,
sebagaimana telah diubah dengan UU RI No.
45/2009, kegiatan yang termasuk dalam
perikanan dimulai dari praproduksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran, yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan.
• Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk
kepentingan penyediaan pangan bagi
manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan
meliputi olahraga, rekreasi (pemancingan ika),
dan mungkin juga untuk tujuan membuat 
perhiasan atau mengambil minyak ikan
• Pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua
upaya termasuk proses yang terintegrasi
dalam pengumpulan informasi, analisis,
perencanaan, konsultasi, pembuatan
keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan
implementasi serta penegakan hukum dari
peraturan perundang-undangan di bidang
perikanan
• Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun
2009.
Olah gerak sandar kanan/kiri dan lepas
dermaga
• Faktor-faktor yang perlu dipertim-bangkan :

   Kedalaman laut, pengaruh arus dan angin,


pengaruh lebar alur pelayaran, jenis-jenis
dasar laut apakah berpasir, lumpur atau
berkarang, cuaca di daerah pada waktu akan
berlabuh lamnaya waktu utk tinggal berlabuh.
• Pengaruh yg akan timbul pada saat kpl berlayar pd
perairan sempit & dangkal :

Semakin sempit lebar lautnya maka semakin besar


perbedaan tinggi antara gelombang haluan dan
gelombang buritan dengan permukaan air di bagian
tengah kapal berarti semakin sedikit air yang berada di
bawah lunas maka kapal akan mengalami squat yang lebih
besar. Jika kecepatan dikurangi maka secara otomatis
penambahan tenggelam. Squatnya akan berkurang atau
lebih kecil.
• Karena kapal mempunyai kecepatan maka
permukaan air pada sisi kanan akan lebih
rendah dari sisi kirinya hingga kapal akan
selalu tertekan ke daratan sisi kanan kapal
terhisap ke darat/ke tepi dalam keadaan
seperti ini yang lebih baik mengurangi
kecepatan kapal atau stop dan dengan
bantuan kemudi dikembalikan ke tengah laut.
• Mengikat pada dua pelampung angin dan arus dari depan
dimana kapal harus berputar kalau dapat memilih maka
haluan kapal melawan arus karena geraknya lebih mudah.
Keterangan gbr: Kapal datang dari posisi satu lalu belok
hingga setelah lewat bui IV lego jangka seperti posisi 2 kirim
kawat yang kuat lalu diikat dibui IV dan hiboh sedikit dan
kapal akan berada diposisi 3 jangkar dihiboh masuk maka
kapal akan berputar dengan arus ke kiri. Pada posisi 4 hesin
mundur untuk mengurangi beban kawat. Kapal akan
berputar dengan cepat ke arah posisi 5 dan 6 dan kirim
kawat depan ke bui III setelah itu kirim lagi dia tros muka
belakang dan dihibob sawa kencang dengan kawat pertama.
• Merapat kanan dengan angin ke darat pada haluan dengan
menggunakan jangkar yaitu untuk  menjaga kehanyutan yang
besar muka tempat andar didekati sudut yang besar dan mesin
maju pelan menajaga agar lambung tidak merapat dengan
dermaga dengan kekuatan besar, maka pada posisi mesin stop
dan lego jangkar kiri pada jarak yang melebihi panjang terhadap
dermaga, rantai jangkar tadi diaria dan kapal menuju ke darat
dengan pelan pada waktu mesin stop akan buritan mendekati
dermaga spring muka dilemparkan kedarat dan setelah kencang
mesin maju pelan dengan menggunakanan kemudi membuat
mesin laju dengan kecepatan tetap dan kecepatan buritan
mendekati dermaga dijaga, buritan dirapatkan kedermaga
dengan pelan dan kemudi dialihkan kesisi darat.
Olah gerak menolong orang jatuh di laut
• Tata cara khusus dalam prosedur Keadaan Darurat yang
harus dilakukan antara lain:

