Anda di halaman 1dari 96

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

(PPA)

Standar Dan Sertifikasi Kompetensi

Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah


Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia


Nomor P.5/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2018

Disampaikan Oleh:
Anna Oktavia, ST.
Anjarwati, S,Si., M. Env
Out Line
1. Dasar Hukum
2. Pengenalan UU PPLH
3. Pengantar Pemenuhan Persyaratan Kompetensi Sesuai SKKNI
4. Penjelasan Unit Kompetensi SKKNI Ke-:
1) Mengidentifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah
2) Menentukan Karakteristik Sumber Pencemaran Air Limbah Biru: POPAL
3) Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah Hitam: PPPA
4) Menentukan peralatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Merah: POPAL & PPPA
5) Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah
6) Melakukan Perawatan IPAL
7) Melaksanakan Daur Ulang Olahan Air Limbah
8) Menyusun Rencana Pemantauan Kualitas Air Limbah
9) Melaksanakan Pemantauan Kualitas Air Limbah
10) Mengidentifikasi Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah
11) Melakukan Tindakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Bahaya
dalam Pengolahan Air Limbah
5. Pengenalan kriteria PROPER dalam pelaksanaan PPA
6. Dampak Buruk Air Limbah Terhadap Lingkungan
7. Tips dan Trik lulus sertifikasi BNSP
8. Latihan Wawancara Uji Kompetensi
Unit Kompetensi
E.370000.007.01

MENGOPERASIKAN
INSTALASI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH
(5)
Tanggung Jawab Pengoperasian IPAL

Sebelum mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL),


Kepala bagian IPAL yang bertanggung jawab penuh atas
instalasi, harus mengorganisir dan menginstruksikan tindakan-
tindakan yang tepat kepada personel-personel yang bertanggung
jawab atas pengoperasian instalasi tersebut.

Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan IPAL mengacu pada


Pedoman dan Tata Cara Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman Sub Bidang Air Limbah
Pengoperasian IPAL

1. Kepala IPAL harus menentukan kondisi pengoperasian aktual dari


waktu ke waktu dengan mempertimbangkan flo w rate , kualitas influent
dan efluen, sudut pandang ekonomis, usia masing-masing peralatan, dan
lain-lain.

2. Kepala IPAL harus mengkonfirmasikan kegiatan harian dalam sistem


pengoperasian IPAL. Kepala IPAL harus menerangkan hal penting

berkaitan dengan sistem operasional berikut ini kepada operator:


- Detail pengoperasian
- Pencatatan Data Pengoperasian
- Memelihara Kebersihan lokasi
- Langkah Pengamanan
Langkah Yang Harus Dilakukan oleh Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air:

1. Menyusun Rencana Pengoperasian IPAL

Menentukan/menghitung besaran beban operasi IPAL


berdasarkan debit dan kadar bahan pencemar

Menentukan/menghitung jumlah bahan yang


dibutuhkan berdasarkan beban pencemaran yang
diterima IPAL

Memeriksa fungsi peralatan teknis (peralatan


IPAL)

Menyusun rencana pemantauan operasional


peralatan IPAL
Langkah Yang Harus Dilakukan oleh Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air:

1. Melakukan Pengoperasian IPAL

Melaksanakan Pengolahan Air Limbah

Melaksanakan Pengukuran Parameter


Operasional Pada Peralatan IPAL

Mengisi formulir pengoperasian IPAL sesuai


SOP Perusahaan
Mengkomunikasikan Formulir hasil
Pengoperasian IPAL sesuai SOP
Perusahaan
Langkah Yang Harus Dilakukan oleh Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air:

1. Melakukan Optimasi Pengoperasian IPAL sesuai kebutuhan

Mengevaluasi/menghitung efisiensi IPAL

Menyusun rekomendasi optimasi IPAL


berdasarkan teknologi alternative
mutakhir
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGOPERASIAN IPAL

