Pada sub bab ini akan disajikan hasil penelitian mengenai pengaruh nilai
tambah ekonomi (EVA), nilai tambah pasar (MVA) dan rasio nilai buku (PBV)
penelitian ini yaitu adalah nilai tambah ekonomi (EVA), nilai tambah pasar
(MVA), dan rasio nilai buku (PBV), sedangkan variabel dependen dalam
penelitian ini yaitu tingkat pengembalian saham (return saham). Penlitian ini
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 yang menjadi sampel dalam
Tbk, PT Bukit Asam Energi Tbk, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, PT Delta
Dunia Makmur Tbk, PT Resource Alam Indonesia Tbk, dan PT Atlas Resource
Tbk.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Di bawah ini akan
sebagai berikut:
1. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk
Mineral dan Batubara sesuai persyaratan yang dinyatakan dalam pasal 169
4.000 kkal/kg dan 5.000 kkal/kg GAR dari tiga tambang batubaranya:
berikut:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk
Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada 1 Maret 1981
induknya (Holding).
Pada 14 Desember 2017 Pemecahan Nilai Nominal Saham PTBA
program “Yuk Nabung Saham”. Komitmen yang kuat dari Bukit Asam
dari aksi korporasi tersebut. Pada tahun 2018 Financial Closed Perusahaan
Pencapaian laba bersih tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp5,02 triliun,
berikut:
Gambar 4.2
Struktur Organisasi PT Bukit Asam Energi Tbk
pertambangan dan energi melalui investasi pada entitas anak usaha yang
Saham Perseroan tercatat pada Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sejak tanggal
dan PT Pulau Mutiara Persada (“PMP”), yang saat ini merupakan entitas
terdiri dari Souls Humanity Pte. Ltd., dengan sisanya dimiliki oleh
sebagai berikut:
Gambar 4.4
Struktur Organisasi PT Delta Dunia Makmur Tbk
5. PT Resource Alam Indonesia Tbk
terlibat dalam produksi perekat kayu. Pada tahun 1991, KKGI melakukan
Pasir, Gunung Pinang, dan Bayur dari total area konsesi PKP2B seluas
mencapai 2,2 juta MT pada tahun 2010 dan meningkat sebesar 91%
menjadi 4,2 juta MT pada tahun 2012 dan 2013, yang menjadikan total
produksi batubara dari tahun 2006 hingga 2013 menjadi 12,7 juta MT. Di
dengan aksi akuisisi atas Grup Gorby, yang kini dikenal dengan Proyek
Mutara (dahulu Muba), serta atas PT Optima Persada Energi (OPE), yang
lahan konsesi yang secara keseluruhan mencapai luas lebih dari 200.000
Pada sub ini akan dijelaskan hasil analisis deskriptif dari setiap variabel
dalam penelitian ini berdasarkan data hasil perhitungan dari setiap variabel. Data-
data yang telah tersedia akan disajikan dalam bentuk tabel deskriptif agar
batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 yang menjadi
nilai tambah bagi pemegang saham terlihat dari laba operasi setelah pajak yang
kondisi pasar batubara global yang membaik membuat harga jual rata-rata
sebesar 29,08% dari tahun 2016 sebesar $2,524 juta menjadi $3,258 juta
mengalami peningkatan sebesar 15% dari $1,839 juta tahun 2016 menjadi
ton dengan tingkat penjualan sebesar 54,39 juta ton, sehingga berdampak
hanya sebesar 11,11% lebih rendah dari tahun 2017 sebesar 29,08%.
Penurunan pada tahun 2018 dikarenakan adanya peningkatan beban
operasional sebesar 13,84% dari $2,117 juta menjadi $2,410 juta, hal
nisbah kupas, harga bahan bakar minyak, serta pembayaran royalti kepada
Tbk).
menjadi 58,03 juta ton dengan tingkat penjualan sebesar 59,19 juta ton,
hanya sebesar 3,44% atau $2,493 juta seiring dengan peningkatan jumlah
produksi, serta serta adanya peningkatan nilai total utang. Selain itu faktor
batu bara global yang mempengaruhi harga jual rata-rata yang turun
sebesar 13%. Hal ini berdampak pada menurunya laba bersih operasi
menjadi 54,53 juta ton dengan tingkat penjulan sebesar 54,14 juta ton
turun sebesar -8,53% dari tahun sebelumnya. Penurunan jumlah produksi
mempengaruhi harga jual rata-rata yang turun sebesar 18%, kondisi makro
dan industri yang sulit berdampak negatif terhadap harga batu bara dunia
dan harga jual rata-rata. Hal ini berdampak pada menurunya pendapatan
Tbk).
setiap tahunnya. Pada tahun 2017 jumlah produksi sebesar 24,245 juta ton
dengan tingkat penjulan sebesar 23,627 juta ton, sementara tahun 2018
jumlah produksi sebesar 26,335 juta ton dengan tingkat penjulan sebesar
sebesar 24,692 juta ton. Pendapatan dan beban operasional perusahaan dari
terlepas dari kondisi harga batubara dunia yang baik yang meningkatkan
133,07% dari tahun 2016, serta tahun 2018 sebesar 6,224 trilun dengan
juta ton dengan tingkat penjualan sebesar 27,793 juta ton, sementara pada
26,124 juta ton dengan tingkat penjualan 26,124 juta ton. Disamping itu
pada tahun 2019 dan 2020 tidak terlepas dari adanya penurunan harga
lockdown baik di dalam atau luar negeri (Sumber: Annual Report PT Bukit
peningkatan setiap tahunya. Pada tahun 2017 jumlah produksi sebesar 25,6
juta ton dengan tingkat penjulan sebesar 26,7 juta ton, sementara tahun
2018 jumlah produksi sebesar 22,1 juta ton dengan tingkat penjulan
terlepas dari kondisi harga batubara dunia yang baik yang meningkatkan
86,08% dari tahun 2016, serta tahun 2018 sebesar $432 ribu dengan
23,4 juta ton dengan tingkat penjualan sebesar 25,3 juta ton, sementara
18,4 juta ton dengan tingkat penjualan 21,2 juta ton. Meskipun pada tahun
juta. Hal ini juga diikuti dengan pendapatan operasional tahun 2020 yang
penurunan harga jual rata-rata batubara. Selain itu pada tahun 2020
ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 menyebabkan lesunya
Tbk).
