KELOMPOK 2
SIKLUS PENGELUARAN
PEMBELIAN DAN
PENGELUARAN KAS
AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Nasruddin (1892141026)
Muhammad Rafly Awaluddin (1892142002)
Selvi widianingsih (1892142006)
Nurpah Alpriani (1892142010)
Andi Syarifah Syahrayni (1892142014)
Husnul Khatimah (1892142018)
Yuliana M (1892142022)
Reza Amanda (1892142026)
Nur Fadiah (1892142030)
Surya Saputra (1892142034)
Andi Nur Reskyani Mustafa (1892142038)
Hafshah Zainuddin (1892142042)
Elsamawati Putri Pratama (1892142046)
KATA PENGANTAR
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………...............i
Daftar Isi……………………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
1.3 Tujuan………………………………………………………………………......1
Bab II Pembahasan
2.3 Penerimaan………………………………………………………………….…
11
2.5 Pengeluaran
Kas……………………………………………………………….15
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..
…18
3.2 Saran………………………………………………………………………..…18
Daftar Pustaka……………………………………………………………………..19
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan total biaya
perolehan dan pemeliharaan persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang
2
diperlukan perusahaan untuk berfungsi. Untuk mencapai tujuan tersebut,
manajemen harus membuat keputusan penting sebagai berikut.
3
Proses
Seperti kebanyakan organisasi besar, AOE (Alpha Omega Electronics)
menggunakan system ERP. Berikut ini table yang menunjukan porsi dari system
ERP yang mendukung aktivitas bisnis siklus pengeluaran AOE:
4
Ancaman dan Pengendalian
Ancaman umum pertama adalah data induk yang tidak akurat atau tidak
valid. Kesalahan dalam data induk pemasok dapat menyebabkan pemesanan dari
pemasok yang tidak disetujui, pembelian bahan baku yang kualitasnya inferior
(rendah), pengiriman yang tidak tepat waktu, pengiriman pembayaran ke alamat
yang salah, dan penipuan pembayaran ke pemasok fiktif Berikut ancaman dan
pengendalian dalam siklus pengeluaran:
5
Tabel diatas menunjukan bahwa salah satu cara (pengendalian 1.1) untuk
menanggulangi ancaman atas data induk yang tidak akurat atau tidak valid adalah
menggunakan pengendalian integritas pemrosesan data yang dijelaskan di bab 10.
Ini juga penting untuk membatasi akses data induk siklus pengeluaran dan
mengonfigurasi system sehingga hanya pegawai berwenang yang dapat membuat
perubahan atas data induk (pengendalian 1.2). Tabel tersebut juga mengindikasikan
bahwa sebuah pengendalian detektif yang penting adalah untuk secara teratur
menghasilkan sebuah laporan atas seluruh perubahan untuk data induk dan
meninjaunya untuk memverifikasi bahwa database tetap akurat (pengendalian 1.3).
Ancaman umum kedua adalah pengungkapan yang tidak diotorisasi atas
informasi sensitive, seperti informasi perbankan mengenai pemasok dan diskon
harga khusus yang ditawarkan oleh pemasok yang dipilih.
6
Meskipun demikian, kesalahan entri data dapat menyebabkan catatan
persediaan perpetual yang tidak akurat karena pengetik ahli juga membuat
kekeliruan. Oleh karena itu diperlukan penggunaan teknologi informasi untuk
mengeliminasi kebutuhan bagi entri data manual agar dapat meningkatkan
ketepatan pencatatan persediaan perpetual.
Pemberian kode batang adalah salah satu opsi, tetapi ini bukanlah yang
paling ampuh. Kesalahan masih dapat terjadi jika pegawai berupaya untuk
menghemat waktu dengan memindai satu barang dan kemudian memasukkan
kuantitas secara manual.
Meletakkan label RFID kemasing-masing produk dapat mengeliminasi
masalah yang baru saja didiskusikan karena pembaca secara otomatis mencatat
seetiap barang. Teknologi ini terbilang efisien dari pada kode batang karena tidak
perlu bagi manusia untuk menyelaraskan kode batang pada produk dengan dengan
pembaca. Meskipun demikian, teknologi RFID lebih mahal dibandingkan kode
batang dan tidak dapat digunakan untuk setiap jenis produk.
