Anda di halaman 1dari 71

PROPOSAL PRAKTIK KERJA

LAPANGAN

QUALITY CONTROL TANAMAN SELADA HIDROPONIK


DI CV. HIJAU MULIA KABUPATEN SLEMAN
YOGYAKARTA

Oleh :

Hermawan

NIM 172310004

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN
1. a. Judul Kegiatan Quality Control Tanaman Selada
HidroponikDi Cv. Hijau Mulia
Kabupaten SlemanYogyakarta

b. Bidang Ilmu Agribisnis


2. Pengusul
a. Nama Hermawan
b. NIM 172310004
c. Program Studi Agribisnis
d. Fakultas Pertanian
3. Identitas Dosen Pembimbing
a. Nama Uswatun Hasanah, S.P,M.Sc.
b. NIDN 0601127101
c. Jabatan Akademik Asisten ahli / III B
4. Lokasi PKL CV. Hijau Mulia , jabung, RT 01/38,
Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta.
5. Jangka Waktu PKL 1 bulan

Purworejo, 22 Januari 2020


Menyetujui
Pembimbing, Pengusul,

Uswatun Hasanah, S.P, M.Sc. Hermawan


NIDN. 0601127101 NIM. 172310004

Mengetahui
Ketua Program Studi Agribisnis

Dyah Panuntun Utami, S.P.,M.Sc.


NIDN. 0603017501

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 3
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
E. Tujuan Praktik Kerja Lapangan .................................................................. 5
F. Manfaat Praktik Kerja Lapangan ................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
A. Kajian Teori ................................................................................................ 7
B. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 18
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 29
BAB III METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Metode Praktik Kerja Lapangan ................................................................. 31
B. Metode Pengumpulan data ......................................................................... 31
C. Sumber Data ............................................................................................... 32
D. Definisi Operasional ................................................................................... 33
E. Metode dan Analisis Data ........................................................................... 34
F. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapngan ........................... 35
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................37
A. Gambaran Umum Perusahan..........................................................................
1. Keadaan umum Perusahaan.....................................................................
2. Manajemen Perusahaan............................................................................
..................................................................................................................
B. Kegiatan pengendalian Mutu Selada Hidroponik..........................................
........................................................................................................................
1. Pendekatan Bahan baku...........................................................................
2. Pendekatan Proses Produksi selada Hidroponik......................................
3. Pendekatan Pasca Panen Selada Hidroponik...........................................

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Catatan Harian Kegiatan
iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Gambar 1. Selada Crisphead lettuce atau selada bokor ............................ 23

2. Gamar 2. Selada Romaine......................................................................... 24

3. Gambar 3. Selada Butterhead lettuce atau selada kepala.......................... 25

4. Gambar 4. Selada Leaf lettuce .................................................................. 25

5. Gambar 5. Selada Stem lettuce ................................................................. 26

6. Gambar 6. Kerangka pikir......................................................................... 29

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Jadwa Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ............................................... 36

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi untuk

dikembangkan. Salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk

dikembangkan yaitu komoditas hortikultura. Hortikultura merupakan bagian dari

sektor pertanian yang terdiri atas sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan

biofarmaka. Komoditas hortikultura mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,

sehingga usaha agribisnis hortikultura (buah, sayur, florikultura dan tanaman

obat) dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat (Indriasti, 2013: 1).

Salah satu produk hortikultura yaitu sayuran. Komoditas sayuran

memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia khususnya

dalam hal kecukupan pangan dan gizi yang dibutuhkan. Meningkatnya populasi

penduduk, kesejahteraan masyarakat, serta pengetahuan masyarakat akan

kesehatan maka akan berpengaruh terhadap peningkatan permintaan sayuran

sehingga produksi sayuran harus ditingkatkan.

Semakin meningkatnya pengetahuan ide dan teknologi dibidang

pertanian saat ini, dalam mengusahakan sayuran ada beberapa metode tanam

yang dapat digunakan sebagai wadah tempat tumbuhnya sayuran. Diantaranya

hidroponik, aeroponik dan aquaponik. Metode - metode tersebut dilakukan

karena lahan pertanian juga yang semakin sempit (Herwibowo dan Budiana,

2014 : 80).

1
2

Sayuran yang dihasilkan dengan menggunakan teknologi hidroponik

memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan sayuran konvensional

namun biaya yang diperlukan tinggi. Hidroponik merupakan salah satu cara

untuk memanfaatkan lahan seminimal mungkin dan menghasilkan panen

semaksimal mungkin. Banyak peneliti dan pakar perubahan iklim menganggap

bahwa metode hidroponik merupakan salah satu cara untuk mempertahankan

ketahanan panagan, baik dalam level local maupun global.

CV.Hijau Mulia adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang

supplier dan kontraktor pertanian hidroponik, yang melayani penyediaan

berbagai perlengkapan dan nutrisi hidroponik serta melayani pembuatan

greenhouse hidroponik. Di CV Hijau Mulia juga memproduksi sayuran seperti

selada, kangkung, dan pakcoy dengan metode hidroponik. Selada hidroponik

yang diproduksi dipasarkan ke supermarket, swalayan, hotel, dan restoran. Jenis

sayuran hidroponik yang dipasarkan biasanya merupakan sayuran yang memiliki

nilai jual tinggi (high value) (Indriasti, 2013 : 5). Sayuran hidroponik juga

bermutu tinggi, sayuran hidroponik agar bermutu tinggi tidak lepas dari quality

control atau penjaminan mutu. Quality control adalah hal penting dalam

menjalankan sebuah usaha terlebih dalam skala besar yaitu perusahaan, karena

hal tersebut merupakan kunci dari sebuah produk yang diproduksi dari sebuah

perusahaan.
B. Identifikasi Masalah

Sayuran hidroponik merupakan sayuran yang ditanam dengan teknik

tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Prinsip budidaya tanaman

secara hidroponik ini adalah memberikan atau menyediakan nutrisi yang

diperlukan tanaman dalam bentuk larutan dengan cara disiramkan, diteteskan,

dialirkan atau disemprotkan pada media tumbuh tanaman. Sayuran yang

dihasilkan secara hidroponik dipandang lebih sehat, berkualitas dan aman

dikonsumsi karena bebas pestisida dan bahan-bahan kimia sintetis.

Seiring dengan semakin meningkatnya pengetahuan konsumen terhadap

kesehatan, bahaya pestisida, serta isu ramah lingkungan membuat sayuran

hidroponik mulai diminati masyarakat untuk dikonsumsi sehari-hari. Hal ini

terlihat dari produksi sayuran hidroponik yang cukup mudah ditemukan

dipasaran, terutama di supermarket.

CV. Hijau Mulia merupakan perusahaan yang melakukan budidaya

sayuran hidroponik yang didirikan sejak 2013. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan dengan manajer CV. Hijau Mulia jenis sayuran yang dijual

merupakan sayuran hidroponik tanpa zat kimia. Selain itu usaha sayuran

hidroponik ini juga sudah memiliki konsumen tetap yaitu restauran di kota

Yogyakarta, cafe - cafe, hotel, swalayan dan lainnya. Salah satu sayuran
hidroponik produksi CV. Hijau Mulia adalah selada yang berkualitas. Selada

yang berkualitas memiliki ciri-ciri daun berukuran besar, bulat panjang, tangkai

daun lebar dan berwarna hijau tua serta memiliki tulang daun yang menyirip.

Selada hidroponik produksi CV. Hijau Mulia agar kualitasnya terjamin

tentu tidak lepas dari quality control dan proses penyediaan bahan baku sampai

dengan produk siap dipasarkan. Bahan baku berupa benih selada, yang lainnya

terdiri dari pot tanaman, rockwool, sumbu, nutrisi selada hidroponik, tendon

nutrisi. Budidaya selada tersebut dilakukan dengan sistem green house oleh CV.

Hijau mulia. quality control berpengaruh pada kualitas selada yang dihasilkan

dan keefektivitas produksi. Kualitas dan efektivitas produksi akan terganggu jika

proses quality control tidak diterapkan dengan tepat dan tidak sesuai SOP yang

ditetapkan di CV. Hijau Mulia.

C. Batasan Masalah

1. Kegiatan Praktek Kerja lapangan dilakukan di CV. Hijau Mulia

2. Ruang lingkup yang dibahas hanya mencakup pengendalian mutu bahan baku

sampai dengan hasil produksi selada di CV. Hijau Mulia siap dipasarkan

3. Data yang dianalisis yaitu data produksi pada bulan Februari tahun 2020

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Quality Control selada hidroponik yang diterapkan oleh CV.