4. PT Delta Dunia Makmur Tbk
40,2 juta ton lebh tinggi dari tahun 2016, sementara tahun 2018
sebesar $765 juta dengan beban operasional sebesar $539 juta, sementara
perusahaan tidak terlepas dari kondisi harga batubara dunia yang baik
meningkatnya laba operasi perusahaan tahun 2017 sebesar $87 juta dengan
peningkatan 135,14% dari tahun 2016, serta tahun 2018 sebesar $108 juta
Selain itu pada tahun 2020 ditambah dengan adanya pandemi Covid-19
mempengaruhi pasar dan harga batu bara dunia (Sumber: Annual Report
mengalami penurunan. Jumlah produksi tahun 2016 sebesar 2,182 juta ton
produksi tahun 2017 mengalami penurunan menjadi sebesar 1,829 juta ton
Hal in tentu berdampak juga pada laba bersih operasi yang ikut mengalami
penurunan. Laba operasi tahun 2016 sebesar $9,472 juta, namun laba
kondisi harga jual rata-rata baru yang sedang dalam kondisi yang tinggi
produksi tahun 2018 menjadi sebesar 1,611 juta ton dan penurunan tingkat
129,02% menjadi sebesar 3,690 juta ton dengan tingkat penjualan yang
3,812 juta ton. Meskipun pada tahun 2019 harga jual rata-rata batubara
menjadi sebesar 2,864 juta ton dengan tingkat penjualan yang juga
sehingga permintaan energi berkurang. Hal ini tentu berdampak juga pada
operasional sebesar 146,81% dari tahun 2016 sebesar $11,6 ribu menjadi
sebesar $28,7 ribu pada 2017. Peningkatan pendapatan operasional tidak
terlepas dari kondisi harga jual rata-rata baru yang tinggi serta adanya
2016 jumlah produksi sebesar 261,7 ribu ton menjadi sebesar 557,6 ribu
ton pada 2017 dan volume penjualan tahun 2016 sebesar 298,4 ribu ton
menjadi sebesar 55,9 ribu ton pada 2017 dengan peningkatan sebesar
peningkatan dan masih tergolong tinggi sebesar $29,1 ribu membuat laba
operasional pada 2018 sebesar 32,82% menjadi sebesar $38,1 ribu dan ada
pendapatan operasional tidak terlepas dari kondisi harga jual rata-rata baru
749,6,6 ribu ton dan tahun 2019 menjadi sebesar 956,9 ribu ton. Volume
sebesar 683,7 ribu ton dan tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar
peningkatan menjadi sebesar $36,1 ribu dan tahun 2019 menjadi sebesar
$62,7 ribu. Tingginya beban oeprasional ini justru berdampak pada laba
bersih operasi yang masih mengalami kerugian yaitu tahun 2018 sebesar -
$28,2 ribu dan tahun 2019 sebesar -$5,5 ribu (Sumber: Annual Report PT
operasional sebesar -32,87% dari tahun menjadi sebesar $42,1 ribu pada
2020 mengalami penurinan menjadi sebesar 884 ribu ton dengan volume
Kondisi ini juga dipengaruhi oleh kondisi adanya pandemi Covid-19 yang
batubara. Disisi lain, beban operasional yang cenderung lebih tinggi dari
20,000,000
15,000,000
10,000,000
5,000,000
0
2016 2017 2018 2019 2020
-5,000,000
Grafik 4.2
Grafik Rata-Rata Economic Value Added (EVA)
tambah ekonomi bagi pemegang saham masih belum optimal. Pada tahun 2016-
dana. Market value added (MVA) adalah perbedaaan antara nilai dari perusahaan
memberikan nilai tambah perusahaan bagi pemegang saham yang tercermin dari
nilai pasar saham di pasar modal dibandingkan dengan modal yang diinvestasikan
oleh investor. Menurut Sari dan Wijayantini (2018) menyebutkan bahwa rumus
Tabel 4.3
Data Perkembangan Market Value Added (MVA)
MVA
N Nama Tahu Perkembanga Keteranga
(Dalam
o Perusahaan n n n
Jutaan)
2016 32.369.795 0 -
2017 55.815.505 23.445.710 Naik
1 ADRO 2018 60.197.582 4.382.077 Naik
2019 42.189.485 -18.008.097 Turun
2020 37.199.676 -4.989.809 Turun
2016 17.981.888 0 -
2017 24.685.570 6.703.682 Naik
2 PTBA 2018 40.127.223 15.441.653 Naik
2019 35.372.753 -4.754.470 Turun
2020 24.450.957 -10.921.796 Turun
2016 11.446.141 0 -
2017 21.209.823 9.763.682 Naik
3 ITMG 2018 28.972.407 7.762.584 Naik
2019 19.091.213 -9.881.194 Turun
2020 10.425.818 -8.665.395 Turun
2016 1.973.374 0 -
2017 7.107.282 5.133.908 Naik
4 DOID 2018 7.112.667 5.385 Naik
2019 3.974.274 -3.138.393 Turun
2020 1.905.463 -2.068.811 Turun
2016 885.079 0 -
2017 1.860.083 975.004 Naik
5 KKGI 2018 1.865.075 4.992 Naik
2019 1.265.078 -599.997 Turun
2020 1.045.070 -220.008 Turun
2016 1.415 0 -
2017 1.796 381 Naik
6 ARII 2018 3.305 1.509 Naik
2019 2.360 -945 Turun
2020 1.670 -690 Turun
Sumber : Data Diolah
Perkembangan Market Value Added (MVA)
70,000,000
60,000,000
50,000,000
Perkembangan
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
0
2016 2017 2018 2019 2020
Pada tahun 2016 nilai harga saham 1.012, pada tahun 2017 harga saham
peningkatan IHSG sebesar 20% dengan harga rata-rata 6.356 tahun 2017,
harga batu bara global yang tinggi, meskipun pada tahun 2018 pasar
tahun 2016 nilai harga saham 1.012, pada tahun 2017 harga saham
harga saham sejalan dengan peningkatan IHSG sebesar 20% dengan harga
yang cemerlang berkat harga batu bara global yang tinggi, meskipun pada
ekonomi global.
jumlah seluruh nilai pasar yang diklaim oleh pihak lain terhadap
kepada perusahaan pada suatu waktu tertentu. Nilai pasar perusahaan yang
meningkat dipengaruhi oleh nilai saham yang ada pada waktu itu, maka
dari itu upaya perusahaan untuk terus meningkatkan nilai perusahaan
2020. Penurunan yang paling besar terjadi di tahun 2018 hingga tahun
dengan nilai buku seperti yang disajikan dalam neraca, nilai pasar dihitung
pemegang saham yang tercermin dari nilai pasar saham di pasar modal
yang dilakukan semua pihak kepada perusahaan pada suatu waktu tertentu.
