Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SIKLUS KONVERSI

Disusun Oleh:

1.Dinda Salsanabila (C1C018110)

2. Sindy Friyanti (C1C018109)

3. Niken Dwi Rahmadenti (C1C018112)

4. Lili Lestari (C1C018131)

Dosen pengampuh :

Dr. Irwansyah,S.E.,M.Si.Ak.,C.A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Siklus Konversi.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapakDr. Irwansyah,S.E.,M.Si.Ak.,C.A. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Sistem Informasi Akuntansi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Irwansyah,S.E.,M.Si.Ak.,C.Ayang


telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bengkulu , 01Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………….4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………4

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………….4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Siklus Konversi…………………………………………………………….……5

2.2 Perusahaan Kelas Dunia…………………………………………………………………….5

2.3 Lingkungan Manufaktur Tradisional………………………………………………………..5

2.4 Lingkungan Manufaktur Kelas Dunia………………………………………………………9

2.5 Implikasi Untuk Akuntansi Dan Sistem Informasi Akuntansi……………………………..14

2.6 Sistem Informasi Kelas Dunia……………………………………………………………...18

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………20

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan
yang begitu pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan
dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk
mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting
untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, pengelolaan sistem
informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Oleh karena bentuk operasional
perusahaan yang beragam, maka sasaran sistem informasi akuntansi juga beragam bentuknya.
Dalam perusahaan siklus konversi merupakan bagian yang penting demi mendukung
kemajuan perusahaan dalam meningkatkan keunggulan kompetitif. Siklus konversi
perusahaan  mengubah berbagai sumber daya input, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan
overhead, menjadi produk jadi atau jasa untuk dijual. Siklus konversi tersebut adalah yang paling
formal dan tampak jelas dalam perusahaan manufaktur.
Perbedaan dalam praktik ini, dibagi menjadi empat bagian besar. Bagian pertama
menggambarkan secara umum berbagai karakteristik perusahaan kelas dunia. Bagian kedua
menjelaskan lingkungan manufaktur radisional. Bagian ketiga berkaitan dengan lingkungan
manufaktur kelas dunia. Bagian ini disajikan berbagai asumsi, filosofi, tujuan, dan teknologi
yang penting, yang berkaitan dengan kelas dunia. Bagian keempat ini akan dilihat bagaimana
persaingan kelas dunia memengaruhi berbagai perubahan dalam teknik akuntansi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu siklus konversi?
1.2.2 Apa itu perusahaan kelas dunia?
1.2.3 Bagaimana siklus konversi dalam lingkungan manufaktur tradisional?
1.2.4 Bagaimana siklus konversi dalam lingkungan manufaktur kelas dunia?
1.2.5 Apa saja implikasi untuk akuntansi dan sistem informasi akuntansi?
1.2.6 Bagaimana itu sistem informasi kelas dunia?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Mengetahui pengertian siklus konversi
1.3.2 Mengetahui apa itu perusahaan kelas dunia
1.3.3 Mengetahui bagaimana siklus konversi dalam lingkungan manufaktur tradisional
1.3.4 Mengetahui siklus konversi dalam lingkungan manufaktur kelas dunia
1.3.5 Mengetahui apa saja implikasi untuk akuntansi dan sistem informasi akuntansi
1.3.6 Mengetahui bagaimana itu sistem informasi kelas dunia

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Siklus Konversi

Siklus Konversi adalah sekelompok kegiatan berulang pada aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan data yang berhubungan dengan pengkonversian sumber daya input, seperti bahan
baku, tenaga kerja, dan overhead menjadi barang jadi atau jasa untuk dijual (Romney, Steinbart,
Cushing, 1997). Siklus konversi berisi transaksi yang benar-benar ada ketika input diubah
menjadi barang atau pelayanan dapat dijual. Proses yang digunakan dalam siklus konversi adalah
bahan, tenaga kerja, dan ongkos eksploitasi.

2.2 Perusahaan Kelas Dunia


            Perusahaan kelas dunia adalah perusahaan yang telah mencapai standar tinggi dan telah
mengalami perubahan fundamental dari bentuk serta manajemen tradisional. Mencapai kelas
dunia membawa implikasi signifikan bagi akuntansi dan sistem informasi akuntansi. Inforrnasi
tradisional tidak cukup mendukung kebutuhan kelas dunia, sehingga perusahaan ini
membutuhkan berbagai metode akuntansi baru dan sistem informasi baru yang:
1. Menunjukkan apa saja hal yang menjadi perhatian pelanggan (seperti kualitas dan
layanan).
2. Mengidentifikasikan berbagai produk yang menguntungkan.
3. Mengidentifikasi pelanggan yang menguntungkan.
4. Mengidentifikasikan berbagai peluang untuk perbaikan operasional dan produk.
5. Mendorong adopsi aktivitas serta proses bernilai tambah dalam perusahaan dan
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah.
6. Secara efisien mendukung berbagai pengguna melalui informasi keuangan dan
nonkeuangan.

