Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
( TEORI )
1. Kompetensi Dasar :
Agar taruna dapat mengetahui dan memahami mengenai pengetahuan
dasar dalam olah gerak kapal.
3. Indikator Pencapaian
Taruna dapat menjelaskan pengetahuan dasar dalam oleh gerak kapal,
aba-aba kemudi dan Telegraph mesin dalam berbahasa Inggris dan
Indonesia serta tugas dan tanggung jawab mualim.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Pengalaman akan sangat membantu menambah pengetahuan para
Perwira kapal dalam mengolah gerak kapalnya. Seorang Perwira kapal yang
telah mempelajari prinsip-prinsip olah gerak kapal dan memperhatikan
dengan seksama olah gerak kapal pada setiap kesempatan, akan dapat
mengenal dan membawa kapalnya dengan baik.
3
Turbin uap, gas dan Listrik :
Mesin jenis ini akan memerlukan dua buah mesin yaitu untuk maju dan untuk
mundur. Jika tidak dilengkapi dengan gigi reduksi, maka kemampunyya lebih
rendah dari pada mesin uap.
Mesin diesel :
Jenis ini banyak dipergunakan oleh kapal-kapal niaga pada umumnya, karena
kamar mesin relatif berukuran kecil serta persiapannya lebih cepat, mesin ini
dikenal sebagai Internal combustion engine (mesin pembakar dalam) karena
proses pembakarannya dilakukan di dalam mesin itu sendiri.
Baling-baling (propeller) :
Mesin penggerak utama bekerja menggerakkan baling-baling berputar,
dengan perantara poros baling-baling.
Prinsip kerja baling-baling ini seperti gerakan sekrup pada ulirnya,
permukaannya dibuat sedemikian rupa sehingga berbentuk sudut yang
kedudukannya beraturan.Pada kapal-kapal modern bahkan kedudukan ini
dapat diubah-ubah sehingga kisaran baling-baling besarnya berubah pula.
Sebagai akibat dari berputarnya baling-baling maka daunnya akan memukul
air dan kapal akan bergerak maju atau mundur.
Kisaran baling-baling adalah jarak yang ditempuh oleh kapal bila baling-
baling berputar satu kali (360°).
Sebelum mengetahui kemampuan olah gerak sebuah kapal, terlebih dahulu
harus diketahui jumlah dan ukuran baling-baling, serta daya kuda dan type
dari mesin penggeraknya.
Sebagai suatu contoh, membawa kapal baling-baling tunggal dengan mesin
uap torak, akan berlainan dengan kapal berbaling-baling 4 (empat) atau
lazim disebut quadruple screw dengan mesin turbin.
4
Baling-baling tunggal :
Pada kapal baling-baling tunggal (single screw), kebanyakan
mempergunakan baling-baling putar kanan. Artinya jika mesin maju, maka
baling-baling akan berputar searah dengan putaran jarum jam, jika dilihat
dari belakang, pada waktu mesin mundur yang terjadi adalah sebaliknya.
Baling-baling ganda :
Pada kapal berbaling-baling ganda, lazimnya adalah baling-baling ganda
putar luar (out turning propellers), maksudnya baling-baling kiri putar kiri.
Tiga baling-baling :
Baling-baling dipasang satu pada masing-masing sisinya dan satu lagi tepat
di belakang kemudi.Pengaturannya dengan 2 baling-baling luar putar luar
(out turning) dan baling-baling tengah putar kanan.Kapal-kapal coaster yang
cepat banyak menggunakan sistem seperti ini.
Baling-baling terdiri dari 3 daun tetapi kadang-kadang ada pula yang 4 atau 5
daun. Kemampuan gerakan kapal umumnya ditentukan oleh diameter baling-
baling dikapal seperti penjelasan diatas, dapat ditunjukkan dalam gambar-
gambar berikut :
5
Daun kemudi :
Di samping baling-baling, maka kemudi juga merupakansalah satu sarana
penting dalam olah gerak kapal. Untuk membelokkan kapal kekanan atau
kekiri, maka daun kemudi digerakkan hingga maksimum 35° kanan ataupun
kiri, tetapi ada pula yang mencapai 45° walaupun menjadi tidak efisien lagi
karena kecepatan kapal akan menjadi berkurang terlalu besar, pada waktu
kemudi disimpangkan.Kemudi mempunyai bentuk dan type yang bermacam-
macam, dengan tujuannya untuk mengemudikan kapal sesuai haluan yang
dikehendaki.
Memberi kemudi atau menyimpangkan kemudi, mempunyai arti memutar
roda kemudi di anjungan sehingga daun kemudi membentuk sudut dengan
bidang lunas.
Dalam bangunan kapal dikenal kemudi unbalanced., semi balanced dan
balanced, masing-masing mempunyai’ keuntungan dan kerugiannya. Per-
bedaan terutama terletak pada letak dari linggi kemudi, seperti pada gambar,
berikut.
6
7
Jika daun kemudi membentuk sudut dengan bidang lunas kapal, maka akan
terjadi tekanan air pada sisi dimana kemudi disimpangkan, dan karena
gerakan maju dari kapal, tekanan ini bekerja tegak lurus pada daun kemudi,
seperti pada gambar berikut.
8
Pengaturan kemudi seperti pada gambar berikut lebih efisien karena dua
daun kemudi pada dua baling-baling, terutama pada kecepatan
pelan.Penyimpangan sedikit saja pada kemudi, sudah memberikan pengaruh
yang besar.
9
Aba-aba kemudi :
Midship - Tengah-tengah kemudi, jarum
kemudi angka nol
Steady - Terus (tahan haluan kapal).
Steady as she goes - Terus begitu, kadang-kadang
diikuti dengan haluan yang
diminta.
Port / Starboard five - Kiri / kanan 5°
Port / Starboard ten - Kiri / kanan 10°
Port / Starboard fifteen - Kiri / kanan 15°
Port / Starboard twenty - Kiri / kanan 20°
Hard to Port / Starboard - Kiri cikar / Kanan cikar
Port / Starboard easy (a bit) - Pelan kiri / kanan 5°
Nothing to port / Starboard - Tidak main kiri / kanan
Heading 199° - Haluan kemudi 199°
Meet her / check her - Balas
10
maneuvering book.Rudder angle indlcator adalah sebuah pesawat
penunjuk gerakan kemudi, biasanya dipasang di depan roda kemudi,
atau sebagai tambahan dipasang repeaternya disamping kanan dan
kiri.
Tachometer adalah sebuah pesawat penunjuk putaran mesin, maju
atau mundur (RPM Indicator).
11
Jam 16.00 - 20.00 Jaga sore hari (Evening watch) - Mualim I + IV
Jam 20.00 - 24.00 Jaga malam hari (Night watch) - Mualim III
12
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MUALIM JAGA :
13
TUGAS MUALIM JAGA KAPAL BERLABUH
1. Mengontrol keliling kapal terhadap perahu-perahu pencuri, maupun
bahaya-bahaya lain.
2. Memeriksa posisi jangkar setiap saat, apakah jangkar menggaruk,
khususnya pada cuaca buruk, angin keras.
3. Menyalakan penerangan yang sesuai bagi kapal berlabuh pada
malam hari, dan memasang bola jangkar pada siang hari serta
memberikan isyarat bunyi dalam tampak terbatas.
4. Meronda peranginan palka, kran-kran air, lashing muatan,
cerobong asap.
5. Membaca draft dan mencatata ship’s condition.
14
- Perwira termuda menjemput Pandu dan membantu tugas
dianjungan.
- Satu jam sebelumnya memberitahukan Kepala Kamar Mesin, Masinis
jaga dan seluruh anak buah kapal.
- Apabila diperlukan memasang semboyan-semboyan karantina minta
Pandu, bendera negara yang dikunjungi dan lain-lain.
- Menyiapkan ship’s condition ( draft, sisa air tawar, bahan bakar,
muatan, sisa ruang, dan store ) ,
- Mooring winchdisiapkan serta tros-tros, tali buangan.
- Apabila direncanakan langsung ada kegiatan muat bongkar, maka
alat-alat bongkar/ muat disiapkan.
- Dianjungan semua sarana olah gerak disiapkan
- Dan dicoba, jam-jam dicocokkan.
Berangkat :
- Rencana berangkat diumumkan dan satu jam sebelumnya
memberitahu kamar mesin, KKM / masinis jaga, serta semua abk.
- Kapal dibuat layak laut, sekoci dan jendela-jendela/ pintu diperiksa
dan dironda apakah ada penumpang gelap.
- Tiap kepala bagian dek, mesin , radio, catering memeriksa
bagiannya dan anak buahnya masing-masing.
- Usahakan stabilitas kapal positif, siapkan ship’s condition, mooring
winch.
- Memasang semboyan-semboyan yang diperlukan.
- Dianjungan dan kamar mesin jam-jam dicocokkan, sarana olah
gerak disiapkan dan dicoba, alat-alat navigasi disiapkan termasuk
buku-buku navigasi yang diperlukan.
- Jam-jam pelaksanaan test dicatat dalam buku jurnal.
15
sebagai berikut.
a. Pada waktu rantai diarea / dihibob dilaporkan keanjungan berapa
segel diair atau di deck serta arah rantai kemana, kencang atau
slack.
b. Apabila jangkar up and down atau makan, dilaporkan keanjungan.
c. Setelah selesai berlabuh / mengangkat jangkar maka devil claw
dikencangkan, rantai diikat kuat.
d. Pada waktu tiba / berangkat dari berlabuh jangkar, seorang perwira
dibantu oleh serang dan mistri dihaluan untuk menerima perintah
dari anjungan.
RINGKASAN :
Secara ringkas isi materi dari modul 1 mengenai pengetahuan dasar
dalam olah gerak kapal adalah sebagai berikut :
1. Sarana- sarana pokok yang digunakan dalam mengelola gerak kapal
selain tenaga penggerak utamanya (main prupulsionary)juga
baling-baling dan kemudi.
Baling-baling terdiri atas 3 atau 4 daun dengan perbedaan baling-
baling putar kiri dan baling-baling putar kanan.
Jarak yang ditempuh kapal apabila baling-baling berputar1 kali
disebut propeller pitch (kisar baling-baling)
16
Kemudi mempunyai berbagai berbagaimacam bentuk dan type
dengan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sesuai
dengan peraturan SOLAS.
