The Influence Of Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) And
Book Value Ratio (PBV) On The Rate Of Share Return In Coal Mining Sub Sector
Companies Listed On The Indonesia Stock Exchange 2016-2020
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang S1
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Komputer Indonesia
Disusun Oleh :
Nama : Narita Berliany Gusman
NIM : 21218247
Assalamu’alaikum wr wb
Puji Syukur atas ke hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah limpah kepada Nabi
Muhammad SAW. Karena Rahmat serta Karunia dari Sang Pencipta penulis mampu
menyelesaikan Skripsi ini diwaktu yang tepat. Adapun judul yang penulis ambil
Selain itu penulis memberikan penghargaan serta ucapan terima kasih yang
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, MT selaku Rektor
2. Yth. Ibu Assoc. Prof. Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si., AK., CA selaku Dekan
3. Yth. Ibu Dr. Linna Ismawati, SE, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen dan selaku Dosen Penguji Sidang Dua Universitas Komputer Indonesia
i
4. Yth. Ibu Windi Novianti SE., MM. selaku Dosen Penguji satu dan Dosen
5. Yth. Ibu Lia Yulianti, SE., M.Pd selaku Dosen Pembimbing Universitas
Komputer Indonesia.
6. Kepada Kedua Orang Tua yang telah memberikan do’a, dukungan, serta
7. Kepada Andika Puri Prayoga, yang telah menemani penulis selama proses
penulis.
banyak kepada semua pihak yang telah berjasa dalam pembuatan Laporan ini dan
Penulis,
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian5
1.4 Kegunaan Penelitian…………………………………………………………………………………………….17
1.1 Data Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Price to Book Value
(PBV) dan Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Batubara Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020.................................................7
PENDAHULUAN
ekonomi dalam suatu negara,sektor pertambangan sekarang ini menjadi salah satu
sektor utama yang menggerakan roda perekonomian di Indonesia, oleh karena itu
banyak peluang yang sangat besar bagi Indonesia karena bahan tambang akan
selalu dibutuhkan oleh manusia, juga potensi geologis Indonesia yang sangat
termasuk kedalam salah satu sektor yang terdapat di Bursa Efek Indonesia
batu bara, sektor pertambangan minyak dan gas bumi dan sektor pertambangan
pertambangan merupakan salah satu sektor yang menarik dan menjadi 2 sektor
pertumbuhan pada tahun 2008 sebesar 0,7% dan mengalami peningkatan hingga
4,5% pada tahun 2009. Pertambangan batubara menempati posisi strategis dalam
sebagai sumber penerimaan negara, sumber energi primer, dan bahan baku
1
2
industri. Berdasarkan data statistik World Coal Institute pada tahun 2011,
total 376 juta ton dan menduduki peringkat pertama sebagai eksportir batubara
dengan total 309 juta ton. Sebagai salah satu negara terbesar penghasil dan
pengekpor batubara di dunia, hal ini berarti bahwa prospek batubara di Indonesia
sangat cerah. Oleh karena itu, penilaian terhadap kinerja perusahaan batubara
bebas dan ketat karena banyak bermunculan perusahaan asing di dalam negeri
yang disebabkan oleh semakin tipisnya batas antar negara. Dalam kondisi
pertambangan sub sektor Batu Bara yang terdaftar di BEI yaitu, PT Adaro Energy
Indonesia Tbk , PT. Bukit Asam (persero) Tbk, PT. Atlas Resources Tbk, , PT
3
perekonomian suatu negara karena bursa efek menjalankan dua fungsi sekaligus
yaitu, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Di lain pihak, kinerja keuangan
menjadi hal yang sangat penting di perhatikan. Karena dengan kinerja keuangan
eksternal. Maka dari itu masyarakat ikut andil dan diharapkan dapat berpartisipasi
dan membantu pergerakan ekonomi melalui jual beli saham di pasar modal.
atas suatu perusahaan yang berbentuk perseroen terbatas (PT). Pemilik saham
perusahaan. Masyarakat juga dapat ikut serta dengan menanamkan modalnya atau
berinvestasi saham melalui pasar modal pada perusahaan yang dirasa akan dapat
menguntungkan mereka.
berbagai faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya jumlah nilai return dari
suatu saham. Salah satu faktor yang dapat diidentifikasi pengaruhnya terhadap
modal. Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan
atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham
melalui suatu portofolio. Kinerja keuangan yang baik dari sebuah perusahaan
perusahaan. EVA akan menunjukkan ukuran yang baik sejauh mana perusahaan
memaksimalkan modal.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Mutmainah, F., & Santoso, B.
yang dilakukan oleh Silitonga, W.P., Ramdhani, R.A., & Nugroho, R. (2019)
adalah dari Market Value Added (MVA). Menurut Mutmainah, F., & Santoso , B.
H. (2018) Market Value Added (MVA) merupakan alat ukur eksternal yang
dana. Market value added adalah perbedaaan antara nilai dari perusahaan (hutang
Faktor lain yang diyakini dapat mempengaruhi Return Saham adalah Price to
Book Value (PBV). Menurut Satwiko, R., & Agusto, V. (2021) Price to book
value merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur
kinerja harga pasar saham terhadap nilai buku dari ekuitas perusahaan. Semakin
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Satwiko & Agusto(2021) yang
Return Saham.
sampel pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk
Asam (persero) Tbk, PT. Atlas Resources Tbk, ,PT Delta Dunia MakmurTbk. PT
Market Value Added (MVA), Price to Book Value (PBV) dan Return Saham,
sebagai berikut.
7
Tabel 1.1
Data Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Price to Book Value (PBV)
dan Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020
Berdasarkan pada tabel 1.1 diatas, fenomena dan fakta dilapangan dalam
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Price to Book Value
(PBV) dan Return Saham setiap perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.
Seperti pada tabel Economic Value Added (EVA) yang rata-rata terjadi pada
tahun 2019-2020 perusahaan mengalami penuruan nilai EVA. Seperti contoh pada PT
Bukit Asam Energi Tbk, hal tersebut disebabkan karena laba tahun berjalan / laba
bersih perusahaan tersebut menurun, yang akhirnya membuat perhitungan EVA nya
Indonesia Tbk yang nilai EVA nya turut mengalami penurunan, hal tersebut
disebabkan karena laba tahun berjalan / laba bersih ADRO pada tahun 2020 menurun
dibandingkan tahun 2019. Dimana, pada tahun 2020 ADRO mendapatkan laba lebih
rendah dan turun drastic dari tahun 2019. Penurunan tersebut didominasi oleh
yang terjadi tersebut berimbas pada harga batubara global. Dikarenakan biaya modal
yang meningkat dan menurunnya daya beli dari masyarakat yang menyebabkan
perhitungan EVA nya ikut menurun, hal ini berakibat pula pada penurun nilai PBV
pada PT Adaro Minerals Indonesia Tbk di tahun 2020 di karenakan permintaan batu
Lalu selanjutnya ada penurunan pada tabel MVA juga rata-rata terjadi pada
tahun 2020. Seperti pada tabel, PT Atlas Resource pada tahun 2018 nilai MVA nya
kembali atau menjual sahamnya yang menyebabkan harga saham perusahaan tersebut
menurun dari tahun ke tahun dikarenakan para pemegang saham lebih banyak yang
melepaskan sahamnya dari pada yang berminat membeli, dan berdampak pada
pendapatan PT Atlas Resource Tbk mengalami penurunan di tahun 2019 , hal ini
sahamnya atau dengan kata lain modal yang berasal dari investor kepada perusahaan
tersebut berkurang yang menyebabkan perhitungan MVA nya ikut menurun. Terlebih
dilansir dari kontan.co.id pada perusahaan KKGI investor asing melakukan pelepasan
saham yang sangat besar yang menyebabkan produksi dan penjualan mengalami
Lalu selanjutnya pada variabel PBV terjadi penurunan rata-rata pada tahun
2019. Hal tersebut tidak lepas dari EVA dan MVA yang terjadi pada rata-rata tahun
2019 dan 2020 yang turut mengalami penurunan. Karena kedua hal ini pun dapat
tersebut menurun dan hutang perusahaan tersebut meningkat, hal ini akan membuat
nilai perusahaannya menurun. Lalu MVA yaitu modal yang berasal dari pasar, karena
jika banyak investor yang menarik modalnya dari perusahaan tersebut otomati harga
saham perusahaan tersebut ikut turun, dan imbasnya kakan berdampak pada nilai
perusahaan tersebut karena banyak investor yang tidak tertarik lagi terhadap
perusahaan tersebut.
2019 hingga akhir tahun 2020 menjadi yang terburuk dalam 3 tahun terakhir setelah
minus hampir mencapai angka 2%. Hal tersebut disebabkan oleh investor asing yang
melakukan aksi jual bersih sebesar atau dalam kata lain dikarenakan keluarnya dana
dari pasar modal. Dan faktor yang lain juga karena nilai tukar rupiah yang melemah.
Dan hal terebut akan berdampak terhadap harga saham perusahaan dan tingkat
11
pengembalian saham atau yang biasa dikenal dengan Return Saham akan mengalami
Data empiris diatas menunjukkan fenomena yang terjadi antara teori dan fakta
Market Value Added (MVA), Prie to Book Value (PBV) dan Return Saham.
Economic Value Added (EVA) pengaruhnya terhadap return saham secara teori jika
EVA positif maka akan menambah nilai perusahaan berdasarkan laba yang
ditambahkan dari biaya modal sehingga return yang dihasilkan tinggi. Market Value
Added (MVA) atau nilai tambah yang berasal dari pasar yang tinggi akan
dikurangi biaya yang diinvestasikan. Begitu pula dengan teori Price to Book Value
(PBV), nilai PBV yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut dapat
menaikkan nilai perusahaannya dimata investor, sehingga wajar jika investor banyak
yang melirik kepada perusahaan tersebut. Tetapi jika nilai perusahaan tersebut
melambung terlalu tinggi juga investor harus hati-hati karena bisa saja sewaktu-waktu
ada hal yang tidak diinginkan terjadi kepada perusahaan tersebut dan menyebabkan
nilai perusahaan tersebut turun sesuai nilai bukunya atau menurunnya harga saham
lebih dalam lagi mengenai Economic Value Added (EVA), Market Value Added
(MVA), Price to Book Value dan Return Saham, begitu pun dengan keterkaitannya
12
satu sama lain. Maka dari itu penulis tertarikuntuk membahas variabel-variabel
“Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) Dan Price to
Book Value (PBV) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sub Sektor
2016-2020.”
(MVA), Price to Book Value (PBV) dan Return Saham pada rata-rata setiaptahun
(persero) Tbk, PT. Atlas Resources Tbk, ,PT Delta DuniaMakmurTbk. PT Indo
Tambangraya Megah Tbk. Dan PT Resource Alam Indonesia Tbk. pada tahun
inflasi yang meyebabkan EVA turun dan harga saham pun ikut turun sehingga
pasar karena kinerja perusahaan yang jelek pada setiap tahunnya sehingga
nilai bukunya terlalu besar dibandingkan harga saham sehingga membuat investor
5. Tahun 2016, 2017, 2018,2019 dan 2020 rata-rata Return Saham pada
Periode 2016-2020
Periode 2016-2020
Periode 2016-2020
Periode 2016-2020.
14
6. Seberapa besar pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Price to Book
8. Seberapa besar pengaruh Nilai Tambah Ekonomi (EVA), Nilai Tambah Pasar
(MVA) dan Price Book Value (PBV) terhadap Return Saham baik secara
hal yang berkaitan dengan permasalahan mengenai Economic Value Added (EVA),
Market Value Added (MVA) dan Price to Book Value (PBV) terhadap Return Saham
pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Periode 2016-2020
Tambah Pasar (MVA) dan Price to Book Value (PBV) terhadap Tingkat
Return Saham baik secara parsial ataupun simultan pada Perusahaan Sub
Periode 2016-2020.
1. Perusahaan
Hasil dari penelitian ini dapat dipakai sebagi tambahan informasi dan
perusahaan di masa lalu untuk dijadikan salah satu pedoman bagi perusahaan
2. Investor
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para investor agar
dapat mengambil keputusan dan dapat menjadi acuan dalam berinvestasi, agar
diinginkan.
17
1. Peneliti
terjadi di perusahaan serta dapat memajukan ilmu manajemen keuangan yang sudah
2. Peneliti Lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi
peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis dimasa yang akan datang.
Dalam penelitian ini, data penelitian diambil dari Bursa Efek Indonesia
melalui website www.idx.co.id dan Annual Report / Laporan Keuangan dari website
resmi perusahaan dan unit yang diteliti yaitu sebanyak 30 sampel dari 6 perusahaan
Sektor Tambang yang terdaftar di BEI. Untuk mendapatkan data serta informasi yang
terkait dengan data laporan keuangan Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Batubara
yaituwww.idx.co.id. Dan juga dapat dari Indonesian Stock Exchange (IDX) Kota
Bandung yang beralamat di Jalan PH. H. Mustofa No.33 telepon (022) 20524208
Email: kantorperwakilan.bandung@idx.co.id.
19
Waktu yang diperlukan sekiranya untuk menyelesaikan penelitian ini selama kurun
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. ACC
Judul
2. Bimbingan
Usulan
Penelitian
(UP)
3. ACC
Usulan
Penelitian
4. Seminar
Usulan
Penelitian
(UP)
BAB II
karena semua pengurangan biaya dan kenaikan pendapatan ada dalam istilah EVA
pengurangan biaya dalam suatu periode sama dengan kenaikan EVA dalam
harapan para pemegang saham dan kreditur. Dengan perhitungan EVA diharapkan
realistis.
20
21
adil harapan-harapan para pemegang saham dan kreditur.” (Octavera, Putri, &
Abdilla, 2016).
Maka dari definisi diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
Economic Value Added (EVA) adalah suatu metode untuk mengukur seberapa baik
kinerja perusahaan dalam menciptakan nilai tambah / laba ekonomi. laba ekonomi
semua biaya operasi dan biaya modal. EVA merupakan keuntungan operasional
setelah pajak dikurangi biaya modal, yang digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan.