2.3 Lingkungan Manufaktur Tradisional

5
            Siklus konversi tradisional terdiri atas dua subsistem yaitu sistem produksi dan sistem
akuntansi biaya. Dalam lingkungan manufaktur tradisional kedua subsistem ini cenderung
terpisah tidak terintegrasi. Oleh karenanya kedua akan dibahas secara terpisah.

2.3.1 Sistem Produksi


            Sistem produksi memlibatkan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian fisik selama
proses produksi. Tergantung dari produk apa yang diproduksi, perusahaan akan menggunakan
salah satu dari berbagai metode produksi berikut ini :
1. Pemrosesan berkelanjutan 
Membuat produk yang sama melalui rangakaian berkelanjutan berbagai prosedur
standar. Perkiraan penjualan bersama dengan informasi tingkat persediaan saat ini adalah
pemicu proses ini.
2.  Pemrosesan Batch
 Menghasilkan berbagai kelompok (batch) yang berbeda. Tiap barang
dalam batch hamper sama, yaitu membutuhkan bahan baku serta operasi yang sama.
Mekanisme pemicu proses ini adalah kebutuhan untuk mempertahankan tingkat
perssediaan barang jadi sesuai prediksi kebutuhan pelanggan.
3. Pemrosesan berdasarkan pesanan
  Melibatkan pembuatan berbagai produk yang berbeda sesuai dengan spesifikasi
pelanggan. Proses ini diawali oleh pesanan penjualan, bukan oleh tingkat persediaan yang
menurun.

Dokumen dalam Sistem Pemrosesan Batch


            Dokumen yang paling umum dalam sistem pemrosesan batch adalah
1. Prakiraan penjualan ( sales forecast  ) menunjukkan perkiraan permintaan barang
jadi perusahaan dalam suatu periode tertentu.
2. Jadwal produksi ( production schedule ) adalah rencana dan otorasi formal untuk
memulai produksi. Dokumen ini menjelaskan berbagai produk yang akan dibuat,
jumlah yang akan diproduksi dalam tiap batch, serta jadwal produksi untuk memulai
serta menyelesaikan produksinya.

6
3. Daftar kebutuhan bahan baku ( bill of material – BOM ) menspesifikasikanberbgai
jenis dan bahan baku serta berbagai sub perakitan yang digunakan untuk proses
produksi sebuah unit barang jadi.
4. Lembar proses kerja ( route sheet ) menunjukkan alur produksi suatu batch  produk
yang harus diikuti selama proses produksi. Biasanya menspesifikasikan urutan
operasi ( mesin atau perakitan ) sertawaktu standar yang dialokasikan untuk tiap
pekerjaan.
5. Perintah kerja, atau perintah produksi ( work order/production order ) dibuat
berdasarkan BOM dan lembar proses kerja untuk menspesifikasikan bahan baku dan
produksi untuk tiap batch.
6. Lembar perpindahan mencatat pekerjaan yang dilakukan di tiap tempat kerja dan
mengotorisasi perpindahan suatu batch ke tempat kerja berikutnya.
7. Permintaan bahan baku ( material requisition  ) mengotorisasikan karyawan
gudang untuk mengeluarkan bahan baku ( dan subperakitan ) ke orang-orang atau
tempat kerja dalam proses produksi.

Model EOQ
Tujuan dari pengendalian ini adalah untuk meminimalkan biaya persediaan dengan tetap
memastikan bahwa terdapat persediaan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi
permintaan saat ini. Berbagai model persediaan yang digunakan untuk mencapai tujuan ini dapat
membantu menjawab dua pertanyaan dasar:
1. Kapan sharusnya persedian dibeli?
2. Seberapa banyak persediaan yang harus dibeli?
Model persediaan yang paling sederhana dan umum dipakai adalah model EOQ
( Economic Order Quantity ). Akan tetapi model EOQ didasarkan pada asumsi yang tidak selalu
mencerminakan kenyataan ekonomi, asumsi-asumsi tersebut :
a. Permintaan produk konstan dan diketahui secara pasti.
b. Waktu tunggu ( waktu antara memasukkan pesanan persediaan hingga kedatangannya )
diketahui dan konstan.
c. Semua persediaan yang dipesan tiba pada saat yang sama.