2. Aba-aba kemudi dan telegrap mesin dalam bahasa Indonesia
maupun bahasa Inggris harus dimengerti oleh seorang mualim ,
mengingat pengoperasian kapal yang juga bersifat internasional.
dalam pengaturan kecepatan kapal dilaut maupun dipelabuhan
dikenal istilah sea speed dan manoeuvering speed sesuai yang
dibutuhkan.
3. Tenaga penggerak kapal dibedakan dalam 2 jenis yaitu :
a) Internal combustion engine (mesin pembakaran dalam)
diartikan sebagai mesin yang proses pembakarannya terjadi di
luar mesin itu sendiri, misalnya mesin diesel.
b) External combustion engine (mesin pembakar luar) diartikan
sebagai mesin yang proses pembakarannya terjadi diluar mesin.
Misalnya mesin uap, turbin uap, dan lain-lain.
4. Tugas dan tanggung jawab mualim pada waktu olah gerak sudah
diatur sendiri namun demikian kadang-kadang diatur lain oleh
nahkoda apabila dianggap perlu. Pada prinsipnya tugas dibagi ti ga
tempat yaitu haluan buritan dan anjungan, yang masing -masing
ditempatkan satu orang perwira untuk memimpin, khususnya
diajungan adalah nahkoda.
Tugas itu antara lain menyangkut masalah pemasangan
penerangan, semboyan, persiapan-persiapan peralatan dan
orangnya dan lain-lain yang dipandang perlu.
17
SOAL-SOAL LATIHAN
18
MODUL – 02
( TEORI )
1. Kompetensi Dasar :
Agar taruna dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi olah
gerak kapal.
3. Indikator Pencapaian
Taruna dapat menjelaskan pengetahuan, faktor-faktor yang
mempengaruhi olah gerak kapal dari dalam / luar.
19
BAB II
PENDAHULUAN :
Kemampuan oleh gerak sebuah kapal, akan dipengaruhi oleh faktor
dari dalam kapal itu sendiri maupun faktor yang datang dari luar kapal.
Terlebih dahulu di dalam bab ini akan diuraikan tentang faktor luar,
yang berkaitan dengan keadaan laut dan keadaan perairan dimana kapal
tersebut berada, kemudian faktor dalam terdiri dari faktor tetap dan tidak
tetap.
Untuk dapat mengetahui kemampuan olah gerak (maneuvering ability)
kapal maka harus dipahami terlebih dahulu tentang faktor-fakto apa saja
yang mempengaruhinya.
Pada maneuvering trials suatu kapal, dibuat data-data tentang karakter oleh
gerakannya pada bermacam-macam situasi pemuatan. Misalnya pada saat
kapal kosong, penuh atau sebagian terisi muatan antara lain data tentang
Turning Circle, Zigzag Maneuvering, Crash stop dan lain-lain.
Maneuvering characteristic kapal, adakalanya dipasang dianjungan
berbentuk gambar, sehingga memudahkan apabila sewaktu-waktu
diperlukan, misalnya oleh Pandu sebelum memulai olah geraknya maupun
para Perwira kapal.
Pengaruh keadaan laut dan keadaan perairan ikut menunjang
keberhasilan olah gerak, walaupun kadang-kadang diperlukan bantuan kapal
tunda jika kapal sulit untuk melakukannya sendiri.
Olah gerak sangat menarik untuk dipelajari, karena di samping faktor
yang disebutkan terdahulu, maka faktor manusia ikut menentukan
keberhasilannya.
Dalam beberapa hal, olah gerak memerlukan pengalaman yang cukup,
di samping pengetahuan teori yang memadai.Seperti kita ketahui pada
20
beberapa kecelakaan kapal yang terjadi, banyak disebabkan oleh faktor
cuaca, peralatan yang kurang memadai serta manusianya.
Setiap orang dalam mengolah gerak kapal, harus benar-benar
mengenal karakter kapal tersebut, di samping memahami keadaan perairan
disekitarnya.
Dewasa ini dunia pendidikan maritim, telah mengembangkan peralatan
simulator termasuk Bridge Simulator, yang berupa tiruan anjungan kapal
dengan peralatannya, dengan tujuan untuk melatih keterampilan para Pelaut
bernavigasi maupun olah gerak.
Setelah mempelajari dan mengkaji isi di dalam modul ini, taruna akan
mampu :
1. Menjelaskan pengaruh keadaan laut dan keadaan perairan terhadap
kemampuan olah gerak suatu kapal.
2. Menguraikan faktor-faktor yang timbul dari dalam kapal dan bersifat
tetap.
3. Menerangkan faktor-faktor dari dalam yang bersifat tidak tetap, timbul
dari macam-macam keadaan kapal.
21
Kapal hanyut kesisi bawah angin :
Ditengah laut, angin akan menghanyutkan kapal ke sisi bawahnya, sudut
penyimpangan disebut rimban (drift).rimban ini tergantung dari laju dan
haluan kapal, kekuatan dan arah angin, serta luas badan kapal diatas
permukaan air.
Resultante ini diukur dengan satuan waktu yang sam.Sehingga jika akan
menjalani haluan AC dengan pengaruh angin AB, maka harus dikemudikan
AD’.
Pada waktu kapal berputar, kapal akan dipengaruhi oleh dan besarnya
pengaruh ini tergantung pada :
1. Titik tumpu resultante tekanan angin.
2. Titik tumpu resultante tekanan samping.
Kapal berlayar tetapi diam, pada umumnya berkeinginan untuk jatuh dibawah
angin, sehingga angin akan datang dari arah belakang, beberapa surat
melintang kapal.
22
Kapal berlayar dan melaju dengan syarat yang cukup, jika mendapat
beberapa angin dari arah melintang, maka haluan cenderung mencari angin,
sehingga kadang-kadang sulit dikemudikan.
Kapal berlayar dan bergerak mundur, maka buritan akan mancari angin, hal
ini harus diperhatikan khususnya pada waktu mengolah gerak berlabuh
jangkar.
Pengaruh laut :
Dibedakan menjadi tiga , yaitu jika kapal mendapat ombak dari depan,
belakang, dan samping.
23
Pada kapal berlayar dalam ombak, sebaiknya kecepatan kapal dikurangi,
haluan dibuat sedemikian rupa sehingga ombak datang dari arah diantara
haluan dan arah melintang kapal.
Secara khusus olah gerak kapal menghadapi cuaca buruk, akan dibahas
dalam modul VII.
Pengaruh arus:
Arus adalah gerakan air dengan arah dan kecepatan tertentu, menuju ke
suatu tempat tertentu pula.Dikenal dengan arus tetap dan arus tidak tetap,
arah arus ditentukan dengan “ke”, misalnya arus timur berarti arus ke
timur.Rimban yang disebabkan oleh arus, tergantung dari arah dan kekuatan
arus dengan kecepatan kapal .semua benda yang terapung di permukaan
arus dan didalamnya, praktis akan bergerakdengan arah dan kekuatan arus
tersebut.
Diperairan bebas pada umumnya arus akan menghanyutkan kapal,
sedangkan di perairan sempit atau di tempat-tempat tertentu arus
dapat memutar kapal.Pengaruh arus terhadap olah gerak kapal, sama
dengan pengaruh angin.
Keadaan perairan :
Pengaruh perairan dangkal dan sempit :
Pengertian dangkal dan sempit disini sangat relatif sifatnya,
tergantung dari dalam, dan lebar perairan dengan sarat dan lebar
kapal itu.
24
Pada perairan sempit, jika luas kapal berada terlalu dekat dengan
dasar perairan maka akan terjadi ombak haluan / buritan serta
penurunan permukaan air diantara haluan dan buritan di sisi kiri /
kanan kapal serta arus bolak balik seperti gambar berikut. Hal ini
disebabkan karena pada waktu baling-baling bawah bergerak ke atas
terjadi pengisapan air yang membuat lunas kapal mendekati dasar
perairan, terutama jika berlayar dengan kecepatan tinggi, maka kapal
akan terasa menyentak-nyentak dan dapat mengakibatkan
kemungkinan menyentuh dasar. Gejala penurunan tekanan antara
dasar laut dengan lunas kapal berbanding terbalik dengan kwadrat
kecepatannya.
25
1: Ombak haluan.
lunas.
26
Bentuk kapal :
Perbandingan antara panjang dan lebarkapal, mempunyai pengaruh
yang cukup besar terhadap gerakan kapal pada waktu merubah
haluan. Kapal yang pendek akan lebih mudah membelok dari pada
kapal yang panjang.
27
Pada baling-baling putar kanan, daun atas dan bawah masing-masing
membuat sudut dengan arah melintangnya.
Pada kapaT-kapal modern sudut ini dapat diatur besar kecilnya,
sehingga kisar baling-baling dapat diatur sesuai yang dikehendaki.
28
29
30
I. Pengaruh kemudi langsung baling-baling, mesin maju
Baling-baling berputar
maju, berarti berputar
kekanan dan memukul
air.Karena pukulan air ini
timbul tekanan N yang
bekerja tegak lurus daun
atas dan bawah, serta
menghadap.kedepan.
Besarnya tekanan di atas
dan dibawah tergantung
jaraknya dari permukaan
air.
31
A: tendangan air baling-baling
yang mengenai sisi kiri atas
daun kemudi.
B: tendangan air baling-baling
yang mengenai sisi kanan
bawah daun kemudi.
Tendangan air keatas sebagian
terbuang dipermukaan air,
tendangan air kebawah pada daun
kemudi sehingga yang disebut
terakhir tenaganya lebih besar.
32
Tekanan pada baling-baling atas, diuraikan menjadi :
NA' - gaya membujur, bekerja kebelakang,
NA - gaya melintang, bekerja kekanan.
Tekanan pada daun baling-baling bawah, diuraikan menjadi :
NB' - gaya membujur bekerja kebelakang,
NB - gaya melintang, bekerja kekiri.
NA' dan NB' bekerja kebelakang, mendorong kapal mundur.
NA kekanan dan NB kekiri, NB > NA karena jarak B lebih jauh dibawah
permukaan air, sehingga buritan kapal akan didorong kekiri,disebut
gerakan kemudi langsung baling-baling.
33
Tendangan air daun baling-baling atas pada lambung kiri
membawa air dari permukaan, tekanannya ringan.Sedang tendangan
air daun baling-baling bawah bekerja penuh mengenai lambung kanan
dan hampir tegak lurus, mendorong buritan kekiri.