2.1.1.2 Tolak Ukur dan Cara Meningkatkan Economic Value Added (EVA)
Adapun rumus yang digunakan dalam mencari Economic Value Added menurut
Keterangan
yaitu:
22
Keterangan
preferen dan ekuitas biasa. Menurut Keown, Scott, John, dan Petty (2010)
Keterangan
Total hutang
Tingkat Modal (D) : ×100 %
Total Hutang dan Ekuitas
Beban bunga
Cost of Debt (rd) : ×100 %
Total hutang jangka panjang
Total ekuitas
Tingkat Ekuitas : ×100 %
Total Hutang dan Ekuitas
beban pajak
Tingkat Pajak : ×100 %
Total laba bersih setelah pajak
a. Nilai EVA > 0 atau EVA bernilai positif pada posisi ini berarti manajemen
perusahaan
b. Nilai EVA = 0 Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada dalam
c. Nilai EVA < 0 atau EVA bernilai negatif pada posisi ini berarti tidak
terjadi proses penambahan nilai ekonomis bagi perusahaan, dalam arti laba
24
yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang
(EVA) pada suatu perusahaan menurut Rudianto (2013:222) dalam Wahyudi, R.,
1. Pengukur kinerja keuangan yang lansung berhubungan secara teoritis dan empiris
2. Pengukuran kinerja keuangan yang memberikan solusi tepat, dalam artian EVA
selalu meyakinkan para pemegang saham, yang dapat membuatnya menjadi satu-
3. Suatu kerangka yang mendasarkan sistem baru yang lengkap untuk manajemen
bahkan akuisisi.
4. Metode yang mudah sekaligus efektif untuk diajarkan bahkan pada pekerja yang
kurang berpengalaman.
25
5. Metode ini merupakan pilihan utama karena terdapat ukuran kinerja perusahaan
pemilik.
di masa mendatang.
7. Labih penting lagi, EVA merupakan suatu sisten internal corporate governance
yang memotivasi semua manajer dan pegawai untuk bekerja sama lebih erat dan
menurut Rudianto (2013: 224) dalam Wahyudi, R., Thoyib, M., & Sriwijaya, D. J. A.
P. N. (2018) yaitu :
masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakannya sampai keputusan operasi
sehari-hari.
EVA memiliki beberapa kelemahan yang belum dapat ditutupi dari beberapa
Rudianto (2013: 224) dalam Wahyudi, R., Thoyib, M., & Sriwijaya, D. J. A. P. N.
antara nilai pasar perusahaan dan modal yang dikontribusikan oleh investor, dan
menunjukkan jumlah dari semua klaim modal yang dimiliki terhadap perusahaan
ditambah nilai pasar dari hutang dan ekuitas (Ahmad, I., Alam, M. S., & Yameen,
M. 2019).
dana. Market value added adalah perbedaaan antara nilai dari perusahaan (hutang
dan ekuitas) dengan total investasi modal ke dalam perusahaan (Mutmainah, F., &
Santoso , B. H. 2018)
Maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa definisi dari Market Value
Added (MVA) adalah selisih antara nilai pasar saham dengan total modal yang
yang mereka peroleh, MVA adalah indikator untuk mengukur seberapa besar
Keterangan
seluruh pembiayaan perusahaan dan tidak termasuk pinjaman kepada pihak ketiga
tanpa bunga seperti utang usaha, utang pajak, biaya yang belum dibayar dan
a. Jika Market Value Added (MVA) > 0, bernilai positif, perusahaan berhasil
b. Jika Market Value Added (MVA) < 0, bernilai negatif, perusahaan tidak
penyandang dana.
Price to book value merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan
untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai buku dari ekuitas
Price to Book Value (PBV) adalah perbandingan antara harga pasar dan
saham dengan nilai buku.Jika suatu perusahaan menilai PVB satu maka menunjukkan
bahwa pasar saham lebih besar dari pada perusahaan buku menunjukkan bahwa nilai
pasar saham lebih besar dari nilai buku perusahaan. (Hidayat, M. S., & Thamrin, H.
2019).
Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Price to Book Value (PBV) adalah
hasil dari perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar
saham perusahaan. Price to Book Value juga merupakan rasio untuk menunjukkan
seberapa besar nilai perusahaan dari apa yang ditanamkan oleh pemegang saham.
30
PBV yang tinggi biasanya mencerminkan kualitas kinerja perusahaan tersebut baik
merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja nilai pasar saham
Harga Per Lembar Saham = Harga Per Lembar Saham Akhir Tahun (Closing Price)
1. Jika nilai PBV lebih dari 1 maka nilai perusahaan tersebut di pasar saham lebih
tinggi daripada nilai buku perusahaan tersebut. Berarti semakin bagus juga nilai
2. Jika nilai PBV kurang dari 1 maka perusahaan tersebut masih dianggap murah
atau nilai perusahaan tersebut di pasar saham lebih rendah dari nilai bukunya.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Price to Book Value (PBV), Menurut
Radiman, R. (2018) ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Nilai Perusahaan /
1. Ukuran perusahaan
2. Pertumbuhan perusahaan
3. Keunikan perusahaan
4. Nilai aktiva
5. Dividen
6. Pengehematan pajak
7. Struktur modal
perusahaan sehingga para pemegang saham memiliki hak klaim atas deviden maupun
asset perusahaan dengan prioritas setelah hak klaim pemegang saham lain dipenuhi
jika terjadi likuiditas (Purwanti, S., Chomsatu, Y., & Masitoh, E. (2015).
Return saham adalah keuntungan atau kerugian nilai suatu saham dalam
periode tertentu yang biasanya dikutip dalam persentase. Ini terdiri dari capital gain
serta pendapatan yang diterima investor dari saham tersebut. Capital gain diperoleh
dari selisih harga saham selama dua periode waktu dibagi dengan harga belinya
Definisi Return saham yang dikemukakan oleh Sundjaja dan Balian (2013:36)
dalam Ayi, Y. O. T., & Subagio, S. (2019) adalah total laba atau rugi yang diperoleh
investor dalam periode tertentu yang dihitung dari selisih antara pendapatan atas
investasi pada masa sekarang dengan pendapatan investasi pada masa lalu.
Maka Return Saham dapat disimpulkan adalah hasil yang diperoleh dari
kegiatan investasi. Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
menempatkan dana pada satu atau lebih asset selama periode tertentu dengan harapan
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
1 Silitonga, W.P., The Effect regresi Total Asset Ratio dan Variabel Mengguna
Ramdhani, of linier Price Earning Ratio Ecnomic Value kan
R.A., & Economics berganda berpengaruh Added dan variabel
Nugroho, R.
Value signifikan terhadap Market Value Total
(2019).
Added, Return Saham Added sebagai Asset
Market sedangkan Economic variabel Ratio dan
Value Value Added dan independen (X), Price
Added, Total Market Value Added dan variabel Earning
Asset Ratio, secara parsial tidak Return Saham Ratio
and Price berpengaruh sebagai variabel sebagai
Earning signifikan terhadap dependen (Y) variabel
Ratio on Return Saham. independe
Stock Return n lainnya
(X)
2 Mutmainah, F., Pengaruh Analisis hanya Economic Variabel Mengguna
& Santoso, B. H. EPS, RI, regresi Value Added secara Ecnomic Value kan
(2018). EVA, MVA linier parsial berpengaruh Added dan variabel
dan PER berganda signifikan terhadap Market Value lain yaitu
terhadap Return saham Added sebagai EPS, RI
Return sedangkan yang variabel dan PER
Saham lainnya yaitu Earning independen (X), sebagai
34
9 Aryani, F., & The Effect Analisis Earning Per Share Menggunakan Mengguna
Syawalliawaty, of Earning Regresi memiliki pengaruh variabel MVA kan
N. P. (2021) Per Share linier positif dan signifikan sebagai Earning
and Market berganda terhadap Return variabel Per Share
Value Added Saham tetapi Market independen sebagai
on Stock Value Added tidak (X) dan variabel
Return in memiliki pengaruh Return Saham independe
Property and terhadap Return sebagai n (X)
37
Economic Value
Added (EVA) dan
Market Value Added
(MVA) tidak
berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan.
12 J. I Wayan dan The Effect Analisis Economic Value Economic Return on
P.I.B. Anom of Financial regresi Added berpengaruh Value Added, Investment
(2020) Performance linear positif signifikan Market Value , Earning
on Stock berganda terhadap return Added, Return Per Share,
Return at saham dan Market Saham Opertional
Manufacturi Value Added Cash Flow
ng Company berpengaruh tidak
of Indonesia signifikan terhadap
Stock return saham
Exchange
Konsep Baru
(EVA)
Terhadap
Return
Saham
15 Warizal, Return On Analisis Economic Value Economic Return on
Nirwanti, A.B. Invesment regresi Added berpengaruh Value Added, Investment
Setiawan (2019) (ROI), linear signifikan terhadap Return Saham
Economic berganda return saham
Value Added
(EVA) Dan
Return
Saham
diberikan oleh perusahaan di tambah pada era saat ini adanya teknologi yang canggih
memperoleh dana usaha mereka. Tentunya investor akan menganalisa terlebih dahulu
atau tidak. Karena semakin banyak dana yang di investasikan di pasar modal, maka
kemungkinan keuntungan yang diperoleh akan semakin tinggi, dari data tersebut
40
investor dapat melihat dan menilai bagaimana performa nilai perusahaan dari
beberapa faktor.
Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added) adalah suatu metode yang
timbul akibat investasi dengan menghitung laba setelah dikurang pajak dan biaya
memperoleh laba yang tinggi jika perusahaan meninjau semua biaya operasi dan
biaya modal. Berdasarkan teori di atas analisis EVA mampu memberikan nilai
perusahaan dilihat dari pengembalian atas modal dan seluruh biaya modal
perusahaan. Dengan adanya nilai EVA tersebut maka perusahaan dapat memperbaiki
Nilai tambah yang mengukur perbedaan antara nilai perusahaan dan modal
yang diinvestasikan dapat dianalisis melaui Nilai Tambah Pasar atau Market Value
tersebut sangat penting untuk keamanan modal yang akan mereka investasikan pada
perusahaan yang akan mereka pilih. Dengan begitu para investor akan lebih mudah
memilih perusahaan mana yang akan mereka tanamkan modalnya dan mampu
adanya analisis MVA perusahaan diharapkan dapat bersaing dengan baik di pasar
modal
41
Price to Book Value (PBV) adalah hasil perbandingan antara harga pasar
saham dengan nilai buku per lembar saham perusahaan. Rasio ini menunjukkan
seberapa mahal/murah perusahaan tersebut di pasar. Jika nilai PBV tinggi maka
melebihi dari nilai buku perusahaan tersebut. Dengan tolak ukur yaitu jika hasil dari
PBV lebih dari 1 maka harga perusahaan tersebut di pasar modal dapat dibilang lebih
mahal daripada nilai bukunya, tetapi jika hasil dari PBV kurang dari 1 maka harga
saham perusahaan tersebut masih terbilang murah dilihat dari nilai bukunya.
Economic Value Added (EVA) merupakan salah satu metode rasio keuangan
untuk mengukur seberapa baik perusahaan dalam memberikan nilai tambah dari
modal yang ditanamkan oleh para pemegang saham. Perusahaan dengan EVA yang
perusahaan tersebut, semakin tinggi EVA semakin tinggi pula nilai perusahaan
tersebut.
Hal ini sejalan dengan penelitian menurut Mutmainah & Santoso (2018) yang
Return Saham.
Ukuran kumulatif suatu kinerja keuangan dengan besarnya nilai tambah pada
modal yang diberikan oleh investor dengan mencerminkan Nilai Pasar inilah yang
disebutkan Nilai Tambah Pasar. Semakin besar nilai pasar hal ini akan menambah
nilai pada harga saham yang secara langsung akan meningkatkan Tingkat
Secara teori MVA yang tinggi akan membuat harga saham perusahaan
tersebut ikut tinggi, dan tentunya akan menyebabkan tingkat Return Saham ikut naik.
Jadi kekayaan pemegang saham akan bertambah jika MVA bertambah melalui
peningkatan Capital Gain dari meningkatnya harga saham, maka Return saham yang
diperoleh pemegang saham juga akan meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Badaruddin,et al (2017) yang menyatakan bahwa Market Value
Price to Book Value merupakan rasio untuk menunjukkan seberapa besar nilai
perusahaan dari apa yang ditanamkan oleh pemegang saham. PBV yang tinggi
Return yang tinggi pula. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
2.2.4 Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added
(MVA)
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) mempunyai
pengaruh yang kuat, hal tersebut disebabkan karena pada dasarnya Market Value
Added (MVA) merupakan cerminan dari Economic Value Added (EVA). Perusahaan
yang memiliki Economic Value Added (EVA) tinggi biasanya akan mempengaruhi
Market Value Added (MVA) nya. Karena Market Value Added (MVA) merupakan
modal dari eksternal / pasar. Investor tentunya akan memberikan modalnya terhadap
perusahaan pilihan nya jika kinerja perusahaan tersebut baik. Salah satu indikator
(EVA) atau dalam kata lain seberapa baik perusahaan dalam menciptakan nilai
tambah / laba ekonomis. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
2.2.5 Pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Price to Book Value
(PBV)
mengelola modal yang ada atau yang diberikan oleh investor dari faktor eksternal /
pasar. Memaksimalkan Market Value Added (MVA) tentunya akan membuat nilai
perusahaan tersebut dimata investor akan semakin baik / meningkat. Dan hal tersebut
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sobahi. I. N., Enas. E.,
Herlina. E., (2019) bahwa Market Value Added (MVA) mempunyai pengaruh yang
2.2.6 Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Price to Book Value
(PBV)
Jika Economic Value Added (EVA) baik / tinggi tentu investor akan sangat tertarik
berinvestasi di perusahaan tersebut tentu nilai perusahaannya juga ikut naik. Jadi ada
dengan indikatornya Price to Book Value. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
2.2.7 Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA)
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Price to
Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham.
dijelaskan bahwa Economic Value Added (EVA) dapat mempengaruhi Return Saham,
atau Return Saham adalah Market Value Added (MVA). karena harga pasar saham di
pasar modal mencerminkan kinerja internal perusahaan. Market Value Added (MVA)
adalah selisih antara nilai pasar saham dengan total modal yang diberikan investor ke
modal yang dimasukkan investor dengan apa yang mereka peroleh. Jika MVA positif
otomotatis akan mempengaruhi harga saham, secara tidak langsung jika harga saham
Ada juga faktor lainnya yang dapat mempengaruhi Return Saham adalah Price
to Book Value, adalah rasio yang dapat mempengaruhi Return Saham. semakin tinggi
Price to Book Value (PBV) suatu perusahaan menunjukkan bahwa semakin baik pula
perusahaan namun dilihat juga dari prospek dan kinerja perusahaan, Jika PBV
meningkat otomatis nilai perusahaan dimata imvestor akan ikut meningkat juga, dan
hal ini akan mempengaruhi harga sahamnya yang kemudia akan berdampak pada
Hal ini sejalan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayi & Subagio
(2019) menjelaskan bahwa secara simultan Economic Value Added (EVA), Market
Value Added (MVA) dan Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang
Ketiga indikator ini yang dapat digunakan para pemodal atau investor dalam
melihat daya tarik dari saham. berdasarkan teori, hubungan dan penelitian
46
sebelumnya maka penulis memiliki asumsi, dan dibuatlah paradigma atau kerangka
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan
METEDEOLOGI PENELITIAN
Menurut Ermaya, A. Y., Iqbal, M., & Putri, F. C. (2016) Metode penelitian
adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat
data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan
menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor -faktor yang
Oleh karena itu objek penelitian yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Economic Value Added (EVA) (X1), Market Value Added (MVA) (X2) dan
Menurut Nazir (2011:52) dalam Setiawan (2019) metode deskrptif adalah satu
metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu subjek, suatu keadaan, suatu
49
50
Periode 2016-2020
Periode 2016-2020
Periode 2016-2020
Periode 2016-2020.
verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu
cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan
diartikan sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu
6. Seberapa besar pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Price to Book
8. Seberapa besar pengaruh Nilai Tambah Ekonomi (EVA), Nilai Tambah Pasar
(MVA) dan Price Book Value (PBV) terhadap Return Saham baik secara
Menurut Ermaya, Iqbal, & Putri (2016) Metode Penelitian adalah suatu teknik
atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data
primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya
pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan
diperoleh.