Hujau Mulia ?
2. Kriteria apa saja yang dijadikan sebagai standar mutu produksi selada

hidroponik?

3. Usaha apakah yang dilakukan CV.Hijau Mulia dalam mencegah atau

memperbaiki ketidaksesuaian mutu produk ?

E. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

1. Mengetahui Quality Control dari pengadaan bahan baku benih sampai hasil

produksi selada hidroponik siap dipasarkan yang diterapkan CV. Hijau Mulia.

2. Mengetahui kriteria-kriteria bahan baku benih maupun hasil produksi yang

siap jual sehingga dijadikan sebagai standar mutu oleh CV. Hijau Mulia

3. Mengetahui upaya yang dilakukan CV. Hijau Mulia dalam mencegah dan

memperbaiki ketidaksesuaian bahan baku benih sampai hasil produksi di CV.

Hijau Mulia.

F. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

1. Bagi Mahasiswa

Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Praktik Kerja Lpangan

(PKL) dan menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman selaku

generasi yang dididik untuk siap terjun langsung di masyarakat khususnya

lingkungan kerjanya.

2. Bagi CV. Hijau Mulia

Sebagai bahan evaluasi dalam menerapkan quality control pengadaan bahan

baku sampai hasil produksi


3. Bagi Pihak Lain

Hasil Praktik Kerja Lapangan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi

yang bermanfaat untuk kegiatan Praktik Kerja Lapangan selanjutnya


BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori

1. Pengertian Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu atau (quality control) QC, adalah suatu proses yang

pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua

faktor yang terlibat dalam kegiatan faktor produksi. Terdapat tiga aspek yang

ditekankan pada pendekatan ini, yaitu :

a. Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang

terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas, kinerja dan

identifikasi catatan.

b. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan

kualifikasi.

c. Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya

organisasi, motivasi, semangat tim dan hubungan yang berkuallitas.

Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, dimana setiap produk

diperiksa secara visual, umumnya pemeriksaan tersebut menggunakan mikroskop

stereo untuk mendapatkan detail halus sebelum produk tersebut dijual ke pasar

eksternal.

7
8

Beberapa pandangan ahli mengenai definisi mutu adalah sebagai berikut :

a. J.M. Juran (1993:4) : “Mutu adalah kesesuaian dengan tujuan dan

manfaatnya”.

b. W. Edward Deming (1982:176) : “Mutu harus bertujuan memenuhi

kebutuhan pelanggan sekarang dan masa akan datang”.

c. David L. Goetsch & Stanley B. Davis (1994:23) : “Mutu adalah suatu

kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses

dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan”.

d. Assauri (2004:210) : “Mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat

dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut

sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau

dibutuhkan”.

Penekanan QC terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan

produk yang cacat. Dalam pemilihan produk yang akan diuji, umumnya

dilakukan pemilihan produk secara acak (menggunakan teknik sampling).

Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut akan dilaporkan kepada

manajemen pembuat keputusan apakah dapat dirilis atau ditolak. Hal ini

dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk meningkatkan

dan menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya yang terkait)

untuk menghindari, atau setidaknya meminimalisir isu-isu yang mengarah

kepada kecacatan-kecacatan di tempat pertama, yaitu pabrik.


2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Menurut Assauri (2008:293), faktor-faktor yang mempengaruhi mutu

adalah :

a. Fungsi Suatu Barang

Suatu barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi

untuk apa barang tersebut digunakan atau dimaksudkan, karena pemenuhan

fungsi tersebut mempengaruhi kepuasan para konsumen. Mutu yang

hendak dicapai sesuai dengan fungsi untuk apa produk tersebut digunakan

tercermin pada spesifikasi dari barang tersebut seperti kecepatan, daya

tahan, kegunaannya, berat, bunyi, mudah atau tidaknya perawatan dan

kepercayaan.

b. Wujud Luar

Walaupun barang yang dihasilkan secara teknis atau mekanis telah

maju, tetapi bila wujud luarnya kuno atau kurang dapat diterima, maka

akan menyebabkan barang tersebut tidak disenangi oleh konsumen karena

dianggap mutunya kurang memenuhi syarat.

c. Biaya Barang

Biaya atau harga suatu barang tidak selalu mencerminkan mutu

dari barang tersebut, karena barang yang diperkirakan tidak selamanya

biaya yang sebenarnya, sehingga sering terjadi adanya inefisiensi.


3. Pentingnya Mutu

Produk dan jasa yang bermutu secara strategis penting bagi

perusahaan dan negara yang diwakilinya. Mutu dari produk suatu perusahaan,

harga yang ditetapkan oleh perusahaan dan pemasokan barang yang membuat

produk itu tersedia bagi konsumen merupakan faktor-faktor yang menentukan

permintaan. Menurut Render dan Heizer (2005:254) mutu terutama

mempengaruhi perusahaan terdapat 4 (empat) cara :

a. Biaya Pangsa Pasar

Mutu yang ditingkatkan dapat mengarah kepada peningkatan

pangsa pasar dan penghematan biaya dan juga dapat mempengaruhi

profitabilitas.

b. Reputasi Perusahaan

Reputasi perusahaan mengikuti reputasi mutu yang dihasilkan

buruk atau baik. Mutu akan muncul bersamaan dengan persepsi mengenai

produk baru perusahaan, praktik-praktik penanganan pegawai dan

hubungannya dengan pemasok. Mutu produk tidak dapat digantikan oleh

promosi perusahaan

c. Pertanggungjawaban Produk

Kasus-kasus yang berkaitan dengan produk yang beredar di pasar,

pengadilan kini menganggap bahwa pihak-pihak yang harus memikul

tanggung jawab adalah seluruh pihak yang tercakup dalam rantai

distribusi. Perusahaan yang merancang dan memproduksi barang atau jasa


yang cacat dapat bertanggung jawab atas kerusakan dan kecelakaan yang

diakibatkan pemakaian barang atau jasa tersebut. Keamanan produk bagi

konsumen (Consumer Product Safety Act) tahun 1972 menentukan dan

menetapkan standar produk dan melarang produksi barang atau jasa yang

tidak memenuhi standar.

d. Implikasi Internasional

Era teknologi seperti sekarang ini, mutu merupakan perhatian

internasional dan perhatian operasi. Agar perusahaan dan juga negara

bersaing secara efektif dalam perekonomian global, produknya harus

memenuhi mutu dan hanya yang diinginkan. Produk yang bermutu rendah

membahayakan perusahaan dan bangsa, sehingga dapat mengakibatkan

implikasi yang negatif bagi neraca pembayaran. Implikasi internasional

dari mutu adalah sangat penting sehingga pada tahun 1988, di Amerika

dibentuk Malcolm Bablrige Quality Award untuk meningkatkan prestasi

mutu.

4. Perencanaan Standar Mutu

Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian kualitas selama siklus

kualitas menurut Schroeder (2000:135), diperlukan tahap-tahap sebagai

berikut :

a. Definisikan sifat-sifat (atribut) mutu.

b. Tentukan bagaimana mengukur setiap atribut.

c. Tetapkan standar mutu.


d. Tetapkan program inspeksi.

e. Cari dan perbaiki penyebab mutu yang kurang baik.

f. Terus lakukan penyempurnaan.

Perencanaan pengendalian mutu harus selalu mulai dengan sifat-sifat

produk. Perencana mutu menentukan sifat mana yang penting, supaya produk

atau jasa sejalan dengan apa yang diharapkan, sehingga nantinya dapat

diambil keputusan terkait digunakan atau tidaknya. Tiga atribut mutu yang

pokok bagi produknya, yaitu (1) kenyamanan, (2) tampilan produk yang

menarik dan (3) unsur pemakaian yang dianggap wajar oleh konsumen.

Setelah memutuskan teknik pengukuran yang akan digunakan, perencanaan

mutu harus menetapkan standar yang menggambarkan jumlah mutu yang

diperlukan pada setiap atribut. Biasanya standar ini dinyatakan sebagai batas

toleransi (jumlah plus minus) atau batas maksimum dan minimum yang dapat

diterima. Standar dapat juga diterapkan sebagai sasaran yang diinginkan.

5. Ruang Lingkup Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu merupakan kegiatan terpadu dalam perusahaan

untuk menjaga dan mengarahkan agar mutu dari produk yang dihasilkan dapat

dipertahankan. Kegiatan pengendalian mutu mempunyai lingkup yang luas, di

mana semua segi yang berpengaruh terhadap mutu perlu diperhatikan dan

dianalisis. Setiap perusahaan dalam menghasilkan produk selalu

menggunakan bahan baku sebagai bahan dasar hasil produksi, jadi bahan baku

sangat mempengaruhi mutu dari produk akhir perusahaan. Perusahaan


melakukan pengendalian terhadap mutu bahan baku agar bahan baku yang

dipakai dalam proses produksi memenuhi standar mutu yang telah ditentukan.