1. Lemparkan pelampung yang sudah dilengkapi dengan


lampu apung dan asap sedekat orang yang jatuh 
2. Usahakan orang yang jatuh terhindar dari benturan
kapal dan balingbaling
3. Posisi dan letak pelampung diamati
4. Mengatur gerak tubuh menolong (bila tempat untuk
mengatur gerak cukup disarankan menggunakan metode “
WILLIAMSON TURN “
• 5. Tugaskan seseorang untuk mengatasi orang yang jatuh
agar tetap terlihat
• 6. Bunyikan 3 (tiga) suling panjang dan diulang sesuai
kebutuhan
• 7. Regu penolong siap di sekoci
• 8. Nakhoda diberi tahu
• 9. Kamar mesin diberi tahu
• 10. Letak atau posisi kapal relatif terhadap orang yang
jatuh di plot
• 11. Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui
bila ada perubahan
• WILLIAMSON TURN

keterangan :
-cikar kanan 60 derajat
- kemudian cikar kiri sampai haluan 200 derajat
- kembalikan kemudi tengah-tengah
- letakkan korban pada posisi bawah angin ,
makaakan sendirinya kapal akan terbawa angin
• TWO TURN ( RACE TRACK TURN )

keterangan :
- kemudi masih di tahan tengah-tengah beberapa saat
- kemudian cikar kanan menuju haluan sebaliknya ( 180
derajat )
- tahan kembali kemudi di tengah - tengah beberapa saat
setelah melewati tempat korban jatuh ;
- terakhir cikar kanan kembali sampai ( 180 derajat ) atau
sampai haluan semula , dan lakukan pertolongan.
1. Pengalaman dan kesiapan tim penolong dі kapal .
2. Kemampuan olah gerak kapalnya .
3. Jenis mesin penggerak .
4. Pada sisi mаnа life boat / sekoci dі siapkan .
5. Jarak penglihatan pada waktu іtu .
6. Keadaan laut pada waktu іtu ( angin dan arus ) .
7. Jarak dеngаn kapal lаіn .
8. Bahaya navigasi dі sekitar daerah tеrѕеbut .
Stabilitas dan bangunan kapal
• STABILITAS KAPAL

Stabilitas kapal
Keseimbangan dari kapal, merupakan sifat atau
kecenderungan dari sebuah kapal untuk kembali
kepada kedudukan semula setelah mendapat
senget (kemiringan) yang disebabkan gaya - gaya
dari luar (Rubianto, 1996)
• Secara umum hal-hal yang mempengaruhi
keseimbangan kapal dapat dikelompokkan
kedalam:
a. Faktor internal yaitu tata letak
barang/cargo, bentuk ukuran kapal, kebocoran
karena kandas /tubrukan
b. Faktor eksternal yaitu berupa angin, ombak,
arus dan badai
• Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum melakukan
perhitungan stabilitas kapal yaitu :

1. Berat benaman (isi kotor) atau displasemen adalah jumlah ton


air yang dipindahkan oleh bagian kapal yang tenggelam dalam air.

2. Berat kapal kosong (Light Displacement) yaitu berat kapal


kosong termasuk mesin dan alat-alat yang melekat pada kapal.

3. Operating Load (OL) yaitu berat dari sarana dan alat-alat untuk
mengoperasikan kapal dimana tanpa alat ini kapal tidak dapat
berlayar.

