-KETENTUAN UMUM-
Ketentuan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Jaringan sambungan rumah dan pelengkapanya terdiri dari pipa, grease trap, bak
kontrol, dan IC-HC (Inspection Chamber – House Connection).
2. Tutup grease trap, bak kontrol, dan IC-HC harus mudah untuk dibuka-tutup
untuk mempermudah kegiatan pemeliharaan.
3. Air limbah yang diolah merupakan air limbah domestik yaitu yang dihasilkan
dari kegiatan MCK (Mandi, cuci, kakus) dan air bekas mencuci.
4. Setiap warga pelanggan harus mengetahui petunjuk operasional dan
pemeliharaan sambungan rumah da melaksanakan sesuai petunjuk.
5. Dilarang membuang sampah plastik, sampah daun, dan bahan kimia ke
saluran karena dapat menyumbat maupun mengganggu pengolahan di
IPAL.
6. Dilarang menanam pohon di dekat saluran perpipaan karena dapat
merusak pipa.
Cara Pemeliharaan :
Bersihkan grease trap setiap 1 (satu) kali seminggu atau maksimal 2 (dua) minggu
sekali. Pembersihan dilakukan dengan cara :
1. Pastikan tidak ada aktivitas pembuangan air limbah domestik.
2. Ambil lemak-lemak padat yang terapung, kemudian tampung dalam tas plastik.
3. Buanglah air sisa dan jangan ada lemak atau sampah di dalamnya.
4. Bersihkan seperti biasa. Cuci dan sikat permukaan grease trap. Sampah dan
kotoran yang masih melekat masukkan ke dalam tas plastik tadi.Dilarang
menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembersih.
5. Bilas permukaan grease trap.
6. Buanglah sampah yang terkumpul dalam tas plastik tadi langsung ke tempat
pembuangan sampah. Grease trap siap digunakan kembali.
7. Dilarang keras membuang langsung sampah dan lemak padat ke
sembarang tempat termasuk ke kloset maupun saluran air (floor drain).
B. BAK KONTROL
Prinsip kerja bak kontrol adalah sebagai tempat “singgah” sementaraair limbah
domestik untuk selanjutnya dialirkan ke IC-HC. Dengan adanya bak kontrol akan
mempermudah kegiatan pemeliharaan jaringan terutama jika terjadi penyumbatan,
sehingga tutup bak kontrol harus mudah untuk dibuka-tutup.
Cara Pemeliharaan :
Cek bak kontrol setiap 3 (tiga) hari sekali. Apabila terjadi penyumbatan maka yang
harus dilakukan adalah :
1. Pastikan tidak ada aktivitas pembuangan air limbah domestik.
2. Masukkan kawat ke saluran pipa yang tersumbat melalui bak kontrol,
masukkan sepanjang saluran untuk menghilangkan sumbatan.
3. Lakukan bersamaan dengan penggelontoran air dengan jumlah banyak.
4. Lakukan berulang-ulang hingga saluran benar-benar lancar.
Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar penyaluran air limbah
menuju IPAL dapat mengalir dengan baik. Sebelum kegiatan operasional dan
pemeliharaan dilakukan, terlebih dahulu memastikan beberapa hal antara lain :
1. Petugas telah memiliki gambar jaringan
2. Ada penanggung jawab yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang
3. Tersedia biaya operasional dan pemeliharaan baik dari retribusi pengguna atau
dari institusi pengelola
4. Kegiatan pengoperasan dan pemeliharaan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan perundangan pengolahan air limbah dan ketentuan kesehatan dan
keselamatan kerja.
-KETENTUAN UMUM-
Ketentuan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Jaringan sambungan rumah dan pelengkapanya terdiri dari pipa danIC/Manhole.
2. Tutup IC/Manhole harus mudah untuk dibuka-tutup untuk mempermudah
kegiatan pemeliharaan.
3. Air limbah yang diolah merupakan air limbah domestik yaitu yang dihasilkan
dari kegiatan MCK (Mandi, cuci, kakus) dan air bekas mencuci.
4. Pemeliharaan dilakukan oleh operator yang bertugas, namun setiap warga
pelanggan harus ikut menjaga dan merawat jaringan perpipaan beserta
kelengkapannya.
5. Dilarang membuang sampah plastik, sampah daun, dan bahan kimia ke
saluran karena dapat menyumbat maupun mengganggu pengolahan di
IPAL.
6. Dilarang menanam pohon di dekat saluran perpipaan karena dapat
merusak pipa.
-DASAR OPERASI-
Proses pengolahan air limbah di IPAL diawali dengan masuknya air limbah
menuju unit bar screen dalam bak equalisasi. Setelah itu proses pengolahan dimulai
dari tahap awal yaitu proses pengolahan di unit sedimentasi/pengendapan dan
dilajutkan ke unit aerobik tanpa resirkulasi sampai akhirnya keluar ke kolam indikator
hingga siap dibuang ke badan air penerima.