Akibatnya B > A, sehingga buritan kapal didorong kekiri, ini dise but
gerakan kemudi tidak langsung baling-baling.
Apabila gerakan I dan II digabungkan maka :
Gerakan I - buritan kekiri
Gerakan II - buritan kekiri.
Sehingga pada kapal diam, mesin berputar mundur, buritan akan
kekiri dan haluan kekanan.
34
Arus ini disebut arus ikutan (Wake current) dan arus ini akan
membesar jika buritan berbentuk penuh dan kulit kapal yang kasar.
35
Air yang kembali, untuk mengisi tempat semula seperti ini, ditekan oleh
baling-baling kebelakang sehingga mendorong kapal kedepan.
36
Penjelasan :
1. Kapal dalam keadaan berhenti, kemudian mesin maju.
2. Kapal berputar ke kiri sebelum bergerak maju.
3. Kapal berputar ke kanan setelah bergerak maju (mempunyai laju) dan akan
demikian seterusnya.
Pergerakan kapal pada saat berhenti, terapung, mesin mundur, kemudi tengah -
tengah :
Penjelasan :
1. Kapal dalam keadaan berhenti, kemudian mesin mundur.
2. Kapal akan berputar ke kanan sebelum bergerak mundur.
3. Kapal tetap berputar ke kanan setelah bergerak mundur dan akan demikian
seterusnya.
37
Sehingga gerakan kapal hanya
dipengaruhi oleh Gerakan I -
buritan keklrl Gerakan II -
buritan keklrl Akibatnya :buritan
akankekiri dan haluan
kekanan.Jadi hampir sama
dengankapal diam mesin
mundur,hanya d i s i n i gerakan
buritan kekiri lebih jelas / nyata.
BALING-BALING GANDA :
Kapal yang berbaling-baling ganda, ada dua jenis penataan yang digunakan yaitu
"putar keluar" dan "putar kedaiam", kebanyakan kapal mempergunakan yang
pertama yaitu putar keluar.
Hal ini disebabkan karena pada baling-baling ganda putar kedaiam, pada waktu
mesin maju, air baling-baling saling bertemu sehingga ada tenaga yang hilang.
Sedangkan baling-baling ganda putar luar, air baling-baling bekerja lebih efektif.
Twin screw dengan outboard turning (putar keluar) :
38
Twin screw dengan inboard turning (putar ke dalam)
Keuntungan :
1. Lebih ekonomis, gejala getaran kurang dan peralatannya lebih kecil sehingga
mudah disimpan, ipabila salah satu baling-baling rusak, masih dapat berlayar
dengan kekuatan 2/3 nya.
2. Lebih mudah diolah gerak, dengan tekanan kemudi yang kecil, maka kapal sudah
dapat dikemudikan lurus, serta mudah berputar di tempat sempit.
3. Apabila mengalami kerusakan kemudi, kapal masih bisa dikemudikan dengan
pengaturan kedua baling-baling.
Kerugian :
1. Lebih mahal harganya, baik bangunan perlengkapan maupun perawatannya.
2. Mengurangi ruangan muatan, karen?. memerlukan kamar mesin dan poros
baling-baling yang besar.
3. Tros belakang mudah masuk dan berbelit psda baling-baling karena letaknya
jauh dari tengah kapal.
39
Gaya S bekerja pada poros baling-baling kiri. Di
titik G juga bekerja gaya S1 dan S2, yang sama
besarnya dengan S, tetapi arahnya saling
berlawanan.
Terbentuk kopel yang momennya = S x a.
Gaya S1 adalah kekuatan yang mendorong
kapal searah dengan lunas.
Kopel yang terbentuk, menyebabkan kapal
berputar kekanan.
40
Gambar I Gambar II
Mesin kanan maju, mesin kiri mundur. Mesin kanan mundur mesin kiri maju.
Kapal akan berputar ke kiri dengan Kapal akan memutar ke kanan dengan
momen = S x 2a momen = S x 2a.
41
Baling-baling ditempatkan didalam sebuah tabung ( nozzle ), dimana
tabung beserta b?ling-baling dapat digerakkan kesegala arah, taling-
baling seperti ini ada pula yang mempergunakan sistim CPP. Shrouded
propeller banyak dipasang pada kapal-kapal tunda, kapal Supply dll,
dengan maksud mempermudah dalam mengolah gerak.
Dilihat dari efisiensi tenaga penataan ini merugikan terutama apa bila
kapal mempunyai kecepatan lebih dari 15 knots, karena tenaga yang
ditimbulkan oleh air baling-baling yang seharusnya bekerja oenuh,
tertahan oleh tabung tersebut. Jadi penataan ini lebih cocok jntuk maksud
menambah kemampuan olah gerak berputar dan sebagalnya tetapi tidak
sesuai untuk kapal-kapal cepat.
Oleh sebab itu pemakaian lebih banyak di kapal-kapal tunda, yang dalam
tugas-tugasnya memerlukan kelincahan gerakan di samping tena ga
dorong yang kuat.
42
JUMLAH, BENTUK, MACAM DAN UKURAN DAUN KEMUDI.
Mengemudikan kapal dapat diartikan bahwa haluan kapal
diubahatau dipertahankan sesuai yang dikehendaki, dengan
mempergunakan slstim penataan kemudi mulai dari roda kemudi
dianjungan kemesln kemudi dan diteruskan kedaun kemudi.
Kemudi dipasang dibelakang baling-baling, kadang-kadang lebih
dari satu buah untuk kapal baling-baling banyak. Dalam bangunan kapal
kita kenal kemudi berimbang, setengah berimbang dan kemudi biasa ,
serta beberapa jenis lain yang masing-masing mempunyai keuntungan
dan kerugian.
Luas daun kemudi dibuat sedemikian rupa sehingga cukup efektif
untuk membelokkan kapal atau mempertahankan haluan kapal.¡Luas daun
kemudi 1/70 sampai 1/80 dari luas bidang tengah kapal yang terbenam
dalam air pada sarat maksimum.
Untuk menahan gerakan daun kemudi, dipasang nok
penahansehingga kemudi cukup disimpangkan maksimum 35° kekanan /
kekiri. Roda kemudi dianjungan diputar kekanan / kekiri maka daun
kemudi dibu- ritan akan bergerak pula kekanan / kekiri sehingga
membentuk sudut dengan garis lunas kapal.
Pada kapal mundur effek kemudi adalah kebalikan daripada wak tu
kapal maju. Mengemudikan kapal mundur menurut pengalaman adalah
sulit sekali. Harus diingat pula bahwa pada waktu kapal bergerak mundur
harus dihindari memutar kemudi cikar.
Karena tekanan yang besar bukan diterima oleh linggl kemudi
seperti pada kapal maju, tetapi titik tumpunya diterima diujung daun
kemudi diteruskan kebaut kemudi dan nok penahan yang akan menja di
rusak karenanya.
43
Untuk itu biasanya perintah cikar kemudi diberikan sebelum mesin bergerak
44
Daun kemudi membentuk sudut
dengan garis lunas kapal,
timbullah reaksi air berupa gaya
yang tegak lurus daun kemudi (P).
Karena daun kemudi
merupakankesatuan dengan kapal
itu sendiri, maka gaya tadi
dipindahkan ketitik G kapal dan
terbentuk kopel yang momennya' P
x GA yang menyebabkan kapal
berputar kekanan.
45
Gaya P bekerja pada daun kemudi dari
titik arah belakang.
Di titik G, gaya tersebut diuraikan
menjadi 2 yaitu :
P sin - bekerja ke depan
mengurangi kecepatan
mundur.
P cos - bekerja ke samping kanan,
mendorong kapal ke
kanan.
INGAT :
Bahwapadakapalmundur, pengaruh baling-baling membawaburitan kekiri,
dan ini lebih kuat dari pengaruh kemudi P cos tadi, sehingga dapat
dikatakan, pada akhirnya bahwa kapal akan berjalan lurus.
46
Sehingga dapat disimpulkan bahwa :
Pengaruh baling-baling - buritan kekiri
Pengaruh kemudi - buritan kekiri
maka kapal buritannya akan bergerak kekiri dengan cepat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat kapal maju dan.
kemudi diputar kekanan atau kekiri, maka kapal akan berputar pula
kekanan atau kekiri.
Pada kapal mundur, kemudi diputar kekanan atau kekiri, maka kapal
akan berputar kekiri atau kekanan (sebaliknya).
Besar atau kecilnya pengaruh kemudi, tergantung pada besar kecilnya
gaya P yang bekerja pada daun kemudi, dan iarak antara perpanjangan
gaya P terhadap titik G (lengan kopel).
Sedangkan tekanan atau gaya yang bekerja pada daun kemudi (P)
tergantung dari pada :
1. Besar kecilnya luas permukaan daun kemudi.
2. Sudut yang dibentuk oleh penyimpangan daun kemudi, terhadap garis
lunas kapal.
3. Kecepatan kapal.
4. Arus baling-baling (pada saat kapal maju).
47
olah gerak.
Diperairan sempit dan dangkal, besar kecilnya sarat sangat menentu kan,
terutama pada kapal-kapal berukuran besar. Kapal bermuatan penuh dan
mencapai sarat maksimumnya, reaksi terhadap gerakan kemudi teras a
berat atau lamban, akan tetapi jika sudah berputar, maka
reaksi kembali memerlukan waktu yang cukup lama pula.
Sebaliknya pada kapal kosong, putaran kapal melayang, dan sangat
dipengaruhi oleh adanya angin dan ombak.
Data-data karakter kapal akan mer.cantumkan keadaan kapal pada saat
itu, misalnya full loaded ataupun light loaded.
Dalam keadaan tertentu dikehendaki triai nol, misalnya waktu kapal naik
dok, masuk sungai, melayari kanal dan sebagainya,List atau kemiringan
kapal terjadi karena pembagian bobot yang tidak simetris dikapal atau
karena GM negatip, tentu saja kapal miring sulit untuk diolah gerak,
bahkan mungkin dapat membahayakan.
48
Kapal dengan stabilitas negatip, berbahaya pada saat diputar dan pada
cuaca buruk, kapal semacam ini jika dibelokkan 15° saja, akan terayun
dan mengalami senget besar.