Displ = LD + OL + Muatan
DWT = OL + Muatan
• Stabilitas melintang adalah kemampuan kapal
untuk tegak sewaktu mengalami senget dalam
arah melintang yang disebabkan oleh adanya
pengaruh luar yang bekerja padanya, sedangkan
stabilitas membujur adalah kemampuan kapal
untuk kembali ke kedudukan semula setelah
mengalami senget dalam arah yang membujur
oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya. 
• Sedangkan stabilitas dinamis diperuntukkan bagi
kapal-kapal yang sedang oleng atau mengangguk
ataupun saat menyenget besar. Pada umumnya
kapal hanya menyenget kecil saja. Jadi senget
yang besar, misalnya melebihi 200 bukanlah hal
yang biasa dialami. Senget-senget besar ini
disebabkan oleh beberapa keadaan umpamanya
badai atau oleng besar ataupun gaya dari dalam.
Cara pemuatan dan pembongkaran barang
yang benar
• Agar pekerjaan bisa dilaksanakan dengan baik :
Maka pada waktu “ meeting di ppsa” sejauh
mungkin minta tempat sandar yang dekat
dengan gudang / lapangan penumpukan barang.
Akan sangat membantu apabila kita dapatkan
informasi muatan sedini mungkin ( bisa
merencanakan penempatan di gudang, atau
menentukan muatan mana yang kita siapkan
lebih dulu di sisi kapal).
• Semua yang direncanakan akan berjalan baik
apabila :
Lalu lintas, utamanya di dermaga, hanya
mutlak kegiatan bongkar muat.
Arus barang, arus mekanis searah.
Semua SDM, TKBM disiplin.
Kita semua memperhatikan keselamatan
maupun keamanan barang dan sdm.
• Meliputi operasi
1.   Di kapal –  stevedoring.
2.   Di dermaga – cargodoring.
3.   Di gudang / lapangan terbuka.
4.   Penerimaan / penyerahan  barang ( receiving / delivery )

Untuk operasional di kapal  :


Perlu mengenal kapal      :
Alat-alat bongkar /  muat yg ada di kapal ( jenis alat bongkar
muat, persyaratan minimum, sertifikat )
Sistem jenis tutup palka
Cargo hatch
Cargo hold
• Pengelompokan barang, terkait kecepatan
bongkar muat
Berdasarkan jenis barang  :
General cargo / break – bulk.
Curah kering / in – bulk.
Barang cair / in – bulk.
Barang berat / heavy lift cargo.
Barang khusus – dari segi ukuran.
• Menurut kemasan / packing barang

Menggunakan palet di dasar – ikut barang.


Dikemas dalam karung – pp, goni, peti crate dsb.
Dikemas  dalam  karton  – ringan,  dalam bungkus –
supermi.
Dikemas dalam bags –  jumbo bags.
Barang-barang menggunakan peti kemas ;  flat
track.
Perlengkapan kapal
sejumlah perlengkapan lain yang terdapat di dalam
kapal yaitu:
Sarana tambat labuh, antara lain dampra, tali tambat,
dan alat penembak tali.
Alat-alat berlabuh jangkar, yaitu rantai/tali jangkar,
bosa dasar, jangkar, mesin jangkar, ceruk rantai, dan
band stopper.
Beragam takel, blok, dan tali ulangnya yang
diperuntukkan agar pengangkatan beban menjadi
mudah dan ringan.
Mesin Derek Jangkar (windless)