Ruang lingkup pengendalian mutu menurut Assauri (2004:308) adalah:

a. Pengendalian Mutu Pada Bahan Baku

Pengendalian mutu pada bahan baku ini sangat penting untuk

menjaga mutu produk perusahaan. Hal-hal yang dilakukan untuk menjaga

mutu bahan baku yang digunakan yaitu :

1) Seleksi sumber bahan baku

2) Pemeriksaan dokumen pembelian

3) Pemeriksaan penerimaan bahan

b. Pengendalian Proses Produksi

Pengendalian selama pengolahan, banyak cara-cara

pengendalian mutu yang berkenaan dengan proses yang teratur. Contoh-

contoh atau sampel dari hasil yang diambil pada jarak waktu yang sama

dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses

dimulai dengan baik atau tidak. Apabila memulainya salah, maka

keterangan kesalahan ini dapat diteruskan kepada pelaksana semula

untuk penyesuaian kembali. Perlu diingat bahwa pengendalian dari

proses haruslah berurutan dan teratur, pengendalian yang dilakukan

hanya terhadap sebagian dari proses mungkin tidak ada artinya bila tidak

diikuti dengan pengendalian pada bagian lain.


c. Pengendalian Produk Akhir

Pengendalian atau barang hasil yang telah diselesaikan,

walaupun telah diadakan pengendalian mutu dalam tingkat-tingkat proses

tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau

kurang baik ataupun tercampur dengan hasil yang baik. Untuk menjaga

agar produk-produk yang dihasilkan cukup baik atau paling sedikit

rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik sampai ke konsumen atau

pembeli, maka diperlukan adanya pengendalian atas hasil akhir produk

atau produk selesai. Adanya pengendalian seperti ini tidak dapat

mengadakan perbaikan dengan segera.

Praktiknya, proses produksi yang dilakukan akan

memperhatikan perubahan atau variasi pada spesifikasi atau standar,

untuk itu perlu diadakan suatu pengendalian mutu agar perubahan atau

variasi itu tetap dalam batas-batas yang masih ditoleransi. Oleh karena itu

diperlukan tenaga kerja yang mengawasi dan bertanggung jawab atas

jalannya pelaksanaan pengendalian mutu dalam perusahaan. Selain itu

diperlukan pula teknik dan alat yang tepat untuk membentuk pelaksanaan

pengendalian mutu agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.


Terdapat dua cara yang umum dilakukan dalam pengendalian mutu

diperusahaan yaitu :

a. Inspection (Pemeriksaan)

Pengertian pemeriksaan menurut Handoko (1993:94) :

“Inspeksi (pemeriksaan) adalah kegiatan implementasi kualitas utama

yang berjalan dengan basis hari ke hari. Inspeksi dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu:

1) Pemeriksaan atas Barang Yang Dibeli

Pemeriksaan ini dilakukan atas jenis dan kuantitas

barang yang dipesan dengan harapan barang yang dipesan

tersebut tidak terdapat kerusakan yang dapat mengganggu proses

produksi. Untuk pemeriksaan ini dapat dihilangkan jika pihak

penyedia telah melakukan pemeriksaan secara ketat atas barang

yang dikirim.

2) Pemeriksaan Barang dalam Proses

Pemeriksaan ini dilakukan pada saat proses produksi

berlangsung. Jika pada saat proses produksi terdapat

penyimpangan atas produk yang dihasilkan, maka bagian yang

berhubungan dalam penanganan produksi tersebut harus

mengatasi masalah yang menyimpang tersebut.


b. Statistical Quality Control (Pengendalian Kualitas secara Statistik)

Statistical Quality Control merupakan suatu metode statistik

dalam kegiatan pengendalian mutu. Statistical Quality Control semua

data penyimpangan spesifikasi yang terjadi pada sampel dicatat dan

kemudian dianalisis untuk diambil kesimpulan akan karakteristik

populasi sampel tersebut. Statistical Quality Control dapat digunakan

untuk mengawasi proses produksi, mutu produk yang dikerjakan dan

menerima atau menolak produk akhir.

Penting untuk diketahui bahwa Statistical Quality Control

tidak menghilangkan risiko dan tidak pula menciptakan risiko.

Karena pada dasarnya dengan atau tanpa Statistical Quality Control

risiko akan tetap ada. Statistical Quality Control hanya membantu

pihak manajemen agar dapat dilakukan tindakan korektif apabila

diketahui telah terjadi kesalahan maupun melakukukan tindakan-

tindakan untuk mempertahankan keadaan yang sudah baik.

Pengendalian proses produksi secara statis merupakan

aplikasi teknik statistik yang digunakan untuk mengawasi dan

memastikan pelaksanaan proses produksi telah berjalan sesuai dengan

spesifikasinya. Menurut Handoko (1993:247), statistical quality

control mempunyai tiga penggunaan umum, yaitu :

a) Untuk mengawasi pelaksanaan kerja sebagai operasi-operasi

individual selama pekerjaan sedang dilakukan.


b) Untuk memutuskan apakah menerima atau menolak sejumlah

produk yang telah diproduksi.

c) Untuk melengkapi manajemen dengan audit kualitas produk

perusahaan.

6. Penanganan Pasca Panen

Tahap pasca panen dilakukan kontrol kualitas hasil panen dan

proses pengemasan. Penanganan pasca panen selada hidroponik, ada

beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya :

1. Sortasi adalah penilaian hasil panen sesuai dengan kelasnya. Sortasi

dilakukan berdasarkan keragaman ukuran dan kualitasnya. Sortasi

pada tanaman selada keriting dilakukan pada daun yang mengalami

kerusakan Karena patah pada saat proses pemanenan atau daun selada

yang terserang hama dan penyakit.

2. Perompesan (Trimming)

Perompesan merupakan proses perapian atau perataan daun selada

yang tua, rusak, busuk atau terserang organisme pengganggu tanah.

Daun yang dirompes dibuang karena bisa menurunkan kualitas produk

dan harga jual.

3. Penimbangan

Hasil panen selada keriting yang telah disortasi dan dirompes

kemudian ditimbang beserta akar dan rock wool. Sebaiknya berat

ditambah untuk mencegah penyusutan karena penguapan. Pada saat


penimbangan, juga dilakukan pemilihan tinggi tanaman yang seragam

untuk memudahkan proses pengemasan.

4. Pengemasa (Packing)

Pengemasan tujuannya untuk melindungi sayuran dari pengaruh

lingkungan seperti sinar matahari dan kelembaban, serta kerusakan

fisik.

B. Tinjauan Pustaka

1. Morfologi Tanaman Selada

Selada memiliki nama latin lactuca sativa dan termasuk ke dalam

keluarga Asteraceae. Selama ini, selada dimanfaatkan sebagai sayuran daun

untuk salad dan disebut-sebut sebagai rajanya salad karena teksturnya yang

sangat halus. Daun selada dikonsumsi secara mentah dan dapat ditemukan

dalam salad atau hamburger. Selada memiliki beberapa jenis varian, namun

yang dikenal secara luas hanya 5 jenis saja (Haryanto Eko, 2007:126). Yaitu

adalah butterhead (Boston), selada cina, crisphead (Iceberg), looseleaf,

Romaine, dan Summer Crisp (Batavia). Selada merupakan sumber yang baik

bagi klorofil dan vitamin K. Kaya garam mineral dengan unsur-unsur alkali

sangat mendominasi. Hal ini yang membantu menjaga darah tetap bersih,

pikiran dan tubuh dalam keadaan sehat .Selada berdaun kaya akan lutein dan

beta-karoten. Juga memasok vitamin C dan K, kalsium, serat, folat, dan zat

besi .Vitamin K berfungsi membantu pembekuan darah. Nutrisi lainnya


adalah vitamin A dan B6, asam folat likopen, kalium, dan zeaxanthin. Selada

mengandung alkaloid yang bertanggung jawab untuk efek terapeutik.

Meskipun semua varietas selada memiliki kalori rendah, namun

memiliki kandungan gizi yang berbeda. Selada sebagai sumber baik kolin.

Selada Romain yang paling padat nutrisi dari semua varietas dan merupakan

sumber vitamin A, B1, B2 dan C, asam folat, mangan dan kromium. Selada

merah mendapat warna merah dari pigmen yang disebut antosianin. Pigmen

ini berfungsi sebagai antioksidan, menghilangkan radikal bebas yang merusak

sel. Beberapa peneliti menemukan berbagai selada merah mengandung

flavonoid, yang merupakan antioksidan kuat.