RINGKASAN :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLAH GERAK KAPAL
FAKTOR LUAR :
Dibagi menjadi 2 yaitu keadaan laut dan keadaan perairan.
a). Keadaan laut :
Angin - menghanyutkan kapal kesisi bawah angin sehingga terja di
sudut penyimpangan yang disebut rimban (drift), ha luan
yang dijalani kapal merupajcan hasil résultante dari
haluan yang dikemudikan dan arah angin.
- Pada waktu kapal bergerak mundur, buritan kapal akan
mencari angin.
Laut / ombak :
- Kapal dengan ombak dari depan akanmengangguk,
kecepatan berkurang.
49
- Kapal akan merewang bila mendapat ombak dari belakang
dan sulit untuk dikemudikan.
- Apabila mendapat ombak dari samping, kapal akan
mengalami rolling, olengan makin membesar bila terjadi
synchronisme antara periode oleng kapal dengan periode
gelombang semu.
Arus - Arus diberi nama dengan arus "KE", menimbulkan rimban/
drift yang besarnya tergantung dari kekuatan arus dan
kecepatan kapal.
FAKTOR DALAM :
a). Bentuk kapal :
- Kapal yang berukuran pendek akan lebih mudah
membelok letak anjungan di belakang atau di tengah akan
50
mempengaruhi perkiraan dan perhitungan dalam olah
gerak kapal.
51
- baling-baling ganda dibagi dalam 2 sistim yaitu putarluar
dan putar dalamPada tiap poros baling-baling bekerja
gaya S, terbentuk kopel yang momennya S x a yang
mendorong kapal kedepan atau mundur.Kapal dapat
dibelokkan dengan mengatur kecepatan baling- baling
kanan dan kiri.
- C.P.P. Pitch baling-baling dapat diatur dengan
tidakmerubah putaran mesin, sehingga kecepatan kapal
diatur dengan besar / kecilnya pitch yaitu mengatur sudut
yang di bentuk oleh daun baling-baling 'dengan
penampangdatarnya.
- Shrouded propeller : baling-baling ditempatkan di dalam
sebuah tabung , yang dapat diputar kesegala arah. Sangat
efisien untuk kapal-kapal tunda, supply dan lain- lain.
d). Jumlah, bentuk macam dan ukuran daun kemudi.
Luas daun kemudi kira-kira 1/70 - 1/80 dari luas bidang
tengahkapal yang terbenam air dan gerakan daun kemudi ditahan
oleh nokpenahan dikanankiri. Apabila daun kemudi
disimpangkan,akan timbul gaya P yang tegak lurus daun kemudi.
- Kapal maju kemudi kanan.
Gaya P yang terjadi dipindahkan ketitik G kapal, diuraikan
menjadi 2 yaitu :
1. Gaya yang bekerja
kebelakangmengurangikecepatanmaju.
2. Gaya yang bekerja kekiri, kapal keluadari
garishaluan.
- Kapal maju, kemudi kiri.
Gaya P di titi k G diuraikan menjadi 2 yaitu :
1. Gaya yang bekerja
kebelakang,mengurangikecepatanmaju.
52
2. Gaya yang bekerja kekanan, kapal
keluardari garis haluan.
- Kapal mundur, kemudian kanan.
1. Gaya yang bekerja ke depan, mengurangi kecepatan
mundur.
2. Gaya yang bekerja ke kiri, buritan ke kiri.
53
SOAL-SOAL LATIHAN.
1. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan olahgerak
kapal!
2. Apakah pengaruh hal berikut ini dalam olah gerak kapal :
a). Angin,
b). Laut / ombak,
c). Arus,
d). Perairan dangkal,
e). Perairan sempit.
3. Tunjukkan dengan gambar bahaya yang mungkin' timbul pada waktu
melayari perairan sempit dan dangkal :
a). Bertemu dengan kapal lain,
b). Menyusul kapal lain,
c). Berlayar keluar dari tengah alur,
d). Bertemu ditikungan yang tidak cukup luas untuk berpapasan.
4. Apakah pengaruh hal berikut dalam olah gerak kapal :
a). Bentuk kapal,
b). Macam dan kekuatan mesin.
5. Jelaskan pengaruh baling-baling pada gerakan kapal berikut 1n1:
a). Kapal diam baling-baling berputar maju,
b). Kapal diam, baling-baling berputar mundur.
6. Apakah yang anda ketahui tentang terjadinya arus Ikutan?
7. Jelaskan pengaruh baling-baling pada gerakan kapal berikut ini ?
a).Kapal sudah maju, baling-baling berputar maju,
b).Kapal sudah mundur, baling-baling berputar mundur.
8. a).Jelaskan apa yang dimaksud dengan baling-baling ganda "pu
tar luar" dan "putar dalam",
b) Apakah keuntunganan kerugian baling-baling ganda dibandingkan
dengan baling-baling tunggal?
9. Tunjukkan gaya-gaya yang bekerja pada baling-baling ganda apabila:
54
a). Baling-baling kiri maju baling-baling kanan diam,
b). Baling-baling kanan maju, baling-baling kiri diam,
c). Baling-baling kanan maju, baling-baling kiri mundur,
d). Baling-baling kanan mundur, baling-baling k1r1 maju.
10. Apakah yang anda ketahui tentang C.P.P. dan Shrouded Propeller ?
a).Tunjukkan gaya-gaya yang terjadi pada daun kemudi yang
disimpangkan hingga kapal membelok!
b). Jelaskan gaya-gaya yang timbul pada kemudi berikut in1 :
- Kapal maju, kemudi kanan dan kiri,
- Kapal mundur, kemudi kanan dan kiri.
11. Apakah pengaruh berikut ini dalam hal olah gerak kapal :
a). Sarat kapal,
b). Trim dan list kapal,
c). Keadaan pemuatan / stabilitas,Teritip.
12. Apakah pengaruh berikut ini dalam hal olah gerak kapal :
a). Sarat Kapal
b). Trim dan list kapal
c). Keadaan pemuatan / stabilitas
d). Tertitip
55
MODUL – 03
( TEORI )
1. Kompetensi Dasar :
Agar taruna dapat mengetahui dan memahami mengenai pengetahuan
kemampuan olah gerak kapal.
3. Indikator Pencapaian
Taruna dapat menjelaskan pengetahuan kemampuan olah gerak kapal
56
BAB III
PENDAHULUAN :
57
Setelah mempelajari bab ini, Taruna dapat :
1. Menjelaskan maksud kecepatan baling-baling secara teori dan kece-
patan kapal sesungguhnya, sehubungan dengan slip.
2. Menyimpulkan data-data karakteristik kapal yang pada umumnya
terdapat dikapal niaga.
3. Merencanakan perhitungan bahan bakar mesin kapal, sehubu ngan
dengan perbandingan kecepatan, waktu dan jarak yang ditempuh .
S L I P .
Slip adalah perbedaan antara kecepatan baling-baling dengan
kecepatan kapal dinyatakan dalam %.
Kecepatan baling-baling (S) adalah kecepatan teoritis dengan
perhitungan putaran baling-baling dalam satu jam, dikalikan dengan kisar
baling-baling (propeller pitch). S = Kisar x RPM mesin x 60. Kisar baling-
baling (propeller pitch) adalah iarak yang ditempuh kapal, apabila baling -
baling berputar 1 x 360°.
58
Dalam praktek hal ini kita hitung se'tara rata-rata dari posisi Noon
ke Noon berikutnya. Kecepatan rata-rata (average speed) selama 24 jam
dengan average RPM mesin selama 6 kali penjagaan. Slip yang dihitung
adalah slip semu mengingat arus ikutan sulit untuk diperhitungkan.
Contoh soal : Sebuah kapal berlayar dengan putaran mesin 100
RPM. Pitch propeller = 5 m. kecepatan yang didapat
dari hasil baringan 15 knots.
Hitunganlah slip semu !
5 𝑥 100 𝑥 60
Jawab : Kecepatan baling-baling (S) = 1852
= 16.20 𝑘𝑛𝑜𝑡𝑠.
16,20−15
Slip semu = 𝑥 100 % = 8%
16,2
59
Hal ini dilakukan untuk mengetahui head reach dengan -waktu dan
jaraknya. Waktu henti dan jarak henti adalah waktu dan jarak yang
ditempuh kapal mulai dari saat mesin mundur sampai kapal berhenti.
Jarak henti ini dinyatakan dalam meter dan waktu henti dinyatak an dalam
detik.
Jarak henti ini kira-kira 5x panjang kapal, dan besarnya tergantung dari :
1. Pemindahan air kapal (bentuk baling-baling), kapal yang bermuatan
penuh jarak hentinya lebih besar dari pada kapal kosong.
2. Perbandingan antara kecepatan kapal dengan daya yang dipergunakan
pada waktu mundur. Kapal motor dan kapal uap, rendemen baling-
baling-baling pada waktu mundur. Adalah 80% rendemen maju,
sedang pada kapal turbin rendemen mundur paling tinggi 60% - 70%
sehingga kapal turbin jarak hentinya akan lebih besar.
3. Pada kapal dengan displasemen besar (Supertanker misalnya) karena
masa kapal yang besar pula, maka gerakan mundur kapal masih akan
tertahan oleh sisa-sisa masa majunya. Dengan demikian, kapal-kapal
seperti ini cenderung mempunyai kemampuan jarak / waktu henti yang
lebih panjang.
60
Emergency ahead : Dengan speed full astern, mesin stop dan kemudian
maju penuh sampai kapal berhenti dan akan bergerak
maju. Hal ini menentukan stern reach, mulai dari
mesin full ahead sampai kapal berhenti di air.
Karena daya mundur biasanya lebih kecil dari pada daya majunya, maka
head reach selalu lebih besar dari pada stern reach.
1
Jarak henti (dalam meter) = waktu henti (dalam detik) 𝑥 4 kecepatan
61
STEERING GEAR TEST.
Dengan full speed ahead kemudi diputar dari cikar kanan kecikar kiri atau
sebaliknya, menurut ketentuan harus dapat dilakukan dalam waktu 28
detik. Juga emergency steering gear, diputar dari 15° kanan kemudi an
15° kiri atau sebaliknya, harus dapat dalam waktu 60 detik dengan
kecepatan half speed atau minimal 7 knots.
ANCHOR GEAR.