Penting juga untuk menghitung persediaan barang ditangan secara periodik
dan menyelidiki sikap ketidakpuasan antara hitungan tersebut dan catatan
persediaan perpetual. Satu-satu perhitungan persediaan fisik tahunan umunya tidak
akan cukup untuk memelihara catatan persediaan secara akurat, terutama pada
sistem MRP dan JIT. Sebaliknya, analisis biaya ABC seharusnya digunakan untuk
mengklasifikasikan barang berdasarkan kepentingannya. Barang yang paling
penting (barang A) seharusnya dihitung paling sering, dan barang yang paling
kurang penting (barang C) dapat dihitung tidak sering. Jika perhitungan interim
tersebut dapat mengungkapkan diskrepansi yang signifikan dengan catatan
persediaan, perhitungan komprehensif atas seluruh persediaan harus segera
dilakukan.
Ancaman lainnya adalah pembelian barang yang saat ini tidak diperlukan.
Catatn persediaan perpetual yang akurat memastikan validitas permintaa
pembelian yang dihasilkan sistem pengendalian persediaan secara otomatis. Para
penyedia perlu meninjau dan menyetujui permintaan pembelian. Yang dimulai dari
masing-masing pegawai. Sebuah masalah terkait adalah berbagai pembelian barang
yang sama oleh sub-unit yang berbeda dari perusahaan. Akibatnya, perusahaan
mungkin menyimpan persediaan yang lebih besar dibandingkan dengan persediaan
yang diinginkan dan mungkin akan gagal dalam memanfaatkan diskon volume
yang
7
tersedia. Sebuah fungsi dan pembelian tersentralisasi menanggulangi ancaman
semacam ini.
Memilih Pemasok
Setelah kebutuhan untuk membeli telah diidentifikasi, langkah selanjutnya
adalah memilih pemasok. Para agen pembeli (terkadang disebut sebagai pembeli)
biasanya menjalankan tugas ini.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika memilih pemasok:
• Harga
• Kualitas bahan baku
• Keandalan dalam pengiriman
Perlu diperhatikan bahwa mengevaluasi pemasok yang tepat melibatkan
lebih dari sekedar membandingkan harga. Perusahaan juga mengeluarkan biaya,
seperti pengerjaan ulang dan bahan yang tersisa setelah produksi (scrap), terkait
dengan kualitas dari produk yang dibeli.
Setelah pemasok telah dipilih bagi sebuah produk, identitas pemasok harus
menjadi bagian dari catatan induk persediaan produk untuk menghindari
pengulangan proses pemilihan pemasok untuk setiap pesanan selanjutnya. Sebuah
daftar pemasok alternatif potensial bagi setiap barang seharusnya juga dipelihara,
untuk mengantisipasi bila pemasok utama kehabisan stok barang yang dibutuhkan.
Pesanan pembelian (purchase order) adalah dokumen atau formulir
elektronik yang secara formal meminta pemasok untuk menjual dan mengirimkan
produk tertentu pada harga yang ditentukan. Ini juga merupakan sebuah janji untuk
membayar dan menjadi sebuah kontrak setelah pemasok menerimanya. Pesanan
pembelian mencakup nama pemasok dan agen pembelian, tanggal pesanan dan
pengiriman yang diminta, lokasi pengiriman dan metode pengiriman, serta
informasi mengenai barang yang dipesan. Seringkali, beberapa pesanan pembelian
dihasilkan untuk mengisi satu permintaan pembelian, karena vendor yang berbeda
mungkin menjadi pemasok yang ditunjuk untuk berbagai barang yang diminta.
Kuantitas yang dipesan mungkin juga berbeda dari yang di minta, untuk
mengizinkan pembeli mengambil manfaat dari diskon kuantitas.
