Kabupaten Trenggalek
BAB E
PENDEKATAN METODOLOGI
Sesuai dengan uraian pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) dari kegiatan pekerjaan
ini, konsultan telah memahami dari isi KAK tersebut, dan secara umum memberikan
beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Teknis
Dalam pekerjaan kegiatan PenyusunanDED IPLT Kabupaten Trenggalek
dilakukan dengan beberapa pendekatan, salah satunya adalah pendekatan
secara teknis, dimana perencanaan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah
teknis (norma, standar, pedoman dan manual) yang relevan, sehingga
diharapkan dapat tercapat desain yang konsisten dengan kaidah yang berlaku.
E-1
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
b. Pendekatan Koordinatif
Selain pendekatan secara teknis, pendekatan yang dilakukan lainnya adalah
pendekatan koordinatif. Pendekataan koordinatif dalam pelakasanaan
kegiatanPenyusunan DED IPLT Kabupaten Trenggalek ini merupakan koordinasi
yang dilakukan oleh semua pihak terkait untuk pengumpulan data, informasi dan
studi-studi terdahulu yang menunjang pelaksanaan pekerjaan, sehingga
diperoleh data yang komprehensif dan akurat sesuai dengan kondisi di lapangan.
Beberapa instansi terait rencananya dilibatkan dalam pendekatan koordinastif
pekerjaan ini adalah:
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten
Trenggalek;
Balai Teknik PLP Surabaya;
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Trenggalek;
Aparatsetempat(Camat,Lurah)dilokasikegiatan (Desa Ngentrong Kecamatan
Karangan).
1) Tahapan Persiapan
E-2
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
a. Survei Instansional
Survei instansi adalah survei yang dilakukan untuk mengumpulkan data
sekunder yang sudah tersedia dalam bentuk buku, laporan atau soft copy
di instansi terkait.
b. Survei Lapangan
Survey lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer berupa data
kondisi teknis dan sosial lapangan yang dilakukan dengan teknis
pengamatan (observasi lapangan), pengukuran lapanga dan wawancara.
Data primer yang diperoleh dari survey lapangan adalah mengenai kondisi
teknis terkait sistem pengelolaan air limbah domestic secara setempat (on
site) dan aspek teknis pendukung terkait kondisi teknis di lokasi rencana
E-3
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
E-4
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
tanda silang pada bagian atasnya sebagai titik centering, serta diberi
kurang 20 cm.
3. Patok Bantu
Patok bantu dipasang pada setiap tempat berdiri alat poligon, situasi,
cross section dan diantara tempat berdiri alat waterpas. Patok ini dibuat
E-5
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
tempat berdiri alat atau titik berdiri rambu pada pengukuran waterpass.
atau nomor.
c. Pengukuran Poligon
Pengukuran poligon dilakukan dengan mengukur sudut dan jarak beserta
azimuth awal sebagai penentu arah Utara.
1. Pengukuran Sudut
Sudut ukur dengan menggunakan alat ukur Theodolith Wild – T2 atau
Sudut yang dipakai adalah sudut dalam yang merupakan hasil rata-rata
101030’29’’ (bacaan I)
Bacaan I = 101030’29’’
Bacaan II = 101030’28’’
101030’28’’ (bacaan II)
0
Rata-rata = 101 30’28,5’’
2. Hitungan Poligon
Poligon dihitung dengan cara sebagai berikut :
d-4 4
d
5 d-3
d-5 e
c
6 f 3
d-2
d-6 b
a 2
1 d-1
E-6
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
sudut = (n 2) x 1800
Keterangan:
sudut = jumlah sudut dalam / sudut luar
n = jumlah titik Poligon
a,b,c,…f = besar sudut
d1,d2,..d6 = jarak antar titik Poligon
= kesalahan sudut yang besarnya sudah ditentukan (10 4 n)
3. Hitungan Koordinat
Koordinat masing-masing titik
Utara
Poligon dengan berikut:
x, y = Koreksi
Bouwditch berikut :
di di
fyi= xfy fxi= xfx
∑d ∑d
Keterangan:
E-7
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
di = Jarak sisi – i
d. Pengukuran Waterpass
Pengukuran Waterpass A Arah observasi
dilakukan untuk bd
bb
mengetahui perbedaan
B
ketinggian antara dua titik,
sehingga apabila salah
satu titik diketahui ketinggiannya maka titik selanjutnya dapat diketahui
ketinggiannya. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan gambar sebagai
berikut :
HA-B = bb – bd
Keterangan:
HA-B = Beda tinggi antara titik A dan titik B
bb = Bacaan rambu belakang
bd = Bacaan rambu depan
A, B = Titik yang di Observasi
Sehingga untuk mengetahui tinggi titik B dapat dicari dengan persamaan :
HB = HA + HA-B
Keterangan:
HA = Tinggi titik A
HB = Tinggi titik B
HA-B = Beda tinggi antara titik A dan titik B
E-8
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
- Jarak antara tempat berdiri alat dengan rambu tidak boleh lebih besar
dari 50 meter.