Dicoba di kedai aman air sedikitnya 35 depa (fathom) dengan kedua
jangkar diarea sampai kedasar laut, kemudian dinaikkan dengan
menggunakan anchor gear secara bersama- sama, dengan kecepatan
minimal 5 depa per menit.
ZAG MANOEUVRE
Dilakukan dengan full ahead, kemudi diletakkan 20° kekanan atau kekiri sampai
haluan berubah 20°, lalu kemudi diletakkan 20° kekiri / kekanan sampai haluan
berubah 20°, dan kemudi diletakkan lagi 20° kekanan / kekiri sampai ka pal
kembali kehaluan aslinya. Dari olah gerak ini diukur jarak dan waktunya.
62
I. Kemudi kanan 20° sampai haluan 020°
II. Kemudi kiri 20° sampai haluan 340°
III. Kemudi kanan 20° sampai haluan 000° kembali
63
AQ adalah advance untuk perubahan haluan 045°,
AR adalah advance untuk perubahan haluan 120°,
SD adalah transfer untuk perubahan haluan 090°,
PF adalah diameter taktis,
TU adalah diameter akhir,
AL adalah jarak yang ditempuh hingga kapal berubah haluan 060°,
AE adalah jarak intermediate hingga kapal berubah haluan 120°, -
SAE adalah haluan intermediate untuk perubahan haluan 120°.
64
Ketiga gaya tersebut dipindahkan ketltik berat kapal G dan dlsamping
gaya S yang mendorong kapal maju, terjadi 2 buah momen ya1tuPxa dan
W x b, untuk jelasnya lihat gambar di atas . Kedua momen 1n1
mengakibatkan kapal berputar kekanan sesuai arah kemudi, d engan
kecepatan berputar yang pada permukaannya kecil kemudian membesar
dan akhirnya konstan.
Diakapal biasanya data-data mengenal lingkaran putar 1n1 dilengkapal
dengan data dari bermacam-macam kondisi pemuatan, kecepatan,
keadaan angin dan keadaan laut pada waktu itu.
65
Kapal yang sedang menjalani lingkaran putarnya maka ha luan akan
cenderung kearah dalam dari lingkaran dan buritannya akan keluar dari
lingkaran. Pada gambar diatas ditunjukkan jejak-jejak yang dilalui oleh
beberapa bagian kapal pada saat berputar.
Pivoting point (titik putar) :
Adalah sebuah titik dimana kapal berputar, titik ini letaknya
sedikit kedepan dari titik berat kapal G, atau berada tidak
jauh dari compass platform (kapal dengan anjungan dite -
ngah).
Apabila laju kapal dan penyimpangan kemudi tetap maka
letak titik P ini kira-kira1/4 sampai 1/3 kali panjang kapal
dihitung dari haluan. Titik P ini akan makin bergeser
kedepan apabila laju kapal bertambah atau kapal nungging.
Advancs : Adalah jarak yang ditempuh oleh G kapal, sejak kemudi
disimpangkan kekanan sampai haluan kapal berubah dari
haluan semula (disebut advance 090°, 045° dan lain-lain).
Jarak ini besarnya tergantung dari bermacam hal yaitu :
a. masa kapal seluruhnya ,
b. besarnya bagian kapal yang berada dibawah
permukaan air,
c. type daun kemudi,
d. nonggak dan nunggingnya kapal,
e. panjang kapal.
Dalam praktek biasanya jarak ini kira-kira 4 x panjang kapal.
Transfer;Jarak titik G hingga tegak lurus haluan semula, dihitung dari haluan
semula, jarak ini kira- kira 2,4 panjang kapal.
66
Diameter taktis : Jarak yang dihitung dari haluan semula sampai garis
yang melalui sebuah titik yang berbeda 150° dari
haluan semula.
Diameter akhir : Diameter dari lingkaran putar setelah kapal berputar
dengan lingkaran putar yang bertitik pusat tetap.
Biasanya diameter ini lebih kecil dari pada diameter
taktis.
Kick (tendangan) : Jarak dari garis haluan semula ketltlk lintasan dari
titik mana lingkaran putar mulai membelok kearah
kemudi yang dikehendaki.
Sudut hanyut : Sudut yang dibentuk antara haluan kapal dengan
garis singgung yang melalui sebuah titik pada
lintasan dimana kapal berada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya lingkaran putar.
a). Panjang kapal : Semakin panjang kapalnya maka tahananair
semakin besar dan lengan kope1 - nya bertambah
pula, sehingga putaran kapal yang ukurannya
panjang akan lebih besar.
67
b). Massa kapal : Semakin besar massa kapalnya makaakan semakin
besar pula lingkaran putarnya.
c). Moment of Inertla: Semakin besar konsentrasi yangberada dlluar
bidang simetri kapal maka semakin besar pula
lingkaran putarnya.
d). Besar dan bentuk daun kemudi :Kemudi yang berukuransesuai akan
lebih efektif untuk berputar.
e). Kecepatan kapal: Kecepatan kapal yangberlainanakanmemberikan
bentuk atau besarnya lingkaran putar yang
berlainan pula. Gambar berikut adai ah lingkaran
putar kekanan untuk kapal dengan kecepatan 21
knots, dan gambar lainnya kapal berputar kekiri
dengan kecepatan10 knots.
68
Penyengetan pada waktu kapal berputar :
Kapal mengalami senget secara bertahap, pada mulanya kearah dalam
kemudian kearah luar, hal ini karena disebabkan karena 2 hal yaitu:
a). Segera setelah kemudi disimpangkan maka kapal menga lami senget
kedalam (kearah putaran). Hal ini terjadi karena gaya kemudi
berada dibawah titik berat G, serta ada kecenderungan kapal ur.tuk
bergerak keluar dari haluannya.
Bagi kapal yang melayari perairan sempit dengan kecepatan yang relatip
tinggi, perhitungan transfer dan advance kapal secara praktek digunakan
dengan teliti. Misalnya pada saat kapal membelok disuatu tikungan yang tajam
maupun akan menyimpangi kapal lain.
69
Pada gambar berikut ini, sebuah kapal akan membelok dlsuatu
tikungan dengan merubah haluan dari 000° ke 075° kecepatan 10 knots.
Kemudi kapal mulai dibelokkan pada baringan suar M 038° dan
kapal menjalani lintasan seperti tampak pada gambar. Hal ini penting
diperhitungkan mengingat keadaan perairan, ramainya lalu lintas kapal
dan lain-lain, sehingga olah gerak kapal dapat dilakukan secara aman dan
efisien.
70
PEMANFAATAN BAHAN BAKAR.
Penggunaan bahan bakar dikapal dibedakan menjadi dua yaitu
untuk Main Engine (Mesin induk, ketel induk) dan Auxiliary Engine (motor
bantu, ketel bantu dan lain- lain). Mesin induk mempergunakan minyak
berat (MFO) selama dilaut dan menggunakan minyak ringan -misalnya
MDF) selama olah gerak, sedangkan mesin bantu mempergunakan bahan
bakar minyak ringan seperti MDF. HSD dan lain- lain. Kalau daya motor
induk berkurang^ maka pemakaian bahan bakarnya juga berkurang,
sedangkan pemakaian bahan bakar untuk motor bantu tetap.
Persiapan sebuah kapal untuk berangkat berlayar, kamar mesin
satu jam sebelumnya telah diberitahu, termasuk persiapan bahan bakar
mesinnya. Sewaktu mengolah gerak kapal dipelabuhan, perairan sempit
lazimnya digunakan minyak ringan dan apabila Nakhoda menganggap
kapal bisa full away maka saat itu disebut BOSV (Begin of Sea Voyage)
dan bahan bakar diganti dengan minyak berat.
Demikian pula setibanya kapal dipelabuhan tujuan, Nakhoda
memberitahukan EOSV (End of Sea Voyage) kekamar mesin dan kapal
kembali siap untuk olah gerak memasuki pelabuhan atau perairan dengan
minyak ringan.
Untuk itu diperlukan perhitungan bahan bakar secara teliti
dikapal, sehubungan dengan kemampuan tenaga pen dorong mesinnya.
71
Dari saat berangkat hingga BOSV maupun dari saat EOSV hingga
selesai mesin, kecepatan kapal varlable, banyak terjadi perubahan
gerakan mesin. Kecepatan mesin rata-rata dihitung untuk satu
pelayaran yaitu dari BOSV sampai EOSV sehingga dapat pula dihitung
rata-rata pemakaian bahan bakar per hari atau per jam.
72
Rumus Admiralties :
𝐷2/3 𝑉 3
𝑁𝑎 =
𝑐
73
Didalam praktek cara kedua ini tidak praktis, sebaiknya yang
diperhitungkan adalah jarak bukan waktu. Pemakaian bahan bakar yang
diperlukan pada jarak ini d1sebandingkan dengan kwadrat kecepatannya,
maka hasilnya adalah suatu kecepatan mutlak yang harus dipertahankan
untuk mencapai pelabuhan.
74
Poros mendatar adalah kecepatan kapal dalam knots misalnya kecepatan
maksimum adalah 12 knots. Poros tegak adalah pemakaian bahan bakar dalam
ton per jam.Dengan percobaan, maka titik-titik pada garis lengkung dibuat
misalnya pada kecepatan 31 mil pemakaian bahan bakar7 ton per jam (titik K1).
K2 menunjukkan kecepatan 12 knots dan pemakaian bahan bakar 2,5 ton per
jam. Dibuat satu garis singgung dari titik 0 pada lengkungan itu (titikk K3), titik
kini menunjukkan kecepatan 7 knots dan pada kecepatan inilah pemakaian
bahan bakar paling hemat, karena pada garis singgung tadi, sudut adalah sudut
yang paling kecil.
75
R I N G K A S A N :
Bab III ini dapat diringkas sebagai berikut :
- Slip adalah perbedaan antara kecepatan baling-baling dengan
kecepatan kapal, dinyatakan dalam %.
- Jarak henti adalah jarak yang ditempuh kapal mulai dari saat mesin
mundur sampai kapal berhenti.
- Wdktu henti a d a l a h waktu yang dibutuhkan kapal, mulai dari saat
mesin mundur sampai kapal berhenti.
- Emergency astern adalah dengan mesin full ahead, stop kemudian full
astern sampai kapal berhenti diair dan akan bergerak mundur.
- Emergency ahead adalah dengan speed full astern, mesin stop
kemudian maju penuh sampai kapal berhenti dan akan bergerak maju.