Nilai pasar perusahaan yang meningkat dipengaruhi oleh nilai saham yang
ada pada waktu itu, maka dari itu upaya perusahaan untuk terus
terjadi. Pada tahun 2016 nilai harga saham 1.012, pada tahun 2017 harga
keuangan perusahaan yang cemerlang berkat harga batu bara global yang
tinggi, meskipun pada tahun 2018 pasar saham Indonesia dipengaruhi oleh
Added (MVA) juga terjadi di tahun 2018 hingga tahun 2020 dengan
Kunci utama dalam menghitung MVA adalah harga saham. Jika harga
saham naik maka MVA juga akan naik. Perubahan harga saham di pasar
2018 hingga tahun 2020 terdapat harga saham perusahaan yang menurun
2020. MVA adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan
dengan nilai buku seperti yang disajikan dalam neraca, nilai pasar dihitung
pemegang saham yang tercermin dari nilai pasar saham di pasar modal
meningkat dan juga kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan nilai
paling besar senilai 1,509 pada tahun 2017 ke tahun 2018. Namun disisi
terjadi di tahun 2018 hingga tahun 2020 dengan penurunan terbesar pada
pemegang saham yang tercermin dari nilai pasar saham di pasar modal
meningkat dan juga kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan nilai
Di bawah ini akan disajikan tabel rata-rata market value added (MVA)
Tabel 4.4
Data Rata-Rata Market Value Added (MVA)
N Perusahaa Tahun
o n 2016 2017 2018 2019 2020
1 ADRO 32.369.795 55.815.505 60.197.582 42.189.485 37.199.676
2 PTBA 17.981.888 24.685.570 40.127.223 35.372.753 24.450.957
3 ITMG 11.446.141 21.209.823 28.972.407 19.091.213 10.425.818
4 DOID 1.973.374 7.107.282 7.112.667 3.974.274 1.905.463
5 KKGI 885.079 1.860.083 1.865.075 1.265.078 1.045.070
6 ARII 1.415 1.796 3.305 2.360 1.670
Maksimum 32.369.795 55.815.505 60.197.582 42.189.485 37.199.676
Minimum 1.415 1.796 3.305 2.360 1.670
Rata-Rata 10.776.282 18.446.676 23.046.376 16.982.527 12.504.775
Perkembangan - 7.670.394 4.599.700 -6.063.849 -4.477.751
Sumber : Data Diolah
Rata-Rata Market Value Added (MVA)
25,000,000.00
20,000,000.00
15,000,000.00
10,000,000.00
5,000,000.00
0.00
2016 2017 2018 2019 2020
Grafik 4.4
Grafik Rata-Rata Market Value Added (MVA)
tambah perusahaan bagi pemegang saham yang tercermin dari nilai pasar saham
masih belum optimal. Peningkatan nilai rata-rata MVA meningkat pada periode
tahun 2016 hingga 2018. Membaiknya iklim industri Batu Bara yang sempat turun
perusahaan. Sedangkan pada tahun 2018 hingga 2020 rata-rata nilai MVA
2018 ke tahun 2019, hal ini berarti bahwa maka manajer gagal menciptakan nilai
tambah bagi perusahaan dan terdapat nilai pasar perusahaan lebih kecil daripada
situasi pandemi yang membuat penurnan harga jual rata-rata batubara yang
Price to book value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang
digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai buku dari
harga pasarnya (Satwiko dan Agusto, 2021). Pengukuran price to book value
(PBV) bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja harga saham di pasar
modal dibandingkan dengan nilai buku ekuitas per lembar saham. Melalui
memberikan tingkat keuntungan bagi investor dari harga pasar saham dengan
bahwa rumus untuk menghitung price to book value (PBV) yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.5
Data Perkembangan Price to Book Value (PBV)
N Nama Tahu Perkembang Keteranga
PBV
o Perusahaan n an n
2016 1,06 0 -
2017 1,22 0,16 Naik
1 ADRO 2018 0,72 -0,50 Turun
2019 0,68 -0,04 Naik
2020 0,67 -0,01 Naik
2016 0,70 0 -
2017 2,38 1,68 Naik
2 PTBA 2018 2,84 0,46 Turun
2019 1,54 -1,30 Turun
2020 1,86 0,32 Naik
2016 1,60 0 -
2017 2,67 1,07 Naik
3 ITMG 2018 1,84 -0,83 Turun
2019 0,97 -0,87 Turun
2020 1,16 0,19 Naik
2016 5,25 0 -
2017 3,42 -1,83 Turun
4 DOID 2018 1,33 -2,09 Turun
2019 0,39 -0,94 Naik
2020 0,86 0,47 Naik
2016 0,44 0 -
2017 1,58 1,14 Naik
5 KKGI 2018 1,26 -0,32 Turun
2019 0,75 -0,51 Turun
2020 1,07 0,32 Naik
2016 22,20 0 -
2017 5,57 -16,63 Turun
6 ARII 2018 18,57 13,00 Naik
2019 3,19 -15,38 Turun
2020 2,61 -0,58 Naik
Sumber : Data Diolah
Perkembangan Price to Book Value (PBV)
25.00
20.00
Perkembangan
15.00
10.00
5.00
0.00
2016 2017 2018 2019 2020
serta tahun 2018 hingga tahun 2020. Namun penurunan terjadi ditahun
2017 ke tahun 2019 dengan penurunan senilai -0,50 dari angka
Book Value (PBV) ini tidak jauh dipengaruhi oleh nilai harga saham dan
juga nilai buku per lembar sahamnya. Nilai perusahaan yang tinggi akan
meningkatkan peluang nilai PBV yang tinggi pula, namun disamping itu
jika peningkatan nilai buku persaham per lembarnya terjadi akan berisiko
menurunkan nilai PBV perusahaan dan juga sebaliknya. Pada tahun 2016
nilai harga saham 1.012, pada tahun 2017 harga saham mengelami
sebesar 20% dengan harga rata-rata 6.356 tahun 2017, sedangkan sektor
rata-rata 6.087.
Peningkatan nilai tersebut terjadi pada tahun 2016 ke tahun 2017 dan juga
tahun 2019 ke tahun 2020. Selain itu terjadi pula penurunan nilai PBV
pada tahun 2017 hingga tahun 2019. Karena PBV merupakan rasio pasar
(market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham
terhadap nilai buku dari ekuitas perusahaan. Semakin tinggi rasio price to
saham dengan modal yang diinvestasikan. Maka dari itu perusahaan perlu
itu sendiri. Penurunan nilai saham perusahaan dari tahun 2017 hingga
fluktuatif. Peningkatan terjadi pada tahun 2016 ke tahun 2017 dan tahun
terjadi di tahun 2017 hingga tahun 2019 dengan total penurunan sebesar -
1,7 dengan nilai awal 3,42 menjadi 0,39 pada tahun 2019.
