Anda di halaman 1dari 81

PROSES PENERBITAN DOKUMEN CLEARANCE KESEHATAN KAPAL YANG

DIAGENI OLEH PT. SERASI SHIPPING INDONESIA CABANG MERAK

KARYA ILMIAH TERAPAN


Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Transportasi

AINI NUROTUL SALSA


NIT : 002.20.13.015

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT


POLITEKNIK PELAYARAN SULAWESI UTARA
2023

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
ABSTRAC .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................ ........ 2
1.3 Tujuan Penelitian….................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 4
2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Keagenan ......................................................... 4
2.1.2 Tugas Agen ........................................................................ 6
2.1.3 Port State Control .............................................................. 8
2.1.4 Pengertian Dokumen Clearance Kesehatan ...................... 9
2.1.5 Kantor Kesehatan Pelabuhan ........................................... 11
2.1.6 Pengertian Kapal.............................................................. 13
2.1.7 Jenis-jenis Kapal .............................................................. 13
2.1.8 Pengertian Pelabuhan ...................................................... 15
2.1.9 Clearance Kesehatan ....................................................... 17
2.4 Kerangka Pikir......................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 20
3.1 Metode Penelitian .................................................................... 20
3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................ 20

ix
3.3 Teknik pengumpulan data ....................................................... 20
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................ 22
4.1 Hasil ........................................................................................ 22
4.2 Pembahasan ............................................................................. 37
4.3 Kesimpulan.............................................................................. 41
4.4 Saran ........................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 33
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 34

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kerangka Pikir ............................................................................. 19


Tabel 2 Alur Clearance In Karantina Kapal ............................................. 38
Tabel 3 Alur Clearance Out Karantina Kapal .......................................... 39

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pemberitahuan Kedatangan Kapal ........................................... 23


Gambar 2 Buku Kesehatan Kapal ............................................................. 24
Gambar 3 Login Sinkarkes........................................................................ 27
Gambar 4 Certificate Of Praqtique ........................................................... 29
Gambar 5 Pembuatan Billing .................................................................... 31
Gambar 6 Permohonan Clearance Out Kapal .......................................... 36
Gambar 7 Port Health Quarantine Clearance .......................................... 34

xii
DAFTAR SIGKATAN

B/L Bill Of Lading


COP Certificate Of Praqtique
GT Gross Tonage
KKP Kantor Kesehatan Pelabuhan
KSOP Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan
PKK Pemberitahuaan Kedatangan Kapal
PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak
PHQC Port Health Quarantine Clearance
PP Peraturan Pemerintah
PM Peraturan Menteri
SIMPONI Sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak Online
SINKARKES Sistem Informasi Karantina Kesehatan
UU Undang-Undang
WILKER Wilaya Kerja

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam proses penyandaran kapal di suatu pelabuhan, peranan penyedia

jasa penyandaran kapal sangat penting. Fungsinya tidak hanya sebagai gerbang

perdagangan dengan dunia luar, mata rantai arus barang dan jasa, tetapi

berfungsi juga sebagai alat penghubung bagi perdagangan dan perkembangan

ekonomi regional maupun ekonomi nasional bahkan internasional. Perusahaan

PT.Serasi Shipping Indonesia ini fokus pada layanan bisnis seperti agen

pengiriman, bongkar muat/pengkapalan, pengurusan dokumen clearance

In/Out dan ekspor/impor. Perusahaan PT.Serasi Shipping Indonesia ini

mengageni kapal dalam negeri dan kapal luar negeri sehingga memiliki cabang

agen diseluruh Indonesia sehingga memiliki hubungan yang kuat dengan

pemerintah dan pihak berwajib khususnya di berbagai pelabuhan di Indonesia.

Salah satu unsur dari keagenan kapal adalah pengurusan dokumen

clearance kapal sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan

peraturan yang berlaku, pengurusan dokumen kapal yaitu dari kedatangan

kapal (Clearance In), melakukan aktivitas bongkar muat sampai dengan kapal

berlayar kembali (Clearance Out) dalam proses penerbitan juga terdapat

hambatan dari faktor internal maupun eksternal.

Dokumen clearance atau adalah dokumen yang menyatakan bahwa kapal

telah mendapatkan izin dari pelabuhan setempat salah satu pengurusan yang

dilakukan oleh agen sebagai syarat clearance in dan clearance out kapal

diwilayah Indonesia adalah Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan

1
(KSOP), Kantor Bea Cukai, Kantor Imigrasi bagi kapal asing dan salah satunya

Kantor Kesehatan Pelabuhan. Dokumen clearance kesehatan yang diurus agen

diterbitkan melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) seperti Certificate of

Practique (COP) dan Port Health Quarantine Clearance (PHQC) serta Buku

Kesehatan Kapal (Green Book) yang diatur dalam Keputusan Menteri

Kesehatan RI No 425/MENKES/SK/2007 tentang pedoman penyelenggaraan

karantina kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) UU Karantina No 6

Tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan. Untuk itu Penulis Tertarik

Menulis tentang “Proses Penerbitan Dokumen Clearance Kesehatan Kapal

Yang diageni Oleh PT.Serasi Shipping Indonesia Cabang Merak”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,

maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam KIT ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana proses penerbitan dokumen clearance kesehatan kapal?

2. Apa hambatan yang dihadapi dalam proses penerbitan dokumen clearance

kesehatan kapal?

3. Bagaimana upayah yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam

proses dokumen clearance

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang

hendak dicapai yaitu :

1. Mengetahui bagaimana proses penerbitan dokumen clearance kesehatan

kapal.

2
2. Mengetahui hambatan dalam penerbitan dokumen clearance kesehatan

kapal.

3. Mengetahui bagaimana upayah yang dilakukan dalam memperlancar

proses clearance kesehatan

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan berbagai manfaat menambah wawasan bagi

berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Perusahaan, Perusahaan dapat menjadikan sebuah masukan untuk

memahami suatu proses dalam pembuatan dokumen kesehatan kapal dan

dapat digunakan untuk bahan pengambilan keputusan dalam pengurusan

dokumen kesehatan kapal.

2. Bagi akademik, Manfaat penelitian bagi Politeknik Pelayaran Sulawesi

utara sebagai manfaat untuk menambah pengetahuan tentang keagenan

tentang pengurusan dokumen kesehatan kapal dan agar menghasilkan

sumber daya manusia yang handal dan terampil sehingga dapat bersaing

dalam dunia kerja.

3. Manfaat bagi penulis, penulis dapat mengetahui dan menambah

pengetahuan tentang dokumen clearance kesehatan dan menambah ilmu

dan pengalaman yang baru di dunia kerja nyata yang tidak diperoleh pada

saat taruna dikampus.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis juga membaca buku-buku dan

juga sumber-sumber dari para ahli ilmu pelayaran yang dapat dijadikan sebagai

bahan referensi, sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian Keagenan

Menurut Suyono (2007:101), keagenan adalah keterikatan antara dua

pihak yang mana satu pihak sering disebut agen, yaitu pihak yang diberi

kewenangan untuk melakukan perbuatan untuk dan atas nama serta di bawah

pengawasan pihak lain, yaitu principal. Principal adalah pihak yang

memberikan kewenangan pada agen untuk melakukan tindakan tertentu serta

melakukan pengawasan tindakan agen, sedangkan pihak yang melakukan

transaksi dengan agen disebut dengan third party. Agen pelayaran disebut

sebagai suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang pengoperasian

aktivitas kapal (Priyohadi et al., 2020). Perusahaan pelayaranakan menunjuk

salah satu agen kapal guna memenuhi keperluan setiap kapal yang akan

sandar di suatu pelabuha. Hal tersebut yang pada akhirnya membentuk suatu

hubungan yang dinamakan dengan keagenan. Kegiatan keagenan telah diatur

juga dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 65

Tahun 2019 tentang Penyelenggaran dan Pengusahaan Keagenan Kapal

(selanjutnya disebut Permenhub No. PM 65 Tahun 2019) pada pasal 2

disebutkan bahwa “keagenan kapal merupakan pelayanan jasa yang dilakukan

untuk mewakili Perusahaan Angkutan Laut Nasional dan/atau Perusahaan

4
Angkutan Laut Asing dalam rangka mengurus kepentingan kapal Perusahaan

angkutan laut nasional dan/atau kapal perusahaan angkutan laut asing selama

berada di Indonesia.” Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat

diketahui bahwa keagenan merupakan hubungan yang terjadi antara agen dan

pemilik kapal yang berkekuatan secara hukum dan bersepakat membuat

perjanjian sesuai dengan aturan yang ada. Keagenan ini beroperasi di

pelabuhan untuk melayani dan mengurus kepentingan kapal. Berikut macam

– macam agen berdasarkan kewenangan yang melekat pada agen dapat

diklarifikasikan dalam beberapa golongan yaitu:

a. General Agent

Memberikan kewenangan pada seseorang untuk mengeksekusi

semua transaksi yang berkaitan dengan bisnis, maka prinsipal telah

menunjuk general agent.

