Anda di halaman 1dari 4

PENYIMPANAN / PENANGANAN OLI BEKAS

No Dokumen:
/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016
Tanggal Terbit:

No Revisi:

Halaman:
1/1
Ditetapkan Oleh:
Direktur

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Erlinengsih, MARS


Limbah yang mengandung logam berat dari bensin atau mesin bermotor
yang dapat membahayakan kesehatan apabila masuk dan terakumulasi di
dalam tubuh.
Untuk menjamin bahwa penanganan oli bekas dikelola dengan baik untuk
menghindari terjadinya penggunaan yang menyimpang yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan yang membahayakan.
Surat Keputusan Direktur RSI Ibnu Sina Padang No 04.E/KPTS/ISPD/11/2013 Tentang Ketentuan Pelayanan Pencegahan Pengendalian
Infeksi.
1
2
3

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Oli bekas dikumpulkan pada suatu tempat dari sisa pemakaian dari
kegiatan rumah sakit, kemudian diserahkan kepada petugas yang
menangani limbah B3.
Petugas menyimpan oli bekas yang diserahkan tersebut ke tempat
yang telah disediakan dan dicatat dalam Loog Book oli bekas.
Dalam jumlah tertentu oli bekas tersebut dijual oleh petugas kepada
pihak pembeli yang telah memiliki izin dari Kementerian Lingkungan
Hidup dengan memberikan bukti penerimaan Dokumen Limbah B 3
( Hazardous Waste Manifest ) untuk diproses selanjutnya sesuai
dengan peraturan Pemerntah RI atau peraturan Internasional.
Dari pihak Rumah Sakit membuat laporan Neraca Limbah Bahan
Berbahaya dan beracun dengan melampirkan Dokumen Limbah B 3
ke Bapedalda Provinsi, Bapedalda Kota dan Kementerian Lingkungan
Hidup di Jakarta.
Berita acara penyerahan dicatat pada Loog Book oli bekas pada kolom
pengeluaran dan sisanya tanggal berapa dan setiap akhir bulan kartu
tersebut di tutup dan ditanda tangani oleh petugas Limbah B3,
sekaligus melakukan evaluasi masa simpan oli bekas yang berada di
TPS B3 dengan batas maksimum masa simpan 90 hari tidak boleh
lebih.

Unit Kesehatan Lingkungan

PENYIMPANAN / PENANGANAN BATERAI BEKAS


No Dokumen:
/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016

No Revisi:

Halaman:
1/1

Tanggal Terbit:

Ditetapkan Oleh:
Direktur

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

dr. Erlinengsih, MARS


Limbah yang mengandung komponen karbon dan elektrolit yang akan
berdampak negatif jika tidak dikelola dengan baik.
Untuk menjamin bahwa penanganan baterai bekas dikelola dengan baik
untuk menghindari terjadinya penggunaan yang menyimpang yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan yang membahayakan.
Surat Keputusan Direktur RSI Ibnu Sina Padang No 04.E/KPTS/ISPD/11/2013 Tentang Ketentuan Pelayanan Pencegahan Pengendalian
Infeksi.
1. Baterai bekas dikumpulkan pada suatu tempat dari sisa pemakaian
dari kegiatan rumah sakit, kemudian diserahkan kepada petugas yang
menangani limbah B3.
2. Petugas menyimpan baterai bekas yang diserahkan tersebut ke tempat
yang telah disediakan dan dicatat dalam Loog Book baterai bekas.
3. Dalam jumlah tertentu baterai bekas tersebut dijual oleh petugas
kepada pihak pembeli yang telah memiliki izin dari Kementerian
Lingkungan Hidup dengan memberikan bukti penerimaan Dokumen
Limbah B3 ( Hazardous Waste Manifest ) untuk diproses selanjutnya
sesuai dengan peraturan Pemerntah RI atau peraturan Internasional.
4. Dari pihak Rumah Sakit membuat laporan Neraca Limbah Bahan
Berbahaya dan beracun dengan melampirkan Dokumen Limbah B 3
ke Bapedalda Provinsi, Bapedalda Kota dan Kementerian Lingkungan
Hidup di Jakarta.
5. Berita acara penyerahan dicatat pada Loog Book baterai bekas pada
kolom pengeluaran dan sisanya tanggal berapa dan setiap akhir bulan
kartu tersebut di tutup dan ditanda tangani oleh petugas Limbah B3,
sekaligus melakukan evaluasi masa simpan baterai bekas yang berada
di TPS B3 dengan batas maksimum masa simpan 90 hari tidak boleh
lebih.
Unit Kesehatan Lingkungan