Pengukuran price to book value (PBV) yang bertujuan untuk
saham dengan modal yang diinvestasikan. Maka dari itu perusahaan perlu
itu sendiri.
tinggi. Hal ini sejalan dengan perhitungan yang disajikan dalam penentuan
nilai PBV dimana tinggi rendangnya nilai harga saham per lembar akan
tahun 2016 hingga tahun 2019 dengan nilai penurunan terbesar terjadi
pada tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar -2.09. Dan setelahnya terjadi
peningkatan nilai perkembangan PBV perusahaan sebesar 0,47 pada tahun
2019 ke tahun 2020 dari awal nilai 0,39 menjadi 0,86 pada tahun 2020.
pengaruh tinggi rendahnya harga saham dan juga nilai buku per saham
penurunan sejumlah -0,94 dari yang sebelumnya 1,33 menjadi 0,39. Hal
ini menjadi salah satu tolak ukur yang sejalan dengan penentuan nilai PBV
perusahaan.
fluktuatif. Peningkatan terjadi pada periode tahun 2016 ke tahun 2017 dan
tahun 2019 ke tahun 2020, sedangkan penurunan nilai PBV terjadi pada
tahun 2017 hingga tahun 2019. Peningkatan dan penurunan yang terjadi
juga dipengaruhi oleh penurunan serta peningkatan nilai saham per lembar
di perusahaan.
Dengan nilai saham perusahaan yang meningkat akan
buku per saham perusahaan. Pengukuran price to book value (PBV) yang
Penurunan nilai saham yang terjadi pada tahun 2017 ke tahun 208 pada
pada perusahaan. Hal ini tentunya menjadi salah satu perhatian perusahaan
Penurunan terjadi pada tahun 2016 ke tahun 207 dan tahun 2018 ke tahun
tahun 2018 serta tahun 2019 ke tahun 2020. Penurunan terbesar terjadi di
tahun 2016 ke tahun 2017 senilai -16,63 dan untuk peningkatan terbesar
Book Value (PBV) ini tidak jauh dipengaruhi oleh nilai harga saham dan
juga nilai buku per lembar sahamnya. Nilai perusahaan yang tinggi akan
meningkatkan peluang nilai PBV yang tinggi pula, namun disamping itu
jika peningkatan nilai buku persaham per lembarnya terjadi akan berisiko
menurunkan nilai PBV perusahaan dan juga sebaliknya. Pada tahun 2019
dengan harga 1415 menjadi 918 pada tahun 2019, hal ini menunjukkan
bahwa nilai saham yang menurun akan mempengaruhi nilai PBV sebagai
hasil pembagian dari nilai saham perlembarnya dengan nilai buku per
manajemen perusahaan.
Di bawah ini akan disajikan tabel rata-rata price to book value (PBV) pada
Tabel 4.6
Data Rata-Rata Price to Book Value (PBV)
N Tahun
Perusahaan
o 2016 2017 2018 2019 2020
1 ADRO 1,06 1,22 0,72 0,68 0,67
2 PTBA 0,70 2,38 2,84 1,54 1,86
3 ITMG 1,60 2,67 1,84 0,97 1,16
4 DOID 5,25 3,42 1,33 0,39 0,86
5 KKGI 0,44 1,58 1,26 0,75 1,07
6 ARII 22,20 5,57 18,57 3,19 2,61
Maksimum 22,20 5,57 18,57 3,19 2,61
Minimum 0,44 1,22 0,72 0,39 0,67
Rata-Rata 5,21 2,81 4,43 1,25 1,37
Perkembangan -2,40 1,62 -3,17 0,12
Sumber : Data Diolah
Rata-Rata Perkembangan Price to Book Value (PBV)
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
2016 2017 2018 2019 2020
mampu secara optimal menambah nilai melalui peningkatan harga pasar dari
perusahaan. Peningkatan terjadi pada tahun 2017 ke tahun 2018 dan pada tahun
2019 ke tahun 2020 dengan peningkatan terbesar senilai 4,43. Peningkatan ini
tingkat keuntungan bagi investor dari harga pasar saham dengan modal yang
2017 dan tahun 2018 ke tahun 2019 nilai PBV mengalami penurunan. Penurunan
ini terjadi karena adanya penurunan harga saham perusahaan dan juga harga jual
ada sehingga tidak mampu meningkatkan nilai PBV (Sumber: Annual Report).
4.2.4 Perkembangan Return Saham Pada Perusahaan Subsektor
Periode 2016-2020
Return saham adalah total laba atau rugi yang diperoleh investor dalam
periode tertentu yang dihitung dari selesih antara pendapatan atas investasi pada
masa sekarang dengan pendapatan investasi pada masa lalu (Subagio, 2019).
pengembalian (return) bagi pemegang saham atau investor yang tercermin dari
harga saham perusahaan di pasar modal dari modal yang dinvestasikan. Menurut
Tabel 4.7
Data Perkembangan Return Saham
Return
N Nama Tahu Perkembanga Keteranga
Saham
o Perusahaan n n n
%
2016 9,73% 0 -
2017 -34,68% -44,41% Turun
1 ADRO 2018 27,98% 62,66% Naik
2019 -8,04% -36,02% Turun
2020 57,34% 65,38% Naik
2016 -1,60% 0 -
2017 74,80% 76,40% Naik
2 PTBA 2018 -38,14% -112,94% Turun
2019 5,64% 43,78% Naik
2020 -3,56% -9,20% Turun
2016 22,67% 0 -
3 ITMG
2017 -2,17% -24,84% Turun
Return
N Nama Tahu Perkembanga Keteranga
Saham
o Perusahaan n n n
%
2018 -43,33% -41,16% Turun
2019 20,70% 64,03% Naik
2020 47,29% 26,60% Turun
2016 40,20% 0 -
2017 -26,57% -66,77% Turun
4 DOID 2018 -46,67% -20,09% Naik
2019 25,71% 72,38% Naik
2020 -25,00% -50,71% Turun
2016 8,00% 0,00% -
2017 9,26% 1,26% Naik
5 KKGI 2018 -33,33% -42,59% Turun
2019 12,71% 46,05% Naik
2020 -0,75% -13,46% Turun
2016 88,46% 0 -
2017 -8,16% -96,62% Turun
6 ARII 2018 -21,67% -13,50% Naik
2019 -43,83% -22,16% Turun
2020 -36,87% 6,96% Naik
Sumber : Data Diolah
80.00%
60.00%
Perkembangan
40.00%
20.00%
0.00%
2016 2017 2018 2019 2020
-20.00%
-40.00%
-60.00%
2017 dan tahun 2018 ke tahun 2019 dengan penurunan paling signifikan
yaitu pada tahun 2016 ke tahun 2017 dengan nilai -44,42%. Namun
disamping itu terdapat peningkatan nilai return saham pada tahun 2017 ke
tahun 2018 dan tahun 2019 ke tahun 2020 dengan peningkatan terbesar
ekonomi yang terjadi pada era pandemic itu. Perubahan kebiasaan dan jam
kerja perusahaan batubara dan penyesuaian perusahaan terkait operasional
Bukit Asam Energi Tbk mengalami nilai yang fluktuatif. Dengan kenaikan
yang terjadi pada tahun 2016 ke tahun 2017 dan tahun 2018 ke tahun 2019
(return) bagi pemegang saham atau investor yang tercermin dari harga
Namun disamping itu pada tahun 2017 ke tahun 2018 dan tahun
perusahaan.