- Baud-baud tripod (statip) tidak boleh longgar, sambungan rambu harus
lurus betul serta perpindahan skala rambu pada sambungan harus tepat,
serta rambu harus menggunakan nivo rambu.
- Sepatu rambu digunakan untuk peletakan rambu ukur pada saat
pengukuran.
- Jangkauan bacaan rambu berkisar antara minimal 0500 sampai dengan
maksimal 2750.
- Data yang dicatat adalah bacaan ketiga benang yaitu benang atas,
benang tengah dan benang bawah.
- Pengukuran sipat datar dilakukan setelah BM dipasang, serta semua BM
eksisiting dan BM baru terpasang harus dilalui pengukuran waterpass.
- Slaag per seksi diusahakan genap dan jumlah jarak muka diusahakan
sama dengan jarak belakang.
- Pada jalur terikat, pengukuran dilakukan pergi-pulang dan pada jalur
terbuka pengukuran dilakukan pergi-pulang dan double stand.
- Kesalahan beda tinggi yang dicapai harus lebih kecil dari 7 mmD,
dimana D adalah jumlah panjang jalur pengukuran dalam kilometer.
- Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan
sistematis, jika ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali
didekatnya, serta tidak diperbolehkan melakukan koreksi menggunakan
tinta koreksi.
- Pekerjaan hitungan waterpass harus diselesaikan di lapangan, agar bila
terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran
kembali hingga benar.
- Perataan hitungan waterpass dilakukan dengan perataan metode
Bouwditch.
E-9
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
e. Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi
untuk mengetahui
kondisi daerah sekitar,
sehingga dari gambar
yang dihasilkan dapat
direncanakan
pengaturan
penempatan bangunan. Situasi diukur dengan methode sudut kutub sebagai
berikut :
Keterangan:
A D
m Dtg bt
h D
h
ti B
HAB = bb – bd
Keterangan:
D = jarak datar
h = sudut vertical
bt = bacaan benang tengah
ti = tinggi instrumen
E-10
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
f. Pekerjaan Perencanaan
Pekerjaan kantor atau perencanaan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Hitungan
Setelah hitungan awal pekerjaan pengukuran dilapangan terutama
hitungan kerangka kontrol horizontal dan vertikal diselesaikan, maka
proses selanjutnya adalah penghitungan data secara simultan.
Hitungan-hitungan yang dilakukan adalah hitungan untuk data cross
section dan detail situasi. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan kalkulator maupun dengan menggunakan bantuan
Personal Computer.
E-11
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
g. Pekerjaan Geoteknik
E-12
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
E-13
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
E-14
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
1) Seleksi Lokasi
Lokasi IPLT akan ditentukan berdasarkan kriteria NSP yang ada dan
kesesuaian data lapangan
E-15
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Apabila telah terdapat IPLT existing, maka akan dilakukan kajian teknis
kesesuaian lokasi existing terhadap kebutuhan perencanaan
Koordinasi dengan tim teknis dan pemberi pekerjaan dalam memilih alternatif
lokasi yang telah dilakukan kajian teknis.
2) Sosialisasi
Mensosialiasikan rencana pembangunan IPLT sebagai sarana sanitasi yang
keberdaanya sangat dibutuhkan dalam pengendalian pencemaran limbah domestik.
Cakupan dan konsep sosialisasi adalah sebagai berikut :
a. Sosialiasi rencana kegaiatan :
- Menjelaskan rencana kegiatan terutama tentang unit IPLT, rencana
konstruksi dan operasional
- Menggali informasi tentang kondisi sanitasi masyarakat
- Sosialiasi kepada masyarakat khususnya yang berdekatan dengan lokasi
rencana IPLT
b. Edukasi masyarakat :
- Pentingnya IPLT sebagai pengolahan lumpur tinja, sebagai langkah
pengendalian pencemaran dan peningkatan kualitas lingkungan
- Edukasi pemanfaatan IPLT yang akan dibangun secara optimal, dengan cara
pengurasan secara berkala tangki septic di masing-masing rumah.
c. Saran masukan :
- Penggalian saran dan masukan dari masyarakat tentang rencana kegiatan
- Menumbuhkan antusias masyarakat dalam partisipasi untuk menjaga
lingkungan permukiman dan memanfaatkan IPLT secara optimal.