Aspek Administratif:
Harus ada izin pembuangan air limbah
Ada organisasi dan penanggung jawab IPAL
Ada dokumen rencana pengendalian pencemaran air
pada kondisi darurat.
SOP tanggap darurat
SOP pengoperasian IPAL
Sistem pemantauan dan pelaporan
ASPEK TEKNIS
Seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam
keadaan berjalan dengan baik.
Debit pompa air limbah diatur sesuai dengan kapasitas IPAL.
Tersedia pompa pengganti jika terjadi kerusakan mendadak
Pastikan tidak ada kebocoran pada pipa, kolam/bak
Disediakan emergency pond (jika lahan ada)
Tersedia genset pengganti bila listrik mati mendadak
Tersedia pengaman, misal pagar, pelampung
Tersedia peralatan K3, APAR
ASPEK TEKNIS
Tersedia gudang B3 dan Limbah B3
Ada pencatatan (log book)
Operator dalam kondisi baik dan sehat
Lakukan pengecekan pada semua kerja peralatan secara kontinu
Lakukan pembersihan sampah dan kotoran lainnya yang terikut
pada air limbah secara terus menerus.
Lakukan pengukuran efisiensi kerja IPAL secara berkala
Jika sludge termasuk limbah B3, serahkan pada pihak ketiga
yang berizin atau dikelola sendiri dengan dibakar di incinerator
(perlu izin pengolahan limbah B3 dari KLHK)
IPAL
RAWAT IPAL CEK PERALATAN BERFUNGSI
DENGAN BAIK SETIAP HARI
DENGAN
BAIK
KONTEKS VARIABEL

• Unit kompetensi ini berlaku dalam melaksanakan


pekerjaan
– menyusun,
– mengoperasikan dan mengoptimasi pengoperasian IPAL

• Beban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar


yang terkandung dalam air atau air limbah
STANDARD
Prosedur
penyusunan
Prosedur Prosedur
rencana
pengoperasian operasional
pemantauan
IPAL peralatan IPAL
operasional
peralatan IPAL

Prosedur Prosedur pengisian


penyusunan dan
rencana pengkomunikasian
pemantauan formulir hasil
operasional pengoperasian
peralatan IPAL IPAL
SISTEM PELISTRIKAN

Pasokan listrik biasanya dari jaringan PLN, tetapi jika


diperlukan bisa juga di backup dengan unit genset tersendiri.
Jika dengan dua sumber, maka penel listrik untuk power
supply juga dipasang
SISTEM PEMOMPAAN
Pada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 unit pompa angkat,
2 unit pompa untuk dioperasikan dan 1 unit pompa untuk standby.
Standby bisa berarti pompa bisa dioperasikan sewaktu- waktu,
misal dalam kondisi air di stasiun pompa dalam keadaan banjir,
atau bila salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan
lain sebagainya.
SISTEM PENAMPUNG (BAK EKUALISASI)
Bak ekualisasi berfungsi sebagai pengumpul air limbah selama
24 jam dari cakupan wilayah kerja IPAL yang ada, juga sebagai
kolam pengumpul sebelum dipompakan ke unit pengolahan
berikutnya. Dari bak ekualisasi ini, air limbah dipompa masuk ke
unit pengolahan selama 24 jam. Tidak ada operasi khusus pada bak
ekualisasi ini.
SISTEM PENGURASAN LUMPUR
• Lumpur merupakan produk • Biarkan lumpur kering karena
sampingan dari pengolahan air sinar matahari. Ini akan butuh
beberapa minggu tergantung
lumbah. Setelah lumpur dari pada kondisi loKal. Jika luMpur
unit bak pengendap dikuras, benar-benar kering, lumpur
dikumpulkan menjadi satu unit bisa diambil dengan excavator
penampungan lumpur atau sekop. Angkut lumput
dengan truk atau pedate.
(biasanya sludge drying bed) Lumpur dalam jumlah kecil
bisa dibiarkan dalam bak
pengendap untuk membantu
memulai proses biologis Ketika
bak Kembali berOperasi.
PENGELOLAAN IPAL
• Hindarkan minyak dan lemak, bahan toksik masuk ke IPAL
• Konsisten dalam pengurasan lumpur yang dihasilkan dalam IPAL
• Cek nilai pH, timbulan bau dan DO
• Secara periodik perlu di tambahkan biomassa aktif ke IPAL
• Monitoring secara periodik kualitas efluen IPAL, secara fisik
harus jernih, tidak bau dan berwarna.
• Dilakukan Penyedotan Lumpur Secara Periodik dan terjadwal