3. PT Indo Tambangraya Megah Tbk
tahun 2018 dan tahun 2019 ke tahun 2020, namun nilai return saham
saham ke para investor dengan level yang tinggi sebelumnya, namun tidak
semakin menurun pada tahun 2019 sampai tahun 2020 ini menunjukkan
yang optimal untuk mengurangi biaya modal sehingga nilai return saham
investor perusahaan.
disetiap tahunya mulai dari tahun 2016 ke tahun 2017 dengan peningkatan
semakin menurun pada tahun 2019 sampai tahun 2020 ini menunjukkan
pada tahun 2016 ke tahun 2017 dan tahun 2018 ke tahun 2019. Namun
disamping itu pula terdapat peningkatan nilai level perkembangan return
saham pada tahun 2017 ke tahun 2018 dan tahun 2-19 ke tahun 2020.
yang optimal untuk mengurangi biaya modal sehingga nilai return saham
dan melemahnya harga jual rata-rata batubara dunia terhadap nilai return
saham perusahaan yang semakin meningkat pada tahun 2018 sampai tahun
2020.
Di bawah ini akan disajikan tabel rata-rata return saham pada perusahaan
dimana pada tahun 2016 ke tahun 2018 mengalami penurunan dengan penurunan
terbesar pada tahun 2018 senilai -25,86% dan setelahnya mengalami peningkatan
yang terus meningkat hingga tahun 2020. Faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya nilai rata-rata return saham perusahaan diantaranya adalah nilai EVA
dan MVA, jika kedua nilai pada perusahaan menunjukkan nilai yang positif,
berarti ada nilai tambah bagi perusahaan, dan biasanya akan direspon oleh
nilai tambah perusahaan bagi investor. Dan sebaliknya jika EVA dan MVA
pandemic Covid-19 menunjukkan hasil dimana tidak ada pengaruh dalam adanya
harga jual rata-rata batubara dunia terhadap nilai return saham perusahaan yang
Pada sub ini akan dijelaskan hasil analisis verifikatif mengenai pengaruh
pengaruh nilai tambah ekonomi (EVA), nilai tambah pasar (MVA), rasio nilai
buku (PBV), dan tingkat pengembalian saham (return saham) pada perusahaan
2016-2020 yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Di bawah ini kan disajikan
ρx2x1
ɛ
ɛ
1
ρx3x1 2
Return Saham
MVA (X2) ρyx2
(Y)
ρx3x3
ɛ ɛ
4 3
ρyx1x2x3
Gambar 4.9
Diagram Jalur X1, X2, X3 Terhadap Y
X2 = ρx2x1X1 + Ԑ2
X3 = ρx3x2X2 + Ԑ3
X3 = ρx3x1X1 + Ԑ4
Keterangan :
ρyx1x2x3 = Koefesien jalur pengaruh EVA, MVA,, dan PBV terhadap return
saham
Ԑ = Variabel residu
Pada subbab ini akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai hasil pengujian
asumsi klasik terkait pengaruh nilai tambah ekonomi (EVA), nilai tambah pasar
(MVA), rasio nilai buku (PBV), dan tingkat pengembalian saham (return saham).
Di bawah ini akan disajikan pembahasan hasil pengujian asumsi klasik yaitu
sebagai berikut :
model regresi terdistribusi secara normal. Di bawah ini akan disajikan hasil uji
pengamatan yang lain. Di bawah ini akan disajikan hasil uji heteroskedastisitas
Tabel 4.10
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,066 ,034 1,931 ,064
EVA ,000 ,005 ,018 ,086 ,932
MVA -,003 ,004 -,131 -,639 ,529
PBV -,034 ,021 -,332 -1,624 ,116
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukan bahwa nilai signifikansi
0,529>0,05, dan nilai signifikansi variabel PBV sebesar 0,116>0,05. Dari hasil
besar dari 0,05, artinya artinya tidak terjadi heteroskedasatisitas pada model
penelitian.
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
pada periode t-1 (sebelumnya) untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dalam
Tabel 4.11
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square Durbin-Watson
1 ,818a ,669 ,631 1,688
Sumber: Hasil Output SPSS
bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,688. Nilai ini akan dibandingkan dengan
tabel DW dengan jumlah observasi (n)=30, jumlah variabel independen (k)=3 dan
tingkat signifikansi 0,05 di dapat nilai dl=1,214 dan nilai du=1,649. Oleh karena
nilai DW=1,688 berada di atas nilai du=1,649 namun di bawah nilai 4-du=2,351
nilai koefesien jalur pengaruh nilai tambah ekonomi (EVA), nilai tambah pasar
(MVA), rasio nilai buku (PBV), dan tingkat pengembalian saham (return saham)
sebagai berikut :
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien jalur pengaruh EVA,
Tabel 4.12
Koefesien Jalur Pengaruh EVA, MVA, PBV Terhadap Return Saham
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,178 ,059 -3,027 ,006
EVA ,025 ,009 ,353 2,712 ,012
MVA ,022 ,007 ,400 3,115 ,004
PBV ,084 ,036 ,297 2,321 ,028
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.12 di atas akan dijelaskan hasil koefesien jalur yaitu
sebagai berikut :