7
d. Biaya total pertahun untuk memesan adalah dapat bervariasi dan menurun sejalan dengan
peningkatan jumlah pesanan.
e. Biaya total per tahun untuk menyimpan persediaan (biaya penggudangan) adalah biaya
yang bervariasi yang akan meningkatkan sejalan dengan peningkatan jumlah yang
dipesan.
f. Tidak ada diskon jumlah. Oleh karenanya, harga total pembelian persediaan untuk tahun
terkait adalah konstan.

Parameter penting dalam model ini adalah biaya penggudangan dan biaya pemesanan.

2.3.2 Sistem Akuntansi Biaya


Siklus akuntansi biaya dimulai ketika bagian perencanaan dan pengendalian
mengirimkan sebuah salinan dari perintah kerja asli ke bagian akuntansi biaya. staf
administrasinya kemuadian menyimpannya dalam file barand dalam proses ( work-in-process-
WIP ). File ini bertindak sebagai buku pembantu bagi akun pengendali barang dalam proses di
buku besar.

2.3.3 Pengendalian dalam Lingkup Tradisional


Golongan Pengendalian Titik Pengendalian dalam sistem
1. Otorisasi Transaksi Perintah kerja, Lembar perpindahan, dan Permintaan
bahan baku.
2. Pemisahan tugas 1) Pengendalian persediaan terpisah dari bagian
penyimpanan persedian RM dan FG.
2) Bagian akuntansi biaya terpisah dari tempat kerja.
3) GL terpisah dari akuntansi lainnya.
3. Supervisi Supervisor mengawasi penggunaan bahan baku dan
pencatatan jam kerja.
4. Akses Membatasi akses fisik ke barang jadi, persediaaan bahan
baku, dan proses produksi, menggunakan prosedur formal
untuk mengeluarkan bahan baku bagi produksi.
5. Pencatatan Akuntansi File perintah, lembar biaya, lembar perpindahan,
pekerjaan, permintaan bahan baku, record WIP,
dan file persediaan barang jadi.

8
6. Verifikasi Independen Fungsi akuntansi biaya merekonsiliasi semua biaya
produksi. Bagian buku besar merekonsiliasi seluruh
sistem.

2.4 Lingkungan Manufaktur Kelas Dunia


Pada pertengahan tahun 1950-an, amerika serikat adalah pemimpin dalam manufaktur di
antara berbagai Negara industry lainnya. Proses produksi missal,yang disempurnakan pada awal
abad ini,memberikan skala ekonomi sehingga indutri di AS memiliki keunggulan kompetitif
yang berbeda.Permintaan atas berbagai produk ini pada saat itu stabil,hingga menghasilkan lebih
bnyak waktu untuk pemulihan biaya. Dalam hal ini adalah pasar bagi penjual.
             Sejak pertengahan tahun 1970-an,berbagai factor yang menetukan keunggulan kom-
petitif telah bergeser dari penekanan pada biaya saja ke penekanan pada kepuasan
pelanggan,keanekaragaman produk, dan kemampuan untuk merespon secara cepat perubahan
permintaan pelanggan.

2.4.1 Fleksibilitas Produksi


Para pelanggan modern menginginkan produk berkualitas, mereka menginginkannya
dengan segera, dan ingin ada berbagai pilihan. Profil permintaan ini membebankan konflik dasar
bagi produsen tradisional,yang orientasi pada lingkungan terstruktur dan tidak fleksibelnya,
menghambat sehingga tidak efektif dalam lingkungan ini. Sebaliknya, para pesaing kelas dunia
memenuhi berbagai tantangan konsumerisme modern melalui system produksi fleksibel.
            Mencapai fleksibilitas produksi menggabungkan empat karakteristik :
1. Reorganisasi fisik pabrik
2. Otomatisasi proses produksi
3. Pengurangani persediaan
4. Kualitas produk yang tinggi

2.4.2 Reorganisasi Fisik Fasilitas Produksi


Ketidakefisienan yang inhern dalam tata letak pabrik tradisional menambah biaya
penanganan,waktu konversi, dan bahkan persediaan dalam proses produksi. Selain itu, karena
aktivitas produksi biasanya diatur disepanjang garis fungsional,terdapat tendensi adanya
kecurigaan antarkaryawan. Mentalitas “ kita vs mereka” ini berlawanan dengan sikap sebagai tim
dan menciptakanketidakseimbangan dalam proses.