b. Sub Agent

Dalam kegiatan tertentu, kemungkinan prinsipal akan banyak

diuntungkan apabila memberi kewenangan pada agenya sendiri untuk

mendelegasikan kewenangan pada pihak lain, baik agen terhadap

principal atau sub agen yang terkait untuk menjalankan kewajiban dari

keduanya.

c. Special Agent Principal

Dapat menentukan bahwa agen hanya diberikan kewenangan untuk

melakukan transaksi tertentu saja atau beberapa transaksi. Dalam hal ini

agen hanya dapat atau dibolehkan mewakili kepentingan prinsipalnya

hanya dalam transaksi tertentu atau aktivitas tertentu.

5
d. Agent Coupled with an Interest

Pada saat agen telah melakukan pembayaran dalam rangka

menjalankan kewenagangan yang diberikan padanya oleh prinsipal dalam

aktivitas bisnis, dalam hal ini agen disebut dengan agency coupled with

an interest. Seperti halnya sebuah Bank dalam hal ini menjadi agen dari

perusahaan peminjam kredit untuk mengumpulkan uang sewa, dengan

suatu kepentingan prinsipalnya hanya dalam transaksi tertentu atau

aktivitas tertentu.

e. Gratuitous Agency

Walaupun kebanyakan agen menerima kompensasi bukanlah suatu

persyaratan untuk adanya hubungan keagenan antara prinsipal dan

agennya. Pada saat seseorang secara sukarela dan tanpa adanya imbalan

dengan adanya persetujuan terlebih dahulu, disebut dengan gratuitous

agency.

2.1.2 Tugas Agen

Pelaksanaan tugas agen diawali dengan penunjukan perusahaan pelayaran

sebagai agen oleh pemilik kapal asing. Sebelum kapal tiba, pemilik kapal

memberitahukan kedatangan kapal dan jumlah muatan yang perlu ditangani.

Unit keagenan di kantor pusat yang bertindak sebagai general agen akan

menunjuk cabang-cabang sebagai port agent dan muatan dari kapal principal

(Muhammad, 2019). Adapun pelayanan operasional kapal–kapal principal

yaitu :

a. Port information (port facality, port formality, custom of teh most).

6
b. Keperluan kapal, seperti pengisian air, provision, surat–surat dan sertifikat

kapal dan sebagainya.

c. Penyelesaian dokumen, Bill of Lading, Manisfest, Hatch List, Crew List,

dokumen bongkar/muat dan Ship Husbanding.

d. Permintaan Advance Payment untuk Port Expenses, Cargo Expenses,

keperluan kapal dan lain-lain.

e. Memberikan informasi kepada Principal sebagai berikut:

1) Sebelum kapal tiba Port Agent melalui General Agent memberi

informasi kepada pricipal tentang situasi pelabuhan, rencana sandar,

posisi gudang, peralatan bongkar muat, cargo prospect booking yang

sudah pasti, kalkulasi biaya disbursement, agen juga memberitahu

kapal tentang situasi pelabuhan, rencana sandar, prospek muatan,

rencana bongkar muat.

2) Waktu Kapal Tiba Port Agent memberitahu General Agent tentang

hari/jam tiba/sandar kapal, bunker on board, rencana bongkar muat,

keadaan muatan kapal, hasil bongkar muat dan hambatan yang terjadi.

3) Waktu Kapal Berangkat Port Agent memberitahu kepada General

Agent untuk diteruskan ke principal tentang tanggal jam/selesai

bongkar/muat, berangkat, draft kapal/bunker on board/isi jumlah

muatan yang dibongkar/dimuat, sisa ruangan kapal, perkiraan freight,

perkiraan biaya– biaya disbursement.

4) Selanjutnya Port Agent segera mengirimkan dokumen bongkar/muat

(taly sheet, outturn report, damage cargo list, dan lain-lain) serta

7
dokumen muatan (stowage plane, copy B/L, manifest) untuk

selanjutnya dikirim ke principal dan pelabuhan tujuan.

5) Memonitor perkembangan muatan, dalam hal ini agen melakukan hal-

hal antara lain:

a) Menjalin hubungan baik dengan para shipper dan memberi

pelayanan informasi kepada consignee.

b) Menandatangani B/L atas nama principal.

c) Bila consignee belum memenuhi kewajiban, penyerahan barang

hanya seijin principal (tertulis).

f. Pelayanan terhadap kapal dan muatan secara rinci hampir sama dengan

tugas cabang.

g. Penyelesaian masalah klaim sesuai dengan ketentuan atas barang kurang

atau muatan rusak, lalu meneruskannya kepada principal sepanjang

memenuhi persyaratan dan membayar klaim tersebut setelah mendapat

persetujuan dari principal.

2.1.3 Port State Control

Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor:

AL.60/01/03- 99 memahami bahwa Port State Control adalah pemeriksaan

atas kapal asing dan atau kapal-kapal berbendera Indonesia yang melakukan

pelayaran Internasional dengan ukuran dan persyaratan tertentu sesuai

Konvensi Internasional dan konvensi-konvensi yang telah diratifikasi oleh

pemerintah Indonesia di bidang keselamatan pelayaran dan perlindungan laut

serta peningkatan kehidupan dan kondisi kerja awak kapal dilaut.

8
Menurut sumber dari Badan Klasifikasi Indonesia, Port State Control

memiliki pengertian kegiatan yang melakukan pemeriksaan kapal asing di

pelabuhan suatu negara untuk memverifikasi bahwa kondisi kapal dan

perlengkapannya telah memenuhi persyaratan dari peraturan internasional

serta diawaki dan dioperasikan sesuai dengan persyaratan seperti SOLAS,

MARPOL, MLC, STCW dan lain-lain. Kapal-kapal yang tidak memenuhi

peraturan internasional yang diterapkan oleh Negara tempat kapal berlabuh

(Port State) akan menghadapi resiko penahanan (detention) hingga

ketidaksesuaian yang ada untuk itu pihak agen PT.Serasi Shipping Indonesia

harus teliti dalam pengurusan clearance untuk kapal-kapal yang diageninya

2.1.4 Pengertian Dokumen Clearance Kesehatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dokumen adalah surat

yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan.

Seperti akta kelahiran, surat nikah, dan surat perjanjian. Arti lain dalam

KBBI, dokumen adalah barang cetakan atau naskah karangan yang dikirim

melalui pos. Menurut Sukrisno, Chehtiar Denis Piaratama (2019)

mendefinisikan Dokumen kapal (ship’s documents) adalah dokumen-

dokumen yang harus dimiliki oleh dan harus berada diatas kapal Dokumen

kesehatan yang harus diterbitkan dan dimiliki kapal ketika clearance in dan

clearance Out di pelabuhan Indonesia, sebagai berikut:

a. Certificate Of Practique (COP)

Certificate Of Practique adalah sertifikat izin bebas karantina

penting untuk kapal bersandar yang diterbitkan oleh pihak karantina.

