Anda di halaman 1dari 54

UNIT KOMPETENSI [E.390000.003.

01]
Menilai Tingkat Pencemaran Udara dari Emisi
Tabel. Pengawasan Fasilitas Pengelolaaan Emisi
Udara
KOMPONEN TINDAKAN
FASILITAS
Sumber Emisi Periksa kondisi fisik sumber emisi pada penanganan bahan baku, proses produksi, dan
utilitas. Contoh :
Sumber emisi dari Utilitas : Boiler
D Catat jumlah dan jenis boiler (oil boiler/termo boiler atau steam boiler) serta kapasitas
masing masing boiler.
D Jenis bahan bakar yang digunakan
D Catat jumlah cerobong emisi yang dimiliki.
Cerobong Periksa jumlah cerobong .
Periksa apakah setiap cerobong telah dilengkapi lubang sampling dan posisi lubang sampling
telah sesuai dengan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara.
Periksa apakah setiap cerobong telah dilengkapi sarana pendukung sampling emisi
(tangga, landasan kerja, pagar pengaman dan sumber listrik).
Periksa apakah lubang sampling sudah memenuhi persyaratan teknis.

Alat pengendali Periksa apakah memiliki alat pengendalian pencemaran udara pada cerobong.
udara emisi Periksa jenis alat pengendali dan apakah alat pengendali berfungsi dengan baik.

Continuous Periksa apakah memiliki alat CEM (Continuous Emission Monitoring) pada cerobong..
Emission Periksa kinerja alat pemantau pencemaran udara/CEM dari control room.
Monitoring (CEM) Periksa parameter apa saja yang dapat dimonitor oleh CEM dan periksa data CEM untuk
harian, bulanan dan 3 bulanan serta berapa kali melebihi Baku Mutu Emisi Udara.
RUMUSAN UNIT KOMPETENSI
KODE UNIT : E.390000.003.01
JUDUL UNIT : Menilai Tingkat Pencemaran Udara dari Emisi
DESKRIPSI UNIT : Unit Kompetensi ini merupakan kemampuan yang di dasari atas pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam Menilai Tingkat Pencemaran
Udara dari Emisi
Menilai Tingkat Pencemaran Udara
dari Emisi

Kegiatan yang perlu dilakukan adalah:

1. Menyiapkan Data-data sekunder dari industri (bahan baku, bahan


pendukung, proses produksi, peralatan produksi, dan pendukung (utilitas)
yang berpotensi menimbulkan pencemaran udara
2. Menyiapkan Formulir cek list; dan Tata letak industri;
3. Menghitung Besarnya laju alir maksimum dari emisi ditentukan
berdasarkan sumber pencemar.
4. Melakukan Evaluasi Emisi dari sumber pencemar berdasarkan tingkat
kepatuhan terhadap baku mutu
5. Hasil evaluasi tingkat pencemaran udara dari emisi disusun sesuai
prosedur .
6. Laporan hasil evaluasi tingkat pencemaran udara dari emisi
dikomunikasikan sesuai prosedur
UNIT KOMPETENSI [E.390000.003.01]
Menilai Tingkat Pencemaran Udara dari Emisi

1. Kompetensi ini berlaku untuk menentukan, mengevaluasi dan melaporkan hasil


evaluasi tingkat pencemaran udara dari emisi dalam menentukan tingkat
pencemaran udara dari emisi di industri.
2. Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dalam suatu
kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya dalam udara ambien yang
mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.
3. Bahan baku adalah bahan pokok yang akan dipakai untuk membuat suatu
produk.
UNIT KOMPETENSI [E.390000.003.01]
Menilai Tingkat Pencemaran Udara dari Emisi

1. Bahan pendukung adalah bahan yang digunakan sebagai bahan


tambahan seperti pewarna, pengawet, penyedap rasa,
2. pewangi, anti oksidan, penghilang bau dan warna yang tidak diinginkan,
dan lain sebagainya dalam proses produksi.
3. Laju alir adalah kecepatan alir udara per satuan waktu.
4. Formulir cek lis dikenal juga sebagai daftar periksa atau daftar simak
adalah daftar yang berisi hal-hal yang harus diperiksa dengan
membubuhkan tanda cek list (√) atau tanda lain sebagai tanda telak
dilakukannya pemeriksaan..
PERATURAN DAN SOP

1. Peraturan yang diperlukan:


a. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
b. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun
1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.

