MAKALAH
LATIHAN MICROSOFT WORD
Disusun untuk memenuhi tugas AKD
Oleh:
Nama : Mutiara Arum Nadia Triputri
NIM : 20111215
Prodi : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
1.2. Rumusan...................................................................................................2
2.2. Rumusan...................................................................................................8
iii
2.5. Tata Cara Pelaksanaan Rekam Medis..................................................9
3.2. Rumusan.................................................................................................14
4.2. Rumusan.................................................................................................20
iv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................25
5.1 Kesimpulan..............................................................................................25
5.2 Saran........................................................................................................25
PUSTAKA.............................................................................................................26
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
v
1 BAB I
REKAM MEDIS
1
2
1.2. Rumusan
Data untuk pasien gawat darurat yang harus dimasukkan dalam rekam
medis sekurang-kurangnya antara lain: identitas Pasien , kondisi saat pasien tiba
di sarana pelayanan kesehatan, identitas pengantar pasien, tanggal dan waktu,
hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit), hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang medis, diagnosis, pengobatan dan/atau tindakan,
ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan
rencana tindak lanjut, nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan, sarana transportasi
yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan
kesehatan lain dan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Lalu untuk
data pasien dapat dilihat pada Tabel 1.3 . sedangkan untuk data pasien rawat jalan
dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan data pasien rawat inap berada di Tabel 1.2 .
Pasal 5 PERMENKES Nomor 269 tahun 2008 telah mengatur tata cara
penyelenggaraan rekam medis, seperti berikut:
1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wa jib
membuat rekam medis.
2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan
dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.
3) Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
5
4) Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan
tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberi
kan pelayanan kesehatan secara langsung.
5) Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis
dapat dilakukan pembetulan.
6) Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan
dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan
dibubuhi paraf dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
bersangkutan.
7) Dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab
atas catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis.
8) Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan rekam medis.
7
8
2.2. Rumusan
Data untuk pasien gawat darurat yang harus dimasukkan dalam rekam
medis sekurang-kurangnya antara lain: identitas Pasien , kondisi saat pasien tiba
di sarana pelayanan kesehatan, identitas pengantar pasien, tanggal dan waktu,
hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit), hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang medis, diagnosis, pengobatan dan/atau tindakan,
ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan
rencana tindak lanjut, nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan, sarana transportasi
yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan
kesehatan lain dan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
10
Pasal 5 PERMENKES Nomor 269 tahun 2008 telah mengatur tata cara
penyelenggaraan rekam medis, seperti berikut:
1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wa jib
membuat rekam medis.
2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan
dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.
3) Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
4) Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan
tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberi
kan pelayanan kesehatan secara langsung.
5) Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis
dapat dilakukan pembetulan.
6) Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan
dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan
dibubuhi paraf dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
bersangkutan.
7) Dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab
atas catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis.
8) Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan rekam medis.
segala informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan tindakan
selanjutnya dalam rangkapelayanan tindakan kepada pasien. Anggota gerak tubuh
bawah dapat dilihat pada Gambar 1.1 .
Pelaksanaan sistem pengumpulan data rekam medis dimulai pada saat pasien
diterima sampai keluar dari rumah sakit dengan segala bentuk tindakan yang
diberikan pasien. Pelaksanaan tersebut bertujuan untuk menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Tanpa adanya dukungan sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,
ketertiban administrasi akan sulit terwujud. Padahal, ketertiban administrasi
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Rekam medis memiliki beberapa tujuan di antaranya sebagai
berikut (Samil, 2001):
a) Mempunyai nilai administratif karena berisi tindakan berdasarkan wewenang
dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis.
b) Dapat digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan dan
perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
c) Adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam usaha
menegakkan hukum serta menyediakan bahan tanda bukti untuk menegakkan
keadilan.
d) Sebagai bahan untuk menetapkan biaya pelayanan di rumah sakit.