52
Iffan & Yulianti (2017) mendefinisikan metode penelitian sebagai berikut : “Metode
penelitian adalah suatu metode yang dilakukan untuk meneliti dan menyelesaikan
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri dalam Umi Narimawati, Sri Dewi
Anggadini, dan Linna Ismawati (2010: 29) yaitu Metode verifikatif yaitu memeriksa
benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa
perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang
penelitian, hal tersebut dinilai sangat penting karena untuk melakukan penelitian tentu
harus terencana agar dapat berjalan dengan sistematis, rencana atau tahapan tersebut
dimaksudkan untuk mendatkan data yang relevan dan dapat dipercaya. Adapun
Berdasarkan penjelasan diatas maka desain penelitian ini adalah sebagai berikut :
53
Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Price to Book Value (PBV)
Market Value Added (MVA) dan Price to Book Value (PBV) terhadap Return
saham pada Perusahaan Sektor Tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2016-2020
Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Price to Book Value (PBV)
dan Return Saham serta seberapa besar pengaruh Economic Value Added
(EVA) terhadap Market Value Added (MVA), Market Value Added (MVA)
terhadap Price to Book Value (PBV) serta Economic Value Added (EVA),
Market Value Added (MVA) dan Price to Book Value (PBV) terhadap Return
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Price to Book
Value (PBV) dan Return Saham, serta seberapa besar pengaruh Economic
Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA), Market Value
54
Added (MVA) terhadap Price to Book Value (PBV), Economic Value terhadap
(EVA) terhadap Price to Book Value (PBV) serta seberapa besar pengaruh
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Price to
Book Value (PBV) terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Tambang
yang didukung oleh teori pada Economic Value Added (EVA), Market Value
digunakan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Economic Value Added
(EVA), Market Value Added (MVA) dan Price to Book Value (PBV)
data. Dalam penelitian ini sumber data menggunakan data sekunder yaitu dari
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dari studi pustaka dan
dokumentasi.
Price to Book Value (PBV) dan Return Saham pada Perusahaan Sektor
Maka data yang akan di ambil memiliki tujuan untuk mendapatkan jawaban-
jawaban dari masalah yang terjadi di lapangan, penulis membuat tabel desain
mengetahui perkembangan rasio nilai tambah ekonomi (eva), nilai tambah pasar
(mva) dan rasio nilai buku (pbv) terhadap tingkat pengembalian saham yang dimana
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Jenis Metode yang Time
Unit Analisis
Penelitian digunakan Horizon
Perusahaan Sub
Untuk mengetahui
Sektor
perkembangan Nilai
Pertambangan
Tambah Ekonomi (EVA) Time Series
Batubara Yang
pada Perusahaan Sub Deskriptif dan Cross
Deskriptif Terdaftar Di
Sektor Pertambangan dan survey Sectional
Ursa Efek
Batubara Yang Terdaftar (Data Panel)
Indonesia
Di Bursa Efek Indonesia
(Periode 2016-
Periode 2016-2020
2020)
Pertambangan
Tambah Pasar (MVA)
Batubara Yang
pada Perusahaan Sub
Terdaftar Di
Sektor Pertambangan Sectional
dan survey Ursa Efek
Batubara Yang Terdaftar (Data Panel)
Indonesia
Di Bursa Efek Indonesia
(Periode 2016-
Periode 2016-2020
2020)
Perusahaan Sub
Untuk mengetahui Sektor
perkembangan Price Book Pertambangan
Value (PBV) pada Time Series
Batubara Yang
Perusahaan Sub Sektor Deskriptif dan Cross
Deskriptif Terdaftar Di
Pertambangan Batubara dan survey Sectional
Ursa Efek
Yang Terdaftar Di Bursa (Data Panel)
Indonesia
Efek Indonesia Periode (Periode 2016-
2016-2020 2020)
Perusahaan Sub
Untuk mengetahui Sektor
perkembangan Tingkat Pertambangan
Return Saham pada Time Series
Batubara Yang
Perusahaan Sub Sektor Deskriptif dan Cross
Deskriptif Terdaftar Di
Pertambangan Batubara dan Survey Sectional
Ursa Efek
Yang Terdaftar Di Bursa (Data Panel)
Indonesia
Efek Indonesia Periode (Periode 2016-
2016-2020 2020)
Perusahaan Sub
Untuk mengetahui Sektor
pengaruh Market Value Pertambangan
Added (MVA) terhadap Time Series
Deskriptif Batubara Yang
Price to Book Value (PBV) dan Cross
Deskriptif dan Terdaftar Di
pada Pertambangan Sectional
Verifikatif Ursa Efek
Batubara Yang Terdaftar (Data Panel)
Indonesia
Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2016-
Periode 2016-2020. 2020)
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Keterangan :
Y : Return Saham.
pengaruh dari setiap variabel dengan mengukur sebuah konsep serta caranya
unsur-unsur yang menjadi dasar penelitian ilmiah, hal tersebut termaut dalam
yang berhubungan :
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Economic Menurut Octavianti - Net Operating After Tax (NOPAT) Rasio Laporan
Value (2018) Economic - Weighted Average Cost of Capital Keuangan
Added Value Added (EVA) - Invested Capital
adalah ukuran Nopat – Capital Charge (Invested Capital
keberhasilan X WACC)
manajemen perusahaan
dalam meningkatkan
nilai tambah (value
added) bagi
perusahaan.
Asumsiinya adalah jika
kinerja manajemen
baik / efektif (dilihat
dari besarnya nilai
tambah yang
diberikan), maka akan
tercermin pada
peningkatan harga
saham perusahaan
Adapun sumber data yang didapat oleh peneliti adalah data sekunder. Data
sekunder yang dimaksud ialah data yang berbentuk artikel, jurnal, internet dan situs-
Menurut Suliyanto, S. E., & MM, S. (2017) Sumber data sekunder adalah data
yang diperoleh tidak langsung dari subyek penelitian. Data sekunder sudah
dikumpulkan dan disajikan oleh pihak lain baik dengan tujuan komersial maupun non
komersial.
1. Populasi
Menurut Mould dan Upton (2013) dalam Annisa, V. (2020) populasi adalah
untuk menemukan parameter hasil analisis dan sumber dari variabilitas dalam
Tabel 3.3
Populasi Perusahaan Sektor Tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2012:116), Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, peneliti
memiliki keterbatasan dalam mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel
yang diambil dari populasi. Maka dari itu sampel yang diambil dari populasi harus
a. Time Series
yaitu 2016-2020.
b. Cross Section
5 = 30 data :
Tabel 3.4
Sampel Perusahaan Sektor Tambang yang ada pada Bursa Efek Indonesia.
mengambil data yang mencakup data untuk perhitungan Economic Value Added
(EVA), Market Value Added (MVA), Price to Book Value (PBV) dan Return Saham
selama kurun waktu 6 (enam) tahun dari 6 (enam) Perusahaan Sektor Tambang yang
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh melalui :
1. Observasi
65
sekunder, yaitu dengan melakukan penelitian pada situs resmi Bursa Efek
2. Studi Literatur
dan bahan tertulis lainnya yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.
data penelitian yang didasarkan atas satu sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan
(MVA), Price to Book Value (PBV) dan Return Saham dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
EVA merupakan selisih dari laba operasi setelah pajak (NOPAT – Net
Modal)
Total Ekuitas
untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham dari apa yang telah mereka
tanamkan
PBV maka artinya semakin bagus juga perusahaan tersebut di mata investor.
Karena PBV merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku
nya.
PB
V =
Har
d. Return Saham
menempatkan dana pada satu atau lebih asset selama periode tertentu dengan
Pt-1
Pt = Harga Saham Akhir Periode
e. Rumus Perkembangan
Pn-1
68
kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa
penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis
selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel,
tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan
untuk mengetahui pengaruh setiap variabel baik secara parsial maupun simultan.
Dalam penelitian ini analisis jalur yang digunakan untuk menganalisis Economic
Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Price to Book Value terhadap
Return Saham, berikut adalah paradigma analisis jalur pada penelitian ini :
69
Gambar 3.2
Paradigma Analisis Jalur
X1 dan X2, kemudian X2, dan X3, serta X1 dan X3 dengan variabel endogen Y.
1. Koefisien Jalur
langsung dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen. Lebih jelasnya
setiap koefisien jalur terdapat pada sebuah path diagram, maka koefisien jalur pada
Keterangan :
2. Koefisien Struktural
dalam penelitian ini juga ditampilkan bentuk persamaan yang disebut persamaan
struktural. Persamaan ini menggambarkan hubungan sebab dan akibat antar variabel
yang diteliti yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis, dimana persamaan
Keterangan :
PYX1 = Koefisien jalur Economic Value Added (EVA) terhadap Return saham
PYX2 = Koefisien jalur Market Value Added (MVA) terhadap Return saham
b) Koefisien Korelasi
72
berikut:
𝛴𝑥1𝑦
𝑟𝑥1𝑦 =
√𝛴𝑥2𝛴𝑦2
berikut:
𝛴𝑥2𝑦
𝑟𝑥2𝑦 =
√𝛴𝑥22𝛴𝑦2
berikut:
𝛴𝑥3𝑦
𝑟𝑥3𝑦 =
√𝛴𝑥32𝛴𝑦2
73
a) Koefisien korelasi secara parsial antara Economic Value Added (EVA) (X1)
dan Return Saham (Y), apabila Market Value Added (X2) dan Price to Book
b) Koefisien korelasi secara parsial antara Market Value Added (MVA) (X2) dan
Return Saham saham (Y), apabila Economic Value Added (X1) dan Price to
c) Koefisien korelasi secara parsial antara Price to Book Value (X3) dan
Return Saham (Y), apabila Economic Value Added (EVA) (X1) dan
sebagai berikut :
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya suatu
hubungan antar variabel Economic Value Added (EVA), Market Value Added
(MVA) dan Price to Book Value dengan Return Saham pada Perusahaan Sektor
Keterangan :
Y = Return Saham
n = Banyaknya Sampel
Kuat dan tidaknya hubungan antar variabel terdapat dari beberapa kategori
b. Apabila R= 0, maka hubungan antara variabel sangat lebar atau tidak ada
Tabel 3.5
Tingkat Keeratan Korelasi
1. Jika R = -1 atau mendekati -1, dan hubungan antar variabel kuat dan
sebaliknya).
2. Jikaa r = +1 atau mendekati +1, dan hubungan yang kuat antara variabel X
berikut .
Tabel 3.6
Pedoman Interptasi Koefisien Korelasi
d) Koefisien Determinasi
(MVA) dan Price to Book Value (PBV) terhadap Return Saham secara
Keterangan :
Dimana Apabila :
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Price to Book
Value (PBV) terhadap Return saham dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kd = R² x 100%
Keterangan :
Kd = Koefisien determinasi
R2 = Koefisien Korelasi
yang antara masing-masing variabel bebas (X1, X2 dan X3) terhadap variabel terikat
78
(Y). Pada dasarnya jika nilai r berada di antara -1 dan 1, maka dapat diartikan
memiliki hubungan yang kuat antara variabel bebas dengan terikat, namun jika r
mendekati 0, maka diartikan hubungan atara variabel bebas dengan terikat sangat
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini berkaitan dengan sejauh mana pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lainnya. Yaitu Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA)
pengaruh variabel independen, yaitu Economic Value Added (EVA) (X1), Market
Value Added (MVA) (X2) dan Price to Book Value (X3) secara signifikan terhadap
Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menguji ada tidaknya dampak
signifikan secara parsial dari masing-masing variabel independen (X) dengan variabel
t hitung =
Keterangan :
t = Probabilitas
r = Koefisien korelasi
n = jumlah periode.
b. Hipotesis
Adapun hipotesis statistik yang akan di uji dalam penelitian ini adalah sebagai
80
berikut :
Periode 2016-2020.
Periode 2016-2020.
Added (MVA)
Added (EVA)
Value (PBV)
c. Kriteria
83
Gambar 3.3
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Parsial.
hitung dan t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α =5%). Adapun kriteria
Untuk menguji secara simultan ada tidaknya hubungan variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y), maka pengujian dilakukan dengan uji statistik F
R ₂( n−k −1)
F= 2
k (1 R )
Keterangan :
84
R2 = Koefisien Determinasi
N = Jumlah Sampel
b. Hipotesis
(EVA), Market Value Added (MVA) dan Price to Book Value (PBV)
dan Price to Book Value (PBV) secara simultan berpengaruh tidak signifikan
c. Kriteria
- Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.
