Anda di halaman 1dari 78

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

(PPA)

Standar Dan Sertifikasi Kompetensi

➢Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah


➢Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia


Nomor P.5/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2018

Disampaikan Oleh:
Anjarwati, S.Si., M. Env
NAMA : ANJARWATI, S.Si., M. Env
TTL : Tulungagung/19 Agustus 1975
Email : anjarbapedal@gmail.com
HP : 081 330 370 320
S-1 : Jurusan KIMIA FMIPA ITS Surabaya
S-2 : Master of Environment, Griffith University, Australia

Kantor : Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur, Jl. Wisata Menanggal 38 Sby
Training :
- Domestic Waste Water Treatment Techniques, Japan (2008)
- Diklat PPLH, Pengelolaan Limbah B3, Pengendalian Pencemaran Udara, Pemantauan Kualitas Air, Pengujian Kualitas
Air, Pengujian Kualitas Udara, Teknik Sampling Kualitas Air, ISO 17025, ISO 14001:2004, Audit Lingkungan, LCA, AMDAL
A, Project Cycle Management, dll
Lain Lain:
- Anggota Tim Peneliti DIM_SUM (Decision Making Process for Sustainable Management of Water) project , dibawah koordinasi BOKU
University Austria, dan European Communities-EU (2006-2010).
- President ISAGU (Indonesian Student Association of Griffith University) 2013-2014
- Pengajar Program S-2 Teknik Lingkungan di ITATS Surabaya 2016-2018, Auditor Laboratorium Lingkungan, Pengawas Lingkungan
Hidup,
- Analis Lingkungan Hidup, Narasumber bidang lingkungan hidup, Auditor PROPER (Program Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup) (Saat ini), Assesor Uji Kompetensi PPA, PPU, PLB3 (Saat Ini)

Menuju Uji Kompetensi 2020


1. Dasar Hukum Out Line
2. Pengantar Pemenuhan Persyaratan Kompetensi Sesuai SKKNI
3. Pengenalan UU PPLH
4. Penjelasan Unit Kompetensi SKKNI Ke-:
1) Mengidentifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah
2) Menentukan Karakteristik Sumber Pencemaran Air Limbah
3) Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah Biru: POPAL
4) Menentukan peralatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Hitam: PPPA
5) Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah Merah: POPAL & PPPA
6) Melakukan Perawatan IPAL
7) Melaksanakan Daur Ulang Olahan Air Limbah
8) Menyusun Rencana Pemantauan Kualitas Air Limbah
9) Melaksanakan Pemantauan Kualitas Air Limbah
10) Mengidentifikasi Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah
11) Melakukan Tindakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Bahaya dalam Pengolahan
Air Limbah

5. Pengenalan kriteria PROPER dalam pelaksanaan PPA


6. Dampak Buruk Air Limbah Terhadap Lingkungan
7. Tips dan Trik lulus sertifikasi BNSP
8. Latihan Wawancara Uji Kompetensi
Pengantar Pemenuhan Persyaratan Kompetensi Sesuai SKKNI
Unit Kompetensi (SKKNI)

Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik


Indonesia Nomor P.5/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2018 Tentang Standar Dan
Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air
Limbah dan Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air

Unit kompetensi diadopsi dari Standar Kompetensi Kerja Nasional


Indonesia (SKKNI) yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 187 Tahun 2016 tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang, Pembuangan dan
Pembersihan Limbah dan Sampah Bidang Pengelolaan Limbah Industri.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Rumusan kemampuan kerja
yang mencakup aspek
Standar
pengetahuan, keterampilan
Kompetensi
dan/atau keahlian serta sikap
Kerja kerja yang relevan dengan
Nasional pelaksanaan tugas dan syarat
Indonesia jabatan yang ditetapkan sesuai
(SKKNI) dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Uji Kompetensi

adalah proses penilaian


baik teknis maupun non
teknis melalui
pengumpulan bukti yang
relevan untuk menentukan
seseorang kompeten atau
belum kompeten pada
suatu unit kompetensi atau
kualifikasi tertentu.
Proses pemberian sertifikat kompetensi
Sertifikasi yang dilakukan secara sistematis dan objektif
melalui uji kompetensi sesuai SKKNI, Standar
Kompetensi Internasional dan/atau Standar Kompetensi Kerja
Kerja Khusus
Badan Nasional Lembaga independen yang bertugas
Sertifikasi Profesi melaksanakan sertifikasi kompetensi yang
dibentuk dengan Peraturan Pemerintah
(BNSP)
Lembaga pelaksana kegiatan
sertifikasi kompetensi kerja yang
Lembaga mendapatkan lisensi dari BNSP
Sertifikasi untuk melaksanakan uji kompetensi
Profesi (LSP) dan menerbitkan sertifikat
kompetensi
PPPA
Penanggung Jawab Pengendalian
Pencemaran Air

Personil yang memiliki kewenangan dan


tanggung jawab internal terhadap
pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air yang disebabkan oleh usaha
dan/atau kegiatan, dengan garis besar
pekerjaan melakukan penilaian potensi
pencemaran air dari seluruh kegiatan
produksi, menyusun strategi, program dan
sasaran dari berbagai kegiatan pengendalian
pencemaran air, serta mengkoordinasi dan
mengawasi kelangsungan kegiatan yang
berkaitan dengan pengendalian pencemaran
air
POPAL

Penanggung Jawab Operasional


Pengolahan Air Limbah
adalah personil yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab
terhadap penyusunan rencana,
pengoperasian dan
pengoptimalisasian pengoperasian
instalasi air limbah, perawatan instalasi
air limbah, serta melaksanakan
tanggap darurat dalam pengoperasian
instalasi air limbah
.
PERLINDUNGAN

PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
UU 32/2009

HIDUP
DAN
• Pasal 20 Ayat (3)
• Setiap orang diperbolehkan untuk
membuang limbah ke media
lingkungan hidup dengan persyaratan:
• memenuhi baku mutu lingkungan
hidup
• mendapat izin dari POPAL dan PPPA memiliki fungsi
Menteri,Gubernur, atau strategis dalam mendukung
bupati/walikota sesuai dengan perusahaan agar selalu memenuhi
kewenangannya
baku mutu air dan pemenuhan
kewajiban dalam Persetujuan
Lingkungan dan SLO
Baku Mutu Air:
✓ baku mutu air;
✓ baku mutu air limbah;
✓ baku mutu air laut;
JENIS
IZIN PPA (ext)
1. Izin pembuangan air limbah ke sumber air
2. Izin pembuangan air limbah ke laut
3. Izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi lahan industri kelapa
sawit
4. Izin injeksi air limbah ke formasi untuk industri migas
5. Izin Pembuangan/pemanfaatan air limbah domestik