PENANGANAN LIMBAH RADIOAKTIF

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No. Dokumen:
No. Revisi
Halaman
PENYIMPANAN / PENANGANAN LAMPU TL 1/1
/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016
No Dokumen:
No Revisi:
Halaman:
/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016
1/1
Tanggal Terbit:
Ditetapkan Oleh:
Direktur
dr. Erlinengsih, MARS
Limbah berbahaya yang mengandung senyawa mercury (Hg) yang
sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia dan lingkungan
sekitar.
Untuk menjamin bahwa penanganan lampu TL dengan baik untuk
menghindari terjadinya penggunaan yang menyimpang yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan yang membahayakan.
Surat Keputusan Direktur RSI Ibnu Sina Padang No 04.E/KPTS/ISPD/11/2013 Tentang Ketentuan Pelayanan Pencegahan Pengendalian
Infeksi.
1. Lampu TL dikumpulkan pada suatu tempat dari sisa
pemakaian dari kegiatan rumah sakit, kemudian diserahkan
kepada petugas yang menangani limbah B3.
2. Petugas menyimpan lampu TL yang telah diserahkan ke
tempat yang telah disediakan dan dicatat dalam Loog Book
lampu TL.
3. Dalam jumlah tertentu lampu TL tersebut dijual oleh petugas
kepada pihak pembeli yang telah memiliki izin dari
Kementerian Lingkungan Hidup dengan memberikan bukti
penerimaan Dokumen Limbah B3 ( Hazardous Waste
Manifest ) untuk diproses selanjutnya sesuai dengan
peraturan Pemerntah RI atau peraturan Internasional.
4. Dari pihak Rumah Sakit membuat laporan Neraca Limbah
Bahan Berbahaya dan beracun dengan melampirkan
Dokumen Limbah B 3 ke Bapedalda Provinsi, Bapedalda
Kota dan Kementerian Lingkungan Hidup di Jakarta.
5. Berita acara penyerahan dicatat pada Loog Book lampu TL
pada kolom pengeluaran dan sisanya tanggal berapa dan
setiap akhir bulan kartu tersebut di tutup dan ditanda tangani
oleh petugas Limbah B3, sekaligus melakukan evaluasi masa
simpan lampu TL yang berada di TPS B3 dengan batas
maksimum masa simpan 90 hari tidak boleh lebih.
Unit Kesehatan Lingkungan

Tanggal Terbit:
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan Oleh
Direktur,

dr. Erlinengsih, MARS


PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Limbah yang bersumber dari hasil kegiatan radiologi yang akan di


kelola secara benar sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.
Agar terciptanya hasil dari limbah radiologi yang memenuhi standar.
Surat Keputusan Direktur RSI Ibnu Sina PadangNo 04.E/KPTS/ISPD/11/2013 Tentang Ketentuan Pelayanan Pencegahan Pengendalian
Infeksi.
1. Limbah radiologi pertama tama di pilah berdasarkan
ketersediaan pilihan cara pengolahan, pengkondisian,
penyimpanan, dan pembuangan
2. Setelah pemilahan setiap kategori harus disimpan terpisah dalam
container
3. Catat informasi pada setiap container limbah
- Identifikasi
- Symbol radioaktif ketika sedang di gunakan
- Sesuai dengan kandungan limbah
- Dapat diisi dan dikosongkan dengan aman
- Kuat dan saniter
4. Kemudian bungkus dengan kantong transparan yang ditutup
dengan isolasi plastic
5. Kemudian baru di kirim ke pihak ke 3
Unit radiology
Unit Kesling

Anda mungkin juga menyukai