Untuk memenuhi persyaratan derek jangkar


setiap pabrik mempunyai bentuk sendiri-sendiri
dalam pelaksanaannya. Pada gambar di bawah
ini terlihat gambar derek jangkar dengan tenaga
penggerak listrik.
•  Jangkar
Menurut bentuknya secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a.    Yang lengannya tak bergerak tetapi
dilengkapi dengan tongkat
b.    Yang lengannya bergerak tetapi tidak
dilengkapi dengan tongkat (stock)
• Bale Rantai Jangkar
Umumnya pada kapal-kapal pengangkut letak
chain locker ini adalah di depan collision
bulkhead dan di atas forepeak tank.
Sebelumnya chain locker diletakkan di depan
ruang muat, hal ini tidak praktis karena
mengurangi volume ruang muat.
• Jangkar U2 dan U3 ( digunakan untuk menarik
dan menurunkan jangkar pada saat ingin
berlabuh atau berlayar ).
• Rantai Baja Grade 80 dan 100 ( digunakan
untuk alat bantu angkat alat-alat kapal )
• Rantai Besi dan Stainless ( digunakan untuk
dapra, dekorasi kapal )
Cara pemeliharaan kapal dan
perlengkapannya
• tujuan dari kegiatan perawatan dan perbaikan
kapal adalah kegiatan yang dilkukan secara
terus menerus atau berkesinambungan
terhadap peralatan dan perlengkapan agar
kapal selalu dalam keadaan laik laut dan siap
operasi.
• Perawatan Terencana (Planned Maintenance
System)
Perawatan Terencana (PMS) adalah sistem
perawatan yang dilakukan terhadap pesawat-
pesawat permesinan dan peralatan lainnya di
kapal secara terencana dan bersinambungan,
menurut petunjuk Makernya masing-masing
untuk menghindari terjadinya
kerusakan (breakdown) yang dapat
menghambat kelancaran beroperasinya kapal.
• Perawatan untuk menghadapi Internal/External
audit. Dengan berlakunya ISM Code maka perawatan
pesawat-pesawat permesinan diwajibkan untuk
menghadapi Internal/External audit. Tiap type dan
DWT kapal ada perbedaan. Bagi kapal-kapal Oil
Tankers, Combination Carriers, Shuttle Tankers,
Chemical Tankers dan Gas Carriers perlu diketahui
bahwa perawatan dan Safety check list wajib yang
dikeluarkan oleh Oil Companies International Marine
Forum (OCIMF) mengenai Ship Inspection Report (SIRE)
 Perawatan untuk menghadapi pemeriksaan
oleh Perwira Pemeriksa dari Port State Control
(Port State Conrol Officer/PSCO)

Secara berkala Port State Control Officer


(PSCO) akan memeriksa kapal di pelabuhan
Negara manapun kapal berada.
perawatan dan perbaikan sesuai
dengan Continuous Machinery Survey (CMS) yang
dikeluarkan cleh Biro Klasifikasi dimana kapal
diregistrasikan (sesuai bendera kapal).

Ketentuan Biro Klasifikasi menghamskan agar


minimum 1/5 dari komponen pesawat
permesinan dan perlengkapan kapal yang
termasuk dalam daftar CSM harus dioverhaul
untuk perawatan dan pemeriksaan oleh Surveyor