- Tolak Ho jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
Gambar 3.4
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Simultan.
3. Penarikan Kesimpulan
dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh signifikan (tidak signifikan) terhadap
Return Saham.
Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α= 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak
(diterima) dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil dari
BAB IV
Pada umumnya pasar modal hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar
modal hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.
Pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan sesuai yang diharapkan, pada beberapa
periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan karena
beberapa faktor yaitu perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari
yang menyebabkan operasi pasar modal tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
87
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
Perkembangan Keterangan
Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
[Awal tahun 1939]
ditutup.
[1942 – 1952] Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II.
[1956] Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru
[1977 – 1987] mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal.
88
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan
[16 Juni 1989]
Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
syarat yang telah dipenuhi. Perusahaan tersebut terdiri dari berbagai sektor yang ada.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Di bawah ini akan
berikut:
(EGATi), perusahaan listrik negara Thailand, dan PT Alam Tri Abadi, anak
antara 4.000 kkal/kg dan 5.000 kkal/kg GAR dari tiga tambang batubaranya:
rendah, yang juga menempatkannya sebagai salah satu batubara yang paling
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk
produksi untuk kepentingan komersial, tepatnya sejak tahun 1938. Pada tahun
Perseroan.
November 2017 Catatan Bersejarah PTBA Pada tanggal ini menjadi catatan
Luar Biasa. Agenda utama dalam RUPSLB PTBA mencakup tiga hal, yakni
induknya (Holding).
Saham”. Komitmen yang kuat dari Bukit Asam dalam meningkatkan kinerja
PLTU Mulut Tambang Sumsel 8. Pencapaian laba bersih tahun 2018 yang
UNESCO. Pada tahun 2020 Manajemen Anti Suap ISO 37001:2016 Bukit
Asam terapkan manajemen anti suan ISO 37001:2016 dan menjadi BUMN
disajikan struktur organisasi PT Bukit Asam Energi Tbk yaitu sebagai berikut:
93
Gambar 4.2
Struktur Organisasi PT Bukit Asam Energi Tbk
September 1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1988.
(65,14%). Induk usaha Indo Tambangraya Megah Tbk adalah Banpu Minerals
94
utama ITMG adalah bidang pertambangan dan energi melalui investasi pada
Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp14.000,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18
Gambar 4.3
Struktur Organisasi PT Indo Tambangraya Megah Tbk
Saham Perseroan tercatat pada Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sejak tanggal 15
Juni 2001 dengan kode perdagangan saham DOID. Sebagai perusahaan induk,
yang sebelumnya merupakan segmen bisnis Downer EDI Mining Pty. Ltd
Tambang Persada, Ltd. yang terdiri dari Souls Humanity Pte. Ltd., dengan
menjadi yang terbaik di semua aspek bisnisnya untuk menciptakan nilai bagi
Gambar 4.4
Struktur Organisasi PT Delta Dunia Makmur Tbk
98
awalnya bernama PT Kurnia Kapuas Utama Lem Industri (KKGI) dan terlibat
dalam produksi perekat kayu. Pada tahun 1991, KKGI melakukan Penawaran
Umum Perdana dengan menerbitkan 4,5 juta saham dengan harga penawaran
kode saham "KKGI". Pada tahun 2003, Perusahaan berganti nama menjadi PT
(tiga) lokasi penambangan di Simpang Pasir, Gunung Pinang, dan Bayur dari
total area konsesi PKP2B seluas 24.477 hektar. Total produksi batubara anak
perusahaan Perseroan telah mencapai 2,2 juta MT pada tahun 2010 dan
meningkat sebesar 91% menjadi 4,2 juta MT pada tahun 2012 dan 2013, yang
menjadikan total produksi batubara dari tahun 2006 hingga 2013 menjadi 12,7
juta MT. Di bawah ini akan disajikan struktur organisasi PT Resource Alam
Gambar 4.5
Struktur Organisasi PT Resource Alam Indonesia Tbk
adalah salah satu produsen batubara yang cukup dikenal di Indonesia. Dalam
tinggi dan batubara jenis metallurgical coal. Selain itu, Perseroan juga
Energy di Hub Oku dan kemudian dilengkapi dengan aksi akuisisi atas Grup
Gorby, yang kini dikenal dengan Proyek Mutara (dahulu Muba), serta atas PT
Selain itu Perseroan juga memiliki beberapa anak usaha di bidang jasa
telah memiliki banyak lahan konsesi yang secara keseluruhan mencapai luas
lebih dari 200.000 Ha. Di bawah ini akan disajikan struktur organisasi PT
Gambar 4.6
Struktur Organisasi PT Atlas Resources Tbk
Pada sub ini akan dijelaskan hasil analisis deskriptif dari setiap variabel dalam
penelitian ini berdasarkan data hasil perhitungan dari setiap variabel. Data-data yang
telah tersedia akan disajikan dalam bentuk tabel deskriptif agar mempermudah dalam
102
menjelaskan hasil penelitian ini. Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan perkembangan nilai tambah ekonomi (EVA), nilai tambah pasar
(MVA), rasio nilai buku (PBV), dan tingkat pengembalian saham (return saham)
tambah bagi pemegang saham terlihat dari laba operasi setelah pajak yang dihasilkan
Capital) dan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC). Menurut Octavianti (2018)
menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung economic value added (EVA) yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Perkembangan Economic Value Added (EVA)
N EVA
Perusahaan Tahun Perkembangan Keterangan
o (Dalam Jutaan)
2016 394.325 - -
2017 573.321 178.996 Naik
1 ADRO 2018 565.556 -7.765 Turun
2019 399.408 -166.148 Turun
2020 211.487 -187.921 Turun
2016 2.041.348 - -
2017 5.469.304 3.427.956 Naik
2 PTBA 2018 5.572.925 103.621 Naik
2019 3.512.831 -2.060.094 Turun
2020 1.637.082 -1.875.749 Turun
2016 145.805 - -
2017 277.173 131.367 Naik
3 ITMG 2018 320.575 43.402 Naik
2019 119.656 -200.918 Turun
2020 68.390 -51.266 Turun
2016 99.763.655 - -
2017 108.448.243 8.684.589 Naik
4 DOID 2018 120.305.601 11.857.357 Naik
2019 86.433.788 -33.871.812 Turun
2020 -1.442.589 -87.876.377 Turun
2016 9.096.732 - -
2017 12.859.093 3.762.361 Naik
5 KKGI 2018 383.289 -12.475.804 Turun
2019 5.556.991 5.173.702 Naik
2020 -7.172.723 -12.729.714 Turun
2016 -28.040 - -
2017 -22.627 5.413 Naik
6 ARII 2018 -28.971 -6.344 Turun
2019 -33.504 -4.533 Turun
2020 -22.369 11.1345 Naik
Sumber : Data Diolah
104
Berdasarkan data dan grafik 4.1 di atas menunjukan bahwa secara keseluruhan
dikarenakan dari produksi batubara sebesar 51,79 juta ton, perusahaan mampu
menjual batubara sebesar 51,82 juta ton. Selain itu kondisi pasar batubara
tahun 2016 sebesar $2,524 juta menjadi $3,258 juta tahun 2017. Disamping
15% dari $1,839 juta tahun 2016 menjadi $2,117 juta tahun 2017, namun
dengan tingkat penjualan sebesar 54,39 juta ton, sehingga berdampak pada
106
$3,620 juta akibat adanya peningkatan harga jual rata-rata batubara. Namun
jika dilihat dari pertumbuhan penjualan tahun 2018 hanya sebesar 11,11%
lebih rendah dari tahun 2017 sebesar 29,08%. Penurunan pada tahun 2018
$2,117 juta menjadi $2,410 juta, hal tersebut dipengaruhi oleh naiknya biaya
penambangan karena kenaikan nisbah kupas, harga bahan bakar minyak, serta
adanya peningkatan nilai total utang berdampak pada menurunya laba bersih
58,03 juta ton dengan tingkat penjualan sebesar 59,19 juta ton, namun hal
3,44% atau $2,493 juta seiring dengan peningkatan jumlah produksi, serta
serta adanya peningkatan nilai total utang. Selain itu faktor lainnya yang
cukup signifikan yaitu dipengaruhi oleh penurunan harga batu bara global
yang mempengaruhi harga jual rata-rata yang turun sebesar 13%. Hal ini
107
berdampak pada menurunya laba bersih operasi sebesar -9,00% menjadi $435
menjadi 54,53 juta ton dengan tingkat penjulan sebesar 54,14 juta ton turun
adanya penurunan harga batubara global yang mempengaruhi harga jual rata-
rata yang turun sebesar 18%, kondisi makro dan industri yang sulit berdampak
negatif terhadap harga batu bara dunia dan harga jual rata-rata. Hal ini
yang cukup signifikan sebesar -63,45% menjadi $159 juta (Sumber: Annual
Bukit Asam Energi Tbk mengalami peningkatan. Jumlah produksi dan tingkat
tahunnya. Pada tahun 2017 jumlah produksi sebesar 24,245 juta ton dengan
tingkat penjulan sebesar 23,627 juta ton, sementara tahun 2018 jumlah
108
produksi sebesar 26,335 juta ton dengan tingkat penjulan sebesar sebesar
24,692 juta ton. Pendapatan dan beban operasional perusahaan dari tahun
pada meningkatnya laba operasi perusahaan tahun 2017 sebesar 5,898 trilun
dengan peningkatan 133,07% dari tahun 2016, serta tahun 2018 sebesar 6,224
trilun dengan peningkatan sebesar 5,52% dari tahun 2017 (Sumber: Annual
Bukit Asam Energi Tbk mengalami penurunan. Pada tahun 2019 jumlah
dengan tingkat penjualan sebesar 27,793 juta ton, sementara pada tahun 2020
dengan tingkat penjualan 26,124 juta ton. Disamping itu tahun 2019
sebesar -19,44% menjadi sebesar 5,014 triliun. Bahkan pada tahun 2020
triliun. Penurunan pada tahun 2019 dan 2020 tidak terlepas dari adanya
perekonomian dunia dan nasional, hal ini tentunya berdampak pada industri
baik di dalam atau luar negeri (Sumber: Annual Report PT Bukit Asam Energi
Tbk).
tahunya. Pada tahun 2017 jumlah produksi sebesar 25,6 juta ton dengan
tingkat penjulan sebesar 26,7 juta ton, sementara tahun 2018 jumlah produksi
sebesar 22,1 juta ton dengan tingkat penjulan sebesar sebesar 23,1 juta ton.
operasional sebesar $1,689 juta dengan beban operasional sebesar $1,184 juta,
perusahaan tidak terlepas dari kondisi harga batubara dunia yang baik yang
operasi perusahaan tahun 2017 sebesar $388 ribu dengan peningkatan 86,08%
dari tahun 2016, serta tahun 2018 sebesar $432 ribu dengan peningkatan
ton dengan tingkat penjualan sebesar 25,3 juta ton, sementara pada tahun 2020
jumlah produksi mengalami penurunan menjadi sebesar 18,4 juta ton dengan
tingkat penjualan 21,2 juta ton. Meskipun pada tahun 2019 penjualan batubara
dengan beban operasional sebesar $1,388 juta. Hal ini juga diikuti dengan
30,91% menjadi sebesar $1,185 juta dengan beban operasional sebesar $986
111
penurunan tidak terlepas dari adanya penurunan harga batubara dunia yang
berimbas terhadap penurunan harga jual rata-rata batubara. Selain itu pada
perekonomian dunia dan nasional, hal ini tentunya berdampak pada industri
tahunnya. Pada tahun 2017 jumlah produksi sebesar 40,2 juta ton lebh tinggi
dari tahun 2016, sementara tahun 2018 peningkatan jumlah produksi menjadi
sebesar 42,3 juta ton. Pendapatan dan beban operasional perusahaan dari
sebesar $539 juta, sementara tahun 2018 pendapatan operasional sebesar $892
operasional perusahaan tidak terlepas dari kondisi harga batubara dunia yang
meningkatnya laba operasi perusahaan tahun 2017 sebesar $87 juta dengan
peningkatan 135,14% dari tahun 2016, serta tahun 2018 sebesar $108 juta
dengan peningkatan sebesar 14,14% dari tahun 2017 (Sumber: Annual Report
Delta Dunia Makmur Tbk mengalami penurunan. Pada tahun 2019 jumlah
menjadi sebesar $602 juta dengan beban operasional sebesar $550 juta.
terlepas dari adanya penurunan harga batubara dunia yang berimbas terhadap
penurunan harga jual rata-rata batubara. Pada tahun 2019 beban operaisonal
serta biaya-biaya lainnya. Selain itu pada tahun 2020 ditambah dengan adanya
mempengaruhi pasar dan harga batu bara dunia (Sumber: Annual Report PT
Resource Alam Indonesia Tbk mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari
tahun 2016 sebesar 2,182 juta ton dengan tingkat penjualan sebesar 3,122 juta
sebesar 1,829 juta ton dengan tingkat penjualan mengalami penurunan sebesar
diantaranya dipengaruhi oleh faktor cuaca hujan yang cukup ekstirm di lokasi
in tentu berdampak juga pada laba bersih operasi yang ikut mengalami
penurunan. Laba operasi tahun 2016 sebesar $9,472 juta, namun laba operasi
rata-rata baru yang sedang dalam kondisi yang tinggi sehingga berdampak
operasional tidak terlepas dari penurunan jumlah produksi tahun 2018 menjadi
sebesar 1,611 juta ton dan penurunan tingkat penjualan sebesar -24,79%
ini tentunya berdampak pada laba operasi perusahaan tahun 2018 yang
$475 juta.
sebesar 3,690 juta ton dengan tingkat penjualan yang juga mengelami
Tbk).