8
Pesanan pembelian selimut (blanket purchase order) atau pesanan
menyeluruh adalah sebuah komitmen untuk membeli barang tertentu pada harga
yang telah ditentukan dan pemasok tertentu untuk jangka waktu yang telah
ditetapkan, seringnya setahun. Pesanan pembelian selimut mengurangi
ketidakpastian dari pembeli mengenai sumber bahan baku yang dapat diandalkan
dan membantu pemasok merencanakan kapasitas dan operasinya dengan lebih
efektif.
Pemicu biaya besar dalam fungsi pembelian adalah jumlah pesanan
pembelian yang diproses. Oleh karena itu, menemukan cara untuk mengurangi
jumlah pesanan yang diproses dan mempersingkat langkah-langkah yang terlibat
dapat menghasilkan penghematan yang signifikan. Penggunaan EDI adalah salah
satu cara untuk meningkatkan proses pembelian. EDI mengurangi biaya dengan
mengeliminasi pekerjaan klerikal yang terkait dengan mencetak dan mengirimkan
dokumen kertas. Waktu antara mengenali kebutuhan untuk memesan kembali
sebuah barang dan selanjutnya menerimanya juga dapat dikurangi. Akibatnya,
risiko dari kehabisan stok akan berkurang, yang dapat meningkatkan profitabilitas
secara signifikan.
Sebuah program vendor-managed inventory (VMI-persediaan vendor yang
dikelola) secara esensial mengalihdayakan sebagian besar pengendalian persediaan
dan fungsi pembelian: Para pemasok diberi akses terhadap data penjualan dan
persediaan dan diotorisasi secara otomatis untuk mengisi kembali persediaan
ketika stok jatuh pada titik pemesanan ulang yang telah ditentukan. Persetujuan ini
memotong biaya penyimpanan dengan mengurangi jumlah persediaan di tangan
dan menurunkan biaya pemrosesan dengan mengeliminasi kebutuhan untuk
menghasilkan dan mempertukarkan pesanan pembelian formal.
Pelelangan terbalik (reverse auction) menyediakan teknik lain untuk
mengurangi biaya yang terkait pembelian. Dalam pelelangan terbalik, para
pemasok bersaing dengan satu sama lain untuk memenuhi permintaan pada harga
terendah. Meskipun pelelangan terbalik dapat menghasilkan penghematan biaya
yang signifikan, karena fokus utamanya adalah pada harga, pelelangan ini mungkin
paling cocok untuk membeli barang komoditas dibandingkan komponen penting
yang berkualitas, keandalan vendor, dan kinerja pengirimannya sangat penting.
Salah satu cara untuk mengurangi biaya yang terkait pembelian lainnya
adalah melakukan audit pre-award. Audit pre-award biasanya digunakan untuk
pembelian besar yang melibatkan tawaran formal oleh pemasok. Audit pre-award
biasanya
9
mengidentifikasi kesalahan matematis sederhana dalam formula pemberian harga
yang rumit dan diskrepansi lain, ketika dikoreksi, yang dapat memberikan
penghematan yang cukup. EDI, vendor-managed inventory, pelelangan terbalik,
dan audit pre-award adalah teknik-teknik untuk mengurangi biaya terkait
pembelian bahan baku dan persedian barang jadi.
Ancaman Pengendalian
Ada lima ancaman untuk menempatkan pesanan dengan pemasok. Salah
satunya melibatkan pembelian barang pada harga yang melambung. Biaya
komponen yang dibeli menunjukan sebuah porsi substansial dari total biaya
beberapa produk yang diproduksi.
Anggaran juga membantu dalam mengendalikan biaya pembelian.
Pembelian seharusnya dibebankan pada sebuah rekening yang merukapan
tanggung jawab dari seorang atau departemen yang menyutujui permintaan. Dalam
upaya untuk dalam mendapatkan harga yang mungkin terendah, ancaman lainnya
adalah membeli produk berkualitas inferior. Terlebih lagi, biaya scrap pengerjaan
ulang sering menghasilkan biaya total produksi yang lebih tinggi dibandingkan jika
bahan baku berkualitas tinggi dan lebih mahal yang telah dibeli sebelumnya.