Apabila dokumen Certificate Of Partique tidak diterbitkan oleh pihak

9
karantina maka proses sandar kapal tidak bisa dilakukan. Menurut

Keputusan Menteri Kesehatan No. 425/ Menkes/ SK/ IV/ 2007 Tahun

2007 Certificate Of Practique (Free Practique) adalah sertifikat izin

bebas karantina yang diberikan kepada kapal yang datang dari luar negeri

dan atau daerah terjangkit. Sehingga dengan adanya Certificate Of

practique ini kapal diizinkan masuk ke suatu pelabuhan dan

memperbolehkan orang untuk naik dan turun dari kapal.

b. Port Health Quarantine Clearance (PHQC)

Setiap kapal yang akan berangkat berlayar kedalam maupun luar

negeri diberikan surat perizinan berupa sertifikat yaitu Port Health

Quarantine Clearance (PHQC). Dalam prosedur perizinan PHQC, agen

harus membuat dua permohonan pada sistem yang dibuat oleh

kementrian kesehatan guna memproses pelaporan berbasis teknologi

informasi yang membantu kekarantinaan dan pelayanan kesehatan di

kantor kesehatan pelabuhan yang sudah terkoneksi antar kantor

kesehatan pelabuhan diseluruh Indonesia (SINKARKES) dan

Permohonan clearance out kapal kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan

setempat serta memilih katagori untuk pelayaran yaitu keberangkatan

kapal serta memilih alur pelayaran luar negeri jika kapal berbendera luar

negeri.

c. Buku Kesehatan Kapal (Ship Health Book)

Setiap kapal yang melakukan pelayaran wajib mempunyai buku

kesehatan kapal (Ship Health Book) sebagai alat koordinasi antar Kantor

Kesehatan Pelabuhan dengan nakhoda. Apabila dalam pemeriksaan

10
dokumen kesehatan kapal ditemukan kapal yang tidak atau belum

mempunyai buku kesehatan kapal maupun masa berlaku habis, maka

diharuskan membuat buku kesehatan baru yang diterbitkan oleh Kantor

Kesehatan Pelabuhan setempat.

2.1.5 Kantor Kesehatan Pelabuhan

Pihak adalah orang atau organisasi atau perusahaan atau instasi yang

bersangkutan dalam proses untuk mencapai tujuan. Adapun instansi-instansi

yang terkait menurut R.P. Suyono (2010), dalam membantu proses penerbitan

dokumen clearance kesehatan kapal pihak yang terkait yaitu Kantor

Kesehatan Pelabuhan Sesuai dengan KM 26/1998, Dinas Karantina disatukan

dengan Dinas Kesehatan. Yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) adalah

unit pelaksanaan teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang

bertanggung jawab secara teknis dan administratif kepada Direktur Pencegah

Penyakit dan Penyehatan. Adapun tugas untuk sebagai pengawasan terhadap

pelabuhan, tugas karantina antara lain :

a. Melakukan pelayanan kesehatan.

b. Memeriksa dan meneliti buku kesehatan (Health book).

c. Memeriksa kebersihanan kapal dan kru kapal.

d. Mengawasi tumbuhan dan hewan yang dibawa keluar masuk pelabuhan.

e. Memeriksa sertifikat free praqtique dan port health quarantine

Clearance.

Pihak agen sebelum penerbitan dokumen Kesehatan Pelabuhan agen harus

menguasi aplikasi yang dibuat oleh kementrian salah satunya aplikasi yang

dibuat untuk kelancaran perilisan dokumen yaitu:

11
a. Sistem Informasi PNBP online (SIMPONI)

SIMPONI merupakan system billing yang dikelola oleh Directorat

Jenderal Anggaran untuk memfasilitasi pembayaran/penyetoran PNBP dan

penerimaan non anggaran. SIMPONI memberikan kemudahan bagi wajib

bayar/wajib setor untuk membayar/ membayar PNBP dan penerimaan

anggaran melalui berbagai channel pembayaran seperti teller, ATM,

(Electronic Data Captur), maupun internet banking. Dengan demikian,

mayarakat bebas memilih berbagai alternatif metode pembayaran yang

sesuai dengan kebutuhannya. SIMPONI sebagai pembayarn billing ketika

akan melakukan clearance in maupun clearance out dokumen kapal,

seperti pembayaran surat ijin karantina (Certifiate of Praqtique),

pembayaran surat persetujuan berlayar karantina kesehatan (Port Healt

Quarantine Clearane) dan pembuatan Buku Kesehatan Kapal.

b. Sistem Sistem Informasi Karantina Kesehatan (SINKARKES).

SINKARKES merupakan aplikasi yang diterbitkan tahun 2015 oleh

Kantor Kesehatan Pelabuhan yang merupakan unit pelaksanaan teknis di

lingkungan kementerian kesehatan RI yang berada dibawah dan

bertanggung jawab langsung kepada diretur Jenderal Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit. SINKARKES adalah media pencatatan dan

pelaporan berbasis teknologi informasi yang membentu kekarantinaan dan

pelayanan kesehatan di kantor kesehatan pelabuhan dan saling terkoneksi

antar kantor kesehatan pelabuhan di seluruh Indonesia. Layanan yang

tersedia di aplikasi SINKARKES saat ini antara lainL pencetakan

dokumen elektronik, pendaftaran layanan oleh masyarakat secara online,

12
pencatatan dan pelaporan data layanan dan data dukungpenyelenggaraan

kekarantinaan kesehatan salah satunya penerbitan dokumen clearance

kapal.

2.1.6 Pengertian Kapal

Kapal adalah kendaraan air dengan jenis dan bentuk tertentu, yang

digerakan dengan tenaga angin, mekanik energi lainnya, di tarik atau di

tunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan ini

dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah.

PT. Serasi Shipping Indonesia merupakan keagenan yang mengurus kapal

lokal dan kapal asing. Kapal asing adalah kapal yang berbendera selain

bendera Indonesia dan tidak dicatat dalam daftar kapal Indonesia. Menurut

PM No.92 Tahun 2018 tentang tata cara dan persyaratan pemberian

persetujuan penggunaan kapal asing untuk kegiatan lain yang tidak termasuk

kegiatan penumpang dan barang dalam kegiatan angkutan laut dalam negeri.

2.1.7 Jenis-jenis Kapal

a. Kapal Curah (Bulk Carrier)

Kapal untuk dagang yang dirancang untuk mengangkut kargo curah

unpackaged, seperti contoh batu bara dan semen. Adapun kelebihan dari

kapal ini mempunyai daya angkut yang besar.

b. Kapal Tanker

Jenis dari kapal tanker yang berfungsi untuk mengangkut minyak.

Terdapat 2 jenis kapal tanker pengangkut minyak, yaitu kapal tanker

13
pengangkut minyak matang/halus dan kapal tanker pengangkut minyak

mentah.

c. Kapal RoRo ( Roll-On/Roll-Off )

Kapal RoRo adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang

berjalan masuk ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa

keluar dengan sendiri juga, sehingga disebut sebagai kapal roll on-roll off

atau disingkat Ro-Ro.

d. Kapal Penumpang (Passenger Vessel)

Kapal penumpang adalah kapal yang digunakan untuk angkutan

penumpang. Untuk meningkatkan effisiensi atau melayani keperluan

yang lebih luas kapal penumpang dapat berupa kapal ferry.

e. Kapal Kontainer.