E-16
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
E-17
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
a. Metode Geometrik
Perhitungan penduduk diasumsikan mengikuti deret geometrik dengan
rasio pertumbuhan adalah sama untuk setiap tahunnya. Sehingga rumus
dari pertumbuhan geometrik adalah (Rubin, 2001 : 640) :
n
Pn =P0 ( 1+r )
dengan :
Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n (jiwa)
P0 = Jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)
r = Tingkat pertumbuhan penduduk (%)
n = Jumlah tahun proyeksi (tahun)
b. Metode Aritmatik
Dalam metode ini, pertumbuhan rata-rata penduduk berkisar pada prosentase
r yang konstan setiap tahun (Mc.Flee, 2001 : 7). Metode ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Pn =P0+K⋅t
dengan :
Pn = Jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)
K = Pertumbuhun penduduk rata-rata per tahun
t = Jumlah tahun proyeksi (tahun)
c. Metode Least Square
Persamaan perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan metode
least square adalah sebagai berikut:
Pn = a + b N
dimana : Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode proyeksi
N = selisih antara tahun proyeksi dengan tahun dasar
perhitungan (tahun 2011)
Nilai a dan b dicari berdasarkan persamaan:
2
a=
∑ y. ∑ x −∑ x . ∑ xy
(n(∑ x 2 )−(∑ x)2
n. ∑ xy .−∑ x . ∑ y
b=
(n( ∑ x 2 )−( ∑ x )2
E-18
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
x: nomor data
y: jumlah penduduk tiap tahun
Analisa tata ruang, yang meliputi kesesuaian rencana lokasi IPLT tersebut
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) .
Standar Teknis yang diperlukan berkaitan dengan design IPLT seperti antara
lain:
- NSPM perencanaan IPLT dengan sistem kolam
- Kriteria teknis unit-unit pengolahan limbah di IPLT
- Peraturan dan acuan lain yang terkait
E-19
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Spesifikasi Teknis
7) Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan (Laporan Pendahuluan, Laporan Bulanan, Laporan Antara, dan
Laporan Akhir) mulai disusun olah Konsultan dalam tahap persiapan dan dilanjutkan
sampai dengan terselesaikannya pekerjaan.
a. Laporan Pendahuluan
LaporanPendahuluandiserahkanselambat-lambatnya0,5 bulansejakSPMK
diterbitkan,sebanyak5(lima)bukulaporan.LaporanPendahuluanmemuat:
E-20
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
b. Laporan Interim/Antara
Laporan Interim/Antara diserahkan 1,5 bulan sejak SPMK diterbitkan, sebanyak
5 (lima) buku laporan. Laporan Interim/Antara memuat hasil sementara
pelaksanaan kegiatan, antara lain :
Gambaran umum data konstruksi air limbah dengan sistem terpusat skala
kota yang meliputi kondisi fisik, kondisi sosial ekonomi, cakupan layanan,
tingkat pelayanan dan investasi yang telah dilaksanakan.
Data dan inventarisasi prasarana dan sarana di bidang air limbah di
kota/kawasan yang mencakup lokasi, jenis prasarana dan sarana, volume,
dimensi, nilai investasi, kondisi fisik, kondisi sosial ekonomi, jumlah penfaat
(jiwa terlayani) sertia perkiraan jumlah tenaga kerja yang dapat terserap.
Gambaran/Peta kondisi pelayanan air limbah saat ini, dilengkapi dengan
gambar dan skema yang diperlukan.