Rangkaian proses pengolahan dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Kawasan Berbah adalah :
1. Bar Screen dan Bak Ekualisasi
2. Unit Sedimentasi
3. Kolam Aerasi
4. Khlorinasi
Blower Blower Blower De s infe kta n
: Wastewater Ba k Pe n g e nd a p
: Sludge
: Supernatant
: Air
Ou tle t
Inle t
S ump p it & s c re e n
Sludge Drying
Bed
-KETENTUAN UMUM-
Ketentuan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Instalasi telah dilengkapi dengan gambar bangunan dan SOP
2. Ada penanggung jawab IPAL yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang
3. Telah diuji coba terhadap pengaliran air dan kebocoran
4. Tersedia biaya operasional dan pemeliharaan baik dari retribusi pengguna atau
dari institusi pengelola
5. Setiap perlatan harus dilengkapi dengan katalog dan daftar operasi serta
pemeliharaan
6. Kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan IPAL harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan perundangan pengolahan air limbah dan ketentuan kesehatan
dan keselamatan kerja.
7. Tersedia fasilitas penyediaan air bersih yang memadai.
8. Tersedia influen air limbah.
9. Masyarakat sudah diberi informasi.
-KETENTUAN TEKNIS-
Proses pengolahan air limbah domestik di IPAL Perkotaan Bambanglipuro ini
menggunakan pengolahan awal yaitu secara fisik dan biologis. Total kapasitas desain
optimum proses pengolahan air limbah ini adalah 3.000 m 3/hari atau 125 m3/jam. Pada
IPAL Perkotaan Bambanglipuro ini direncanakan terdapat 2 line rangkaian unt
pengolahan yang dipasang secara paralel, sehingga debit dari masing-masing line
adalah sebesar 1.500 m3/hari atau 62,5 m3/jam. Beban maksimal yang diolah pada
masing-masing line adalah 375 kg BOD/hari. Untuk parameter lain, beban maksimal
yang mampu diolah IPAL pada tiap line adalah sebagai berikut :
Pengolahan fisik dilakukan pada awal proses melalui bar screen yang berfungsi
untuk menyaring sampah agar sistem pengolahan tetap terjaga. Proses fisik selanjutnya
dilakukan unit sedimentasi. Pada unit ini, partikel-partikel diskrit akan mengendap
secara gravitasi.
Selanjutnya yaitu proses pengolahan secara biologis. Proses biologis secara
aerobik terjadi pada unit kolam aerobik yang menggunakan blower sebagai supply
udara, pada unit ini perlu dipastikan supply udara harus mencukupi kebutuhan.
Lumpur yang terbentuk pada proses biologis ini akan mengendap dan terakumulasi
pada unit clarifier. Selanjutnya untuk menyisihkan bakteri E.coli yang masih tersisa,
perlu ditambahkan khlor sebagai desinfektan pada unit desinfeksi, sehingga diharapkan
effluen dari IPAL sudah memenuhi baku mutu. Dalam sistem juga dilengkapi dengan
Sludge Drying Bed sebagai unit pengolahan lumpur.
Tahap
Operasional
1. Persiapan teknis
Persiapan teknis mencakup :
a. pengecekan kesiapan bangunan apakah semua proses konstruksi telah
selesai. Dan melakukan pengecekan kelengkapan unit dan peralatan.
b. memastikan instalasi telah dilengkapi dengan gambar bangunan, SOP, dan K3
c. memastikan setiap peralatan dilengkapi dengan katalog dan daftar operasi
serta pemeliharaan
d. memastikan ketersediaan air bersih
e. memastikan kebutuhan apabila terjadi tindakan darurat telah tersedia, misal:
akses darurat, titik evakuasi, nomor telepon yang dapat dihubungi, dan Alat
Pelindung Diri (APD) seperti sepatu, sarung tangan, helm, dan masker.
f. Ketersediaan sumber daya manusia yang mencakup :
Kepala Instalasi dengan kualifikasi minimum S1 Teknik Kimia/Teknik
Lingkungan yang memahami dasar pengolahan limbah sebanyak 1 orang.
Staff Keuangan dan Administrasi dengan kualifikasi minimum D3
Akutansi/Keuangan yang memahami administrasi sebanyak 1 orang.
Operator IPAL dengan kualifikasi minimum SMA/sederajat sebanyak 2
orang.
Operator Pemeliharaan Jaringan dengan kualifikasi minimum
SMA/sederajat sebanyak 2 orang.
2. Persiapan administrasi
Unit wetland yang siap mengolah air limbah diindikasikan dengan tanama Canna
yang tumbuh subur, sehingga perawatan tanaman dan penyiraman dimulai sejak
penanaman awal setelah tahap konstruksi selesai.
C. KOLAM AERASI
Prinsip Kerja
Effluent dari ABR selanjutnya akan akan diolah pada kolam aerobik. Proses yang terjadi
pada unit ini akan berlangsung secara Aerobic, suplai oksigen akan didapatkan dari root
blower yang disalurkan melalui modular diffuser.
Parameter Operasi yang Perlu Dikontrol
Beberapa parameter operasi Aerobic yang harus dikontrol adalah supply oksigen yang
kontinyu melalui pengukuran nilai DO pada kolam aerasi. Sistem aerasi berjalan baik
apabila nilai DO >2.