12
13
14
3.2. Rumusan
Data untuk pasien gawat darurat yang harus dimasukkan dalam rekam
medis sekurang-kurangnya antara lain: identitas Pasien , kondisi saat pasien tiba
di sarana pelayanan kesehatan, identitas pengantar pasien, tanggal dan waktu,
hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit), hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang medis, diagnosis, pengobatan dan/atau tindakan,
ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan
rencana tindak lanjut, nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan, sarana transportasi
yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan
kesehatan lain dan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
16
Pasal 5 PERMENKES Nomor 269 tahun 2008 telah mengatur tata cara
penyelenggaraan rekam medis, seperti berikut:
1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis.
2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan
dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.
3) Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
4) Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan
tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberi
kan pelayanan kesehatan secara langsung.
5) Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis
dapat dilakukan pembetulan.
6) Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan
dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan
dibubuhi paraf dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
bersangkutan.
7) Dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab
atas catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis.
8) Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan rekam medis.
segala informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan tindakan
selanjutnya dalam rangkapelayanan tindakan kepada pasien. Anggota gerak atas
dapat dilihat pada Gambar 2.2
Pelaksanaan sistem pengumpulan data rekam medis dimulai pada saat pasien
diterima sampai keluar dari rumah sakit dengan segala bentuk tindakan yang
diberikan pasien. Pelaksanaan tersebut bertujuan untuk menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Tanpa adanya dukungan sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,
ketertiban administrasi akan sulit terwujud. Padahal, ketertiban administrasi
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Rekam medis memiliki beberapa tujuan di antaranya sebagai
berikut (Samil, 2001):
a) Mempunyai nilai administratif karena berisi tindakan berdasarkan wewenang
dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis.
b) Dapat digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan dan
perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
c) Adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam usaha
menegakkan hukum serta menyediakan bahan tanda bukti untuk menegakkan
keadilan.
d) Sebagai bahan untuk menetapkan biaya pelayanan di rumah sakit.
18
19
20
4.2. Rumusan
Data untuk pasien gawat darurat yang harus dimasukkan dalam rekam
medis sekurang-kurangnya antara lain: identitas Pasien , kondisi saat pasien tiba
di sarana pelayanan kesehatan, identitas pengantar pasien, tanggal dan waktu,
hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit), hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang medis, diagnosis, pengobatan dan/atau tindakan,
ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan
rencana tindak lanjut, nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan, sarana transportasi
yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan
kesehatan lain dan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
22
Pasal 5 PERMENKES Nomor 269 tahun 2008 telah mengatur tata cara
penyelenggaraan rekam medis, seperti berikut:
1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wa jib
membuat rekam medis.
2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan
dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.
3) Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
4) Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan
tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberi
kan pelayanan kesehatan secara langsung.
5) Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis
dapat dilakukan pembetulan.
6) Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan
dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan
dibubuhi paraf dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
bersangkutan.
7) Dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab
atas catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis.
8) Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan rekam medis.
segala informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan tindakan
selanjutnya dalam rangkapelayanan tindakan kepada pasien. Anggota gerak badan
atau rangka tubuh dapat dilihat pada Gambar 3.3
Pelaksanaan sistem pengumpulan data rekam medis dimulai pada saat pasien
diterima sampai keluar dari rumah sakit dengan segala bentuk tindakan yang
diberikan pasien. Pelaksanaan tersebut bertujuan untuk menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Tanpa adanya dukungan sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,
ketertiban administrasi akan sulit terwujud. Padahal, ketertiban administrasi
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Rekam medis memiliki beberapa tujuan di antaranya sebagai
berikut (Samil, 2001):
a) Mempunyai nilai administratif karena berisi tindakan berdasarkan wewenang
dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis.
b) Dapat digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan dan
perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
c) Adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam usaha
menegakkan hukum serta menyediakan bahan tanda bukti untuk menegakkan
keadilan.
d) Sebagai bahan untuk menetapkan biaya pelayanan di rumah sakit.
24
25
PUSTAKA
www.kompasiana.com/gaya-hidup
AyuliaPradaniPutri,ukesma.ukm.ugm.ac.id
26