2. Manfaat Daun Selada Bagi Kesehatan Tubuh

Daun selada yang selama ini hanya dikenal sebagai lalapan yang

biasanya disantap bersama dengan berbagai macam makanan. Meskipun

hanya dikonsumsi sebagai makanan pendamping saja, daun selada ternyata

memiliki khasiat luar biasa. Berikut ini merupakan 10 manfaat daun selada

untuk tubuh (doktersehat.com) :

1. Membantu Proses Pertumbuhan

Manfaat selada yang pertama ialah karena kandungan proteinnya

yang memang diketahui sangat tinggi. Kandungan protein dari daun

selada ini tentu akan sangat bermanfaat untuk tubuh, mengingat tubuh
setiap hari membutuhkan protein untuk memperbaiki sel-sel yang rusak

serta bermanfaat untuk pertumbuhan tubuh pada anak-anak.

2. Membantu Mengobati Diabetes

Daun selada juga sangat baik dalam kandungan gula, karena

kandungan gulanya yang rendah.Hal ini tentu sangat berguna, mengingat

kandungan gula yang tinggi dapat membahayakan kesehatan.Apabila

para penderita diabetes daun selada ini, tidak perlu khawatir mengenai

kandungan gula.Daun selada memiliki kandungan gula yang rendah dan

aman untuk dikonsumsi dalam jumlah besar sekalipun.

3. Dapat Menambah Darah

Daun selada pun ternyata memiliki manfaat bagi mereka yang

mengalami permasalahan karena kekurangan darah.Daun selada yang

selama ini hanya dikenal sebagai lalapan untuk makanan pendamping saja,

terbukti memiliki kandungan zat besi yang tinggi seperti yang juga

ditemui pada manfaat bayam.Hal ini dapat dijadikan penambah darah,

bagi orang yang memiliki masalah pada kekurangan darah yang

disebabkan karena rendahnya zat besi yang dikonsumsi.

4. Mencegah Sariawan

Daun selada yang cukup mudah untuk nda temukan, ternyata juga

dapat mencegah sariawan yang kerap kali melanda anda yang kekurangan

vitamin.Daun selada mengandung manfaat vitamin C yang cukup tinggi


sehingga sangat mampu sebagai salah satu sumber vitamin C untuk

dikonsumsi sehari-hari.

5. Membantu Mencegah Risiko Cacat Kandungan

Bagi para ibu hamil sangat disarankan untuk mengonsumsi selada

selama masa kehamilan.Manfaat daun selada memiliki kandungan

Vitamin K yang tinggi dan selama ini vitamin K diketahui sangat penting

untuk menghindari risiko cacat bayi dalam kandungan.

6. Membantu Proses Diet

Bahkan daun selada juga dapat manfaatkan untuk membantu

program diet. Daun lalapan yang satu ini memiliki kandungan lemak

ataupun kalori yang sangat rendah sehingga tak akan membuat tubuh

menjadi gemuk. Daun selada juga bisa dijadikan cemilan saat diet seperti

manfaat apel , dengan membuatnya menjadi salad sayuran.

7. Membantu Mengatasi Insomnia

Masalah insomnia juga dapat diatasi dengan mengonsumsi daun

selada, karena daun selada mengandung lactucarium. Kandungan tersebut

akan membantu tubuh menjadi lebih mudah tidur karena khasiatnya yang

dapat membuat semakin rileks dan akhirnya mengantuk.


8. Menetralisir Kandungan Racun Dalam Tubuh

Manfaat lain yang didapatkan dengan mengkonsumsi daun selada

ialah karena daun selada mengandung mineral yang dapat menetralisir

racun yang ada di dalam tubuh. Detoksifikasi secara alami ini akan dapat

dirasakan, sehingga tubuh akan terbebas dari racun.

9. Menjaga Daya Tahan Tubuh

Daun Selada pun dapat membantu menjaga daya tahan tubuh,

mengingat kandungan dari daun selada yang mengandung lemak sehat

berupa lemak omega 3 dan omega 6.Kandungan tersebut, dapat membuat

tubuh semakin terjaga dan daya tahan tubuh Anda menjadi lebih kuat.

10. Menyeimbangkan Gula Dalam Darah

Manfaat daun selada yang lain ialah mengenai kandungan kalori

yang rendah dalam daun selada, sehingga dapat membuat kandungan

dalam darah yang sangat berbahaya dapat di seimbangkan dengan

memakan daun selada.Bagi anda yang ingin menjaga kesehatan dari

tubuh, maka sangat disarankan untuk mengkonsumsi daun selada ini.Daun

selada dapat dijadikan pilihan menu di dalam menu makan siang, yang

sangat enak namun juga memiliki nilai gizi yang sangat baik.
3. Jenis- jenis Selada

Berikut adalah lima jenis Selada :

1. Crisphead lettuce atau selada bokor

Gambar 1. Selada Crisphead lettuce atau selada bokor

Crisphead lettuce atau selada bokor merupakan jenis selada yang

cukup populer. Meskipun tampilannya mirip kol, ini adalah salah satu

varietas yang berbeda. Menurut US Department of Agriculture, selada

bokor mengandung folat yang bisa membantu mencegah cacat tabung

saraf. Tak hanya itu, kandungan folat yang ada di alam selada bokor

juga bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan jenis kanker

tertentu. Sementara, vitamin K dalam selada bokor penting dalam

pembekuan darah, pembentukan tulang, dan kesehatan jantung.


2. Romaine

Gambar 2. Selada Romaine

Selain selada bokor, romaine juga menjadi jenis yang cukup populer.

Warnanya hijau dengan tekstur daun yang renyah dan urat yang besar.

Menurut US Department of Agriculture, romaine memiliki jumlah

nutrisi yang lebih tinggi dari selada bokor. Ia juga dikemas dengan

beragam vitamin; seperti sumber folat, vitamin K, dan A. Kandungan

nutrisi itu bertindak sebagai antioksidan yang baik untuk kulit, mata,

dan kekebalan tubuh. Romaine biasanya jadi salah satu bahan bahan

dasar pembuatan salad caesar. Ia memiliki rasa yang sedikit lebih

manis, dan segar dari salad bokor.

3. Butterhead lettuce atau selada kepala

Selanjutnya ada butterhead lettuce atau yang akrab disebut selada

kepala. Ia memiliki ciri khas yaitu bentuknya bulat menyerupai

kelopak. Selada kepala juga bisa menambah rasa ringan dan manis
pada hidangan. Ia cocok disajikan sebagai dressing atau ditambahkan

ke dalam sandwich.

Gambar 3. Selada Butterhead lettuce atau selada kepala

4. Leaf lettuce

Leaf lettuce atau yang akrab disebut daun selada memiliki bentuk yang

tidak teratur dan tekstur yang renyah. Selada jenis ini memiliki rasa

yang segar dan lembut, sehingga cocok dijadikan salad atau sandwich.

Daun selada kaya akan vitamin A, beta karoten, lutein, dan zeaxanthin,

yang baik untuk kesehatan mata dan kulit.

Gambar 4. Selada Leaf lettuce


5. Stem lettuce
Steam lettuce memang cukup populer dalam masakan China. Biasa

disebut selalda China, memiliki tangkai yang panjang dengan daun

yang sempit. Tak seperti selada lainnya, batang pada selada ini

biasanya dimakan sedangkan bagian daunnya dibuang. Alasannya,

karena daunnya memiliki rasa yang pahit karena kandungan lateksnya

yang cukup tinggi.

Gambar 5. Selada Stem lettuce


4. Budidaya Selada Hidroponik

Budidaya selada hidroponik merupakan cara baru dalam teknik

penanaman yang dilakukan tanpa media tanah. Teknik ini pada dasarnya

hanya memanfaatkan air sebagai media tumbuh tanaman. Sistem

Hidroponik menggunakan air lebih efisien, sehingga cocok diterapkan

pada daerah yang memiliki pasokan air terbatas. Jika dibandingkan

dengan penanaman secara konvensional, hidroponik lebih dapat memberi

keuntungan seperti pemanfaatan lahan sempit, pemeliharaan tanaman


yang tergolong mudah dan hasil panen higienis sehingga sayuran yang

dipanen lebih bersih dan sehat.

a. Penyiapan Larutan Nutrisi

Nutrisi yang paling sering dipakai dalam hidroponik adalah nutrisi A

dan nutrisi B karena nutrisi ini memiliki kandungan unsur hara yang

beragam. Untuk budidaya hidroponik nutrisi A dilarutkan dalam 5 liter

air, nutrisi B juga dilarutkan dalam 5 liter air. Selanjutnya masing-

masing nutrisi A dan B diambil 5 ml lalu dilarutkan dalam 1 liter air.

