Anda di halaman 1dari 16

PENILAIAN

RISIKO
Pelaksanaan Manajemen Risiko ,khususnya untuk melakukan
identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko diperlukamn
metoda atau perangkat.
Khusus untuk risiko K3, ada beberapa cara atau alat yang dapat
digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Beberapa
diantaranya adalah :
1. Data kecelakaan;
2. Daftar periksa;
3. Brainstorming;
4. What-If;
5. Hazops;
6. Failure Mode and Effects Analysi (FMEA)s;
7. Fault Tree Analysis (FTA);
8. Task Risk Assessment (TRA); dan
9. Job Safety Analysis (JSA)
DATA KECELAKAAN
 Data kecelakaan kerja adalah salaha satu sumber
informasi mengenai adanya bahaya di tempat kerja dan
merupakan sumber informasi yang paling dasar.
 Setiap kecelakaan selalu ada sebabnya yang didasari oleh
adanya kondisi tidak aman baik menyangkut manusia,
peralatan, atau lingkungan kerja. Karena itu dari setiap
kecelakaan, bagaimanapun keculnya akan ditemukan
adanya suber bahaya atau risiko.
DAFTAR PERIKSA
Metoda ini sangat mudah dan sederhana, yaitu dengan membuat
daftar periksapemeriksaan bahaya di tempat kerja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
 Bersifat spesifik untuk peralatan atau tempat kerja tertentu.
Daftar periksa untuk gudang berbeda dengan daftar periksa
untuk bengkel atau unit proses.
 Daftar periksa harus dikembangkan oleh orang yang
memahami atau mengenal tempat kerja atau peralatan.
 Daftar periksa harus dievaluasi secara berkala, terutama jika
ditemukan adanya bahaya baru, atau penambahan dan
perubahan sarana produksi, sistem atau proses.
 Pemeriksaan bahaya dilakukan oleh mereka yang mengenal
dengan baik kondisi lingkungan kerjanya.
Contoh Daftar Periksa :
RUANG PERKANTORAN

No. Pertanyaan Ya Tidak


1. Apakah kondisi lantai dalam keadaan bersih dan tidak licin ?
2. Apakah penerangan cukup dan kondisi baik ?
3. Apakah jalan-jalan aman dan tidak terhalang ?
4. Apakah ventilasi mencukupi dan terpelihara ?
5. Apakah semua peralatan listrik dalam kondisi baik dan aman ?
6. Apakah alat pemadam tersedia dan kondisinya baik ?
7. Apakah semua alat kantor dalam kondisi baik dan aman ?
BRAINSTORMING
 Sumber informasi tentang bahaya dapat diperoleh dari
semua pihak. Semakin banyak sumber informasi yang
digunakan akan semakin luas, dalam, dan rinci informasi
yang diperoleh.
 Melalui diskusi dan pertemuan berbagai pihak dan
individu yang berbeda dapat dilakukan “Brainstor,ming”
untuk menggali potensi bahaya yang ada, atau diketahui
oleh masing-masing anggota kelompok.
 Teknik ini dapat dilakukan secara berkala dalam suatu
lingkungan atau kelompok kerja. Masing-masing
partisipant memberikan informasi dan pendapatnya
mengenai kemungkinan adanya bahaya di lingkungan
kerja masing-masing.
JOB SAFETY ANALYSIS
 Bermanfaat untuk mengidentifikasi dan menganalisa bahaya
dalam suatu pekerjaan (job) seperti mengganti bola lampu,
memasang AC, melepas saringan, mengganti ban serep, dan
lainnya.
Pekerjaan Yang Memerlukan Kajian JSA , antara lain :
 Pekerjaan yang sering mengalami kecelakaan atau mengalami
angka kecelakaan tinggi;
 Pekerjaan berisiko tinggi dan dapat berakibat fatal, misalnya
membersihkan kaca dengan gondola;
 Pekerjaan yang jarang dilakukan sehingga belum diketahui
secara persis bahaya yang ada.
 Pekerjaan yang rumit atau komplek di mana sedikit kelalaian
dapat berakibat kecelakaan atau cedera.
Langkah JSA :
Kajian JSA umumnya terdiri atas lima langkah, yaitu :
 Pilih pekerjaan yang akan dianalisa;
 Pecahkan pekerjaan menjadi langkah-langkah aktivitas;
 Ientifikasi potensi bahaya pada setiap langkah;
 Tentukan langkah pengamanan untuk mengendalikan
bahaya; dan
 Komunikasikan kepada semua pihak berkepentingan.
Evaluasi Risiko

Dalam proses ini adalah melakukan pengukuran


dengan metode semi kuantitatif, yaitu dengan
menilai seberapa besar peluang dan konsekuensi jika
suatu risiko benar-benar terjadi.