CATATAN :
IZIN PPLH akan di Integrasikan dengan perizinan berusaha setelah
mendapat Persetujuan Teknik dan SLO
Kompetensi Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air
KODE UNIT
NO KOMPETENSI JUDUL UNIT KOMPETENSI
1. E.370000.001.01 Mengidentifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah
2. E.370000.002.01 Menentukan Karakteristik Sumber Pencemaran Air Limbah
3. E.370000.003.01 Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah
4. E.370000.006.01 Menentukan peralatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
5. E.370000.007.01 Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah
6. E.370000.008.01 Melaksanakan Daur Ulang Olahan Air Limbah
7. E.370000.010.01 Menyusun Rencana Pemantauan Kualitas Air Limbah
8. E.370000.011.01 Melaksanakan Pemantauan Kualitas Air Limbah
9. E.370000.012.01 Mengidentifikasi Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah
Melakukan Tindakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Bahaya
10. E.370000.013.01
dalam Pengolahan Air Limbah
Kompetensi Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah

N KODE UNIT
JUDUL UNIT KOMPETENSI
O KOMPETENSI
1. E.370000.007.01 Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air imbah (IPAL)
2. E.370000.003.01 Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah
Melakukan Perawatan Instalasi Pengolahan Air Limbah
3. E.370000.009.01
(IPAL)
4. E.370000.012.01 Mengidentifikasi Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah
Melakukan Tindakan Keselamatan Dan Kesehatan
5. E.370000.013.01 Kerja (K3) Terhadap Bahaya Dalam Pengolahan Air
Limbah
Persyaratan Mengikuti Uji Kompetensi
1. Tingkat pendidikan paling rendah:
➢ S-2 (Strata-Dua);
➢ S-1 (Strata-Satu) Rumpun Ilmu Lingkungan, dengan pengalaman
kerja paling sedikit 2 (dua) tahun di bidang pengendalian
pencemaran air;
➢ S-1 (Strata-Satu) selain Rumpun Ilmu Lingkungan, dengan
pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun di bidang pengendalian
pencemaran air;
➢ D-3 (Diploma-Tiga) Rumpun Ilmu Lingkungan, dengan pengalaman
kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun di bidang pengendalian pencemaran

PPPA air;
➢ D-3 (Diploma-Tiga) selain Rumpun Ilmu Lingkungan, dengan
pengalaman kerja paling sedikit 5 (lima) tahun di bidang
pengendalian pencemaran air; atau
➢ Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
dengan pengalaman kerja paling sedikit 7 (tujuh) tahun di bidang
pengendalian pencemaran air.
2. Mendapatkan rekomendasi dari pimpinan usaha dan/atau kegiatan;
3. Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan dan
tulisan; dan
4. Memenuhi kompetensi sebagaimana yang dipersyaratkan dalam standar
kompetensi
1. Tingkat pendidikan paling rendah:
➢D-3 (Diploma-Tiga) Rumpun Ilmu Lingkungan, dengan
pengalaman kerja paling sedikit 1 (satu) tahun di bidang
operasional pengolahan air limbah;
➢D-3 (Diploma-Tiga) selain Rumpun Ilmu Lingkungan,
dengan pengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun di
bidang
operasional pengolahan air limbah; atau
➢Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah
POPAL Kejuruan (SMK) dengan pengalaman kerja paling sedikit 4
(empat) tahun di bidang operasional pengolahan air
limbah.
2. Mendapatkan rekomendasi dari pimpinan usaha dan/atau
kegiatan;
3. Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar secara
lisan dan tulisan; dan
4. Memenuhi kompetensi sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam standar kompetensi
Apa saja yang harus dipersiapkan?
Langkah – Langkah Persiapan Uji
Kompetensi

Pastikan Saudara Memenuhi Persyaratan

Kumpulkan bukti pemenuhan persyaratan


kompetensi yang diperlukan

Belajar mandiri atau mengikuti pelatihan persiapan


uji Kompetensi

Susun Laporan Kerja terkait skema kompetensi


yang dipilih

Membangun kepercayaan diri dalam menghadapi


uji kompetensi
Bagaimana Bentuk Ujiannya?

Verifikasi
Tes Tulis Portofolio / Wawancara
Observasi
Kapan Batas Waktunya?

Kapan Paling
Lambat
Harus
Memiliki
Sertifikat
Kompetensi?
Tips dan Trik lulus sertifikasi BNSP
1) Percaya diri, beri impresi kepada asesor bahwa Saudara memang berkompeten di bidang operasional
pengelolaan Air limbah dan sehari-hari bekerja dibidang ini.
2) Berikan laporan kerja yang baik pada saat pemberkasan (Contoh swapantau, Neraca Air, LHU,
pelaporan 3 bulanan, dll)
3) Kerjakan test tertulis dengan baik, gunakan bahasa sendiri (jangan copas), usahakan mengingat semua
soal yang ditanyakan, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagian besar akan ditanyakan kembali
pada saat test wawancara
4) Jika mengalami kesulitan dalam menjawab tes tertulis, setelah selesai mengerjakan, usahakan bertanya
kepada trainer atau rekan kerja sebagai bahan dalam memberikan jawaban pada saat wawancara.
5) Pada saat wawancara, jika tidak memahami pertanyaan yang diberikan oleh asesor, jangan sungkan
untuk menanyakan kembali.
6) Kondisikan SOP (Standard Operasional Prosedur) Pengelolaan Air Limbah
(SOP Pemeliharaan, SOP Perawatan, SOP Pengambilan Sampel, SOP K3,
Penyimpanan, tanggap darurat dll) telah Saudara baca dan pahami dengan
baik sebagai bahan dalam menjawab pertanyaan dari asesor.
7) Pahami resiko/potensi bahaya ditempat kerja (IPAL) dan Tindakan K3 yang
diperlukan.
8) Usahakan hafal Kapasitas, debit, Parameter pengujian, Alur Proses Produksi,
Diagram Alir IPAL yang dimiliki perusahan dan yang tertera dalam izin / dokling
DASAR HUKUM
Peraturan Perundang-undangan
di Bidang Pengendalian Pencemaran Air