2. SOP yang diperlukan


a. Prosedur penyusunan hasil evaluasi tingkat pencemaran
udara dari emisi
b. Prosedur pengkomunikasian laporan hasil evaluasi
tingkat pencemaran udara dari emisi
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
YANG DIPERLUKAN

1) Pengetahuan:
1. jenis pencemaran udara dari emisi;
2. laju alir maksimum dari sumber emisi;
3. evaluasi tingkat pencemaran udara dari emisi;
4. peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Keterampilan:
1. menentukan jenis pencemaran udara dari emisi;
2. menghitung laju alir maksimum dari emisi;
3. mengevaluasi tingkat pencemaran udara dari
emisi.
SAMPLING PENCEMARAN UDARA
SUMBER TIDAK BERGERAK
Tujuan

Penentuan tempat pengambilan sampel dan titik-titik lintas pada


penentuan kadar partikulat dan gas buang yang diemisikan dari
sumber tidak bergerak.
Titik-titik lintas (travers) adalah jumlah minimum titik pengambilan
sampel yang mewakili melalui suatu penampang lintang cerobong
Cara Pemilihan Lokasi Pengukuran

Pemilihan lokasi pengukuran kecepatan aliran dilaksanakan pada suatu tempat paling
sedikit 8 kali diameter cerobong dari aliran bawah (hulu) dan 2 kali diameter dari aliran
atas (hilir) dan bebas dari sembarang gangguan aliran seperti bengkokkan, ekspansi, atau
pengecilan aliran didalam cerobong.
Cara Pemilihan Lokasi Pengukuran

» Jika perlu lokasi alternatif dapat dipilih pada posisi


paling tidak 2D aliran bawah (B) dan 0,5 D aliran
atas (A) dari sembarang aliran. Untuk cerobong
berpenampang empat persegi panjang, dapat
ditentukan dengan diameter ekuivalen (De)
sebagai berikut:
» De = 2 LW / (L + W)
De = diameter ekiuvalen
L = panjang cerobong
W = lebar cerobong
» diameter ekuivalen adalah diameter yang
mewakili sistem cerobong dalam penentuan titik
pengambilan contoh uji dan titik-titik lintas.
Cara Penentuan Titik-titik Lintas

A. Partikulat
Bila kriteria 2D dan 8D dipenuhi maka jumlah minimum titik-titik
lintas memenuhi:
1). 12 titik untuk cerobong berbentuk bulat atau empat persegi
panjang dengan De > 0,61 meter
2). 8 titik untuk cerobong bulat dengan De = 0,30 – 0,61 meter
3). 9 titik untuk cerobong empat persegi panjang dengan De =
0,30 – 0,61 meter
Cara Penentuan Titik-titik Lintas

• Bila kriteria 8D dengan 2D tidak dipenuhi maka jumlah minimum titik lintas
ditentukan dari gambar 2-1-1 untuk pengambilan contoh uji partikulat dan
gambar 2-1-2 untuk pengukuran kecepatan. Sebelum mengacu pada
gambar, harus ditentukan terlebih dahulu jarak dari lokasi pengukuran yang
dipilih ke gangguan aliran atas dan bawah yang terdekat, dan membaginya
masing-masing jarak dengan diameter cerobong untuk menentukan jarak
diameter duet. Selanjutnya dari gambar 2-1-1 dan gambar 2-1-2 dapat
ditentukan titik-titik minimum dari jumlah ekuivalen yang dapat dinyatakan:

1. dengan jumlah diameter dakt aliran atas (A), dan dengan jumlah diameter
dakt aliran bawah (B).
Pilihlah 2 titik lintas minimum yang paling tinggi, atau
angka yang lebih besar, sehingga angka pada
cerobong bulat merupakan kelipatan dari 4, dan untuk
cerobong empat persegi panjang lihat Tabel-1.
Tabel 1. Lay Out Luas Penampang Cerobong
Empat Persegi Panjang

Jumlah Titik Lintas Matriks


9 3x3
12 3x4
16 4x4
20 5x4
25 5x5
30 6x5
36 6x6
42 7x6
49 7x7
Lay Out dan Lokasi Titik-titik Lintas

Cerobong bulat
Untuk cerobong bulat, titik pengambilan contoh harus
ditempatkan pada titik tengah daerah sama seperti
ditunjukkan dalam gambar 2-1-3 dan table-1
Lay Out dan Lokasi Titik-titik Lintas
Cerobong bulat
Lay Out dan Lokasi Titik-titik Lintas

Cerobong Empat Persegi Panjang

Titik pengambilan contoh harus ditempatkan pada titik tengah daerah


persegi panjang seperti ditunjukkan pada gambar 2.1.4.
Lay Out dan Lokasi Titik-titik Lintas
cerobong empat persegi panjang
Lay Out dan Lokasi Titik-titik Lintas

• Untuk titik-titik lintas partikulat, salah satu harus berada dalam sebuah bidang
yang mempunyai berbagai konsentrasi yang berbeda seperti pada setelah
bengkokan, salah satu diameter harus berada dalam bidang bengkokan.
• Selain itu jika sebuah titik-titik lintas kurang dari 2,5 cm pada D > 0,61 m atau
1,3 cm pada D < 0,61 m dari dinding cerobong maka pindahkan titik-titik
lintas pada jarak 2,5 cm pada D > 0,61 atau 1,3 cm pada D < 0,61 m dari
dinding atau sama dengan diameter nozzle, pilih mana yang lebih jauh.
Teknik Sampling
Udara Ambien

Dibawakan Oleh
Syamsul Bahri, SKM
Dalam Diklat PPLH Provsu
Medan, 18 November 2013
Obyektif
Peserta diklat memahami teknik sampling dan
metoda analisa parameter kualitas udara ambien
dan kebauan; sesuai dengan PP No. 41 tahun 1999
dan Kepmen No. 50 tahun 1996.
Peserta diklat memahami hal-hal utama yang perlu
diperhatikan dalam hal aplikasi teknik sampling
udara ambien bagi beberapa parameter utama.
Beberapa Pengertian
Pengukuran Udara