1. Jika nilai koefesien jalur EVA terhadap return saham sebesar 0,353.
0,353. Tanda positif pada nilai koefesien jalur menunjukan bahwa EVA
2. Jika nilai koefesien jalur MVA terhadap return saham sebesar 0,400.
0,400. Tanda positif pada nilai koefesien jalur menunjukan bahwa MVA
3. Jika nilai koefesien jalur PBV terhadap return saham sebesar 0,297.
0,297. Tanda positif pada nilai koefesien jalur menunjukan bahwa PBV
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien jalur pengaruh EVA
Tabel 4.13
Koefesien Jalur Pengaruh EVA Terhadap MVA
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,762 1,496 1,845 ,076
EVA ,530 ,216 ,420 2,452 ,021
Sumber: Hasil Output SPSS
X2 = 0,420X1 + Ԑ2
EVA terhadap MVA sebesar 0,420. Artinya apabila variabel EVA mengalami
peningkatan sebesar 0,420. Tanda positif pada nilai koefesien jalur menunjukan
bahwa EVA memiliki arah pengaruh positif terhadap MVA. Artinya semakin
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien jalur pengaruh MVA
Tabel 4.14
Koefesien Jalur Pengaruh MVA Terhadap PBV
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,008 ,222 -,035 ,972
MVA ,074 ,034 ,383 2,192 ,037
Sumber: Hasil Output SPSS
X3 = 0,383X2 + Ԑ3
MVA terhadap PBV sebesar 0,383. Artinya apabila variabel MVA mengalami
peningkatan sebesar 0,383. Tanda positif pada nilai koefesien jalur menunjukan
bahwa MVA memiliki arah pengaruh positif terhadap PBV. Artinya semakin
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien jalur pengaruh EVA
Tabel 4.15
Koefesien Jalur Pengaruh EVA Terhadap PBV
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,222 ,291 -,762 ,452
EVA ,101 ,042 ,412 2,395 ,024
Sumber: Hasil Output SPSS
X3 = 0,412X1 + Ԑ4
EVA terhadap PBV sebesar 0,412. Artinya apabila variabel EVA mengalami
peningkatan sebesar 0,412. Tanda positif pada nilai koefesien jalur menunjukan
bahwa EVA memiliki arah pengaruh positif terhadap PBV. Artinya semakin
Di bawah ini akan di akan disajikan diagram jalur pengaruh EVA, MVA,
ρx2x1 =0,420
ɛ
ɛ
1
ρx3x1=0,412 2
0,331
0,823
Return Saham
MVA (X2) ρyx2=0,400
(Y)
ρx3x3=0,383
ɛ ɛ
4 3
0,830 0,853
ρx1x2x3=0,818
Gambar 4.17
Diagram Jalur X1, X2, X3 Terhadap Y
Tabel 4.16
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber
: Sugiyono (2017:250)
1. Koefesien Korelasi Parsial Antara EVA dan Return Saham
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara EVA
Tabel 4.17
Koefisien Korelasi Antara EVA dan Return Saham
Correlations
EVA Return Saham
EVA Pearson Correlation 1 ,644
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
Return Saham Pearson Correlation ,644 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
antara EVA dan return saham sebesar 0,644 berada di antara 0,60<0,644<0,799,
artinya EVA dan return saham memiliki hubungan yang kuat dan positif. Nilai
korelasi bertanda positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara MVA
Tabel 4.18
Koefisien Korelasi Antara MVA dan Return Saham
Correlations
MVA Return Saham
MVA Pearson Correlation 1 ,662
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
Return Saham Pearson Correlation ,662 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
antara MVA dan return saham sebesar 0,662 berada di antara 0,60<0,662<0,799,
artinya MVA dan return saham memiliki hubungan yang kuat dan positif. Nilai
korelasi bertanda positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara PBV
Tabel 4.19
Koefisien Korelasi Antara PBV dan Return Saham
Correlations
PBV Return Saham
PBV Pearson Correlation 1 ,596
Sig. (2-tailed) ,001
N 30 30
Return Saham Pearson Correlation ,596 1
Sig. (2-tailed) ,001
N 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
antara PBV dan return saham sebesar 0,596 berada di antara 0,40<0,596<0,599,
artinya PBV dan return saham memiliki hubungan yang sedang dan positif. Nilai
korelasi bertanda positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara EVA
antara EVA dan MVA sebesar 0,420 berada di antara 0,40<0,420<0,599, artinya
EVA dan MVA memiliki hubungan yang sedang dan positif. Nilai korelasi
bertanda positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi EVA
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara MVA
Tabel 4.21
Koefisien Korelasi Antara MVA dan PBV
Correlations
MVA PBV
MVA Pearson Correlation 1 ,383
Sig. (2-tailed) ,037
N 30 30
PBV Pearson Correlation ,383 1
Sig. (2-tailed) ,037
N 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
antara MVA dan PBV sebesar 0,383 berada di antara 0,20<0,383<0,399, artinya
MVA dan PBV memiliki hubungan yang lemah dan positif. Nilai korelasi
bertanda positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi MVA
Di bawah ini akan disajikan hasil analisis koefesien korelasi antara EVA
Tabel 4.22
Koefisien Korelasi Antara EVA dan PBV
Correlations
EVA PBV
EVA Pearson Correlation 1 ,412
Sig. (2-tailed) ,024
N 30 30
PBV Pearson Correlation ,412 1
Sig. (2-tailed) ,024
N 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
antara EVA dan PBV sebesar 0,412 berada di antara 0,40<0,412<0,599, artinya
EVA dan PBV memiliki hubungan yang sedang dan positif. Nilai korelasi
bertanda positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi EVA
Saham
Tabel 4.23
Koefesien Korelasi Simultan Antara EVA, MVA, PBV dan Return Saham
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,818 a
,669 ,631 ,050379
Sumber: Hasil Output SPSS
simultan antara EVA, MVA, PBV, dan return saham sebesar 0,818 berada di
dan return saham memiliki hubungan yang sangat kuat dan positif. Nilai korelasi
bertanda positif artinya memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi EVA,
MVA, dan PBV maka akan semakin tinggi return saham, begitupun sebaliknya.