• UU No.32 Tahun 2009 ttg Perlindungan dan Pengelolaan LH


• UU No. 11 Tahun 2020 ttg Cipta Kerja
• PP No.82 Tahun 2001 ttg Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
• PP No.22 Tahun 2021 ttg Perlindungan dan Pengelolaan LH
• Permen LH No.01 Tahun 2010 ttg Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air
• PermenLH No.28 Tahun 2003 Ped. Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari
Industri Minyak Sawit pd Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
• PermenLH No.29 Tahun 2003 ttg Pedoman Syarat dan Tatacara Perizinan Pemanfaatan
Air Limbah Minyak Kelapa Sawit pd Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
• PermenLH No.13 Thn 2007 ttg Persy.&Tatacara Peng.Air Limbah Keg.Hulu
Migas&Panas Bumi dg Cara Injeksi.
Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pengendalian Pencemaran Air (Lanjutan)

• KepmenLH No.113 Tahun 2003 ttg BM Air Limbah Keg. Pertambangan Batubara
• KepmenLH No.202 Tahun 2004 ttg BM Air Limbah Keg.Pertambangan Emas &Tembaga.
• KepmenLH No.04 Tahun 2006 ttg BM Air Limbah Keg.Pertambangan Bijih Timah.
• KepmenLH No.09 Tahun 2006 ttg BM Air Limbah Keg.Pertambangan Bijih Nikel.
• PermenLH No.08 Tahun 2009 ttg BM Air Limbah Keg.Pembangkit Listrik Tenaga Thermal.
• PermenLH No.21 Tahun 2009 ttg BM Air Limbah Keg. Pertambangan Bijih Besi.
• PermenLH No.34 Tahun 2009 ttg BM Air Limbah Keg.Pertambangan Bijih Bauksit.
• PermenLH No. 19 Tahun 2010 ttg BM Air Limbah Keg.Migas serta Panas Bumi
• PermenLH No.02 Tahun 2011 ttg BM Air Limbah Keg.Gas Methan Batubara.
• PermenLH No.05 Tahun 2014 ttg BM Air Limbah Keg.Industri.
• PermenLHK No.P.68/MenLHK/Setjen/Kum.1/8/2016 ttg BM Air Limbah Keg. Domestik
• PermenLHK No.P.59/MenLHK/Setjen/Kum.1/8/2016 ttg BM Air Lindi Keg.TPA Sampah
• PermenLHK No.93/MenLHK/Setjen/Kum.1/8/2018 ttg pemantauan kualitas air limbah secara terus
menerus dan dalam jaringan bagi usaha dan/atau kegiatan .
• PermenLHK No.P.5/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2018 Standard dan
Sertifikasi Kompetensi PJ Operasional Pengolahan air limbah dan
PJ Pengendalian Pencemaran Air.
Pengenalan UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH)
UU 32/2009 PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 65 (1)
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia.

VS
Pasal 67

Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi


lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup.

31
Prinsip Dasar Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Menjaga lingkungan hidup (Udara, Air, Lahan dan Laut) tetap
dalam kondisi baik dan sehat untuk aktivitas kehidupan
seluruh warga negara;
Pasal 28 H ayat 1 UUD 1945: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”

2. Memastikan segala kegiatan perekonomian (seperti


Pertanian, Perkebunan, Hutan Tanaman Industri &
Pertambangan) dilakukan secara berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
Pasal 33 ayat 4 UUD 1945: “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
Pasal 20 Ayat (3)
Setiap orang diperbolehkan
UU 32/2009 untuk membuang limbah ke
PERLINDUNGAN media lingkungan hidup dengan
DAN persyaratan:
PENGELOLAAN a. memenuhi baku mutu
LINGKUNGAN lingkungan hidup
HIDUP b. mendapat persetujuan dari
Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah
UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja:

memperpendek birokrasi perizinan memperkuat penegakan hukum

Dalam UU 32/2009 ada 4 Menjadi 3 tahapan : Jika ada pelangaran,


tahapan : 1. Proses Dokumen yang akan terkena Jika ada pelanggaran,
1. Proses Dokumen adalah Izin yang akan terkena
lingkungan (Amdal,
Lingkungan. Selama konsekuensi adalah Izin
lingkungan (Amdal, UKL/UPL) Izin Usaha tdk menjadi utamanya yaitu
UKL/UPL) menjadi 2. Persetujuan dicabut, maka Perizinan Berusaha
2. Persetujuan Lingkungan kegiatan dapat tetap
Lingkungan 3. Perizinan Berusaha berjalan
3. Izin Lingkungan
4. Izin Usaha

MELINDUNGI KUALITAS LINGKUNGAN DAN MEMPERMUDAH KEGIATAN BERUSAHA


PP 5/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
dan PP 22/2021 tentang Penyelenggaraan dan Perlindungan Lingkungan Hidup

RENDAH

MENENGAH RENDAH Non KBLI untuk PengajuanPerizinan


PERIZINAN penghasil LB3 Berusaha
BERUSAHA
BERBASIS SYARAT :
RESIKO MENENGAH TINGGI ✓ Persetujuan Lingkungan (PL) *
✓ Surat Persetujuan Operasional (SLO) *
KBLI ✓ Standart Teknis (sesuai kegiatannya)
TINGGI PENGELOLA
LB3 (jasa)

✓ Pengumpulan Diatur dalam PP 22 / 2021


✓ Pemanfaatan
✓ Pengolahan
✓ Penimbunan

Diatur dalam PP 5 / 2021


Perizinan Berusaha
Pasal 1 dan 37 UU CK
Kondisi Eksisting

Izin Lingkungan “Pelaku Usaha tidak perlu


mengurus banyak Perizinan, Cukup mengurus
Perizinan Berusaha
Izin Mendirikan
Bangunan

Izin Usaha Persyaratan dan kewajiban


Aspek Lingkungan
Perizinan
Berusaha
“Diintegrasikan”
Izin PPLH

Andalalin
“Semangat UU Cipta Kerja adalah
Penyederhanaan Regulasi Perizinan”
Izin Lokasi

“Izin Lingkungan tidak dihilangkan namun tujuan dan fungsinya diintegrasikan ke dalam
Perizinan Berusaha” 36
UU 32/2009 PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 65 (1)
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia.

VS
Pasal 67

Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi


lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup.

