Suatu Kapal
Posted on November 27, 2011 by kapitanmadina
Kemampuan Olah Gerak kapal akan dipengaruhi oleh faktor dari DALAM dan faktor dari
LUAR. Terlebih dulu di bab ini akan di uraikan tentang Faktor Luar, yang berkaitan dengan
keadaan laut dan perairan dimana kapal berada, kemudian faktor dari faktor tetap dan tidak tetap.
Untuk mengetahui kemampuan olah gerak (Maneovering Ability) maka harus dipahami terlebih
dahulu tentang faktor apa saja yang mempengaruhinya. Pada Maneovering Trials Suatu kapal,
dibuat data data tentang karakter olah geraknya pada macam macam situasi pemuatannya.
Misalnya pada saat kapal kosong, penuh atau sebagian terisi muatan antara lain data tentang
Turning Circle, Zigzag Manoevoring, Crash Stop dll.
Dalam hal ini olah gerak memerlukan pengalaman dan pengetahuan teori yang memadai. Seperti
banyak terjadi pada beberapa kecelakaan kapal yang terjadi, banyak di sebabkan oleh faktor
Cuaca dan Peralatan yang kurang memadai serta manusianya.
1. Faktor dari Luar : Disini dimaksudkan sebagai faktor yang datangnya dari luar kapal,
mencangkup dua hal penting yaitu keadaan laut dan keadaan perairan. Hal ini perlu
dipehami mengingat keterbatasan kemampuan kapal menghadapi cuaca dan perairan
maupun laut yang berbeda beda, serta gerakan kapal di air juga memerlukan ruang
gerak yang cukup.
Keadaan Laut .
Pengaruh Angin : Angin sangat mempengaruhi olah gerak, terutama di tempat tempat yang
sempit dan sulit dalam keadaan kapal yang kosong, walauoun pada situasi tertentu angin dapat di
pergunakan untuk mempercepat olah gerak kapal.
Pengaruh Laut .
Dibedakan menjadi 3 yaitu, Jika kapal mendapat ombak :
1). Dari Depan, 2). Dari Belakang, 3). Dari Bawah.
PERIODE OLENGAN KAPAL adalah lamanya olengan yang dijalani kapal, dihitung dari posisi
tegak, olengan terbesar kiri / kanan , kembali tegak, olengan terbesar di sisi kanan / kiri dan
kembali keposisi tegak.
PERIODE GELOMBANG SEMU adalah waktu yang diperlukan untuk menjalani satu kali
panjang gelombang, dari puncak gelombang ke puncak gelombang berikut.
Pada kapal berlayardalam ombak, sebaiknya kecepatan kapal dikurangi, haluan dibuat
sedemikian rupa sehingga ombak datang dari arah diantara haluan dan arah melintang kapal.
Secara khusus olah gerak kapal menghadapi Cuaca buruk.
Pengaruh Arus .
Arus adalah gerakan air dengan arah dan kecepatan tertentu, menuju kesuatau tempat tertentu
pula. Dikenal arus tetap dan arus tidak tetap, arah arus ditentukan KE dan angin DARI
misalnya arus Timur bebrarti arus ke Timur.
Rimban yang disebabkan oleh arus tergantung dari arah dan kekuatan arus dengan arah dan
kecepatan kapal. Semua benda yang terapung dipermukaan arus dan didalmnya, praktis akan
bergerak dengan arah dan kekuatan arus tersebut.
Diperairan bebas umumnya arus akan menghanyutkan kapal, sedangkan diperairan sempit atau
tempat tempat tertentu arus akan memutar kapal. Pengaruh arus terhadap olah gerak kapal
sama sedangan pengaruh angin.
Keadaan Perairan .
Pada perairan sempit, jika lunas kapal berada terlalu dekat dengan dasar perairan maka akan
terjadi ombak haluan / buritan serta penurunan permukaan air diantara haluan dan buritan di sisi
kiri / kanan kapal serta arus bolak balik. Hal ini disebabkan karena pada waktu baling baling
bawah bergerak ke atas terjadi pengisapan air yang membuat lunas kapal mendekati dasar
perairan, terutama jika kapal berlayar dengan kecepatan tinggi, maka kapal akan terasa
menyentak nyentak dan dapat menyebabkan kemungkinan menyentuh dasar perairan. Gejala
penurunan tekanan antara dasar laut dengan lunas kapal berbanding terbalik dengan dengan
kwadrat kecepatannya.
sourch : http://nautika-kapal.blogspot.com
Berlabuh jangkar dengan rantai jangkar 3 segel diair = posisi kapal berlabuh jangkar dimana
segel ketiga pada rantai jangkar berada dibawah permukaan air dan jangkar dalam keadaan
makan
Jangkar makan bila kondisi berlabuh jangkar, dimana jangkar yang diletgo telah mengait pada
dasar perairan, dan dapat menahn berat kapal beserta isinya walaupun dapat pengaruh arus dan
angin
Jangkar menggaruk bila kondisi berlabuh jangkar dimana jangkar yang diletgo tidak mengait
pada dasar perairan, dan tidak dapat menahan kapal beserta isinya.