- Steering gear test adalah dengan full speed ahead kemudi diputar dari
cikar kanan kecikar kiri atau sebaiknya.
- Lingkaran putar adalah lintasan yang dibuat oleh titik putar kapal pada
waktu berputar 360° atau lebih.
- Titik putar adalah titik dimana kapal berputar, titik ini letaknya sedikit
kedepan dari titik berat kapal (G), atau berada tidak jauh dari compass
platform (kapal dengan anjungan ditengah).
- Pemanfaatan bahan bakar : sewaktu mengolah gerak kapal
dipelabuhan atau perairan sempit, lazimnya digunakan minyak ringan
dan apabila Nakhoda menganggap kapal bisa full away maka bahan
bakar diganti dengan minyak berat.
- Kecepatan ekonomis a d a l a h kecepatan yang mana pemakaian bahan
bakar ekonomis, serta besarnya tenaga pendorong yang dihasilkan
efisien dengan besar dan kemampuan mesinnya.
76
SOAL SOAL LATIHAN :
77
MODUL – 04
( TEORI )
1. Kompetensi Dasar :
Agar taruna dapat mengetahui dan memahami mengenai pengetahuan
dalam berlabuh Jangkar.
3. Indikator Pencapaian
Taruna dapat menjelaskan pengetahuan berlabuh jangkar
78
BAB IV
BERLABUH JANGKAR
PENDAHULUAN :
Sebuah kapal disebut berlabuh .jangkar, apabila jangkarnya makan
di dasar laut dan kapal tidak bergerak lagi, jangkar tidak menggaruk atau
kapal tidak hanyut. Karena berbagai alasan kadang- kadang kapal harus
melabuhkan jangkarnya atau lebih populer disebut letgo jangkar.
Untuk itu di dalam bab ini akan diuraikan tentang cara -cara
berlabuh jangkar.
Berlabuh jangkar dilakukan dengan cara menjatuhkan jangkar
kedaiam air, hingga mencapai dasar laut dan makan, dengan maksud
agar kapal diam dan tidak hanyut. Hal ini dilakukan biasanya ditempat
tempat yang sudah tersedia disuatu pelabuhan maupun tempat lain
dalam hal-hal khusus. Banyak hal yang harus dipersiapkan apabila kapal
akan berlabuh jangkar, antara lain persiapan anjungan dan kamar mesin,
pemilihan tempat yang baik dan sebagainya. Disuatu pelabuhan lazimnya
di dalam peta sudah tersedia batasan-batasan tempat berlabuh misalnya
disebutkan sebagai berikut : Man of war anchorage, petroleum
anchorage, waiting area dan lain sebagainya.
Apabila sudah tertera sedemikian dipeta maka harus dilakukan
pemilihan tempat berlabuh sesuai dengan tujuannya masing-masing.
Pada keadaan khusus misalnya keadaan darurat dan kapal akan berlabuh
jangkar, sejauh mungkin diusahakan memenuhi peraturan yang ada serta
mempertimbangkan keselamatan kapalnya.
Apabila dipeta pelabuhan tidak tertera tempat yang harus digu-
nakan untuk ' berlabuh jangkar, maka pemilihan tempat dapat dilakukan
dengan mempelajari daerah tersebut didalam buku Sailing Directions
79
(Pilot Book), maupun menanyakan langsung kepada penguasa pelabuhan
setempat, tempat-tempat mana yang paling ideal.
Pada dasarnya tempat-tempat itu bisa dipilih dengan pertimbangan
tehnis yang berhubungan dengan keselamatan kapal dan awaknya.
Sesudah mempelajari bab ini Taruna dapat :
1. Menjelaskan persiapan yang harus dilakukan sebelum kapal berlabuh
jangkar.
2. Menguraikan pelaksanaan berlabuh jangkar dengan bermacam -macam
keadaan tempat berlabuh.
3. Menjelaskan Olah Gerak, kapal berangkat dari tempat berlabuh
jangkar.
PERSIAPAN KAPAL SEBELUM BERLABUH JANGKAR.
Sebelum pelaksanaan labuh jangkar, beberapa persiapan perlu
dilakukan agar hasilnya dapat sesuai dengan apa yang diinginkan baik
mengenai ketepatan waktu, posisi maupun kelancaran peralatan -
peralatan yang digunakan .
Persiapan yang perlu dilakukan antara lain adalah :
1. Setengah atau satu jam sebelum pelaksanaan letgo jangkar, KKM dan
Perwira dek serta petugas lain ditunjuk di beritahu untuk
mempersiapkan mesin untuk olah gerak dan peralatan yang
diperlukan,
2. Topdal (log) diangkat, apabila mempergunakan topdal tunda yang
talinya menjulur kebelakang maupun topdal pilot dimana batang pilot
keluar dari lunas kapal.
3. Bendera-bendera yang diperlukan dipasang, tangga dipersiapkan serta
peralatan muat bongkar barang, penumpang, pos (misalnya batang
pemuat, sling dan lain-lain) disiapkan sehingga apabila kegiatan muat
bongkar akan dilakukan setelah kapal berlabuh jangkar maka waktu
yang digunakan dapat dihemat seefisien mungkin.
4. Perum dihidupkan (perum gema), agar dapat dideteksi kedalaman laut
80
secara terus menerus guna informasi sebelum jangkar dijatuhkan.
5. Tenaga penggerak mesin jangkar, mesin pangsi muat bongkar
dihidupkan khususnya mesin jangkar dicoba terlebih dahulu, bahwa
jangkar tidak macet. Setelah diperintahkan untuk menyiapkan
jangkar, maka jangkar diarea keluar dari ulupnya dan disiapk an untuk
letgo.
6. Alat komunikasi dari agil keanjungan dicoba dan peralatan-peralatan
anjungan dicoba seperti telegrap mesin, suling, kemudi dan lain -lain.
7. Penentuan posisi baringan dilakukan sesering mungkin sehinggadapat
memberikan informasi secara optimal, dengan mempergunakan semua
sarana yang ada seperti Radar, RDF, Compass dan lain-lain.
8. Mengadakan kontak secara terus menerus dengan pihak darat (Pandu,
Stasion pantai, Agent) melalui sarana telegraphi maupun telephoni
sehingga dapat diperoleh keterangan penting yang mungkin di -
perlukan.
9. Peta rencana pelabuhan diteliti dan buku informasi mengenai tempat
tersebut dipelajari (misalnya Pilot book, Port Information dan lain-
lain).
10. Kegiatan-kegiatan yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan
letgo Jangkar untuk sementara dihentikan.
2. Pada waktu kapal berputar harus bebas dari kapal-kapal lain, benda-
benda dan tempat-tempat dangkal. Juga diperhitungkan kemungkinan
untuk mengarea jangkar bila perlu.
81
3. Hubungan komunikasi dengan pihak darat harus inudah, sehingga tidak
mengganggu kelancaran muat bongkar.
82
(winward) dan olah gerak kapal dilakukan dengan melawan angin dan arus.
Perlu diketahui sebelumnya dari mana datangnya angin dan kemana arah arus
didaerah. Hal ini secara praktek dapat dilakukan dengan melihat kapal-
kapal yang lain yang ada di situ, atau benda lain yang terapung, mereka
akan cenderung menghadap angin atau benda yang terapung, akan
hanyut kebawah angin (leewind).
Secara lebih teliti hal tersebut dapat dilakukan dengan mel ihat alat
anemometer maupun keteranga-keterangan yang ada di peta.
Jika keadaan mengijinkan, letgo jangkar dilakukan pada saat kapal
mundur agar jangkar tidak menumpuk mundur dengan ranatainya. Dalam
praktek saat terbaik dilakukan adalah pada waktu mesin m undur dan air
baling-baling mulai bergerak kedepan.
Secara lebih teliti hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat ala t
Anemometer maupun keterangan-keterangan yang ada dipeta.
Jika keadaan mengijinkan, letgo jangkar dilakukan pada saat kapal
mundur agar jangkar tidak menumpuk dengan rantainya. Dalam praktek
saat terbaik dilakukan adalah pada saat mesin mundur dan air baling -
baling mulai bergerak kedepan. Apabila dianggap kapal mundur terlalu
cepat maka dapat dikurangi dengan mesin maju sebentar kemudian s top,
untuk menjaga agar rantai jangkar tidak terlalu kencang.
Dalam keadaan terpaksa letgo jangkar dapat dilakukan pada saat mesin
maju, misalnya diperairan sempit atau kapal akan diputar, tetapi hal ini
mengandung risiko rantai dapat merusak kulit kapal dan lunas samping,
pada saat rantai jangkar mengarah kebelakang.
Sebaiknya dihindari untuk meletgo jangar pada saat
kapalberhenti karena tidak dapatdipastikan apakah jangkar sudah
makanataubelum serta rantai akan menumpuk didasar laut dan dapat
berbelit.
Pada waktu letgo, bandrem rantai jangkar perlu diaturagarrantai
tidak meluncur terlalu cepat hingga sulit dihentikan, terutama apabila
83
berlabuh di tempat yang dalam.
Yang bertugas diagil adalah biasanya Mualim I dibantu oleh
beberapa orang f yaitu Serang, Mistri dan yang lain bila dianggap perlu.
Serang bertugas mengatur peralatan-peralatan mesin jang- 4tlr,
menyiapkan bola jangkar dan lain-lain.
Mistri bertugas melayani mesin jangkar, bandrem dan memberikan
tanda bel. Mualim I harus selalu melaporkan keanjungan tentang berapa
panjang rantai yang sudah di area, arah rantai, kencang atau slack, sudah
makan atau belum, dan hal-hal lain yang dipandang perlu.
Selama olah gerak labuh jangkar, mesin tetap stand by, setelah
jangkar makan dan bandrem distopper, posisi jangkar sesuai dengan
tempat yang dikehendaki maka mesin selesai.
Tanda-tanda berlabuh jangkar dipasang sesuai dengan peraturan -
peraturan yang berlaku. Semua kegiatan dicatat dalam buku jurnal kapal,
berikut posisi jangkar, waktu berlabuh, berapa panjang rantai jangkar
diarea dan lain-lain.