Kapal Kontainer adalah kapal yang khusus digunakan untuk

mengangkut peti kemas yang standar. Memiliki rongga (cells) untuk

menyimpan peti kemas ukuran standar.

f. Kapal Pesiar (Cruise Ship)

Kapal pesiar adalah kapal kapal penumpang yang di pakai untuk

pelayaran pesiar. Penumpang menaiki kapal pesiar untuk menaiki kapal

pesiar untuk menikmati waktu yang dihabiskan di atas kapal yang di

lengkapi dengan fasilitas penginapan dan perlengkapan bagaikan hotel

berbintang.

g. Kapal Tunda (Tug Boat)

14
Kapal tunda adalah merupakan kapal kecil yang memanuver kapal

dengan mendorong atau menarik mereka. Kapal tunda juga memindahkan

kapal yang dalam suatu kondisi tidak bias bergerak sendiri.

h. Kapal Pengangkut Barang Berat (Heavy Lift Cargo Transporter)

Kapal pengangkut barang berat adalah kapal yang di rancang untuk

mengangkut barang yang ukurannya super besar melebihi ukuran yang

semestinya bisa diangkut kapal-kapal pada umumnya.

i. Kapal PVS (Platform Supply Vessel)

Kapal PVS adalah Transportasi produk cair dan muatan pendukung

pengeboran dengan memanfaatkan daerah geladak yang besar dan

kapasitas yang besar di tangki-tangki kapal. Kapal jenis ini juga dapat

membawa perlengkapan lainnya untuk kegiatan pengeboran, kapal

pengeboran dan mendukung instalasi platform lepas pantai. Biasanya

memiliki sistem DP1 atau DP2 untuk memposisikan kapal secara dinamis

di sisi rigs dan sisi platform.

j. Kapal Pengebor (Drilling Vessel)

Kapal pengebor adalah kapal yang di lengkapi dengan alat

pengeboran. Tujuan yang paling sering digunakan adalah untuk eksplorasi

pengeboran minyak baru atau sumur gas di perairan dalam atau untuk

pengeboran ilmiah.

2.1.8 Pengertian Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di

sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan

dan kegiatan ekonomi yang di pergunakan sebagai tempat kapal sandar,

15
berlabuh, naik turun penumpang dan bongkar muat barang dan di lengkapi

dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan

serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Menurut

A. Chairunnisa Mappangara (2016), pelabuhan Tempat Penulis melaksanakan

Praktek darat yaitu Pelabuhan Banten, pelabuhan di bedakan menjadi empat,

diantaranya :

a. Pelabuhan Utama

Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam

jumlah besar dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan atau barang

dengan jangkauan pelayanan antar provinsi.

b. Pelabuhan Pengumpul

Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut

dalam negeri dalam jumlah menengah dan tempat asal tujuan penumpang

dan/atau barang dengan jangkauan pelayaran antar provinsi.

c. Pelabuhan Pengumpan Regional

Pelabuhan Pengumpan Regional adalah pelabuhan yang berperan

sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke pelabuhan

utama yang melayani angkutan laut antar kabupaten/Kota dalam

Provinsi.

d. Pelabuhan Pengumpan Lokal

Pelabuhan Pengumpan Lokal adalah pelabuhan yang berperan sebagai

pelayanan penumpang dan barang di daerah terpencil, terisolasi,

16
perbatasan, daerah terbatas yang hanya di dukung moda transportasi laut

yang melayani angkutan laut antar daerah/kecamatan dalam kabupaten/

kota.

2.1.9 Clearance Kesehatan

Clearance adalah pengurusan beberapa izin dokumen yang harus

dipenuhi sebelum kegiatan bongkar muat. Clearance kesehatan merupakan

salah satu dari intansi pemerintak Indonesia yang mengharuskan memiliki ijin

kapal. Setiap kapal yang akan masuk kesuatu pelabuhan wajib memenuhi

syarat dan ketentuan proses ijin masuk (Clearance In) dan ijin keluar

(Clearance Out):

a. Clearance In

Clearance In kapal merupakan kegiatan masuknya kapal kedalam

pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muatnya, muatan barang

berupa barang atau orang. Prosedur masuknya kapal kedalam pelabuhan

yang melayaniperdagangan internasional. Nahkoda kapal wajib

memberitahukan rencana kedatangan, setelah menerima agen

mengajukan permintaan pelayanan kapal dan barang (PPKB) kepada bea

cukai, imigrasi, karantina, dengan melampirkan Salinan manifest atau

dokumen muatan kapal serta formulir dan salinan pemberitahuan

keagenan kapal asing (PKKA), selanjutnya menyusun rencana pelayanan

serta menyiapkan fasilitas pelayanan jasa kepelabuhanan. Selanjutnya

melakukan kordinasi dengan instansi pemerintah terkait di pelabuhan bea

cukai, imigrasi, penggunaan jasa pelabuhan dan yang akan dibahas yaitu

17
karantina kesehatan untuk memberikan clearance in serta menetapkan

penyandaran bagi kapal.

b. Clearance Out

Clearance Out kapal merupakan kegiatan berlayarnya sebuah kapal

port clearance atau surat persetujuan berlayar. Setiap kapal yang hendak

keluar pelabuhan wajib melakukan ijin keluar (clearance out). Sebelum

memiliki Surat Persetujuan Berlayar yang diterbitkan oleh Syahbandar

kapal terlbih dahulu memiliki surat persetujuan berlayar dari karantina

kesehatan di pelabuhan kecuali kapal perang dan/atau kapal negara/kapal

pemerintah sepanjang tidak dipergunakan untuk kegiatan niaga. Surat

Persetujuan Berlayar yang diterbitkan karantina kesehatan hanya berlaku

selama 1x24 jam dan untuk sekali pelayaran. Permohonan Surat

Persetujuan Berlayar diajukan oleh pemilik secara tertulis kepada kantor

karantina kesehatan (kop surat perusahaan). Permohonan tersebut

dilengkapi dengan bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP), dan kru list Departure. Setelah permohonan diajukan karantina

kesehatan melakukan pemeriksaan kelengkapan dan validitas dari surat

dan dokumen kapal melalui. Apabila ada laporan mengenai kapal yang

tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan keamanan kapal karantina

kesehatan berwenang melakukan penahanan. Jika terdapat hal-hal yang

bersifat pelanggaran atau adanya kekurangan pada kapal, surat ijin

berlayar tidak dapat diberikan, dan kepada Nahkoda atau perusahaan

pelayaran diperintahkan untuk melengkapi kekurangan.

18
2.2 Kerangka Pikir

Dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan ini dengan judul Proses penerbitan

dokumen Clearance kesehatan kapal yang diageni oleh PT.Serasi Shipping

Indonesia Cabang Merak, penulis membuat kerangka berpikir sebagai berikut:

PROSES PENERBITAN DOKUMEN CLEARANCE KESEHATAN KAPAL


YANG DIAGENI OLEH PT. SERASI SHIPPING INDONESIA CABANG
MERAK

Bagaimana proses Apa kendala yang


penerbitan dokumen dihadapi dalam proses
clearance kesehatan penerbitan dokumen
kapal? clearance kesehatan
kapal?

Bagaimana proses Mengetahui kendala yang


perebitan dokumen dihadapi selama proses
clearance kesehatan penerbitan dokumen
kapal clearance kesehatan

Bagaimana upayah yang Mengetahui upayah yang


dilakukan dalam proses dilakukan dalam
penerbitan dokumen memperlancar proses
clearance kesehatan kapal penerbitan dokumen
clearance kesehatan kapal

 Memaksimalkan pengurusan dokumen


Clearance kesehatan kapal
 Mengevaluasi kurangnya dalam penerbitan
dokumen Clearance kesehatan

Proses penerbitan dokumen


Clearance berjalan lancar

Table 1
Kerangka Pikir

19
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian kualitatif deskriptif.

Penelitian kualitatif deskriptif adalah menggambarkan dan menguraikan objek

yang diteliti. Menurut Moleong, (2013) mendefinisikan metode kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dialami.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penulisan melakukan penelitian saat melakukan Praktek Darat di

perusahaan PT. Serasi Shipping Indonesia Cabang Merak yang beralamatkan di

Komplek Perkantoran Bonakarta Blok A No. 27 Jl. Boulevard Bonakarta,

Cilegon Banten, terhitung mulai tanggal 01 November 2022 sampai dengan 27

Agustus 2023.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis

menggunakan beberapa metode adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan (observasi)

Metode pengumpulan data dimana penelitian mencatat informasi

sebagaimana yang melalui pengamatan langsung terhadap situasi atau

peristiwa yang ada dilapangan.

b. Studi pustaka

20
Pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan

informasi melalui buku-buku laporan penelitian artikel, baik dokumen

tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data melalui gambar dan dokumen melalui profil

perusahaan yaitu PT.Serasi Shipping Indonesia Cabang Merak dan

literatur yang ada kaitannya dengan masalah ini baik melihat situs intermet

dan literatul-literatur yang erat hubungannya dengan materi yang dibahas.