Hasil pelaksanaan fisik di lapangan dan permasalahan yang terjadi serta
rekomendasi pemecahan masalah untuk percepatan pelaksanaan fisik dan
dilengkapi dengan informasi tabel dan gambar.
c. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisikan perbaikan dari Konsep Laporan Akhir yang telah
mendapat masukan dari pembahasan dengan Tim Teknis dan Pemerintah
Daerah. Laporandanhasilkegiatanyang sudahberbentuk final
dansudahmenampung semuapelaksanaansertahasilpada pembahasanterakhir
diserahkanjugadalam bentukAudioVisual/CD/Fotosebanyak5set. Selain itu juga
E-21
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
E-22
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
TAHAP PERSIAPAN
SELEKSI LOKASI
ANALISA DATA
PERENCANAAN DED
Rapat Pembahasan
PENYUSUNAN LAPORAN
Gambar E.1
Metodologi Pekerjaan Penyusunan DED IPLT Kabupaten Trenggalek
E-23
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Mengacu kepada Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam,
ada beberapa sistem yang dapat digunakan dan dapat dilihat pada gambar E.2
dengan aplikasi seperti berikut:
E-24
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Pengering Lumpur
PILIHAN I
Bak Pengering
Lumpur
PILIHAN II
Bak Pengering
Lumpur
PILIHAN III
E-25
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Beberapa macam unit pengolah yang digunakan dalam IPLT, adalah sebagai
berikut :
a. IMHOFF TANK
Prinsip kerja dan proses yang terjadi pada Imhoff Tankadalahpengendapan
dan dilanjutkan dengan stabilisasi lewat proses anaerobik. Pada intinya
Imhoff Tank dikembangkan untuk menanggulangi berbagai masalah yang
timbul pada septic tank. Misalnya effluent dari septic tank masih bau karena
kemungkinan terjadinya kontak antara limbah yang baru masuk dengan
sludge. Pada Imhoff Tank hal tersebut dihindari, yaitu dengan memisahkan
limbah yang masuk dengan endapan lumpur yang terjadi. Pemisahan
tersebut dilakukan dengan membuat konstruksi tipis (funnel type).
Di dalam Imhoff Tank akan terjadi lapisan sludge di bagian bawah, scum di
bagian atas dan supernatant, sebagai cairan yang mengalir ke unit
pengolahan berikutnya. Efisiensi pengolahannya berkisar antara 25%-50%
COD removal. Tangki imhoff tank dapat berupa lingkaran atau empat persegi
panjang dan dibagi menjadi tiga kompartemen :
- Bagian atas atau kompartemen sedimentasi
- Bagian bawah dikenal sebagai kompartemen pencernaan, dan
- Gas vent dan bagian buih
E-26
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Tinja yang diambil dari septic tank rumah tangga melalui jasa truk hisap tinja
dibawa ke lokasi IPLT. Imhoff Tank digunakan untuk memisahkan endapan
lumpur dengan limbah cair (supernatant), dengan waktu pengendapan 2 jam.
Dalam unit pengolahan ini terjadi proses fisik maupun penurunan BOD dan
bakteri Coliform.
b. KOLAM ANAEROBIK
Kolam ini beroperasi tanpa adanya oksigen terlarut (DO) karena beban
organik masih sangat tinggi, sehingga bakteri membutuhkan banyak
oksigen untuk menguraikan limbah organik. Bak ini dibuat dengan
kedalaman yang cukup dengan harapan kondisi anaerob benar-benar
terjadi karena dengan kedalaman kolam yang tinggi dan timbulnya scum
(busa) dipermukaan kolam, tumbuhan alga tidak dapat hidup di kolam
ini agar tidak ada oksigen terlarut (DO = 0). Pada kolam anaerobik terjadi
proses sebagai berikut :
bakteri
Bahan organik gas metan + CO2 + H2O + gas H2S + bakteri bau
(Sumber : Anonim, 2000)
E-27
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Si . Q
A s: =
dimana
λs . H
E-28
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
c. KOLAM FAKULTATIF
Pond atau kolam air limbah sering juga disebut kolam stabilisasi (stabilization
pond) atau kolam oksidasi (oxidation pond). Pond untuk air limbah biasanya
terdiri dari kolam dari tanah yang luas, dangkal atau tidak terlalu dalam
dimana air limbah dimasukkan ke dalam kolam tersebut dengan waktu tinggal
yang cukup lama agar terjadi pemurnian secara biologis alami sesuai dengan
derajat pengolahan yang ditentukan. Efisiensi penyisihan di kolam fakultatif
ini sebesar 75%, BOD5 yang terkandung setelah mengalami penyisihan
sebesar 75% di kolam anaerobik.