9
2.4.3 Otomatisasi Proses Produksi
            Otomatisasi adalah inti dari lingkungan produksi yang berfungsi dengan baik. Melalui
penggantian tenaga kerja dengan otomatisasi, perusahaan dapat menjadi lebih efisien dank arena
menjadi kompetitif. Otomatisasi juga dapat berkontribusi secara langsung pada karakteristik
operasi lainnya yaitu pengurangan persediaan dan peningkatan kualitas.

Produksi Tradisional
            Lingkungan produksi terdiri atas berbagai jenis mesin, yang masing-masing dikendalikan
oleh seseorang operator. Karena mesin – mesin ini membutuhkan banyak waktu penyetelan,
biaya penyetelan harus disebarkan dalam operasi produksi berjumlah besar.

Teknologi yang Berdiri Sendiri


            Teknologi yang berdiri sendiri menggambarkan lingkungan dengan keberadaan
otomatisasi dalam bentuk yang terpisah – pisah dan yang berdiri sendiri dalam lingkungan
tradisional. Teknologi yang berdiri sendiri ini menggunakan mesin yang dikendalikan numeric
computer yang dapat melakukan beberapa operasi dengan keterlibatan manusia yang lebih
sedikit. Misalnya mesin CNC , manfaat yang penting dari teknologi CNC ini adalah sedikitnya
waktu (dana biaya) penyetelan yang dibutuhkan untuk berubah dari satu operasi ke operasi
lainnya.

Penyederhanaan Proses
            Penyederhanaan proses berfokus pada pengurangan kompleksitas tata letak fisik produksi
dilantai pabrik.berbagai jenis mesin CNC akan diatur dalam sel (cell) untuk menghasilkan
sebuah bagian lengkap dari awal hingga akhir di satu lokasi. Tidak seperti mesin CNC biasa,
tidak ada keterlibatan manusia dalam sel. Tata letak fisik yang lebih rumit dalam sebuah sel
mengurangi jarak yang harus ditempuh sebuah bagian dalam proses produksi. Hal ini pada
akhirnya menghemat waktu produksi dan secara signifikan mengurangi persediaan dalam transit.

Produksi yang Diintegrasikan dengan Komputer

10
            Produksi yang diintegrasikan dengan komputer adalah lingkungan yang terotomatisasi
penuh. Pabrik CIM diatur menjadi dua sel teknologi yang tidak menggunakan tenaga kerja
manusia dalam proses produksi.
            System penyimpanan dan penarikan otomatis. Banyak perusahaan dapat mening-katkan
produktivitas dan profitabilitasnya dengan mengganti forklift beserta operator manusianya
dengan system penyimpanan penarikan otomatis. Manfaat operational dari teknologi ini jika
dibandingkan dengan system manual meliputi penurunan kesalahan, perbaikan pengen-dalian
persediaan, dan biaya penyimpanan yang lebih rendah.
            Robotika. Robotika melibatkan penggunaan robot, mesin CNC khusus yang digunakan
dalam lingkungan berbahaya atau untuk melakukan berbagai pekerjaan berbahaya dan menonton
yang cenderung dapat menyebabkan kecelakaan.

Desain Berbantuan Komputer


Desain produk telah mengalami perubahan cepat melalui teknologi CAD. Teknologi
tersebut awalnya digunakan dalam industry pesawat terbang pada awal tahun 1960-an, tetapi
sejak itu telah digunakan dalam setiap jenis industry. Teknologi CAD telah diperluas untuk
mendesain dan mengevaluasi proses produksi bagi produk baru. Hal ini menghasilkan spesfikasi
tahapan dan prosedur terperinci untuk personel tempat kerja. System CAD yang canggih dapat
mendesain produk dan proses secara simultan. Jadi, dengan dibantu CAD , pihak manajemen
dapat mengevaluasi kelayakan teknis produk dan menentukan “dapat tidaknya suatu produk
diproduksi”.
            Teknologi CAD telah sangat banyak mempersingkat waktu antara desain awal dengan
akhir. Hal ini memungkinkan perusahaan menyesuaikan produksinya secara cepat dengan per-
bahan dalam permintaan pasar.