Salah satu cara untuk mengurangi resiko masalah dengan ketergantungan
pemasok adalah mensyaratkan pemasok tersebut memiliki sertifikat dengan
memenuhi standar kualitas internasional, seperti ISO 9000. Pembelian dari
pemasok tidak diotorisasi dapat menghasilkan berbagai masalah. Berbagai
badanpemerintah, seperti Office of Foreign Asset Control dan Bureau of Industry
and Security dalam departemen perdagangan, memelihara daftar individu dan
perusahaan dengan siapa itu illegal untuk bertransaksi bisnis dengannya.
Menggunakan EDI untuk pesanan pembelian memerlukan prosedur
pengendalian tambahan. Akses ke sistem EDI seharusnya dikendalikan dan
dibatasi ke personel yang diotorisasi melalui penggunaan kata sandi, ID pengguna,
matriks control akses, dan pengendalian akses fisik.
Beberapa ancaman terkait kebijakan juga timbul dengan EDI, yang masing-
masing harus ditutupi dalam perjanjian perdagangan. Contoh dari jenis isu ini
termasuk sebagai berikut :
10
· Pada titik proses apa pesanan dapat dibatalkan?
· Pihak mana yang bertanggung jawab untuk biaya
pengiriman kembali jika syarat kontak tersebut tidak
diikuti?
· Pihak mana yang bertanggung jawab untuk kesalahan
dalam kode batang, tag RFID dan label?
· Apa yang terjadi jika kesalahan dalam sistem
penjualan perusahaan pembelian menyebabkan
kesalahan tambahan dalam jumlah barang yang
disediakan pemasok?
Dapatkah pemasok mengirimkan lebih banyak persediaan dari pada yang
dipesan jika dengan melakukannya mengurangi biaya total biaya pengiriman
karena ini menghasilkan muatan truk penuh, bukannya sebagian?
Penyuapan ( kicksbacks), yang merupakan hadiah dari pemasok kea gen
pembelian untuk tujuan mempengaruhi proses pilihan mereka mengenai pemasok,
adalah ancaman yang lainnya. Rotasi pekerjaan adalah pekerjaan pengendalian
penting lainnya untuk mengurangi resiko atas penyuapan.
2.3.Penerimaan
Aktivitas bisnis besar kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan
dan penyimpanan atas barang yang dipesan.
Proses
Audit pemasok mungkin salah satu alat terbaik untuk menilai efektivitas dari
pengendalian siklus pengeluaran. Tujuannya adalah untuk mengindentifikasi
pemasok yang cenderung terkait dengan masalah penyuapan. Bendera merah yang
mengindikasikan masalah potensi termasuk:
1. Presentase besar atas penjualan kotor pemasok adalah untuk
perusahaan yg menjalankan audit pemasok.
2. Metode penetapan harga pemasok berbeda dari prakti industry
standar.
3. Pemasok tidak memiliki peralatan yg ia sewa tetapi ia sendiri
menyewakan peralatan tersebut dari pihak ketiga
11
4. Biaya hiburan tinggi dalam hal persentase dari penjualan kotor
pemasok tersebut.
5. Pemasok mengirimkan faktur pihak ketiga yang diubah atau fiktif.
6. Alamat pemasok dalam fakturnya fiktif.
Laporan penerimaan ( receiving report ) mendokumentasikan detail-detail
mengenai setiap pengiriman, termasuk tanggal yg diterima, pengirim pemasok, dan
nomor pesanan pembelian.
Tiga pengecualian yg mungkin terhadap proses ini adalah (1) menerima
kuantitas barang yang berbeda dari jumlah yang dipesan, (2) menerima barang
rusak atau, (3) menerima barang berkualitas infrerior yang gagal inspeksi. Memo
debit (debit memo) mencatat penyesuaian yang diminta. Satu salinan memo debit
dikirimkan pemasok, yang berikutnya membuat dan mengembalikan sebuah memo
kredit dalam pengakuan.