26
Sistem Pelistrikan

Pasokan listrik biasanya dari jaringan PLN, tetapi jika


diperlukan bisa juga di backup dengan unit genset tersendiri.
Jika dengan dua sumber, maka penel listrik untuk power
supply juga dipasang
Sistem Pemompaan

Pada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 unit pompa angkat,


2 unit pompa untuk dioperasikan dan 1 unit pompa untuk standby.
Standby bisa berarti pompa bisa dioperasikan sewaktu- waktu,
misal dalam kondisi air di stasiun pompa dalam keadaan banjir,
atau bila salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan
lain sebagainya.
Sistem Penampung (Bak Ekualisasi)
Bak ekualisasi berfungsi sebagai pengumpul air limbah selama
24 jam dari cakupan wilayah kerja IPAL yang ada, juga sebagai
kolam pengumpul sebelum dipompakan ke unit pengolahan
berikutnya. Dari bak ekualisasi ini, air limbah dipompa masuk ke
unit pengolahan selama 24 jam. Tidak ada operasi khusus pada bak
ekualisasi ini.
Sistem Pengolahan Utama

Unit pengolahan utama pada IPAL ada 2 jenis, yaitu aerobik dan
anaerobik. Parameter pengoperasian utama pada sistem aerobik
adalah tercukupinya oksigen untuk perkembangbiakan
mikroorganisme. Sementara untuk anaerobik, pengoperasian
terpenting adalah tidak memerlukan oksigen.
SistemPengurasan Lumpur
Lumpur merupakan produk sampingan dari pengolahan air lumbah.
Setelah lumpur dari unit bak pengendap dikuras, dikumpulkan menjadi
satu unit penampungan lumpur (Biasanya

Sludge Drying Bed). Biarkan lumpur kering karena sinar

matahari. Ini akan butuh beberapa minggu tergantung pada


kondisi lokal. Jika lumpur benar-benar kering, lumpur bisa
diambil dengan escavator atau sekop. Angkut lumpur dengan
truk atau pedati. Lumpur dalam jumlah kecil bisa dibiarkan dalam
bak pengendap untuk membantu memulai proses biologis ketika
bak kembali beroperasi.
PENGECEKAN
IPAL
MENGHITUNG EFISIENSI IPAL
(CONTOH)
Contoh Menghitung Efisiensi Pengolahan Air Limbah Pada Suatu Instalasi
Pengolahan Air Limbah

Kandungan zat organik air limbah dari Industri Rokok:


- sebelum masuk IPAL kandungan BOD = 500 mg/l
- Setelah melalui IPAL kandungan BOD = 50 mg/l

Efisiensi Pengolahan (%) = (500 mg/l – 50 mg/l)


---------------------------- X 100 % = 90 %
500 mg/
Unit Kompetensi
E.370000.009.01

PERAWATAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR
LIMBAH (6)
STRATEGI & PELAKSANAAN PERAWATAN
IPAL
• Menyusun strategi Perawatan IPAL
a. Frekuensi perawatan IPAL sesuai dengan beban kerja unit
b. Jadwal perawatan IPAL sesuai dengan kebutuhan
c. Indikator kinerja IPAL ditentukan berdasarkan efisiensi pengolahan yang dihasilkan
d. Log book perawatan IPAL dibuat sesuai dengan kebutuhan
• Melaksanakan Perawatan IPAL
a. Perbaikan unit IPAL yang bekerja di bawah kriteria
b. Perbaikan dilaksanakan terhadap unit-unit yang mengalami kerusakan kecil
c. Log book perawatan IPAL diisi sesuai prosedur
d. Data hasil perawatan IPAL dilaporkan sesuai prosedur
FREKUENSI PERAWATAN IPAL
• Rutin
a. Harian • Tidak Rutin
b.Mingguan a. Karena kerusakan
c.Bulanan b.Kondisi Tanggap Darurat/
d.Tahunan Emergency