37
Pasal 20 Ayat (3)
Setiap orang diperbolehkan
untuk membuang limbah ke
UU 32/2009 media lingkungan hidup dengan
PERLINDUNGAN persyaratan:
DAN a. memenuhi baku mutu
PENGELOLAAN lingkungan hidup
LINGKUNGAN b. mendapat izin dari
HIDUP Menteri,Gubernur, atau
bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya
Baku mutu ✓ baku mutu air;
lingkungan ✓ baku mutu air limbah;
hidup ✓ baku mutu air laut;
meliputi: ✓ baku mutu udara ambien;
✓ baku mutu emisi;
✓ baku mutu gangguan; dan
✓ baku mutu lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH No. 22 TAHUN 2021


tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (P3LH)

Bab III
Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air (PPMA)

Luckmi Purwandari
Direktur Pengendalian Pencemaran Air

Direktorat Pengendalian Pencemaran Air


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan

Jakarta, 14 Maret 2021


Struktur dan Sistematika Pengaturan dalam PP 22/2021 tentang P3LH

Bab III Bab IV


Bab II
Bab I Perlindungan dan Perlindungan dan
Persetujuan Lingkungan
Ketentuan Umum Pengelolaan Mutu Pengelolaan Mutu
(11 Bagian)
(Psl. 1 - 2) Air Udara
(Psl. 3 - 106)
(Psl.107 - 162) (Psl.163 - 219)

Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII


Perlindungan dan Pengendalian Pengelolaan Limbah Dana Penjaminan
Pengelolaan Mutu Kerusakan B3 & Limbah nonB3 utk Pemulihan LH
Laut Lingkungan Hidup
(Psl. 274 - 470) (Psl. 471 - 479)
(Psl. 220 - 271) (Psl. 272 - 273)

Bab IX Bab X Bab XI


Bab XII
Sistem Informasi Pembinaan dan Pengenaan Sanksi
Lingkungan Hidup Pengawasan Administrasi Ketentuan Peralihan
(Psl. 480 - 489) (Psl. 527)
(Psl. 490 - 504) (Psl. 505 - 526)

Bab XIII
Ketentuan Penutup
(Psl. 528 - 534)
Pendekatan Penyusunan PP 22/2021 tentang P3LH
1. Menyusun ketentuan baru dan mencabut PP yang lama
Bab II (PP. 27/2012); Bab III (PP. 82/2001); Bab IV (PP.
41/1999); Bab V (PP. 19/1999); dan Bab VII (PP. 101/2014);

2. Perubahan Pasal dalam batang tubuh PP eksisting dan


menyusun Ketentuan baru yang belum diatur
Bab VIII (PP.46/2017)

3. Menyusun ketentuan baru yang sebelumnya diatur dalam


Permen
Bab X (Pembinaan dan Pengawasan), dan Bab XI
(Pengenaan Sanksi Administrasi);
42
Perbedaan Filosofis Mendasar
PP 82/2001 dengan PP 22/2021 Bab III Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air
No PP 82/2001 PP22/2021 Bab III
1. Judul “Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air”
“Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air”
2. Kewenangan berdasarkan administrasi Kewenangan berdasarkan:
- DAS
- Cekungan Air Tanah

3. Tidak mengatur inventarisasi dan mengatur inventarisasi badan air: terdiri dari
identifikasi badan air identifikasi dan karakterisasi badan air,
mencakup air permukaan dan air tanah
4. Menggunakan istilah sumber air Istilah sumber air diganti menjadi Badan Air

Sumber air yang diatur lebih ke air Mengatur seluruh badan air
permukaan
Perbedaan Filosofis Mendasar
PP 82/2001 dengan PP 22/2021 Bab III Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air
No PP 82/2001 PP22/2021 Bab III
5. Inventarisasi & identifikasi sumber Inventarisasi & identifikasi sumber pencemar air: sumber titik
pencemar air hanya sumber titik dan nirtitik
6. Pemantauan kualitas air hanya manual Pemantauan kualitas air: Manual & Otomatis
7. Izin PPLH belum terintegrasi dengan Izin Lingkungan diganti menjadi Persetujuan Lingkungan.
Izin Lingkungan Izin PPLH diganti menjadi Persetujuan Teknis dan sebagai
syarat dalam permohonan Persetujuan Lingkungan.
Persetujuan Lingkungan menjadi prasyarat dan termuat
dalam Perizinan Berusaha.
8. Belum mengatur Instrumen Ekonomi mengatur Instrumen Ekonomi untuk PPA
untuk PPA
9. Peran masyarakat belum optimal Memperkuat peran masyarakat, dimana masyarakat sebagai
“subject”
10. Baku Mutu Air tidak ada parameter Baku Mutu Air ada parameter sampah dan terdapat beberapa
sampah parameter berubah nilai kadarnya
Lingkup Bahasan Bab III PPMA
Bagian Kesatu: Ketentuan Umum, pasal 107
Bagian Kedua: Perencanaan, pasal 108
▪ Paragraf 1: Inventarisasi Badan Air, pasal 109-112
▪ Paragraf 2: Penyusunan dan Penetapan BMA, pasal 113-115
▪ Paragraf 3: Perhitungan dan Penetapan Alokasi beban Pencemar Air, pasal 116
▪ Paragraf 4: Penyusunan dan Penetapan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air, pasal 117-124
Bagian Ketiga: Pemanfaatan, pasal 125-126
Bagian Keempat: Pengendalian
▪ Paragraf 1: Umum, pasal 127
▪ Paragraf 2: Pencegahan Pencemaran Air, pasal 128-150
▪ Paragraf 3: Penanggulangan, pasal 151-152
▪ Paragraf 4: Pemulihan Mutu Air, pasal 153-155
Bagian Kelima: Pemeliharaan, pasal 156
Bagian Keenam: Hak, Kewajiban, dan Larangan, pasal 157-159
Bagian Ketujuh: Peran Serta Masyarakat, pasal 160-161
Ketentuan lebih lanjut, pasal 162
Lampiran VI Baku Mutu Air
KEWENANGAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN MUTU AIR

BUPATI/
KEGIATAN GUBERNUR MENTERI
WALIKOTA
Inventarisasi Badan Air 

Penyusunan dan penetapan Baku Mutu Air berdasar kewenangan DAS   


& CAT
Pemantauan mutu air (baseline dan rutin): otomatis dan manual   
berdasar kewenangan DAS dan CAT
Penetapan Status Mutu Air dan Mutu Air Sasaran berdasar
kewenangan DAS dan CAT   

Perhitungan dan penetapan alokasi beban pencemar air berdasar


kewenangan DAS dan CAT
Penyusunan dan penetapan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan   
Mutu Air berdasar kewenangan DAS dan CAT