Cara Kerja dan Operasional
Secara prinsip, operasional unit aerobic bergantung pada root blower yang
digunakan untuk menyuplai oksigen untuk mikroorganisme aerob. Pengoperasian
root blower memerlukan waktu 20 jam per hari dan sistem ini diatur melalui timer
Gambar 4. Contoh Unit Blower (kiri) dan contoh Modular Diffuser (kanan)
Pemeliharaan
1. Apabila ditemukan material padatan (sampah) termasuk daun-daun, lakukan
pembersihan pada permukaan gravel, untuk menghindari penyumbatan pada
gravel.
2. Lakukan pemangkasan pada bagian tanaman (daun dan batang) yang sudah
tua/mati, untuk menghindari pembusukan dan penyumbatan pada media gravel.
3. Pemeriksaan terhadap perpipaan/saluran inlet dan outlet dilakukan setiap hari,
apabila ditemukan terjadi penyumbatan segera dilakukan pembersihan.
F. UNIT KHLORINASI
Prinsip Kerja
-MANUAL BOOK-
Sistem pengolahan IPAL Kawasan Berbah sebagian menggunakan unit mekanikal-
elektrikal. Oleh karena itu, perlu perlakuan khusus dalam pemeliharaannya, terutama
yang berkaitan dengan mekanikal-elektrikal itu sendiri. Pihak vendor telah
menyediakan manual book untuk pemeliharaan unit-unit mekanikal-elektrikal yang ada.
Adapun manual book yang dimaksud adalah manual book untuk pompa inlet, blower,
dan genset.
-PEMECAHAN MASALAH-
a) Begitu terjadi kondisi atau masalah yang abnormal, personil yang mengetahui
harus melapor kepada kepala IPAL. Dalam hal ini, standby unit yang sudah siap
harus segera menggantikannya
b) Suku cadang dan onderdil yang rusak harus diganti sesuai dengan petunjuk
perawatan dari penjual mesin atau peralatan tersebut
c) Jika standby unit dan onderdil yang rusak tidak tersedia di tempat, kepala IPAL
harus memberi tahu Kepala Dinas yang membawahi IPAL secara mendetail,
supaya bisa menghubungi vendor
d) Catatlah alamat, telpon, email, dsb. Semua daftar vendor dan sub-vendor sebagai
referensi
e) Pada kasus gawat darurat yang luar biasa, kepala IPAL harus mengintruksikan
langkah langkah optimum kepada operator-operator setiap instalasi. Pada kasus
terburuk, instalasi harus dihentikan sementara dan aliran bypass dioperasikan.
Walau demikian, penghentian harus diminimalisir
Beberapa permasalahan yang umum terjadi berikut cara penggulangannya dapat dilihat
pada tabel berikut.
C. Kolam Aerobik
No. Penampakan Permasalahan Penanggulangan
1 Warna permukaan larutan
Coklat keemasan Tidak ada masalah (kondisi yang
diinginkan)
Coklat muda Suplai udara berlebih Kurangi suplai udara dengan mengurangi jumlah aerator
apung yang beroperasi
Hitam Suplai udara kurang sehingga terjadi Tingkatkan suplai udara dengan menambah jumlah
penguraian organik terurai secara aerator apung yang beroperasi. Jika sudah parah buang
anaerobik. Kondisi anaerobik parah akan lumpur aktif dengan meningkatkan Qwas dan mulai
2 Busa (foaming)
Busa terang dan Tidak ada masalah dan bukan hal
sedikit mengganggu
Busa putih tembus Adanya buangan deterjen/surfaktan Periksa sumber dan perbaiki sistem pembuangan
pandang dan lainnya dalam jumlah cukup banyak agar tidak masuk kedalam saluran air limbah yang
bergelombang menuju IPAL
Keluarkan busa putih dari dalam tangki aerasi
Busa putih tebal dan MLVSS yang terlalu kecil sehingga tangki Saat awalan operasi, kurangi beban organik atau tambah
bergelombang aerasi memiliki OL dan F/M yang terlalu bibit mikroorganisme
tinggi. Kondisi ini banyak terjadi saat
awalan operasi
Busa gelap mengkilap OL (F/M) tangki aerasi yang kecil sehingga Qwas harus ditingkatkan sebanyak 10% per hari
lumpur aktif didominasi jenis bakteri sampai proses kembali normal yang ditandai dengan
filamen, misal Nocardia spp berkurangnya ketebalan busa. Langkah ini disebut
penurunan usia lumpur.
Hentikan operasi aerator apung selama maksimal
2 jam kemudian dioperasikan lagi. Ulangi beberapa kali
sampai jumlah busa berkurang
Tambahkan bahan polimer kationik anti foam
(misal Calrifloc LA 269) kedalam tangki aerasi
D. Wetland
No. Penampakan Permasalahan Penanggulangan
1. Tanaman mati/kering Tanaman kering akibat tidak adanya aliran Penyiraman rutin dengan air bersih pada tanaman
air limbah/ aliran kecil pada wetland
2. Terjadi genangan Penyumbatan media dan outlet Lakukan pembersihan media. Jika diperlukan,
angkat media gravel dan bersihkan