Catatan: tergantung manual book masing-masing peralatan


LOG BOOK PERAWATAN IPAL
• Paling sedikit berisi:
i. Tanggal dan waktu perawatan
ii. Riwayat kalibrasi
iii. Kondisi alat
iv. Kolom perbaikan
v. Tanda tangan dan nama teknisi
Unit Kompetensi
E.370000.007.01

MELAKSANAKAN DAUR
ULANG OLAHAN AIR
LIMBAH
(7)
Kode unit : E.370000.008.01
Judul unit : melaksanakan daur
ulang olahan air limbah
- pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam
melaksanakan daur ulang
olahan airlimbah.
KONTEKS VARIABEL:
1. Kompetensi ini dapat dilakukan secara mandiri/kelompok.
2. Unit Kompetensi ini berlaku dalam melaksanakan pekerjaan identifikasi, perencanaan dan
pelaksanaan serta pelaporan daur ulang olahan air limbah.
3. Daur ulang olahan air limbah adalah proses pemanfaatan kembali air hasil pengolahan air limbah
4. Peluang daur ulang olahan air limbah ditentukan sesuai kebutuhan, misalnya kebutuhan
penyiraman tanaman, pengisian air kolam, pengisian air peturasan.
5. Metode daur ulang olahan air limbah disesuaikan dengan jenis pemanfaatan hasil daur ulang air
limbah.
6. Jadwal penerapan daur ulang olahan air limbah disesuaikan dengan data volume olahan air
limbah yang dapat didaur
ulang.
7. Formulir cek list dikenal juga sebagai daftar periksa atau daftar simak adalah daftar yang berisi
hal-hal yang harus
diperiksa dengan membubuhkan tanda cek lis (√) atau tanda lain sebagai tanda telah
dilakukannya pemeriksaan.
HAL PENTING YANG HARUS DI PERHATIKAN
• Daur ulang olahan air limbah adalah :
proses pemanfaatan kembali air hasil pengolahan air limbah
• Peluang daur ulang olahan air limbah ditentukan sesuai kebutuhan, missal
– kebutuhan penyiraman tanaman,
– pengisian air kolam,
– pengisian air peturasan (toilet),
– untuk tambahan air proses produksi,
– pencucian alat, dll.

Metode daur ulang olahan air limbah disesuaikan dengan jenis pemanfaatan hasil
daur ulang air limbah.
TUJUAN DAUR ULANG AIR LIMBAH

•MENGURANGI ALIRAN AIR LIMBAH (DEBIT DAN BEBAN)


•MENGURANGI PENCEMARAN DAN DAMPAK LINGKUNGAN
•EFISIENSI AIR
•EFISIENSI BIAYA OPERASI
DAUR ULANG OLAHAN AIR LIMBAH
INDUSTRI
 AIR LIMBAH INDUSTRI LEBIH BANYAK DIDAUR ULANG ATAU DIGUNAKAN
KEMBALI DI LOKASI.

 CONTOH: PENGGUNAAN KEMBALI OLAHAN AIR LIMBAH UNTUK PROSES


PENDINGINAN (SEBAGAI COOLING WATER), flushing toilet, dust control atau
proses pengolahan (pada pabrik kertas). PADA pengolahan AIR LIMBAH
KOMUNAL, OLAHAN AIR LIMBAH BIASANYA DIGUNAKAN KEMBALI
UNTUK PENYIRAMAN TAMAN ATAU LAHAN PERTANIAN/PERKEBUNAN.
Dengan menerapkan teknologi ozon pada pengolahan air limbah lumpur aktif
didapatkan sistem praktis pengolahan air limbah. Beberapa keuntungan
penerapan sistem ini adalah lumpur endapan dapat dihilangkan, sehingga
pengolahan lanjutan dan/atau pencemaran sungai dapat dihindarkan, bulking
dapat dihilangkan sehingga sistem proses lumpur aktif berjalan stabil, dan air
limbah dapat didaur ulang
Mengidentifikasi peluang
daur ulang olahan air limbah