Larutan inilah yang digunakan sebagai nutrisi langsung untuk

tanaman.

b. Pembenihan

Rendam benih ke dalam air kurang lebih 2 sampai 4 jam, kemudian

pilih benih yang berkualitas dengan membuang biji yang

mengambang. Benih ditiriskan dan disemaikan kedalam campuran

cocopeat-sekam yang ditempatkan di nampan berukuran sedang atau

plastik lainnya sesuai dengan banyaknya bibit yang diinginkan.

Persemaian biasanya membutuhkan waktu selama 5 hari dan

membutuhkan tempat yang lembab agar benih dapat tumbuh optimal.

c. Penanaman

Penanaman dilakukan di kontruksi hidroponik dengan sistem NFT

(Nutrient Film Technique). Konsep sistem NFT ini yaitu sebagian akar

tanaman terendam air yang sudah mengandung nutrisi dan sebagian


lagi berada di atas permukaan air yang mengalir secara terus menerus.

Lapisan air yang mengalir sangat tipis seperti lapisan film, oleh karena

itu teknik ini disebut NFT. Air pada kontruksi hidroponik dapat

dialirkan dengan menggunakan pompa aquarium. Pemindahan bibit

dilakukan saat bibit berumur sekitar 5 hari ke dalam cincin baglog

jamur. Didalamnya dimasukkan kain flannel serta kapas filter air

(dakron) sebagai tempat pertumbuhan akar dan penyerapan air. Cincin

baglog di benamkan ke kontruksi hidroponik dengan cara

menghapitkan ke sterofoam yang sudah dilubangi dengan jarak sekitar

25 sampai 30 cm. Sebaiknya setiap baglog di beri 1 tanaman saja

supaya tidak menggagu pertumbuhan tanaman.

d. Panen

Panen dapat dilakukan saat tanaman berumur sekitar 40 sampai 45 hari

setelah semai, pemanenan dilakukan dengan cara dipotong maupun

dicabut sampai akarnya, setelah itu bagian akar selada dicuci sampai

bersih dan membuang daun yang rusak. Harus diketahui bahwa selada

daun keriting ini tidak tahan panas dan penguapan, oleh karena itu

penyimpanan terhadap sayuran ini harus lebih diperhatikan.


C. Kerangka Pemikiran

Budidaya Selada CV. Hijau Mulia

Quality Control
Pengawasan
- Bahan baku
standar mutu
- Proses Produksi
- Hasil produksi (selada)

Produk sesuai SOP Produk tidak sesuai SOP

Pengemasan Analisis

Pemasaran Menemuka
ketidaksesuaian

Usaha perbaikan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

CV. Hijau Mulia adalah sebuah usaha yang bergerak dalam bidang

Hidroponik. Tanaman hortikultura ditanam pada media Hidroponik tanpa

menggunakan media Tanah, salah satu sayur yang di tanam adalah selada.

Sayur Selada diproduksi setelah adanya pengecekan standar mutu oleh pihak

perusahaan. CV. Hijau Mulia dalam melakukan produksi Selada Hidroponik


menginginkan hasil yang maksimal. Hasil yang maksimal tentu dapat

diperoleh dengan cara melakukan sistem quality control yang baik agar

produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Unsur-unsur quality control terdiri dari bahan baku dan proses

produksi. Unsur-unsur tersebut sebelumnya terdapat pengawasan standar

mutu, setelah adanya pengawasan produk. Untuk produk yang sesuai standar

langsung dalam proses pengemasan, selanjutnya produk akan memasuki tahap

akhir, yakni pemasaran.

Dalam pemasaran produk, dilakukanpemilihan kualitas yang baik

untk dopasarkan dengan disamping itu juga adanya quality control sebagai

pengendalian mutu produk. Selada dengan mutu yang baik kemudian dikemas

untuk selanjutnya dipasarkan agar sampai ke tangan konsumen dan

memperoleh kepuasan dari konsumen.

Pada produk Selada yang tidak standar, dilakukan analisis untuk

menentukan ketidaksesuaian dari produk yang dihasilkan. Hasil analisis

kemudian dijadikan acuhan melakukan perbaikan pada produk tidak standar.

Produk yang dapat dilakukan perbaikan agar kemudian menghasilkan produk

yang baik dan layak jual.


8

BAB III
METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Metode Praktik Kerja Lapangan

Metode praktik kerja lapangan ini yaitu dengan metode magang

kerja. Menurut BPKB Jaya Giri (1990) dalam Hodijah (2005), magang adalah

proses belajar di mana seseorang memperoleh dan menguasai keterampilan

dengan jalan melibatkan diri dalam proses pekerjaan tanpa atau dengan

petunjuk orang yang sudah terampil dalam pekerjaan itu. Pelaksanannya

antara lain dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Mengikuti seluruh kegiatan secara teknis di lapangan seperti mengikuti

proses produksi sampai dengan pengemasan di CV. Hijau Mulia

Kabupaten Sleman Yogyakarta

2. Pengamatan secara langsung untuk memperoleh data primer mengenai

quality control yang diterapkan di CV. Hijau Mulia Kabupaten Sleman

Yogyakarta

B. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Yaitu suatu bentuk kegiatan yang dilakukan penulis dengan

pengamatan baik secara berhadapan langsung maupun tidak langsung

seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab.

31
32

2. Wawancara

Yaitu kegiatan dengan mengadakan wawancara menggunakan

kuisioner secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan sejumlah

karyawan untuk mencari data-data mengenai quality control yang

diterapkan oleh CV. Hijau Mulia.

3. Dokumentasi

Yaitu kegiatan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan

berbagai dokumen perusahaan yang berhubungan dengan praktik kerja

lapangan ini. Dokumentasi yang diambil meliputi produk dari CV. Hijau

Mulia, atribut kemasan Selada dan lahan produksi.

4. Studi Pustaka

Yaitu kegiatan yang dilakukan dengan membaca beberapa buku

(literatur), mengumpulkan dokumen, arsip maupun catatan penting

organisasi yang ada hubungannya dengan permasalahan penulisan laporan

ini dan selanjutnya diolah kembali.

D. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan

langsung dan wawancara secara langsung kepada pembimbing lapang di

CV. Hijau Mulia. Data yang diambil antara lain : pencatatan bahan baku,

peralatan, penyusutan serta dokumentasi foto.


2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mengutip

dari buku, arsip, jurnal yang berkaitan dengan praktik kerja lapangan. Data

yang diambil antara lain : sejarah keadaan umum CV. Hijau Mulia,

struktur organisasi dan studi pustaka.

E. Definisi Operasional

1. Quality control adalah sebagai totalitas karakteristik dari produk selada

yang dihasilkan CV. Hijau Mulia yang menunjang kemampuannya untuk

memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa

menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan

nutrisi bagi tanaman

3. Produk hasil yang diproduksi di CV. Hijau Mulia yaitu berupa selada

hidroponik

4. Mutu adalah kualitas yang tercermin dari produk selada yang diproduksi

oleh CV. Hijau Mulia.

5. Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam sebuah proses

produksi yaitu benih selada, rockwool, nutrisi hidroponik, pot tanaman,

sumbu, tendon nutrisi.

6. Produk sesuai standar adalah produk selada yang dihasilkan sesuai dengan

standar mutu yang ditetapkan CV. Hijau Mulia.


7. Produk tidak sesuai standar adalah produk yang dihasilkan tidak sesuai

dengan standar mutu yang diterapkan di CV. Hijau Mulia.

8. Produksi adalah serangkaian kegiatan dari pengadaan bahan baku sampai

dengan output berupa sayur selada.

9. Standar operasional prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan

dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling

efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya.

10. Efektivitas produksi adalah hubungan optimal antara produksi, kualitas,

efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan.

11. Nurisi tanaman adalah suatau zat yang sangat penting bagi produksi

tanaman pertanian yang menghasilkan makanan yang sehat untuk manusia

( Chen, J., 2017 )

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Quality Control Bahan Baku Sampai Hasil Sayur Selada

Analisis yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode

yang menjelaskan bagaimana quality control bahan baku sampai hasil

produksi selada. Data yang dikumpulkan kenudian disusun, dijelaskan dan

kemudian dianalisis menggunakan tabel.

2. Analisis Kriteria-kriteria yang Dijadikan Standar Mutu Produksi


Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu

metode yang menjelaskan bagaimana kriteria-kriteria yang dijadikan

sebagai standar mutu produksi sayur selada. Data yang dikumpulkan

kenudian disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis menggunakan tabel.