2,864 juta ton dengan tingkat penjualan yang juga mengalami peningkatan
pasaran, serta adanya pandemi Covid-19 yang dimana banyak pabrik dan
berkurang. Hal ini tentu berdampak juga pada laba operasi yang mengalami
sebesar 146,81% dari tahun 2016 sebesar $11,6 ribu menjadi sebesar $28,7
117
kondisi harga jual rata-rata baru yang tinggi serta adanya peningkatan jumlah
produksi dan volume penjualan batubara. Pada tahun 2016 jumlah produksi
sebesar 261,7 ribu ton menjadi sebesar 557,6 ribu ton pada 2017 dan volume
penjualan tahun 2016 sebesar 298,4 ribu ton menjadi sebesar 55,9 ribu ton
pada 2017 dengan peningkatan sebesar 85,96%. Namun disisi lain, beban
$29,1 ribu membuat laba bersih operasi masih mengalami kerugian yaitu
Atlas Resource Tbk mengalami penurunan dan bernilai negatif. Hal tersebut
pada 2018 sebesar 32,82% menjadi sebesar $38,1 ribu dan ada tahun 2019
operasional tidak terlepas dari kondisi harga jual rata-rata baru yang tinggi
Pada tahun 2018 jumlah produksi menjadi sebesar 749,6,6 ribu ton dan tahun
2019 menjadi sebesar 956,9 ribu ton. Volume penjualan tahun 2018
mengalami peningkatan sebesar 23,20% menjadi sebesar 683,7 ribu ton dan
tahun 2018 mengelami peningkatan menjadi sebesar $36,1 ribu dan tahun
2019 menjadi sebesar $62,7 ribu. Tingginya beban oeprasional ini justru
berdampak pada laba bersih operasi yang masih mengalami kerugian yaitu
tahun 2018 sebesar -$28,2 ribu dan tahun 2019 sebesar -$5,5 ribu (Sumber:
32,87% dari tahun menjadi sebesar $42,1 ribu pada 2020. Penurunan
pendapatan operasional tidak terlepas dari kondisi harga jual rata-rata baru
penurinan menjadi sebesar 884 ribu ton dengan volume penjualan sebesar
886,9 ribu ton dengan penurunan sebesar -27,58%. Kondisi ini juga
operasional tahun 2020 sebesar $47,4 ribu berdampak pada laba bersih operasi
masih mengalami kerugian yaitu sebesar -$16,4 ribu (Sumber: Annual Report
Di bawah ini akan disajikan tabel rata-rata economic value added (EVA) pada
Tabel 4.2
Data Rata-Rata Economic Value Added (EVA)
Tahun
No Perusahaan
2016 2017 2018 2019 2020
1 ADRO 394.325 573.321 565.556 399.408 211.487
2 PTBA 2.041.348 5.469.304 5.572.925 3.512.831 1.637.082
3 ITMG 145.805 277.173 320.575 119.656 68.389
4 DOID 99.763.655 108.448.243 120.305.601 86.433.788 -1.442.589
5 KKGI 9.096.732 12.859.093 383.289 5.556.991 -7.172.723
6 ARII -28.040 -22.627 -28.971 -33.504 -22.369
Maksimum 99.763.655 108.448.243 120.305.601 86.433.788 1.637.082
Minimum -28.040 -22.627 -28.971 -33.504 -7.172.723
Rata-Rata 18.568.971 21.267.418 21.186.496 15.998.195 -1.120.121
Perkembangan - 2.698.447 -80.922 -5.188.301 -17.118.316
Sumber : Data Diolah
20,000,000
15,000,000
10,000,000
5,000,000
0
2016 2017 2018 2019 2020
-5,000,000
Gr
afik 4.2
Grafik Rata-Rata Economic Value Added (EVA)
bagi pemegang saham masih belum optimal. Pada tahun 2016-2018 nilai rata-rata
tersebut dikarenakan tingginya kinerja laba operasi yang dihasilkan perusahaan akibat
adanya peningkatan jumlah produksi dan tingkat penjualan, serta adanya peningkatan
harga jual rata-rata batubara (Sumber: Annual Report). Sementara pada tahun 2018-
penurunan. Hal tersebut dikarenakan penurnan harga jual rata-rata batubara yang
dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia sehingga berdampak aktivitas
rendahnya permintaan batubara, dan melemahnya harga jual rata-rata batubara dunia
Periode 2016-2020
Market value added (MVA) merupakan alat ukur eksternal yang digunakan
value added (MVA) adalah perbedaaan antara nilai dari perusahaan (hutang dan
ekuitas) dengan total investasi modal ke dalam perusahaan (Mutmainah dan Santoso,
2018). Pengukuran market value added (MVA) bertujuan untuk mengetahui seberapa
bagi pemegang saham yang tercermin dari nilai pasar saham di pasar modal
dibandingkan dengan modal yang diinvestasikan oleh investor. Menurut Sari dan
122
Di bawah ini akan disajikan tabel perkembangan market value added (MVA)
Tabel 4.3
Data Perkembangan Market Value Added (MVA)
MVA
N Nama Tahu Perkembanga Keteranga
(Dalam
o Perusahaan n n n
Jutaan)
2016 32.369.795 0 -
2017 55.815.505 23.445.710 Naik
1 ADRO 2018 60.197.582 4.382.077 Naik
2019 42.189.485 -18.008.097 Turun
2020 37.199.676 -4.989.809 Turun
2016 17.981.888 0 -
2017 24.685.570 6.703.682 Naik
2 PTBA 2018 40.127.223 15.441.653 Naik
2019 35.372.753 -4.754.470 Turun
2020 24.450.957 -10.921.796 Turun
2016 11.446.141 0 -
2017 21.209.823 9.763.682 Naik
3 ITMG 2018 28.972.407 7.762.584 Naik
2019 19.091.213 -9.881.194 Turun
2020 10.425.818 -8.665.395 Turun
2016 1.973.374 0 -
2017 7.107.282 5.133.908 Naik
4 DOID 2018 7.112.667 5.385 Naik
2019 3.974.274 -3.138.393 Turun
2020 1.905.463 -2.068.811 Turun
2016 885.079 0 -
2017 1.860.083 975.004 Naik
5 KKGI 2018 1.865.075 4.992 Naik
2019 1.265.078 -599.997 Turun
2020 1.045.070 -220.008 Turun
2016 1.415 0 -
2017 1.796 381 Naik
6 ARII 2018 3.305 1.509 Naik
2019 2.360 -945 Turun
2020 1.670 -690 Turun
123
60,000,000
50,000,000
Perkembangan
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
0
2016 2017 2018 2019 2020
Berdasarkan data dan grafik 4.3 di atas menunjukan bahwa secara keseluruhan
batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 yaitu sebegai
berikut :
dari adanya peningkatan harga saham perusahaan di pasar modal. Pada tahun
2016 nilai harga saham 1.012, pada tahun 2017 harga saham mengelami
Adaro Minerals Indonesia Tbk sejalan dengan peningkatan IHSG sebesar 20%
yang cemerlang berkat harga batu bara global yang tinggi, meskipun pada
global.
PT. Adaro yaitu karena menurunnya harga saham PT. Adaro pada tahun 2019
itu sendiri, hal ini disebabkan karena laba bersih PT. Adaro yang menurun
investor kurang tertarik pada saham PT. Adaro dan juga banyak dari investor
AS dan Uni Eropa yang mendorong investor menarik modal mereka keluar
dan defisit transaksi berjalan yang semakin besar meneka Rupiah hingga
bara global.
Bukit Asam Energi Tbk mengalami peningkatan pada tahun 2016 hingga
2020 dengan penurunan paling besar senilai -18.008.097. Pada tahun 2016
nilai harga saham 1.012, pada tahun 2017 harga saham mengelami
sejalan dengan peningkatan IHSG sebesar 20% dengan harga rata-rata 6.356
batu bara global yang tinggi, meskipun pada tahun 2018 pasar saham
Lalu Penurunan yang terjadi pada tahun 2019 hingga 2020 penurutan
terjadi pandemic covid-19 dan para investor menarik modalnya kembali atau
Penurunan yang paling besar terjadi di tahun 2018 hingga tahun 2019 dengan
dengan nilai awal 11.446.141 menjadi 21.209.823 pada tahun 2016 ke tahun
2017.
Indo Tambangraya Megah Tbk tetapi terjadi kenaikan pada liabilities dan
dengan nilai buku seperti yang disajikan dalam neraca, nilai pasar dihitung
127
tercermin dari nilai pasar saham di pasar modal dibandingkan dengan modal
perusahaan pada suatu waktu tertentu. Nilai pasar perusahaan yang meningkat
dipengaruhi oleh nilai saham yang ada pada waktu itu, maka dari itu upaya
Delta Dunia Makmur Tbk menunjukkan nilai yang cukup fluktuatif dengan
peningkatan pada tahun 2016 hingga 2018 dengan kenaikan paling besar
senilai 5.133.908 pada tahun 2016 ke tahun 2017. Peningkatan ini terjadi
dikarenakan adanya kenaikan harga saham yang terjadi. Pada tahun 2016 nilai
harga saham 1.012, pada tahun 2017 harga saham mengelami peningkatan
peningkatan IHSG sebesar 20% dengan harga rata-rata 6.356 tahun 2017,
128
kinerja keuangan perusahaan yang cemerlang berkat harga batu bara global
yang tinggi, meskipun pada tahun 2018 pasar saham Indonesia dipengaruhi
Added (MVA) juga terjadi di tahun 2018 hingga tahun 2020 dengan
Penurunan selisih nilai pasar ekuitas (market value of equity) dengan jumlah
nilai MVA nya menurun. (Sumber: Annual Report PT Delta Dunia Makmur
Tbk)
yang melepaskan sahamnya atau dengan kata lain modal yang berasal dari
terhadap hasil nilai MVA. Dengan pengukuran nilai saham yang meningkat
dan juga kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan nilai MVA
pemegang saham.
Delta Dunia Makmur Tbk menunjukkan nilai yang cukup fluktuatif dengan
peningkatan pada tahun 2016 hingga 2018 dengan kenaikan paling besar
senilai 1,509 pada tahun 2017 ke tahun 2018. Namun disisi lain, penurunan
nilai perkembangan Market Value Added (MVA) juga terjadi di tahun 2018
hingga tahun 2020 dengan penurunan terbesar pada tahun 2018 ke tahun 2019
karena para pemegang saham lebih banyak yang melepaskan sahamnya dari
130
pada yang berminat membeli, dan berdampak pada perhitungan MVA nya
saham yang tercermin dari nilai pasar saham di pasar modal dibandingkan
Di bawah ini akan disajikan tabel rata-rata market value added (MVA) pada
Tabel 4.4
Data Rata-Rata Market Value Added (MVA)
N Perusahaa Tahun
o n 2016 2017 2018 2019 2020
1 ADRO 32.369.795 55.815.505 60.197.582 42.189.485 37.199.676
2 PTBA 17.981.888 24.685.570 40.127.223 35.372.753 24.450.957
3 ITMG 11.446.141 21.209.823 28.972.407 19.091.213 10.425.818
4 DOID 1.973.374 7.107.282 7.112.667 3.974.274 1.905.463
5 KKGI 885.079 1.860.083 1.865.075 1.265.078 1.045.070
6 ARII 1.415 1.796 3.305 2.360 1.670
Maksimum 32.369.795 55.815.505 60.197.582 42.189.485 37.199.676
Minimum 1.415 1.796 3.305 2.360 1.670
Rata-Rata 10.776.282 18.446.676 23.046.376 16.982.527 12.504.775
Perkembangan - 7.670.394 4.599.700 -6.063.849 -4.477.751
Sumber : Data Diolah
131
20,000,000.00
15,000,000.00
10,000,000.00
5,000,000.00
0.00
2016 2017 2018 2019 2020
Gr
afik 4.4
Grafik Rata-Rata Market Value Added (MVA)
bagi pemegang saham yang tercermin dari nilai pasar saham di pasar modal
dibandingkan dengan modal yang diinvestasikan oleh investor masih belum optimal.
Peningkatan nilai rata-rata MVA meningkat pada periode tahun 2016 hingga 2018.
Membaiknya iklim industri Batu Bara yang sempat turun performanya beberapa
tahun 2018 hingga 2020 rata-rata nilai MVA mengalami penurunan dengan nilai
perkembangan sebesar 6.063.849 ditahun 2018 ke tahun 2019, hal ini berarti bahwa
maka manajer gagal menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan terdapat nilai
132
pasar perusahaan lebih kecil daripada modal yang diinvestasikan, yang berarti
Hal ini juga disebabkan adanya situasi pandemi yang membuat penurnan harga jual
perusahaan., serta ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia
harga jual rata-rata batubara dunia sehingga menyebabkan turunnya nilai perusahaan
2016-2020
Price to book value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang
digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai buku dari
ekuitas perusahaan. Semakin tinggi rasio price to book value (PBV), menunjukkan
(Satwiko dan Agusto, 2021). Pengukuran price to book value (PBV) bertujuan untuk
mengetahui seberapa tinggi kinerja harga saham di pasar modal dibandingkan dengan
nilai buku ekuitas per lembar saham. Melalui pengukuran ini, investor dapat
investor dari harga pasar saham dengan modal yang diinvestasikan. Menurut Hidayat
133
& Thamrin (2019) menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung price to book value
Di bawah ini akan disajikan tabel perkembangan price to book value (PBV)
Tabel 4.5
Data Perkembangan Price to Book Value (PBV)
Nama
No Tahun PBV Perkembangan Keterangan
Perusahaan
2016 1,06 0 -
2017 1,22 0,16 Naik
1 ADRO 2018 0,72 -0,50 Turun
2019 0,68 -0,04 Naik
2020 0,67 -0,01 Naik
2016 0,70 0 -
2017 2,38 1,68 Naik
2 PTBA 2018 2,84 0,46 Turun
2019 1,54 -1,30 Turun
2020 1,86 0,32 Naik
2016 1,60 0 -
2017 2,67 1,07 Naik
3 ITMG 2018 1,84 -0,83 Turun
2019 0,97 -0,87 Turun
2020 1,16 0,19 Naik
2016 5,25 0 -
2017 3,42 -1,83 Turun
4 DOID 2018 1,33 -2,09 Turun
2019 0,39 -0,94 Naik
2020 0,86 0,47 Naik
2016 0,44 0 -
2017 1,58 1,14 Naik
5 KKGI 2018 1,26 -0,32 Turun
2019 0,75 -0,51 Turun
2020 1,07 0,32 Naik
2016 22,20 0 -
2017 5,57 -16,63 Turun
6 ARII 2018 18,57 13,00 Naik
2019 3,19 -15,38 Turun
2020 2,61 -0,58 Naik
134
20.00
Perkembangan
15.00
10.00
5.00
0.00
2016 2017 2018 2019 2020
Berdasarkan data dan grafik 4.5 di atas menunjukan bahwa secara keseluruhan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 yaitu sebegai berikut :
2018 hingga tahun 2020. Namun penurunan terjadi ditahun 2017 ke tahun
135
2019 dengan penurunan senilai -0,50 dari angka sebelumnya yaitu 1,22
menjadi 0,72.