Di dalam sistem kolam fakultatif, air limbah berada pada kondisi aerobik dan
anaerobik pada waktu yang bersamaan. Zona aerobik terdapat pada lapisan
atas atau permukaan sedangkan zona anaerobik berada pada lapisan bawah
atau dasar kolam. Diagram sistem biologi yang terdapat pada kolam fakultatif
secara umum digambarkan seperti pada gambar di bawah ini. Kondisi aerobik
terdapat pada bagian atas dari kolam. Oksigen yang terlarut didapatkan dari
difusi oksigen dari udara atau atmosfer. Kondisi stagnant di dalam lumpur di
daerah sekitar dasar kolam menyebabkan terhambatnya transfer oksigen ke
daerah tersebut, sehingga menyebabkan kondisi anaerob. Batas antara zona
aerobik dan anaerobik tidak tetap, dipengaruhi oleh adanya pengadukan
(mixing) oleh angin serta penetrasi sinar matahari.
E-29
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Neraca massa untuk senyawa organik terlarut misalnya BOD dan COD dapat
dianggap terdistribusi secara merata di dalam reaktor karena adanya proses
pengadukan. Neraca massa dapat dituliskan sebagai berikut :
BOD masuk = BOD keluar + BOD yang dikonsumsi
Q . So = Q . S + V ( k . S )
S Q 1
= =
So Q+k . V V
1 +k ( )
Q
S 1
=
So 1 + kθ
Dimana:
S/So = Fraksi dari BOD terlarut
k = Koefisien kecepatan reaksi (hari-1)
θ = Waktu tinggal hidrolik (Hydraulic Detention Time) (hari)
V = Volume reaktor (m3)
Q = Debit air limbah (m3/hari)
Jika beberapa reaktor dipasang seri, efluent dari pond pertama menjadi
influen pond ke dua dan seterusnya maka untuk sejumlah n reaktor
persamaan dapat ditulis sebagai berikut:
E-30
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
S 1
=
So kθ
(1+ )n
n
Efisiensi maksimum akan terjadi apabila pond atau kolam dipasang seri
dengan ukuran yang hampir sama.
bakteri
Bahan organik + O2 CO2 + O2 + H2O
(Sumber : Marsono, 1999).
Proses reaksi fotosintesis dan respirasi yang dilakukan alga dapat ditulis
sebagai berikut.
E-31
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Fotosintesis :
CO2 + H2O + cahaya matahari CH2O + O2 + H2O
(Sumber : Marsono, 1999).
Respirasi :
CH2O + O2 CO2 + 2 H2O
(Sumber : Marsono, 1999).
Ciri-ciri fisik kolam ini jika dilihat kondisinya, hampir sama dengan kolam
anaerobik dan fakultatif hanya menampung lumpur tinja dengan kadar
air yang tinggi akibat pengenceran. Sehingga dipastikan kondisi kolam
aerobik sepenuhnya. Efisiensi penyisihan BOD 5 dalam kolam ini sebesar
75 %, influen BOD5 dari kolam fakultatif.
Ne 1
=
N o ( 1+k b . t d ) n
E-32
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
E-33
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
g. BAR SCREEN
Bar screen adalah alat yang tersusun atas batang/tongkat pararel dengan
bukaan antar batang > 15 mm dan berfungsi melindungi
pompa/valve/jaringan pipa dari kerusakan/penyumbatan. Sedangkan screen
adalah alat yang berbentuk disk/drum dengan bukaan antar batang <15 mm
yang terbuat dari bahan tembaga/perunggu yang berfungsi melindungi
pompa/valve/jaringan pipa dari kerusakan/penyumbatan (Metcalf and Eddy,
1991).
Coarse screen ini digunakan untuk menjaga alat-alat, tipenya bisa berupa
bar screen, coarse wire screen maupun communitor. Coarse screen ini
mempunyai bukaan 5-15 mm.
Medium Screen
Medium screen berupa saringan halus dengan bukaan berkisar 2-5 mm.
Fine Screen
E-34
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Kriteria desain untuk faktor pembersihan pada bar screen dan operasional
manual dan mechanic cleaning dapat dilihat pada Tabel E.6 dan Tabel E.7.
Tabel E.6 Kriteria Desain Faktor Pembersih Bar Screen
Kriteria desain Manual cleaning Mechanic cleaning
Kecepatan melalui rack (v) (ft/detik) 0,3 – 0,8 0,6 – 1,0
Lebar Bar (w) (inch) 4–8 8 – 10
Kedalaman (D) (inch) 25 – 50 50 – 75
Jarak antar batang (b) (inch) 25-75 10 -50
Slope batang dari vertikal (0) 45 – 60 75 – 85
Headloss yang diijinkan (inch) 150 150
Headloss maksimum 800 800
Sumber: Qosim, 1985.