1. Dalamnya perairan.
2. Jenis dasar laut (pasir, lumpur, batu dapat dilihat dipeta).
3. Kekuatan arus dan angin.
4. Lebar dan sempitnya perairan.
5. Lamanya kapal akan berada ditempat itu.
Secara teoritis maka untuk perairan yang dalamnya tidak lebih dari
15 depa, dengan dasar laut yang baik, panjang rantai jangkar cukup 4 x
dalamnya air. Semakin dalam lautnya maka semakin kecil perbandingan
panjang rantai yang di area, karena harus diingat pula bahwa panjang
rantai yang terbatas yaitu kira-kira 10 segel untuk masing-masing.
84
Sebelum pelaksanaan letgo jangkar maka jangkar harus disiapkan terlebih
dahulu tergantung keluar dari uap.
85
dilaporkan keanjungan, juga setelah rantai di area sesuai pa njang yang
dikehendaki dilaporkan arah serta keadaannya.
Setelah kapal berada pada posisi yang baik, ambil baringan dan
dicatat waktu labuh serta panjangnya rantai yang di area. Pengam bilan
posisi labuh dapat dilakukan dengan menentukan baringan dari bend a
tertentu maupun dinyatakan dengan lintang dan bujurnya.
Setelah itu jangkar siap di area lagi dengan mesin apabila nanti
jangkar telah menyentuh dasar laut pada kedalaman itu, jadi bukan
dengan meletgo jangkar menggunakan bandrem seperti biasa.
86
Pada posisi 1 mesin stop, dan kapal masih bergerak maju dengan
sisa kecepatan yang ada pelan sekali.
Pada posisi 2 jika jangkar telah menyentuh dasar laut, apabila perlu
dan dirasa kapal terlalu cepat, maka mesin mundur. Kemudian rantai
jangkar di area memakai mesin dengan sekaligus memutar kapal sehingga
menghadap kelaut.
Untuk itu biasanya yang dipersiapkan adalah jangkar kanan, karena
untuk berputar kekanan kapal lebih mudah olah geraknya (ba ling-baling
putar kanan).
Pada posisi 3 kirim tali kedarat dan diikat pada bolder darat atau
pantai.
Panjangnya rantai diatur dengan tros yang kedarat tersebut,
sehingga tros kencang dan tidak terlalu pendek.
Perlu ditambahkan bahwa, dalam praktek banyak dilakukan
mengarea rantai jangkar dengan bandrem selama kedalaman laut kurang
dari 40, tetapi lebih dari itu dilaksanakan prosedur seperti biasa, yait u
mengarea rantai dengan mesin jangkar.
87
Di pantai yang curam, biasanya tros kapal kedarat dipasang secara
goba, artinya ujung tros kembali kekapal, dengan maksud memu dahkan
pada waktu berangkat tinggal meletgo tros dari kapal bersa maan dengan
jangkar dinaikkan, sehingga begitu tros naik mesin dapat digunakan,
karena kapal sudah bergerak maju tanpa mesin.
Pada waktu datang berlabuh disuatu perairan yang ramai dimana
banyak kapal lain berlabuh maka harus diperhatikan hal-hal berikut:
1. Menuju ternpat berlabuh dengan arus dari depan, dengan
maksudmenjaga apabila mengalami kerusakan mesin, kapal dapat
segera letgo jangkar secara darurat dengan posisi yang baik.
88
Posisi 1 kapal maju pelan dengan kecepatan sedemikian rupa masih
melebihi kecepatan arus.
Posisi 2 yaitu posisi yang telah ditentukan sebelumnya, stop mesin.
Apabila arus tidak terlalu kuat dan kapal masih bergerak maju, dapat
dibantu dengan mesin mundur. Setelah kapal bergerak mundur letgo
jangkar dan area rantai, mesin stop. Apabila mundurnya kapal terla lu
cepat untuk sementara dapat dibantu dengan mesin maju, guna men jaga
agar rantai tidak terlalu kencang.
Posisi 3 usahakan jangkar makan dan panjang rantai diatur sesuai dengan
keadaan.
Apabila kapal datang searah dengan arus :
Dalam ini apabila perairan mengijinkan. usahakan kapal berpu tar terlebih
dahulu agar melawan arus. Usahakan untuk tidak berputar didepan kapal-
kapal lain yang sedang berlabuh tetapi lewat dibe - lakangnya. Setelah
kapal berputar pelaksanaan berlabuh jangkarnya sama seperti di atas.
Kalau perairan tidak mengijinkan kapal untuk berputar terlebih da hulu,
maka olah geraknya dapat dilakukan sebagai berikut :
89
Dekati tempat berlabuh dengan kecepatan yang pelan sekali, me sin stop,
kapal akan hanyut dibawa arus, menuju kedepan.
Pada posisi 1 letgo jangkar kanan atau kiri sesuai rencana dengan
diusahakan kapal sudah berputar kearah jangkar terlebih dahulu, kalau
jangkar kanan diputar kekanan, kalau jangkar kiri diputar kekiri.
Pada posisi 2, area rantai jangkar secukupnya sesuai dengan keadaan dan
diusahakan agar makan sampai di posi si 3.
Secara praktek hal ini sulit dilakukan, tetapi apabila terpaksa
dilaksanakan, olah gerak ini harus dilakukan dengan hati -hati terutama
apabila banyak kapal-kapal lain di sekitarnya.
90
Pada posisi 1 kapal pelan-pelan menuju keposisi 2, dengan memberi
kemudi kanan, kapal akan sampai keposisi 2 tersebut, mesin stop.
Pada posisi 2 letgo jangkar kanan dan area rantai jangkar secukupnya
sampai jangkar menggaruk dasar laut. Kapal akan tertahan dan berputar
terus hingga sampai keposisi 3 dan kemudian posisi 4.
Pada posisi 4, kira-kira kapal sudah lurus dengan tempat yang
dikehendaki mesin mundur, kemudi diatur seperlunya sambil jangkar
diseretmenggaruk menuju posisi 5.Selanjutnya area rantai hingga jangkar
makan dankapalberadapada posisi yang dikehendaki, dimana
terdapatkapal-kapallaindalamjarak yang cukup dekat.
91
dengan arah arus.
Hal ini lazim dilakukan di tempat-tempat yang tidak cukup untuk
berputarnya kapal apabila berlabuh jangkar dengan cara biasa dan
ditempat tersebutarus pasang serta arus surut bergantian secara teratur.
Yang harus diperhatikan adalah bahwa kedua rantai yang menghu -
bungkan kedua jangkar harus lurus searah dengan arus sehingga dengan
adanya pergantian arus pasang surut, maka kapal secara bergantian pula
terletak dibelakang salah satu jangkarnya, dan jangkar yang lain berada
lurus dibelakang kapal.
92
kedua jangkar tersebut, maka tekanan
terhadap jangkar dan rantai menjadi
besar sekali, hal ini dapat
menyebabkan rantai putus.
Untuk menghindari rantai melingkar atau ulup tertutup, maka pada waktu terjadi
pergantian arus, harus diusahakan jangan sampai kapal berputar melangkahi
93
(melewati) rantai jangkar yang menuju kearah belakang. Bila perlu dapat
diusahakan dengan pertolongan kapal tunda, atau bantuan dari darat untuk
memutar kapal pada arah yang lain.
Pada gambar berikut ditunjukkan kemana arah putaran yang benar agar rantai
tidak terbelit.
Cara pelaksanaan vertuien lurus dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu kapal
mundur (ordinary moor) dan kapal maju (running moor).
Dengan kapal mundur : Di tempat di perairan yang cukup luas dan arus kuat.
94
Kapal datang melawan arahnya arus, stop mesin, untuk kemudian
seperlunya agar dapat mencapai tempat yang direncanakan, pada posisi 1 letgo
jangkar kanan (dipilih jangkar yang berada di atas arus)
Jika perlu mesin masih tetap mundur seperlunya, area rantai jangkar dan rantai
jangan terlalu slack.
Kapal akan dibawa keposisi 2 oleh arus, dengan mengarea rantai hingga
diperhitungkan panjang rantai yang telah diarea kira-kira 2x panjang yang
ditentukan, letgo jangkar kiri.
Kopling jangkar kanan dimasukkan untuk siap dihibob dan jangkar kiri siap
untuk diarea.
Jangkar kanan rantainya dihibob terus bersamaan dengan area rantai kiri hingga
kedua rantai panjangnya sama. Apabila arus dirasakan terlalu kencang sehingga
berat untuk menghibob jangkar kanan, maka dapat dibantu dengan mesin maju
pelan, tetapi dijaga agar baling- baling bebas darirantai kiri.
Untuk menghindari agar rantai tidak terbelit dan mempersempit ruanggerak
kapal, maka kedua jangkar harus dihibobkencang.
Segel dari masing-masing jangkar tersebut diusahakan didek antara ulup dan
stopper jangkar, agar mudah dilepas apabila terjadi rantai berbelit.
95
Kapal maju melawan arus, pada posisi 1 jangkar kiri diletgo (jangkar yang
berada dibawah arus), kira-kira sedikit kebelakang dari posisi yang diinginkan.
Mesin stop, kapal maju dengan sisa kecepatan yang ada bersamaan dengan
rantai jangkar kiri di area.
Pada posisi 2 dimana rantai jangkar kiri sudah kencang, serta panjang rantai
yang di area kira-kira sudah 2x panjang rantai rantai yang akan digunakan, maka
letgo jangkar kanan (jangkar yang diatas arus). Rantai jangkar kanan di area,
sambil kapal hanyut terbawa arus, bersama-sama dengan menghibob rantai
jangkar kiri, sehingga kedua rantai sama panjangnya dan kapal sudah duduk di
tempat yang dikehendaki pada posisi 3, seperti tampak pada gambar diatas.
Keuntungan : Dengan cara ini pelaksanaan dapat lebih cepat, dan posisi
dapat lebih tepat.
Kerugian : Pada waktu kapal maju dan mengarea rantai jangkar kiri,
rantai yang.Kebelakangtersebutdapat merusakkulitkapal
dan lunas samping.Olah gerak ini harus dikerjakan dengan
hati-hati,agartidakmerusakperalatanyanglain.
96
Dengan mesin maju pelan, kapal mendekati tempat letgo jangkar yang
pertama pada posisi 1 dengan membuat sudut ± 5 surat terhadap datangnya
arus dan angin. Pada posisi 1 letgo jangkar kiri (jangkar yang berada diatas
arus), kapal masih maju pelan.