Value (PBV) ini tidak jauh dipengaruhi oleh nilai harga saham dan juga nilai
buku per lembar sahamnya. Nilai perusahaan yang tinggi akan meningkatkan
peluang nilai PBV yang tinggi pula, namun disamping itu jika peningkatan
nilai buku persaham per lembarnya terjadi akan berisiko menurunkan nilai
PBV perusahaan dan juga sebaliknya. Pada tahun 2016 nilai harga saham
1.012, pada tahun 2017 harga saham mengelami peningkatan menjadi sebesar
sejalan dengan peningkatan IHSG sebesar 20% dengan harga rata-rata 6.356
Peningkatan nilai tersebut terjadi pada tahun 2016 ke tahun 2017 dan juga
tahun 2019 ke tahun 2020. Selain itu terjadi pula penurunan nilai PBV pada
tahun 2017 hingga tahun 2019 hal ini dikarenakan adanya peningkatan total
136
ekuitas di PT Bukit Asam Energi Tbk yang sedikit tinggi dan berpengaruh
Penurunan nilai saham perusahaan dari tahun 2017 hingga tahun 2019
Peningkatan terjadi pada tahun 2016 ke tahun 2017 dan tahun 2019 ke tahun
hingga tahun 2019 dengan total penurunan sebesar -1,7 dengan nilai awal 3,42
menjadi 0,39 pada tahun 2019 hal ini disebabkan sedikit menurunnya harga
saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk pada tahun 2018 dan juga ekuitas
turun dibandingkan di tahun 2019 sebanyak 25,3 juta ton, namun padatahun
sebelumnya dengan jumlah keuntungan yang tentunya juga lebih tinggi. Hal
ini sejalan dengan perhitungan yang disajikan dalam penentuan nilai PBV
dimana tinggi rendangnya nilai harga saham per lembar akan mempengaruhi
Delta Dunia Makmur Tbk menunjukkan hasil yang cukup fluktuatif. Pada
hingga tahun 2019 dengan nilai penurunan terbesar terjadi pada tahun 2017 ke
perkembangan PBV perusahaan sebesar 0,47 pada tahun 2019 ke tahun 2020
rendahnya harga saham dan juga nilai buku per saham perusahaan.
seberapa tinggi kinerja harga saham di pasar modal dibandingkan dengan nilai
buku ekuitas per lembar saham. Dengan melihat adanya penurunan nilai
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi nilai PBV perusahaan, dimana
ditujukan bahwa nilai PBV pada tahun 2019 menurun dibanding tahun
1,33 menjadi 0,39. Hal ini menjadi salah satu tolak ukur yang sejalan dengan
Peningkatan terjadi pada periode tahun 2016 ke tahun 2017 dan tahun 2019 ke
tahun 2020, sedangkan penurunan nilai PBV terjadi pada tahun 2017 hingga
tahun 2019. Peningkatan dan penurunan yang terjadi juga dipengaruhi oleh
tersebut.
pembilang yang akan dibagi perhitungannya dengan nilai buku per saham
dengan nilai buku ekuitas per lembar saham. Penurunan nilai saham yang
terjadi pada tahun 2017 ke tahun 208 pada perusahaan PT Resource Alam
Indonesia Tbk dari nilai 0,003 menjadi 0,0001 menunjukkan hubungan yang
sejalan dengan penurunan nilai PBV pada perusahaan. Hal ini tentunya
tahunnya.
terjadi pada tahun 2016 ke tahun 207 dan tahun 2018 ke tahun 2019.
2018 serta tahun 2019 ke tahun 2020. Penurunan terbesar terjadi di tahun
2016 ke tahun 2017 senilai -16,63 dan untuk peningkatan terbesar terjadi di
pada tahun 2019 dan juga perusahaan menderita kerugian bersih sebanyak
pada tahun 2018 dengan harga 1415 menjadi 918 pada tahun 2019, hal ini
PBV sebagai hasil pembagian dari nilai saham perlembarnya dengan nilai
buku per lembar saham pada perusahaan. Perusahaan perlu melakukan upaya
manajemen perusahaan.
Di bawah ini akan disajikan tabel rata-rata price to book value (PBV) pada
Tabel 4.6
Data Rata-Rata Price to Book Value (PBV)
N Tahun
Perusahaan
o 2016 2017 2018 2019 2020
1 ADRO 1,06 1,22 0,72 0,68 0,67
140
menunjukkan hasil yang cukup fluktuatif. Artinya manajer perusahaan belum mampu
secara optimal menambah nilai melalui peningkatan harga pasar dari perusahaan.
Peningkatan terjadi pada tahun 2017 ke tahun 2018 dan pada tahun 2019 ke tahun
2020 dengan peningkatan terbesar senilai 4,43. Peningkatan ini menunjukkan minat
investor yang tinggi dikarenakan adanya gambaran dari tingkat keuntungan bagi
investor dari harga pasar saham dengan modal yang diinvestasikan di perusahaan.
Namun disamping itu, pada tahun 2016 ke tahun 2017 dan tahun 2018 ke tahun 2019
141
nilai PBV mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi karena adanya penurunan
harga saham perusahaan dan juga harga jual rata-rata batubara dunia sehingga
Periode 2016-2020
Return saham adalah total laba atau rugi yang diperoleh investor dalam
periode tertentu yang dihitung dari selesih antara pendapatan atas investasi pada masa
sekarang dengan pendapatan investasi pada masa lalu (Subagio, 2019). Pengukuran
(return) bagi pemegang saham atau investor yang tercermin dari harga saham
Ramdhani, & Nugroho (2019) menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung return
Tabel 4.7
Data Perkembangan Return Saham
142
Return
N Nama Tahu Perkembanga Keteranga
Saham
o Perusahaan n n n
%
2016 9,73% 0 -
2017 -34,68% -44,41% Turun
1 ADRO 2018 27,98% 62,66% Naik
2019 -8,04% -36,02% Turun
2020 57,34% 65,38% Naik
2016 -1,60% 0 -
2017 74,80% 76,40% Naik
2 PTBA 2018 -38,14% -112,94% Turun
2019 5,64% 43,78% Naik
2020 -3,56% -9,20% Turun
2016 22,67% 0 -
2017 -2,17% -24,84% Turun
3 ITMG 2018 -43,33% -41,16% Turun
2019 20,70% 64,03% Naik
2020 47,29% 26,60% Turun
2016 40,20% 0 -
2017 -26,57% -66,77% Turun
4 DOID 2018 -46,67% -20,09% Naik
2019 25,71% 72,38% Naik
2020 -25,00% -50,71% Turun
2016 8,00% 0,00% -
2017 9,26% 1,26% Naik
5 KKGI 2018 -33,33% -42,59% Turun
2019 12,71% 46,05% Naik
2020 -0,75% -13,46% Turun
2016 88,46% 0 -
2017 -8,16% -96,62% Turun
6 ARII 2018 -21,67% -13,50% Naik
2019 -43,83% -22,16% Turun
2020 -36,87% 6,96% Naik
Sumber : Data Diolah
143
80.00%
60.00%
Perkembangan
40.00%
20.00%
0.00%
2016 2017 2018 2019 2020
-20.00%
-40.00%
-60.00%
Berdasarkan data dan grafik 4.7 di atas menunjukan bahwa secara keseluruhan
Indonesia Tbk mengalami penurunan pada tahun 2016 ke tahun 2017 dan
tahun 2018 ke tahun 2019 dengan penurunan paling signifikan yaitu pada
tahun 2016 ke tahun 2017 dengan nilai -44,42%. Namun disamping itu
144
terdapat peningkatan nilai return saham pada tahun 2017 ke tahun 2018 dan
tahun 2019 ke tahun 2020 dengan peningkatan terbesar senilai 65, 38% pada
bagi pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya dan
tinggi tingkat return yang diharapkan investor umumnya akan semakin tinggi
terjadi pada era pandemic itu. Perubahan kebiasaan dan jam kerja perusahaan
Bukit Asam Energi Tbk mengalami nilai yang fluktuatif. Dengan kenaikan
yang terjadi pada tahun 2016 ke tahun 2017 dan tahun 2018 ke tahun 2019
145
(return) bagi pemegang saham atau investor yang tercermin dari harga saham
Namun disamping itu pada tahun 2017 ke tahun 2018 dan tahun 2019
dalam upaya pengembalian saham kepada para investor. Penurunan ini juga
tahun 2018 dan tahun 2019 ke tahun 2020, namun nilai return saham
mengalami kenaikan di tahun 2018 ke tahun 2019 sebesar 64,03% dari angka
level yang tinggi sebelumnya, namun tidak bias dipungkiri tetap mengalami
146
melemahnya harga jual rata-rata batubara dunia terhadap nilai return saham
perusahaan yang semakin menurun pada tahun 2019 sampai tahun 2020 ini
peningkatan nilai return saham yang bergantian ditahun 2016 ke tahun 2017
72,38%, lalu nilai return saham kembali mengalami penurunan di tahun 2019
hasil bagi pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya
tahunya mulai dari tahun 2016 ke tahun 2017 dengan peningkatan sebesar
1,26%, tahun 2017 ke tahun 2018 dengan penurunan sebesar -42,59%, tahun
periode terakhir dari tahun 2019 ke tahun 2020 mengalami penurunan dengan
terhadap nilai return saham perusahaan yang semakin menurun pada tahun
2016 ke tahun 2017 dan tahun 2018 ke tahun 2019. Namun disamping itu pula
terdapat peningkatan nilai level perkembangan return saham pada tahun 2017
hasil bagi pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya
terhadap nilai return saham perusahaan yang semakin meningkat pada tahun
Di bawah ini akan disajikan tabel rata-rata return saham pada perusahaan
Tabel 4.8
Data Rata-Rata Return Saham
N Tahun
Perusahaan
o 2016 2017 2018 2019 2020
1 ADRO 9,73% -34,68% 27,98% -8,04% 57,34%
2 PTBA -1,60% 74,80% -38,14% 5,64% -3,56%
3 ITMG 22,67% -2,17% -43,33% 20,70% 47,29%
4 DOID 40,20% -26,57% -46,67% 25,71% -25,00%
5 KKGI 8,00% 9,26% -33,33% 12,71% -0,75%
6 ARII 88,46% -8,16% -21,67% -43,83% -36,87%
Maksimum 88,46% 74,80% 27,98% 25,71% 57,34%
Minimum -1,60% -34,68% -46,67% -43,83% -36,87%
Rata-Rata 27,91% 2,08% -25,86% 2,15% 6,41%
Perkembangan - -25,83% -27,94% 28,01% 4,26%
Sumber : Data Diolah
150
40.00%
Rata-Rata Perkembangan Return Saham
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
2016 2017 2018 2019 2020
-10.00%
-20.00%
-30.00%
dimana pada tahun 2016 ke tahun 2018 mengalami penurunan dengan penurunan
terbesar pada tahun 2018 senilai -25,86% dan setelahnya mengalami peningkatan
yang terus meningkat hingga tahun 2020. Faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya nilai rata-rata return saham perusahaan diantaranya adalah nilai EVA dan
MVA, jika kedua nilai pada perusahaan menunjukkan nilai yang positif, berarti ada
nilai tambah bagi perusahaan, dan biasanya akan direspon oleh meningkatnya harga
perusahaan bagi investor. Dan sebaliknya jika EVA dan MVA negatif berarti
return) akan mengalami penurunan atau nilai perusahaan berkurang karena tingkat
151
dimana tidak ada pengaruh dalam adanya pembatasaan kegiatan produksi, rendahnya
permintaan batubara, dan melemahnya harga jual rata-rata batubara dunia terhadap
nilai return saham perusahaan yang semakin meningkat pada tahun 2018 sampai
tahun 2020.
Pada sub ini akan dijelaskan hasil analisis verifikatif mengenai pengaruh pengaruh
nilai tambah ekonomi (EVA), nilai tambah pasar (MVA), rasio nilai buku (PBV), dan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Di bawah ini kan disajikan model diagram
ρx2x1
ɛ
ɛ
1
ρx3x1
2
Return Saham
MVA (X2) ρyx2
(Y)
ρx3x3
ɛ ɛ
4 3
152
Gambar 4.9
Diagram Jalur X1, X2, X3 Terhadap Y
X2 = ρx2x1X1 + Ԑ2
X3 = ρx3x2X2 + Ԑ3
X3 = ρx3x1X1 + Ԑ4
Keterangan :
ρyx1x2x3 = Koefesien jalur pengaruh EVA, MVA,, dan PBV terhadap return
saham
Ԑ = Variabel residu
Pada subbab ini akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai hasil pengujian
asumsi klasik terkait pengaruh nilai tambah ekonomi (EVA), nilai tambah pasar
(MVA), rasio nilai buku (PBV), dan tingkat pengembalian saham (return saham). Di
bawah ini akan disajikan pembahasan hasil pengujian asumsi klasik yaitu sebagai
berikut :
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data observbasu dalam model
regresi terdistribusi secara normal. Di bawah ini akan disajikan hasil uji normalitas
Tabel 4.9
Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,04770243
Most Extreme Differences Absolute ,132
Positive ,068
Negative -,132
Test Statistic ,132
Asymp. Sig. (2-tailed) ,193c
Sumber: Hasil Output SPSS
smirnov sebesar 0,193>0,05, artinya data sudah memenuhi asumsi normalitas atau
berdistribusi normal.