Produksi Berbantuan Komputer


Produksi berbantuan computer berfokus pada pabrik dan penggunaan computer untuk
mengen-dalikan proses produksi secara fisik. Tujuan mesin awal dari otomatisasi adalah
peningkatan  produktivitas tenaga kerja. Kini, CAM memberikan presisi, kecepatan, dan
pengendalian yang lebih baik daripada proses produksi oleh manusia. Tujuan dibalik CAM
adalah untuk menggan-tikan tenaga kerja melalui otomatisasi.

11
MRP II, EDI, dan ERP
            Perencanaan sumber daya produksi (MRP II) adalah perluasan dari konsep sederhana
yang masih digunakan dan disebut sebagai system perencanaan permintaan bahan baku.
Pendekatan ini didesain untuk meminimalkan biaya pengudangan persediaan dalam industry
produksi missal.
            System MRP II akan menghasilkan daftar kebutuhan bahan baku untuk produk terkait,
menyesuaikan produksi dari produk tersebut dalam jadwal produksi induk, membuat perkiraan
kasar perencanaan kapasitas berdasarkan ketersediaan mesin dan tenaga kerja , dan lebih banyak
lagi.
            Produsen kelas dunia bias mewujudkan sejumlah manfaat dari system MRP II yang
sangat terintegrasi, dalam hal – hal berikut ini :
 Perbaikan layanan pelanggan
 Pengurangan investasi pada persediaan
 Peningkatan produktivitas
 Perbaikan arus kas
 Bantuan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang
 Bantuan dalam megelola perubahan
 Fleksibilitas dalam proses produksi
ERP dapat menghitung kebutuhan sumberdaya, pembuatan jadwal, mengelola perubahan
konfigurasi produk, memungkinkan perubahan terencana di masa mendatang dalam hal produk,
dan memonitor produksi dipabrik.perusahaan kelas dunia akan memiliki system ERP yang dapat
berkomunikasi secara eksternal dengan para pelanggan dan pemasoknya melalui pertukaran data
elektronik ( EDI ).

2.4.4 Pengurangan Persediaan


            Simbol dari perusahaan kelas dunia adalah keberhasilannya dalam mengurangi perse-
diaan. Perusahaan semacam ini sering kali memiliki perputaran persediaan tahunan 100 kali per
tahun. Jika perusahaan lainnya menyimpan persediaan untuk beberapa minggu bahkan untuk
beberapa bulan, perusahaan kelas dunia hanya memiliki persediaan beberapa hari kadang hanya
untuk beberapa jam.

12
Sisi Buruk Persediaan
            Terdapat tiga alasan penting mengapa perusahaan lebih baik mengurangi persediaannya.
1) Persediaan membutuhkan biaya
2) Persediaan menyamarkan masalah produksi
3) Kemauan untuk menyimpan persediaan dapat menimbulkan kelebihan produksi.

Bagaimana Perusahaan Dapat Mengurangi Persediaan ?


            Perusahaan yang telah berhasil mengurangi persediaan mengadopsi model produksi just-
in-time (JIT). Akan tetapi, JIT lebih dari sekedar teknik pengurangan persediaan. JIT adalah
filosofi yang menyerang berbagai masalah produksi yang sebelumnya dijelaskan, melalui penye-
derhanaan proses serta pengurangan persediaan. Konsep JIT sangat tergantung pada berbagai
asumsi berikut .
 Tingkat cacat nol
 Waktu penyetelan nol
 Ukuran lot kecil
 Persediaan nol
 Waktu tunggu nol dan pemasok yang andal
 Sikap tim

2.4.5 Kualitas Produk


            Terdapat dua alasan dasar mengapa kualitas penting bagi produsen kelas dunia. Pertama,
kualitas yang buruksangat mahal untuk perusahaan. Kedua, kualitas adalah dasar persaingan
produsen kelas dunia.

Bagaimana Perusahaan Dapat Meningkatkan Kualitas?


            Salah satu cara perusahaan dapat meningkatkan kualitas adalah dengan menempatkan
titik pengendalian disepanjang proses produksi untuk mengidentifikasi operasi yang “tidak
terkendali” ketika operasi tersebu terjadi.melalui deteksi masalah secara dini,perusahaan dapat
mengelola dengan lebih baik situasi tersebut. Alternatifnya adalah prosedur pengendalian

13
kualitas akhir proses yang tradisional. Pengendalian proses secara sistematik adalah metode
untuk mngendalikan system produksi otomatis.