Penyediaan sarana prasarana   


Pemetaan Daftar Permen sebagai Turunan PP No. 22 Tahun 2021 untuk PPMA (Pasal 162)
Amanat Pasal 162, Ketentuan Lebih Lanjut: No Peraturan menteri Judul Permen

a. tata cara inventarisasi, penyusunan dan penetapan 1 Tata cara inventarisasi, penyusunan dan penetapan Baku Tata Kelola
Baku Mutu Air, perhitungan dan penetapan alokasi Mutu Air, dan perhitungan dan penetapan alokasi beban Pengendalian
pencemar Air Pencemaran Air
beban pencemar air, tata cara pemantauan Mutu Air,
perhitungan status Mutu Air, penetapan Mutu Air Tata cara pemantauan Mutu Air, perhitungan status Mutu Air,
penetapan Mutu Air Sasaran
sasaran, dan penyusunan, penetapan, dan
perubahan rencana Perlindungan dan Pengelolaan Tata cara penanggulangan dan pemulihan pencemaran Air
Mutu Air Tata cara penyusunan, penetapan, dan perubahan rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air
b. penyediaan sarana dan prasarana, tata cara Penyediaan sarana dan prasarana
pembuangan dan pemanfaatan air limbah, Baku
Mutu Air Limbah, penetapan standar teknologi, tata Tata cara pelaksanaan kemitraan
cara penyusunan dan penetapan Persetujuan teknis 2 Baku Mutu Air Limbah Baku Mutu Air
pemenuhan Baku Mutu Air Limbah dan SLO, Limbah
Tata cara pembuangan dan/atau pemanfaatan Air Limbah
persyaratan pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
Usaha dan/atau Kegiatan wajib SPPL, standar Tata cara pemantauan mutu Air limbah dan pelaporan
kompetensi pengendalian Pencemaran Air, Tata cara penanggulangan pencemaran air untuk industri
pemantauan mutu Air Limbah, tata cara pelaporan, 3 Penetapan standar teknologi Standar Teknologi
sistem informasi dan tata cara perdagangan alokasi Tnstalasi
beban pencemar air; Pengolahan Air
Limbah
c. tata cara penanggulangan Pencemaran Air; 4 Tata cara perdagangan alokasi beban pencemar Air (diatur Tata Cara
juga tentang alokasi beban pencemaran air ) Perdagangan
d. tata cara pemulihan Mutu Air: dan Alokasi Beban
e. tata cara pelaksanaan kemitraan Pencemar Air
Pasal 1 no. 32

Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air

PPMA

upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk


menjaga Mutu Air
Badan Air adalah Air yang terkumpul dalam suatu
wadah baik alami maupun buatan yang mempunyai
tabiat hidrologikal, wujud fisik, kimiawi, dan hayati

Badan Air permukaan


• Sungai
• Danau
• Rawa

pa ras a irtanah ecosystem air

airtanah tak bertekanan

• Akuifer badan air

Gambar: DanWHS, 2018

cre@ted by HS
Perlindungan &
Pengelolaan Mutu Air

DAS & Catchment area


Pendekatan PPMA CAT
Debit Keberlanjutan
(kuantitas) (kontinuitas)

Mutu
Mutu air dipengaruhi oleh: (kualitas)
- kuantitas dan kontinuitas
(Qmax, Qmin)
- Kondisi ekosistem setempat (vegetasi)
- Sumber pencemar air
(titik, nir titik)
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN MUTU AIR (PP22/2021 BAB III) Pasal 107 (3)

1 DILAKSANAKAN MELALUI:
PERENCANAAN
1. inventarisasi Badan Air: Identifikasi dan
Karakterisasi Badan Air
2 PEMANFAATAN
2. penyusunan dan penetapan Baku Mutu Air
3 PENGENDALIAN
3. perhitungan dan penetapan alokasi
beban pencemar air
4
PEMELIHARAAN
4. penyusunan dan penetapan
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Mutu Air (RPPMA)
3. PERHITUNGAN DAN PENETAPAN ALOKASI BEBAN PENCEMAR AIR

MENTERI,
GUBERNUR,
ALOKASI BEBAN PENCEMAR AIR
BUPATI/WALIKOTA

dihitung untuk mendapatkan


Sumber pencemar:
nilai beban pencemar air paling tinggi dari sumber industri;
pencemar yang diperbolehkan dibuang ke Badan Air permukaan domestik;
pertambangan;
minyak dan gas bumi;
dihitung dan ditetapkan berdasarkan: pertanian dan perkebunan;
a. hasil karakterisasi Badan Air perikanan;
peternakan
b. baku Mutu Air berdasarkan segmentasi dan zonasi
sektor lain sesuai dengan
badan air
perkembangan ilmu
pengetahuan
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN MUTU AIR pasal 125-126

1 PERENCANAAN

2 PEMANFAATAN Pemanfaatan air pada Badan Air dilakukan berdasarkan


RPPMA

3 Pemanfaatan air dapat dilakukan pada seluruh Badan


PENGENDALIAN Air sesuai dengan Baku Mutu Air atau Mutu Air sasaran

4
Badan Air dapat dimanfaatkan sebagai penerima Air
PEMELIHARAAN Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan dengan tidak
melampaui Baku Mutu Air atau Mutu Air sasaran
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN MUTU AIR

1 PERENCANAAN

2 PEMANFAATAN
konservasi Badan Air dan ekosistemnya
3 • perlindungan Badan Air dengan klasifikasi kelas satu;
PENGENDALIAN
dan/atau;
• perlindungan ekosistem di sekitar Badan Air dengan
klasifikasi kelas satu
4
PEMELIHARAAN pencadangan Badan Air dan ekosistemnya
merupakan badan air yang tidak dapat dimanfaatkan
dalam jangka waktu tertentu
pengendalian perubahan iklim
dilakukan melalui pengelolaan Air Limbah untuk
memitigasi pelepasan emisi gas rumah kaca
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN MUTU AIR pasal 127-155
Sumber Nirtitik melalui cara
pengelolaan terbaik
1. PENCEGAHAN
1 PERENCANAAN Untuk sumber titik:
PENCEMARAN AIR
▪ penyediaan sarana dan prasarana
Dilakukan pada sumber ▪ 5R
▪ Penetapan BMAL
pencemar nirtitik & titik
2 ▪ Persetujuan teknis utk
PEMANFAATAN pemenuhan BMAL
▪ Kompetensi personil
▪ internalisasi biaya Perlindungan
2.PENANGGULANGAN dan Pengelolaan Mutu Air
3 PENGENDALIANDilaksanakan PENCEMARAN AIR ▪ Penerapan sistem perdagangan
sesuai RPPMA alokasi beban pencemaran air