lain. Di bawah ini akan disajikan hasil uji heteroskedastisitas mengunakan uji glester
Tabel 4.10
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,066 ,034 1,931 ,064
EVA ,000 ,005 ,018 ,086 ,932
MVA -,003 ,004 -,131 -,639 ,529
155
EVA sebesar 0,932>0,05, nilai signifikansi variabel MVA sebesar 0,529>0,05, dan
nilai signifikansi variabel PBV sebesar 0,116>0,05. Dari hasil tersebut menunjukan
bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,05, artinya
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
pada periode t-1 (sebelumnya) untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dalam
Tabel 4.11
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square Durbin-Watson
1 ,818 a
,669 ,631 1,688
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dari hasil uji autokolerasi menunjukan bahwa
nilai Durbin-Watson sebesar 1,688. Nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW
dengan jumlah observasi (n)=30, jumlah variabel independen (k)=3 dan tingkat
signifikansi 0,05 di dapat nilai dl=1,214 dan nilai du=1,649. Oleh karena nilai
156
DW=1,688 berada di atas nilai du=1,649 namun di bawah nilai 4-du=2,351 yaitu
nilai koefesien jalur pengaruh nilai tambah ekonomi (EVA), nilai tambah pasar
(MVA), rasio nilai buku (PBV), dan tingkat pengembalian saham (return saham)
sebagai berikut :
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien jalur pengaruh EVA,
Tabel 4.12
Koefesien Jalur Pengaruh EVA, MVA, PBV Terhadap Return Saham
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,178 ,059 -3,027 ,006
EVA ,025 ,009 ,353 2,712 ,012
MVA ,022 ,007 ,400 3,115 ,004
PBV ,084 ,036 ,297 2,321 ,028
Sumber: Hasil Output SPSS
157
Berdasarkan tabel 4.12 di atas akan dijelaskan hasil koefesien jalur yaitu
sebagai berikut :
1. Jika nilai koefesien jalur EVA terhadap return saham sebesar 0,353. Artinya
positif pada nilai koefesien jalur menunjukan bahwa EVA memiliki arah
pengaruh positif terhadap return saham. Artinya semakin tinggi EVA maka
2. Jika nilai koefesien jalur MVA terhadap return saham sebesar 0,400. Artinya
positif pada nilai koefesien jalur menunjukan bahwa MVA memiliki arah
pengaruh positif terhadap return saham. Artinya semakin tinggi MVA maka
3. Jika nilai koefesien jalur PBV terhadap return saham sebesar 0,297. Artinya
positif pada nilai koefesien jalur menunjukan bahwa PBV memiliki arah
pengaruh positif terhadap return saham. Artinya semakin tinggi PBV maka
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien jalur pengaruh EVA
Tabel 4.13
Koefesien Jalur Pengaruh EVA Terhadap MVA
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,762 1,496 1,845 ,076
EVA ,530 ,216 ,420 2,452 ,021
Sumber: Hasil Output SPSS
X2 = 0,420X1 + Ԑ2
Berdasarkan tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa nilai koefesien jalur EVA
terhadap MVA sebesar 0,420. Artinya apabila variabel EVA mengalami peningkatan
sebesar (satu) satuan, maka variabel MVA akan mengalami peningkatan sebesar
0,420. Tanda positif pada nilai koefesien jalur menunjukan bahwa EVA memiliki
arah pengaruh positif terhadap MVA. Artinya semakin tinggi EVA maka semakin
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien jalur pengaruh MVA
Tabel 4.14
Koefesien Jalur Pengaruh MVA Terhadap PBV
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,008 ,222 -,035 ,972
MVA ,074 ,034 ,383 2,192 ,037
Sumber: Hasil Output SPSS
X3 = 0,383X2 + Ԑ3
Berdasarkan tabel 4.14 di atas menunjukan bahwa nilai koefesien jalur MVA
terhadap PBV sebesar 0,383. Artinya apabila variabel MVA mengalami peningkatan
sebesar (satu) satuan, maka variabel PBV akan mengalami peningkatan sebesar
0,383. Tanda positif pada nilai koefesien jalur menunjukan bahwa MVA memiliki
arah pengaruh positif terhadap PBV. Artinya semakin tinggi MVA maka semakin
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien jalur pengaruh EVA
Tabel 4.15
Koefesien Jalur Pengaruh EVA Terhadap PBV
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,222 ,291 -,762 ,452
EVA ,101 ,042 ,412 2,395 ,024
Sumber: Hasil Output SPSS
160
X3 = 0,412X1 + Ԑ4
Berdasarkan tabel 4.15 di atas menunjukan bahwa nilai koefesien jalur EVA
terhadap PBV sebesar 0,412. Artinya apabila variabel EVA mengalami peningkatan
sebesar (satu) satuan, maka variabel PBV akan mengalami peningkatan sebesar
0,412. Tanda positif pada nilai koefesien jalur menunjukan bahwa EVA memiliki
arah pengaruh positif terhadap PBV. Artinya semakin tinggi EVA maka semakin
Di bawah ini akan di akan disajikan diagram jalur pengaruh EVA, MVA, dan
ρx2x1 =0,420
ɛ
ɛ
1
ρx3x1=0,412 2
0,331
0,823
Return Saham
MVA (X2) ρyx2=0,400
(Y)
ρx3x3=0,383
ɛ ɛ
4 3
0,830 0,853
ρx1x2x3=0,818
Gambar 4.17
Diagram Jalur X1, X2, X3 Terhadap Y
161
hipotesis hubungan antara dua variabel. Pedoman yang digunakan untuk nilai
Tabel 4.16
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber :
Sugiyono (2017:250)
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara EVA dan
Tabel 4.17
Koefisien Korelasi Antara EVA dan Return Saham
Correlations
EVA Return Saham
EVA Pearson Correlation 1 ,644
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
Return Saham Pearson Correlation ,644 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
162
antara EVA dan return saham sebesar 0,644 berada di antara 0,60<0,644<0,799,
artinya EVA dan return saham memiliki hubungan yang kuat dan positif. Nilai
korelasi bertanda positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara MVA dan
Tabel 4.18
Koefisien Korelasi Antara MVA dan Return Saham
Correlations
MVA Return Saham
MVA Pearson Correlation 1 ,662
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
Return Saham Pearson Correlation ,662 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
antara MVA dan return saham sebesar 0,662 berada di antara 0,60<0,662<0,799,
artinya MVA dan return saham memiliki hubungan yang kuat dan positif. Nilai
korelasi bertanda positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara PBV dan
Tabel 4.19
Koefisien Korelasi Antara PBV dan Return Saham
Correlations
PBV Return Saham
PBV Pearson Correlation 1 ,596
Sig. (2-tailed) ,001
N 30 30
Return Saham Pearson Correlation ,596 1
Sig. (2-tailed) ,001
N 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
antara PBV dan return saham sebesar 0,596 berada di antara 0,40<0,596<0,599,
artinya PBV dan return saham memiliki hubungan yang sedang dan positif. Nilai
korelasi bertanda positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara EVA dan
Tabel 4.20
Koefisien Korelasi Antara EVA dan MVA
Correlations
EVA MVA
EVA Pearson Correlation 1 ,420
Sig. (2-tailed) ,021
N 30 30
164
antara EVA dan MVA sebesar 0,420 berada di antara 0,40<0,420<0,599, artinya
EVA dan MVA memiliki hubungan yang sedang dan positif. Nilai korelasi bertanda
positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi EVA maka akan
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara MVA dan
Tabel 4.21
Koefisien Korelasi Antara MVA dan PBV
Correlations
MVA PBV
MVA Pearson Correlation 1 ,383
Sig. (2-tailed) ,037
N 30 30
PBV Pearson Correlation ,383 1
Sig. (2-tailed) ,037
N 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
antara MVA dan PBV sebesar 0,383 berada di antara 0,20<0,383<0,399, artinya
MVA dan PBV memiliki hubungan yang lemah dan positif. Nilai korelasi bertanda
165
positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi MVA maka akan
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara EVA dan
Tabel 4.22
Koefisien Korelasi Antara EVA dan PBV
Correlations
EVA PBV
EVA Pearson Correlation 1 ,412
Sig. (2-tailed) ,024
N 30 30
PBV Pearson Correlation ,412 1
Sig. (2-tailed) ,024
N 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
antara EVA dan PBV sebesar 0,412 berada di antara 0,40<0,412<0,599, artinya EVA
dan PBV memiliki hubungan yang sedang dan positif. Nilai korelasi bertanda positif
artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi EVA maka akan semakin
7. Koefesien Korelasi Simultan Antara EVA, MVA, PBV dan Return Saham
Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian koefesien korelasi simultan yaitu
sebagai berikut :
166
Tabel 4.23
Koefesien Korelasi Simultan Antara EVA, MVA, PBV dan Return Saham
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,818 a
,669 ,631 ,050379
Sumber: Hasil Output SPSS
simultan antara EVA, MVA, PBV, dan return saham sebesar 0,818 berada di antara
0,80<0,818<1,000, artinya hubungan secara simultan EVA, MVA, PBV, dan return
saham memiliki hubungan yang sangat kuat dan positif. Nilai korelasi bertanda
positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi EVA, MVA, dan
Tabel 4.24
Koefisien Korelasi Simultan Antara EVA, MVA, PBV dan Return Saham
Correlations
EVA MVA PBV Return Saham
EVA Pearson Correlation 1 ,420 ,412 ,644
Sig. (2-tailed) ,021 ,024 ,000
N 30 30 30 30
MVA Pearson Correlation ,420 1 ,383 ,662
Sig. (2-tailed) ,021 ,037 ,000
N 30 30 30 30
PBV Pearson Correlation ,412 ,383 1 ,596
Sig. (2-tailed) ,024 ,037 ,001
N 30 30 30 30
Return Saham Pearson Correlation ,644 ,662 ,596 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001
N 30 30 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
167
Selain itu akan disajikan juga hasil pengujian koefesien korelasi simultan
√
r yx 1 +r yx 2+r yx 3−3 r yx 1 r yx 2 r yx 3 r x 1 x 2 r x2 x3 r x1 x3
r x1 x2 x3 y = ¿
1−( r ¿¿ x 1 x 2¿¿ 2) ( r x 2 x 3 ) (r x1 x2 )¿
2 2
r x1 x2 x3 y =
√ 0,227+ 0,265+ 0,177−3 ( 0,227 )( 0,265 )( 0,177 )( 0,420 )( 0,383 ) (0,412)
1−( 0,420 ) (0,383¿¿ 2)(0,412 )
2 2
¿
r x1 x2 x3 y =
√ 0,669−0,002119
1−0,004392
r x1 x2 x3 y =
√ 0,667
0,996
r x1 x2 x3 y =√ 0,670
r x1 x2 x3 y =0,818
dijelaskan oleh variabel eksogen. Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian
Return Saham
pengaruh EVA, MVA, PBV terhadap return saham yaitu sebagai berikut :
168
Tabel 4.25
Koefisien Determinasi Parsial Pengaruh EVA, MVA, PBV Terhadap Return
Saham
Coefficientsa
Standardized
Coefficients Correlations
Model Beta Zero-order
1 (Constant)
EVA ,353 ,644
MVA ,400 ,662
PBV ,297 ,596
Sumber : Hasil Output SPSS
variabel return saham sebesar 26,5%. Sementara untuk besarnya variabel PBV dalam
memberikan kontribusi pengaruh terhadap variabel return saham sebesar 17,7%. Dari
ketiga variabel menunjukan bahwa MVA memiliki kontribusi pengaruh paling besar
terhadap return saham. Artinya secara keseluruhan variabel EVA, MVA, dan PBV
66,9%, sedangkan sisanya sebesar 33,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
model penelitian.
Tabel 4.26
Koefisien Determinasi Parsial Pengaruh EVA Terhadap MVA
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,420a ,177 ,147 1,389195
Sumber : Hasil Output SPSS
parsial menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,177 yang berarti bahwa
variabilitas variabel endogen yaitu MVA yang dapat dijelaskan oleh variabel eksogen
yaitu EVA adalah sebesar 17,7%, sedangkan sisanya sebesar 82,3% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain di luar model penelitian. Di bawah ini akan disajikan juga
Ԑ = ¿2)2
Ԑ = ( √ 1−0,177 )2
Tabel 4.27
Koefisien Determinasi Parsial Pengaruh MVA Terhadap PBV
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,383 a
,147 ,116 ,274264
Sumber : Hasil Output SPSS
parsial menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,147 yang berarti bahwa
variabilitas variabel endogen yaitu PBV yang dapat dijelaskan oleh variabel eksogen
yaitu MVA adalah sebesar 14,7%, sedangkan sisanya sebesar 85,3% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain di luar model penelitian. Di bawah ini akan disajikan juga
Ԑ = ¿2)2
Ԑ = ( √ 1−0,147 )2
Tabel 4.28
Koefisien Determinasi Parsial Pengaruh EVA Terhadap PBV
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,412 a
,170 ,140 ,270458
171
parsial menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,170 yang berarti bahwa
variabilitas variabel endogen yaitu PBV yang dapat dijelaskan oleh variabel eksogen
yaitu EVA adalah sebesar 17,0%, sedangkan sisanya sebesar 83,0% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain di luar model penelitian. Di bawah ini akan disajikan juga
Ԑ = ¿2)2
Ԑ = ( √ 1−0,170 )2
pengaruh EVA, MVA, PBV terhadap return saham yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.29
Koefisien Determinasi Simultan Pengaruh EVA, MVA, PBV Terhadap Return
Saham
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,818a
,669 ,631 ,050379
Sumber : Hasil Output SPSS
simultan menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,669 yang berarti bahwa
172
variabilitas variabel endogen yaitu return saham yang dapat dijelaskan oleh variabel
eksogen yaitu EVA, MVA, dan PBV adalah sebesar 66,9%, sedangkan sisanya
bawah ini akan disajikan juga perhitungan nilai sisa (residu) yaitu sebagai berikut:
Ԑ = ¿2)2
Ԑ = ( √ 1−0,669 )2
eksogen berpengaruh terhadap variabel endogen baik secara parsial atau simultan. Di
bawah ini akan disajikan hasil pengujian hipotesis parsial dan simultan yaitu sebagai
berikut :
pengaruh EVA, MVA, PBV terhadap return saham yaitu sebagai berikut :
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Keterangan :
Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian hipotesis parsial pengaruh EVA
Tabel 4.30
Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh EVA Terhadap Return Saham
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,178 ,059 -3,027 ,006
EVA ,025 ,009 ,353 2,712 ,012
MVA ,022 ,007 ,400 3,115 ,004
PBV ,084 ,036 ,297 2,321 ,028
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.30 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel EVA sebesar 0,012<0,05. Selain itu
dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,712 dan ttabel sebesar 1,706. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2,712>1,706. Oleh karena itu dapat disimpulkan H1
diterima, artinya EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Di
174
bawah ini akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh EVA terhadap return
Gambar 4.18
Kurva Hipotesis Pengaruh EVA Terhadap Return Saham
terhadap return saham. Hal tersebut dapat dikarenakan EVA merupakan salah satu
metode rasio keuangan untuk mengukur seberapa baik perusahaan dalam memberikan
nilai tambah dari modal yang ditanamkan oleh para pemegang saham. EVA
ekonomi bagi stakeholder yang tercermin daari tingginya nilai laba bersih operasi
kemampuan dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham. Oleh karena itu,
dengan tingginya laba yang dihasilkan perusahaan maka investor akan berpandangan
kepada pemegang saham. Hal ini tentunya akan menarik minat investor untuk
175
berinvesatsi sehingga dapat berdampak pada tingginya harga saham di pasar modal.