21
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil

PT. Serasi Shipping Indonesia cabang Merak adalah salah satu cabang

kantor keagenan kapal terkemuka dan perusahaan jasa logistik di Indonesia.

Perusahaan ini fokus pada layanan bisnis seperti agen pengiriman, bongkar

muat/pengapalan, pengurusan dokumen custom clearance, Crew Cange,

Operasional kapal dan ekspor/impor. Perusahaan keagenan ini memiliki

jaringan luas, hubungan yang kuat dengan pemerintah dan pihak berwajib

khususnya di berbagai pelabuhan di Indonesia seperti Kantor Syahbandar dan

Otoritas Pelabuhan, Kantor Bea Cukai, Imigrasi dan yang akan peneliti bahas

adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk melakukan Clearance in dan

Clearance Out kesehatan pihak agen melakukan di Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas II Banten. Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas II Banten

memiliki 3 wilayah kerja (wilker) diantaranya berada di Merak, Anyer dan

Bojonegara untuk melakukan Clearance pada Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas II Banten untuk kapal yang akan sandar di sekitar Anyer agen membuat

permohonan Pemberitahuan Kedatangan Kapal (PKK) melalui email

wilkeranyer@gmail.com. Untuk pelabuhan Bojonegara dapat mengirim

dengan melalui email wilkerbojonegara@gmail.com. Dan untuk kapal yang

sandar disekitar Merak harus memberikan langsung surat Pemberitahuan

Kedatangan Kapal dalam bentuk fisik di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

II Banten yag berada di Wilayah Kerja (wilker) Merak. Pemberitahuan

Kedatangan Kapal harus diberikan waktu paling lambat 24 jam sebelum kapal

tiba.

22
4.1.1 Bagaimana Proses Penerbitan Dokumen Clearance Kesehatan Kapal

Agen menunggu jadwal untuk kapal datang melelui pemberitahuan

dari kantor pusat melalui email untuk diberitahukan kedatangan kapal. Hal

pertama yang dilakukan agen adalah selalu update berita kapal selama

perjalanan dan melakukan kontak kepihak kapal khususnya kepada kapten

Kapal untuk mengetahui jadwal kapan kapal tiba melalui email. Stelah

mendapat pemberitahuan melalui email agen membuat dokumen

Pemberitahuan Kedatangan Kapal (PKK) dengan menggunakan kop surat

perusahaan dengan melihat pelabuhan tempat kapal bersandar kemudian

dikirim di Kantor Kesehatan Pelabuhan sesuai dengan wilayah tempat

kapal bersandar di Banten.

23
Gambar 1
Pemberitahuan Kedatangan Kapal
Sumber: Arsip PT.Serasi Shipping Indonesia

4.1.1.1 Clearance In Karantina Kesehatan

Untuk proses Clearance in sebelum sebagai syarat kapal melakukan

sandar di kantor kesehatan pelabuhan kapal harus memiliki buku

kesehatan kapal sebagai alat koordinasi antar Kantor Kesehatan Pelabuhan

dengan nahkoda. Buku kesehatan pelabuhan ini bisa diterbitkan ketika

kapal baru bersandar di pelabuhan Indonesia, ketika kapal yang telah

membuat buku kesehatan kapal datang lagi, kapal sudah tidak memerlukan

pembuatan lagi hanya mengisi lembaran yang ada didalam buku kesehatan

yang sudah dibuat, buku kesehatan ini hanya berlaku selama 6 bulan.

Gambar 2
Buku Kesehatan Kapal
Sumber : Kantor Kesehatan Pelabuhan

24
Langkah-langkah penerbitan Buku Kesehatan Kapal :

a. Pertama agen membuat surat permohonan kepada Kepala Kantor

Kesehatan Pelabuhan untuk penerbitan buku kesehatan kapal (Ship

Health Book) baru atau kapal berganti nama serta yang telah habis masa

berlaku.

b. Kemudian Kantor Kesehatan Pelabuhan mendisposisikan kepada Kepala

Seksi Pengendalian Karantina untuk melakukan pemeriksaan fisik dan

dokumen kesehatan pada setiap kapal yang melakukan pelayaran di

wilayah Indonesia.

c. Bagi kapal yang buku kesehatannya habis masa, Buku Kesehatan Kapal

langsung diterbitkan jika dokumen lainnya lengkap dan berlaku.

d. Dan Bagi kapal yang buku kesehatannya habis masa, surat permohonan

perlu disertai dengan sertifikat Ship Sanitation Control Exemption

Certificate (SSCEC) / Certificate Sanitation Control (SSCC).

e. Setelah itu, agen pelayaran menyelesaikan pembayaran Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui billing bahwa Buku Kesehatan

Kapal (Ship Health Book) telah diterbitkan, berikut tarif per buku per

kapal sesuai Peraturan Pemerintah No.64 Tahun 2019 jenis dan tarif atas

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku di Kementrian Kesehatan:

1) Kapal 7 s.d 35 GT tarif Rp. 25.000

2) Kapal > 35 s.d 50 GT tarif Rp.40.000

3) Kapal > 50 s.d 100 GT tarif Rp.50.000

4) Kapal > 100 s.d 200 GT tarif Rp.75.000

25
5) Kapal > 200 s.d 350 GT tarif Rp.100.000

6) Kapal > 350 s.d 1.000 GT tarif Rp.125.000

7) Kapal > 1.000 s.d 2.000 tarif Rp.150.000

8) Kapal > 2.000 s.d 3.500 GT tarif Rp.175.000

9) Kapal > 3.500 s.d 7.000 GT tarif Rp.200.000

10) Kapal > 7.000 s.d 10.000 GT tarif Rp.225.000

11) Kapal > 10.000 s.d 15.000 GT tarif Rp.250.000

12) Kapal > 15.000 a.d 20.000 GT tarif Rp.275.000

13) Kapal > 20.000 GT tariff Rp.300.000

f. Kemudian yang terakhir petugas menyerahkan Buku Kesehatan Kapal

yang telah diisi kepada agen pelayaran.

Selanjutnya pihak agen juga sebelum menyandarkan kapal harus

membuat permohonan penerbitkan Certificate Of Praqtique (COP) dengan

prosedur sebagai berikut:

a. Pemilik kapal melalui agen pelayaran membuat permohonan penerbitan

Certificate Of Partique (COP) melalui Sistem Informasi Karantina

Kesehatan (SINKARKES) dengan langkah sebagai berikut:

1) Langkah pertama buka alamat web sinkarkes.kemenkes.go.id.

2) Buka menu layanan penerbitan sertifikat kapal.

3) Login menggunakan akun agensi email dan password.

4) Tambahkan menu data kapal.

5) Kemudian mengisi data kapal yang akan sandar (profil kapal,

pelabuhan sandar, jenis pelayaran, layanan yang dibutuhkan dll).

6) Kemudian terbit billing dengan jumlah pembayaran.

26
7) Agen membayar billing.