Ancaman dan Pengendalian
Menerima pengiriman barang yang tidak dipesan menghasilkan biaya-biaya
terkait dengan pembongkaran, penyimpanan, dan kemudian pengembalian barang-
barang tersebut. Prosedur pengendalian terbaik untuk menanggulangi ancaman ini
adalah mengintruksikan departemen penerimaan untuk menerima hanya
pengiriman yang ada dalam pesanan pembelian yang disetujui.
Ancaman lain adalah membuat kesalahan dalam menghitung barang yang
diterima. Menghitung dengan benar kuantitas yang diterima sangat penting untuk
memelihara catatan persediaan perpetual yang akurat. Ini juga memastikan bahwa
perusahaan membayar hanya barang-barang yg benar diterima. Untuk mendorong
petugas penerimaan agar tepat menghitung apa yang dikirimkan, banyak
perusahaan yang mendisain sistem pemrosesan permintaan sehingga ketika
meninjau pesanan pembelian terbuka, para pekerja dok penerimaan tidak melihat
kuantitas yang dipesan.
Prosedur-prosedur yang berbeda diperlukan untuk untuk mengembalikan
pembelian dan jasa, seperti pekerjaan pengecatan dan pemeliharaan. Tantangan
besar dalam area ini adalah menetapkan bahwa jasa ini benar-benar dijalankan ,
yang mungkin sulit. Sebagai contoh, inspeksi visual dapat mengindikasikan apakah
sebuah ruangan sudah dicat; ini tidak mengungkap, meski demikian, apakah
tembok dengan layak diberi cat dasar, kecuali inspeksi dilakukan selama proses
pengecatan,
12
yang mungkin tidak selalu memungkinkan.
Salah satu cara untuk mengendalikan pembelian jasa adalah menahan
penyelia yang sesuai agar bertanggung jawab atas seluruh biaya yang dikeluarkan
departemen tersebut. Sulit untuk mencegah penagihan yang curang bagi jasa. Oleh
karena itu, pengendalian detektif juga diperlukan. Salah satu teknik yang paling
efektif adalah bagi fungsi audit internaluntuk menjalankan tinjauan menditail
secara periodic atas jasa , termasuk audit catatan pemasok.
Pencurian persediaan adalah ancaman yang lainnya. Beberapa prosedur
pengendalian dapat digunakan untuk mengamankan persediaan terhadap
kehilangan. Pertama, persediaan seharusnya disimpan secara aman dengan akses
yang terbatas. Kedua, seluruh transfer persediaan dalam perusahaan seharusnya
didokumentasikan. Ketiga, penting untuk menghitung persediaan di tangan secara
periodik dan merekonsiliasi perhitungan tersebut dengan persediaan.
14
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
SIA Adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan,
mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan
pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak eksternal (pajak, investor,
kreditor) dan pihak internal ( manajemen, karyawan, pemilik)
Siklus ini mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran dalam bentuk uang tunai.
Siklus pengeluaran di perlukan untuk setiap Perusahaan karena mempunyai tujuan
sebagai berikut yaitu: 1) Menjamin barang dan jasa yang dipesan sesuai dengan
yang dibutuhkan. 2) Menerima barang dalam kondisi baik. 3) Mengamankan
barang hingga dibutuhkan. 4) Menentukan faktur yang berkaitan barang dan jasa
dengan benar. 5) Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran dengan tepat. 6)
Mengirimkan uang ke pemasosk yang tepat. 7) Menjamin semua pengeluaran kas
berkaitan dengan pengeluaran yang telah diijinkan. 8) Mencatat dan
mengklasifikasikan pengeluaran kas dengan tepat dan akurat.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk
pembelajaran kedepannya. Kami harap ada perbaikan lebih terhadap isi dan konten
dari makalah ini.
18
Daftar Pustaka
https://purnamiap.blogspot.com/2017/01/makalahsiklus-pengeluaran-pembelian-
dan.html
http://lautanhidupku.blogspot.com/2013/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://anyacallista.blogspot.com/2018/11/bab-13-siklus-pengeluaran-pembelian-
dan.html
http://monicaganda.blogspot.com/2012/04/siklus-pengeluaran-kas.html
buku cetak sistem akuntansi akuntansi
19