2.4.5 Implikasi Untuk Akuntansi Dan Sistem Informasi Akuntansi

Pembahasan ini berkaitan dengan dua area reformasi : 1. Perubahan dalam teknik
akuntansi, dan 2. Perubahan dalam pelaporan informasi.

2.5.1 Perubahan Dalam Teknik Akuntansi

Apa yang Salah Dalam Informasi Akuntansi Tradisional?


Berikut ini adalah berbagai kelemahan sistem akuntansi tradisional yang paling banyak
disebutkan.
1. Alokasi biaya yang tidak akurat
Sistem akuntansi tradisional tidak secara akurat menelusuri biaya ke produk dan
proses. Salah satu konsekuensi dari teknologi baru adalah restrukturisasi pola biaya
produksi. Agar alokasi biaya benar dan tepat maka harus ada hubungan langsung antara
tenaga kerja dengan teknologi.
2. Ketertinggalan waktu
Data akuntansi tradisional untuk pelaporan manajemen pada dasarnya adalah data
historis. Jadi, data tertinggal di belakang aktivitas produksi yang sesungguhnya dengan
asumsi bahwa pengendalian dapat diaplikasikan setelah kejadian untuk memperbaiki
masalah.
3. Orientasi keuangan
Orientasi informasi akuntansi tradisional tidak secara memadai mengidentifikasi
produk atau proses yang tidak benar. Data akuntansi menggunakan nilai uang sebagai
unit standar pengukuran dalam perbandingan antarberbagai bagian yang dievaluasi.
4. Penekanan pada biaya standar
Akuntansi yang konvensional menekankan pada biaya standard an analisis varian.
Tujuan yang mendasari konvensi ini tidak lagi relevan dalam lingkungan manufaktur
yang baru.

14
Bagaimana Cara Mengatasi Masalah-Masalah Ini?
            Banyak perusahaan kelas dunia yang telah menanamkan solusi atas berbagai masalah ini
melalui perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Pemecahan dalam hal ini yaitu dengan
menggunakan Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC): ABC mencoba untuk menelusuri
biaya ke berbagai aktivitas yang menimbulkannya, dan secara berurutan hanya mengalokasikan
biaya-biaya tersebut ke produk atau departemen. Dasar yang digunakan untuk mengalokasikan
biaya overhead pabrik adalah penggerak biaya.Apakah penggerak biaya itu ?Apapun yang
memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya.
manfaat dari sistem ABC yakni :
1) Keputusan yang lebih baik
2) Peningkatan pengelolaan biaya
Data biaya yang lebih akurat menghasilkan bauran produk serta keputusan penetapan
harga yang lebih baik. Data biaya yang lebih terinci  dapat meningkatkan kemampuan
manajemen untuk mengendalikan serta mengelola total biaya.

2.5.2 Perubahan Dalam Pelaporan Informasi

Manajemen Aktivitas
Dalam beberapa perusahaan, mengelola berbagai aktivitas bisnis hanyalah pekerjaan
rutin. Tidak demikian halnya dalam perusahaan kelas dunia. Manajemen aktivitas harus
merupakan usaha tanpa henti dan berkelanjutan untuk perbaikan para manajer harus memahami
aktivitas mana yang seharusnya dilakukan dan bagaimana cara terbaik untuk melakukannya.
Terdapat dua tujuan dasar yang mengarahkan para manajer dalam tantangan ini:
1. Para manajer harus menggunakan berbagai sumber daya ke aktivitas yang menghasilkan
manfaat maksimal
2. Para manajer harus mencari cara untuk memperbaiki berbagai faktor yang paling penting
bagi para pelanggannya.

Mengevaluasi Aktivitas Produksi

15
Kebutuhan informasi mengenai informasi telah mengarahkan pada perkembangan
generasi kedua ABC. Dimensi yang vertical adalah model pembebanan biaya.dimensi ini
menunjukkan dahulu alokasi biaya ke aktivitas baru ke objek biaya. Dimensi horizontal adalah
model proses. Dimensi ini mencerminkan kebutuhan perusahaan akan kategori informasi baru
mengenai penyebab timbulnya aktivitas dan pengukuran kinerja untuk berbagai aktivitas
tersebut.
Model proses ABC dapat memberikan informasi penting mengenai penggerak biaya dan
ukuran kinerja untuk membantu para manajer menjawab berbagai pertanyaan seperti:
1. Aktivitas mana yang membutuhkan paling banyak sumber daya?
2. Jenis sumber daya apa yang dibutuhkan?
3. Dimana biaya dapat dikurangi?