Pertimbangan dalam menentukan panjang rantai jangkar yang akan digunakan untuk
berlabuh, panjang rantai harus disesuaikan dengan :
Keadaan perairan
Jenis dasar perairan
Lama berlabuh
Tujuan berlabuh
Sesuai dengan kedalaman air
Bentuk kapal : perbandingan antara panjang dan lebar kapal sangat mempengaruhi olah gerak
kapal terutama untuk berputar. kapal yang pendek umumnya lebih muidah berbelok dibanding
dengan kapal yang lebih panjang.
Jenis dan kekutan tenaga penggerak : masing masing mempunyai kelebihan dan kekurangan
sendiri sendiri, akan tetapi mesin diesel sangat menguntungkan dan mempunyai kelebihan
dibandingkan mesin torak dan mesin uap
Jumlah dan macam letak baling baling : kapal dengn baling baling ganda akan lebih mudah
mengolah gerak dibanding kapal yang berbaling baling tunggal
Teritip : kulit kapal yang tebal teritipnya akn memperbesar tahanan akbibatnya, akn
mempengaruhi kecepatn dn kemampuan olah gerak disebabkan karena semakin tebal teritip
yng menempel pad kulit kapal maka semakin besar pula gaya gesekan yang timbul
Keadaan pemuatan : kapal yang bemuatan penuh kan lebih bik kemampuan olah geraknya,
dibanding kapal kosong., karena hal ini sngat erat terhadap keberadaan trim kapal (trim by
head, trim by stern)
Kedalaman air : Faktor ini akan menimbulakan gejala penyerapan atau penghisapan bahkan
kemungkina kapal sukar untuk dikemudikan
Jarak antar kapal : Apabila jarak kapal terlalu dekat, maka dapat menimbulkan gaya
penghisapan, bahkan bukan tidak mungkin terjadi apabila dua kapal sedang berlayar dengan
jarak yang cukup dekat, akan terjadi tubrukan
Ombak/gelombang: ombak dari depan, kapal akan mengangguk, ombak dari samping kapal
akan oleng
Arus : arus pada dasaranya mempengaruhi keseluruhan badan kapal, akan tetapi kapal yang
sarat besar, pengaruh arusnya lebih besar dibanding dengan kapal kosong
Angin : angin sangat berpengaruh terhadap olah gerak kapal,terutama bagi kapal, yang
mempunyai lambung tinggi, ataupun kpal yang dlam keadaan kosong.
Sarat kapal
Panjang kapal
Jenis muatan
Arah putaran baling baling
Posisi telegraf
Pelabuhan asal/pelabuhan tujuan
Nama keagenan setempat
Nama perusahaan pelayaran
Starboard twenty : perintah kemudi dari nahkoda/mualim jaga kepada juru mudi, untuk
menyimpangkan kemudi kekanan 20
Single up foreward and aft : buka satu tali dari haluan dan buritan yang tujuannya untuk
perhatian kepada ABK yang betugas dihaluan dan buritan bahwa kapal telah siap untuk
melakukan olah gerak lepas sandar
Let go all lines : perintah untuk ABK yang bertugas di haluan dan buritan untuk melepas semua
tali yang mengikat kapal di dermaga
Full away : perintah nahkoda untuk penggunaan mesin secara penuh dengan pertimbangan kapal
telah melewati alur, traffic atau bahaya navigasi, sehingga kapal dianggap aman untuk
menggunakan mesin secara penuh
Hard port : perintah aba aba kemudi dari nahkoda/mualim jaga untuk menyimpangkan kemudi
kekiri penuh (35)
Master command and pilot advice : keberadaan pandu diatas kapal hanya sebagai penasehat
nahkoda, sedangkan tanggung jawab penuh ditangan nahkoda.
UKC = Jarak tegak kapal yang diukur dari lunas kapal sampai dasar perairan.