4 PEMELIHARAAN
3. PEMULIHAN MUTU pengisolasian pencemaran Air
Pembersihan unsur pencemar
AIR
Remediasi penghentian sumber cemaran Air
Rehabilitasi
cara lain sesuai dengan
Restorasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik - 5 R (Reduce, Reuse, Recylcle, Recovery, Refill)
PJ Usaha &/ Keg. wajib
Untuk PJUK wajib Amdal/UKL-UPL yang
SPPL dapat
Wajib Olah Air Limbah
menghasilkan air
Kerjasama dg:
limbah
Badan Usaha atau
pemerintah d/pemda

1 Pemanfaatan 5R 2 Pemanfaatan
1. Pengurangan (Reduce)
2. Penggunaan Kembali (Reuse)
Aplikasi ke Tanah
3. Pendauran Ulang (Recycle)
4. Perolehan Kembali (Recovery)
5. Pengisian Kembali (Refill)

3 Pembuangan
1. Badan Air Permukaan
2. Formasi Tertentu
Pasal 131
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik - Baku Mutu Air Limbah

MENTERI Menetapkan BAKU MUTU AIR LIMBAH

Bagi

Wajib untuk memenuhi


PJ usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal/UKL-UPL yang melakukan: min. salah satu:
a. Pembuangan air limbah ke badan air permukaan a. Membuat Kajian dg
b. Pembuangan dan/atau pemanfaatan air limbah ke formasi tertentu Skenario
c. Pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke tanah; dan/atau
d. Bentuk pembuangan dan/atau pemanfaatan air limbah lainnya sesuai b. Menggunakan Standar
perkembangan ilmu pengetahuan Teknis yang disediakan
Pemerintah

Berdasar Sebagai dasar


pertimbangan dlm
a. Ketersediaan teknologi pengolahan air limbah penetapan Pertek
b. Pertimbangan ekonomi pemenuhan BMAL
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik - Baku Mutu Air Limbah

MENTERI Menetapkan Standar Teknologi pengolahan air limbah


Dilakukan
dengan

a. Verifikasi teknologi; dan/atau


b. Registrasi teknologi pengolahan Air Limbah.

Wajib pilih a. menggunakan standar teknologi yang ditetapkan


PUK-AU memenuhi
salah satu b. Menentukan teknologi berdasarkan Baku Mutu Air Limbah
yang ditetapkan
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik - Baku Mutu Air
Limbah – Kajian yang Diperlukan
Pembuangan Air Limbah ke badan air Pembuangan dan/atau Pemanfaatan Air Pemanfaatan Air Limbah Untuk Aplikasi
permukaan Limbah ke Formasi Tertentu ke Tanah

1. Jenis dan kapasitas produksi 1. Surnber, volume, karakteristik air limbah yang 1. Jenis dan kapasitas produksi
2. Jenis dan jumlah bahan baku dan bahan akan diinjeksikan 2. Jenis dan jumlah bahan baku yang
penolong yang digunakan 2. Pengolahan air limbah dan/atau fasiiitas injeksi digunakan
3. Sumber, kapasitas air baku, dan neraca air 3. Daerah kajian injeksi yang menggambarkan 3. Sumber, debit, volume, dan karakteristik
4. Sumber, debit, volume, dan karakteristik lokasi sumur injeksi terkait dcngan jarak air limbah yang akan dimanfaatkan
terhadap sumur penduduk, badan air terdekat, 4. Tujuan pemanfaatan air limbah
mutu air limbah
dan/atau zona konservasi air tanah 5. Lokasi, media lingkungan yang menerima
5. Perhitungan detil dan kriteria desain
4. Data sumur injeksi dan karakteristik zona target
sistem pengolahan air limbah dan lumpur airlimbah, dan jalur pemaparan air
injeksi, mencakup lapisan zona kedap dan
yang dihasilkan limbah
lapisan zona penyangga
6. Hasil pemantauan rona lingkungan awal 5. Volume/kapsitas tampung zona target injeksi 6. Analisis sistem teknologi pemanfaatan air
air permukaan dan perkiraan sebaran air iimbah di zona target limbah
7. Perhitungan baku mutu air lirnbah injeksi 7. Dosis, frekuensi, dan/atau rotasi
berdasarkan alokasi beban pencemar air 6. Uji integritas mekanik pemanfaatan air limbah
dan prediksi sebaran air limbah di air 7. Konstruksi sumur bor 8. Besaran dampak pemanlaatan air limbah
permukaan 8. Sumur pantau 9. Efisiensi penggunaan air
8. Alokasi titik penaatan, pembuangan air 9. Debit dan tekanan injeksi pada kepala sumur 10. Rencana pengelolaan air limbah dan
limbah, dan pemantauan air perrnukaan 10. Tekanan rekah maksimum di lapisan zona kedap lumpur yang dihasiikan
9. Rencana pemantauan mutu air limbah yang menyebabkan perpindahan air limbah dari 11. Rencana pemantauan air limbah dan
formasi ke sumber air minum bawah tanah mutu air
dan air permukaan
11. Rencana pemantauan kinerja injeksi air limbah 12. Sarana prasarana dan sistem
10. Sarana prasarana dan sistem
12. Sistem tanggap darurat
penanggulangan keadaan darurat penanggulangan
13. Rencana penutupan sumur injeksi yang telah
13. Keadaan darurat
selesai masa operasinya
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik - Baku Mutu Air Limbah – Kajian pembuangan
dan atau pemanfaatan air limbah – Skenario dampak

Fungsi ekologis di sekitar usaha dan/atau kegiatan;

Alokasi beban pencemar air; dan/atau

Penyusunan Skenario dampak Teknologi yang akan digunakan pada rencana usaha
dan/atau kegiatan.

Pengecualian dan Penyelesaian

a. Alokasi Beban Pencemar Belum Ditetapkan Perhitungan BMAL menggunakan Prediksi sebaran air limbah berdasar mutu air

b. Perhitungan BMAL lebih Longgar dari yang Pejabat pemberi Persetujuan Teknis wajib menentukan Baku Mutu Air Limbah
ditetapkan Menteri sama atau lebih ketat dari baku Mutu Air Limbah yg ditetapkan Menteri

PUK-AU tidak diperbolehkan untuk melakukan pembuangan air Limbah; atau


c. Alokasi Beban Pencemar sudah Terlewati
Diwajibkan: memanfaatkan air limbah dan/atau melakukan alt. lain
u/menurunkan beban pencemaran air pd sector lain. Pejabat wajib melakukan
Evaluasi terhadap Pertek yang telah terbit.
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik –
Persetujuan Teknis untuk Pemenuhan BMAL