 Data volume olahan air limbah yang dapat didaur ulang diidentifikasi sesuai
prosedur – identifikasi kegiatan yang membutuhkan penggunaan olahan air
limbah & berapa volume yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut, misalkan:
cooling water, pertamanan, flushing toilet, dust control, danau buatan, dsb.
 Peluang daur ulang olahan air limbah ditentukan sesuai kebutuhan, misalkan:
cooling water, … L/hari, dust control…l/hari, dsb.
Rencana penerapan upaya daur ulang
 Metode daur ulang olahan air limbah – tujuan akhir penggunaan kembali olahan
air limbah, biaya, kualitas air limbah yang ingin dicapai per paramater zat
pencemar, dan berapa banyak (volume) yang dibutuhkan.
 Jadwal penerapan daur ulang olahan air limbah ditentukan sesuai kebutuhan -
tergantung tujuan penggunaan (frekuensi dan volume), misalkan untuk
penyiraman taman (setiap hari atau minggu?)
 Biaya penerapan daur ulang olahan air limbah- biaya tambahan pengolahan air
limbah (jika diperlukan) dan operasi penerapan daur ulang.
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Unit Kompetensi
E.370000.011.01

MENYUSUN RENCANA
PEMANTAUAN KUALITAS
AIR LIMBAH
(8)
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA E.370000.010.01
1. Menentukan tujuan 1. Tingkat kepatuhan terhadap baku mutu air Menyusun Rencana Pemantauan
pemantauankualitas limbah dipantau sesuai prosedur. Kualitas Air Limbah
airlimbah 2. Kondisi operasional IPAL - pengetahuan, keterampilan dan sikap
diperiksa kelayakannya sesuai prosedur. kerja yang dibutuhkan dalam
menyusun rencana pemantauan
2. Menentukan titik 1. Lokasi pemantauan kualitas air limbah kualitas air limbah.
sampling pemantauan ditentukan sesuai tujuan pemantauan.
kualitas air limbah 2. Titik pengambilan sampel air limbah
ditentukan sesuai tujuanpemantauan.

3. Menentukan metode 1. Parameter pemantauan kualitas air limbah


pemantauan kualitas air ditentukan sesuai jenisindustri.
limbah 2. Metode analisis air limbah dipilih sesuai
parameter pemantauan kualitas air limbah.
3. Frekuensi pemantauan kualitas air limbah
ditentukan sesuaiprosedur.

4. Melaporkan rencana 1. Laporan rencana pemantauan kualitas air


pemantauan kualitas air limbah disusun sesuaiprosedur.
limbah 2. Laporan rencana pemantauan kualitas air
limbah dikomunikasikan sesuai prosedur.
Pengetahuan yang dibutuhkan

1.PerMENLH No.5/2014 tentang Baku Mutu Air Limbah


2.Prosedur pemantauan tingkat kepatuhan terhadap baku mutu air limbah
3.Prosedur pemeriksaan kelayakan kondisi operasional IPAL kelayakannya
4.Prosedur penentuan frekuensi pemantauan airlimbah
5.Prosedur penyusunan dan pengkomunikasian laporan pemantauan kualitas
airlimbah
Rencana Pemantauan Kualitas Air Limbah

Tujuan Pemantauan HARUS ditentukan terlebih dahulu:


 Mengetahui kualitas air limbah dan air sungai/laut (ambient)