Tabel 4.24
Koefisien Korelasi Simultan Antara EVA, MVA, PBV dan Return Saham
Correlations
EVA MVA PBV Return Saham
EVA Pearson Correlation 1 ,420 ,412 ,644
Sig. (2-tailed) ,021 ,024 ,000
N 30 30 30 30
MVA Pearson Correlation ,420 1 ,383 ,662
Sig. (2-tailed) ,021 ,037 ,000
N 30 30 30 30
PBV Pearson Correlation ,412 ,383 1 ,596
Sig. (2-tailed) ,024 ,037 ,001
N 30 30 30 30
Return Saham Pearson Correlation ,644 ,662 ,596 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001
N 30 30 30 30
Sumber: Hasil Output SPSS
Selain itu akan disajikan juga hasil pengujian koefesien korelasi simultan
√
r yx 1 +r yx 2+r yx 3−3 r yx 1 r yx 2 r yx 3 r x 1 x 2 r x2 x3 r x1 x3
r x1 x2 x3 y = ¿
1−( r ¿¿ x 1 x 2¿¿ 2) ( r x 2 x 32 ) (r x1 x22 )¿
r x1 x2 x3 y =
√ 0,227+ 0,265+ 0,177−3 ( 0,227 )( 0,265 )( 0,177 )( 0,420 )( 0,383 ) (0,412)
1−( 0,4202 ) (0,383¿¿ 2)(0,4122)
¿
r x1 x2 x3 y =
√ 0,669−0,002119
1−0,004392
r x1 x2 x3 y =
√ 0,667
0,996
r x1 x2 x3 y =√ 0,670
r x1 x2 x3 y =0,818
dijelaskan oleh variabel eksogen. Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian
Return Saham
pengaruh EVA, MVA, PBV terhadap return saham yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.25
Koefisien Determinasi Parsial Pengaruh EVA, MVA, PBV Terhadap Return
Saham
Coefficientsa
Standardized
Coefficients Correlations
Model Beta Zero-order
1 (Constant)
EVA ,353 ,644
MVA ,400 ,662
PBV ,297 ,596
Sumber : Hasil Output SPSS
terhadap variabel return saham sebesar 26,5%. Sementara untuk besarnya variabel
sebesar 17,7%. Dari ketiga variabel menunjukan bahwa MVA memiliki kontribusi
pengaruh paling besar terhadap return saham. Artinya secara keseluruhan variabel
EVA, MVA, dan PBV dalam memberikan konstribusi pengaruh terhadap variabel
return saham sebesar 66,9%, sedangkan sisanya sebesar 33,1% dijelaskan oleh
Tabel 4.26
Koefisien Determinasi Parsial Pengaruh EVA Terhadap MVA
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,420a ,177 ,147 1,389195
Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.26 di atas dari hasil pengujian koefesien determinasi
parsial menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,177 yang berarti bahwa
variabilitas variabel endogen yaitu MVA yang dapat dijelaskan oleh variabel
eksogen yaitu EVA adalah sebesar 17,7%, sedangkan sisanya sebesar 82,3%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Di bawah ini akan
Ԑ = ¿2)2
Ԑ = ( √ 1−0,177 )2
Tabel 4.27
Koefisien Determinasi Parsial Pengaruh MVA Terhadap PBV
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,383a ,147 ,116 ,274264
Sumber : Hasil Output SPSS
parsial menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,147 yang berarti bahwa
variabilitas variabel endogen yaitu PBV yang dapat dijelaskan oleh variabel
eksogen yaitu MVA adalah sebesar 14,7%, sedangkan sisanya sebesar 85,3%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Di bawah ini akan
Ԑ = ¿2)2
Ԑ = ( √ 1−0,147 )2
Tabel 4.28
Koefisien Determinasi Parsial Pengaruh EVA Terhadap PBV
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,412a
,170 ,140 ,270458
Sumber : Hasil Output SPSS
parsial menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,170 yang berarti bahwa
variabilitas variabel endogen yaitu PBV yang dapat dijelaskan oleh variabel
eksogen yaitu EVA adalah sebesar 17,0%, sedangkan sisanya sebesar 83,0%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Di bawah ini akan
Ԑ = ¿2)2
Ԑ = ( √ 1−0,170 )2
simultan pengaruh EVA, MVA, PBV terhadap return saham yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.29
Koefisien Determinasi Simultan Pengaruh EVA, MVA, PBV Terhadap
Return Saham
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,818a ,669 ,631 ,050379
Sumber : Hasil Output SPSS
simultan menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,669 yang berarti bahwa
variabilitas variabel endogen yaitu return saham yang dapat dijelaskan oleh
variabel eksogen yaitu EVA, MVA, dan PBV adalah sebesar 66,9%, sedangkan
penelitian. Di bawah ini akan disajikan juga perhitungan nilai sisa (residu) yaitu
sebagai berikut:
Ԑ = ¿2)2
Ԑ = ( √ 1−0,669 )2
eksogen berpengaruh terhadap variabel endogen baik secara parsial atau simultan.
Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian hipotesis parsial dan simultan yaitu
sebagai berikut :
pengaruh EVA, MVA, PBV terhadap return saham yaitu sebagai berikut :
1. Pengaruh EVA Terhadap Return Saham
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Keterangan :
Tabel 4.30
Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh EVA Terhadap Return Saham
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,178 ,059 -3,027 ,006
EVA ,025 ,009 ,353 2,712 ,012
MVA ,022 ,007 ,400 3,115 ,004
PBV ,084 ,036 ,297 2,321 ,028
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.30 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel EVA sebesar 0,012<0,05. Selain itu
dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,712 dan ttabel sebesar 1,706. Dari hasil
tersebut terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2,712>1,706. Oleh karena itu dapat
return saham. Di bawah ini akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh EVA
Gambar 4.18
Kurva Hipotesis Pengaruh EVA Terhadap Return Saham
merupakan salah satu metode rasio keuangan untuk mengukur seberapa baik
perusahaan dalam memberikan nilai tambah dari modal yang ditanamkan oleh
para pemegang saham. EVA menunjukan sejauh mana kinerja manajemen dalam
bagi pemegang saham. Oleh karena itu, dengan tingginya laba yang dihasilkan
Hal ini tentunya akan menarik minat investor untuk berinvesatsi sehingga dapat
berdampak pada tingginya harga saham di pasar modal. Tingginya harga saham
pada tingginya return saham. Semakin tinggi EVA, maka akan semakin tinggi
pula return saham. Hasil peneltiian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Warizal dkk (2019), Wayan dan Anom (2020), Ayi dan Subagio
(2019), Mutmainah dan Santoso (2018), hasil penelitian menunjukan bahwa EVA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Namun hasil penelitian
ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Octaver dkk (2016),
Andhika dan Yunita (2016), Satwiko dan Agusto (2021), Oktavianti (2018),
Silitonga dkk (2019), hasil penelitian menunjukan bahwa EVA tidak berpengaruh
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Tabel 4.31
Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh MVA Terhadap Return Saham
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,178 ,059 -3,027 ,006
EVA ,025 ,009 ,353 2,712 ,012
MVA ,022 ,007 ,400 3,115 ,004
PBV ,084 ,036 ,297 2,321 ,028
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.31 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
itu dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 3,115 dan ttabel sebesar 1,706. Dari hasil
tersebut terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 3,115>1,706. Oleh karena itu dapat
terhadap return saham. Di bawah ini akan di akan disajikan kurva hipotesis
Gambar 4.19
Kurva Hipotesis Pengaruh MVA Terhadap Return Saham
tambah finansial bagi pemegang saham yang tercermin dari nilai pasar saham di
Secara teori, MVA yang tinggi akan membuat harga saham perusahaan tersebut
ikut tinggi, dan tentunya akan menyebabkan tingkat return saham ikut naik. Jadi
peningkatan capital gain dari meningkatnya harga saham, maka return saham