3. Analisis Usaha yang Digunakan CV. Hijau Mulia dalam

Mencegah/Memperbaiki Ketidaksesuaian Mutu Produksi Sayur Selada

Analisis data yang digunakan adalah model deskriptif, yaitu

metode yang menjelaskan bagaimana usaha yang dilakukan CV. Hijau

Mulia dalam upaya mencegah atau memperbaiki ketidaksesuaian mutu

produksi sayur selada. Data yang dikumpulkan kenudian disusun,

dijelaskan dan kemudian dianalisis menggunakan tabel.

G. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

1. Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

dilaksanakan di CV Hijau Mulia Jabung, RT. 01/38, Pandowoharjo,

Sleman, Yogyakarta.

2. Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan selama 1 bulan, yaitu pada

bulan Februari 2020


T
a
b
e
l

1
Jadwal Praktik Kerja
Lapangan
Deskripsi Bulan
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Proposal
3 Pelaksanaan
PKL
4 Analisis Data
5 Penyusunan
Laporan
6 Seminar Hasil
Ujian
7 Ujian PKL

8 Revisi dan
Penyusunan
Laporan Akhir
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Keadaan Umum Perusahaan

a. Sejarah Singkat Perusahaan

CV.Hijau Mulia adalah salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang supplier dan kontraktor pertanian

hidroponik, yang melayani penyediaan berbagai perlengkapan

dan nutrisi hidroponik serta melayani pembuatan greenhouse

hidroponik. Di CV Hijau Mulia juga memproduksi sayuran seperti

selada, kangkung, dan pakcoy dengan metode hidroponik.

Selada hidroponik yang diproduksi dipasarkan ke supermarket,

swalayan, hotel, dan restoran. Jenis sayuran hidroponik yang

dipasarkan biasanya merupakan sayuran yang memiliki nilai jual

tinggi (high value).

b. Indentitas perusahaan

Berikut adalah indentitas dari Cv. Hijau Mulia :

Nama Perusahaan : Cv. Hijau Mulia

Status Perusahaan : Swasta

Alamat Perusahaan :jabung, RT 01/38, Pandowoharjo, Sleman,

Yogyakarta.
c. Tujuan didirikan Perusahaan

Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memenuhi

permintaan pasar dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-

besarnya dengan menghasilkan produk yang berkualitas, serta ikut

melaksanakan kebijakan pemerintah dalam pembangunan nasional

di bidang ekonomi, khususnya pembangunan di bidang pertanian.

d. Jenis Produksi

Cv. Hijau Mulia memproduksi sayur hidroponik yang bermutu

tinggi, serta menjual peralatan hidroponik dan nutrisi khusus untuk

tanaman hidroponik.

e. Visi dan Misi Perusahaan

Cv. Hijau Mulia memiliki visi yang akan dicapai, serta terdapat

misi untuk mewujudkan visi tersebut.

1. Visi

Menjadi Perusahaan Agro Bisnis yang mampu memberikan

solusi akan kebutuhan Pertanian Hidroponik bagi

konsumen/klien dengan pelayanan yang profesional.Respon

cepat dan Pelayanan yang baik adalah motto kami.

2. Misi

a) Menyediakan Produk dan Komoditi Hidroponik serta

pelayanan perusahaan yang berdaya saing tinggi.


b) Melakukan quality control terhadap Produk dan Pelayanan

untuk memenuhi kepuasan konsumen/klien.

c) Mengembangkan Produk berdasarkan teknologi terbaru

sehingga selalu bisa memenuhi kebutuhan konsumen/klien

d) Memberikan manfaat bagi investor, karyawan dan masyarakat.

2. Manajemen Perusahaan

a. Struktur dan Sistem Organisasi

Manajemen perusahaan diartikan sebagai cara untuk

mengatur perusahaan agar dapat berkembang dan rencana yang

ditetapkan dapat terealisasikan semaksimal mungkin. Manajemen

perusahaan di Cv. Hijau Mulia dipegang oleh Manager.

Dalam menjalankan tugasnya, Manager menggunakan

sistem organisasi garis. Sistem organisasi garis membagi

kekuasaan di dalam setiap tingkat jabatan. Kekuasaan yang

didelegasikan menjadi suatu tanggung jawab bagi pemegangnya

sekaligus memberi wewenang untuk menentukan kebijakan tugas

operasional yang diembannya. Struktur organisasi Cv. Hijau Mulia

dapat dilihat pada Gambar 1.

Bayu
(HRD)

Gobin
(kepala Kebun
Fitrah Fitri
Fatin
(Distributor) (admin)
(packing)

B. Kegiatan Pengendalian Mutu Selada Hidroponik CV. Hijau Mulia

Kegiatan pengendalian mutu dalam proses produksi Selada

Hidroponik yang telah dilakukan oleh CV. Hujau Mulia melalui beberapa

pendekatan, pendekatan-pendekatan inilah yang nantinya digunkan dalam

proses control penuh dalam proses peennyediaan bahan baku, proses

produksi, serta proses pengawasan produk akhir yang diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Pendekatan Bahan Baku

Bahan baku dalam budidaya selada hidroponik di CV. Hijau Mulia

antara lain :

1. Media Tumbuh

Pemilihan media tumbuh dalam sistem hidroponik harus

memenuhi persyaratan untuk ketersediaan air dan udara bagi

pertumbuhan tanaman. Media tumbuh yang ideal untuk

hidroponik antara lain dapat menopang pertumbuhan tanaman,

memiliki pori untuk aerasi, tidak menyumbat instalasi


hidroponik, dan tidak mempengaruhi larutan nutrisi. Media

tidak berfungsi menyediakan nutrisi dan harus bersifat

lembam . Media tanam selain tanah yang digunakan di Cv.

Hijau Mulia rockwool. keunggulan Rockwool sebagai media

tanam Hidroponik adalah Rockwool cocok digunakan untuk

hampir semua jenis tanaman. Rockwool dapat dengan mudah

menyerap air dan kemudian menyimpannya. Rockwool juga

media tanam yang bebas pathogen. Dari pemilihan media

tanam tersebut bertujuan untuk menja mutu selada yang di

tanam di CV. Hijau Mulia.

Karakteristik media yang baik dalam Munos, 2010 antara

lain ukuran partikel antara 2 – 7 mm, mampu mempertahankan

kelembaban dan mengeluarkan kelebihan air, tidak mudah

terdegradasi dan terurai, bebas dari mikroorganisme yang

berbahaya bagi kesehatan manusia atau tanaman, tidak

terkontaminasi dengan limbah industri, mudah diperoleh dan

dipindahkan. Media tanam pada sistem hidroponik hanya

berfungsi sebagai pegangan akar dan perantara larutan hara,

untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro perlu

pemupukan dalam bentuk larutan yang disiramkan ke media.

2. Larutan Nutrisi
Nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

tanaman terdiri dari 13 unsur, diklasifikasikan sebagai

makronutrien (diperlukan dalam jumlah yang lebih besar)

seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca),

Magnesium (Mg), Sulfur (S) dan mikronutrien (dibutuhkan

dalam jumlah yang lebih sedikit), seperti Besi (Fe), Mangan

(Mn), Boron (B), Tembaga (Cu), Zinc (Zn), Molibdenum (Mo)

dan Klor (Cl). Sedangkan unsur Karbon (C) dan Oksigen (O)

adalah terdapat di atmosfer dan Hidrogen (H) dipasok oleh air

(Orsini, F. et al, 2012).

 Nitrogen (N

Unsur ini adalah komponen utama pembentukkan klorofil,

mendorong pertumbuhan tanaman cepat, merangsang

pertumbuhan vegetatif, dan meningkatkan kualitas sayuran

dan buah meningkatkan kandungan protein.

 Fosfor (P)

Berguna untuk merangsang pembentukan dan

perkembangan akar dan bunga, berkontribusi pada

pematangan biji, mendorong pewarnaan buah, membantu

pembentukan biji dan vigor tanaman.

 Kalium (K)
Unsur K memberikan kekuatan dan ketahanan terhadap

penyakit, meningkatkan ukuran biji, meningkatkan kualitas

buah.

 Kalsium (Ca)

Berguna untuk merangsang pembentukan dan

perkembangan akar lateral, meningkatkan vigor tanaman

dan merangsang pembentukan biji.

 Magnesium (Mg)

Merupakan komponen utama dari klorofil yang diperlukan

untuk biosintesis gula.