dari Biro Klasifikasi dimana kapal diregtstrasi.
Cara penyelamatan diri di laut
• Dengarkan panduan keselamatan sebelum berangkat
Panduan keselamatan biasanya diperlihatkan kepada
penumpang sebelum kapal berangkat. Biasanya dilakukan
dengan peragaan dari awak kapal atau menggunakan video
rekaman yang diputar di layar teve yang berada di kapal.
Selain itu juga biasanya sudah ada beberapa flyer atau brosur
berupa panduan keselamatan yang perlu diketahui oleh
penumpang kapal.
Setidaknya, perhatikan saat panduan keselamatan ini
berlangsung dan jangan terbiasa menghiraukannya dengan
mendengarkan musik atau bahkan melakukan aktivitas lainnya.
• Ketahui lokasi jaket pelampung atau jaket
keselamatan
Meskipun sepele ada baiknya mengenakan
jaket pelampung pada saat naik kapal jika
durasi penyeberangan kurang dari 3 jam.
Dengan begitu, pada saat terjadi musibah,
kamu tidak perlu lagi mencari pelampung
bahkan berebut dengan orang lain.
• Tinggalkan barang yang tidak perlu
Pada saat terjadi musibah, jangan pernah
berpikir untuk menyelamatkan barang
berharga. Pikirkan nyawa sendiri dan juga
keselamatan keluarga yang ikut bersama.
Pastikan bahwa mereka semua mendapatkan
jaket keselamatan masing-masing dan
menggunakannya dengan baik.
•  Segera berkumpul di deck kapal saat ada
peringatan kapal tenggelam
Perhatikan gaya apung kapal dan gaya gravitasi
bumi. Kapal yang tenggelam tidak akan
sekaligus karam.
Kapal yang tenggelam akan mengalami proses
dalam beberapa jam. Pada saat kritis itulah,
ikuti instruksi dari awak kapal dan segera naik
ke bagian kapal yang paling tinggi.
• Ikuti instruksi awak kapal dan tetap bersikap
tenang
Jangan bersikap acuh dan merasa bisa menjadi
pahlawan. Ikuti instruksi awak kapal yang lebih
memahami situasi darurat pada saat kapal
tenggelam
Pencegahan dan penanggulangan
pencemaran di laut
• ketentuan pencegahan antara lain :
Pengadaan tangki ballast terpisah ( Seperated ballast
tank ) atau COW pada ukuran kapal – kapal tanki tertentu
ditambah dengan peralatan ODM oil Separator dsbnya.
Batasan – batasan jumlah minyak yang dapat dibuang kelaut
Daerah – daerah pembuangan minyak
Keharusan pelabuhan – pelabuhan khusus pelabuhan
minyak untuk menyediakan tanki penampungan slop
( Ballast kotor )
• Pencemaran laut adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy
dan atau komponen lain ke dalam laut oleh
kegiatan manusia atau proses alam, sehingga
menyebabkan lingkungan laut menjadi kurang
atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
• peralatan penanggulangan misalnya oil bom, oil
skimmer, treatment agent.
Contigency plan adalah tata cara penanggulangan
pencemaran dengan muatan prioritas pelaksanaan serta
jenis alat yang digunakan dalam :