1. Permohonan Persetujuan Teknis 2. Pemeriksaan Kelengkapan dan 3. Penugasan:


pemenuhan BMAL diajukan kepada: Kebenaran Kajian, dilakukan dalam a) Menteri menugaskan pejabat
jangka waktu 2 (dua) hari kerja sejak yang membidangi pengendalian
permohonan diterima Pencemaran Air
a. Menteri
b)Gubernur atau Bupati/Walikota
b. Gubernur
menugaskan pejabat yang
c. Bupati/Walikota
membidangi Lingkungan Hidup
Sesuai dengan kewenangan

4. Permohonan dilengkapi dengan Kajian yang 5. Permohonan disampaikan melalui Sistem


telah disusun sebelumnya Informasi Dokumen Lingkungan
MEKANISME PERSETUJUAN TEKNIS Penapisan
▪ Penilaian substansi dapat
UNTUK PEMENUHAN BMAL melibatkan tenaga ahli PPA
Permohonan ▪ Pertek memuat:
Persetujuan 1) standar teknis Pasal
Teknis pemenuhan BMAL, 138,
10 hk 2) standar kompetensi
2 hk 143,
SDM,
Pemeriksaan N 3) SML 145
KA ANDAL administrasi
lengkap&benar?

Penilaian N
Penolaan
substansi Persetujuan Teknis

30 hk
Y

ANDAL Persetujuan UKL UPL


RKL RPL Teknis Persyaratan
Persyaratan
Pengajuan Pengajuan UKL-
ANDAL/RKL-RPL UPL

Persetujuan Lingkungan

Perizinan Berusaha

A
MEKANISME PERSETUJUAN TEKNIS
UNTUK PEMENUHAN BMAL A

Verlap

Perbaiki T
Sesuai Sesuai Pengawasan o/PPLH
T Prasarana
Pertek? T BA?
Perubahan PL sesuai BA
sarpras
? Y

SLO
Menteri, gubernur, Y
bupati/walikota Dasar untuk pengawasan

Mulai Pengawasan
Kedudukan Persetujuan Teknis (Pertek) dalam Persetujuan Lingkungan

Penilaian Administratif Penilaian Substantif

Menteri Bupati/
Gubernur
LHK Wali Kota
Internalisasi Biaya Perlindungan Dan Pengelolaan Mutu Air
Setiap Orang yang usaha dan/atau kegiatannya berpotensi mencemari Air harus melakukan
internalisasi biaya PPMA dalam biaya produksi dan/atau operasinya dinilai dalam proses
pengkajian dokumen Amdal, atau formulir UKL-UPL.
Biaya:
pencegahan pencemaran Air;
pengelolaan Air Limbah;
pemantauan air limbah dan mutu Air;
pemulihan Air pascakedaruratan dan pasca operasi;
pengembangan teknologi terbaik dalam pencegahan pencemaran Air;
penyediaan dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dalam pencegahan
pencemaran Air; dan/atau
kegiatan lain yang mendukung upaya pencegahan pencemaran Air
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan hanya
Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota dapat membuang Air Limbah ke media Air sesuai
mengembangkan dan dengan kuota beban cemaran Air yang dimilikinya
menerapkan

Sistem Perdagangan Alokasi Beban Pencemar Air

mempertimbangkan: NASIONAL MENTERI


ketersediaan alokasi beban pencemar Air berkoordinasi dengan:
di lokasi pembuangan Air Limbah; dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang sumber daya air; dan
Alokasi beban pencemar Air dari usaha menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang tata ruang
dan/atau kegiatan

PROVINSI GUBERNUR
ditetapkan berdasarkan: setelah mendapatkan rekomendasi teknis dari Menteri &
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Air berkoord. dg bupati/walikota

yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, dan KABUPATEN/KOTA BUPATI/WALI KOTA


bupati/wali kota
setelah mendapatkan rekomendasi teknis dari Menteri
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
menyebabkan pencemaran Air wajib melakukan
penanggulangan pencemaran Air
PENANGGULANGAN
PENCEMARAN AIR
Bila tidak melakukan
Pemberian informasi
dalam jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) jam
peringatan
sejak diketahuinya pencemaran
pengisolasian pencemaran Air

penghentian sumber
Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan
pencemar Air
kewenangannya menetapkan pihak ketiga untuk
cara lain sesuai dengan melakukan penanggulangan pencemaran Air atas beban
perkembangan ilmu biaya penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
pengetahuan dan teknologi
Pembinaan & Pengawasan

Menteri melakukan pembinaan kepada : PEMBINAAN dilakukan terkait :


a. gubernur;
a. Perizinan Berusaha dan Persetujuan
b. Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup; Pemerintah;
c. pejabat pengendali Dampak Lingkungan; b. Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air;
c. Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara;
d. penyuluh Lingkungan Hidup; d. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
e. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup; Laut;
e. Pengelolaan Limbah B3; dan/atau
f. lembaga sertifikasi kompetensi Amdal; f. muatan teknis lainnya sesuai dengan
g. lembaga pelatihan kompetensi Amdal; ketentuan peraturan perundangan.
h. lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen
Amdal;
i. penyusun Amdal perorangan;
j. penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan;
dan/atau
k. masyarakat.
Pengawasan
“Wajib”
PENGAWASAN
Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota wajib
melakukan pengawasan terhadap ketaatan BUPATI/
penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan atas MENTERI GUBERNUR
ketentuan yang ditetapkan dalam Perizinan WALIKOTA
Berusaha atau Persetujuan Pemerintah terkait
Persetujuan Lingkungan dan peraturan berwenang melakukan pengawasan terhadap ketaatan
perundang-undangan di bidang Perlindungan dan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Perizinan Berusaha a. Perizinan Berusaha a. Perizinan Berusaha
terkait Persetujuan terkait Persetujuan terkait Persetujuan
Lingkungan yang Lingkungan yang Lingkungan yang
Pengawasan dilakukan berdasarkan norma, diterbitkan oleh diterbitkan oleh Pem diterbitkan oleh Pem
standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan Pemerintah; atau Prov; atau Kab/Kota; atau
oleh Menteri b. Persetujuan b. Persetujuan b. Persetujuan Pemerintah
Pemerintah terkait Pemerintah terkait terkait Persetujuan
Dalam hal Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah Persetujuan Persetujuan Lingkungan yang
terkait Persetujuan Lingkungan mensyaratkan SLO dan belum Lingkungan yang diterbitkan oleh Pem
Lingkungan yang
diterbitkan, Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai
dengan kewenangannya melakukan pengawasan terhadap
diterbitkan oleh diterbitkan oleh Pem Kab/Kota.
kewajiban lainnya dalam Pemerintah. Prov.
Persetujuan Lingkungan
Pengawasan Lingkungan Hidup
dapat mendelegasikan
kewenangannya
Menteri dalam melakukan
Pengawasan pengawasan kepada
Gubernur
pejabat/instansi teknis
a Bupati/Walikota
yang bertanggung
b
(sesuai kewenangannya)
jawab di bidang
perlindungan dan
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
pengelolaan
lingkungan hidup
Tingkat
Ketaatan