 Sulfur (S)

Berguna mempertahankan warna hijau, merangsang

produksi benih dan membantu perkembangan tanaman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi serapan hara dan

ketersediaan nutrisi dalam larutan nutrisi dipengaruhi oleh

pH larutan, konduktivitas listrik, komposisi nutrisi dan

temperatur (Libia, 2012). Parameter yang mengukur

keasaman atau alkalinitas suatu larutan (pH) menunjukkan

hubungan antara konsentrasi ion bebas H + dan OH- dalam

larutan. Nilai pH larutan nutrisi yang diatur oleh CV. Hijau

Mulia adalah antara 10 dan 15.

Faktor-faktor yang mempengaruhi formulasi nutrisi

antara lain, jenis dan varietas tanaman, tahap pertumbuhan


tanaman, bagian tanaman yang dipanen (akar, batang,

daun, buah), musim dan cuaca (suhu, intensitas cahaya,

panjang sinar matahari). Secara umum tanaman yang

dipanen daunnya membutuhkan kadar N yang lebih tinggi

karena nitrogen mendorong pertumbuhan vegetatif.

Sedangkan tanaman untuk produksi buah membutuhkan N

lebih rendah dan P, K dan Ca lebih tinggi. Pada kondisi

cahaya yang tinggi tanaman akan menggunakan lebih

banyak nitrogen daripada cahaya redup.

Proses pengukuran larutan nutrisi harus

memperhatikan panduan instrumen-instrumen serta standar

operasi perusahaan hal ini dimaksudkan untuk

meminimalisir kesalahan dan juga pengawasan akan

kualitas produk Selada Hidroponik yang dihasilkan di Cv.

Hijau Mulia.

3. Persiapan Bibit Selada

Dalam persiapan bibit selada hidroponik di CV. Hijau

mulia adalah dengan teknik persemaian. Cara persemaian yang

dilakukan adalah dengan cara menyusun benih satu per satu di atas

slab rockwool berukuran 24 cm x 5 cm x 1.5 cm dengan

menggunakan pinset. Benih-benih yang akan disemai, sebelumnya

telah direndam selama beberapa jam di dalam air. Rockwool

yangyang sudah terdapat benih diatas permukaannya di letakan


ditempat persemaian yang sudah disediakan yang berada di

Greenhause.

Biasanya sering terdapat masalah seperti tanaman tidak

merata tingginya salah satunya pada tanaman selada. Hal ini secara

tidak langsung akan menurunkan produktivitas karena hanya

sebagian tanaman yang memenuhi kriteria untuk dipanen. Hal ini

di CV. Hijau Mulia memberlakukan seleksi benih atau bibit selada

yang akan ditanam yang akhirnya yang akan dipanen, agar mutu

produksi selada di CV. Hijau Mulia bermutu tinggi.

Gambar 2. Persemaian bibit selada Hidroponik

b. Pendekatan Proses Produksi

Pengendalian kualitas produksi yang dihasilkan perusahaan

tersebut lebih baik bila dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan proses produksi. Pendekatan proses produksi di CV.

Hijau Mulia antara lain :

1. Penyiapan Instalasi
Sebelum bibit selada dipindah keinstalasi hidroponik, hal

yang perlu dilakukan adalah pegontrolan instalasi hidroponik

terlebih dahulu. Sistem pompa dan selang/pipa yang tidak

lancar karena adanya lumut yang berada diinstalasi hidroponik

akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Listrik

dan air yang tidak tersedia menyebabkan kegagalan budidaya

jika dibiarkan dalam waktu lama. Pengotrolan instalasi

Hidroponik selalu dilakukan dari awal penanaman sampai masa

panen agar produksi yang dihasilkan sesuai yang diharapkan.

Pengontrolan instalasi yang dilakukan di CV. Hijau Mulia

sebelum ditanami benih selada biasanya dimulai dari

pembersihan netpot dan paralon yang digunakan untuk

mengalirkan air atau larutan nutrisi hidroponik.

Pembersihan netpot dan paralon dilakukan dengan cara

menyikat sampai bersih jamur atau lumut yang menempel pada

netpot dan paralon. Alat yang digunakan biasanya

menggunakan sikat gigi biasa, agar lebih mudah digunakan dan

dapat menjangkau sela-sela yang ada di netpot dan paralon.


Gambar 3. Pembersihan Netpot

2. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit penting dilakukan untuk

menjaga mutu sayur selada hidroponik di CV. Hijau Mulia.

Hama yang sering menyerang tanaman hidroponik adalah kutu

putih, kutu Aphid, siput, lalat pengorok daun dan semut. Jenis

penyakit pada tanaman hidroponik umumnya sama dengan

tanaman yang dibudidayakan di tanah. Penyebab penyakit

disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus yang ditularkan

melalui

vektor serangga ataupun penggunaan alat-alat tanam yang

terkontaminasi. Gulma bukan merupakan masalah karena

teknik hidroponik meminimalisir tumbuhnya gulma.

Pengendalian hama dan penyakit selama saya PKL di CV.

Hijau Mulia belum pernah dilakukan karena pada musim tanam

waktu itu sangat baik dan tidak ada munculnya hama dan

penyakit. Namun biasanya pengendalian hama dan penyakit


pernah dilakukan dengan cra penyemprotan pestisida.

Penyemprotan pstisida dilakukan jika terdapat hama saja,

namun bila terdapat hama 1 minnggu waktu panen

penyemprotan pestisida tidak dilakukan karena untuk menjaga

kualitas dan kesehatan sayur yang akan dikonsumsi.

3. Penyulaman

Penyulaman dilakukan di CV. Hijau Mulia bertujuan untuk

mengganti bibit selada yang tidak seragam tumbuhnya. Jika

penyulaman tidak dilakukan akibatnya selada yang dipanen

ukurannya tidak seragam dan sangat mempengarui hasil

produksi selada hidroponik di CV. Hijau Mulia. Penyulaman

tanaman dapat dilakukan pada umur tanaman 15 HST.

Gambar 4. Bibit Selada Yang Harus di Sulam

C. Pendekatan Pasca Panen Selada Hidroponik

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam penanganan pasca panen

selada hidroponik di CV. Hijau mulia diantaranya adalah :

1. Sortasi
Sortasi adalah penilaian hasil panen sesuai dengan kelasnya. Di

CV. Hijau Mulia Sortasi dilakukan berdasarkan keseragaman ukuran

dan kualitasnya. Sortasi pada tanaman selada dilakukan pada daun

yang mengalami kerusakan karena patah pada saat proses pemanenan

atau daun selada yang terserang oleh hama dan penyakit.

2. Perompesan (Trimming)

Perompesan yang dilakukan oleh CV. Hijau Mulia adalah proses

perapihan atau penataan daun selada yang tua, rusak, busuk atau

terserang organisme pengganggu tanaman. Daun yang dirompes

dibuang karena bisa menurunkan kualitas produk dan harga jual.

Sedangkan akarnya tidak dibuang, tetapi digulung dengan rapi untuk

menjada kesegaran sayuran.

Gambar 5. Daun Selada Hasil Perompesan

3. Penimbangan

Hasil panen selada hidroponik yang telah disortasi dan dirompes

kemudian ditimbang beserta akar dan rock wool. Sebaiknya berat

ditambahkan untuk mencegah penyusutan karena penguapan. Pada saat


penimbangan, juga dilakukan pemilihan tinggi tanaman yang seragam

untuk memudahkan proses pengemasan.

4. Pengemasan (Packing)

Pengemasan bertujuan untuk melindungi sayuran dari pengaruh

lingkungan seperti sinar matahari dan kelembaban, serta kerusakan

fisik. Pengemasan selada hidroponik di CV hijau Mulia dilakukan

dengan 2 teknik, karena permintaan dari konsumen atau pemesan

selada hidroponik di CV. Hijau Mulia.

1. Dengan menggunakan kardus, pengemasan ini dilakukan untuk

Hotel Hayt. Hotel Hayt menginginkan selada yang dipesan harus

dengan keadaan segar dan masih bisa ditanam lagi sehingga selada

yang di packing masih dengan netpot. Packing dengan kardus

dilakukan dengan cara selada ditata didalam kardus dengan hati-

hati agar batang selada tidak patah, setelah itu kardus ditutup

dengan plastic putih.

2. Dengan menggunakan kantong plastik yang berukuran besar.

Packing ini dilakukan untuk konsumen yang jarak pengirimannya

tidak jauh dari CV. Hijau mulia. Teknik ini masih cukup aman

menjaga kualitas selada hidroponik.


Gambar 6. Packing Selada Dengan Kardus

Gambar 7. Packing selada Dengan kantong Plastik

5. Destroy (Penghancuran)

Di CV. Hijau Mulia Hasil panen tanaman berlebihan secara

kuantitas akan dihancurkan. Hal tersebut bertujuan untuk memutus

siklus domino atau permainan kecurangan. Perlakuan ini tidak akan

mengakibatkan pelaku rugi. Adapun perlakuan lain yaitu dimanfaatkan

untuk pupuk bokasi.


BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
1. CV. Hijau Mulia adalah perusahaan yang bergerak di bidang budidaya

selada Hidroponik. Pengendalian mutu (quality control) dilakukan

sejak pemilihan bahan baku, proses produksi selada hidroponik,

perlakuan pasca panen dan sampai ketangan konsumen.


2. Pengontrolan Mutu Selada Hidroponik dilakukan di CV. Hijau Mulia

untuk memperoleh produksi Selada yang bermutu tinggi dan sehat

untuk dikonsumsi.

2. Saran

1. Pengendalian mutu (quality control) yang dilakukan hendaknya

dipertahankan dan ditingkatkan untuk menjamin kualitas yang

dihasilkan. Kualitas produk selada yang dihasilkan memerlukan

pengendalian mutu sejak pemilihan bibit selada, benih yang ditanam,

selada yang dipanen, pengontrolan instalasi, pengendalian hama dan

penyakit dan packing atau pengemasan selada hidroponik yang akan di

kirim kekonsumen.

2. Perlu ditingkatkan lagi komunikasi diantara karyawan kebun dengan

karyawan produksi serta bagian pengawasan mutu produksi. Sehingga

tujuan tiap proses produksi dapat tercapai dan kualitas mutu produk

dapat dipertahankan serta ditingkatkan.


DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, hilda. 2010, Magang di pt rumpun sari kemuning i ngargoyoso


karanganyar (quality cntrol). Universitas Sebelas Maret.

Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Hanum dan Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional.
Herwibowo dan Budiana. 2014. Hidroponik Sayuran untuk Hobi dan Bisnis. Penebar
Swadaya. Cibubur.
Indriasti, Ratna. 2013. Analisis Usaha Sayuran Hidroponik pada PT Kebun Sayur
Segar Kabupaten Bogor.61 hal.
Kotler, P dan Amstrong, G. 2002. Dasar – Dasar Pemasaran. Prenhallindo : Jakarta
Mas’ud Effendi, 2011.Biaya Produksi. Bandung

Assauri, Sofjan 2008. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Jay Heizer, Barry Render, 2005. Operation Management, Edisi 7. Prentice Hall, New
Jersey.

Schroeder, Roger G., 2000. Operations Management: Contemporary Concepts and


Cases, International Edition, Mc Graw-Hill Companies, Inc., Boston.

Handoko, Hani, 1993. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan operasi, cetakan


ketujuh, Yogyakarta : BPFE
.
J.M. Juran, 1993 Quality planning and analysis, communityncare networks, Chicago

W. Edward Deming, 1982, Guide to Quality control. Cambirdge : Massachussetts.

Institute Of Technology

Davisd L.Goetsch & Stanley B. Davis, 1994. Quality Management for Production,

Processing, and Service


Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER DATA PRIMER QUALITY CONTROL SELADA


HIDROPONIK
DI CV.HIJAU MULIA KABUPATEN SLEMAN
YOGYAKARTA

Oleh: Hermawan

A. Pendahuluan

Assalamu’alaikum Wr. Wb,

Pada kesempatan ini izinkanlah penulis untuk memberikan beberapa

daftar pertanyaan kepada Bapak/Ibu/Sdr, diharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr

untuk mengisi pertanyaan tersebut. Jawaban dari pertanyaan tersebut

merupakan informasi yang sangat penting bagi penulis sebagai data penelitian

dalam rangka penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul

“quality control selada hidroponik di CV. Hijau Mulia”. Penulis mengharapkan

Bapak/Ibu/Sdr dapat mengisi jawaban sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Semua kerahasiaan atas jawaban yang diberikan akan terjaga. Apabila terdapat

kata-kata yang kurang berkenan di hati Bapak/Ibu/Sdr penulis memohon maaf

yang setulus-tulusnya.Penuliis mengucapkan terima kasih banyak atas

perhatian dan kerjasamanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb,


B. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Jabatan :

No Telp :

Pendidikan Terakhir :

C. Kuesioner Manager Perusahaan

1. Apa visi dan misi CV. Hijau Mulia?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

2. Bagaimana sejarah berdirinya CV. Hijau Mulia?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

3. Bagaimana struktur organisasi CV. Hijau Mulia?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

4. Berapakah jumlah semua karyawan di CV. Hijau Mulia ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................
5. Berapakah jumlah pegawai menurut jenis kelamin di CV. Hijau Mulia?

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Pria

2 Wanita

Jumlah

6. Berapakah jumlah pegawai menurut pendidikan di CV. Hijau Muia?

No Pendidikan Jumlah

1 SD

2 SMP

3 SMA/SMK

4 Perguruan Tinggi

Jumlah

7. Siapakah pemilik saham dari CV. Hijau Mulia ?

..............................................................................................................

..............................................................................................................

8. Bagaimana pemilik saham memperoleh modal untuk keberlanjutan

perusahaan tersebut ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................
9. Bagaimana peran pemerintah/ dinas pertanian/ dinas terkait terhadap CV.

Hijau Mulia ?

...........................................................................................................

D. Kuesioner Kepala Bagian Quality Control

1. Adakah SOP secara tertulis, jika ada mencakup apa aja ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

2. Ada berapa karyawan pada bagian quality control, apa tugas masing-

masing bagian tersebut ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

3. Apa saja yang menjadi kriteria penilaian mutu bahan baku produk?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

4. Berapa toleransi yang diberikan terhadap kriteria kualitas agar produk siap

dipasarkan?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

5. Adakah perlakuan sortasi dan grading dalam proses produksi?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

6. Bagaimana sistem pengawasan mutu yang diterapkan dalam produk selada

hidroponik?
...........................................................................................................

...........................................................................................................

7. Bagaimana kebijakan perusahaan jika terjadi ketidaksesuaian standar mutu

bahan baku produk?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

8. Bagaimana proses produksi selada hidroponik di CV. Hijau Mulia ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

9. Bagaimana sistem penyimpanan selada hidroponik agar tetap terjaga

kualitasnya ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

10. Adakah target yang berhubungan dengan mutu yang belum tercapai ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

E. Kuesioner Divisi Produksi

Tahap I. Penyiapan Media Tanam

1. Bahan / media tanam yang digunakan di CV. Hijau Mulia ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

2. Unsur hara / nutrisi / pupuk yang digunakan di CV. Hijau Mulia ?

...........................................................................................................
3. Berapa dosis nutrisi yang digunakan dalam budidaya selada CV. Hijau

Mulia ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

4. Diperoleh dari mana bahan media tanam untuk budidaya selada hidroponik

di CV. Hijau Mulia ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

Tahap II. Proses Produksi (Usaha Tani )

1. Bagaimana cara menanam selada yang dilakukan di CV. Hijau Mulia ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

2. Bagaimana cara perawatan selada hidroponik yang dibudidayakan di CV.

Hijau Mulia ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

3. Bagaimana cara pemanenan selada hidroponik di CV. Hijau Mulia ?

...........................................................................................................

...........................................................................................................
Tahap III. Pasca Panen

1. Bagaimana cara grading antara produk selada yang sesuai standar dan tidak

standar di CV. Hijau Mulia ?

................................................................................................................

................................................................................................................

2. Bagaimana perlakuan setelah grading CV. Hijau Mulia ?

................................................................................................................

................................................................................................................

3. Bagaimana cara pengemasan produk selada hidroponik di CV. Hijau Mulia?

................................................................................................................

................................................................................................................

Tahap IV. Sanitasi

1. Bagaimana proses sanitasi yang dilakukan dalam budidaya selada

hidroponikyang dilakukan di CV. Hijau Mulia ?

................................................................................................................

................................................................................................................

2. Adakah sanitasi pada pekerja diproses produksi dan packing selada

hidroponik di CV. Hijau Mulia ?

................................................................................................................

................................................................................................................
Lampiran 2. Catatan Harian Kegiatan

CATATAN HARIAN KEGIATAN


PRAKTIK KERJA LAPANGAN MAHASISWA FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

Nama : Hermawan
NIM : 172310004
Program Studi : Agribisnis
Nama dan Tempat : CV. Hijau Mulia Kabupaten Sleman
Praktik Kerja Lapangan Yogyakarta

No Tanggal Kegiatan Paraf

9
10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26
27

28

Yogyakarta, Februari 2020

Mengesahkan
Pembimbing Lapangan Mahasiswa Magang

Hermawan
Lampiran 3. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Anda mungkin juga menyukai