Informasi yang dihasilkan oleh model proses terutama nonkeuangan dan juga meliputi
berbagai domain di luar informasi akuntan Tradisional.

Mengidentifikasi Aktivitas yang Tidak Penting


Aktivitas yang penting menambah nilai dalam salah satu atau dua cara. Pertama, aktivitas
tersebut memiliki nilai bagi pelanggan. Kedua, aktivitas menambah nilai bagi perusahaan.

16
Aktivitas tidak penting tidak menambah nilai dan seharusnya ditiadakan. Contohnya dalam
lingkungan produksi tingkat cacat nol, aktivitas pengendalian kualitas tradisional pada akhir
proses menjadi tidak penting.

Mengidentifikasi Penggerak Biaya


Penggerak biaya (Cost Driver) adalah penyebab timbulnya biaya. Para manjer tidak
dapat mengelola aktivitas yang tidak penting kecuali mereka memahami tekanan penggeraknya.
Contohnya jika perpindahan barang dalam proses dari suatu operasi ke lainnya tidak menambah
nilai, maka harus ditiadakan. Cara melakukannya pertama tama Identifikasi terlebih dahulu
penggerak biaya untuk aktivitas ini. Dalam situasi ini jarak fisik antaroperasi adalah
penggeraknya. Dengan mengatur ulang kebutuhan untuk menempatkan aktivitas ini dalam urutan
fisik, perusahaan menyingkirkan penggerak biaya (jarak) dan aktivitas yang tidak penting
(memindahkan produk).

Membandigkan Aktivitas dengan Baku Mutu


Dalam menilai tambahan nilai aktivitas, para manajer sering kali membandingkan
berbagai aktivitas utama dengan aktivitas yang sama di perusahaan tersebut atau di perusahaan
lain. Hal ini disebut sebagai penentuan baku mutu (benchmarking).

Membuat Hubungan antara Aktivitas Utama


Koordinasi yang efektif membutuhkan informasi yang menghubungkan
pengambilan keputusan dan ukuran kinerja dengan faktor kunci keberhasilan (critical
success factors – CSF) perusahaan. CSF adalah bagian-bagian yang begitu penting hingga
kegagalan dalam memenuhi salah satu di antaranya akan menyebabkan perusahaan gagal.
Walaupun CSF dapat berbeda antarperusahaan, berbagai kategori umum berikut ini berlaku
di kebanyakan perusahaan:
1. Kualitas Produk. Produk perusahaan harus memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
2. Kualitas Proses. Perusahaan harus meminimalkan jumlah proses yang berbeda yang
dapat menghasilkan sampah atau pengerjaan ulang produknya.

17
3. Layanan Pelanggan. Perusahaan harus dapat secara memadai memenuhi permintaan
pelanggan atas produk jadi.
4. Manajemen Sumber Daya. Perusahaan harus mengoptimalkan penggunaan bahan
baku, tenaga kerja, dan aktiva tetap dalam memproduksi berbagai produknya.
5. Fleksibilitas. Perusahaan harus responsive dan dapat beradaptasi dengan berbagai
perubahan di lingkungannya.

Tidak ada seorang pun yang dapat memengaruhi CSF. Perbaikan CSF berasal dari
tindakan terkoordinasi di tiap titik keputusan. Untuk memperbaiki CSF ini, tiap manajer harus
mengendalikan ukuran kinerjanyan dan mengetahui pengaruh yang dimilikinya atas tingkat
selanjutnya dalam perusahaan.

2.6 Sistem Informasi Kelas Dunia

Kunci dari sistem informasi kelas dunia adalah integrasi semua komponen fungsi dan
teknologi sistem. Integrasi adalah perekat yang mengikat berbagai sistem bersama dan meliputi
aplikasi akuntansi dasar, perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, perencanaan kebutuhan bahan
baku, jadwal produksi induk, perkiraan,  entri pesanan, CAD,CAM, dan saluran komunikasi
EDI.

2.6.1 Karakteristik Sistem Informasi Tradisional


Teknologi informasi yang digunakan oleh produsen tradisional biasanya akan terdiri atas
sebuah mainframe yang menangani berbagai fungsi utama akuntansi, seperti pemrosesan
pesanan penjualan, pemrosesan pembelian, dan penggajian. Berbagai aplikasi akuntansi dasar ini
dapat atau tidak dapat diintegrasikan. Aplikasi mainframe terutama akan berorientasi pada batch.