Tingginya harga saham suatu perusahaan akan meningkatkan nilai pasar saham
sehingga berampadak pada tingginya return saham. Semakin tinggi EVA, maka akan
semakin tinggi pula return saham. Hasil peneltiian ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Warizal dkk (2019), Wayan dan Anom (2020), Ayi dan Subagio
(2019), Mutmainah dan Santoso (2018), hasil penelitian menunjukan bahwa EVA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini
bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Octaver dkk (2016),
Andhika dan Yunita (2016), Satwiko dan Agusto (2021), Oktavianti (2018), Silitonga
dkk (2019), hasil penelitian menunjukan bahwa EVA tidak berpengaruh signifikan
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Keterangan :
Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian hipotesis parsial pengaruh MVA
Tabel 4.31
Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh MVA Terhadap Return Saham
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,178 ,059 -3,027 ,006
EVA ,025 ,009 ,353 2,712 ,012
MVA ,022 ,007 ,400 3,115 ,004
PBV ,084 ,036 ,297 2,321 ,028
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.31 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel MVA sebesar 0,004<0,05. Selain itu
dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 3,115 dan ttabel sebesar 1,706. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 3,115>1,706. Oleh karena itu dapat disimpulkan H2
diterima, artinya MVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Di
bawah ini akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh MVA terhadap return
Gambar 4.19
Kurva Hipotesis Pengaruh MVA Terhadap Return Saham
terhadap return saham. Hal tersebut dapat dikarenakan MVA menunjukan sejauh
mana kinerja manajemen perusahaan dalam memberikan nilai tambah finansial bagi
pemegang saham yang tercermin dari nilai pasar saham di pasar modal dibandingkan
dengan modal yang diinvestasikan oleh investor. Secara teori, MVA yang tinggi akan
membuat harga saham perusahaan tersebut ikut tinggi, dan tentunya akan
menyebabkan tingkat return saham ikut naik. Jadi kekayaan pemegang saham akan
bertambah jika MVA bertambah melalui peningkatan capital gain dari meningkatnya
harga saham, maka return saham yang diperoleh pemegang saham juga akan
menciptakan nilai tambah perusahaan, maka akan semakin tinggi nilai pasar saham.
Tingginya nilai pasar saham mencerinkan tingginya harga saham di pasar modal,
sehingga hal tersebut berdampak pada tingginya return saham. Semakin tinggi MVA,
maka akan semakin tinggi pula return saham. Hasil peneltiian ini sejalan dengan hasil
178
penelitian yang dilakukan oleh Satwiko dan Agusto (2021), Badaruddin dkk (2017),
hasil penelitian menunjukan bahwa MVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Andhika dan Yunita (2016), Wayan dan Anom (2020), Aryani dan
Syawalliawaty (2021), Ayi dan Subagio (2019), Silitonga dkk (2019), Mutmainah
dan Santoso (2018), hasil penelitian menunjukan bahwa MVA tidak berpengaruh
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Keterangan :
Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian hipotesis parsial pengaruh PBV
Tabel 4.32
Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh PBV Terhadap Return Saham
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,178 ,059 -3,027 ,006
EVA ,025 ,009 ,353 2,712 ,012
MVA ,022 ,007 ,400 3,115 ,004
PBV ,084 ,036 ,297 2,321 ,028
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.32 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel PBV sebesar 0,028<0,05. Selain itu
dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,321 dan ttabel sebesar 1,706. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2,321>1,706. Oleh karena itu dapat disimpulkan H3
diterima, artinya PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Di
bawah ini akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh PBV terhadap return
Gambar 4.20
Kurva Hipotesis Pengaruh PBV Terhadap Return Saham
Hasil penelitian menunjukan bahwa PBV berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham. Hal tersebut dapat dikarenakan PBV merupakan rasio untuk
menunjukkan seberapa besar nilai perusahaan dari apa yang ditanamkan oleh
perusahaan tersebut baik dan pertumbuhannya cukup pesat. PBV digunakan oleh
investor untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja harga saham di pasar modal
dibandingkan dengan nilai buku ekuitas per lembar saham. Melalui pengukuran ini,
pengembalian keuntungan (return) bagi pemegang saham yang tercermin dari harga
saham perusahaan di pasar modal. Semakin tinggi harga saham perusahaan di pasar
modal, maka semakin tinggi return saham. Hasil peneltiian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ristyawan (2019), Ayi dan Subagio (2019), hasil
return saham. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Satwiko dan Agusto (2021), hasil penelitian menunjukan bahwa PBV
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Keterangan :
Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian hipotesis parsial pengaruh EVA
Tabel 4.33
Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh EVA Terhadap MVA
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,762 1,496 1,845 ,076
EVA ,530 ,216 ,420 2,452 ,021
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.33 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel EVA sebesar 0,021<0,05. Selain itu
dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,452 dan ttabel sebesar 1,701. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2,452>1,701. Oleh karena itu dapat disimpulkan H4
diterima, artinya EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA. Di bawah
182
ini akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh EVA terhadap MVA yaitu
sebagai berikut :
Gambar 4.21
Kurva Hipotesis Pengaruh EVA Terhadap MVA
terhadap MVA. Hal tersebut dapat dikarenakan MVA merupakan cerminan dari
EVA. Nilai EVA menunjukan sejauh mana kinerja manajemen dalam menciptakan
nilai tambah ekonomi bagi stakeholder yang tercermin daari tingginya nilai laba
bersih operasi yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan biaya modal yang
minat investor untuk berinvesatsi sehingga dapat berdampak pada tingginya harga
saham. Tingginya harga saham suatu perusahaan akan meingkatkan nilai pasar saham
sehingga berampadak pada tingginya MVA. Semakin tinggi EVA, maka akan
semakin tinggi pula MVA. Hasil peneltiian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Puteri dan Timewu (2019, hasil penelitian menunjukan bahwa EVA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA. Namun hasil penelitian ini
183
bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sofyan dan Naomi (2020),
MVA.
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Keterangan :
Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian hipotesis parsial pengaruh MVA
Tabel 4.34
Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh MVA Terhadap PBV
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,008 ,222 -,035 ,972
MVA ,074 ,034 ,383 2,192 ,037
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.34 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel MVA sebesar 0,037<0,05. Selain itu
dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,192 dan ttabel sebesar 1,701. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2,192>1,701. Oleh karena itu dapat disimpulkan H5
diterima, artinya MVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA. Di bawah
ini akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh MVA terhadap MVA yaitu
sebagai berikut :
Gambar 4.22
Kurva Hipotesis Pengaruh MVA Terhadap PBV
terhadap PBV. Hal tersebut dapat dikarenakan MVA menunjukan sejauh mana
185
pemegang saham yang tercermin dari nilai pasar saham di pasar modal dibandingkan
maka akan semakin tinggi nilai pasar saham. Tingginya nilai pasar saham
mencerinkan tingginya harga saham di pasar modal, sehingga hal tersebut berdampak
pada tingginya PBV. Hasil peneltiian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mikrad dan Syukur (2019), hasil penelitian menunjukan bahwa MVA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Namun hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sobahi dkk (2019), hasil penelitian
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Keterangan :
Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian hipotesis parsial pengaruh EVA
Tabel 4.35
Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh EVA Terhadap PBV
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,222 ,291 -,762 ,452
EVA ,101 ,042 ,412 2,395 ,024
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.34 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel EVA sebesar 0,024<0,05. Selain itu
dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,395 dan ttabel sebesar 1,701. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2,395>1,701. Oleh karena itu dapat disimpulkan H6
diterima, artinya EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Di bawah ini
akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh EVA terhadap PBV yaitu sebagai
berikut :
187
Gambar 4.23
Kurva Hipotesis Pengaruh EVA Terhadap PBV
terhadap PBV. Hal tersebut dapat dikarenakan nilai EVA menunjukan sejauh mana
kinerja manajemen dalam menciptakan nilai tambah ekonomi bagi stakeholder yang
tercermin daari tingginya nilai laba bersih operasi yang dihasilkan perusahaan
bersih operasi perusahaan akan menarik minat investor untuk berinvesatsi sehingga
dapat berdampak pada tingginya harga saham di pasar modal yang tercermin dari
rasio PBV.. Semakin tinggi EVA, maka akan semakin tinggi pula PBV. Hasil
peneltiian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahirah dan
terhadap PBV. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sobahi dkk (2019), serta Mikrad dan Syukur (2019), hasil penelitian
Ho7:β1,β2,β3=0, artinya EVA, MVA, dan PBV tidak berpengaruh terhadap return
saham.
H7: β1,β2,β3 0, artinya EVA, MVA, dan PBV berpengaruh terhadap return saham.
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau Fhitung < Ftabel
Keterangan :
pengaruh EVA, MVA, dan PBV terhadap return saham yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.35
Pengujian Hipotesis Simultan Pengaruh EVA, MVA, dan PBV Terhadap Return
Saham
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,134 3 ,045 17,555 ,000b
189
menunjukan bahwa nilai signifikansi 0,000<0,05. Selain itu dapat dilihat juga dari
nilai Fhitung sebesar 17,555 dan Ftabel sebesar 2,98. Dari hasil tersebut terlihat bahwa
secara simultan menunjukan bahwa EVA, MVA, dan PBV berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Di bawah ini akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh
EVA, MVA, dan PBV terhadap return saham yaitu sebagai berikut :
F tabel F hitung
2,98 17,555
Gambar 4.24
Kurva Hipotesis Pengaruh EVA, MVA, dan PBV Terhadap Return Saham
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa EVA, MVA, dan PBV berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Return saham adalah keuntungan yang diperoleh
pemegang saham dalam bentuk divdien atau capital gain dari hasil kebijakan
investasi yang dilakukannya. Salah satu cara untuk menganalisis seberapa tinggi
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan analisa yang telah penulis paparkan pada bab
ekonomi bagi pemegang saham masih belum optimal. Pada tahun 2016-2018
batubara dunia.
perusahaan bagi pemegang saham yang tercermin dari nilai pasar saham di
periode tahun 2016 hingga 2018.. Sedangkan pada tahun 2018 hingga 2020
sebesar 6.063.849 ditahun 2018 ke tahun 2019, hal ini berarti bahwa maka
manajer gagal menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan terdapat nilai
perusahaan.
perusahaan. Peningkatan terjadi pada tahun 2017 ke tahun 2018 dan pada
gambaran dari tingkat keuntungan bagi investor dari harga pasar saham
tahun 2016 ke tahun 2017 dan tahun 2018 ke tahun 2019 nilai PBV
mengalami penurunan.
192
diantaranya adalah nilai EVA dan MVA, jika kedua nilai pada perusahaan
menunjukkan nilai yang positif, berarti ada nilai tambah bagi perusahaan, dan
variabel EVA sebesar 0,012<0,05. Selain itu dapat dilihat dari nilai thitung
sebesar 2,712 dan ttabel sebesar 1,706. Dari hasil tersebut terlihat bahwa
saham.
variabel MVA sebesar 0,004<0,05. Selain itu dapat dilihat dari nilai t hitung
sebesar 3,115 dan ttabel sebesar 1,706. Dari hasil tersebut terlihat bahwa
variabel PBV sebesar 0,028<0,05. Selain itu dapat dilihat dari nilai thitung
sebesar 2,321 dan ttabel sebesar 1,706. Dari hasil tersebut terlihat bahwa
5.2 Saran
1. Perusahaan
dan kinerja keuangan guna meningkatkan nilai saham dari perusahaan yang
bagi pemegang saham masih belum optimal. Selain itu perusahaan dapat
2. Investor
telah penulis lakukan agar tidak mengambil risiko dikemudian hari. Investor
3. Peneliti Lain
194
jumlah sampel yang lebih banyak serta periode penelitian yang lebih panjang
diterima investor.
195
DAFTAR PUSTAKA
Apriyani, A., & Pulungan, N. A. F. (2020). The Effect Of Economic Value Added
(EVA) on Price to Book Value the Role Of Institutional Ownership in Retail
Sector Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange. Dinasti
International Journal of Economics, Finance & Accounting, 1(5), 889-904
Ayi, Y. O. T., & Subagio, S. (2019). Analisis Pengaruh Eonomic Value Added
(EVA), Market Value Added (MVA), Price to Book Value (PBV), Earning Per
Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Profitabilitas Terhadap Return
Saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2010. Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 3(4), 430-440.
Badaruddin, B., Sadeli, Y. A., Fauzi, A., & Bugis, J. N. (2017). Analisis Economic
Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return
Saham Jurnal Ilmiah Bongaya, 1-8.
Iffan, M., & Yulianti, L. (2017). Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian
Pada Jg Motor Yamaha Cab.Asia Afrika Bandung. JURISMA : Jurnal Riset
Bisnis & Manajemen, 7(1).
Ismawati, L. (2017). Determinan Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Telekomunikasi. Jurnal Inspirasi Bisnis Dan Manajemen, 14.
Mutmainnah, F., & Santoso, B. H. (2018). Pengaruh EPS, RI, EVA, MVA, DAN
PER Terhadap Return Saham Perusahaan Otomotif. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen (JIRM), 7(9).
Novianti, W., Hakim, R. P. (2015). Harga Saham Yang Dipengaruhi Oleh
Profitabilitas Dan Struktur Aktiva Dalam Sektor Telekomunikasi, 19-32.
Novianti, W., & Romansyah, I. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan
Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan, 116-122
Oktavianti, O. (2018). Pengaruh Return On Investment (Roi), Earning Per Share
(Eps) Dan Economic Value Added (Eva) Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2013-
2016. BENING, 5(2), 152-170.
196