Area rantai secukupnya dengan gerakan kapal kekanan melawan
datangnya angin / arus, sehingga sampai pada posisi 2.
Pada posisi 2 letgo jangkar kanan (jangkar yang dibawah arus ) sambil
kapal diarahkan menghadap angin / arus, kemudian mesin stop. Rantai jangkar
kanan diarea dan diatur sedemikian rupa sehingga kedua rantai jangkar sama
panjangnya, bila peHu rantai dihibob untuk mengurangi panjangnya.
Sudut yang dibentuk oleh kedua rantai jangkar ini terbaik adalah 60° - 90° dan
tidak boleh melebihi 120% karena makin besar sudutnya maka akan makin besar
pula tegangan pada mesin jangkar.
Cara ini paling banyak digunakan, karena kapal akan berkedudukan kuat sekali
terhadap datangnya angin dan arus dari depan.
Cara ini dilakukan diperairan yang sempit dengan arus pasang surut sering
bergantian. Kadang-kadang juga dilakukan apabila merapatdi dermaga yang
sempit / kecil serta kurang kuat.
Olah geraknya dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Mempergunakan jangkar haluan dan jangkar buritan dimana lazimnya jangkar
buritan ini mempergunakan kawat atau tros.
2. Mempergunakan kedua jangkar depan tetapi salah satu jangkar depan
dilepas dan disambung dengan kawat dari buritan.
97
Mempergunakan jangkar haluan dan jangkar buritan :Olah gerak ini sedapat
mungkin dilakukan pada saat arus surut sedang mengalir serta kekuatannya
relatip kecil.
98
Tempat berlabuh didekati dengan melawan arus dengan kecepatan
secukupnya. Sebelumnya dipersiapkan kawat baja dari buritan kehaluan dengan
melalui lambung luar kapal, diikat dengan tali digantung sepanjang kapal
kehaluan, ujung kawat ini nanti dimasukkan melalui ulup jangkar.
Ketika kapal sampai ditempat berlabuh yang dikehendaki, letgo jangkar
kanan dan kapal masih maju, area rantai jangkar sampai kira-kira 3 segel serta
diusahakan agar segel rantai ketiga berada didek karena akan dilepas
nantinya.Untuk sementara ditahan sedemikian rupa hingga rantai mengarah
kebelakang, mesin stop.
Pada waktu kapal mulai bergerak mundur karena terbawa arus, letgo
jangkar kiri, bila perlu dibantu dengan mesin mundur, dan jangkar kiri ditahan,
sambil menunggu rantai jangkar kanan disambung dengan kawat dari belakang
yang telah dipersiapkan tadi.
Ujung tali kawat dimasukkan melalui ulup jangkar kanan dan dihubungkan
dengan rantai jangkar kanan yang mengarah kebelakang setelah itu segel ketiga
dilepas.
Tali penahan dilambung kapal dilepas, kawat dinibob dari buritan hingga
rantai jangkar berada didek belakang, bersamaan dengan area rantai jangkar
kiri, kawat janqkar belakang ditahan dibolder.
Keadaan menjadi sedemikian rupa sehingga pada waktu air pasang kapal
ditahan oleh jangkar belakang dan waktu air surut ditahan oleh jangkar depan.
99
dengan tali-tali anak.
Ujung kawat masuk ulup dan dihubungkan dengan segel rantai jangkar
kanan, kemudian rantai di area lagi secukupnya sehingga tali kawat kencang dan
dibelit di buritan.
Kegiatan muat bongkar dapat dilakukan pada sisi bawah angin dan posisi
kawat dapat diatur dengan menghibob atau mengarea sesuai yang dikehendaki.
Cara ini kurang efisien apabila angin dan arus terlalu kuat, sehingga dapat
kapal hanyut karena massa kapal yang besar disebabkan angin dan arus yang
datangnya tegak lurus lambung kapal.
1. KKM dan semua kepala bagian diberitahu, demikian pula Pandu, petugas
pelabuhan seperti Dokter, Imigrasi, Bea-cukai, Agent dan lain-lain.
3. Dibuat ship's condition dan ditulis dianjungan yang berkaitan dengan sarat
100
kapal, jumlah muatan, bahan bakar, balas dan lain-lain.
4. Seluruah abk siap, alat komunikasi dicoba dan kapal dibuat laik laut.
Jangkar disebut up and down (tercabut) apabila sudah tegak lurus dan
jangkar mulai terangkat keatas, hal ini dapat di.lihat dengan beban mesin
jangkar yang berat.
101
Dalam keadaan tertentu, guna memudahkan masuknya rantai jangkar,
apabila perlu dilakukan beberapa olah gerak mempergunakan mesin dan kemudi.
Apabila jangkar tersangkut, diusahakan dengan kapal maju sedikit dan berhati-
hati bergerak melaui jangkar sehingga jangkar dapat tercabut.
Apabilajangkarsudahmasukulup,kemudiandistopperdandiikatkuat.
Apabila rantai berbelit, misalnya karena vertuien lurus dan kapal berputar
melalui rantai jangkar, maka harus dilakukan pada waktu air tenang (tidak ada
arus), atau segera setelah pancaroba (pergantian arah arus).
Sesuai penjelasan pada waktu berlabuh dengan dua jangkar, maka
fdiusahakan segel jangkar berada didek antara ulup dan stopper.
Salah satu atau kedua rantai jangkar dihibob seperlunya, sehingga belitan
muncul di atas permukaan air. Tepat di bawah belitan tersebut, rantai diikat
dengan tali manila yang kuat dengan pertolongar sekoci atau dipasang peranca.
Rantai yang akan dibuka segelnya, dipilih rantai yang mengarah kebelakang,
diikat dengan kawat baja melalui sisir depan sebagai kawat penjamin. Diatas
deck rantai ini distopper dan segelnya dibuka, ujung rantai yang dilepas diikat
memakai tros dan di area melalui ulup jangkar.
102
Ujung rantai yang di area kebawahtersebutdiputar-
putarkekananataukekiri sehingga terbuka belitannya sambil terus ditahan
dengantros. Setelah belitan terlepas, ujung rantai dimasukkan kembali melalui
ulup dan disambung dengan ujung yang lain (ujung lain ini terikat kuat dengan
stopper agar tidak meluncur kedalam bak rantai).
Kawat penjamin dilepas,dantalimanilapengikat juga
dilepas,makakapalakan berada padakeadaan vertuiendengan ulup terbuka.
103
Berangkat aari berlabuh dengan jangkar depan dan sambungan
jangkardepan di buritan (berlabuh kepil) :
Dilaksanakan pada waktu arus surut dan kapal ditahan oleh jangkar
depan.
Ujung kawat dikeluarkan dari ulup yang kosong melalui lambung kapal
sebelah luar dibawa kebelakang, dan dihubungkan pada ujung rantai jangkar
yang berada didek belakang dan rantai dilepas dari ikatannya semula (dari
bolder). Rantai jangkar tersebut kemudian di hibob hingga ujung rantainya
masuk diulup jingkar kanan dan disambung kembali dengan segel ketiga.
Keadaan sekarang seperti pada kapal berlabuh vertuien lurus, karena satu
jangkar kedepan dan satunya kebelakang. Jangkar yang mengarah kebelakang
di hibob terlelbih dahulu, bila perlu dengan bantuan mesin mundur, baru jangkar
yang mengarah kedepan.
104
RINGKASAN :
Didalam bab IV, yaitu mengenai masalah berlabuh jangkar dapat di-
ringkas sebagia berikut :
- Sebelum pelaksanaan berlabuh jangkar, beberapa persiapan perlu dilakukan
agar hasilnya dapat sesuai dengan apa yang diinginkan.
- Sebelum pelaksanaan berlabuh jangkar maka tempatnya harus ditentukan
terlebih dahulu, dengan mengingat kondisi tempat dan kondisi kapal pada
saat itu.
- Pada waktu mendekati tempat berlabuh jangkar, harus diambil be
berapa baringan (minimum 2 baringan) yang pasti dan dengan cara homing
mengikuti slah satu baringan dengan kontrol dari baringan yany lain, untuk
menuju tempat berlabuh.
- Cara menentukan panjang rantai jangkar yang di area, untuk perairanyang
dalamnya tidak lebih dari 15 depa dengan dasar laut yang baik, panjang
rantai jangkarcukup4xdalamnya air.Semakin dalamlautnya maka semakin
kecil perbandingan panjang rantai yang di area.
- Disamping persiapan-persiapan diatas, kita harus memperhatikanjuga
kedalaman perairan yang akan dipakai untuk berlabuh jangkar, misal :
berlabuh jangkar diperairan dangkal; Berlabuh jangkardiperairan dalam;
Berlabuh jangkar diperairan curam; Berlabuh jangkar ditempat sempit dan
berarus; berlabuh jangkar dengan ruangan terbatas di bagian belakang
kapal.
- Vertuien lurus adalah berlabuh jangkar dengan mempergunakan jangkar
dimana jarak antara kedua jangkar cukup jauh satu sama lain, dan rantai-
rantainya merupakan satu garis lurus dan sejajar dengan arus.
- Vertuien mengangkang adalah berlabuh jangkar, dimana kedua rantai
jangkar membuat sudut tertentu dengan kapal. Garis hubung kedua jangkar
membuat sedut ± 90° dengan arah angin dan arus.
- Berlabuh jangkar dengan mempergunakan jangkar muka belakang dilakukan
diperairan yang sempit dengan arus pasang surut sering bergantian.
105
- Berlabuh cara layang-layang digunakan apabila kegiatan muat bongkar
dilakukan hanya pada satu sisi lambung kapal karena angin dan arus yang
kuat.
- Sebelum berangkat dari tempat berlabuh jangkar harus diadakan persiapan-
persiapan baik Persiapan anjungan maupun persiapan kamar mesin dan
biasanya 1(satu) jam sebelum berangkat.
- Pada waktu dilaksanakan hibob jangkar, Mualim yang bertugas harus selalu
melaporkan keadaan rantai jangkar dalam hal panjang, arah serta kencang
atau kendornya rantai.
- Pada waktu akan berangkat kita harus memperhatikan apakah kita:
Berangkat dari vertulen; Berangkat dari berlabuh dengan jangkar muka /
belakang; Berangkat dari berlabuh dengan jangkar depan dan sambungan
jangkar depan diburitan (berlabuh terkepil).
106