perusahaan, maka akan semakin tinggi nilai pasar saham. Tingginya nilai pasar
saham mencerinkan tingginya harga saham di pasar modal, sehingga hal tersebut
berdampak pada tingginya return saham. Semakin tinggi MVA, maka akan
semakin tinggi pula return saham. Hasil peneltiian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Satwiko dan Agusto (2021), Badaruddin dkk
(2017), hasil penelitian menunjukan bahwa MVA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang
dengan penelitian yang dilakukan oleh Andhika dan Yunita (2016), Wayan dan
Anom (2020), Aryani dan Syawalliawaty (2021), Ayi dan Subagio (2019),
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Keterangan :
Tabel 4.32
Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh PBV Terhadap Return Saham
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,178 ,059 -3,027 ,006
EVA ,025 ,009 ,353 2,712 ,012
MVA ,022 ,007 ,400 3,115 ,004
PBV ,084 ,036 ,297 2,321 ,028
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.32 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel PBV sebesar 0,028<0,05. Selain itu
dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,321 dan ttabel sebesar 1,706. Dari hasil
tersebut terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2,321>1,706. Oleh karena itu dapat
return saham. Di bawah ini akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh PBV
Gambar 4.20
Kurva Hipotesis Pengaruh PBV Terhadap Return Saham
Hasil penelitian menunjukan bahwa PBV berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham. Hal tersebut dapat dikarenakan PBV merupakan
rasio untuk menunjukkan seberapa besar nilai perusahaan dari apa yang
digunakan oleh investor untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja harga saham di
pasar modal dibandingkan dengan nilai buku ekuitas per lembar saham. Melalui
yang tercermin dari harga saham perusahaan di pasar modal. Semakin tinggi harga
saham perusahaan di pasar modal, maka semakin tinggi return saham. Hasil
peneltiian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ristyawan
(2019), Ayi dan Subagio (2019), hasil penelitian menunjukan bahwa PBV
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Namun hasil penelitian
ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Satwiko dan Agusto
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Tabel 4.33
Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh EVA Terhadap MVA
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,762 1,496 1,845 ,076
EVA ,530 ,216 ,420 2,452 ,021
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.33 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel EVA sebesar 0,021<0,05. Selain itu
dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,452 dan ttabel sebesar 1,701. Dari hasil
tersebut terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2,452>1,701. Oleh karena itu dapat
MVA. Di bawah ini akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh EVA
cerminan dari EVA. Nilai EVA menunjukan sejauh mana kinerja manajemen
dalam menciptakan nilai tambah ekonomi bagi stakeholder yang tercermin daari
operasi perusahaan akan menarik minat investor untuk berinvesatsi sehingga dapat
berdampak pada tingginya harga saham. Tingginya harga saham suatu perusahaan
akan meingkatkan nilai pasar saham sehingga berampadak pada tingginya MVA.
Semakin tinggi EVA, maka akan semakin tinggi pula MVA. Hasil peneltiian ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Puteri dan Timewu (2019,
terhadap MVA. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sofyan dan Naomi (2020), hasil penelitian menunjukan
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Keterangan :
Berdasarkan tabel 4.34 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
itu dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,192 dan ttabel sebesar 1,701. Dari hasil
tersebut terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2,192>1,701. Oleh karena itu dapat
terhadap MVA. Di bawah ini akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh
Gambar 4.22
Kurva Hipotesis Pengaruh MVA Terhadap PBV
finansial bagi pemegang saham yang tercermin dari nilai pasar saham di pasar
modal dibandingkan dengan modal yang diinvestasikan oleh investor. Semakin
tambah perusahaan, maka akan semakin tinggi nilai pasar saham. Tingginya nilai
pasar saham mencerinkan tingginya harga saham di pasar modal, sehingga hal
tersebut berdampak pada tingginya PBV. Hasil peneltiian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Mikrad dan Syukur (2019), hasil penelitian
Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sobahi dkk (2019), hasil penelitian menunjukan bahwa MVA tidak
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel
Keterangan :
Tabel 4.35
Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh EVA Terhadap PBV
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,222 ,291 -,762 ,452
EVA ,101 ,042 ,412 2,395 ,024
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.34 di atas dari hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel EVA sebesar 0,024<0,05. Selain itu
dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,395 dan ttabel sebesar 1,701. Dari hasil
tersebut terlihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2,395>1,701. Oleh karena itu dapat
PBV. Di bawah ini akan di akan disajikan kurva hipotesis pengaruh EVA
Gambar 4.23
Kurva Hipotesis Pengaruh EVA Terhadap PBV
signifikan terhadap PBV. Hal tersebut dapat dikarenakan nilai EVA menunjukan
sejauh mana kinerja manajemen dalam menciptakan nilai tambah ekonomi bagi
stakeholder yang tercermin daari tingginya nilai laba bersih operasi yang
saham di pasar modal yang tercermin dari rasio PBV.. Semakin tinggi EVA, maka
akan semakin tinggi pula PBV. Hasil peneltiian ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Syahirah dan Lantania (2019), hasil penelitian menunjukan
bahwa EVA berpengaruh signifikan terhadap PBV. Namun hasil penelitian ini
bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sobahi dkk (2019), serta
Mikrad dan Syukur (2019), hasil penelitian menunjukan bahwa EVA tidak
Ho7:β1,β2,β3=0, artinya EVA, MVA, dan PBV tidak berpengaruh terhadap return
saham.
H7: β1,β2,β3 0, artinya EVA, MVA, dan PBV berpengaruh terhadap return
saham.
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 atau Fhitung < Ftabel
Nilai Ftabel didapat dari : df1/df2
Keterangan :
pengaruh EVA, MVA, dan PBV terhadap return saham yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.35
Pengujian Hipotesis Simultan Pengaruh EVA, MVA, dan PBV Terhadap
Return Saham
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,134 3 ,045 17,555 ,000b
Residual ,066 26 ,003
Total ,200 29
Sumber : Hasil Output SPSS
menunjukan bahwa nilai signifikansi 0,000<0,05. Selain itu dapat dilihat juga dari
nilai Fhitung sebesar 17,555 dan Ftabel sebesar 2,98. Dari hasil tersebut terlihat bahwa
secara simultan menunjukan bahwa EVA, MVA, dan PBV berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Di bawah ini akan di akan disajikan kurva hipotesis
pengaruh EVA, MVA, dan PBV terhadap return saham yaitu sebagai berikut :
F tabel F hitung
2,98 17,555
Gambar 4.24
Kurva Hipotesis Pengaruh EVA, MVA, dan PBV Terhadap Return Saham
yang diperoleh pemegang saham dalam bentuk divdien atau capital gain dari hasil