 Mengetahui efektifitas IPAL perusahaan


MENGAPA KITA HARUS MEMANTAU?
• PROGRAM PEMANTAUAN:
• Operational:
• MENGETAHUI EFEKTIFITAS KINERJA IPAL
• PENAATAN:
• BADAN AIR PENERIMA (SUNGAI/LAUT) – SESUAI BAKU MUTU
• AIR LIMBAH – SESUAI BAKU MUTU
Rencana Pemantauan Kualitas Air Limbah
 Anggaran/biaya
 PIHAK YANG MELAKUKAN:
 Laboratoratorium internal/eksternal yang terakreditasi
 Tim pengambil sampel (internal/eksternal) dan pendamping (internal)
 Parameter Yang Dipantau
 Baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 untuk sungai
 Baku mutu air laut KepMENLH No.51/2004
 Baku mutu air limbah KEPMENLH NO. 202 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH
BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH EMAS DAN ATAU TEMBAGA
 Metode Pemantauan/Sampling: SNI
 Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
 Pengambilan sampel air dari outlet IPAL setiap bulan
 Pengambilan sampel ambien
Lokasi/Titik sampling (sesuai titik penaatan)
Unit Kompetensi
E.370000.011.01

MELAKSANAKAN
PEMANTAUAN KUALITAS
AIR LIMBAH
(9)
KODE UNIT : E.370000.011.01
JUDUL UNIT : Melaksanakan
Pemantauan KualitasAir Limbah
- pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pemantauan
kualitasair limbah
PerMENLH No.5/2014 tentang Baku Mutu Air Limbah

Pasal 16
Setiap usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) wajib:
a. melakukan pemantauan kualitas air limbah paling sedikit 1 (satu) kali setiap bulannya sesuai dengan
parameter yang telah ditetapkan dalam izin pembuangan air limbah;
b. melaporkan hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada huruf a sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali kepada penerbit izin pembuangan air limbah, dengan tembusan kepada Menteri dan gubernur
sesuai dengan kewenangannya.
c. laporan hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada huruf b paling sedikit memuat:
1. catatan debit air limbah harian; 2. bahan baku dan/atau produksi senyatanya harian; 3. kadar
parameter baku mutu limbah cair; dan 4. penghitungan beban air limbah.
a. laporan sebagaimana dimaksud pada huruf c disusun berdasarkan format pelaporan sebagaimana
Lampiran XLVIII Peraturan Menteri dengan tembusan kepada Menteri dan gubernur sesuai dengan
kewenangannya.
PROSEDUR SAMPLING
Peralatan
Persyaratan alat pengambil contoh
Alat pengambil contoh harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

 terbuat dari bahan yang tidak


mempengaruhi sifat contoh;
 mudah dicuci dari bekas contoh
sebelumnya;
 contoh mudah dipindahkan ke dalam botol
penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya;
 mudah dan aman di bawa;
 apasitas alat tergantung dari tujuan
pengujian.
Alat pengambil contoh
a) Alat pengambil contoh sederhana

Alat pengambil contoh sederhana dapat berupa ember


plastik yang dilengkapi dengan tali atau gayung plastik
yang bertangkai panjang.

Botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada


kedalaman tertentu.

b) Alat pengambil contoh air otomatis


Alat ini dilengkapi alat pengatur waktu dan volume yang
diambil, digunakan untuk contoh gabungan waktu dan air
limbah, agar diperoleh kualitas air rata-rata selama
periode tertentu
Alat pengukur parameter lapangan

Peralatan yang perlu dibawa antara lain:

 DO meter atau peralatan untuk metode Winkler;


 pH meter;
 turbidimeter;
 konduktimeter;
 termometer; dan
 1 set alat pengukur debit.

CATATAN Alat lapangan sebelum digunakan perlu dilakukan kalibrasi.

 Alat pendingin, Alat ini dapat menyimpan contoh pada 4°C ± 2°C, digunakan untuk menyimpan contoh
untuk pengujian sifat fisika dan kimia.
 Alat ekstraksi (corong pemisah), Corong pemisah terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus
pandang dan mudah memisahkan fase pelarut dari contoh.
 Alat penyaring, Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta dapat menahan saringan
yang mempunyai ukuran pori 0,45 ìm.
Bahan

Bahan kimia untuk pengawet.

Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan


bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat
yang akan di uji.