a. Memperkecil sumber pencemaran


b. Melokalisasir dan pengumpulan pencemaran
c. Menetralisir pencemaran
.
• Oil boom adalah alat pengumpul minyak sedangkan
treatment agent seperti chemical dispersant, sinking
agent, dan sorbent adalah bahan kimia untuk
penetralisir / mencerai beraikan pencemaran dan
tergantung oleh :

a. Jenis Minyak dan kepadatan ( density )


b. Kepekaan ( Viscocity )
c. Titik endap ( Poux Point )
d. Kadar lilin dan aspal
• Cara pembersihan minyak

Pembersihan minyak biasanya tergantung dari situasi dan


keadaan alam, seperti tumpahan pada daerah yang
sempit dapat diisolir dengan lebih mudah. Ada beberapa
cara dalam pembersihan tumpahan minyak :
a. Menghilangkan secara mekanik
b. Absorbent
c. Meneggelampkan minyak
Pencegahan dan pemadaman kebakaran

• Cara yang paling sederhana adalah


mengetahui  adanya asap baik itu melihat secara
langsung maupun lewat bau asap yang begitu
menyengat. Petugas yang ada harus selalu waspada
terhadap dengan bahaya dari terjadinya kebakaran
dan harus lebih cepat tanggap untuk mengatasi hal
tersebut. Di beberapa tempat di kapal, dapat
terkena atau rentan terjadi kebakaran sehingga di
tempat-tempat tersebut harus selalu dicek
keadaanya secara rutin.
• Ketika terdeteksi, adanya kebakaran harus segera
diketahui oleh seluruh awak kapal. Hal ini sangatlah
penting karena seluruh awak kapal bisa segera
bersiap untuk memadamkan api yang ada. Ketika
api masih terlihat tidak terlalu besar, maka yang
menemukan atau melihat adanya titik api tadi harus
segera memberitahukan awak kapal yang lainnya
dengan cara berteriak tentang adanya kebakaran di
tempat yang dapat didengar oleh seluruh awak
kapal
• Di beberapa bagian kapal, ada tempat-tempat yang
dapat menghasilkan api atau kebakaran. Pada sekat
dan dek penahan api merupakan tempat yang
mungkin dapat menimbulkan adanya percikan api.
Hal ini berarti, di daerah sekitar tempat tersebut
harus lebih disiapkan adanya personel yang
berjaga-jaga untuk mengantisipasi terjadinya
kebakaran agar mereka dapat dengan segera
memadamkan api apabila terjadi kebakaran.
• Semua pintu dan ruangan yang terbuka harus
segera ditutup, semua ventilasi dan kipas
pembuangan uap harus segera dimatikan dan
bahan-bahan yang mudah terbakar harus
segera diamankan dari daerah yang terjadi
kebakaran.
• Kebakaran yang kecil biasanya dapat dengan
mudah dipadamkan tetapi juga dapat dengan
mudah menjadi kebakaran yang besar,
sehingga pemadam kebakaran harus
memikirkan cara yang mana serta
menggunakan peralatan apa untuk
memadamkan api secara efektif.
Pengendalian penumpang selama terjadi
keadaan darurat
• Keadaan gangguan pelayaran tersebut sesuai situasi
dapat dikelompokkan menjadi keadaan darurat yang
didasarkan pada jenis kejadian itu sendiri, sehingga
keadaan darurat ini dapat disusun sebagai berikut :
• Tubrukan
• Kebakaran/ledakan
• Kandas
• Kebocoran/tenggelam
• Orang jatuh ke laut
• Pencemaran
• Tubrukan
• Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal
atau kapal dengan dermaga maupun dengan benda
tertentu akan mungkin terdapat situasi kerusakan
pada kapal, korban manusia, tumpahan minyak ke
laut (kapal tangki), pencemaran dan kebakaran.
Situasi Iainnya adalah kepanikan atau ketakutan
petugas di kapal yang justru memperlambat tindakan,
pengamanan, penyelamatan dan penanggulangan
keadaan darurat tersebut.
• Kebakaran / ledakan
• Kebakaran di kapal dapat terjadi di berbagai
lokasi yang rawan terhadap kebakaran,
misalnya di kamar mesin, ruang muatan,
gudang penyimpanan perlengkapan kapal, .
instalasi listrik dan tempat akomodasi
Nakhoda dan anak buah kapal.
• Kebocoran/Tenggelam
• Kebocoran pada kapal dapat terjadi karena
kapal kandas, tetapi dapat juga terjadi karena
tubrukan maupun kebakaran serta kerusakan
kulit pelat kapal karena korosi, sehingga kalau
tidak segera diatasi kapal akan segera
tenggelam.
• Setiap juru mudi dan anak buah menuju ke sekoci dan mengerjakan :