8) Kemudian menunggu verifikasi dari petugas karantina

Gambar 3
login SINKARKES
Sumber: www.sinkarkes.kemenkes.go.id

b. Billing muncul sudah sesuai tariff yang ditentukan, berikut tarif per

pemeriksaan per kapal yang diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 64

tahun 2019 jenis dan tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang

berlaku di Kementrian Kesehatan:

1) Kapal 7 s.d 100 GT tariff Rp.50.000

2) Kapal > 100 s.d 200 GT tariff Rp.60.000

3) Kapal > 200 s.d 350 GT tariff Rp.70.000

4) Kapal > 350 s.d 1.000 GT tariff Rp.85.000

5) Kapal > 1.000 s.d 2.000 GT tarid Rp.120.000

6) Kapal > 2.000 s.d 3.500 GT tariff Rp.150.000

7) Kapal > 3.5000 s.d 7.000 GT tariff Rp.175.000

8) Kapal > 7.000 s.d 10.000 GT tariff Rp.200.000

27
9) Kapal > 10.000 s.d 15.000 GT tariff Rp.250.000

10) Kapal > 15.000 s.d 20.000 GT tariff Rp.275.000

11) Kapal > 20.000 GT tariff Rp.300.000.

c. Petugas mengkordinator substansi melalui kord wilayah kerja Pelabuhan

menunjuk stafnya untuk melakukan pemeriksaan.

d. petugas menyiapkan dokumen validasi pemeriksaan.

e. kemudian petugas melakukan pemeriksaan kebersihan kapal, sertifikat

kapal, obat-obat dan kesehatan kru kapal kemudian jika tidakada kendala

dalam pemeriksaan petugas melakukan pengisian hasil pemeriksaan di

Buku Kesehatan.

f. Petugas menginput data di SINKARKES dan mencetak Certificate Of

Partique (COP) Kapal serta di tanda tangani dan distempel oleh petugas

yang kesehatan kemudan petugas menyerahkan sertifikat COP kepada

agen.

28
Gambar 4
Certificat Of Praqtique
Sumber : Arsip PT. Serasi Shipping Indonesia

kemudian ketika kapal sandar pihak agen harus mengambil dokumen

persyaratan dokumen yang dibutuhkan petugas kesehatan dalam bentuk

fisik, terdiri dari:

a. Maritime declaration of health (MDH) merupakan pernyataan tertulis

sesuai lampiran 8 Internasional Health Regulations. Dokumen ini

merupakan dokumen yang terkait keadaan kesehatan di atas kapal

dalam pelayaran sampai tiba di pelabuhan.

b. Crew list merupakan daftar nama dan jumlah barang pribadi milik awak

kapal dibuat dalam kepentingan pemeriksaan petugas Bea dan Cukai.

c. Vaccination List merupakan daftar vaksinasi Kru kapal didalamnya

terdapat tanggal maupun tempat vaksin kru kapal.

29
d. Ship Sanitation Control Exeption Certificate (SSCEC)/Sertificate

Sanitation Control Certificate (SSCC), adalah dokumen kapal yang

menerangkan kondisi sanitasi kapal yang bebas tindakan sanitasi atau

telah dilakukan tindakan sanitasi. Sertifikat berlaku selama 6 bulan

sejak diterbitkan.

e. Port Of Call/Voyage Memo merupakan dokumen yang berisi daftar

pelabuhan terakhir yang singgah kapal tersebut. Port Of Call berisi

barang yang terakhir diangkut.

f. Medicine Chest Certificate merupakan sertifikat P3K kapal yang

menerangkan bahwa kapal yang telah dilengkapi dengan obat-obatan

dalam jumlah yang cukup dan tidak kadaluarsa.

g. Medicine Inventori List Ship’s Particular merupakan sertifikat

keselamatan perlengkapan kapal barang.

h. Narcotic List, list kru pengetesan bebas narkoba.

i. Cargo Manifest merupakan dokumen kapal yang berisi daftar muatan

yang terbawa di kapal.

j. Ship’s Store Declaration/Bonded Store List, merupakan sertivikat bebas

pencemaran udara.

k. Nill List, merupakan daftar barang bawaan atau daftar muatan.

l. Last Port Clearance, merupakan surat persetujuan berlayar yang

diterbitkan di Pelabuhan sebelumnya.

Setelah melaksanakan kegiatan bongkar muat dan jadwal

keberangkatan kapal sudah ada maka pihak agen segera menyiapkan

dokumen Clearance Out kapal, sebelum melakukan Clearance out ke

30
Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Banten maka pihak agen

terlebih dahulu melakukan Clearance Out ke Kantor Kesehatan Pelabuhan.

4.1.1.2 Clearance Out Karantina kesehatan

Setelah pihak kapal akan selesai melakukan kegiatan di pelabuhan dan

akan kembali lagi berlayar keluar dari wilayah pelabuhan, agen

mengharuskan menerbitkan Port Health Quarantine Clearance (PHQC)

penerbitan Port Health Quarantine Clearance (PHQC) sebagai berikut:

a. Agen membuat billing melalui web SIMPONI dengan link

www.simponi.kemenkeu.go.id dengan membuat sesuai denga GT kapal

b. Login menggunakan akun agensi

c. Setelah login klik billing dan pembayaran kementerian kesehatan Ditjen

dan penegendalian penyakit di kantor kesehatan pelabuhan kelas II

Banten

d. Klik sesuai pembuatan jasa dan mengisi nama kapal dan jumlah GT

kapal. Kemudian cetak biliing dan agen membayarnya

Gambar 5
Pembuatan billing
Sumber: www.simponi.kemenkeu.go.id/billing.

31
dengan membuat permohonan yang diajukan oleh agen kepada petugas

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dengan memeriksa kelengkapan

dokumen kesehatan kapal berserta lampirannya, bila dinyatakan lengkap

maka diterbitkan Port Health Quarantine Clearance (PHQC). Surat

Persetujuan Berlayar Karantina Kesehatan atau Port Health Quarantine

Clearance (PHQC) berlaku selama 1x24 jam saat kapal akan berlayar

persyaratan yang dibutuhkan. Berikut syarat Permohonan Port Health

Quarantine Clearance (PHQC) :

a. Permohonan clearance out dari perusahaan agen kepada Kantor

Kesehatan Pelabuhan Banten dengan menggunakan kop surat perusahaan

agen dengan menyertakan (nama kapal, bendera, jumlah kru, jumlah

muatan yang di bongkar / dimuat, pelabuhan tempat kapal sandar).

32
Gambar 6
Permohonan Clearance Out Kesehatan
Sumber: Arsip PT.Serasi Shipping Indonesia

b. Billing pembayaran yang dibuat melalui website Sistem Informasi PNBP

Online (SIMPONI) dan sertakan bukti pembayarannya. Berikut tariff per

pemeriksaan per kapal PP No. 64 Tahun 2019 jenis dan tarif atas

penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku di Kementrian Kesehatan:

1) Kapal 7 s.d 100 GT tariff Rp.5.000

2) Kapal > 100 s.d 200 GT tariff Rp. 25.000

3) Kapal > 200 s.d 350 GT tariff Rp. 30.000

4) Kapal > 350 s.d 1.000 GT tariff Rp. 35.000

33
5) Kapal >1.000 s.d 2.000 GT tariff Rp.50.000

6) Kapal > 2.000 s.d 3.500 GT tariff Rp. 60.000

7) Kapal > 3.500 s.d 7.000 GT tariff Rp. 75.000

8) Kapal > 7.000 s.d 10.000 GT tariff Rp. 85.000

9) Kapal > 10.000 s.d 15.000 GT tariff Rp. 100.000

10) Kapal > 15.000 s.d 20.000 GT tariff Rp. 125.000

11) Kapal > 20.000 GT tariff Rp. 150.000

c. Crew List keberangkatan (Departure).

Kemudian Kantor Kesehatan Pelabuhan memberikan Certificate of

Practique (COP) dan Port Health Quarantine Clearance (PHQC) dan

laporan hasil pemeriksaan sanitasi kapal dalam Buku Kesehatan Kapal

sebagai syarat kapal telah diperiksa.

Gambar 7
Port Health Quarantine Clearance
Sumber : Arsip PT. Serasi Shipping Indonesia

34
Setelah melakukan Clearance Out di Kantor Kesehatan Pelabuhan

selanjutnya tiga dokumen yaitu Certificate Of Praqtique, Port Health

Quarantine Clearance dan Buku Kesehata Kapal sebagai syarat Clearance

out kapal yang akan dilakukan di Kantor Kesyabandaran dan Otoritas

Pelabuhan Kelas I Banten. Berikut alur Clearance out di Kantor Kesehatan

Pelabuhan kelas II Banten:

4.1.2 Apa Hambatan dalam Penerbitan Dokumen Clearance

Kesehatan Kapal?