2.6.2 SAP: Contoh Sistem Informasi Kelas Dunia


SAP AG adalah perusahaab jerman yang didirikan pada tahun1972 di Waldorf, jerman
oleh beberapa karyawan IBM. Tujuan pembukaan usaha mereka adalah untuk menciptakan paket
bisnis terintegrasi yang dapat melayani perusahaan besar dalam industri manufaktur.

18
2.6.3 Isu Pengendalian Dalam WCIS
Tingginya tingkat otomatisasi WCIS menciptakan sejumlah isi pengendalian khusus yang
menjadi perhatian para akuntan. Tujuannya untukmengarahkan perhatian pada berbagai potensi
risiko yang harus ditangani oleh pihak manajemen dan akuntan.

Lingkungan Tanpa Kertas     


Lingkungan tanpa kertas tersebut memiliki dampak signifikan atas sistem pengendalian
internal perusahaan. Hasilnya adalah bukti pengendalian akan dapat ditemukan dalam format
yang dapat dibaca oleh mesin yang dapat berada di lokasi yang tidak menembus berbagai batasan
organisasional tradisional.

Transaksi Otomatis
Penggunaan EDI secara ekstensif untuk pemrosesan transaksi meniadakan dokumen
sumber tradisional yang memiliki tanda tangan dan yang memberi bukti otorisasi transaksi.
Pihak manajemen dan para akuntan mencari berbagai kepastian berikut ini dalam kaitannya
dengan kinerja sistem:
 Sistem memasukkan pesanan hanya ketika persediaan dibutuhkan.
 Pesanan persediaan dimasukkan hanya untuk pemasok yang disetujui.
 Jumlah barang yang  dipesan benar sesuai kebutuhan perusahaan.
   Prosedur yang diprogram secara tepat mencocokkan dokumen pengendali elektroniknya.

Pertimbangan Pembentukan Jaringan


WCIS akan didesain di sekitar rangkaian local area network, minikomputer, dan/atau
mainframe, tergantung pada kebutuhan produsennya. Arsitekrur jaringan dapat melibatkan
distribusi basis data atau tanggung jawab pemrosesan transaksi di antara berbagai pengguna di
beberapa lokasi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

19
Siklus konvensi, tempat perusahaan mengubah sumber daya input(bahan baku,
tenaga kerja, dan modal) ke dalam berbagai produk dan jasa yang dapat
dipasarkan. Tujuan utamanya adalah menekankan pada lingkungan produksi yang
berubah dalam dunia bisnis kontemporer dn untuk menunjukkan bagaimana hal tersebut
membutuhkan pergeseran dan berbagai bentuk tradisional perusahaandan aktivitasnya ke
cara menjalankan bisnis yang “berkelas dunia”. Dalam kaitannya dunia telah mengadopsi
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, yang memberikn alokasi biaya ke produk secara
lebih tepat dan akurat.
Perusahaan kelas dunia (world-class company) adalah peusahaan yang telah
mencapai standar tinggi dan yang telah mengalami berbagai perubahan fundamental dari
bentuk serta manajemen perusahaan tradisional. Jenis perusahaan semacam ini secara
terus menerus akan mengajar peningkatan dalam segala aspek operasinya, termasuk
dalam prosedur manufakturnya.
Siklus konversi trasional terdiri atas dua subsistem yaitu sistem produksi dan
sistem akuntansi biaya. Sistem produksi (production system) melibatkan perencanaan,
penjadwalan, dan pengendalian produk fisik di sepanjang produksi. Sistem akuntansi
biaya (cost accounting system) memonitor arus informasi biaya yang berkaitan dengan
produksi
Kunci dari sistem informasi kelas dunia adalah integrasi semua komponen fungsi
dan teknologi sistem. Integrasi adalah perekat yang mengikat berbagai sistem bersama
dan meliputi aplikasi akuntansi dasar, perhitungan biaya berdasarkan aktivitas,
perencanaan kebutuhan bahan baku, jadwal produksi induk, perkiraan,  entri pesanan,
CAD,CAM, dan saluran komunikasi EDI.

DAFTAR PUSTAKA

20
1. Hall, James.2009.Accounting Information System Edisi 4.Jakarta Selatan: Salemba
Empat.
2. https://www.academia.edu/9453317/Siklus_konversi
3. https://www.academia.edu/11097462/RMK_Siklus_Konversi_Chapter_7_Hall_
4. https://www.scribd.com/doc/253158537/Sistem-Informasi-Akuntansi-Siklus-Konversi

21

Anda mungkin juga menyukai