Tabel E.7 Kriteria Desain Operasional Manual dan Mechanic Cleaning
Parameter Manual cleaning Mechanic cleaning
Kecepatan melalui rack (v)
1–2 2 – 3,25
(ft/detik )
Lebar Bar (w) (inch) 0,2 – 0,6 0,2 – 0,6
Ketebalan (D), (inch ) 1,0 – 1,5 1,0 – 1,5
Jarak antar batang (b),(inch ) 1–2 0,6 – 3
Slope batang dari vertikal ( 0 ) 30 – 45 0 – 30
Headloss yang diijinkan (hl) (inch ) 6 6
Headloss maksimum - -
Sumber: Qosim, 1985.
h. SUMP PIT
E-35
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Pertimbangan Desain :
Karakteristik air limbah yang akan dipompakan, adalah: suspended solid,
floating solid, ukuran maksimum benda yang boleh ada dalam air buangan,
densitas, temperatur, tekanan, dan lain-lain
Debit air buangan, meliputi : debit minimum, debit puncak dan debit rata-rata
Rencana letak, skema perpipaan dan profil hidraulis dari sumur basah sampai
dengan fasilitas penerima
Elevasi muka air minimum dan maksimum pada sumur basah, dan elevasi
muka air pada fasilitas penerima. Nilai elevasi-elevasi tersebut ditetapkan
setelah dilakukan evaluasi terhadap :
- Elevasi air pada influen sewer
- Rencana layout dan pertimbangan hidraulik berdasarkan rencana
- Pertimbangan terhadap terjadinya air pasang
- Pertimbangan rencana perletakan
- Kebutuhan operasi dan peralatan
Dalam merencanakan Sump Pit, terdapat tiga hal utama yang harus
diperhatikan, yaitu;
a. Pemilihan letak
Pemilihan letak ini penting dalam perencanaan dan pengoperasian fasilitas-
fasilitas yang ada nantinya. Pemilihan letak Sump Pit ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain :
Cuaca, jalan dan tempat parkir secara keseluruhan
Aman dari bahaya banjir selama 100 tahun yang akan datang
E-36
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
E-37
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Pipa suction pada Sump Pit harus berukuran lebih untuk perluasan
fasilitas pada masa yang akan datang
c. Pemilihan pompa dan kontrol
Kebutuhan pipa dapat ditentukan dari pengetahuan tentang head dan aliran.
Pemilihan unit spesifik membutuhkan pengujian pada kurva standard pabrik
dan perbandingan antara kurva standar pabrik dengan kurva kapasitas head
sistem.
Hal – hal yang umum digunakan dalam pemompaan dan analisis pemompaan
meliputi :
Head
- Head menjelaskan tentang energi hidrolik (kinetik atau potensial) yang
setara dengan tinggi kolom zar cair di atas datum, dinyatakan tinggi
kolom air (1 m air = 9.81 kPa, atau 1 ft air = 0.433 Psi ).
- Head dalam pemompaan termasuk static suction lift (static suction
head), static discharge head, dan totalstatic head.
- Total dinamic head (TDH) pompa adalah jumlah total dari total static
head, head gesekan ( termasukminnor losses), dan energi kecepatan
(velocity head). Head gesekan terdiri dari kehilangan energi dalam pipa
E-38
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
E-39
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
Pp
Ee = Pm
Dimana :
Pw = daya keluaran pompa (daya air), kW (HP)
E-40
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
K’ = 1/550 HP/ft.lb/s)
Pada pekerjaan ini akan melibatkan beberapa disiplin ilmu dimana yang satu
dengan lainnya akan saling berkaitan dan saling menunjang. Tenaga Ahli dan
Tenaga Pendukung yang akan melaksanakan pekerjaan “Penyusunan DED
IPLT”Kabupaten Trenggalek mempunyai pengalaman dan kualifikasi sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam KAK yang terdiri atas:
1. Team Leader (SKA Madya Ahli Teknik Sanitasi dan Air Limbah)
2. Ahli Teknik Bangunan Gedung
3. Ahli Teknik Lingkungan
4. Ahli Geodesi
5. Ahli Ekonomi
E-41
Penyusunan DED IPLT
KABUPATEN TRENGGALEK 2019
PPK Kegiatan
Pendampingan/
Fasilitasi kegiatan
Bidang Sanitasi
Direktur
Konsultan
Team Leader
Ahli Teknik
Ahli Teknik
Ahli Ekonomi Ahli Geodesi Bangunan
Lingkungan
Gedung
Operator
Administrasi Surveyor CAD Operator Drafter
Komputer
E-42