Permasalahan yang terjadi atas keterlambatan proses penyandaran

kapal disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif

sebagai dasar dalam menemukan faktor-faktor permasalahan penyebab

mengapa terjadi keterlambatan proses penyandaran kapal. Berikut faktor-

faktor yang memengaruhi proses penerbitan dokumen clearance kesehatan

kapal:

a. Faktor internal

1) Pada saat pengecekan kelengkapan untuk penerbitan Port Health

Quarantine Clearance terdapat sertifikat yang belum di update

oleh pihak agen pihak agen belum mengimput sertifikat yang baru

didata SINKARKES. Dalam data di SINKARKES bahwa sertifikat

kapal sudah mati padalahal pihak kapal sudah perpanjang di

pelabuhan sebelumnya sehingga pihak agen harus melengkapi

dokumen lagi untuk itu pihak agen harus selalu mengubdate data-

data sertifikat baru.

35
2) Masa berlaku Buku Kesehatan Kapal sudah habis dan belum

membuat permohonan yang baru karena pihak agen tidak

mengecek masa berlaku buku kesehatan kapal untuk itu pihak agen

harus segera membuat permohonan pembuatan Buku Kesehatan

Kapal yang baru.

b. Faktor Eksternal

1) Salah satunya adalah pihak petugas karantina yang tidak mau

berangkat untuk melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan. Hal

ini menyebabkan terlambatnya pengecekan dokumen saat

penyandaran kapal

2) Pada saat pemeriksa kapal oleh petugas kesehatan terdapat bangkai

kecoa yang terdapat diatas kapal saat petugas melakukan

pengecekkan sehingga kapal mendapat sanksi berupa denda

sehingga mendapat kerugian biaya kepada agen.

4.1.3 Bagaimana upayah yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam

proses dokumen clearance

Upaya yang dapat diberikan agar proses tidak terhambat:

a. Miskomunikasi yang timbul karena tidak adanya koordinaasi antar

pegawai kantor harusnya dapat dicegah dengan melakukan evaluasi

secara bertahap dan terjadwal.

b. Bagi karyawan yang tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab

yang telah diberikan oleh atasan dapat diberi teguran agar tidak

melakukan hal tersebut dan memicu terjadinya kesalahan dalam

pelaksanaan kerja.

36
c. Pihak agen memberikan kerjasama dengan pihak kapal agar kapal

akan sandar harus sesuai Standar Operasional Perusahaan (SOP).

4.2 Pembahasan

Dokumen kesehatan kapal adalah dokumen yang diterbitkan untuk

pencegahan masuk dan keluarnya penyakit yang diakibatkan dari pelayaran

kapal nasional maupun internasional. Dokumen kesehatan kapal termasuk

salah satu syarat untuk berlayar agar dapat memudahkan kapal masuk ke

pelabuhan wilayah. Dokumen kesehatan kapal berperan tidak hanya sebagai

pelengkap saja, namun juga merupakan tanggung jawab untuk memastikan

kesehatan orang–orang yang berada diatas kapal agar terhindar dari wabah

atau penyakit yang menular. maka penulis menarik garis besar dari pokok

permasalahan yang dibahas kemudian memaparkan dan memberikan solusi

sebagai pemecahan dari masalah penelitian ini.

4.2.1 Bagaimana Proses Penerbitan Dokumen Clearance Kesehatan

Kapal?

Pelaksanaan proses clearance kapal yang dilaksanakan PT. Serasi

Shipping Indonesia cabang Merak sudah sesuai prosedur, secara garis besar

berikut alur Clearance In yang dilakukan oleh PT. Serasi Shipping

Indonesia cabang Merak:

37
Pelabuham Merak melalui bentuk
fisik

Agen membuat PKK melalui email atau bentuk fisik Pelabuham Anyer melalui email

Pelabuham merak melalui bentuk


Permohonan Buku Kesehatan email
Permohonan COP melalui login
kapal bagi kapal yang SINKARKES dan KKP memeriksa
baru/hanya perpanjang

Menunggu KKP melakukan verifikasi

Staf mengonfirmasi kemudian melakukan


pemeriksaan kapal dalam karantina
bersama agen

Ditemukan faktor resiko

Tidak ditemukan faktor resiko

Melakukan aktifitas bongkar muat


dalam pengawasan

Tindakan penyehatan kapal sesuai


Diterbitkan sertifikat COP
prosedur

Kord wilker menandatangani dan


memberi stamp KKP pada sertifikat COP

Petugas memproses pembayaran PNBP


melalui aplikasi SIMPONI

Petugas menyerahkan sertifikat COP


kepada Agen

Tabel 2
Alur Clearance In karantina kesehatan

Keterangan :
COP : Certificate Of Praqtique
PKK : Pemberitahuan Kedatangan Kapal
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak
SIMPONI : Sistem Pembayaran PNBP Online
SINKARKES : Sistem Informasi Karantina Kesehatan

Sebagai hasil yang telah disajikan oleh peneliti berikut alur Clearance

out yang dilakukan oleh PT.Serasi Shipping Indonesia cabang Merak:

38
Permohonan Clearance Out kapal melalui agen kapal

Agen membuat billing PNBP

1. Permohonan dengan kop surat


Agen menerbitkanmelalu kantor
perusahaan
kesehatan pelabuhan sesuai Pelabuhan
2. Bukti pembayaran billing PNBP
kapal sandar
3. Crew list

Memeriksa dokumen

Dokumen tidak lengkap/terdapat sertifikat Dokumen lengkap


yang habis masa

Melengkapi dokumen

Petugas memverifikasi
Penerbitan PHQC
kelengkapan dokumen

Agen dapat melanjutkan Clearance Out di


KSOP kelas I Banten

Tabel 3
Alur clearance out karantina kesehatan

Keterangan :
PNBP :Penerimaan Negara Bukan Pajak
PHQC :Port Health Quarantine Clearance
KSOP :Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan

Melihat alur proses clearance dan langkah-langkah, dapat

dikatakan bahwa perusahaan sudah memberikan pelayanan yang baik

sesuai dengan prosedur, mulai dari clearance in dan clearance out

kesehatan kapal agen selalu memberikan pelayanan. Namun melihat

masih adanya hambatan dalam proses penerbitan dokumen, dapat

dikatakan kurang optimal karena dalam koordinasi tugas dan tanggung

jawabnya, tergantung dengan perusahaan agen yang menangani

clearance kapal.

39
4.2.2 Apa Hambatan dalam Penerbitan Dokumen Clearance

Kesehatan Kapal?

Setelah melihat hasil dari penelitian, kemudian peneliti dapat

mengemukakan bahwa hambatan yang dihadapi dalam proses clearance

kesehatan kapal di PT. Serasi Shipping Indonesia Cabang Merak Banten

adalah belum terlaksananya dengan optimal proses penerbitan, dimana

masih ditemukan kesalahan. Hambatan tersebut sedikit banyak

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, yaitu:

Melakukan komunikasi dan koordinasi dalam pengawasan aktivitas

karyawan pihak perusahaan dan karyawan lapangan merupakan hal yang

penting dalam setiap proses pelaksanaan operasional di perusahaan PT.

Serasi Shipping Indonesia Cabang Merak. Komunikasi dan koordinasi

yang baik perlu dilakukan agar tidak terjadi miskomunikasi dan dapat

menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan kerja di perusahaan.

Apabila terjadi kesalahan oleh karyawan dengan tidak melaporkan suatu

kejadian, maka pihak pengawas di perusahaan dapat memberikan sanksi

sesuai dengan prosedur aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Melakukan pengawasan terhadap karyawan pada saat melaporkan suatu

kejadian pada saat bekerja di PT. Serasi Shipping Indonesia Cabang Merak

merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengoptimalkan proses

clearance kapal di PT. Serasi Shipping Indonesia Cabang Merak.