• PUU Bidang PPLH


• Persetujuan
Lingkungan
c Menetapkan Pejabat
Pengawas
Lingkungan Hidup
Kewenangan
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
(Pasal 74)

❖Pemantauan
❖Meminta Keterangan
❖Membuat Catatan
❖Membuat Salinan Dokumen
❖Memasuki tempat tertentu
❖Memotret
❖Membuat rekaman audio visual
❖Mengambil sampel
❖Memeriksa peralatan
❖Memeriksa instalasi/Alat Transportasi
❖Menghentikan pelanggaran tertentu
Penegakan Hukum Lingkungan
SANKSI
PIDANA

PENYELESAIAN
DENDA UU SENGKETA LH
DI PENGADILAN /
KETERLAMBATAN
PPLH DILUAR PENGADILAN

SANKSI
ADMINISTRASI
HAK pasal 157-159 KEWAJIBAN Setiap orang wajib:
Setiap orang berhak: ❑ memelihara dan menjaga kelestarian
❑ mendapatkan informasi RPPA & pendidikan PPA dan fungsi Air;
❑ berpartisipasi dalam memantau kualitas Air ❑ melakukan pencegahan pencemaran
❑ menyampaikan pengaduan dan mengajukan keberatan atas
pencemaran Air
Air;
❑ mendapatkan perlindungan hukum dalam rangka ❑ ikut berpartisipasi dalam
memperjuangkan PPA penanggulangan dan pemulihan Air.

PERAN MASYARAKAT pasal 160-161


LARANGAN
Masyarakat berperan aktif:
❑ memantau Badan Air secara mandiri di lingkungan
Setiap orang dilarang:
masing-masing;
❑ memasukkan Air Limbah ke air tanah, mata air dan danau
❑ melakukan upaya pengurangan bahan pencemar air di
danau tertutup; lingkungan masing-masing;
❑ memasukkan sampah, limbah padat, limbah lumpur, B3 ❑ menyampaikan informasi hasil pemantauan yang benar
dan/atau LB3 ke Badan Air; dan akurat;
❑ merusak kondisi fisik dan fungsi Badan Air; ❑ menyebarluaskan gerakan pengurangan pencemar air;
❑ melakukan perbuatan yang menimbulkan pencemaran Air; ❑ melakukan kemitraan dengan para pihak dalam rangka
❑ melepaskan spesies asing, invasif, produk rekayasa genetik pengurangan pencemar air; dan/atau
❑ melakukan program ekoriparian untuk pemulihan
ke Badan Air yang bertentangan dengan Peraturan;
ekosistem Badan Air.
dan/atau Pemerintah dan Pemda: memfasilitasi terbentuknya
❑ memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan kemitraan antara masyarakat dg badan usaha dlm
informasi, merusak informasi, atau memberikan keterangan pengurangan pencemar air. Kemitraan dituangkan dlm
yang tidak benar. bentuk perjanjian.
BAKU MUTU AIR SUNGAI DAN SEJENISNYA
BAKU MUTU AIR DANAU DAN SEJENISNYA
Sistem Informasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

❑ Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota Sistem informasi pelaporan Persetujuan Lingkungan
sesuai dengan kewenangannya menyediakan Diterapkan kepada Setiap penanggungjawab Usaha dan/atau
informasi melalui Sistem Informasi Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL.
Lingkungan Hidup;

❑ Sistem Informasi Lingkungan Hidup Laporan yang disampaikan meliputi :


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) a. pengendalian Pencemaran Air;
dikembangkan terintegrasi secara elektronik b. pengendalian Pencemaran Udara;
yang terdiri atas sistem informasi : c. pengelolaan Limbah B3;
a. dokumen Lingkungan Hidup; d. pengendalian kerusakan lingkungan; dan
b. pelaporan Persetujuan Lingkungan; e. substansi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
c. status Lingkungan Hidup; perundang-undangan.
d. Pengelolaan Limbah B3;
e. peta rawan lingkungan;
f. pengawasan dan penerapan Sanksi
Administratif; dan paling sedikit meliputi informasi pelaksanaan Pengelolaan
g. informasi Lingkungan Hidup lainnya. Limbah B3 untuk kegiatan:
① kinerja Pengelolaan Limbah B3;
② penanggulangan kedaruratan Limbah B3 dan
Limbah nonB3; dan
③ pemulihan fungsi Lingkungan Hidup akibat
terkontaminasi Limbah B3.
KETENTUAN PERALIHAN

✓ izin lingkungan, izin Perlindungan dan Pengelolaan ✓ penilaian Amdal, atau pemeriksaan
Lingkungan Hidup, Surat Keputusan Kelayakan Formulir UKL-UPL dan pengajuan izin
Lingkungan Hidup, rekomendasi UKL-UPL, atau Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
dokumen Lingkungan Hidup yang telah mendapat Hidup yang sedang dalam proses,
persetujuan sebelum berlakunya Peraturan dilanjutkan sampai dengan terbitnya
Pemerintah ini, dinyatakan tetap berlaku dan Persetujuan Lingkungan;
menjadi persyaratan serta termuat dalam
Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah;
Catatan:
• Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
a. izin lingkungan, izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Surat Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup, rekomendasi UKL-UPL, atau dokumen Lingkungan Hidup yang
telah mendapat persetujuan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini, dinyatakan
tetap berlaku dan menjadi persyaratan serta termuat dalam Perizinan Berusaha atau
Persetujuan Pemerintah;
b. dalam hal Pemerintah atau Pemerintah Daerah belum menetapkan Baku Mutu Air pada
badan air permukaan, menggunakan Baku Mutu Air kelas 2 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
• Penyusunan dan penetapan Baku Mutu Air serta perhitungan dan penetapan alokasi beban
pencemar air harus diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan
Pemerintah ini diundangkan;
• Pada saat Peraturan Pemerintah No 22 tahun 2021 ini mulai berlaku, semua peraturan
perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari PP 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan atau belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Peraturan Pemerintah
ini.
• Pemenuhan standar kompetensi SDM palingcre@ted
lambat by HS1 tahun sejak SLO diterbitkan

Anda mungkin juga menyukai