NUC = Kondisi daripada kapal tidak dapat dikendalikanm, diakibatkan kerusakan sehingga
terganggu olah gerak
Jarak henti = jarak kapal dari maju penuh, yang diukur dari mesin stop, kemudian mesin mundur
smpai kapal berhenti kecepatannya terhadap air
Kisar baling baling = selisih jarak tempuh antara putaran baling baling dengan jarak yang
sebenarnya
1. Tali tross depan : untuk merapatkan badan kapal bagian depan, dan menahan kapal agar tidak
bergerak mundur.
2. Tali melintang depan : untuk menahan kapal bagian haluan agar tidak renggang dari dermaga
3. Spring depan : menahan kapal agar tidak bergerak maju
4. Spring belakang : menahan kapal agar tidak bergerak mundur
5. Tali melintang belakang : untuk menahan buritan kapal agar tidak renggang dari dermaga
6. Tross belakang : untuk merapatkan badan kapal bagian buritan danmenahan kapal agar tidak
bergerak maju
TRANSFER
HANYUT PIVOTING
POINT
A B
Datang dengan kecepatan secukupnya, usahakan melawan aru dan sejajar dengan dermaga
Mesin stand by dan jangkar kiri siap di letgo
Setelah kapal tiba pada posisi 4-5x panjang kapal jarak dengan dermaga, mesin stp
Kapal mendekati dermaga dengan sisa laju tiba pada posisi 1, mesin mundur seperlunya,
sehingga kapal tiba pada posisi 2, kirimtali tross depan kedermaga dengan tali buangan
Sambil tross dihibob, mesin maju sepenuhnya, dengan kemudi kiri sehingga kapal mendekati
dermaga
Kirim tross belakang kedermaga pada posisi 3 dan hibob secara bergantian hingga kapal
merapay didermaga seperti posisi 4
https://www.facebook.com/notes/shokif-budi-santosa/olah-gerak-kapal/482607451765188/
Be = b
Ne
Keterangan :
be = pemakaian bahan bakar spesifik efektif (kg/HP jam)
B = pemakaian bahan bakar (kg/jam)
Ne = Daya efektif ( HP )
7. Daun Kemudi
Disamping baling-baling, maka kemudi juga merupakan
salah satu sarana penting dalam olah gerak kapal. Kemudi
mempunyai bentuk dan type bermacam-macam, dalam
bangunan kapal dikenal kemudi unbalanced, semi balanced dan
balanced.
Dari masing-masing type dan bentuk kemudi tersebut
mempunyaikeuntungan dan kerugiannya. (lihat gambar).
Penataan sistim kemudi pada kapal terhadap baling-baling
diperlukan posisi yang tepat.
Penjelasan :
Bentuk kapal dimaksud adalah perbandingan antara
panjang dan lebar kapal sangat berpengaruh terhadap gerakan
kapal membelok. Kapal yang mempunyai perbandingan dimana
kapal yang pendek dan lebar pada umumnya mudah
membelok Kapal yang digerakan dengan mesin diesel banyak
digunakan karena persiapannya lebih cepat dan kekuatan
mundurnya 70 % - 80 % dari kekuatan maju, startnya cepat.
Jumlah, macam dan tempat baling-baling dikapal perlu
diketahui agar dalam mengolah gerak kapal dapat dilaksanakan
dengan baik dan sesuai dengan yang dikehendaki.
Olah gerak dengan baling-baling yang lebih dari satu itu lebih
mudah dari kapal yang baling-baling tunggal. Sebelum
mengolah gerak atau membawa kapal harus tahu putaran
baling-balingnya putar kanan atau putar kiri. Ada juga baling-
baling dipasang di haluan kapal (Kapal Tunda dan kapal besar)
tetapi dipergunakan untuk mengolah gerak saja Jumlah,
macam, bentuk, ukuran dan penempatan kemudi
juga mempengaruhi olah gerak kapal maupun perubahan
haluan. Kemudi yang lebar dan besar pengaruh terhadap
kecepatan belok atau penyimpangan kapal.
8. Pengaruh Arus
Arus adalah gerakan air dengan arah dan kecepatan serta menuju
kesuatu tempat tertentu. Arus Timur adalah arus ke Timur. Rimban yang
terjadi karena arus tergantung dari arah dan kekuatan arus dengan arah
dan kecepatan kapal. Pengaruh arus terhadap olah gerak kapal sama
dengan pengaruh angin.