Perusahaan juga bisa mengembangkan kerja Cadet agar bisa

membantu pegawai Operasional dalam melakukan kinerjanya sehingga

bisa meringangankan kerja karyawan

40
4.2.3 Bagaimana Upayah yang dilakukan dalam Proses Penerbitan

Dokumen Clearance Kesehatan Kapal?

Terjadinya hambatan dalam pelaksanaan proses penerbitan dokumen

clearance kesehatan kapal di PT. Serasi Shipping Indonesia Cabang

Merak memerlukan adanya langkah-langkah guna mencegah/mengatasi

hambatan dalam proses penerbitan dokumen kapal. Pada prinsipnya,

setiap karyawan harus memahami dengan benar mengenai tanggung

jawab dan berkoordinasi dengan setiap orang yang terlibat dalam

pelaksanaan proses clearance kapal. Selama proses clearance kapal

harus didukung dengan perencanaan yang matang. Dalam menyusun

perencanaan yang matang, harus dilaksanakan meeting yang terjadwal.

Yang dimaksudkan adalah pihak perusahaan memberikan pengarahan

tentang perencanaan clearance kapal dan membagi tugas yang akan

dilaksanakan ketika clearance kapal. Hal ini dimaksudkan agar

menghindari terjadinya kesalahan kerja dengan memberikan pengetahuan

tentang risiko yang mungkin terjadi. Untuk itu diperlukan pencegahan

dan penanggulangan resiko dari kesalahan kerja dengan melaksanakan

pengarahan kepada karyawan sebelum kegiatan operasional perusahaan

berlangsung. Hal ini dilakukan juga untuk mengoptimalkan proses

clearance di Pelabuhan Banten yang dilakukan oleh PT. Serasi Shipping

Indonesia Cabang Merak.

4.3 Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis bahas tentang proses penerbitan dokumen

Clearance kesehatan kapal yang penulis dapatkan saat praktek darat

41
(PRADA) di PT.Serasi Sipping Indonesia Cabang Merak dapat disimpulkan

bahwa :

a. PT.Serasi Shipping Indonesia bergerak dibidang shipping agency yang

mengurus dokumen-dokumen kapal ketika kapal tiba hingga berangkat

dan salah satu aktifitas yang dilakukan ialah mengurus dokumen

kesehatan kapal khususnya kedatangan dan keberangkatan kapal

dipelabuhan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

b. Meningkatkan sistem kerja karyawan operasional, melakukan

komunikasi dan koordinasi dalam pengawasan aktivitas karyawan pihak

perusahaan dan karyawan lapangan merupakan hal yang penting dalam

setiap proses pelaksanaan operasional di perusahaan PT.Serasi Shipping

Indonesia Cabang Merak. Komunikasi dan koordinasi yang baik perlu

dilakukan agar tidak terjadi miskomunikasi dan dapat menghindari

kemungkinan terjadinya kesalahan kerja di perusahaan.

4.4 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan diatas, saran yang disampaikan

peneliti untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi adalah:

a. Sebaiknya faktor-faktor yang menghambat proses penerbitan dokumen

Clearance kesehatan kapal dapat dihindari sehingga tidakadanya kendala

dalam pengurusan dokumen.

b. Sebaiknya perusahaan PT.Serasi Sipping Indonesia cabang Merak dapat

mengevaluasi dampak yang terjadi dalam proses pengurusan dokumen

sehingga akan menunjang kelancaran kegiatan penerbitan dokumen.

42
c. Memberitahukan kepada Nahkoda kapal agar kapal ketika akan datang

harus dalam keadaan bersih.

d. Sebaiknya pihak operasional perusahaan mengubdate masa berlaku

dokumen-dokumen kapal dan selalu teliti dalam pengurusan dokumen

kapal sebagai syarat perilisan dokumen.

43
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. (2014). Manajemen Tata Laksana dan Transportasi International.


Transmedia Pustaka. Jakarta.
Anwar. (2014). Fasilitas Pelabuhan. Multimedia. Jakarta.
Aswin. A. (2018). Pelaksanaan Pelayanan Kedatangan Keberangkatan Kapal
Clearance In dan Out di PT. Bahtera Adhiguna Cabang Balikpapan.
Perpustakaan Politeknik Negeri Samarinda.

Azmi. A., Seno Andri, & Asari, H. (2022). Implementasi Kebijakan


Kekarantinaan Kesehatan Pada Keberangkatan Kapal DI Kantor
Kesehatan Pelabuhan. Jurnal Niara, 15, 1-8.

Dirhamsyah. (2021, Desember). Penaganan Clearance In Dan Clearance Out


Kapal Berbendera Asing Dengan Sistem Inapornet. Wahana Inovasi, 1-11.

Fatah. A., Sukiman, & Fathurachman, E. R. (2019, November). Peranan


Perusahaan Pelayaran Dalam Rangka Kelancaran Pengurusan
Perpanjangan Sertifikat Kapal Di Pelabuhan. Jurnal Sains Teknologi
Transportasi Maritime, I, 1-6.

Pemerintah Indonesia. (2019). Peraturan Pemerintah Nomor 64 tentang Jenis dan


Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak. Kementerian
Kesehatan. Jakarta.

Saebani, Beni Ahmad. (2008). Metode Penelitian, CV. Pustaka Setia, Bandung.
Sugiono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV Alfabet.
Bandung.

Suyono. (2007). Pengangkutan Intermoda Ekspor Import Melalui Laut. Rajawali


Pers. Jakarta.

Suranto. (2013). Manajemen Operasional Angkutan Kepelabuhanan. PT.


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

44
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Stuktur Organisasi PT. Serasi Shipping Indonesia Cabang Merak


Lampiran 2 Pemberitahuan Kedatangan Kapal
Lampiran 3 Buku Kesehatan Kapal
Lampiran 4 Isi Buku Kesehatan Kapal
Lampiran 5 Certificate Of Praqtique
Lampiran 6 Port Health Quarantine Clearance
Lampiran 7 Permohonan Clearance Out Kesehatan
Lampiran 8 Maritime Declaration Of Health
Lampiran 9 Crew List
Lampiran 10 Vaccination List
Lampiran 11 Ship Sanitation Control Exeption/Ship Sanitation Control Certificate
Lampiran 12 Port Of Call / Voyage Memo
Lampiran 13 Medicine Chest Certificate
Lampiran 14 Medicine Inventori List Ship’s Particular
Lampiran 15 Body temperatur
Lampiran 16 Cargo Manifest.
Lampiran 17 Ship’s Store Declaration / Bonded Store List,.
Lampiran 18 Nill List,.
Lampiran 19 Last Port Clearance
Lampiran 20 Lampiran-Lampiran Gambar Praktek

45
Lampiran 1 Stuktur Organisasi PT. Serasi Shipping Indonesia Cabang Merak

46
Lampiran 2 Pemberitahuan Kedatangan Kapal

47
Lampiran 3 Buku Kesehatan Kapal

48
Lampiran 4 Isi Buku Kesehatan Kapal

49
Lampiran 5 Certificate Of Praqtique

50
Lampiran 6 Port Health Quarantine Clearance

51
Lampiran 7 Permohonan Clearance Out Kesehatan

52
Lampiran 8 Maritime Declaration Of Health

53
Lampiran 9 Crew List

54
Lampiran 10 Vaccination List

55
Lampiran 11 Ship Sanitation Control Exeption/Ship Sanitation Control Certificate

56
Lampiran 12 Port Of Call / Voyage Memo

57
Lampiran 13 Medicine Chest Certificate

58
Lampiran 14 Medicine Inventori List Ship’s Particular

59
Lampiran 15 Body Temperatur

60
Lampiran 16 Cargo Manifest.

61
Lampiran 17 Ship’s Store Declaration / Bonded Store List.

62
Lampiran 18 Nill List.

63
Lampiran 19 Last Port Clearance

64
Lampiran 20 lampiran Gambar Cadet diatas kapal

Pemeriksaan oleh petugas karantina

65
Gambar Cadet di anjungan kapal

66
Cadet menuju ke kapal

67
Cadet akan naik keatas kapal menggunakan boat

68

Anda mungkin juga menyukai