Membuka tutup sekoci, lipat dan masukkan ke dalam sekoci (sekoci-sekoci
kapal modern sekarang ini sudah tidak memakai tutup lagi tetapi dibiarkan
terbuka).
• Dua orang di dalam sekoci masing-masing seorang di depan untuk memasang
tali penahan sekoci yang berpasak (cakil) dan seorang yang dibelakang untuk
memasang pro sekoci.
• Tali penahan yang berpasak tersebut dipasang sejauh mungkin ke depan
tetapi sebelah dalam dari lapor sekoci dan disebelah luar tali-tali lainnya, lalu
dikencangkan.
• Memeriksa apakah semua awak kapal dan penumpang telah memakai rompi
renang dengan benar/tidak.
• Selanjutnya siap menunggu perintah.
Menjaga komunikasi yang efektif
• Berbicaralah dengan cara yang dapat diterima oleh orang
lain.
Ketika kita berhadapan dengan orang yang baru kita kenal,
maka kita harus bisa berbicara dengan menggunakan kata-
kata, nada suara, dan infleksi yang tepat. Meskipun begitu,
potensi tidak diterimanya pesan dengan baik oleh orang
yang kita tuju juga sangat besar. Jika kita melihat reaksi
yang tidak sesuai, maka kita bisa dengan segera
mengidentifikasi sumber kesalahpahaman dan menyatakan
kembali pesan yang ingin kita sampaikan dengan cara yang
dapat diterima oleh orang yang bersangkutan.
• Bersikap sabar ketika mendengarkan orang lain.
Kita harus sabar mendengarkan apa yang dikatakan
oleh orang lain. Caranya adalah dengan
menghindari melakukan prediksi terhadap apa yang
akan dikatakan oleh orang lain dan tetap fokus pada
apa yang sedang dikatakan oleh orang lain.
Melakukan prediksi dapat mengarahkan kita pada
kesalahan dalam memberikan respon. Hal ini dapat
menimbulkan keslahapahaman yang tidak perlu.
• Menunjukkan rasa hormat terhadap nilai-nilai
yang dimiliki lawan bicara.
Melakukan beberapa penelitian dasar dengan
cara melihat kembali pernyataan atau tujuan
individu atau organisasi dan lain-lain untuk
memperoleh perspektif orang yang bersangkutan
tentang dunia. Kita harus bisa memastikan
bahwa berbagai gagasan yang kita miliki sesuai
dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh orang lain.
• Menggunakan referensi yang dikenal.
Maksudnya adalah mempelajari tentang latar
belakang professional, hobi, gaya hidup,
keluarga, dan lain-lain dari lawan bicara.
Caranya adalah dengan menggunakan
metafora dan bercerita yang menghubungkan
berbagai konsep dengan pengalaman hidup
mereka.
• Mengakui pemikiran, gagasan, atau perasaan orang
lain.
Ketika kita menunjukkan minat kita, orang yang
sedang marah cenderung untuk mulai tenang. Ketika
situasi mulai kondusif, maka komunikasi dapat kita
lanjutkan.  Kita bisa mulai dengan mengakui dan
menghormati pemikiran, gagasan, atau perasaan
orang lain. Kemudian kita sampaikan maksud kita
tanpa menyinggung perasaan orang lain.
Mengetahui cuaca setempat
• Informasi klimatologi diperlukan untuk membuat
desain kepelabuhanan tetapi unsur dan batasan
nilainya berbeda-beda yang diperlukan bagi nasing-
masing fasilitas. Suhu dan kelembapan penting
untuk diperhitungkan misalnya dalam pembuatan
desain pemanasan dan ventilasi bangunan gudang
penyimpanan; angin dan gelombang penting untuk
pembuatan desain tempat berlabuh atau bersandar.
Nilai-nilai yang diperlukan adalah nilai-nilai ekstrem,
variasi unsur, dan periode ulang. 
• Awan dan hujan.
Informasi dan prakiraan awan tidak penting, tetapi
informasi dan prakiraan hujan lebat, hujan salju,
dan hujan beku atau hujan yang curahannya cepat
membeku setelah menyentuh permukaan benda,
perlu diinformasikan. Kapal-kapal pengangkut
barang (cargo) sangat memerlukan informasi
tersebut untuk digunakan upaya perlindungan
barang muatan.
• Suhu udara dan suhu laut.
Informasi suhu udara dan suhu laut yang
berkaitan dengan angin diperlukan apabila
suhu tersebut berpotensi menimbulkan
pembekuan dan pertambahan lapisaan es. 
Khusunya bagi kegiatan perikanan, informasi
suhu tersebut diperlukan untuk pencarian
daerah penangkapan ikan .
• Angin dan gelombang.:
Kapal-kapal besar untuk pelayaran di laut dalam
umumnya telah dirancang tahan angin, gelombang,
dan badai. Namun demikian tidak kecil
kemungkinannya ada keadaan ekstrem yang
melampaui batas toleransi dan batas ketahanan yang
digunakan. Umumnya kapal-kapal yang digunakan
untuk pelayaran internsional atau pelayaran di laut
dalam telah dirancang tahan kepada gelombang yang
tingginya kurang dari 2 meter.
• Banglas.
Kapal tidak mempunyai rem seperti halnya
kendaraan di darat. Untuk mengurangi
kecepatan dilakukan dengan memutar balik
putaran mesin. Oleh karena itu banglas yang
rendah sangat mengganggu

Anda mungkin juga menyukai