9. Keadaan Perairan
Keadaan perairan dimaksud disini adalah pengaruh perairan dangkal dan
sempit. Pada perairan sempit jika lunas kapal dekat dengan dasar
perairan maka akan terjadi ombak haluan dan buritan serta penurunan
permukaan air dinatara haluan dan buritan pada sisi kiri/kanan lambung
kapal, disamping itu pula akan terjadi arus bolak balik seperti pada
gambar disebelah).
Terjadinya lunas kapal dekat dengan dasar perairan disebabkan karena :
- Gerakan baling-baling akan terjadi pengisapan air
- Karena kecepatan kapal, jika berlayar dengan kecepatan tinggi, kapal
akan terasa menyentak-nyentak
Dengan mengetahui pengaruh keadaan laut dan keadaan perairan ikut
menunjang keberhasilan olah gerak. Disamping faktor-faktor tersebut
maka faktor manusia serta mengenal karakter kapal ikut juga
menentukan keberhasilan dalam mengolah gerak kapal.
Apabila melayari perairan sempit harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Kurangi kecepatan, cukup untuk mempertahankan haluan
2. Usahakan berlayar ditengah alur
3. Bertemu dan penyusulan kapal harus dilaksanakan hati-hati
4. Kurangi kecepatan waktu melewati perkampungan, dermaga, tempat
berlabuh
Berlabuh Jangkar
Yang dimaksud dengan berlabuh jangkar pada kapal itu apabila
jangkarnya makan didasar laut dan kapal tidak bergerak lagi. Banyak hal
yang harus dipersiapkan antara lain persiapan dianjungan, di kamar
mesin, pemilihan tempat labuh yang baik.
b. Hebob Jangkar
1. Pada waktu ada komando hebob jangkar, rantai jangkar di hebob
masuk. Perwira I melaporkan kedudukan jangkar dan rantainya
mengenai arah, kencang atau slack, sisa panjang rantai. Satu orang
kelasi ada di bak rantai untuk menyusun dan mengatur rantai
jangkar.
2. Jika jangkar tercabut (up and down) rantai jangkar dalam posisi
tegak lurus dan jangkar mulai terangkat keatas (terasa beban mesin
jangkar menjadi berat), mesin maju pelan.
3. Bersamaan hebob jangkar diikuti dengan mencuci rantai terutama
pada daerah yang dasar lautnya berlumpur.
4. Apabila jangkar sudah masuk ulup, kemudian di stopper dan diikat
kuat
.5. Menyandarkan kapal pada dermaga
Kapal sandar di dermaga diartikan sebagai kapal yang diikat dengan tali
kepil sehingga kapal tidak bergerak lagi. Salah satu fungsi dermaga
adalah tempat sandar kapal. Tali yang digunakan di kapal ada beberapa
jenis antara lain : Tali nylon (synthetic), Tali kawat, Tali manila dan
lainnya.
Ukuran talipun bermacam-macam, untuk kapal yang besar menggunakan
tali nylon dengan diameter 40 mm atau circ.10 untuk tali kawat
berdiameter 20 24 mm.
Tali kepil dari kapal yang dipasang kedermaga (bolder dermaga) harus
melalui roller chock atau bull nose yaitu lobang-lobang dilambung
kapal yang dilengkapi dengan alat penutup.
b. Sandar Kanan.
Posisi kapal I
Kapal dibawa/digerakan mendekati dermaga diusahakan sejajar dengan
dermaga dengan kecepatan cukup untuk mengemudikan kapal. Jika jarak
ketempat sandar didermaga yang dikehendaki aman dan baik, mesin
mundur sebentar, kemudi kiri hingga haluan kekanan buritan kekiri
dilanjutkan,
Posisi kapal II
Mesin Stop, kapal hingga berhenti, kirimkan spring depan ke
dermaga/darat ikat di bolder dan tahan, kemudi tetap kiri, mesin maju
pelan hingga kapal pada posisi III (haluan ditahan spring hingga kapal
sejajar dan merapat ke dermaga) mesin stop
Posisi kapal III
Sisa laju kapal mendorong buritan kapal mendekati dermaga, tros
Haluan (depan) dan buritan (belakang) kirim ke darat/dermaga ikat di
bolder.
Posisi kapal IV
Kapal dirapatkan dengan mengatur Tros dan spring dan diikat kuat
dengan bolder dermaga
http://julisetiawan99.blogspot.co.id/2014/06/olah-gerak-dan-pengendalian-kapal.html