Evaluasi risiko dilakukan dengan mengacu pada


“skala” yang telah ditetapkan dalam Tabel 1 dan
tabel 2.
a. PENGUKURAN PELUANG

TABEL – 1 : PELUANG
SIFAT
SKALA
RUTIN NON RUTIN
1 Secara teori bisa terjadi, tetapi belum
pernah mengalami atau pernah
Secara teori bisa terjadi, tetapi yakin
tidak akan terjadi selama pekerjaan
mendengar terjadi. berlangsung.
2 Pernah terjadi sekali pada suatu waktu
yg tidak diketahui dengan pasti.
Bisa terjadi, tetapi sangat kecil
kemungkinan akan terjadi sekali selama
pekerjaan berlangsung.
3 Pernah terjadi dalam masa lima tahun Bisa terjadi apaling banyak satu kali
terakhir. selama pekerjaan berlangsung.
4 Pernah terjadi dalam masa tiga tahun Bisa terjadi 1-3 kali selama pekerjaan
terakhir. berlangsung.
5 Pernah terjadi dalam masa satu tahun Bisa terjadi lebih dari tiga selama
terakhir. pekerjaan berlangsung.
b. Pengukuran Konsekuensi
• Skala konsekuensi ditentukan berdasarkan penjumlahan
terhadap lima sub, yaitu : dampak terhadap K3,
pendapatan, kerusakan asset, lingkungan, dan
gangguan usaha;
• Jika suatu sumber risiko dinilai mempunyai skala
konsekuensi berbeda, maka yang digunakan adalah
skala konsekuensi yang paling tinggi;
• Untuk skala sub konsekuensi pendapatan dan kerusakan
asset mengikuti skala K3, apabila belum ditetapkan nilai
dari suatu unit kerja oleh pengurus;
• Penentuan skala konsekuensi dilakukan menggunakan
Tabel-2
TABEL 2 : KONSEKUENSI

S K A T E G O R I
K
A Tenaga Kerja Pendapatan Asset Lingkungan Gangguan Usaha
L (K1) (K2) (K3) (K4) (K5)
A

1 Tindakan P3K <5% < 5 % nilai < baku mutu 5%< 2 X 24 jam
asset lingkungan
2 Perawatan 5 – 15 % 5-15 % nilai Dapat pulih dengan 5%-15% > 2X24
Medis asset sendirinya < setahun jam
3 Cacat 15 – 30 % 5-30 % nilai Dapat dipulihkan
Permanen asset dengan intervensi 15-30% > 2X 24
manusia dalam jam
waktu < 12 bulan
4 Kematian 1 Dapat dipulihkan
orang; cacat 30 – 50 % 30-50 % nilai dengan intervensi 30-50%> 2X 24
permanen >1 asset manusia dalam jam
orang waktu > 12 bulan
5 Kematian > 1 > 50 % > 50 % nilai Tidak dapat
orang asset dipulihkan dengan >50% > 2X24 jam
cara apapun
C. Perhitungan Risiko
Langkah selanjutnya setelah didapatkan skala
peluang dan konsekuensi adalah menghitung risiko
berdasarkan rumus :

R = P x ∑ (K1+K2…+Kn)
R = Risiko
P = Peluang (lihat tabel 1)
K = Konsekuensi (lihat tabel 2)
Kemudian hasil perhitungan risiko (R) dibandingkan de-
ngan skala pada pada tabel 3, sehingga didapatkan
Rating Risiko kegiatan atau tahapan pekerjaan pada
suatu unit kerja atau kelompok kerja.

Tabel 3 : RATING RISIKO


Rating Skala Keterangan
A 0 - 19 Risiko dapat diterima, langkah pengendalian dinilai efektif.
B 20 - 39 Risiko belum dapat diterima. Perlu tindakan pengendalian.
C 40 - 69 Risiko tidak dapat diterima, harus ada tindakan pengendalian.
D 70 - 125 Risiko sangat tidak dapat diterima, harus ada tindakan
pengendalian segera.
Langkah terakhir untuk menetukan tingkat risiko
kelompok pekerja/unit kerja, dilakukan dengan cara :
• Mengumpulkan semua rating risiko yang didapatkan (A,
B,C, dan D);
• Jika hanya terdapat rating A, B, dan C, ditetapkan
dengan memilih yang terbanyak, yaitu A, B, atau C.
• Jika terdapat rating D, maka ditetapkan D.
Tabel 4 : Formulir Penilaian Risiko

Akibat Risiko
No. Pokok Potensi Kecelakaan Kendali Skala Rating
Reg Kegiatan Bahaya Kerja dan Peluang Konsekuensi Risiko
PAA

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Persiapan Pestisida Sarung
1. alat dan tangan
bahan
Sepatu
both
Helmet
2.

Anda mungkin juga menyukai