Wadah contoh
Persyaratan wadah contoh, Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 a) terbuat dari bahan gelas atau plastik poli etilen (PE) atau poli propilen
(PP) atau teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE);
 b) dapat ditutup dengan kuat dan rapat;
 c) bersih dan bebas kontaminan;
 d) tidak mudah pecah;
 e) tidak berinteraksi dengan contoh.

Volume contoh
Volume contoh yang diambil untuk keperluan pengujian di lapangan dan laboratorium
bergantung dari jenis pengujian yang diperlukan.
Tipe contoh
Beberapa tipe contoh air limbah:

a) contoh sesaat (grab sample);


b) contoh gabungan waktu (composite samples);
c) contoh gabungan tempat (integrated samples);
d) contoh gabungan waktu dan tempat.

Penentuan lokasi pengambilan contoh

Lokasi pengambilan contoh dilakukan berdasarkan pada tujuan pengujian, sebagai berikut:
 Untuk keperluan evaluasi efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
 Contoh diambil pada lokasi sebelum dan setelah IPAL dengan memperhatikan waktu tinggal (waktu
retensi)
 Titik lokasi pengambilan contoh pada inlet dilakukan pada titik pada aliran bertubulensi tinggi agar
terjadi pencampuran dengan baik, yaitu pada titik dimana limbah mengalir pada akhir proses produksi
menuju ke IPAL.
 Apabila tempat tidak memungkinkan untuk pengambilan contoh maka dapat ditentukan lokasi lain yang
dapat mewakili karakteristik air limbah.
Titik lokasi pengambilan contoh pada outlet (titik
penaatan)
Pengambilan contoh pada outlet dilakukan pada lokasi
setelah IPAL atau titik dimana air limbah yang mengalir
sebelum memasuki badan air penerima (sungai).
Untuk keperluan pengendalian pencemaran air

Untuk keperluan pengendalian pencemaran air, contoh


diambil pada 3 (tiga) lokasi:

1) Pada perairan penerima sebelum tercampur limbah


(upstream)
2) Pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke
perairan penerima
3) Pada perairan penerima setelah bercampur dengan
air limbah (downsream) namun belum tercampur
atau menerima limbah cair lainnya
Contoh split
 Contoh terbelah diambil dari satu titik dan dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai.
 Contoh dicampur sehomogen mungkin serta dipisahkan ke dalam dua wadah yang telah disiapkan.
 Kedua contoh tersebut diawetkan dan mendapatkan perlakuan yang sama selama perjalanan dan preparasi
serta analisa laboratorium.

Contoh duplikat
 Contoh diambil dari titik yang sama pada waktu yang hampir bersamaan.
 Bila contoh kurang dari lima, contoh duplikat tidak diperlukan.
 Bila contoh diambil 5 contoh sampai dengan 10 contoh, satu contoh duplikat harus diambil.
 Bila contoh diambil lebih dari 10 contoh, contoh duplikat adalah 10% per kelompok parameter matrik yang
diambil.
Contoh blanko
Blanko media
Blanko perjalanan
Digunakan untuk medeteksi kontaminasi pada media maupun perjalanan
Pelaporan
Catat pada lembar data jaminan mutu untuk setiap parameter yang diukur dan contoh yang
diambil, lembar data parameter yang diukur di lapangan harus memiliki informasi sekurang-
kurangnya sebagai berikut:
 Identifikasi contoh.
 Tanggal.
 Waktu.
 Nama Petugas Pengambil Contoh (PPC).
 Nilai parameter yang diukur di lapangan.
 Analisa yang diperlukan.
 Jenis contoh (misalnya contoh, contoh split, duplikat atau blanko).
 Komentar dan pengamatan.
SNI 6989.59:2008. Air dan air limbah – Bagian 59: Metoda pengambilan contoh air limbah.

Alat pengukur parameter lapangan


Peralatan yang perlu dibawa antara lain:
a) DO meter atau peralatan untuk metode Winkler;
b) pH meter;
c) turbidimeter;
d) konduktimeter;
e) termometer; dan
f) 1 set alat pengukur debit.
FORMAT
LAPORAN
SALAM KOMPETEN
SEMOGA SUKSES !

Anda mungkin juga menyukai