Ambien Emisi

Pengukuran Parameter Ambien

Otomatik Manual

Aktif Pasif
Tujuan dari pemantauan kualitas
udara (secara umum)

 Evaluasi kualitas udara ambien


 Penegakan Hukum bagi sumber-sumber spesifik
 Evaluasi atau pengembangan rencana pengendalian
 Perencanaan pemeliharaan kualitas udara
 Pengembangan dan uji coba suatu model
 Pengkajian
Kaitan Pemantauan Ambien
dengan penegakan hukum

Untuk mengkonfirmasi apakah penegakan hukum bagi


kegiatan emisi sumber bergerak dan tidak bergerak
sudah memenuhi dan/atau dapat diterapkan di daerah
yang bersangkutan
IDENTIFIKASI SUMBER
PENCEMAR

• Jenis Kegiatan / Industri


• Jenis Fasilitas
• Jenis Bahan Bakar

Dengan mengetahui sumber pencemar,


maka dapat diprediksi parameter yang
potensial menurunkan kualitas udara
ambien
Parameter

• Merujuk ke PP No. 41 th. 1999 tentang Baku Mutu Nasional


Kualitas Udara Ambien
• Pembahasan diwakilkan bagi kategori parameter partikulat dan
parameter gas
TEKNIK SAMPLING
Teknik Sampling Udara

Teknik Absorpsi
Pengumpulan menggunakan larutan penyerap dalam impinger atau bubbler

Teknik Adsorpsi
Pengumpulan menggunakan media padat (filter, glass bead, tenax, dll)
Teknik Sampling Udara (2)

Teknik Pendinginan
Teknik sampling dengan cara mencairkan gas

Pengumpulan dengan kantong udara


digunakan untuk gas pencemar yang tidak memerlukan pemekatan
contoh uji (teddlar bag)
Kecepatan dan arah angin

Higrometer

HVAS

Andersen Sampler
PbO2 Candle

Rain Gauge

Low Volume Air Sampler


Peralatan Sampling Manual

Collector
berfungsi untuk mengumpulkan gas yang tertangkap; dapat
berupa impinger, fritted bubbler atau tube adsorber

Flowmeter
untuk mengetahui volume udara ambien yang terkumpul

Pompa Vacuum
untuk menghisap udara ke dalam collector
Absorber - Impinger

SO2, Ox, NH3, H2S

Pompa
Impinger

Mist trap
Flow meter
Absorber - Bubbler

NO2, Cl2
Teddlar Bag
Adsorber – PbO2 Candle

SO2
High Volume Air
Sampler

TSP, Pb
Dustfall
Adsorber - Tenax
Perhitungan
Jumlah Udara yang dihisap selama
periode sampling :

(F1  F2 ) Pa 298
V t  
2 Ta 101,3
Perhitungan

Konsentrasi parameter yang diukur di


udara ambien :

( A  B)
C
V
Stasiun Otomatik
Data Meteorologi
Kelebihan Stasiun Otomatik
Vs Manual

 Sistem otomatik dapat dihubungkan langsung


dengan pusat komputer untuk perekaman
langsung
 Sistem Manual akan memerlukan waktu dan
biaya serta sumber daya yang sangat besar
 Sistem pemantauan otomatik secara kontinu
sangat bermanfaat bagi program
pengendalian strategis dalam pengawasan
kualitas udara
TIPS
• Pastikan ruang lingkup pemantauan. Tidak sama
pemantauan ambien dengan ruang kerja dan
/atau indoor
• Pastikan pemilihan titik sampling sudah
representatif
• Pastikan sampling dan analisa tidak melampaui
waktu tinggal (holding time)
• Pastikan metoda yang digunakan adalah standard
yang berlaku dan data yang dihasilkan valid
• Perhatikan konsensus yang digunakan
dalam konversi konsentrasi dari ppm ke
satuan berat per volume.
DAFTAR
PUSTAKA
Lodge, Methods of Air Sampling, 1988.
Stern, Arthur C., 1993. Air Pollution, vol.
III, Academic Press Inc., San Diego.
Stern, Arthur C., 1993. Air Pollution, vol.
VII, Academic Press Inc., San Diego.
Williamson, S.J., 1973. Fundamentals of
Air Pollution, Addison-Wesley Publishing
Corporation.
ANALISIS PARAMETER KUALITAS
UDARA
KEPUTUSAN KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR :KEP.13/MENLH/3/1995 NOMOR
:KEP.13/MENLH/3/1995
TENTANG TENTANG
BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK
BERGERAK BAKU MUTU EMISI SUMBER
TIDAK BERGERAK
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
BAKU MUTU EMISI
UNTUK INDUSTRI BESI
DAN BAJA BAKU MUTU
EMISI UNTUK INDUSTRI
BESI DAN BAJA
(BERLAKU EFEKTIF
TAHUN 1995) (BERLAKU
EFEKTIF TAHUN 1995)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai